PENILAIAN WISATAWAN TERHADAP FASILITAS PARIWISATA DI WANA WISATA CIWANGUN INDAH CAMP KABUPATEN BANDUNG BARAT.

(1)

PENILAIAN WISATAWAN TERHADAP

FASILITASPARIWISATADI WANA WISATA CIWANGUN

INDAH CAMP KABUPATEN BANDUNG BARAT

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhiSebagiandariSyaratMemperoleh GelarSarjanaPariwisata

Program StudiManajemen Resort & Leisure

Oleh :

YANTI BR TARIGAN 0907359

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PENILAIAN WISATAWAN TERHADAP

FASILITASPARIWISATADI WANA WISATA CIWANGUN

INDAH CAMP KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh Yanti Br Tarigan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan IlmuPendidikanSosial

© YantiBr Tarigan2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Lembar Pengesahan

YANTI BR TARIGAN NIM 0907359

PENILAIAN WISATAWAN TERHADAP FASILITAS PARIWISATA DI WANA WISATA CIWANGUN INDAH CAMP

KABUPATEN BANDUNG BARAT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M. Pd NIP. 19620512 198703 1 002

Pembimbing II

Drs. H. Gumelar Sastrayuda CTM

Mengetahui

Ketua Jurusan Manajemen Resort & Leisure

Fitri Rahmafitria, S. P., M. Si. NIP. 197410182008122001


(4)

ABSTRAK

Penilaian Wisatawan terhadap Fasilitas Pariwisata di Wana Wisata Ciwangun Indah Camp Kabupaten Bandung Barat

Yanti Br Tarigan 0907359

Wana Wisata Ciwangun Indah Camp merupakan salah satu wana wisata yang mengandalkan kekayaan alam sebagai daya tarik utamanya. Dalam setiap daya tarik wisata keberadaan fasilitas sangat penting untuk menunjang kegiatan wisata. Permasalahan yang harus mendapat perhatian adalah bagaimana pengembangan fasilitas yang dilakukan dan bagaimana upaya dalam mempertahankan kualitas dari fasilitas yang disediakan bagi wisatawan. Berdasarkan hal tersebut peneliti merasa perlu dilakukannya penelitian mengenai penilaian wisatawan terhadap fasilitas pariwisata sebagai acuan dalam pengembangan yang berorientasi pada wisatawan.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode survey terhadap penilaian wisatawan dengan variabel mandiri/ tunggal yaitu fasilitas pariwisata. Populasi penelitian adalah seluruh wisatawan yang ada di Wana Wisata Ciwangun Indah camp. Sedangkan sampel diambil secara aksidental.

Hasil penelitian mengemukakan bahwa, terdapat dua kategori penilaian, yaitu cukup baik dan kurang baik. Berdasarkan hasil tersebut masih terdapat beberapa fasilitas yang harus ditingkatkan kualitasnya sehingga wisatawan dapat memperoleh kepuasan.


(5)

ABSTRACT

Penilaian Wisatawan terhadap Fasilitas Pariwisata di Wana Wisata Ciwangun Indah Camp Kabupaten Bandung Barat

Yanti Br Tarigan 0907359

Wana Wisata CIC is one of the ecotourism that rely on natural resources as the main attraction. In any tourist attraction, the facility is very important in supporting tourism activities. Problems that must be considered is how to develop the facilities and efforts in maintaining the quality of the facilities provided for tourists. Based on that, the researchers felt need to do the research on assessment ratings on the tourism facility as a reference in the development oriented to tourists.

This study used descriptive quantitative approach and techniques of data collection was conducted using a survey of traveler assessment with a single variable that tourism facility. The study population was all the tourists are there in Wana Wisata Ciwangun Indah Camp. Samples taken accidental.

The results suggest that there are two categories of assessment, such as: good enough and not good enough. Based on these results, there are some features that should be upgraded so that tourists can get satisfaction.


(6)

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR BAGAN ... vii

DAFTAR DIAGRAM ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Pariwisata ... 7

B. Definisi Wisatawan ... 7

C. Profil Minat Wisatawan ... 8

D. Karakteristik Produk Wisata ... 9

E. Fasilitas Pariwisata ... 11

F. Pengertian Standar Fasilitas ... 14

G. Definisi Pemeliharaan Fasilitas ... 16

H. Kerangka Pemikiran ... 16

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 18

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

C. Populasi dan Sampel ... 20

1. Populasi ... 20

2. Sampel ... 21

D. Variabel Penelitian ... 22

E. Proses Pengembangan Instrumen ... 25


(8)

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 26

F. Teknik Pengumpulan Data ... 28

1. Data Primer ... 28

2. Data Sekunder ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Wana Wisata CIC ... 32

1. Sejarah Wana Wisata CIC ... 32

2. Letak Geografis Wana Wisata CIC ... 32

3. Kondisi Ekonomi, Sosial dan Budaya Wana Wisata CIC ... 34

4. Manajemen Wana Wisata CIC ... 34

5. Kerjasama Pengelolaan Wana Wisata CIC ... 36

6. Jumlah Kunjungan Wana WIsata CIC ... 37

7. Fasilitas Wana Wisata CIC ... 42

8. Daftar Harga Fasilitas Wana Wisata CIC ... 41

a. Harga Pengunjung Umum ... 41

b. Harga Paket Outbound ... 42

B. Hasil Penelitian ... 44

1. Profil Wisatawan ... 44

a. Geografis ... 44

b. Demografis ... 45

c. Psikografis ... 48

2. Penilaian Fasilitas Wisata Wana Wisata CIC ... 53

a. Akomodasi ... 53

b. Food and Beverage ... 54

c. Sanitasi ... 55

d. Aksesibilitas ... 56

e. Fasilitas Aktif ... 57

f. Fasilitas Penunjang ... 59

3. Upaya Meningkatkan Kualitas Fasilitas ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 70

B. Rekomendasi ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73

DAFTAR LAMPIRAN ... 78


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan pariwisata di dunia sudah begitu pesat dengan melibatkan jutaan manusia, mulai dari kalangan masyarakat, industri pariwisata sampai kalangan pemerintah.

Dalam perkembangannya pariwisata mengalami berbagai perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan, dorongan orang untuk berwisata dan sampai pada perubahan cara berpikir. Dimana saat ini orang melakukan suatu perjalanan sudah merupakan kebutuhan hidup, sehingga kita dihadapkan pada persoalan untuk menata, merancang dan menyajikan produk wisata yang menarik, yang mampu membuat wisatawan tertarik dan berminat. Produk wisata merupakan gabungan dari beberapa komponen diantaranya: atraksi wisata, fasilitas wisata, aktivitas wisata, dan pelayanan wisata.

Dalam kawasan wisata, fasilitas bersifat melayani dan mempermudah kegiatan atau aktivitas wisatawan yang dilakukan dalam rangka mendapat pengalaman rekreasi. Namun fasilitas dapat pula menjadi daya tarik wisata. Fasilitas yang penyajiannya disertai dengan keramahtamahan yang menyenangkan wisatawan dapat menjadi daya tarik, dimana keramahtamahan dapat mengangkat pemberian jasa menjadi suatu atraksi wisata.

Penentuan jenis fasilitas menurut Fred Lawson dan Manuel Boud-Bovy (1998) membagi fasilitas ke dalam dua jenis:

1. Fasilitas dasar untuk komplek rekreasi dimanapun berada, yang memberi pelayanan kepada wisatawan secara umum seperti akomodasi, makanan dan minuman, hiburan bersantai dan juga infrastruktur dasar untuk pengelolaan sebuah obyek wisata

2. Fasilitas khusus sesuai dengan karakteristik lokasi dan sumber daya yang tersedia yang menunjukkan karakter alamiah sebuah objek wisata.


(10)

Secara umum pemilihan fasilitas yang dibutuhkan suatu kawasan dirumuskan berdasarkan aspek-aspek dasar penyusunan standar yaitu:

a. Aspek keamanan, b. Aspek kenyamanan, c. Aspek keselamatan, d. Aspek kebersihan,

e. Aspek keramahan lingkungan.

Dengan adanya kelima aspek dasar dalam penyusunan standar diatas dalam pengembangan dan perencanaan suatu fasilitas wisata maka akan ada jaminan bahwa kebutuhan pengunjung dalam melakukan aktivitas wisata akan terpenuhi degan baik. Dengan terpenuhinya kebutuhan pengunjung dari kelima aspek dasar diatas maka akan menimbulkan penilaian yang baik terhadap kualitas dari fasilitas wisata.

Lawson dan Boud-Bovy mengemukakan bahwa: “…walaupun fasilitas bukan hal utama yang bisa menjadikan konsumen merasa puas, namun dengan adanya fasilitas akan memudahkan segala bentuk kegiatan yang akan dilakukan

oleh para konsumen.”

Penilaian dari wisatawan terhadap fasilitas wisata dapat menjadi tolak ukur dari keberhasilan berkembangnya sebuah kawasan wisata, karena wisatawan adalah penerima dari suatu fasilitas termasuk didalamnya berupa jasa maupun atraksi wisata maka hanya wisatawan yang dapat menentukan kualitasnya seperti apa, dan hanya wisatawan yang dapat menyampaikan apa dan bagaimana kebutuhan mereka akan fasilitas wisata itu sendiri.

Maka dari itu perlu dilakukan inovasi-inovasi dalam usaha pengembangan produk wisata untuk mengikuti pola pikir wisatawan dalam perubahan minatnya terhadap produk wisata.

Inovasi-inovasi tersebut dapat dilakukan dengan mengandalkan penilaian dari wisatawan terhadap fasilitas wisata kemudian dibuat rancangan pengembangan dari fasilitas wisata yang sudah ada tersebut ataupun rancangan


(11)

untuk fasilitas wisata yang baru, yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan wisatawan demi menciptakan penilaian yang baik dan kepuasan wisatawan.

Pada dasarnya Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah dan beranekaragam. Hal ini harusnya dapat dimanfaatkan dengan baik, misalnya dengan mengembangkan destinasi pariwisata yang menjual keindahan alam sebagai salah satu daya tarik wisatanya.

Salah satu daerah di Jawa Barat yang memanfaatkan kekayaan alam sebagai daya tarik wisata adalah Wana Wisata Ciwangun Indah Camp (selanjutnya di sebut CIC) di Kabupaten Bandung Barat.

Disebut Wana Wisata dikarenakan Wana Wisata CIC terletak tepat di daerah hutan lindung, seperti yang dinyatakan Fandeli (2003) bahwa:

Wana Wisata adalah objek wisata alam yang berlokasi dalam kawasan hutan produksi dan hutan lindung yang didasarkan pada potensi geofisiknya, kawasan ini dibangun dan dikembangkan guna memenuhi kebutuhan wisata alam terbuka.

Wana Wisata CIC merupakan sebuah kawasan wisata dengan konsep pembangunan 3B yaitu: Bertahap, Bertingkat dan Berlanjut yang terletak di kaki gunung Tangkuban Parahu dan Burangrang, tepat di ketinggian 1000 m dpl. Wana Wisata CIC menyajikan sebuah wisata alam yang berdiri diatas lahan 22 Ha. yang meliputi: areal hutan pinus, perkebunan teh, aliran sungai cimahi, dan air terjun (Curug Tilu dan Curug Muncrat).

Wana Wisata CIC memiliki visi yang besar, yaitu: “Menjadi tempat tujuan utama wisata dan pusat outbound terbesar dan terlengkap di Jawa Barat”.

Sedangkan misi dari Wana Wisata CIC sangat berorientasi pada kepuasan wisatawan, yaitu Menyediakan pelayanan kepariwisataan yang berorientasi pada konsep 3E yaitu Environment (menjaga kelestarian lingkungan), Education (pendidikan), Emotional (kedekatan dengan konsumen), dan menyediakan tempat dan pelayanan pelatihan bagi organisasi, perusahaan dan masyarakat umum melalui konsep dan aplikasi praktis menggunakan metode Outbound Management Training dengan pendekatan simulasi (Direct Experiential Learning).


(12)

Wana Wisata CIC memiliki beragam fasilitas wisata dalam mendukung aktivitas wisatawan, seperti: Tempat parkir, Loket tiket, Kantor informasi, Masjid, Café, Gazebo, Villa (Dayang Sumbi, Sangkuriang dan Panyawangan), Panggung pertunjukan, Toilet, serta berbagai fasilitas wisata untuk aktivitas aktif seperti: Camping Ground, Flying Fox, 3 in 1 Bridge, Shaking Bridge, Wall Climbing, Tracking, dan Paint Ball.

Namun dari sekian banyak fasilitas wisata, ada beberapa fasilitas yang masih belum memiliki penilaian yang baik dari wisatawan. Penilaian wisatawan dapat diperkirakan akan menurun terhadap kualitas fasilitas wisata di Wana Wisata CIC. Oleh karena itu diperlukan analisa penilaian wisatawan terhadap fasilitas wisata yang sudah ada, sehingga pihak pengelola mampu membenahi atau mengembangkan fasilitas wisata yang sudah ada berdasarkan orientasi penilaian wisatawan atau menambahkan fasilitas baru yang tetap mengarah pada penilaian wisatawan, misalnya dengan mengidentifikasi jenis fasilitas wisata seperti apa yang diinginkan wisatawan.

Berdasarkan hasil pra-survey dengan melakukan wawancara kepada beberapa responden, peneliti menarik praduga bahwa responden tersebut menilai fasilitas wisata yang sudah ada masih kurang dalam pengembangan dan pemeliharaan/ perawatannya, serta pengelola harusnya dapat menambah fasilitas baru agar wisatawan semakin betah dan terfasilitasi untuk melakukan berbagai jenis aktivitas yang baru dan tidak itu-itu saja.

Pernyataan responden tersebut tentu tidak dapat langsung dibenarkan, sehingga peneliti merasa perlu menganalisa lebih mendalam mengenai penilaian wisatawan terhadap fasilitas wisata di Wana Wisata CIC agar dapat dianggap valid. Maka berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti “Penilaian Wisatawan terhadap Fasilitas Pariwisata di Wana Wisata Ciwangun Indah Camp Kabupaten Bandung Barat”.


(13)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran fasilitas pariwisata di Wana Wisata CIC?

2. Bagaimana penilaian wisatawan terhadap fasilitas pariwisata di Wana Wisata CIC?

3. Bagaimana upaya manajemen untuk meningkatkan kualitas fasilitas pariwisata di Wana Wisata CIC?

C. Pembatasan Masalah

Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah penilaian terhadap fasilitas aktif, hanya pada fasilitas aktif yang termasuk dalam paket wisata outbound I (OB I) dan outbound II (OB II) yang ditawarkan Wana Wisata CIC kepada wisatawan group.

D. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan gambaran fasilitas pariwisata di Wana Wisata CIC

2. Mengidentifikasi penilaian wisatawan terhadap fasilitas pariwisata di Wana Wisata CIC

3. Menganalisis upaya manajemen dalam meningkatkan kualitas fasilitas pariwisata di Wana Wisata CIC

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pengelola Wana Wisata CIC

Hasil penelitian dari penilaian wisatawan terhadap fasilitas pariwisata ini dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi peningkatan kualitas fasilitas pariwisata yang sudah ada maupun dalam merancang fasilitas pariwisata yang baru.


(14)

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini merupakan tambahan pengetahuan bagi peneliti dari dunia praktisi untuk diselaraskan dengan pengetahuan teoritis yang diperoleh selama bangku pekuliahan.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Berikut adalah definisi operasional dalam penelitian ini:

1. Definisi Penilaian

Penilaian adalah sesuatu proses sistematis yang mengandung pengumpulan informasi, menganalisis dan menginterpretasikan informasi tersebut untuk membuat keputusan-keputusan (Depdiknas, 2004).

2. Definisi Wisatawan

Wisatawan adalah orang yang sedang tidak bekerja, atau sedang berlibur dan secara sukarela mengunjungi daerah lain untuk mendapatkan sesuatu yang berbeda (Smith dalam Pitana dan Gayatri, 2005:53).

3. Definisi Fasilitas Wisata

Fasilitas wisata adalah fasilitas pendukung kegiatan wisata seorang pengunjung harian atau seorang wisatawan, walaupun fasilitas bukanlah hal utama yang bisa menjadikan konsumen merasa puas, namun dengan adanya fasilitas akan memudahkan segala bentuk kegiatan yang akan dilakukan oleh para konsumen (Lawson & Boud-Bovy, 1977).

4. Definisi Wana Wisata

Menurut Fandeli (2003) Wana Wisata adalah objek wisata alam yang berlokasi dalam kawasan hutan produksi dan hutan lindung yang didasarkan pada potensi geofisiknya, kawasan ini dibangun dan dikembangkan guna memenuhi kebutuhan wisata alam terbuka.


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Sugiyono (2011:2) mengemukakan pengertian dari metode penelitian adalah sebagai berikut:

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, seperti rasional, empiris dan sistematis. Rasional merupakan kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris merupakan cara yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengetahui dan mengamati cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode survey terhadap penilaian wisatawan dengan variabel mandiri/ tunggal yaitu fasilitas pariwisata.

Nazir (dalam Anwar, 2011) mengemukakan bahwa:

Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, objek, kondisi, dan sistem pemikiran. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki.

Kemudian menurut Wardiyanta (dalam Yisniyari, 2011): “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan membuat deskripsi atas suatu fenomena sosial/ alam secara sistematis, faktual dan akurat.”

Seperti yang telah dijabarkan diatas, metode deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh deskripsi/ gambaran/ lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fasilitas pariwisata yang dimiliki Wana Wisata CIC, sedangkan pendekatan kuantitatif bertujuan untuk mendapatkan jawaban berupa data dengan format angka. Seperti yang dinyatakan oleh Burns dan Bush (dalam Anwar, 2011)


(16)

bahwa penelitian kuantitatif adalah: penelitian yang membutuhkan penggunaan struktur pertanyaan dimana pilihan-pilihan jawabannya telah disediakan dan membutuhkan banyak responden. Format yang didapat adalah berupa angka atau numeric.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1989:3)

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode survey, dimana penelitian dilakukan dalam ruang alamiah atau bukan buatan dan peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data.

Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011:6) bahwa: Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya.

Sedangkan menurut Soehartono, 2000:35 “survey yaitu suatu metode untuk memperoleh data yang ada pada saat penelitian dilakukan.”

Fatoni (2006:100) mengatakan bahwa, Survey artinya metode penelitian yang dilakukan untuk mengadakan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala empiri yang berlangsung di lapangan atau lokasi penelitian, umumnya dilakukan terhadap unit sampel yang dihadapi sebagai responden dan bukan terhadap seluruh populasi sasaran.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Peneliti mengambil lokasi penelitian di Wana Wisata Ciwangun Indah Camp yang terletak di Jl. Kolonel Masturi, Kampung Ciwangun, Desa Cihanjuang Rahayu, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Adapun atas wilayah geografis dari desa Cihanjuang Rahayu adalah sebagai berikut:


(17)

- Sebelah Timur : Desa Karyawangi dan Desa Cihideung - Sebelah Selatan : Desa Cihanjuang dan Desa Sariwangi - Sebelah Barat : Desa Kertawangi

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini sekitar 7 bulan meliputi observasi lapangan langsung ke Wana Wisata CIC, wawancara, penyebaran kuesioner kepada responden Wana Wisata CIC, pengumpulan data primer maupun sekunder dengan studi kepustakaan/ literatur dan studi dokumentasi serta pengerjaan laporan dengan dibimbing oleh tim dosen pembimbing hingga laporan selesai.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam penelitian, kegiatan pengumpulan data merupakan tahapan paling penting. Sebelum mengumpulkan data harus menentukan populasi dari objek penelitian terlebih dahulu.

Sujarweni dan Endrayanto (2012:13) mengatakan bahwa, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sedangkan Menurut Hasan (2002) “Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti.”

Populasi ialah keseluruhan unit elementer yang parameternya akan diduga melalui statistika hasil analisis yang dilakukan terhadap sampel penelitian (Fatoni, 2006:103).

Seperti yang telah dijelaskan pada pembatasan masalah, bahwa penilaian fasilitas aktif hanya pada fasilitas aktif yang termasuk dalam paket wisata Outbound I dan Outbound II saja.


(18)

Sehingga populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wisatawan Wana Wisata Ciwangun Indah Camp yang membeli paket Outbound I (OB I) dan Outbound II (OB II), serta wisatawan yang menyewa villa Dayang Sumbi I selama periode tahun 2012, yaitu sebanyak 8.865 orang.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2011:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Sedangkan menurut Hasan (2002) “Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu, jelas, lengkap yang akan dianggap bisa mewakili populasi”.

Dalam penelitian ini penulis mempersempit populasi yaitu jumlah kunjungan wisatwan group dalam periode tahun 2012 sebanyak 8.865 orang dengan menghitung ukuran sampel yang dilakukan dengan menggunakan teknik Slovin (Sujarweni dan Endrayanto, 2012:17).

Adapun peneliti menggunakan rumus Slovin karena dalam penarikan sampel, jumlahnya harus representative agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel, namun dapat dilakukan dengan rumus dan perhitungan yang sederhana.

Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah:

Keterangan:

n = Ukuran sampel/jumlah responden N = Ukuran populasi

e = Persentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir; e = 0,1

Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut: Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil.


(19)

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 8.865 orang, sehingga persentase kelonggaran yang digunakan adalah 10%. Maka untuk mengetahui sampel penelitian, berikut perhitungannya:

= 98,88

Jumlah sampel dibulatkan menjadi 100 orang.

Berdasarkan perhitungan di atas sampel yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 100 orang, sampel diambil berdasarkan teknik probability sampling; simple random sampling, dimana peneliti memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu sendiri.

Pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknik insidental, seperti yang dikemukakan Sugiyono (2011:85) bahwa:

Sampling insidental adalah penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti maka dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang berbentuk yang ditetapkan oleh peneliti dipelajari dengan seksama sehingga diperoleh informasi berupa data dan diolah dengan statistik sehingga dapat ditarik kesimpulan (Sujarweni dan Endrayanto, 2012:23)

Menurut Sugiyono (2011:38) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Suharsimi (2010:161), mengemukakan bahwa variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Secara teoritis


(20)

variabel dapat didefinisikan suatu atribut seseorang atau objek yang mempunyai “variasi” antar satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara survey terhadap variabel mandiri/ tunggal yaitu fasilitas pariwisata. Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel dengan variabel yang lain. Berikut adalah variabel, konsep variabel, sub variabel, indikator, ukuran-ukuran dan skala yang digunakan peneliti dalam penelitian ini:

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Variabel Konsep Variabel

Sub

Variabel Indikator Ukuran Skala

Fasilitas Fasilitas wisata adalah fasilitas pendukung kegiatan wisata seorang pengunjung harian atau seorang wisatawan, walaupun fasilitas bukanlah hal utama yang bisa menjadikan konsumen merasa puas, namun dengan adanya fasilitas akan memudahkan segala bentuk kegiatan yang akan Akomodasi Kualitas kondisi villa Tingkat kualitas

kondisi villa Ordinal Kebersihan villa Tingkat kebersihan

villa Ordinal

Kenyamanan villa

Tingkat

kenyamanan villa Ordinal Kelengkapan fasilitas villa Tingkat kelengkapan fasilitas villa Ordinal Food and Beverage Kualitas kondisi café Tingkat kualitas

kondisi café Ordinal Kebersihan café Tingkat kebersihan

café Ordinal

Kenyamanan café

Tingkat

kenyamanan café Ordinal Kualitas rasa makanan & minuman Tingkat kenikmatan makanan & minuman Ordinal Sanitasi Kebersihan lingkungan Tingkat kebersihan

lingkungan Ordinal Ketersediaan tempat sampah Tingkat ketersediaan tempat sampah Ordinal

Kebersihan toilet Tingkat kebersihan

toilet Ordinal

Ketersediaan air bersih Tingkat ketersediaan air bersih Ordinal


(21)

dilakukan oleh para konsumen (Lawson & Boud-Bovy, 1977) Aksesibilitas Kemudahan akses menuju lokasi Tingkat kemudahan akses menuju lokasi

Ordinal

Ketersediaan petunjuk arah menuju lokasi

Tingkat luas area

parkir Ordinal

Luasnya area parkir Tingkat ketersediaan petunjuk arah Ordinal Ketersediaan papan petunjuk arah dalam kawasan/ internal signposts Tingkat ketersediaan papan petunjuk arah dalam kawasan/ internal signposts Ordinal Fasilitas Aktif Keamanan flying fox Tingkat keamanan

flying fox Ordinal

Kualitas kondisi flying fox

Tingkat kualitas

kondisi flying fox Ordinal Keamanan

shaking bridge

Tingkat keamanan

shaking bridge Ordinal Kualitas kondisi shaking bridge Tingkat kualitas kondisi shaking bridge Ordinal

Keamanan 3 in 1 bridge

Keamanan 3 in 1

bridge Ordinal

Kualitas kondisi 3 in 1 bridge

Tingkat kualitas kondisi 3 in 1 bridge

Ordinal

Keanekaragaman jenis fun games

Keanekaragaman

jenis fun games Ordinal Keanekaragaman

kegiatan aktif yang dapat dilakukan

Keanekaragaman kegiatan aktif yang

dapat dilakukan Ordinal

Keamanan jalur tracking

Keamanan jalur

tracking Ordinal

Fasilitas Penunjang Kualitas kondisi kantor informasi Tingkat kualitas kondisi kantor informasi Ordinal Ketersediaan petugas keamanan Ketersediaan petugas jaga keamanan Ordinal


(22)

Kebersihan mesjid

Tingkat kebersihan

mesjid Ordinal

Kebersihan gazebo/ saung

Tingkat kebersihan

gazebo/ saung Ordinal Sumber : Peneliti, 2013

E. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen sebagai alat pengumpul data perlu diuji keabsahannya, untuk menjamin data yang dikumpulkan tidak bias. Peneliti melakukan pengujian instrumen melalui pengujian validitas dan reliabilitas. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.

Alat yang digunakan dalam penelitian berupa daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada wisatawan sebagai responden, pertanyaan yang diberikan mencangkup fasilitas pariwisata yang terdapat di Wana Wisata CIC.

Berikut proses pengembangan instrumen dari penelitian ini:

1. Uji Validitas

Menurut Sugiyono, (2011:2), valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Data yang valid berarti data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.

Menurut Sujarweni dan Endrayanto (2012:177) Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel.

Uji validitas sebaiknya dilakukan pada setiap butir pertanyaan. Hasil r hitung dibandingkan dengan r tabel dimana df = n–2 (degree of freedom) dengan taraf signifikan 5%. Jika r tabel < r hitung maka valid.

Uji validitas menggunakan teknik korelasi Product Moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(23)

∑ ∑ ∑

√[ ∑ ][ ∑ ∑

Keterangan :

r = Nilai Korelasi

∑ = Jumlah skor keseluruhan item pertanyaan x ∑ = Jumlah skor keseluruhan untuk item pertanyaan y

∑ = Jumlah skor hasil kali item pertanyaan x dan item pertanyaan y ∑ = Jumlah skor keseluruhan untuk item pertanyaan x yang telah

dikuadratkan.

∑ = Jumlah skor keseluruhan untuk item pertanyaan y yang telah dikuadratkan.

2. Uji Reliabilitas

Selain harus valid, instrumen penelitian juga harus reliabel (konsisten). Sugiyono (2011:3), reliabilitas berkenaan derajad konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentu.

Menurut Sujarweni dan Endrayanto (2012:186), reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner.

Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Jika nilai Alpha > 0,60 maka reliabel. Dengan rumus sebagai berikut:

( ) Keterangan :

= Reliabilitas instrumen K = Banyaknya butir pertanyaan ∑ = Jumlah variansi butir


(24)

Berikut ini adalah rekapitulasi hasil uji validitas dan uji reliabilitas instrumen penelitian yang dilakukan dengan menyebarkan instrumen kepada 30 responden :

Tabel 3.2 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel Sub Variabel

Item Pertanyaan

Validitas Reliabilitas

Koefisien Validitas / r hitung

Titik Kritis / r tabel Keterangan Koefisien Reliabilitas / Alpha Titik

Kritis Keterangan

Fasilitas Pariwisata

Akomodasi

1 0,773 0,312 Valid

0,803 0,60 Reliabel

2 0,811 0,312 Valid

3 0,805 0,312 Valid

4 0,685 0,312 Valid

Café

5 0,826 0,312 Valid

0,768 0,60 Reliabel

6 0,468 0,312 Valid

7 0,886 0,312 Valid

8 0,449 0,312 Valid

Sanitasi

9 0,684 0,312 Valid

0,725 0,60 Reliabel

10 0,748 0,312 Valid

11 0,504 0,312 Valid

12 0,585 0,312 Valid

Aksesibilitas

13 0,391 0,312 Valid

0,750 0,60 Reliabel

14 0,872 0,312 Valid

15 0,465 0,312 Valid

16 0,877 0,312 Valid

Fasilitas Aktif

17 0,801 0,312 Valid

0,734 0,60 Reliabel

18 0,845 0,312 Valid

19 0,665 0,312 Valid

20 0,518 0,312 Valid

21 0,628 0,312 Valid

22 0,604 0,312 Valid

23 0,437 0,312 Valid

24 0,339 0,312 Valid


(25)

Fasilitas Penunjang

26 0,744 0,312 Valid

0,758 0,60 Reliabel

27 0,815 0,312 Valid

28 0,652 0,312 Valid

29 0,436 0,312 Valid

Sumber : Pengolahan instrumen penelitian, 2013

F. Teknik Pengumpulan Data

Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2011:137) Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pasa setting alamiah (natural setting)/ survey atau lain-lain. Bila dilihat dari sumber data, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara, kuesioner, observasi dan gabungan ketiganya.

Sedangkan menurut Sutopo (1988) Teknik pengumpulan data dikelompokkan kedalam dua cara pokok yaitu metode interaktif yang meliputi observasi dan wawancara dan yang non interkatif yang meliputi dokumentasi.

Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian. Adapun teknik-teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan dua cara, yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Adalah informasi yang diperoleh dari sumber-sumber primer, yakni yang asli. Informasi dari tangan pertama atau responden. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara:

a) Observasi lapangan

Suatu teknik penelitian lapangan dalam rangka mengumpulkan data dimana peneliti sebagai partisipan dalam lingkungan kultural objek yang diteliti (Mantju, 1994)


(26)

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran (Fatoni, 2006:104)

Peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan tidak dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Hal ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan data mengenai keadaan fisik objek yang mencangkup fasilitas yang ada di kawasan.

b) Kuesioner

Sugiyono (2011: 142) menjelaskan bahwa : kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Mengumpulkan data dengan mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden, dilakukan dengan menyebarkan form yang berisikan pertanyaan-pertanyaan meliputi penilaian wisatawan terhadap fasilitas pariwisata di Wana Wisata CIC. Penggunaan kuesioner betujuan untuk mendapat informasi yang dibutuhkan serta mendukung penelitian.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan skala likert. Seperti yang dikemukakan dalam Sugiyono (2011:93) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dalam Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan negatif. Untuk pengukuran variabel diatas digunakan Skala Likert sebanyak lima tingkat sebagai berikut:

- Sangat Kurang Baik (SKB) - Kurang Baik (KB)


(27)

- Cukup (C) - Baik (B)

- Sangat Baik (SB)

Setiap jawaban memiliki skor, yaitu: untuk jawaban SKB memiliki skor 1, jawaban KB memiliki skor 2, jawaban C memiliki skor 3, jawaban B memiliki skor 4, jawaban SB memiliki skor 5.

Untuk mendapatkan kesimpulan maka dibutuhkan nilai terendah, nilai tertinggi dan interval, berikut perhitungannya:

Nilai indeks maksimum = 5 x 1 x 100 = 500 Nilai indeks minimum = 1 x 1 x 100 = 100 Jarak interval = 500 – 100 = 400

= 400 / 5 = 80 = 16%

Persentase skor = (Total Skor / Nilai Maksimum) x 100%

Metode ini digunakan agar peneliti dapat mengetahui dan memiliki data mengenai penilaian yang diberikan oleh setiap wisatawan yang datang ke Wana Wisata CIC untuk selanjutnya dapat ditarik kesimpulan dan strategi yang tepat dalam upaya pengembangan fasilitas di wana wisata tersebut.

c) Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2011:231).

Sedangkan menurut Fatoni (2006:105), wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya-jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara.

%

1 2 3 4 5

68% 52%


(28)

Teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara. Wawancara dilakukan peneliti dengan tujuan untuk melengkapi data penelitian yang dilakukan dengan bertatap muka langsung dan melakukan percakapan dengan responden.

Pada tahap ini penulis melakukan wawancara dengan pihak pengelola Wana Wisata Ciwangun Indah Camp.

2. Data Sekunder

Adalah informasi yang diperoleh tidak secara langsung dari responden, tetapi dari pihak ketiga atau dalam penelitian ini adalah pihak pengelola dari Wana Wisata CIC, Pemerintah serta pihak-pihak yang terkait lainnya. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara:

a) Studi dokumentasi

Merupakan teknik pengumpulan data dengan acuan dokumen bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental terkait dengan penelitian.

Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti menggunakan alat berupa camera digital untuk mendokumentasikan fasilitas yang disediakan Wana Wisata Ciwangun Indah Camp.

b) Studi Kepustakaan/ Literatur

Menurut Sugiyono (2011:291) terdapat tiga kriteria yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian, yaitu relevansi kemutakhiran dengan keaslian. Relevansi berarti teori yang dikemukakan sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Kemutakhiran berarti terkait dengan kebaruan teori atau referensi yang digunakan. Keaslian terkait dengan keaslian sumber penelitian.

Nazir (2003:112), mengemukakan bahwa: Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting dimana seseorang peneliti menetapkan topik penelitian,


(29)

langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian.


(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Setelah peneliti mengadakan pembahasan mengenai Penilaian Wisatawan terhadap Fasilitas Pariwisata di Wana Wisata CIC, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dan memberikan saran berdasarkan uraian yang telah peneliti kemukakan dalam bab sebelumnya.

1. Wana Wisata CIC memiliki beragam fasilitas pariwisata dalam mendukung aktivitas wisatawan, fasilitas tersebut terbagi dalam enam kelompok sub variabel yaitu akomodasi, food and beverage, sanitasi, aksesibilitas, fasiliatas aktif dan fasilitas penunjang.

2. Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat bahwa penilaian wisatawan terhadap fasilitas di Wana Wisata CIC secara keseluruhan terbagi dalam dua kategori, yaitu kategori penilaian cukup baik dan kurang baik.

Kategori cukup baik diantaranya; akomodasi, food and beverage, sanitasi dan fasilitas penunjang. Sedangkan untuk kategori kurang baik diantaranya; aksesibilitas dan fasilitas aktif. Berikut ini dominansi presentase dari keseluruhan penilaian wisatawan:

Tabel 5.1 Dominansi Penilaian

Variabel Sub Variabel Persentase

Fasilitas 4 Sub Variabel Cukup 66,66%

2 Sub Variabel Kurang Baik 33,33%

Sumber: Pengolahan data, 2013

Berdasarkan tabel 5.1 diatas, dapat disimpulkan bahwa secara dominan fasilitas pariwisata yang disediakan Wana Wisata CIC adalah cukup baik yaitu 66,66%, dan kurang dari setengahnya yaitu 33,33% kualitasnya kurang baik. Hal ini dapat menjadi acuan bagi pengelola dalam mengembangkan/ meningkatkan kualitas fasilitas dimasa mendatang untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan menciptakan kepuasan.


(31)

B. Rekomendasi

Rekomendasi di bawah ini merupakan saran dari semua wisatawan yang menjadi responden dalam penelitian;

1. Tingkatkan kenyamanan villa dengan menambah fasilitas penunjang di dalam villa untuk memfasilitasi kebutuhan wisatawan yang menginap. Berdasarkan rekomendasi responden diantaranya dengan menambahkan dispenser dan tempat sampah.

2. Meningkatkan jumlah tempat sampah yang disediakan di wana wisata dengan menambahkan tiga tempat sampah di masing-masing area untuk menjaga kebersihan lingkungan wana wisata.

3. Meningkatkan kebersihan toilet di masing-masing area dengan melakukan pengurasan bak minimal dua hari sekali, membersihkan toilet setelah digunakan wisatawan dan melakukan perbaikan pada toilet-toilet yang sudah mengalami kerusakan, seperti rusaknya engsel pintu, ataupun rusaknya selot kunci.

4. Memasang papan petunjuk arah untuk menuju lokasi dengan menggunakan kayu/ besi yang dipasang di tepi ruas jalan sehingga dapat memudahkan wisatawan dalam mencapai lokasi. Kemudian juga menambahkan internal signpost untuk memudahkan wisatawan dalam mencapai area-area dalam kawasan saat berwisata di wana wisata.

5. Tingkatkan keamanan berwisata dengan membentuk tim petugas jaga yang menyisir seluruh lokasi wana wisata, termasuk area kebun teh, curug/ air terjun tilu dan camping ground. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat jadwal yang terpadu untuk setiap petugas jaga keamanan dalam menyisir lokasi setiap harinya.

6. Perbaikan pada jalur tracking menuju curug/ air terjun tilu, dengan melakukan perbaikan pada jembatan-jembatan penyeberangan sungai yang harus dilalui wisatawan untuk mencapai curug/ air terjun tilu. Perbaikan dapat dilakukan dengan mengganti jembatan yang sudah rapuh.


(32)

7. Loket tiket jangan dibuat di dua tempat, cukup satu saja karena hal ini menyulitkan wisatawan, apalagi loket tiket yang pertama hanya difungsikan saat weekend, dan letaknya kurang strategis berada di tanjakan jalan.

8. Ada baiknya sediakan tempat menyimpan/ menitipkan barang/ locker bagi wisatawan agar memudahkan wisatawan saat hendak melakukan aktivitas aktif.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Anggriawan, Faisal. 2012. Pengembangan Fasilitas dan Atraksi Wisata di Situ Patengan Ciwidey Guna Meningkatkan Lama Tinggal Wisatawan. Skripsi Sarjana FPIPS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Anwar, Ridwan G. 2011. Analisis Kualitas Pelayanan di Kura-Kura Resort Karimunjawa. Skripsi FPIPS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bukart, A. J. dan Medlik, S. 1981. Tourism: past, present and future. Universitas Michigan: Heinemann.

Burns, Bergman dan Bush, Klefsjo. 1994. Quality: from customer needs to customer satisfaction. London: Mc Graw-Hill.

Diana, Susi. 2011. Pengaruh Fasilitas Terhadap Kepuasan Konsumen di Nongsa Point Marina & Resort Batam. Skripsi Sarjana FPIPS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Fandeli, Chafid. 2003. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada.

Fatoni, Abdurrahman. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Gunawan. 2008. Kajian Sifat-sifat Finishing Anyaman Bambu. Skripsi Sarjana FK IPB. Bogor: tidak diterbitkan.


(34)

Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Komar, R. 2006. Hotel Management – Manajemen Perhotelan. Grasindo: Jakarta. Kotler, Philip dan Keller, K. L. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlanga

Lancaster, Roger A. 1983. Recreation, Park and Open Space Standards and Guidelince. New York: Association Publication.

Lawson, Fred dan Boud-Bovy, Manuel. 1998. Tourism and Recreation Handbook of Planning and Design. Oxford: Architectural Press.

Lawson, Fred dan Boud-Bovy, Manuel. 1977. Tourism and Recreation Development. Buston: CBI Publishing Company.

Mantju. 1994. Teknik Perekaman Data. Malang: Lemlit IKIP.

Marpaung, Happy. dan Bahar, H. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta.

Middleton, V.T.C.dan Hawkins, Rebecca. 1998. Sustainable Tourism: A Marketing Perspective. Butterworth-Heinemann: Oxford.

Muljadi. A. J. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Muzfahid, Fajar. 2011. Pengembangan Fasilitas Wisata di Objek Wisata Prabu Siliwangi Kabupaten Majalengka. Skripsi Sarjana FPIPS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pendit, Nyoman S. 2003. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.


(35)

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri.

Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam,

Pitana, I Gde dan Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Pitana, I Gde dan I.K.S. Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Soehartono, Irawan. 2000. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Soekadijo, R. G. 2000. Anatomi Pariwisata Memahami Pariwisata Sebagai Systemic Linkage. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, Wiratna V. dan Endrayanto, Poly. 2012. Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sukmadinata, Nana S. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Rosdakarya.

Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Rope Access.


(36)

Sutopo. 1988. Konsep-konsep Dasar dalam Penelitian Kualitatif. Makalah Seminar Nasional Penelitian Dasar FKIP/FIS. Makalah Seminar Nasional Penelitian Dasar FKIP/FIS. UNS. Surakarta.

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Tjiptono, Fandy dan Anastasia, Diana. 2001. Total Quality Management. Yogyakarta: Andi.

Undang-Undang Republik Indonesia No.10 tahun 2009 tetang Kepariwisataan.

Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Yisniyari, Isni. 2011. Perencanaan Paket Wisata di Wana Wisata Ciwangun Indah Camp Kabupaten Bandung Barat. Skripsi Sarjana FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan

Yoeti, Oka A. 1979. Pengantar Ilmu Pariwisata. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Yoeti, Oka A. 2002. Perencanaan Strategi Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

B. Internet

Tersedia (12 Januari, 2013) :

http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_iii/07110241-eni-sifaul-aini.ps Oleh : Eni Sifaul Aini

Tersedia (21 Maret, 2013) :

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/BAB%20II_11-07.pdf

Tersedia (21 April, 2013) :


(37)

Tersedia (13 Mei, 2013) :

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11679/E08gun.pdf Oleh : Gunawan

Tersedia (4 Juni, 2013) :

http://www.dephut.go.id/INFORMASI/litbang/teliti/bambu.htm Oleh : Krisdianto, Ginuk Sumarni dan Agus Ismanto


(1)

7. Loket tiket jangan dibuat di dua tempat, cukup satu saja karena hal ini menyulitkan wisatawan, apalagi loket tiket yang pertama hanya difungsikan saat weekend, dan letaknya kurang strategis berada di tanjakan jalan.

8. Ada baiknya sediakan tempat menyimpan/ menitipkan barang/ locker bagi wisatawan agar memudahkan wisatawan saat hendak melakukan aktivitas aktif.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Anggriawan, Faisal. 2012. Pengembangan Fasilitas dan Atraksi Wisata di Situ Patengan Ciwidey Guna Meningkatkan Lama Tinggal Wisatawan. Skripsi Sarjana FPIPS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Anwar, Ridwan G. 2011. Analisis Kualitas Pelayanan di Kura-Kura Resort Karimunjawa. Skripsi FPIPS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bukart, A. J. dan Medlik, S. 1981. Tourism: past, present and future. Universitas Michigan: Heinemann.

Burns, Bergman dan Bush, Klefsjo. 1994. Quality: from customer needs to customer satisfaction. London: Mc Graw-Hill.

Diana, Susi. 2011. Pengaruh Fasilitas Terhadap Kepuasan Konsumen di Nongsa Point Marina & Resort Batam. Skripsi Sarjana FPIPS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Fandeli, Chafid. 2003. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada.

Fatoni, Abdurrahman. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Gunawan. 2008. Kajian Sifat-sifat Finishing Anyaman Bambu. Skripsi Sarjana FK IPB. Bogor: tidak diterbitkan.


(3)

Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Komar, R. 2006. Hotel Management – Manajemen Perhotelan. Grasindo: Jakarta. Kotler, Philip dan Keller, K. L. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlanga

Lancaster, Roger A. 1983. Recreation, Park and Open Space Standards and Guidelince. New York: Association Publication.

Lawson, Fred dan Boud-Bovy, Manuel. 1998. Tourism and Recreation Handbook of Planning and Design. Oxford: Architectural Press.

Lawson, Fred dan Boud-Bovy, Manuel. 1977. Tourism and Recreation Development. Buston: CBI Publishing Company.

Mantju. 1994. Teknik Perekaman Data. Malang: Lemlit IKIP.

Marpaung, Happy. dan Bahar, H. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta.

Middleton, V.T.C.dan Hawkins, Rebecca. 1998. Sustainable Tourism: A Marketing Perspective. Butterworth-Heinemann: Oxford.

Muljadi. A. J. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Muzfahid, Fajar. 2011. Pengembangan Fasilitas Wisata di Objek Wisata Prabu Siliwangi Kabupaten Majalengka. Skripsi Sarjana FPIPS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.


(4)

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri.

Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam,

Pitana, I Gde dan Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Pitana, I Gde dan I.K.S. Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Soehartono, Irawan. 2000. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Soekadijo, R. G. 2000. Anatomi Pariwisata Memahami Pariwisata Sebagai Systemic Linkage. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, Wiratna V. dan Endrayanto, Poly. 2012. Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sukmadinata, Nana S. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Rosdakarya.

Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Rope Access.


(5)

Sutopo. 1988. Konsep-konsep Dasar dalam Penelitian Kualitatif. Makalah Seminar Nasional Penelitian Dasar FKIP/FIS. Makalah Seminar Nasional Penelitian Dasar FKIP/FIS. UNS. Surakarta.

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Tjiptono, Fandy dan Anastasia, Diana. 2001. Total Quality Management. Yogyakarta: Andi.

Undang-Undang Republik Indonesia No.10 tahun 2009 tetang Kepariwisataan.

Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Yisniyari, Isni. 2011. Perencanaan Paket Wisata di Wana Wisata Ciwangun Indah Camp Kabupaten Bandung Barat. Skripsi Sarjana FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan

Yoeti, Oka A. 1979. Pengantar Ilmu Pariwisata. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Yoeti, Oka A. 2002. Perencanaan Strategi Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

B. Internet

Tersedia (12 Januari, 2013) :

http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_iii/07110241-eni-sifaul-aini.ps Oleh : Eni Sifaul Aini

Tersedia (21 Maret, 2013) :

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/BAB%20II_11-07.pdf

Tersedia (21 April, 2013) :


(6)

http://bksdadiy.dephut.go.id/images/data/PP_18-Tersedia (13 Mei, 2013) :

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11679/E08gun.pdf Oleh : Gunawan

Tersedia (4 Juni, 2013) :

http://www.dephut.go.id/INFORMASI/litbang/teliti/bambu.htm Oleh : Krisdianto, Ginuk Sumarni dan Agus Ismanto