PENGARUH KONSENTRASI INOKULUM Monascus purpureus TERHADAP PRODUKSI PIGMEN PADA SUBSTRAT TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus).

(1)

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KONSENTRASI INOKULUM Monascus purpureus TERHADAP PRODUKSI PIGMEN PADA SUBSTRAT

TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Biologi

Jurusan Pendidikan Biologi

Oleh:

LIA AMELIA YULIANI 0907205

PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengaruh Konsentrasi Inokulum

Monascus purpureus

terhadap Produksi Pigmen pada Substrat Tepung

Biji Nangka (

Artocarpus heterophyllus)

Oleh

Lia Amelia Yuliani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Lia Amelia Yuliani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KONSENTRASI INOKULUM Monascus purpureus TERHADAP PRODUKSI PIGMEN PADA SUBSTRAT

TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

Oleh

Lia Amelia Yuliani 0907205

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Dra. Yanti Hamdiyati, M.Si NIP. 196611031991012001

Pembimbing II

Kusnadi, M.Si NIP. 196805091994031001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Dr. H. Riandi M.Si NIP. 1963050111988031002


(4)

i

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KONSENTRASI INOKULUM Monascus purpureus TERHADAP PRODUKSI PIGMEN PADA SUBSTRAT

TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) ABSTRAK

Penggunaan pewarna sintetis memiliki berbagai efek negatif terhadap kesehatan manusia. Pigmen yang dihasilkan dari kapang Monascus purpureus dapat digunakan sebagai alternatif pewarna alami makanan. Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh konsentrasi inokuum M. purpureus terhadap produksi pigmen pada substrat tepung biji nangka. Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi inokulum terhadap produksi pigmen merah, kuning dan jingga oleh M. purpureus pada substrat tepung biji nangka. Konsentrasi yang digunakan adalah 0%, 5%, 10%, dan 15% (v/b). Analisis data menggunakan One-Way Anova menunjukkan bahwa konsentrasi inokulum memiliki pengaruh terhadap produksi pigmen merah M. purpureus, begitupun analisis data menggunakan Kruskall-Wallis menunjukkan bahwa konsentrasi inokulum memiliki pengaruh terhadap produksi pigmen kuning dan pigmen jingga. Konsentrasi inokulum 15% merupakan konsentrasi optimum untuk produksi pigmen merah, pigmen kuning dan pigmen jingga masing-masing sebesar 0,10, 0,50 dan 0,20 unit absorbansi per gram sampel. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi inokulum berpengaruh terhadap produksi pigmen merah, kuning dan jingga.

Kata kunci: Monascus purpureus, Konsentrasi Inokulum, Tepung Biji Nangka

ABSTRACT

The used of synthetic dyes have various negative effects on human health. Pigment which produced by Monascus purpureus mold can be used as an alternative natural coloring food. The research about the effect of inoculum concentration’s M. purpureus to pigment production on the jackfruit seed flour has been done. The objective research to investigate the effect of inoculum concentration’s M. purpureus to the production of red, yellow and orange pigment on the jackfruit seed flour. The concentrations that were used on the study include 0%, 5%, 10%, and 15% ( v/b ). The result of data analysed using One-Way ANOVA showed that the inoculum concentration has influence to the production of red pigment M. purpureus, as well as data analysis using the Kruskall-Wallis showed that inoculum concentration has influence on the production of yellow and orange pigments. Inoculum concentration of 15% is the optimum concentration for production of red, yellow and orange pigments respectively 0.10, 0.50 and 0.20 absorbance units per gram of sample. Based on the results of the research showed at the inoculum concentration’s M. purpureus has influenced to the production of red, yellow and orange pigment.


(5)

ii

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.,

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayat serta karunia-Nya berupa iman, islam dan ilmu pengetahuan serta berbagai kemudahan dan kelancaran, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Konsentrasi

Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Substrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus) ini dengan baik. Tak lupa shalawat serta salam penulis panjatkan kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Biologi, Jurusan Penidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Penetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia.

Pada Kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis bermaksud menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bantuan, dukungan, serta motivasi selama masa perkuliahan dan peyelesaian skripsi ini. Ucapan terimakasih dan doa penulis sampaikan kepada:

1. Ibu Dra. Yanti Hamdiyati, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan dan motivasi kepada penulis selama kegiatan penelitian hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Bapak Kusnadi, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan selama penelitian hingga penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. H. Riandi M.Si selaku ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI


(6)

iii

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bapak Rahardian D. Djuansyah, S.Pd selaku staf Laboratorium

Mikrobiologi yang telah ramah selama penulis melakukan penelitian 5. Ibu Any Aryani, M.Si. Selaku dosen wali

6. Kedua orang tua yang senantiasa membantu dengan memberikan doa dan

dukungan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Kakak penulis Iim dan adik penulis Desri, yang selama ini telah banyak memberikan motivasi kepada penulis.

8. Seluruh keluarga yang telah memberikan doa dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

9. Hayatun dan teh Depy selaku teman seperjuangan dalam melaksanakan penelitian ini.

10.Dwi, Fajrul, Fauzi, Maesaroh, Visi, Hana, Faramitha, Fithria, Indri, Hayatun dan teh Depy selaku teman seperjuangan di Lab Mikrobiologi. 11.Teman-teman kelas Tumaninaceae Biologi C 2009, terutama Kemala,

Khaerunnisa, Dwi dan Hayatun yang selalu menjadi teman sekelompok dalam setiap kesempatan.

12.Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah turut membantu terselesaikannya skripsi ini, semoga Alloh SWT membalas kebaikan semua pihak dengan balasan yang berlipat ganda.

Bandung, September 2013


(7)

iv

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pertanyaan Penelitian ... 4

D. Batasan Masalah ... 5

E. Tujuan ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

G. Asumsi ... 5

H. Hipotesis ... 6

BAB II FERMENTASI SUBSTRAT TEPUNG BIJI NANGKA OLEH Monascus purpureus UNTUK PRODUKSI PIGMEN MERAH, KUNING, DAN JINGGA A. Monascus purpureus ... 7

B. Angkak ... 12


(8)

v

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 19

B. Desain Peelitian ... 19

C. Populasi dan Sampel ... 21

D. Waktu dan Tempat Penelitian ... 21

E. Alat dan Bahan ... 21

F. Prosedur Kerja ... 23

G. Tahap Persiapan ... 23

a. Tahap Pra Penelitian ... 24

b. Tahap Penelitian ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 34

1. Identifikasi Monascus purpureus ... 34

2. Hasil Analisis Kandungan Amilum dan Protein pada Tepung Biji Nangka ... 37

3. Kurva Produksi Spora Monascus purpureus ... 38

4. Pengaruh Konsentrasi Inokulum Terhadap Pembentukan Pigmen Monascus purpureus ... 40

B. Pembahasan ... 45

1. Pengaruh Konsentrasi Inokulum Terhadap Pembentukan Pigmen Monascus purpureus ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51


(9)

vi

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RIWAYAT HIDUP ... 68 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8

Spora Monascus purpureus

Aleuriokonidia pada Monascus purpureus

Koloni Monascus purpureus pada medium Potato Dextrose Agar (PDA)

Pembentukan Metabolit Sekunder Pigmen Struktur kimia pigmen Monascus

Serbuk Angkak

Monascus purpureus Usia Kultur Enam Hari

Penutupan Alat Haemocytometer Dengan Gelas Penutup Haemocytometer yang Diamati degan Menggunakan Mikroskop

Titik Perhitungan Spora Alur Perhitungan Spora Tepung Biji Nangka Kondisi Fermentasi Alur Penelitian

Monascus purpureus Pada Medium PDA Hifa Monascus purpureus

Kleistotesia Monascus purpureus Spora Monascus purpureus

Aleurokonidia Monascus purpureus

Kurva Produksi Spora Monascus purpureus

Produksi Pigmen Merah Monascus purpureus Pada Panjang Gelombang 500 nm

Produksi Pigmen Kuning Monascus purpureus Pada Panjang Gelombang 400 nm

Halaman 8 8 9 10 11 13 25 26 26 27 27 29 31 33 34 35 36 36 37 39 41 42


(10)

vii

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.9

4.10

Produksi Pigmen Jingga Monascus purpureus Pada Panjang Gelombang 470 nm

Formasi Pembentukan Pigmen Merah

43

48

DAFTAR TABEL Tabel

2.1

3.1 3.2 3.3 4.1 4.2 4.3 4.4

Perbandingan Kandungan Nutrisi Biji Nangka Per 100 gram

Desain Rancangan Acak Lengkap Alat

Bahan Penelitian

Kandungan Amilum dan Protein Tepung Biji Nangka Rata-Rata Jumlah Spora Monascus purpureus

Rata-Rata Produksi Pigmen Merah, Kuning dan Jingga Hasil Uji Mann-Whitney Pengaruh Berbagai Konsentrasi Inokulum Terhadap Produksi Pigmen Kuning Dan Pigmen Jingga M. purpureus

Halaman

17

20 22 23 37 39 41 44


(11)

viii

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(12)

ix

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran

I

II

III

Hasil Pengolahan Data 1.1Hasil Uji Normalitas 1.2Hasi Uji Homogenitas 1.3Hasil Uji Anova

1.4Hasil Uji Kruskal-Wallis 1.5Hasil Uji Dunnet T3

1.6Hasil Uji Mann-Whitney

Dokumentasi Penelitian

2.1Gambar Tepung Buji Nangka Yang Diinokulasikan Spora Monascus purpureus Dengan Konsentrasi 0% 2.2Gambar Tepung Buji Nangka Yang Diinokulasikan

Spora Monascus purpureus Dengan Konsentrasi 5% 2.3Gambar Tepung Buji Nangka Yang Diinokulasikan

Spora Monascus purpureus Dengan Konsentrasi 10% 2.4Gambar Tepung Buji Nangka Yang Diinokulasikan Spora Monascus purpureus Dengan Konsentrasi 15% 2.5Gambar Hasil Ekstraksi

Dokumentasi Bahan Media Fermentasi

3.1Gambar Buah Nangka Salak

3.2Gambar Biji Buah Nangka Salak

3.3Gmbar Tepug Biji Buah Nangka Salak

Halaman

55 56 57 58 59 60

64

64

65

65

66

67 67 67


(13)

1

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Persaingan produk makanan di pasaran semakin meningkat. Agar produk makanan dapat bersaing dan dipilih oleh konsumen, produk makanan harus memiliki rasa yang enak, warna yang menarik, nilai gizi tinggi serta ekonomis. Pertimbangan-pertimbangan di atas menjadi dasar digunakannya zat-zat tambahan, khususnya zat warna baik sintetis maupun alami untuk meningkatkan kualitas produk terutama penampakannya.

Industri makanan lebih banyak menggunakan zat warna sintetis daripada zat warna alami karena lebih murah dan mudah didapat. Penggunaan zat warna sintetis yang boleh digunakan semakin berkurang karena banyak yang menimbulkan alergi dan berbahaya bagi manusia. Kondisi ini mendorong usaha pengembangan produk bahan tambahan makanan terutama zat pewarna yang bersifat alami (Kusumawati, 2005). Oleh karena itu pemanfaatan bahan pewarna alami seperti angkak (Redrice), kesumba (Bixa orellana) dan secang (Caessalpinia sappan) dapat digunakan sebagai alternatif lain pengganti pewarna sintetis. Menurut Sukandar dalam Kusumawati (2005) sebagian besar pewarna alami berasal dari ekstrak tumbuhan, hewan, atau dari

mikroorganisme. Produksi bahan tambahan makanan menggunakan

mikroorganisme semakin meningkat. Salah satu mikroorganisme yang dapat

menghasilkan bahan pewarna alami adalah Monascus purpureus

(Kusumawati, 2005).

Keanekaragaman mikroba di Indonesia dan potensinya sebagai penghasil bahan bioaktif belum banyak diungkapkan. Di alam ini terdapat berbagai

spesies kapang penghasil angkak seperti Monascus bakeri, M.

rubropunctatus, M. purpureus, M. anka, M. rugriguosus, dan M. ankanakazawa. Spesies yang paling umum digunakan sebagai penghasil angkak adalah M. purpureus west. Monascus diketahui merupakan jamur penting dalam produk fermentasi seperti beras merah, red wine, rice wine, kaoliang wine, dan keju di Asia, terutama di daerah Cina, Filipina, Jepang,


(14)

2

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Thailand dan Indonesia. Pigmen yang dihasilkan oleh M. purpureus sangat stabil dan aman digunakan sebagai bahan tambahan makanan (Sheu et al, 2000). Jenis Monascus yang berperan penting adalah M. purpureus. Kapang M. purpureus sudah banyak dimanfaatkan untuk menghasilkan pigmen melalui proses fermentasi baik pada substrat padat maupun cair, misalnya digunakan untuk produksi fermentasi beras atau disebut angkak (Suharna, 2009).

Angkak adalah beras yang difermentasi oleh kapang sehingga penampakannya berwarna merah. Angkak sudah sejak lama digunakan sebagai bahan bumbu, pewarna dan obat karena mengandung bahan bioaktif berkhasiat. Kapang M. purpureus menghasilkan pigmen yang tidak toksik dan tidak mengganggu sistem kekebalan tubuh. Komponen pigmen yang dihasilkan diantaranya adalah Monaskorubramin, Rubropunktamin (merah), Monascin, Ankaflavin (kuning) dan Rubropunktatin, Monaskorubrin (jingga). Pigmen merupakan metabolit dari kapang tersebut. Pengembangan produksi pigmen angkak sangat prospektif dilakukan mengingat potensinya yang cukup besar sebagai pigmen alami yang aman diaplikasikan pada produk pangan (Kasim, 2006). Oleh karena begitu besar manfaat dari penggunaan M. purpureus, sampai saat ini banyak penelitian baik bersifat dasar sampai ke aplikasinya terus dilakukan dari berbagai aspek seperti kesehatan dan pangan.

Mengingat beras merupakan bahan makanan pokok khususnya di Indonesia, oleh karena itu diperlukan substrat alternatif untuk pembuatan angkak. Beberapa penelitian telah dilakukan dalam pemanfaatan bahan alternatif pengganti beras sebagai substrat fermentasi pembuatan angkak, diantaranya yaitu Kusumawati et al. (2005) menggunakan kombinasi ekstrak beras, ampas tahu dan dedak padi, Ernawati (2006) menggunakan beras merah, Vidyalakshmi (2009) menggunakan beras putih, Irdawati (2010) menggunakan limbah umbi kayu (Manihot utillisima) sebagai substrat fermentasi, Silvana et al. (2011) menggunakan ampas tebu, Babitha (2006) dan Subhasree (2011) menggunakan biji nangka sebagai medium


(15)

3

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fermentasinya. Namun belum ada penelitian yang menggunakan konsentrasi inokulum sebagai variabel kontrol dengan menggunakan tepung biji nangka sebagai substrat fermentasi.

Konsentrasi inokulum kapang M. purpureus agar maksimal memproduksi pigmen pada substrat tepung biji nangka belum diketahui. Untuk itu perlu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui konsentrasi inokulum kapang M. purpureus yang optimum dalam memproduksi pigmen. Irdawati (2010) menyatakan bahwa selain nutrisi, konsentrasi inokulum awal atau stater, pH yang optimum dan lama fermentasi ikut menentukan keberhasilan dalam memproduksi pigmen.

Sumber nutrisi dan kondisi lingkungan sangat mempengaruhi produk fermentasi yang dihasilkan. Monascus memerlukan unsur baik karbon, nitrogen, vitamin, mineral dan faktor lingkungan seperti pH, oksigen, kelembaban, jumlah inokulum dan suhu (Bum-Kyu Lee, et al. 2002). Substrat yang baik untuk medium fermentasi adalah bahan yang mengandung pati sebagai sumber karbon (C). Intensitas warna merah tertinggi didapatkan pada media ekstrak beras, dikarenakan komponen utama beras adalah pati sebagai sumber C sebesar 80%. Pembentukan pigmen dipengaruhi oleh jenis karbohidrat dan perbandingan C dengan N. Bila konsentrasi C dalam media meningkat harus diimbangi dengan peningkatan konsentrasi N yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan maksimum dan pembentukan pigmen (Kusumawati, 2005).

Biji nangka memiliki potensi untuk digunakan sebagai substrat fermentasi M. purpureus, karena biji nangka kaya unsur karbohidrat dan protein (Subhasree et al, 2011). Limbah buah nangka yang berupa biji menurut data Direktorat gizi, Depkes (2009) biji nangka masih mempunyai kandungan gizi tinggi yaitu setiap 100 gram biji nangka terdapat, zat besi sebanyak 200 mg, vitamin B1 0,20 gram, kalori 165 kal, protein 4,2 gram, lemak 0,1 gram, karbohidrat 36,7 gram, kalsium 33,0 mg, fospor 1,0 mg, vitamin C 10 mg, Air 56,7 gram. Namun, pemanfaatan biji buah nangka sampai saat ini baru dimanfaatkan masyarakat desa dengan merebus dan belum dimanfaatkan


(16)

4

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara optimal sebagai komoditi yang memiliki nilai lebih. Padahal Indonesia merupakan negara agraris dimana tanaman nangka dapat tumbuh dengan baik, sehingga konsumsi buah nangka yang banyak dapat menghasilkan limbah bji nangka yang banyak pula. Oleh karena itu pamanfaaatan biji nangka sebagai substrat fermentasi untuk menghasilkan pigmen M. purpureus merupakan salah satu upaya dalam mengoptimalkan limbah dari buah nangka.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus purpureus terhadap

Produksi Pigmen pada Substrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus

heterophyllus)”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh konsentrasi inokulum M. purpureus terhadap produksi pigmen pada substrat tepung biji nangka (Artocarpus heterophyllus)?

C. Pertanyaan Penelitian

Dari rumusan masaah diatas dapat diuraikan menjadi beberapa prtanyaan sebagai berikut :

1. Apakah perbedaan konsentrasi inokulum M. purpureus berpengaruh terhadap pigmen yang dihasilkan ?

2. Berapa konsentrasi inokulum M. purpureus optimum yang

menghasilkan pigmen merah (Monaskorubramin dan

Rubropunktamin), kuning (Monascin dan Ankaflavin), dan pigmen jingga (Rubropunktatin dan Monaskorubrin) tertinggi ?


(17)

5

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Jenis substrat yang digunakan adalah tepung biji nangka dari varietas nangka salak.

2. Konsentrasi inokulum M. purpureus yang digunakan adalah 0%, 5%,10%,15% (v/b).

3. Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah kadar pigmen merah (Monaskorubramin dan Rubropunktamin), kuning (Monascin dan Ankaflavin), dan pigmen jingga (Rubropunktatin dan Monaskorubrin).

E. Tujuan

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui perbedaan produksi pigmen merah, kuning dan jingga pada beberapa konsentrasi inokulum M. purpureus (0%,5%,10%, dan 15%) (v/b).

2. Mengetahui konsentrasi inokulum M. purpureus yang optimum untuk

menghasilkan pigmen merah, kuning dan jingga.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menghasilkan produk angkak dengan substrat tepung biji nangka

2. Mengupayakan pemanfaatan limbah produksi olahan buah nangka

untuk dijadikan bahan lain yang lebih bermanfaat serta bernilai jual tinggi.

G. Asumsi

1. M. purpureus diketahui menghasilkan tiga kelompok pigmen, yaitu pigmen merah, kuning, dan jingga (Patcharee, et al. 2007 )

2. Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas Monascus adalah


(18)

6

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Hipotesis

Ho: Perbedaan konsentrasi inokulum tidak berpengaruh terhadap produksi pigmen yang dihasilkan oleh M. purpureus.

H1: Perbedaan konsentrasi inokulum berpengaruh terhadap produksi pigmen yang dihasilkan oleh M. purpureus.


(19)

19 Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol (Nazir, 2003). Objek dalam peneitian ini adalah produksi pigmen merah, kuning dan orange yang dihasikan oleh Monascus purpureus dalam satuan unit absorbansi per gram substrat.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan desain RAL (Rancangan Acak Lengkap). Pada penelitian ini terdapat tiga variabel penelitian yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol. Variabel bebas yang digunakan adalah konsentrasi inokulum spora M. purpureus, variabel terikatnya adalah produksi pigmen M. purpureus dan variabel kontrolnya adalah Jenis substrat, jenis mikroorganisme yang digunakan, pH substrat, waktu dan suhu inkubasi. Penelitian ini akan dilakukan dengan 4 perlakuan (dengan kata lain ada 4 treatment) yaitu inokulum spora M. purpureus dengan konsentrasi 0%, 5%, 10% dan 15%. Untuk mengetahui banyaknya replikasi, digunakan rumus:

Keterangan: t = treatment

r = replikasi (Sumber: Gomez, 1995).

Dalam penelitian ini terdapat 4 perlakuan, dengan demikian akan dilakukan 6 kali replikasi uuk setiap perlakuan. Sehingga terdapat 24 unit percobaan untuk setiap pengukuran. Peletakan tiap unit percobaan akan mengikuti aturan bilangan acak yang diperoleh dengan melakukan undian. Unit percobaan disusun seperti tabel 3.1


(20)

20

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1 Desain Rancangan Acak Lengkap

91 66 65 9 162 158 105 24 114 112 17 42

31 142 23 150 85 133 27 40 100 68 161 73

52 14 16 8 156 34 26 144 90 148 94 97

13 67 54 25 145 55 113 67 77 63 15 82

110 81 12 20 125 19 123 10 152 136 107 39

121 32 28 1 137 62 108 56 69 99 57 102

72 38 45 103 129 11 134 92 79 75 126 61

50 109 118 37 60 166 131 143 30 153 78 95

43 5 80 46 146 111 44 155 104 76 70 164

117 151 93 101 89 98 160 124 84 21 159 140

53 147 106 59 128 4 7 127 29 41 83 48

2 139 88 74 33 132 122 115 138 71 119 49

141 22 6 58 130 47 154 3 51 36 167 120

135 35 157 168 165 116 86 149 96 18 163 64

Keterangan :

Konsentrasi inokulum 0% Hari ke 1 : nomor 1- 6 Hari ke 3 : nomor 7-12 Hari ke 5 : nomor 13-18 Hari ke 7 : nomor 19-24 Hari ke 9 : nomor 25-30 Hari ke 11 : nomor 31-36 Hari ke 13 : nomor 37-42

Konsentrasi inokulum 10% Hari ke 1 : nomor 85-90 Hari ke 3 : nomor 91-96 Hari ke 5 : nomor 97-102 Hari ke 7 : nomor 103-108 Hari ke 9 : nomor 109-114 Hari ke 11 : nomor 115-120 Hari ke 13 : nomor 121-126


(21)

21

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Konsentrasi inokulum 5%

Hari ke 1 : nomor 43-48 Hari ke 3 : nomor 49-54 Hari ke 5 : nomor 55-60 Hari ke 7 : nomor 61-66 Hari ke 9 : nomor 67-72 Hari ke 11 : nomor 73-78 Hari ke 13: nomor 79-84

Konsentrasi inokulum 15% Hari ke 1 : nomor 127-132 Hari ke 3 : nomor 133-138 Hari ke 5 : nomor 139-144 Hari ke 7 : nomor 145-150 Hari ke 9 : nomor 151-156 Hari ke 11 : nomor 157-162 Hari ke 13: nomor 163-168

C. Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Populasi : Seluruh substrat tepung biji nangka yang berada dalam botol fermentor

2. Sampel : Masing-masing 1 garam substrat yang diambil dalam botol fermentor untuk pengukuran produksi pigmen M. purpureus.

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret sampai Juni 2013 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

E. Alat dan Bahan


(22)

22

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2 Alat

No. Alat Spesifikasi Jumlah

1. Autoclave HL36AE 1 unit

2. Jarum inokulasi 3 unit

3. Tabung reaksi Pyrex 10 unit

4. Timbangan digital PT25.221.03.018BF 1 unit

5. Gelas ukur Pyrex, 250 mL 3 unit

6. Vorteks homogenizer PT25.221.03.044BM 1 unit

7. Shaker bath PT25.2221.03004

BM

1 unit

8. Spektrofotometer PT25-221-03021BF

(2/2)

1 unit

9. Alumunium foil 1 pack

10. Plastik tahan panas Ukuran ½ kg

50 lembar

11. Karet gelang 200 unit

13. pH indikator

50 lembar

15. Haemocytometer 1 unit

16. Inkubator 1 unit

19. Termometer 0-100˚C 2 unit

20. Wadah plastik 1 unit

21. Mikroskop Listrik Shimadzu

BI-71-16126

1 unit

22. Spatula 4 unit

23. Pembakar spirtus 1 unit

24. Korek api 1 kotak

25. Batang pengaduk 1 unit

26. Botol gelas ukuran 50 ml


(23)

23

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27. Papan miring 1 unit

28. Hot plate & magnetic stireer

PT25.221.03.023 BM (1/2)

1 unit

Tabel 3.3 Bahan Penelitian

No. Bahan Spesifikasi Jumlah

1. Monascus purpureus Kapang 1 isolat

2. Tepung Biji Nangka Serbuk

4. Medium PDA Serbuk 100 mL

5. Ethanol 95% Cairan 3600 mL

6. Aquades steril Cairan 1000 mL

F. Prosedur Kerja

a. Tahap persiapan

1. Pembuatan medium PDA

Medium yang digunakan untuk menumbuhkan M. purpureus adalah PDA (Potato Dextrose Agar). Standar takaran yang digunakan untuk membuat medium PDA yaitu untuk 1 liter medium PDA dibutuhkan 39 gram serbuk PDA. Setelah dicampur, medium kemudian dipanaskan diatas hot plate dan magnetic stirer hingga mendidih.

2. Sterilisasi

Semua alat dan bahan tahan panas yang akan digunakan disterilkan di autoclave pada suhu 1210C selama 15 menit pada tekanan 1,5 atm.


(24)

24

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Tahap Pra penelitian

1. Identifikasi Monascus purpureus

Isolat kapang M. purpureus diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi ITB, selanjutnya dibiakkan dalam medium kultur PDA miring di laboratorium Mikrobiologi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Identifikasi M. purpureus dilakukan melalui pengamatan

makroskopik dan mikroskopik. Pengamatan makroskopik

dilakukan dengan cara melihat penampakan warna hifa dan koloni M. purpureus. Sedangkan untuk pengamatan mikroskopik dilakukan pembuatan slide culture, lalu dilakukan pengamatan terhadap bentuk spora, hifa, kleistetosia, dan aleirokonidia M. purpureus menggunakan mikroskop. Identifikasi mengacu pada jurnal Pattanagul et al. (2007), Tanya (1997) dan Hawsworth and Pitt (1983).

2. Pemeliharaan dan Perbanyakan Monascus purpureus

Kapang M. purpureus yang akan digunakan untuk penelitian disimpan pada suhu 30-320C, sedangkan stok isolat kapang M. purpureus disimpan pada suhu 40C. Berikut disajikan Gambar kapang M. purpureus yang dikultur dalam tabung reaksi.


(25)

25

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Monascus purpureus Usia Kultur Enam Hari

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

3. Pembuatan Kurva Produksi Spora

Pembuatan kurva produksi spora ini bertujuan untuk mengetahui jumlah spora yang diproduksi oleh M. purpureus. Kurva produksi spora dibuat dengan mengambil koloni M. purpureus yang dikultur dalam cawan Petri dengan menggunakan pelubang gabus yang berdiameter 0,6 mm. Koloni tersebut kemudian diinokulasikan pada medium PDA miring dan diinkubasikan pada suhu 30-320C. Pengamatan jumlah spora dilakukan setiap hari dengan cara manambahkan 9 ml aquades steril pada setiap tabung yang berisi kultur M. purpureus yang berumur 6 hari. dengan menggunakan jarum ose, hifa yang menempel pada medium dikeruk perlahan hingga mendapatkan suspensi sporanya, setelah itu suspensi spora dipindahkan kedalam tabung kosong dan dihomogenkan dengan cara divortex, lalu dipipet dan diteteskan satu tetes kedalam bidang hitung haemocytometer dan ditutup dengan gelas penutup.


(26)

26

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2 Penutupan Alat Haemocytometer Dengan Gelas Penutup (Sumber : Janice, 2010)

Kemudian dengan menggunakan perbesaran 400x, spora M. purpureus dapat terhitung dibawah mikroskop. Spora yang dihitung hanya pada daerah dengan nomor 3 dengan bidang hitung (1+2+3+4+5) seperti yang tersaji pada Gambar 3.3

Gambar 3.3 Haemocytometer yang Diamati degan Menggunakan Mikroskop (Sumber : Janice, 2010)

Pada daerah dengan nomor tiga terdapat 25 kotak. Dari 25 kotak tersebut dipilih lima kotak saja yang dijadikan tempat perhitungan spora M. purpureus, yaitu kotak A, B, C, D dan E. Seperti yang tersaji dalam Gambar 3.4


(27)

27

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.4 Titik Perhitungan Spora (Sumber: http://www.vivo.colostate.edu)

Setiap kotak A, B. C, D memiliki enambelas kotak kecil. Perhitungan spora seperti yang terdapat pada Gambar 3.5

Gambar 3.5 Alur Perhitungan Spora (Sumber: http://www.celeromics.com )

Setelah didapat jumlah spora, lalu dihutung jumlah spora/ml pada bidang hiting dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

A

B

C

D


(28)

28

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :

S: Jumlah spora/mL

X: Jumlah spora yang dihitung (A, B, C, D, E) L: Luas kotak hiting (0,04x5 = 0,2 mm2) T: Kedalaman bidang hitung (0,1 mm) d: Faktor penngenceran

103: Volume suspensi yang diambil (1 ml = 103 mm3) (Sumber : Tim QC APH Golongan Jamur)

4. Pembuatan Tepung Biji Nangka

Biji nangka yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji nangka dari varietas buah nangka salak, yang diperoleh dari pasar induk di kota Bandung, Jawa Barat. Buah nangka yang sudah masak dikupas dan diambil bijinya. Kemudian biji nangka dilakukan pencucian dengan tujuan untuk menghilangkan lendir, lalu direbus selama 15 menit kemudian dilakukan pengupasan kulit arinya, dan kemudian dikeringkan di oven pada suhu 60-1000C selama 4 jam atau dijemur di bawah terik matahari. Hal ini bertujuan untuk menurunkan kadar air. Setelah biji kering, biji dihaluskan sampai menjadi tepung dan diayak (Arna Diah 2011).


(29)

29

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.6 Tepung Biji Nangka

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Tepung kemudian ditimbang dengan menggunakan timbangan digital, dengan berat 10 gr untuk setiap botol fermentasi. Setiap botol fermentasi kemudian ditambahkan 4 mL larutan nutrisi steril yang mengandung (dalam gr/L) 2 gr KH2PO4, 5 gr NH4NO3, 1 gr NaCl, dan 1 gr MgSO4·7H2O. Selain itu, pH substrat diatur hingga mencapai 6 dan kelembaban substrat diatur hingga mencapai 65% dengan menambahkan aquades steril. Kemudian botol ditutup dengan alumunium foil (Babitha, 2006).

5. Persiapan Suspensi Spora Monascus purpureus

Suspensi spora M. purpureus dibuat dengan cara mengikis spora M. purpureus dari kultur yang berusia enam hari yang telah ditambah 9 mL aquades steril. Suspensi yang didapat kemudian divorteks hingga homogen.

Penentuan konsentrasi dibuat berdasarkan perbandingan konsentrasi dengan banyak substrat yang digunakan. Untuk konsentrasi 0%, substrat fermentasi tidak ditabahkan suspensi spora M. purpureus. Untuk konsentrasi 5 % (v/b), 10 gr substrat diinokulasikan dengan 0,5 mL suspensi spora M. purpureus.


(30)

30

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk konsentrasi 10 % (v/b), 10 gr substrat diinokulasikan dengan 1 mL suspensi spora M. purpureus. Untuk konsentrasi 15 % (v/b), 10 gr substrat diinokulasikan dengan 1,5 mL suspensi spora M. purpureus.

6. Analisis Kandungan Amilum dan Protein pada Tepung Biji Nangka

Analisis kandungan amilum dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan, Universitas Padjadjaran. Metode yang digunakan untuk menganalisis kandugan amilum adalah metode Luff-Schoorl, sedangkan untuk analisis kandungan protein

dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan, Universitas

Pasundan. Metode yang digunakannya adalah metode Kjeldahl

c. Tahap Penelitian

1. Fermentasi Monascus purpureus pada Substrat tepung Biji Nangka

Substrat yang telah disterilkan dibiarkan hingga suhunya turun mencapai suhu ruangan. Lalu diinokulasikan dengan suspensi spora M. purpureus yang jumlah sporanya 106 spora/mL dengan konsentrasi 0%, 5%, 10%, dan 15%. Botol fermentasi ditutup dengan kertas alumunium foil steril agar tidak terjadi kontaminasi. Fermentasi akan dilakukan pada suhu 30-32˚C selama 14 hari dalam kondisi statis (Carvalho, 2007). Kondisi fermentasi tersaji dalam Gambar 3.7.


(31)

31

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.7 Kondisi Fermentasi (Sumber: Dokumentasi pribadi)

2. Pengukuran Absorbansi Pigmen Monascus purpureus

Pengukuran pigmen dilakukan setiap dua hari sekali, Pigmen yang diukur dalam penelitian ini meliputi pigmen merah (Monaskorubramin, Rubropunktamin), pigmen kuning (Monascin, Ankaflavin), dan pigmen jingga (Rubropunktatin, Monaskorubrin). Penghitungan asorbansi pigmen dilakukan dengan cara mengambil 1 gram sampel yang telah dikeringkan terlebih dahulu. Lalu ditambahkan dengan 5 ml ethanol 95%, kemudian dishaker dengan kecepatan 200 rpm selama 1 jam, lalu disentrifugasi dengan kecepatan 10000 rpm selama 15 menit, supernatan dimasukkan ke dalam tabung cuvet dan diukur dengan menggunakan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 500 nm untuk pigmen merah, 400 nm untuk pigmen kuning dan 470 untuk pigmen jingga. Sebelumnya spektrofotometer dikalibrasi dengan menggunakan ethanol 95% sebagai blankonya (Pattanagul, 2007).


(32)

32

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa nilai absorbansi pigmen M. purpureus. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan software SPSS 16.0 for Window. Sebelum melaukan analisis parametrik atau nonparametrik, data yang

diperoleh terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan

homogenitas. Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas, didapatkan hasil bahwa data untuk pigmen merah M. purpureus terdistribusi normal dan homogen maka selanjutnya analisis data secara parametrik dengan menggunakan uji One-Way Anova. Sedangkan untuk data pigmen kuning tidak terdistribusi normal namun homogen dan pigmen jingga tidak terdistribusi normal dan

tidak homogen maka selanjutnya analisis data secara

nonparametrik dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis.

Selanjutnya dilakukan pengujian lanjutan untuk melihat

perbandingan rata-rata setiap konsentrasi terhadap kontrol dengan menggunakan uji Dunnet T3 untuk pigmen merah dan uji Mann-Whitney untuk pigmen kuning dan jingga.


(33)

33

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Alur Penelitian

Alur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Gambar 3.8 Alur Penelitian

Tahap Persiapan

a. Pembuatan medium PDA

b. Sterilisasi

Tahap Pra Penelitian

a. Identifikasi Monascus purpureus secara

makroskopis dan mikroskopis

b. Pemeliharaan dan Perbanyakan M. purpureus

c. Pembuatan kurva produksi spora M. purpureus

d. Pembuatan tepung biji nangka

e. Persiapan Suspensi Spora M. purpureus

f. Analisis Kandungan Amilum dan Protein pada

Tepung Biji Nangka

Tahap Penelitian

a. Fermentasi Monascus purpureus pada Substrat tepung Biji Nangka

b. Pengukuran Absorbansi Pigmen M. purpureus

c. Analisis data


(34)

50

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data, perbedaan konsentrasi inokulum memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produksi pigmen merah, pigmen kuning maupun pigmen jingga Monascus purpureus pada substrat tepung biji nangka. M. purpureus memiliki konsentrasi inokulum optimum untuk tumbuh dan memproduksi pigmen. Konsentrasi inokulum 15% merupakan konsentrasi optimum untuk produksi pigmen merah, kuning dan jingga M. purpureus masing-masing sebesar 0,10, 0,50 dan 0,20 Unit absorbansi per gram pada panjang gelombang 500 nm untuk pigmen merah 400 nm untuk pigmen kuning, dan 470 nm untuk pigmen jingga. Tepung biji nangka memiliki potensi untuk dijadikan substrat alternatif pada pembuatan angkak, meskipun hasilnya belum sebanding dengan angkak pada substrat beras.

B. Saran

Untuk jenis penelitian yang sama supaya mendapatkan hasil yang lebih baik, disarankan sebaiknya lama fermentasi M. purpureus pada substrat tepung biji nangka lebih dari 14 hari agar diketahui produksi pigmen M. purpureus yang lebih maksimal. Selain itu perlu dilakukan proses ekstraksi dari masing-masing pigmen menjadi produk murni.


(35)

51 Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DATAR PUSTAKA

Alberts, A.W. (1989). Lovastatin. Cardiovascular Drug Reviews VII. Hal.89 – 109. [Online] Tersedia: http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1527-3466.1989.tb00519.x/pdf

Altieri, D.C. (2001). Statin benefit begin to sprout. Journal of Clinical Investigation. 108: 365-366

Anonim. (2013). Cell Counting with Neubauer Chamber Basic Hemocytometer. [Online] Tersedia: http://www.celeromics.com/en/resources/Technical%20Notes/cells-chamber-counting.php

Arna Diah. (2011). Pemanfaatan Biji Nangka Pada Pembuatan Bakso. Universitas Negeri Surabaya.

Babitha. sumathy, Carlos, and Ashok. (2006). Jackfruit Seed – A Novel Substrate for the Production of Monascus Pigments through Solid-State Fermentation. Food Technol. Biotechnol. 44. Brazil.

Bum-Kyu Lee, Hai Yan piao and J.Wook. (2002). Production of red pigment by solid-state culture. Biotechnol. Bioprocess Eng. University, Yongin 447-728. Korea.

Carvalho. J. C, Bruno, Adenise L W, Ashok.P, Sumathy.B & Carlos R S. (2007). Effect of substrates on the production of Monascus biopigments by solid-state fermentation and pigment extraction using different solvents. Indian Journal of Biotechnology

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Indonesia, 2009. Kandungan Nutrisi Biji Nangka. Departemen Kesehatan Indonesia, Jakarta.

Djumhawan.P.R., M.Susanti, D.Tisnadjaja. (2004). Analisis Kualitas Produk Fermentasi Beras (Red Fermented Rice) dengan Monascus purpureus 3090. Biodiversitas ISSN: 1412-033X Volume 5, Nomor 1. Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI, Cibinong – Bogor

E.Sheu, C.L.Wang and Y.T.Shyu. (2000). Fermentation of Monascus purpureus on Bacterial Cellulose-nata and the Color Stability of Monascus-nata Complex. Journal Food Microbiology and Safety.

Gomez, AA dan Kwanchai A. Gomez. (1995). Prosedur Statistik untuk Pnelitian Pertanian (Edisi Kedua), Terjemahan Endang Sjamsuddin dan Justika S. Baharsjah. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).


(36)

052

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fairus.S, Haryono, Miranthi dan Aprianto. (2010). Pengaruh Konsentrasi Hcl dan Waktu Hidrolisis Terhadap Perolehan Glukosa yang Dihasilkan dari Pati Biji Nangka. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia. ISSN 1693 – 4393. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknonogi Nasional. Yogyakarta [Online] Tersedia:

http://repository.upnyk.ac.id/558/1/22.pdf

Hawksworth, D.L. and J.D. Pitt. 1983. A New Taxonomy for Monascus sp. based on cultural and microscopical characters. Australian Journal of Botany 34: 51-61

Indrawati tety. (2010). Pengaruh Suhu Dan Cahaya Terhadap Stabilitas Angkak Hasil Fermentasi Monascus purpureus 3090 Pada Beras. Program Studi Farmasi, FMIPA-ISTN.

Janice.H. (2010). The Neubauer Improved Haemocytometer. [Online] Tersedia:

http://www.kirkhousetrust.org/Docs/2829_neubauer_improved_haemocyto meter.pdf

Jenie, B.S.L., Helianti, Fardizis, S. 1994. Pemanfaatan ampas tahu, onggok dan dedak untuk produksi pigmen merah oleh Monascus putpurms. Bul. Teknol. dan Industri Pangan. 5 (2) : 22-29

Kasim. Ernawati, N.Suharna Dan N.Nurhidayat. (2005). Karakterisasi Pigmen dan Kadar Lovastatin Beberapa Isolat Monascus purpur. Biodiversitas Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor . [Online] Tersdia:

http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/D/D0604/D060406.pdf

Kasim. Ernawati, N.Suharna Dan N.Nurhidayat. (2006). Kandungan Pigmen dan Lovastatin pada Angkak Beras Merah Kultivar Bah Butong dan BP 1804 IF 9 yang Difermentasi dengan Monascus purpureus Jmba. Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor. [Online] Tersdia:

http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/D/D0701/D070103.pdf

Klasifikasi Arthocarphus heterophillus. (2013). [Online] Tersdia:

http://www.plantamor.com/species.

Kongruang Sasithorn. (2011). Growth Kinetics Of Biopigment Production By Thai Isolated Monascus Purpureus In A Stirred Tank Bioreactor. J Ind Microbiol Biotechnol.

Kumari, Mohan (2009). Monascus purpureus in Relation to Statin and Sterol Production and Mutational Analysis. Thesis. University of Mysore, Council of Scientific and Industrial Research, New Delhi. India.


(37)

053

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kusumawati.T.H, Suranto dan S.Ratna (2005). Kajian Pembentukan Warna pada Monascus-Nata Kompleks dengan Menggunakan Kombinasi Ekstrak Beras, Ampas Tahu dan Dedak Padi sebagai Media. Biodiversitas ISSN: 1412-033X Volume 6, Nomor 3. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. [Online] Tersedia:

http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/D/D0603/D060303.pdf.

Lin, C.F. (1973). Isolation and cultural condition of Monascus sp. for the production of pigment in a submerged culture. Journal of Fermentation Technology 51: 407-414

Mukprasirt. A and K.Sajjaanantakul. (2004). Physico-chemical properties of flour and starch from jackfruit seeds (Artocarpus heterophyllus Lam.) compared with modified starches. International Journal of Food Science and Technology. Bangkok

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Pattanagul.P, Pinthong.R and Phianmongkhon.a. (2007). Review of Angkak Production (Monascus purpureus). Department of Food Science and Technology, Faculty of Agro-Industry, Chiang Mai University, Thailand.

Plantamor. (2011). Klasifikasi Arthocarpus heterophillus. [Online] Tersedia:

http://www.plantamor.com/

Prihatman, kemal. (2000). Tentang Budidaya Pertanian. Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS. Jakarta [Online] Tersedia: http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=2

Purwanto, agus. (2011). Produksi Angkak Oleh Monascus Purpureus Dengan Menggunakan Beberapa Varietas Padi Yang Berbeda Tingkat Kepulenannya. Widya Warta No. 01. ISSN 0854-1981. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Katolik Widya Mandala Madiun. Ridawati, Jenie. S.L and P.R.Winiati (1994). Produksi Angkak oleh Monascus

prpureus dalam Medium Limbah Cair Tapioka, Ampas Tapioka dan Ampas Tahu. Bul. Tek. Dan Industri Pangan,Vol.V n.3. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fateta-IPB. [Online] Tersedia:

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/42581/Betty_Sri_La ksmi_Jenie_produksi%20angkak.pdf

Saimee, S.M., Nasrin M., Saeid Haghighi2, Farzaneh Aziz Mohseni1, Saeid Mirdamadi1 and Mohammad Reza Bakhtiari1 (2003). Screening of lovastatin production by filamentous fungi. Biomed Journal 7(1):29-33.


(38)

054

Lia Amelia Yuliani, 2013

Pengaruh Konsentrasi Inokulum Monascus Purpureus Terhadap Produksi Pigmen Pada Sumstrat Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyilius

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sclegel, H.G., Karin S. (1994). Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Silvana. S.T and D.J.Daniel (2011). Stability Modeling of Red Pigments Produced by Monascus purpureus in Submerged Cultivations with Sugarcane Bagasse. Food Bioprocess Technol. DOI 10.1007/s11947-011-0710-8. [Online] Tersedia: http://link.springer.com/article/10.1007%2Fs11947-011-0710-8

Subhasree. R. S, Dinesh Babu, Vidyalakshmi and Chandara mohan. (2011). Effect of Carbon and Nitrogen Sources on Stimulation of Pigment Production by Monascus purpureus on Jackfruit Seeds. International Journal of Microbiological Research. India.

Suharna, Nanang. (2009). Variasi intraspesies monascus purpureus dalam Berbagai sampel angkak dari jawa timur. Berita Biologi. Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI. Bogor.

Tanya. Rashave, H.N.Jean and K.Anna (1998). Taxonomic Investigation of Monasus purpureus 94-25 Strain. Journal of Cultre Collections. The Sofia University, Biological Faculty, Department of General and

Industrial Microbiology [Online] Tersedia

:https://tspace.library.utoronto.ca/html/1807/21690/cc98009.html

Timotius. (2004). Produksi Pigmen Angkak Oleh Monascus. Jurnal. Teknol. dan Industri Pangan, Vol. XV.

Tim QC APH Golongan Jamur. (2009). Modul Quality Control (QC) APH Golongan Jamur. Surabaya. Balai Besar Pembenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BPPTP).

Tisnadjaja, D., 2006. Bebas Kolesterol Dan Demam Berdarah Dengan Angkak.

Penerbit Penebar Swadaya, Depok. [Online] Tersdia:

http://books.google.co.id/books/about/Bebas_Kolesterol_Demam_Berdarah .html?id=uu-1H2X2O44C&redir_esc=y

Ventakesh, Venkateswaran. 2010. Characterization Of Bioactive Molecules From Monascus Purpureus Fermented Finger Millet (Eleusine Coracana). Thesis. Food Microbiology Department Central Food Technological Research Institute Mysore-570020

Vidyalakshmi. R, Paranthaman, Murugesh and Singaravadivel (2009). Stimulation of Monascus Pigments by Intervention of Different Nitrogen Sources. Global Journal of Biotechnology & Biochemistry. Tamil Nadu, India


(1)

33

G. Alur Penelitian

Alur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Gambar 3.8 Alur Penelitian Tahap Persiapan a. Pembuatan medium PDA b. Sterilisasi

Tahap Pra Penelitian

a. Identifikasi Monascus purpureus secara makroskopis dan mikroskopis

b. Pemeliharaan dan Perbanyakan M. purpureus c. Pembuatan kurva produksi spora M. purpureus d. Pembuatan tepung biji nangka

e. Persiapan Suspensi Spora M. purpureus

f. Analisis Kandungan Amilum dan Protein pada Tepung Biji Nangka

Tahap Penelitian

a. Fermentasi Monascus purpureus pada Substrat tepung Biji Nangka

b. Pengukuran Absorbansi Pigmen M. purpureus c. Analisis data


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data, perbedaan konsentrasi inokulum memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produksi pigmen merah, pigmen kuning maupun pigmen jingga Monascus purpureus pada substrat tepung biji nangka. M. purpureus memiliki konsentrasi inokulum optimum untuk tumbuh dan memproduksi pigmen. Konsentrasi inokulum 15% merupakan konsentrasi optimum untuk produksi pigmen merah, kuning dan jingga M.

purpureus masing-masing sebesar 0,10, 0,50 dan 0,20 Unit absorbansi per

gram pada panjang gelombang 500 nm untuk pigmen merah 400 nm untuk pigmen kuning, dan 470 nm untuk pigmen jingga. Tepung biji nangka memiliki potensi untuk dijadikan substrat alternatif pada pembuatan angkak, meskipun hasilnya belum sebanding dengan angkak pada substrat beras.

B. Saran

Untuk jenis penelitian yang sama supaya mendapatkan hasil yang lebih baik, disarankan sebaiknya lama fermentasi M. purpureus pada substrat tepung biji nangka lebih dari 14 hari agar diketahui produksi pigmen M.

purpureus yang lebih maksimal. Selain itu perlu dilakukan proses ekstraksi


(3)

DATAR PUSTAKA

Alberts, A.W. (1989). Lovastatin. Cardiovascular Drug Reviews VII. Hal.89 – 109. [Online] Tersedia: http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1527-3466.1989.tb00519.x/pdf

Altieri, D.C. (2001). Statin benefit begin to sprout. Journal of Clinical Investigation. 108: 365-366

Anonim. (2013). Cell Counting with Neubauer Chamber Basic Hemocytometer. [Online] Tersedia: http://www.celeromics.com/en/resources/Technical%20Notes/cells-chamber-counting.php

Arna Diah. (2011). Pemanfaatan Biji Nangka Pada Pembuatan Bakso. Universitas Negeri Surabaya.

Babitha. sumathy, Carlos, and Ashok. (2006). Jackfruit Seed – A Novel Substrate for the Production of Monascus Pigments through Solid-State Fermentation. Food Technol. Biotechnol. 44. Brazil.

Bum-Kyu Lee, Hai Yan piao and J.Wook. (2002). Production of red pigment by

solid-state culture. Biotechnol. Bioprocess Eng. University, Yongin

447-728. Korea.

Carvalho. J. C, Bruno, Adenise L W, Ashok.P, Sumathy.B & Carlos R S. (2007). Effect of substrates on the production of Monascus biopigments by solid-state fermentation and pigment extraction using different solvents. Indian Journal of Biotechnology

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Indonesia, 2009. Kandungan Nutrisi Biji Nangka. Departemen Kesehatan Indonesia, Jakarta.

Djumhawan.P.R., M.Susanti, D.Tisnadjaja. (2004). Analisis Kualitas Produk

Fermentasi Beras (Red Fermented Rice) dengan Monascus purpureus 3090. Biodiversitas ISSN: 1412-033X Volume 5, Nomor 1. Pusat

Penelitian Bioteknologi-LIPI, Cibinong – Bogor

E.Sheu, C.L.Wang and Y.T.Shyu. (2000). Fermentation of Monascus purpureus

on Bacterial Cellulose-nata and the Color Stability of Monascus-nata Complex. Journal Food Microbiology and Safety.

Gomez, AA dan Kwanchai A. Gomez. (1995). Prosedur Statistik untuk Pnelitian

Pertanian (Edisi Kedua), Terjemahan Endang Sjamsuddin dan Justika


(4)

052

Fairus.S, Haryono, Miranthi dan Aprianto. (2010). Pengaruh Konsentrasi Hcl dan

Waktu Hidrolisis Terhadap Perolehan Glukosa yang Dihasilkan dari Pati Biji Nangka. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia. ISSN

1693 – 4393. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknonogi Nasional. Yogyakarta [Online] Tersedia:

http://repository.upnyk.ac.id/558/1/22.pdf

Hawksworth, D.L. and J.D. Pitt. 1983. A New Taxonomy for Monascus sp. based

on cultural and microscopical characters. Australian Journal of Botany

34: 51-61

Indrawati tety. (2010). Pengaruh Suhu Dan Cahaya Terhadap Stabilitas Angkak

Hasil Fermentasi Monascus purpureus 3090 Pada Beras. Program

Studi Farmasi, FMIPA-ISTN.

Janice.H. (2010). The Neubauer Improved Haemocytometer. [Online] Tersedia:

http://www.kirkhousetrust.org/Docs/2829_neubauer_improved_haemocyto meter.pdf

Jenie, B.S.L., Helianti, Fardizis, S. 1994. Pemanfaatan ampas tahu, onggok dan dedak untuk produksi pigmen merah oleh Monascus putpurms. Bul. Teknol. dan Industri Pangan. 5 (2) : 22-29

Kasim. Ernawati, N.Suharna Dan N.Nurhidayat. (2005). Karakterisasi Pigmen

dan Kadar Lovastatin Beberapa Isolat Monascus purpur. Biodiversitas Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor . [Online] Tersdia:

http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/D/D0604/D060406.pdf

Kasim. Ernawati, N.Suharna Dan N.Nurhidayat. (2006). Kandungan Pigmen dan

Lovastatin pada Angkak Beras Merah Kultivar Bah Butong dan BP 1804 IF 9 yang Difermentasi dengan Monascus purpureus Jmba.

Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor. [Online] Tersdia:

http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/D/D0701/D070103.pdf

Klasifikasi Arthocarphus heterophillus. (2013). [Online] Tersdia: http://www.plantamor.com/species.

Kongruang Sasithorn. (2011). Growth Kinetics Of Biopigment Production By Thai

Isolated Monascus Purpureus In A Stirred Tank Bioreactor. J Ind

Microbiol Biotechnol.

Kumari, Mohan (2009). Monascus purpureus in Relation to Statin and Sterol

Production and Mutational Analysis. Thesis. University of Mysore,


(5)

053

Kusumawati.T.H, Suranto dan S.Ratna (2005). Kajian Pembentukan Warna pada

Monascus-Nata Kompleks dengan Menggunakan Kombinasi Ekstrak Beras, Ampas Tahu dan Dedak Padi sebagai Media. Biodiversitas

ISSN: 1412-033X Volume 6, Nomor 3. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. [Online] Tersedia:

http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/D/D0603/D060303.pdf.

Lin, C.F. (1973). Isolation and cultural condition of Monascus sp. for the

production of pigment in a submerged culture. Journal of Fermentation

Technology 51: 407-414

Mukprasirt. A and K.Sajjaanantakul. (2004). Physico-chemical properties of

flour and starch from jackfruit seeds (Artocarpus heterophyllus Lam.) compared with modified starches. International Journal of Food Science

and Technology. Bangkok

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Pattanagul.P, Pinthong.R and Phianmongkhon.a. (2007). Review of Angkak

Production (Monascus purpureus). Department of Food Science and

Technology, Faculty of Agro-Industry, Chiang Mai University, Thailand.

Plantamor. (2011). Klasifikasi Arthocarpus heterophillus. [Online] Tersedia:

http://www.plantamor.com/

Prihatman, kemal. (2000). Tentang Budidaya Pertanian. Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS. Jakarta [Online] Tersedia: http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=2

Purwanto, agus. (2011). Produksi Angkak Oleh Monascus Purpureus Dengan

Menggunakan Beberapa Varietas Padi Yang Berbeda Tingkat Kepulenannya. Widya Warta No. 01. ISSN 0854-1981. Program Studi

Biologi, Fakultas MIPA Universitas Katolik Widya Mandala Madiun. Ridawati, Jenie. S.L and P.R.Winiati (1994). Produksi Angkak oleh Monascus

prpureus dalam Medium Limbah Cair Tapioka, Ampas Tapioka dan Ampas Tahu. Bul. Tek. Dan Industri Pangan,Vol.V n.3. Jurusan

Teknologi Pangan dan Gizi, Fateta-IPB. [Online] Tersedia:

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/42581/Betty_Sri_La ksmi_Jenie_produksi%20angkak.pdf

Saimee, S.M., Nasrin M., Saeid Haghighi2, Farzaneh Aziz Mohseni1, Saeid

Mirdamadi1 and Mohammad Reza Bakhtiari1 (2003). Screening of lovastatin production by filamentous fungi. Biomed Journal 7(1):29-33.


(6)

054

Sclegel, H.G., Karin S. (1994). Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Silvana. S.T and D.J.Daniel (2011). Stability Modeling of Red Pigments Produced

by Monascus purpureus in Submerged Cultivations with Sugarcane Bagasse. Food Bioprocess Technol. DOI 10.1007/s11947-011-0710-8.

[Online] Tersedia: http://link.springer.com/article/10.1007%2Fs11947-011-0710-8

Subhasree. R. S, Dinesh Babu, Vidyalakshmi and Chandara mohan. (2011). Effect

of Carbon and Nitrogen Sources on Stimulation of Pigment Production by Monascus purpureus on Jackfruit Seeds. International Journal of

Microbiological Research. India.

Suharna, Nanang. (2009). Variasi intraspesies monascus purpureus dalam

Berbagai sampel angkak dari jawa timur. Berita Biologi. Bidang

Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI. Bogor.

Tanya. Rashave, H.N.Jean and K.Anna (1998). Taxonomic Investigation of

Monasus purpureus 94-25 Strain. Journal of Cultre Collections. The

Sofia University, Biological Faculty, Department of General and Industrial Microbiology [Online] Tersedia :https://tspace.library.utoronto.ca/html/1807/21690/cc98009.html

Timotius. (2004). Produksi Pigmen Angkak Oleh Monascus. Jurnal. Teknol. dan Industri Pangan, Vol. XV.

Tim QC APH Golongan Jamur. (2009). Modul Quality Control (QC) APH

Golongan Jamur. Surabaya. Balai Besar Pembenihan dan Proteksi

Tanaman Perkebunan (BPPTP).

Tisnadjaja, D., 2006. Bebas Kolesterol Dan Demam Berdarah Dengan Angkak. Penerbit Penebar Swadaya, Depok. [Online] Tersdia:

http://books.google.co.id/books/about/Bebas_Kolesterol_Demam_Berdarah .html?id=uu-1H2X2O44C&redir_esc=y

Ventakesh, Venkateswaran. 2010. Characterization Of Bioactive Molecules From

Monascus Purpureus Fermented Finger Millet (Eleusine Coracana).

Thesis. Food Microbiology Department Central Food Technological Research Institute Mysore-570020

Vidyalakshmi. R, Paranthaman, Murugesh and Singaravadivel (2009).

Stimulation of Monascus Pigments by Intervention of Different Nitrogen Sources. Global Journal of Biotechnology & Biochemistry.