PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SINEKTIK DENGAN TEKNIK ANALOGI LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN PERILAKU KREATIF SISWA MELALUI PEMBELAJARAN IPS :Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung.

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SINEKTIK
DENGAN TEKNIK ANALOGI LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN
MENGEMBANGKAN PERILAKU KREATIF SISWA MELALUI
PEMBELAJARAN IPS
(Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan IPS

Disusun Oleh :
LENI MARYANI
NIM: 1103757

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen

Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SINEKTIK
DENGAN TEKNIK ANALOGI LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN
MENGEMBANGKAN PERILAKU KREATIF SISWA MELALUI
PEMBELAJARAN IPS
(Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

Oleh
Leni Maryani
S. Pd., M.Pd. UPI Bandung, 2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia

© Leni Maryani 2013
Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen
Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PERSETUJUAN

Tesis ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd
NIP. 195704081984031003


Pembimbing II,

Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd
NIP. 195907141986011003

Mengetahui:
Ketua Program Studi Pendidikan IPS

Prof. Dr. H. Bunyamin Maftuh, M.Pd., MA
NIP. 196207021986011002

Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen
Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN


Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Pengaruh Penerapan
Metode Pembelajaran Sinektik dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilaku Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran
IPS (Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)” ini dan
seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu
yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap
menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau
diklaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Agustus 2013
Yang membuat pernyataan,

Leni Maryani
NIM. 1103757

Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen

Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik dengan Teknik Analogi
Langsung Terhadap Kemampuan Mengembangkan Perilaku kreatif Siswa
Melalui Pembelajaran IPS
(Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)

ABSTRAK
Penelitian ini didasarkan pada kebutuhan akan pentingnya
mengembangkan perilaku kreatif dalam pendidikan untuk mempersiapkan
persaingan yang semakin ketat. Namun yang terjadi saat ini, perilaku kreatif
kurang mendapat perhatian. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan penelitian
dengan menggunakan metode pembelajaran sinektik untuk meningkatkan
kemampuan perilaku kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh penggunaan metode sinektik dalam meningkatkan kemampuan
mengembangkan perilaku kreatif siswa melalui pembelajaran IPS. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen dengan desain One
Group Pre-test Post-test. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa
kelas VII-9 SMP Negeri 1 Bandung. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode

sinektik dapat meningkatkan kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa.
Ini terbukti dari peningkatan perilaku kreatif siswa pada kelas VII-9 yang dilihat
dari rata-rata skor pre-test sebesar 61,37 dan meningkat pada post-test sebesar
74,80 serta rata-rata skor gain yang diperoleh yaitu sebesar 0,34. Kesimpulan dari
penelitian ini bahwa pembelajaran dengan metode sinektik terbukti efektif dapat
meningkatkan kreativitas siswa yang ditunjukan oleh adanya peningkatan
kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa SMP kelas VII-9 melalui
mata pelajaran IPS. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan berkenaan
dengan pengambilan sampel, waktu, skala penilaian tes uraian, serta faktor
penunjang lainnya. Sangat diharapkan adanya penelitian lanjutan mengenai
pengaruh penerapan metode sinektik tersebut agar dapat diimplementasikan
secara optimal dalam mencapai tujuan pembelajaran.
.

Kata kunci : metode pembelajaran sinektik, perilaku kreatif

Vii
Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen

Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Effect of Application Synectic Learning Method with Direct Analogies on
The Ability to Develop Creative Behavior Through Social Studies Teaching
and Learning
(Pre Experiments on Seventh Grade Students of SMP Negeri 1 Bandung)

ABSTRACT
This research based on the needs of the importance of developing creative
behavior in education to prepare for increasing competition. But what happened
this time, creative behavior have received less attention. To overcome this,
research conducted using synectic learning methods to improve the ability of
creative behavior. This study aims to determine whether there is effect of using
synectic method on the improvement of students ability to develop creative
behavior through learning social studies. The method used in this study is a
method of pre-experimental design with One Group Pre-test Post-test. As for the
research subjects were students of students grade VII-9 of SMP Negeri 1
Bandung. The results showed that the synectic method can improve students
ability to develop creative behavior. The increase in students creative behavior in

students grade VII-9 as seen from the average pre-test score of 61.37 and
increases the post-test was 74.80, and the average score gain of 0.34 is obtained.
The conclusion of this study is that synectic learning method effectively improve
and the students creativity shown by an increase in the ability to develop creative
behavior of junior high school of students grade VII-9 through social studies. This
study has several limitations related to sampling, time, scale assessment test
descriptions, as well as other contributing factors. It is desirable further research
on the effect of the implementation of the method which can be implemented
synectic optimally in achieving the learning objectives.

Keywords: synectic teaching methods, creative behavior

Vii
Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen
Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL .....................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................
LEMBAR PERNYATAAN ..........................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................................
UCAPAN TERIMA KASIH .........................................................................
ABSTRAK ....................................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

i
ii
iii
iv
v
vii
ix
xi

xii
xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
A. Latar Belakang Penelitian ....................................................................
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ...................................................
C. Tujuan Penelitian .................................................................................
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................

1
1
9
10
10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................
A. Landasan Teori ...................................................................................
1. Pembelajaran IPS .............................................................................
a. Pengertian Pembelajaran IPS ....................................................
b. Tujuan Pembelajaran IPS .........................................................

c. Pentingnya Pendidikan IPS ......................................................
d. Jati Diri Pendidikan IPS ...........................................................
e. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di SMP ..............................
2. Metode Pembelajaran Sinektik .......................................................
a. Pengertian Metode Pembelajaran Sinektik ..............................
b. Gagasan Metode Sinektik ........................................................
c. Aktivitas Metaforisa dan Jenis Analogi ...................................
d. Strategi Pengajaran Metode Sinektik .......................................
e. Manfaat Metode Pembelajaran Sinektik ..................................
f. Peran/Tugas Guru ....................................................................
3. Pengembangan Perilaku Kreatif .....................................................
a. Perilaku Kretif...........................................................................
b. Empat P dalam Mendorong Perilaku Kreatif ...........................
c. Asumsi Kreativitas ....................................................................
d. Pengukuran Kreativitas ............................................................
B. Penelitian Terdahulu .............................................................................
C. Kerangka Berpikir ................................................................................
D. Hipotesis Penelitian ..............................................................................

12
12
12
12
14
16
16
17
18
18
20
21
24
27
29
29
30
36
42
43
44
46
50

ix
Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen
Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................
A. Lokasi dan Sampel Penelitian .............................................................
B. Metode dan Desain Penelitian ............................................................
C. Variabel dan Definisi Operasional .....................................................
D. Prosedur Penelitian ..............................................................................
E. Alur Pelaksanaan Penelitian ................................................................
F. Analisis Instrumen .............................................................................
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data.................................................

51
51
52
53
56
57
58
60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . .............................
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian . .................................................
B. Hasil Penelitian ...................................................................................
1. Hasil Pre-test, Post-test, dan Perbedaannya (Gain) ......................
2. Uji Normalitas dan Homogenitas Data .........................................
3. Pengujian Hipotesis ......................................................................
4. Hasil Observasi Siswa dan Guru dalam Implementasi
Metode Sinektik.............................................................................
5. Kendala-kendala Implementasi Pembelajaran dengan
Metode Sinektik.............................................................................
C. Pembahasan ........................................................................................
1. Analisis Kemampuan Mengembangkan Perilaku Kreatif Siswa
Sebelum dan Sesudah Diberi Perlakuan dengan Metode
Sinektik .........................................................................................
2. Analisis Peningkatan Kemampuan Mengembangkan Perilaku
Kreatif Siswa .................................................................................
3. Analisis Pengaruh Metode Sinektik dalam Menghasilkan
Produk Kreatif ...............................................................................
4. Kelemahan Penelitian ...................................................................

62
62
63
63
65
66

93
94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................
A. Kesimpulan ........................................................................................
B. Saran ..................................................................................................

96
96
97

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................

99
103

68
87
88

88
90

ix
Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen
Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Salah satu tujuan yang hendak dicapai dari proses pembelajaran adalah
terbentuknya lulusan pendidikan yang tidak hanya memiliki ijazah saja, tetapi lebih
dari itu siswa memiliki kemampuan dalam memecahkan persoalan yang terjadi baik
persoalan pada dirinya sendiri, maupun persoalan pada masyarakatnya. Hasil
pengamatan peneliti sebelum kegiatan penelitian dilakukan, mengenai proses belajar
mengajar yang dilakukan di kelas menunjukan bahwa pembelajaran di sekolah masih
belum dapat mengembangkan perilaku kreatif siswa secara maksimal, khususnya
perilaku kreatif dalam memecahkan permasalahan hidup sehari-hari yang
dihadapinya. Kemampuan memecahkan permasalahan merupakan sesuatu yang
sangat penting. Kemampuan tersebut bisa dimiliki jika lulusan pendidikan memiliki
kualitas kreativitas yang tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Treffinger
(Semiawan dan Munandar, 1984:37) bahwa dengan belajar secara kreatif siswa dapat
menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah-masalah yang
tidak diramalkan sebelumnya.
Kebutuhan akan pengembangan perilaku kreatif merupakan bagian penting
dalam pendidikan. Gardner (Beetlestone, 2011:28) memandang kreativitas sebagai
salah satu dari multiple intelejensi yang meliputi berbagai macam fungsi otak. Guru
yang kurang memberikan kebebasan kepada siswa untuk berpikir dan berperilaku
kreatif dalam memecahkan masalah dapat menghambat pengembangan kreativitas
siswa. Bertambahnya pengangguran terdidik merupakan salah satu akibat dari cara
guru yang tidak melatih berpikir dan berperilaku kreatif pada saat mereka berada di
bangku sekolah sehingga pada akhirnya mereka hanya menunggu kesempatan kerja
itu datang menghampirinya. Hal ini dibuktikan dengan jumlah angka pengangguran
1
Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

di Indonesia yang mencapai sembilan juta orang yang diantaranya 41,81 % adalah
pengangguran terdidik. Jumlah pengangguran terdidik terbanyak adalah lulusan
perguruan tinggi yaitu sebesar 12,78%, lulusan SMA sebesar 11,9%, lulusan SMK
11,87%, lulusan SMP 7,45% dan SD 3,81% (Republika.Co.Id, 12/09/2012). Dari data
pengangguran ini hendaknya pendidikan bisa diarahkan untuk lebih membekali
peserta didiknya dengan berbagai keterampilan dan kemampuan untuk berpikir dan
bertindak kreatif dalam rangka menjawab segala tantangan hidup yang dihadapi. Hal
ini sejalan dengan tujuan IPS yang dikemukakan oleh Maryani (2011:2) bahwa
melalui pembelajaran IPS peserta didik diharapkan mampu berpikir kritis, kreatif, dan
inovatif. Pendidikan harus mampu menunjukan bagaimana energi dan kemampuan
kreatif secara terus menerus mengembangkan konteks, konten dan kualitas hidup
peserta didiknya. Oleh karena itu, perilaku kreatif perlu dipupuk dan dikembangkan
sejak dini.
Mata pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di setiap
tingkatan pendidikan termasuk bagi siswa SMP/MTs. Maryani (2011:2) menyatakan
bahwa:
“Melalui pembelajaran IPS peserta didik diharapkan mampu berpikir kritis,
kreatif, dan inovatif. Sikap dan perilaku menunjukan disiplin dan
tanggungjawab selaku individual, warga masyarakat, warga negara, dan warga
dunia. Mampu berkomunikasi, bekerjasama, memiliki sikap toleran, empati
dan berwawasan multikultur dengan tetap berbasis keunggulan lokal.
Memiliki keterampilan holistik, integratif dan transdisipliner dalam
memecahkan masalah-masalah sosial. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala
program-program pembelajaran IPS di sekolah diorganisasikan dan
dibelajarkan dengan penuh makna (meaningful learning)”.
Idealnya pembelajaran IPS di sekolah dapat menumbuhkembangkan
kemampuan berpikir dan berperilaku kreatif siswa dalam memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari mereka, tidak hanya sekedar mampu menjawab soal-soal dalam
ujian. Hal tersebut sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tertuang dalam

Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 BAB II Pasal 3 yang menyatakan
bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab. Oleh karena itu, pengembangan perilaku kreatif
siswa sejak usia dini sangat diperlukan karena pada era persaingan ini kesejahteraan
dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ideide baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru. Kreativitas merupakan hal
yang penting dan menjadi salah satu ciri manusia yang berkualitas. Supardan
(2000:38) menyatakan bahwa dengan kreativitaslah seseorang dapat meningkatkan
kualitas hidupnya. Munandar (2009:31) mengemukakan beberapa alasan mengapa
kreativitas perlu di pupuk sejak dini, diantaranya:
1. Dengan berkreasi individu dapat mengaktualisasikan diri maka kreativitas
merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya.
2. Kreativitas atau berpikir kreatif memungkinkan individu untuk melihat berbagai
kemungkinan jawaban atas penyelesaian masalah (hal ini belum mendapat
perhatian dalam dunia pendidikan).
3. Proses kreatif memberi kepuasan kepada individu dan bermanfaat bagi
lingkungan.
4. Proses kreatif memungkinkan individu meningkatkan kualitas hidupnya.
Pemikiran serupa mengenai perlunya kreativitas dipupuk sejak dini, juga
dikemukakan oleh Gallagher (Supardan, 2000:40), antara lain:
1. Creative learning is important because it help student’s be more effective when we
aren’t around.
2. Creative learning is important because it creates possibilities for solving future
problems that we can’t even anticipate.

Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

3. Creative learning is important because it may lead to powerful consequences in
our lives.
4. Creative learning can produce great statisfaction and joy.
Tentunya banyak pendapat lain dari para ahli yang mengemukakan tentang
pentingnya kreativitas seperti pendapatnya Arnold Toynbee (Supardan, 2000:40)
yang menyatakan:
“To give a fair chance to potential creativity is matter of life and death for
any society. This is all important, because the outstanding creative ability of a
fairly small percentage of the population is mankind’s ultimate capital asset”
Dikatakan bahwa kreativitas merupakan modal utama bagi manusia dalam
hidup bermasyarakat. Selain itu, pada era kemajuan IPTEK sekarang ini, produkproduk berteknologi tinggi menjadi alat bantu yang dapat mempermudah kegiatan
manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Produk tersebut tentunya diciptakan oleh
manusia yang memiliki kreativitas tinggi. Manusia yang memiliki kreativitas
tinggilah yang mampu bertahan di dalam era sekarang ini. Dapat disimpulkan bahwa
kreativitas selain berfungsi sebagai kebutuhan dalam mengaktualisasikan diri juga
sebagai kemampuan untuk bersaing dalam mempertahankan hidup.
Guilford dengan pidatonya yang terkenal di tahun 1950, memberikan
perhatian terhadap masalah kreativitas dalam pendidikan dan menyatakan bahwa
pengembangan kreativitas diterlantarkan dalam pendidikan formal, padahal hal itu
sangat bermakna bagi pengembangan potensi anak secara utuh dan bagi kemajuan
ilmu pengetahuan dan seni budaya. Sejalan dengan pendapat Guilford, Maslow
(Munandar, 2009:27) menyatakan bahwa kreativitas selain baik untuk pengembangan
diri maupun pembangunan masyarakat, juga merupakan salah satu kebutuhan pokok
manusia, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri sebagai salah satu kebutuhan paling
tinggi bagi manusia.

Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

Hasil penelitian (Supriadi, 1994:85) yang dilakukan oleh Hans Jellen dari
Universitas Utah, Amerika Serikat dan Klaus Urban dari Universitas Hannover
Jerman pada Agustus 1987 terhadap anak-anak Indonesia yang berusia 10 tahun
(dengan sampel 50 anak-anak di Jakarta), menunjukkan bahwa tingkat kreativitas
anak-anak Indonesia berada di urutan terakhir dari 8 negara yang menjadi sampel
penelitian tersebut. Adapun urutan peringkatnya sebagai berikut (dari yang tertinggi
sampai yang terendah): Filipina, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, India, RRC,
Kamerun, Zulu, dan Indonesia.
Rahmat

Azis

(http//:kreativitas-penyesuaian-sosial-siswa-Indonesian-

Pshycological-Journal-pdf/) menyatakan bahwa dari temuan penelitian terhadap 48
siswa kelas tujuh sekolah menengah pertama mengenai kreativitas, menunjukan
bahwa dengan pribadi kreatif siswa berada pada kategori rendah sehingga
mempengaruhi kemampuan penyesuaian aspek sosial pada siswa. Penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa pribadi kreatif siswa yang berada pada kategori rendah, kurang
memiliki dorongan untuk menjalin hubungan sosial. Hasil penelitian lainnya, yaitu
penelitian Utami Munandar (1977) (Munandar, 2009:9) terhadap peserta didik SD
dan SMP menunjukan bahwa kreativitas sama absahnya seperti intelegensi sebagai
prediktor dari prestasi sekolah. Hasil-hasil penelitian ini membuktikan bahwa
kreativitas memang perlu dipupuk sejak dini dalam rangka mempersiapkan
persaingan yang semakin ketat dewasa ini.
Guilford (1985) menyoroti praktik pendidikan yang sedang berjalan
berdasarkan teori struktur intelek yang ia kembangkan. Guilford, mengemukakan
bahwa

terjadi

ketidakseimbangan

diantara

pengembangan

masing-masing

kemampuan. Pendidikan sekarang masih menekankan kemampuan ingatan, dan
mengabaikan fungsi berpikir kreatif. Selain itu, kebanyakan informasi disajikan
dalam bentuk verbal dan kurang memberikan latihan kemampuan berpikir
kreatif. Kondisi seperti ini terjadi juga di Indonesia dan keadaannya semakin
Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

memprihatinkan. Model pembelajarannya pada umumnya masih menekankan aspek
kemampuan menghafal, menebak terhadap beberapa alternatif jawaban soal yang
sudah disediakan, sehingga para siswa dapat kehilangan potensi kreatifnya karena
terbiasa menjawab soal-soal ujian dalam bentuk konvergen dan vertikal, sedikit sekali
bahkan tidak pernah berlatih mengembangkan pola berpikir divergen dan lateral.
Guru merasa berhasil ketika siswanya dapat lulus dengan nilai tinggi. Guru kurang
memperhatikan manfaat dari materi yang diajarkan sehingga siswa tidak terampil
dalam menerapkan apa yang telah mereka pelajari di sekolah dalam kehidupan seharihari. Tidak sedikit siswa yang mampu menjawab soal ujian tapi tidak dapat
menyelesaikan permasalahan kehidupannya. Apabila tolak ukur siswa yang
berkualitas adalah yang lulus dalam ujian, maka seharusnya pengangguran terdidik
tidak mengalami peningkatan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pendidikan hendaknya tidak sekedar
memberi bekal agar anak dapat menikmati hidup saat ini saja, tetapi juga
mengembangkan kemampuan anak untuk menikmati hidup mereka di masa depan
dengan berbagai tantangan persaingan. Selain itu, pendidikan yang diselenggarakan
juga seharusnya menyiapkan peserta didik menjadi pribadi yang mandiri yang
mampu berpikir, menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru, melihat
permasalahan serta menemukan cara pemecahan baru yang bernalar dan lebih dapat
dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain pendidikan tidak hanya dimaknai sebagai
proses mengubah tingkah laku peserta didik agar menjadi manusia dewasa yang
mampu hidup mandiri sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar
dimana individu itu berada (Sagala, 2005:3), melainkan juga mampu melakukan
perubahan dan menciptakan sesuatu yang baru. Kemandirian ini terbentuk melalui
kemampuan berpikir nalar dan kemampuan yang mewujudkan kreativitas. Adalah
kewajiban guru untuk membantu dalam menumbuhkembangkan potensi kreativitas
siswa

di

sekolah

melalui berbagai

kegiatan

dan

penggunaan

metode

Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

pembelajaran. Guru diharapkan menjadi pelopor untuk membuka jalan baru ke arah
pengembangan kreativitas siswa.
Hasil wawancara dengan guru IPS di SMP Negeri 1 Bandung, memang
terdapat kecenderungan bahwa setiap guru harus mengejar target penyampain materi
ketimbang memberikan keluangan bagi siswa untuk belajar secara mandiri dan
berpikir kreatif dalam memecahkan berbagai permasalahan. Hal ini tentunya
memberikan efek kurang terampilnya siswa dalam menjawab berbagai tantangan
hidup. Untuk mempersiapkan siswa yang mampu bersaing pada era yang semakin
ketat ini, maka salah satu caranya yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran
yang bisa menumbuhkan perilaku kreatif pada diri siswa. Salah satu metode tersebut
adalah dengan menggunakan metode sinektik. Metode ini dirancang oleh William J.
Godron (Joyce, Weil and Calhoun, 2009:248). Dalam proses pengajarannya,
pengembangan dimensi kreativitas sangat diutamakan dan untuk mengembangkannya
dapat dilaksanakan melalui berbagai kegiatan. Untuk dapat mengasah potensi kreatif
pada peserta didik, metode sinektik bisa dijadikan sebagai salah satu referensi dalam
melaksanakan pembelajaran.
Metode sinektik memiliki elemen utama dalam penggunaannya yaitu adanya
penggunaan analogi dan metafora (kiasan). Analogi merupakan perbandingan yang
sistematis antara dua benda atau hal yang berlainan tetapi dengan memperlihatkan
kesamaan segi atau fungsi dari dua hal tadi sekedar sebagai ilustrasi. Analogi
menunjukan kesamaan-kesamaan antara dua barang atau hal yang berlainan kelasnya.
Dalam sinektik, siswa “bermain” dengan analogi-analogi sehingga mereka bisa santai
dan mulai menikmati tugasnya membuat perbandingan-perbandingan metaforis,
kemudian menggunakan analogi-analogi tersebut untuk memecahkan masalah dan
memunculkan

gagasan-gagasan

yang

menarik.

Sinektik

dirancang

untuk

membimbing siswa masuk ke dalam dunia yang hampir tidak masuk akal
(memberikan kepada siswa tersebut kesempatan menciptakan cara baru dalam
Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

memandang sesuatu, mengekspresikan diri, dan mendekati permasalahan). Melalui
aktivitas metaforis dalam metode sinektik, kreativitas menjadi proses yang dapat
dijalankan secara sadar. Metafora-metafora membentuk hubungan perumpamaan,
membedakan obyek atau ide yang satu dengan yang lainnya dengan mempergunakan
pengganti/menukarkan posisi keduanya. Melalui substitusi ini, proses kreatif muncul,
yang dapat menghubungkan sesuatu yang telah dikenal dengan sesuatu yang belum
dikenal/membuat gagasan baru dari gagasan-gagasan yang biasa.
Hasil-hasil penelitian mengungkapkan bahwa pengajaran beberapa bidang
studi dengan metode sinektik cukup berhasil. Hasil-hasil penelitian tersebut antara
lain: (1) hasil penelitian yang dilakukan Heavilin di Indiana (1982) menunjukkan
bahwa perkuliahan English tentang komposisi yang berorientasi sinektik lebih
berhasil meningkatkan sikap positif terhadap mata kuliah tersebut daripada
sebelumnya; (2) hasil penelitian yang dilakukan oleh Dodd di Maine (1988)
menunjukkan bahwa para guru yang diajar melalui program pelatihan yang berbasis
sinektik meningkat kemampuannya khususnya dalam perilaku kognitif (pelatihan
dilakukan selama 8 bulan terhadap 12 guru); (3) hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ahmad Mulyadiprana (1997:81) menunjukkan bahwa penerapan metode sinektik
dalam mengembangkan kreativitas peserta didik terbukti secara menyakinkan lebih
efektif daripada metode pembelajaran konvensional, baik dalam mengembangkan
keterampilan berpikir maupun dalam meningkatkan prestasi belajar (tersedia di
www.scribd.com).
Alasan pemilihan metode pembelajaran sinektik (Joyce, Weil and Calhoun,
2009:270-271) yaitu: pertama, metode ini dapat diterapkan pada siswa di semua
tingkatan umur; kedua, metode ini berfungsi secara efektif khusunya bagi siswa yang
kurang percaya diri dan tidak berani mengambil resiko dalam aktivitas pembelajaran;
ketiga, dapat dengan mudah dikombinasikan dengan metode lainnya dan dapat
memperluas pencapaian konsep-konsep untuk di eksplorasi melalui bermain peran,
Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

investigasi kelompok, atau berpikir yurisprudensial dan mengembangkan kekayaan
masalah dan perasaan-perasaan yang dikuak oleh metode-metode lain dalam
kelompok metode pengajaran personal; keempat, metode ini bisa digunakan pada
peserta didik yang memiliki daya berpikir kreatif yang berbeda-beda dan sangat
menghargai setiap pemikiran yang dihasilkan; kelima, penerapan metode sinektik
yang paling efektif selalu berkembang setiap waktu, memiliki hasil jangka pendek
dalam memperluas pandangan tentang konsep dan masalah, tetapi ketika peserta didik
diekspose untuk menerapkan metode ini secara berulang-ulang maka mereka dapat
belajar bagaimana menggunakannya dengan cara meningkatkan keterampilan dan
mereka belajar memasuki gaya metaforis dengan cara meningkatkan ketenangan dan
kesempurnaan; dan keenam, metode ini secara umum cukup atraktif dan dapat
meningkatkan pemikiran produktif, empati yang mendidik, dan kedekatan
interpersonal sehingga dapat diterapkan pada peserta didik di seluruh tingkatan umur
dan semua bidang kurikulum.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Secara alamiah setiap orang memiliki potensi untuk menjadi kreatif, namun
tingkatannya berbeda-beda. Maxim (1980) menyatakan bahwa pada anak tertentu
dapat menampilkan derajat kreativitas yang lebih tinggi dibanding anak lain, meski
demikian harus dipahami bahwa tidak ada anak yang tidak memiliki kreativitas sama
sekali. Semua anak memiliki peluang menjadi kreatif namun potensi kreatif tersebut
berkembang atau tidak, sangat ditentukaan oleh kesempatan, dorongan, serta
stimulasi lingkungan (keluarga, teman, maupun guru). Untuk mencapai derajat kreatif
tersebut tentunya perlu fasilitas untuk mewujudkannya. Salah satu fasilitas yang akan
peneliti gunakan yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran sinektik.
Berdasar pada pemikiran di atas, peneliti memfokuskan masalah yang ingin
diteliti dalam penelitian ini adalah pengaruh penggunaan metode sinektik terhadap

Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10

kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa. Adapun rumusan masalah dari
penelitian ini adalah mempertanyakan apakah pengaruh penerapan metode sinektik
dapat meningkatkan kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa melalui
pembelajaran IPS. Rumusan masalah ini mengantarkan peneliti pada beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa sebelum diberi
perlakuan dengan metode sinektik?
2. Bagaimana kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa sesudah diberi
perlakuan dengan metode sinektik?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberi
perlakuan metode sinektik dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan
perilaku kreatif siswa?

C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana efektifitas
penerapan metode sinektik mampu mengembangkan perilaku kreatif siswa melalui
mata pelajaran IPS. Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa metode
pembelajaran sinektik melalui mata pelajaran IPS dapat mengembangkan perilaku
kreatif siswa.
Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengungkap dan menganalisis apakah sebelum diberi perlakuan dengan metode
sinektik, terdapat pengaruh dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan
perilaku kreatif siswa.
2. Mengungkap dan menganalisis apakah sesudah diberi perlakuan dengan metode
sinektik, terdapat pengaruh dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan
perilaku kreatif siswa.
Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

11

3. Mengungkap dan menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan
kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa antara sebelum dan sesudah
diberikan metode sinektik.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi khasanah pada proses
pembelajaran IPS terutama yang berkaitan dengan model pembelajaran pemrosesan
informasi, yang dalam hal ini menggunakan salah satu dari bagian model tersebut
yaitu penggunaan metode sinektik dalam mengembangkan perilaku kreatif siswa
yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Manfaat Praktis
a. Model sinektik dapat menjadi salah satu model referensi bagi guru dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar dan mengajak guru untuk lepas dari
kebiasaan mengajar yang lebih menekankan pada hasil belajar dan tuntasnya
materi/bahan ajar tanpa memikirkan apakah materi tersebut dapat diterima
dengan baik dan dapat diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan mereka
sehari-hari. Penelitian ini juga diharapkan dapat memotivasi guru untuk terus
mengasah kreativitasnya sehingga bisa lebih memotivasi siswanya.
b. Siswa diharapkan terbiasa berperilaku kreatif dan mandiri dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya yang kemudian diharapkan mereka dapat
memberikan kontribusi nyata untuk negara.
c. Bagi peneliti lain, memberikan informasi mengenai penerapan metode sinektik
dalam pembelajaran IPS.

Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen Pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode
pembelajaran sinektik dalam mengembangkan perilaku kreatif siswa kelas VII di
SMP Negeri 1 Bandung. Pelaksanaan penelitian serta perlakuan terhadap
kelompok eksperimen mengikuti kalender akademik sekolah SMP Negeri 1
Bandung. Metode sinektik diterapkan melalui mata pelajaran IPS pada materi
memahami kegiatan ekonomi masyarakat dengan kompetensi dasar menggunakan
gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi untuk mencapai kemandirian dan
kesejahteraan.
Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bandung
pada semester genap tahun ajaran 2012-2013. Adapun yang menjadi sampelnya
adalah satu dari 12 kelas yang dipilih dan selanjutnya dijadikan sebagai kelas
eksperimen. Pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling atau sampel
yang peneliti pilih disesuaikan dengan kebutuhan peneliti untuk menerapkan
metode sinektik dalam mengembangkan perilaku kreatif siswa melalui
pembelajaran IPS.
Dalam pemilihan sampel ini, peneliti memilih kelas VII-9 sebagai kelas
eksperimen yang terdiri dari 36 orang siswa. Adapun alasan peneliti memilih
kelas VII-9 sebagai kelas eksperimen adalah karena kelas tersebut menurut guru
mata pelajaran IPS, memiliki karakteristik yang berbeda dengan kelas lainnya
sehingga peneliti merasa terdorong untuk memberikan perlakuan yang bisa
mengarahkan siswa pada hal-hal yang lebih kreatif dan positif. Karakteristik ini
misalnya, siswa memiliki kebiasaan senang bergosip dibandingkan senang belajar,
selalu ribut dan sedikit telat dalam berpikir. Peneliti memiliki pandangan bahwa
jika kelas VII-9 diajak untuk lebih berperilaku kreatif dan positif maka kebiasan-

51
Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen
Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

52

kebiasan yang kurang baik tersebut bisa berubah menjadi hal yang positif dan
bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra
eksperimen. Metode pra eksperimen ini belum merupakan eksperimen sungguhsungguh. Adapun desainnya adalah one group pre-test post-test design. Desain ini
hanya melibatkan satu kelompok siswa sehingga memiliki kelemahan yaitu tidak
adanya kelompok pengendali dan variabel luar dapat membahayakan validitas
internal atau variabel luar dapat berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
independen. Jadi hasil eksperimen dari variabel dependen bukan hanya pengaruh
dari variabel independen saja. Sedangkan menurut Gullo (2002), dalam suatu
penelitian eksperimen, khususnya penelitian yang ingin menguji/menyelidiki ke
efektifan penggunaan suatu metode mengajar baru, diperlukan kelas lain atau
kelompok siswa yang menggunakan metode lama atau yang biasa dilakukan
sebelumnya sebagai pembanding atau disebut kelas kontrol. Hasil dari kelas ini
yang akan menjadi pembanding dari kelas eksperimen (kelas pengujian metode)
untuk mengetahui apakah hasil kelas eksperimen lebih unggul daripada kelas
kontrol.
Pengambilan satu kelas eksperimen yaitu kelas VII-9 dalam penelitian ini
dilatar belakangi oleh kenyataan di lapangan (sekolah) bahwa sebagian besar
kelas VII di SMP Negeri 1 Bandung pada saat akan melakukan penelitian, sedang
dijadikan sebagai kelas penelitian oleh para peneliti lainnya mulai dari jenjang
pendidikan S-1 sampai S-2 dari berbagai jurusan dari UPI. Oleh karena itu, kelas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas yang tidak digunakan oleh
peneliti lainnya. Sebenarnya sisa kelas yang tidak terpakai ada dua kelas. Tetapi
karena dari segi nilai dan segi karakteristik lainnya tidak homogen, maka peneliti
menggunakan satu kelas yang peneliti anggap perlu mendapatkan treatment bagi
kelancaran pembelajaran dan peningkatan perilaku kreatifnya.

Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen
Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

Desain one group pre-test post-test ini membandingkan hasil pre-test dan
post-test

dari

pengaruh

perlakuan/pengaruh

penggunaan

penggunaan

metode

metode

sinektik

sinektik

sehingga

terhadap

hasil

kemampuan

mengembangkan perilaku kreatif siswa dapat diketahui dengan membandingkan
keadaan sebelum dan sesudah perlakuan. Desain penelitian ini disajikan pada
gambar berikut ini:
O

X

O

Gambar 3.1
Desain Penelitian
Keterangan :
O

= Nilai tes awal (pre-test) dan nilai tes akhir (post-test)

X

= Perlakuan menggunakan metode sinektik

C. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2007:60) variabel adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam
penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu variabel bebas (independent variables) atau
variabel yang menyebabkan atau menjadi sebab bagi berubahnya variabel lain
(dependent variables) dan variabel terikat (dependent variables) atau variabel
yang dipengaruhi. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah
metode pembelajaran sinektik dengan indikator penggunaan analogi langsung
yang selanjutnya dianggap sebagai (X), sedangkan variabel terikatnya adalah
kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa (Y) dengan indikator rasa
ingin tahu yang besar, keberanian mengambil resiko, toleransi terhadap
kemajemukan, kaya akan imajinasi, dan memiliki rasa humor yang tinggi, dengan
asumsi bahwa penggunaan metode pembelajaran sinektik dapat mengembangkan

Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen
Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

54

perilaku kreatif siswa. Hubungan kedua variabel ini dapat dilihat pada gambar
berikut:
X

Y

Gambar 3.2
Hubungan Variabel Penelitian
Keterangan :
X = Metode Pembelajaran Sinektik
Y = Kemampuan mengembangkan perilaku kreatif siswa
2. Definisi Operasional
a. Metode Pembelajaran Sinektik
Metode Pembelajaran Sinektik yang dikembangkan oleh William J.
Gordon (Dahlan, 1990:87) merupakan suatu pendekatan baru yang menarik guna
mengembangkan kreativitas. Kreativitas merupakan hal yang penting dan menjadi
salah satu ciri manusia yang berkualitas. Munandar (1992:46) mengatakan bahwa
kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
Untuk mencapai hal itu, perlulah sikap dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini.
Elemen utama dalam sinektik adalah penggunaan analogi dan metafora (kiasan).
Analogi merupakan perbandingan yang sistematis antara dua benda atau hal yang
berlainan tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari dua hal
tadi sekedar sebagai ilustrasi. Analogi menunjukan kesamaan-kesamaan antara
dua barang atau hal yang berlainan kelasnya. Analogi biasanya digunakan untuk
membandingkan sesuatu yang tidak ada atau kurang dikenal baik oleh umum atau
untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal umum. Metafora membuat
perbandingan antara dua hal atau benda untuk menciptakan suatu kesan mental
yang hidup.
Tujuan dari metode ini adalah membimbing peserta didik untuk mampu
berperilaku

kreatif

dengan

menggunakan

analogi

dan

metafora

untuk

Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen
Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

55

mengeksplorasi dan memecahkan berbagai permasalahan baik dibidang sosial
maupun dibidang lainnya. Selain itu, metode ini juga mampu mengantarkan
peserta didik dalam memperluas perspektif tentang suatu konsep dan bisa
digunakan untuk melatih dalam menulis kreatif.

b. Perilaku Kreatif
Perilaku kreatif pada dasarnya memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda
dengan perilaku yang umum karena terkadang tidak lazim dan hanya ada pada
lingkungan tertentu. Perilaku kreatif merupakan perbuatan manusia yang
mengarah kepada kreativitas baik karena ada rangsangan dari luar maupun
rangsangan dari dalam dirinya sendiri. Tolak ukur perilaku kreatif diambil dari
ciri pribadi kreatif yang peneliti simpulkan dari beberapa pendapat yaitu memiliki
rasa ingin tahu yang mendalam, keberanian mengambil resiko, memiliki sikap
toleran terhadap kemajemukan (saling menghargai), kaya akan imajinasi, dan
memiliki rasa humor yang tinggi.
Berdasarkan definisi variabel di atas, maka ditentukan operasionalisasi
dari variabel penelitian tersebut pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Indikatornya
Variabel

Dimensi
sinektik
Variabel penyebab Metode
adalah metode yang
(X):
dirancang
untuk
Metode
mengembangkan
Pembelajaran
kreativitas
dengan
Sinektik
mempertemukan
berbagai macam unsur
yang
berbeda-beda
dengan menggunakan

Indikator Variabel
Mampu membuat
analogi dan
melakukan kegiatan
metaforis.

Leni Maryani, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Sinektik Dengan Teknik Analogi Langsung Terhadap
Kemampuan Mengembangkan Perilakun Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran IPS (Pra Eksperimen
Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

56

elemen utama berupa
analogi dan metafora.
1. Rasa ingin tahu
Variabel akibat (Y): Perilaku kreatif
yang besar
Pengembangan
2. Keberanian
Perilaku
Kreatif
mengambil resiko
Siswa
3. Toleran terhadap
kemajemukan
4. Kaya
akan
imajinasi
5. Memiliki
rasa
humor yang tinggi
D. Prosedur Penelitian
Agar kegiatan pembelajaran lebih efektif dan pengembangan perilaku
kreatif siswa melalui mata pelajaran IPS meningkat sehingga hasilnya sesuai
dengan standar yang diharapkan, maka dibuatlah tahapan penelitian sebagai dasar
acuan pelaksanaannya, yaitu:
1. Tahap Persiapan, terdiri dari:
a. Menetapkan SK/KD dan jumlah pertemuan.

Standar Kompetensi:

memahami kegiatan ekonomi masyarakat. Kompetensi Dasar: menggunakan
gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi untuk mencapai kemandirian dan
kesejahteraan. Adapun jumlah pertemuan yang digunakan adalah tiga kali
pertemuan.
b. Menetapkan waktu pelaksanaan penelitian yaitu awal bulan Mei.
c. Menetapkan kelas eksperimen yaitu kelas VII-9 dengan jumlah siswa 36
orang.
d. Menyusun perangkat pembelajaran.
e. Menyusun instrumen penelitian berupa alat tes dan lembar observasi.
Instrumen berupa alat tes, di validiasi terlebih dahulu oleh pihak yan

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA (Eksperimen Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Surakarta).

0 1 8

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENCAPAIAN KONSEP(CONCEPT ATTAINMENT) DAN METODE PEMBELAJARAN SINEKTIK TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA: kuasi eksperimen pada mata pelajaran ips kelas viii smp negeri 6 kota bandung.

6 43 49

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA SMP: Penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas VII pada salah satu SMP di Kota Cimahi.

0 1 40

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK ICEBREAKER TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS :Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Bandung.

5 15 48

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TARI BAMBU PADA PEMBELAJARAN BERBICARA: Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VII SMP Yas Bandung Tahun Ajaran 2012-2013.

0 0 49

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE MELALUI “5E” DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA :Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Smu Negeri 11 Ambon.

0 1 42

PENGARUH PENERAPAN MODEL TREFFINGER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA.

0 0 46

PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI METAKOGNITIF TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TEMPEL.

0 0 96

PENGARUH PENERAPAN METODE PROBING-PROMPTING PADA PEMBELAJARAN IPA SMP KELAS VII TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

0 0 78

PENGARUH METODE EKSPERIMEN SEDERHANA DALAM PEMBELAJARAN KALOR TERHADAP SIKAP DAN PRESTASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 CAWAS KLATEN

0 0 129