MODIFIKASI PENILAIAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH DASAR PENYELENGGARA PENDIDIKAN INKLUSIF.

(1)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh SWT, yang karena Rido dan Hidayahnya sehingga kita senantiasa dapat beraktifitas dalam rangka mencapai Ridho Nya.

Tesis ini berjudul “ Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif”

Pada Bab I membahas tetang Pendahuluan, Bab II membahas tentang Kajian Pustaka, Bab III membahas tentang Metode Penelitian, Bab IV membahas tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan, Bab V membahas tentang Kesimpulan dan Rekomendasi

Alhadulilah tesis ini dapat terselesaikan sesuai dengan harapan. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam tesis ini masih banyak kekurangan sehingga kritik yang konstruktif sangat peneliti harapkan guna perbaikan tesis ini.

Adapun dalam penyelesaikan tesis ini peneliti mendapat bantuan dari berbagai pihak terutama pembiming tesis dan Kaprodi. Pendidikan Kebutuhan Khsus (PKKh). Semoga amal baiknya diterima Oleh Alloh SWT.

Bandung, 18 Juli 2012


(2)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Jadikanlah Sabar san Sholat sebagai

penolong. Dan sesungguhnya yang

demikian itu sunggung berat, kecuali

bagi orang yang khusuyu

Kupersembahkan untuk:

Yang tercinta istriku Iis Irma dan kedua

anakku (Bagas M. Azmi & Bintang M.

Azka), Ibuku Apong yang senantiasa

memotivasi dengan harapan dan do’a.


(3)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

UCAPAN TERIMA KASIH

Yang pertama dan utama, penulis panjatkan puji serta syukur kehadirat Alloh SWT. Yang telah memberikan kekuatan lahir dan batin kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

Ucapan terima kasih tak terhingga penulis sampaikan kepada istriku

tercinta Iis Irma yang dengan segala kesabaran, motivasi dan do’a nya yang

senantiasa menyertai penulis, juga kedua anakku Bagas Muhammad Azmi dan Bintang Muhammad Azka yang selalu menghibur dengan kelucuannya. Tak lupa spesial ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis

sampaikan kepada Ibunda Apong Juarsih atas didikan, do’a-do’a dan harapannya yang tulus atas kebahagiaan dan keberhasilan penulis.

Selanjutnya, ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya ingin penulis sampaikan kepada Yth:

1. Bapak Dr. Didi Tarsidi, M.Pd, selaku pembimbing tesis, yang senantiasa ramah dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran.

2. Bapak Dr. Zaenal Alimin, M.Ed, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khsus Sekolah Pasca Sarjana UPI, yang dengan penuh keramahan telah memberikan kemudahan-kemudahan untuk memperlancar studi.

3. Bapak dan Ibu Dosen di Prodi. Pendidikan Kebutuhan Khusus, yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan.


(4)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Bapak Prof. Dr. H. Moh. Wahyudin Zarkasy, CPA, selaku Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi ke-S2

5. Bapak Rahmat Santana, S.IP, selaku Kepala Sekolah Hikmah Teladan, Bapak Eko, Bapak Ikbal, Ibu Devina, Ibu Aida, Ibu Mety dan Ibu Siti selaku guru atas segala keramahan dan kemudahannya.

6. Ibu Rina, selaku kepala sekolah, Ibu Nanan, Wida dan Pak Yuda atas segala keramahan dan kemudahannya.

7. Ibu Hj. Hanni Hanuraini, S.H. M.H, selaku Ketua Yayasan Pelita Hafizh dan Bapak Aris Kunaefi, S.Pd selaku Kepala Sekolah Luar Biasa Autisme Pelita Hafizh yang telah memberikan izin kepada penulis.

8. Rekan-rekan guru SLB Autisme Pelita Hafizh: Ibu Yuyun, Ibu Yati, Ibu Lilis, Ibu Nety, Ibu Eneng, Ibu Siti, Ibu Anita, Ibu Indri, Ibu Gina, Ibu Niken, dan Bu Nia atas segala kerjasamanya selama ini.

9. Teman-teman angkatan 2010 Prodi. PKKh atas berbagi pengalaman selama memuntut ilmu.

10. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya kepada Alloh jualah segalanya dikembalikan, semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal soleh dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Alloh SWT.


(5)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK .………... ABSTRACT ……….. KATA PENGANTAR ………... DAFTAR TABEL ………... DAFTAR GAMBAR .………...

i ii iii viii ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………...

B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian ………..

C. Penjelaan Konsep ……….

1. Modifikasi Penilaian Hasil Belajar ………

2. Pendidikan Inklusif ………

D. Tujuan Penelitian ………..

E. Manfaat Penelitian ………

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Modifikasi Penilaian Hasil Belajar………

B. Anak Berkebutuhan Khusus ……….

C. Pendidikan Inklusif ………...

D. Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Dalam Seting Pendidikan Inklusif ...

1 5 6 6 8 9 9

11 12 15 18


(6)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ………... B. Strategi/Desain Penelitian ……… C. Pendekatan Penelitian ………... D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ………. E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ………. F. Teknik Analisis Data Penelitian ………..

G. Teknik Keabsahan Data ………...

H. Pengembangan Instrumen Penelitian ………...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ……….

1. Deskripsi Data Modifikasi Penilaian Hasil Belajar PDBK yang Menggunakan Kurikulum di Bawah Standar Pendidikan yang Dilakukan oleh Guru dan Satuan Pendidikan di Sekolah Dasar X…... a. Deskripsi Data Modifikasi Penilaian Hasil Belajar PDBK yang

Menggunakan Kurikulum di Bawah Standar Pendidikan yang di

Lakukan oleh Guru di Sekolah Dasar X ………

1) Perencanaan Penilaian PDBK yang Dilakukan oleh Guru …... 2) Modifikasi Pelaksanaan Penilaian PDBK yang Dilaksanakan

oleh Guru di Sekolah Dasar X ……….

3) Modifikasi Pengolahan dan Pelaporan Penilaian PDBK yang

Dilakukan oleh Guru di Sekolah Dasar X ….………..

33 34 37 37 42 41 43 44

46

46

46 46

49


(7)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Deskripsi Data Modifikasi Penilaian Hasil Belajar PDBK yang Menggunakan Kurikulum di Bawah Standar Pendidikan yang di

Lakukan oleh Satuan Pendidikan di SD X………..

c. Hasil Analisis Data Modifikasi Penilaian PDBK yang Dilakukan

oleh Guru dan Satuan Pendidikan di SD X ………

2. Deskripsi Data Modifikasi Penilaian Hasil Belajar PDBK yang Menggunakan Kurikulum di Bawah Standar Pendidikan yang

Dilakukan oleh Guru dan Satuan Pendidikan di SD Y ………

a. Deskripsi Data Modifikasi Penilaian Hasil Belajar PDBK yang Menggunakan Kurikulum di Bawah Standar Pendidikan yang di

Lakukan oleh Guru di SD Y ..….……….

1) Perencanaan Penilaian PDBK yang Dilakukan oleh Guru

Disekolah dasar Y ………

2) Modifikasi Pelaksanaan Penilaian PDBK yang Dilaksanakan

oleh Guru di SD Y ……….

3) Modifikasi Pengolahan dan Pelaporan Penilaian PDBK yang

Dilakukan oleh Guru di SD Y ….……….

b. Deskripsi Data Mengenai Modifikasi Penilaian PDBK yang dilakukan oleh Satuan Pendidikan di SD Y………

56

58

63

63

63

65

66


(8)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Hasil Analisis Data Modifikasi penilaian Hasil Belajar PDBK Yang Menggunakan Kurikulum Dibawah Standar Pendidikan Yang Dilakukan Oleh Guru Dan Satuan Pendidikan di sekolah

dasar Y ………

3. Analisis Lintas Kasus ………..

B. Pembahasan ……….

1. Penilaian Hasil Belajar PDBK yang Dilakukan Guru ……….

2. Penilaian Hasil Belajar PDBK yang Dilakukan Satuan Pendidikan …

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ………...

B. Rekomendasi ………

DAFTAR PUSTAKA ………

LAMPIRAN-LAMPIRAN:

A. ALAT PENGUMPUL DATA………..

B. DATA PENELITIAN………

RIWAYAT HIDUP

70 74 78 78 89

92 95

97

99 104


(9)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu RIWAYAT HIDUP

Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis:

1. SDN I Isola Bandung lulus tahun 1987 2. SMPN 29 Bandung lulus tahun 1990

3. SMA KORPRI UNIT IKIP Bandung lulus tahun 1993 4. IKIP Bandung Jurusan PLB FIP lulus tahun 1999

5. Pada Tahun 2010 penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi S 2 di Prodi. Pendidikan Kebutuhan Khusus Sekolah Pasca Sarjana UPI

Pengalaman Organisasi Penulis:

1. Ketua Adat Pecinta Alam SISPAKALA SMA KORPRI UNIT IKIP Bandung periode 1991/1992

2. Ketua Umum HMJ PLB FIP IKIP Bandung Periode 1994/1995

3. Komandan Kompie Menwa Mahawarman YON XI IKIP Bandung periode 1996/1997

4. Ketua Kelompok Kerja Guru SLB Gugus XIV Kota Bandung periode 2009-sekarang

Riwayat Pekerjaan:

1. Guru di Sekolah Khusus Permata Ibu Cimahi tahun 1999-2001

2. Guru di Taman Pendidikan dan Pelatihan Khusus Alfazona Sultan Plaza tahun 2001-2003

3. Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak Smart Kids tahun 2003-3006

Wawan, sederharna memang, putra dari dua bersaudara pasangan Bapak Oman dan Ibu Apong yang dilahirkan di Bandung pada tanggal 10 Nopember 1974.

Dengan beristrikan Iis Irma dan di karuniai dua orang putra Bagas Muhammad Azmi dan Bintang Muhammad Azka.


(10)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Guru Bantu Sekolah di SLB Autisme Pelita Hafizh tahun 2003-2008 5. Guru PNS di SLB Autisme Pelita Hafizh tahun 2008-sekarang

6. Dosen Luar Biasa di Politeknik Al-Islam Bandung Prodi. Terapi Wicara tahun 2005-sekarang

Pengalaman lain-lain penulis:

1. Satuan Tugas XVI Dharma Bakti Menwa Indonesia Timor Timur tahun 1997 2. Penataran Kader Bela Negara Bagi Pemuda Tingkat Nasional Angkatan VII

yang diselenggarakan oleh kantor Menpora, Dephankam dan KNPI tahun 1998

3. Seminar Internasioanl di Universitas Kebangsaan Malaysia tahun 2011

Prestasi:

1. Juara ke-5 Guru SLB Berdedikasi tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2007 2. Juara Ke-1 Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat Provinsi Jawa Barat pada

Lomba Kreatifitas Guru dan Kepala Sekolah Luar Biasa tahun 2011.


(11)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana diketahui bahwa negara Indonesia mempunyai jumlah dan variasi penduduk yang beragam baik dilihat dari segi sosial, ekonomi dan budaya, sedangkan dari variasi penduduknya tidak dapat dipungkiri bahwa banyak diantaranya mempunyai kemampuan baik secara fisik, emosional, intelektual dan mental yang beragam pula. Undang-Undang Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003, pasal 1 ayat 1. menyatakan bahwa:

“Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri nya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri , kepribadian kecerdasan , akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Pernyataan Undang-Undang diatas tentu memberikan konsekwensi logis bagi terlaksananya sistem pendidikan yang adil, merata, dan memberikan kesempatan belajar bagi semua anak bangsa tanpa kecuali. Pendidikan Khusus yang merupakan bagian integral dari Sistem Pendidikan Nasional yang secara spesifik tercantum dalam pasal 32 ayat 1:

“Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki

tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik , emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa”.

Perubahan konsep pendidikan bagi anak penyandang disabilitas yang secara resmi disebut Pendidikan Luar Biasa (PLB) atau Pendidikan Khusus (special educational) menjadi special need educational yang berimplikasi


(12)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

terhadap pendidikan secara umum. Implikasi penting dari perubahan itu adalah semakin terbuka luas kesempatan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, termasuk anak penyandang disabilitas. Mereka tidak hanya bisa dilayani di sekolah khusus (segregasi) akan tetapi juga dapat dilayani di sekolah umum (inklusif).

Sistem segregesi memandang keberadaan penyandang disabilitas memiliki karakteristik yang berbeda dari kebanyakan anak, sehingga dalam pendidikannya mereka memerlukan pendekatan dan metode yang khusus pula sesuai dengan karakteristiknya. Oleh sebab itu pendidikan anak penyandang disabilitas harus dipisahkan (di sekolah khusus) dari pendidikan anak lainnya.

”Sementara itu pendidikan inklusif yang di landasi oleh konsep special need education, memandang persoalan pendidikan anak penyandang cacat dari sudut pandang yang lebih bersifat humanis, holistik, perbedaan individu dan kebutuhan anak menjadi pusat perhatian. Dengan demikian layanan pendidikan tidak lagi didasarkan atas label kecacatan anak, akan tetapi didasarkan pada hambatan belajar dan kebutuhan setiap individu anak. Oleh karena itu layanan pendidikan anak penyandang cacat tidak harus di sekolah khusus, tetapi bisa dilayani di sekolah regular terdekat dimana anak itu

berada.” (Alimin, Zaenal , 2004: )

Dalam pandangan lama istilah yang dipakai adalah anak luar biasa (exceptional children), istilah ini mengindikasikan bahwa layanan pendidikan pada mereka berada dan terisolasi di sekolah khusus (SLB). Sementara dalam pandangan baru istilah yang digunakan adalah anak yang mempunyai kebutuhan khusus (children with special needs). Istilah seperti itu berusaha untuk menghindari penggunaan label atau stigma kecacatan, akan tetapi lebih menonjolkan hambatan belajar dan kebutuhan anak sebagai fokus perhatian. Oleh karena itu layanan pendidikan anak yang memiliki kebutuhan khusus


(13)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dapat dilakukan di sekolah umum bersama-sama dengan anak pada umumnya (pendidikan inklusif). Sehingga dengan demikian kesempatan belajar bagi mereka menjadi lebih luas. Ide tentang pendidikan inklusif secara yuridis didukung oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional no 20 tahun 2003. Dijelaskan bahwa anak-anak penyandang kelainan dapat dilayani dalam seting pendidikan inklusif atau disatuan pendidikan khusus.

Lebih spesifik dalam Peraturan Mentri Pendidikan Nasional nomor: 70 tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Kelainan Dan Memiliki Potensi Kecerdasan Dan/Atau Bakat Istimewa pasal 1 dinyatakan bahwa:

”Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang

memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya”.

Upaya pemberian layanan pendidikan yang mengarah dan mendorong Peserta Didik Kebutuhan Khusus (PDBK) ke dalam sekolah umum seyogianya dapat dilakukan oleh semua pihak. Upaya yang telah dilakukan untuk membuka akses bagi PDBK ke sekolah umum memang relatif masih kecil dan terbatas, banyak persoalan yang menghambat mereka untuk tetap eksis dan berkembang sesuai dengan hambatan belajar dan kebutuhan khususnya, diantara persoalan itu adalah hal yang menyangkut penilaian hasil belajar PDBK oleh pendidik (guru) dan oleh satuan pendidikan. PDBK yang dimaksud adalah PDBK yang memiliki kelainan dan yang mendapatkan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang dikembangkan di bawah standar


(14)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pendidikan, secara jelas dalam Permendiknas nomor 70 tahun 2009 Tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Kelainan Dan

Memiliki Potensi Kecerdasan Dan/Atau Bakat Istimewa

dalam pasal 9 ayat 3 dinyatakan :

”Peserta didik yang memiliki kelainan dan mengikuti pembelajaran

berdasarkan kurikulum yang dikembangkan di bawah standar pendidikan mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang

bersangkutan”.

Permendiknas tersebut diatas mensyaratkan bahwa PDBK yang memiliki kelainan dan mengikuti pembelajaran berdasarkan kurikulum di bawah stadar pendidikan di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan. Artinya guru dan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif mempunyai hak otonomi untuk menyelenggarakan penilaian PDBK secara mandiri.

Sekolah dasar Hikmah Teladan yang dalam penelitian ini selanjutnya akan disebut SD X dan sekolah dasar Y sebagai sekolah dasar penyelengara pendidikan inkluisif yang selama ini menerima PDBK Autis, PDBK yang mengalami hambatan kecerdasan dan Down Syndrom merespon positif amanat Permendiknas tersebut sehingga pada PDBK tersebut mendapatkan program pembelajaran yang menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan yang dimodifikasi untuk disesuaikan dengan hambatan dan kebutuhan belajarnya, sehingga didalam penilaiannyapun dilakukan oleh guru dan satuan pendidikan secara mandiri. PDBK tersebut memiliki hambatan belajar yang bervariasi. Oleh karena itu khususnya dalam melakukan


(15)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penilaian hasil belajar kepada mereka diperlukan adanya modifikasi penilaian, sekurang-kurangnya mecakup empat komponen utama yaitu: 1) Instrumen penilaian, 2) Pelaksanaan penilaian, 3) Kriteria keberhasilan, dan 4) Pelaporan hasil penilaian.

Berlatar belakang pada hal inilah maka penulis merasa perlu melakukan penelitian mengenai penilaian yang dilakukan oleh pendidik (guru) yang mencakup: 1) Perencanaan penilaian yang terkait dengan modifikasi penyusunan instrumen penilaian, 2) Modifikasi pelaksanan penilaian, 3) Modifikasi kriteria keberhasilan, dan 4) Modifikasi pelaporan. Dan yang dilakukan oleh satuan pendidikan yang mencakup: 1) Modifikasi ketentuan ujian sekolah, 2) Modifikasi penetapan kelulusan PDBK, 3) Modifikasi penetapan kenaikan kelas dan pelaporannya.

B. Fokus dan Pertanyan Penelitian

Penilaian hasil belajar PDBK oleh pendidik (guru) memiliki peranan penting untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran, sedangkan penilaian yang dilakukan satuan pendidikan mempunyai tujuan menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk semua mata pelajaran, penilaian akhir mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh pendidik

PDBK yang mendapatkan program pembelajaran yang kurikulumnya dibawah standar pendidikan kepada mereka didalam melakukan penilaian


(16)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

akan melalui proses modifikasi penilaian mecakup instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian, kriteria keberhasilan dan pelaporan hasil penilaian.

Atas dasar pemikiran tersebut maka fokus penelitian adalah penilaian hasil belajar PDBK yang mendapatkan program pembelajaran yang menggunakan kurikulum di bawah standar pendidikan di sekolah dasar

penyelenggara pendidikan inklusif”

Secara rinci pertanyaan penelitian tersebut dapat dijabarkan ke dalam sub pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah modifikasi penilaian yang dilakukan oleh pendidik (guru) di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif pada PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan?

2. Bagaimanakah modifikasi penilaian yang dilakukan oleh satuan pendidikan di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif pada PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan?

C. Penjelasan Konsep

Untuk memberikan arah yang jelas tenatang maksud penelitian seperti merujuk pada pertanyaan penelitian yang tergambarkan tersebut terdapat dua konsep dasar yaitu:

1. Modifikasi Penilaian Hasil Belajar

Modifikasi Penilaian adalah prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik setelah


(17)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

selesai mengikuti pembelajaran yang dirubah supaya sesuai (cocok) dengan kemampuan dan kebutuhan PDBK. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap ketuntasan belajar peserta didik, efektivitas proses pembelajaran, dan umpan balik. Selain itu hasil penilaian juga digunakan oleh pendidik untuk: (a) menilai kompetensi peserta didik, (b) bahan penyusunan pelaporan hasil belajar, dan (c) memperbaiki proses pembelajaran. Informasi tersebut digunakan oleh pendidik dan satuan pendidikan untuk menilai pencapaian kriteria keberhasilan yang akan digunakan untuk menentukan kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

a. Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik (Guru)

Prosedur penilaian yang dilakukan dengan benar oleh pendidik (guru) berguna untuk memperoleh data yang valid. Selanjutnya data tersebut dapat dijadikan dasar oleh pendidik untuk mengambil keputusan. Prosedur penilaian oleh pendidik mencakup perencanaan penilaian terkait dengan modifikasi instrumen penilaian, modifikasi pelaksanaan, pengolahan dan modifikasi pelaporan.

b. Penilaian Hasil Belajar Oleh Satuan Pendidikan

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan pada akhir tahun ajaran. Adapun tujuan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan adalah untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL).


(18)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Adapun hal-hal yang di jadikan penilaian pada PDBK oleh satuan pendidikan adalah sebagai berikut : 1) Modifikasi ketentuan ujian sekolah, 2) Modifikasi penetapan kelulusan PDBK, 3) Modifikasi penetapan kenaikan kelas dan pelaporannya.

2. Pendidikan Inklusif

Pendidikan inklusif merupakan suatu strategi untuk mempromosikan pendidikan universal yang efektif karena dapat menciptakan sekolah yang responsif terhadap beragam kebutuhan aktual dari anak dan masyarakat. Dengan demikian, pendidikan inklusif menjamin akses dan kualitas. Satu tujuan utama inklusi adalah mendidik anak yang berkebutuhan khusus akibat kecacatannya di kelas reguler bersama-sama dengan anak-anak lain yang non-cacat, dengan dukungan yang sesuai dengan kebutuhannya, di sekolah yang ada di lingkungan rumahnya. Pernyataan Salamanca (1994) menyatakan bahwa kelas khusus, sekolah khusus atau bentuk-bentuk lain pemisahan anak penyandang cacat dari lingkungan regulernya hanya dilakukan jika hakikat atau tingkat kecacatannya sedemikian rupa sehingga pendidikan di kelas reguler dengan menggunakan alat-alat bantu khusus atau layanan khusus tidak dapat dicapai serta memuaskan,

Sekolah yang inklusif adalah sekolah yang menampung peserta didik dikelas yang sama. Sekolah yang inklusif juga merupakan tempat setiap peserta didik dapat diterima, menjadi bagian dari kelas tersebut, dan


(19)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

saling membantu dengan guru dan teman sebayanya, maupaun anggota masyarakat lain agar kebutuhan individualnya terpenuhi.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian secara umum yaitu ingin memperoleh gambaran mengenai modifikasi penilaian hasil belajar PDBK yang mendapatkan program pembelajaran yang kurikulumnya di bawah standar pendidikan di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif.

Secara lebih terperinci berdasarkan sub pertanyaan penelitian maka tujuannya sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran tentang modifikasi penilaian yang dilakukan oleh pendidik (guru) di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif pada PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan.

2. Memperoleh gambaran tentang modifikasi penilaian yang dilakukan oleh satuan pendidikan di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif pada PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan bagi para perencana pendidikan dan praktisi di lapangan mengenai cara modifikasi penilaian hasil belajar PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif.


(20)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi kepala sekolah, guru dalam melakukan modifikasi penilaian hasil belajar PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif.

3. Sebagai bahan rujukan bagi penelitian maupun penulisan karya tulis ilmiah yang lainnya berkaintan dengan modifikasi penilaian hasil belajar PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif.


(21)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

”Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat dibalik fakta. Kualitas, nilai atau makna hanya dapat diungkapkan dan dijelaskan melalui linguistik, bahasa, atau kata-kata. Oleh karena itu, bentuk data yang digunakan bukan berbentuk bilangan, angka, skor atau nilai; peringkat atau frekuensi; yang biasanya dianalisis dengan menggunakan perhitungan matematik atau statistik (Creswell, 2002 dalam Mulyana, D, 2002).

Sehingga penelitian ini ingin berupaya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan, mengutamakan proses bagaimana data dapat diperoleh sehingga data tersebut menjadi akurat dan layak digunakan dalam penelitian. Kaitan dengan penelitian ini yaitu ingin mengungkap penilaian hasil belajar PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar nasional pendidikan di sekolah dasar X dan sekolah dasar Y sebagai sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif .

B. Strategi/Desain Penelitian

Strategi dalam penelitian ini yaitu studi kasus jamak (collective or multiple case study) adalah penelitian studi kasus yang menggunakan banyak (lebih dari satu) isu atau kasus di dalam satu penelitian. Penggunaan jumlah kasus lebih dari satu pada penelitian studi kasus pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih detail, sehingga deskripsi hasil penelitian


(22)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2 menjadi semakin jelas dan terperinci. Hal ini juga didorong oleh keinginan

untuk mengeneralisasi konsep atau teori yang dihasilkan. Dengan kata lain, penggunaan jumlah kasus yang banyak dimaksudkan untuk menutupi kelemahan yang terdapat pada penggunaan kasus tunggal, yang dianggap tidak dapat digeneralisasikan.

Proses analisis pada penelitian studi kasus jamak, sebagaimana yang dikemukakan Yin (2003a, 2009, dalam Arifin, 2010)

“…Menyarankan menggunakan logika replikasi sebagai pendekatan di dalam

proses analisisnya. Pada proses ini, setiap kasus harus mengalami prosedur penelitian yang sama, hingga menghasilkan hasil penelitiannya masing-masing. Selanjutnya, hasil dari masing-masing penelitian di perbandingkan, untuk menentukan kesamaan dan perbedaannya. Hasilnya dipergunakan untuk menjelaskan pertanyaan penelitian pada umumnya dan khususnya

pencapaian atas maksud dan tujuan penelitian”.

Melalui studi kasus jamak ini dapat memberikan akses atau peluang yang luas kepada peneliti untuk menelaah secara mendalam, detail, intensif, dan komprehensif terhadap unit yang diteliti. Kasus analisis yang dijadikan penelitian ini adalah modifikasi penilaian hasil belajar PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar nasional pendidikan di sekolah dasar X dan sekolah dasar Y sebagai sekolah dasar penyelengara pendidikan inklusif.


(23)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3 Penilaian PDBK Oleh Pendidik: -Modifikasi Instrumen -Modifikasi Pelaksanaan -Modifikasi Pelaporan Penilaian PDBK Oleh Satuan

Pendidikan: -Modifikasi Ketentuan Ujian Sekolah -Modifikasi Penetapan Kelulusan -Modifikasi Pelaporan SD X

Penilaian PDBK Oleh Pendidik: -Modifikasi Instrumen

-Modifikasi Pelaksanaan -Modifikasi Pelaporan

Penilaian PDBK Oleh Satuan Pendidikan: -Modifikasi Ketentuan Ujian Sekolah

-Modifikasi Penetapan Kelulusan -Modifikasi Pelaporan

Subjek

Guru Kelas

Guru Pembimbing Khusus

Kepala Sekolah

Lap. Kasus Tunggal Lap. Kasus Tunggal Tahap I Eksplorasitoris Tahap II Konklusi Lintas Kasus

Gambar 3.1 Desain Penelitian SD Y

Penilaian PDBK Oleh Pendidik: -Modifikasi Instrumen

-Modifikasi Pelaksanaan -Modifikasi Pelaporan

Penilaian PDBK Oleh Satuan Pendidikan: -Modifikasi Ketentuan Ujian Sekolah

-Modifikasi Penetapan Kelulusan -Modifikasi Pelaporan


(24)

4

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Secara prosedur tahapan pelaksanaan penelitian studi kasus jamak (collective or multiple case study) dibagi kedalam dua tahap yaitu:

1. Tahap I: Eksploratoris

Pada tahap ini peneliti melakukan eksplorasi untuk mengumpulkan data sesuai dengan fokus, pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian agar informasi yang dikumpulkan lebih terarah dan spesifik. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan studi dokumentasi.

Pada tahap eksplorasi ini meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. Melakukan inventarisasi dan menentukan informan yang tepat dan kompeten dalam memberikan informasi agar data dapat terungkap dengan baik sesuai dengan tujuan penelitian. Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah 2 orang kepala sekolah yaitu kepala sekolah SD X dan kepala Sekolah SD Y, dan 3 orang guru kelas masing-masing 2 orang guru kelas SD Y dan 1 orang guru kelas SD Y, 5 orang guru pembimbing khusus masing-masing 3 orang guru pembimbing khusus SD X dan 1 orang guru pembimbing khusus SD Y

b. Melakukan wawancara dan studi dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada 3 orang guru kelas dan 4 orang guru pembimbing khusus tentang penilaian PDBK yang menggunakan kurikulum di bawah standar pendidikan dalam hal: 1) Perencanaan penilaian yang terkait dengan modifikasi penyusunan instrumen penilaian, 2) Modifikasi


(25)

5

pelaksanan penilaian, 3) Modifikasi kriteria keberhasilan dan 4) Modifikasi pelaporan.. Sementara wawancara yang dilakukan kepada 2 orang kepala sekolah untuk mengungkap data tentang penilaian yang dilakukan oleh satuan pendidikan dalam hal 1) Modifikasi ketentuan ujian sekolah, 2) Modifikasi penetapan kelulusan PDBK, 3) Modifikasi penetapan kenaikan kelas dan pelaporannya. Adapun studi dokumentasi dilakukan untuk mengungkap data yang menunjang terhadap penelitian meliputi: Silabus, program semester, kisi-kisi penulisan soal, buku rapor, instrumen penilaian, ketentuan modifikasi standar kompetensi lulusan, modifikasi ketentuan ujian sekolah, modifikasi penetapan kelulusan dan modifikasi pelaporan.

2. Tahap II: Konklusi

Dalam penyusunan draf menggunakan logika replikasi sebagai pendekatan di dalam proses analisisnya. Pada proses ini, setiap kasus mengalami prosedur penelitian yang sama, hingga menghasilkan hasil penelitiannya masing-masing. Selanjutnya, hasil dari masing-masing penelitian di perbandingkan, untuk menentukan kesamaan dan perbedaannya. Hasilnya dipergunakan untuk menjelaskan pertanyaan penelitian pada umumnya dan khususnya pencapaian atas maksud dan tujuan penelitian.


(26)

6

D. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data wawancara dan studi dokumentasi. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Adapun jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara baku terbuka. Wawancara baku terbuka seperti yang dikemukakan oleh Patoon (1980:197) dalam Lexsy J.M (2007:188) adalah:

”Wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan

pertanyaan, kata-katanya, dan cara penyajiannya pun sama untuk setiap responden. Keluwesan mengadakan pertanyaan pendalaman (probing) terbatas, dan hal itu tergantung pada situasi wawancara dan kecakapan pewawancara. Wawancara demikian digunakan jika dipandang sangat perlu untuk mengurangi sedapat-dapatnya variasi yang bisa terjadi antara seorang terwawancara dengan yang laiannya. Maksud pelaksanaan tidak lain

merupakan usaha untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya kekeliruan”.

Adapun wawancara dalam penelitian ini bertujuan mengumpulkan keterangan tentang penilaian hasil belajar PDBK di SD X dan SD Y yang menggunakan kurikulum di bawah standar pendidikan sebagai sekolah dasar penyelengara pendidikan inklusif. Secara terperinci wawancara ini bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang penilaian yang dilakukan oleh pendidik (guru) mencakup: 1) Perencanaan penilaian yang terkait dengan modifikasi penyusunan instrumen penilaian, 2) Modifikasi pelaksanan penilaian, 3) Pengolahan terkait dengan penentuan kriteria keberhasilan dan 4) Pelaporan. Ataupun yang dilakukan oleh satuan pendidikan menyangkut 1)


(27)

7

Modifikasi ketentuan ujian sekolah, 2) Modifikasi penetapan kelulusan PDBK, 3) Modifikasi penetapan kenaikan kelas dan pelaporannya.

Teknik pengumpulan data lainnya adalah studi dokumentasi yaitu setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh guru dan kepala sekolah atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film yang berkenaan dengan cara melaksanakan penilaian hasil belajar PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar nasional pendidikan di SD X dan SD Y sebagai sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif.

Adapun dokumen yang diteliti adalah: 1. Silabus

2. Kisi-kisi penulisan soal 3. Buku rapor

4. Instrumen penilaian

5. Ketentuan modifikasi standar kompetensi lulusan 6. Modifikasi ketentuan ujian sekolah

E. Teknik Analisis Data Penelitian

Analisis data dilakukan untuk dapat memperoleh jawaban dari pertanyaan penelitan, adapun kegiatannya meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Proses Pencatatan Data

Proses ini dilakukan agar memudahkan dalam kegiatan menganalisis data, adapun prosesnya sebagai berikut:


(28)

8

a. Pencatatan data

Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan format catatan lapangan degan melalui tahapan sebagai berikut:

1) Pencatatan awal selama wawancara dan studi dokumentasi dengan menggunakan kata kunci.

2) Melakukan perluasan dari catatan lapangan tersebut melalui catatan deskriptif dan reflektif sebagai tanggapan dari peneliti.

3) Melakukan perbaikan (revisi)

b. Membuat petunjuk tertentu (coding)

Kegiatan ini dilakukan agar cacatan lapangan mudah dianalisis.

c. Memilih alat yang digunakan

Agar memudahkan dalam menghimpun data dalam penelitian, peneliti menggunakan alat seperti buku catatan, pensil, pulpen, alat perekam.

2. Teknik analisis data

Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data antara lain: a. Reduksi Data (menyusun, merinci transkrip data dan validasi)

Proses yang dilakukan segera setelah data diperoleh yaitu proses menyeleksi, memfokuskan, menyederharnakan dan mengabstraksikan. Mentranformasikan data dalam catatan lapangan, lalu dipilih dan


(29)

9

diseleksi. Menulis kembali hasil wawancara yang diperoleh dari responden merupakan bagian dari proses validasi hasil wawancara.

b. Display Data

Display data adalah proses penyusunan secara sistematis hasil dari reduksi data agar diketahui tema dan polanya dengan menentukan bagaimana data disajikan, antara lain dengan mengklasifikasikan data sesuai dengan pokok masalahnya. Hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk catatan lengkap sebagai deskripsi data atau temuan penelitian. Selanjutnya hasil displey data dibahas. Pembahasan senatiansa dilakukan dengan bertitik tolak kepada hasil wawancara dan studi dokumentasi secara objektif dengan ditunjang oleh landasan teori yang ada.

c. Penarikan Konklusi dan Verifikasi

Penarikan konklusi dari display data, sehingga data dan informasi lebih bermakna. Verifikasi untuk menjamin tingkat kepercayaan hasil penelitian, dengan melihat kembali data dan menimbang makna dari data-data yang dikumpulkan untuk dianalisis. Melakukan cross check untuk menguji kebenaran dan konklusi yang dibuat.


(30)

10

F. Teknik Keabsahan Data

Untuk menghindari kesalahan data yang akan dianalisis, maka keabsahan data perlu diuji dengan cara trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu artinya menggunkan berbagai pendekatan dalam melakukan penelitian. Adapaun teknik trianggulasi yang digunakan adalah dengan sumber, berarti membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif, hal ini dapat dicapai dengan jalan:

1. Membandingkan data hasil wawancara terhadap subjek penelitian dengan data hasil wawacara dengan sumber informasi lain dalam penelitian

2. Membandingkan data hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan dengan penelitian.

3. Member check, yaitu dengan melakukan konfirmasi dengan informan diakhir wawancara.

G. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Fenomena yang terjadi berada di sekolah dasar X dan sekolah dasar Y yang menyelenggarakan pendidikan inklusif.

Dasar pertimbangan lokasi penelitian di SD X adalah sekolah dasar X ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2005


(31)

11

sebagai sekolah dasar uji coba penyelenggara pendidikan inklusif, selain itu SD X dan SD Y sudah mengakomodasi layanan pendidikan bagi PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar nasional pendidikan yang dimodifikasi untuk disesuaikan dengan hambatan dan kebutuhan belajar PDBK, sehingga sekolah dasar tersebut dapat memberikan data yang peneliti butuhkan.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas, guru pembimbing khusus atau istilah SD X tutor atau pendamping istilah yang digunakan olah SD Y dan kepala sekolah, dengan gambaran subjek penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1

Gambaran Subjek Penelitian SD X

No Nama Usia L/P Jabatan Pendidikan

1 RS 42 L Kepala Sekolah S1 HI FISIP

2 MI 30 L Guru kelas VI S1 P. Biologi

3 D 29 P Tutor S1 P. Biologi

4 A 30 P Guru Kelas V S1 P. B. Indonesia

5 SS 33 P Tutor S1 PLB


(32)

12

Tabel 3.2

Gambaran Subjek Penelitian SD Y

No Nama Usia L/P Jabatan Pendidikan

1 R 36 Kepala Sekolah S1 Biologi

2 W 28 Guru kelas VI S1 Biologi

3 Y 28 Pendamping S1 Ilmu

Sosial

H. Pengembangan Instrumen Penelitian

Berdasarkan pada fokus dan tujuan penelitian maka instrumen yang disusun ada dua yaitu dan studi dokumentasi yang ditujukan kepada guru dan kepala sekolah, adapun instrumen yang disusun untuk mengungkap data tentang:

1. Penilaian yang dilakukan oleh pendidik (guru) di SD X dan SD Y sebagai sekolah penyelenggara pendidikan inklusif pada PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan dalam ha: l) Perencanaan penilaian yang terkait dengan modifikasi penyusunan instrumen penilaian, 2) Modifikasi pelaksanan penilaian, 3) Pengolahan, 4) Modifikasi Pelaporan.

2. Penilaian yang dilakukan oleh satuan pendidikan di SD X dan SD Y sebagai sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif pada PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan dalam hal 1) Modifikasi ketentuan ujian sekolah, 2) Modifikasi penetapan kelulusan PDBK, 3) Modifikasi penetapan kenaikan kelas dan pelaporannya.


(33)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebagaimana dikemukakan pada bab-bab sebelumnya bahwa penilaian hasil belajar PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar nasional pendidikan disekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif yang dihasilkan dalam tesis ini dikembangkan bersadarkan studi kasus terhadap dua sekolah dasar, yaitu SD X terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 2 orang guru kelas dan 3 orang guru pembimbing khusus, dan SD Y yang terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 1 orang guru kelas dan 1 orang guru pembimbing khusus. Dalam prosesnya setiap kasus mengalami prosedur penelitian yang sama, sehingga menghasilkan hasil penelitiannya masing-masing. Selanjutnya, hasil dari masing-masing penelitian di perbandingkan, untuk menentukan kesamaan dan perbedaannya. Hasilnya dipergunakan untuk menjelaskan pertanyaan penelitian pada umumnya dan khususnya pencapaian atas maksud dan tujuan penelitian.

Hasil penelitian di lapangan tersebut dideskripsikan berdasarkan data berupa jawaban-jawaban informan, kemudian dianalisis sehinga diperoleh temuan-temuan mengenai penilian hasil belajar PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan yang dilakukan oleh guru berkaitan dengan perencanaan penilaian menyangkut modifikasi instrumen penilaian, modifikasi pelaksananan, pengolahan terkait dengan kriteria keberhasilan dan modifikasi pelaporan dari penilaian tersebut, dan penilaian yang dilakukan oleh satuan pendidikan berkenaan dengan modifikasi, modifikasi ketentuan ujian


(34)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sekolah, modifikasi ketentuan kenaikan kelas dan ketentuan kelulusan PDBK dan modifikasi pelaporan.

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Modifikasi Penilaian Hasil Belajar PDBK Yang Menggunakan Kurikulum Di Bawah Standar Pendidikan Yang Dilakukan Oleh Guru Dan Satuan Pendidikan di Sekolah Dasar X

a. Deskripsi data mengenai modifikasi penilian PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah sandar pendidikan yang dilakukan oleh guru di sekolah dasar X

1) Perencanaan penilaian PDBK yang dilakukan oleh guru di sekolah dasar X

Berdasarkan wawancara yang dilakukan didapatkan data mengenai perencanaan penilaian PDBK yang dilakukan oleh guru sebagai berikut:

Guru MI adalah sebagai wali kelas di kelas VI. Dalam melakukan perencanaan penilaian terlebih dahulu di lakukan penyusunan program berupa silabus yang disusun oleh guru kelas dan tutor. Dalam penyusunan insrumen penilaian Guru MI

mengatakan “Mengacu pada silabus, sistem penilaian dan kemampuan PDBK” kebetulan untuk pelaksananan kegiatan UN


(35)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

instrumen penilaian , artinya secara kognitif PDBK ini dipadang dapat melakukan bahkan secara konsep anak ini luar biasa dalam menjawab soal. Cara guru MI mengadministrasikan penilaian hasil belajar yaitu dengan menyiapkan bank soal dan daftar nilai.

Guru D adalah guru yang diberi tugas sebagai guru pembimbing khusus, dalam melaksanakan perencanaan penilaian Guru D menyusun silabus bekerjasama dengan guru kelas, dalam prakteknnya didalam menyusun instrumen penilaian memperhatikan kompetensi dasar dan indikator yang tercantum dalam silabus. Cara guru D mengadministrasikan perencanaan penilaian adalah dengan cara menyiapkan bank soal dan daftar nilai A adalah seorang guru yang di tugaskan menjadi wali kelas V Yatsrib, dalam pererencanaan penilaian pada PDBK di kelas V Yastrib secara administratif dilakukan oleh guru pembimbing khusus yang terlebih dahulu di komunikasikan dan di koordinasikan dengan saya. Bagaimanna menyusun silabus, instrumen penilaian dan mengadministrasikan itu dapat di tanyakan pada tutor.

SS seorang guru yang diberi tugas sebagai tutor Fauzan di kelas V SD Yastrib, dalam perencanaan penilaian hasil belajar terlebih dahulu di rumuskan dalam penyusunan silabus dalam bentuk Program Pembelajaran Individual (PPI) yang memuat standar kopetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator yang sudah


(36)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dimodifikasi dan disesuaikan dengan kondisi PDBK. Menurut guru SS yang dijadikan pijakan dalam menyusun instrumen penilaian adalah kompetensi dasar dan indikator-indikator yang tercantunm dalam PPI yang telah disusun di awal tahun pelajaran. Cara guru SS mengadministrasikan penilaian yaitu dengan cara membuat laporan perkembagan individual dalam bentuk deskriptif. Untuk PDBK ini tidak mengenal tinggal kelas.

Menurut guru MM yang mendapat tugas sebagai guru pembimbing khusus Ibrahim Jaya Lesmana (Ibrahim) di kelas V SD Yastrib dalam merencanakan penilaian hasil belajar adalah

“terlebih dahulu di susun silabus dalam bentuk program pengajaran

individual yang memuat kompetensi dasar, indikator dan teknik penilaian yang sudah dimodifikasi dan disusun oleh tutor dan dikomunikasikan dengan guru kelas, karena program pembelajaran individu yang sudah dimodifikasi maka instrumen penilaianpun sudah barang tentu telah melalui modifikasi, untuk mengadministrasikan guru MM membuat laporan perkembangan individual dalam bentuk deskriptif.

Berdasarkan studi dokumentasi yang dilakukan, diperoleh data mengenai perencanaan penilaian hasil belajar pada PDBK yang menggunakan kurikulum di bawah standar pendidikan yaitu adanya:


(37)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(1) Silabus dalam bentuk Program Pembelajaran Individual (2) Kisi-kisi Penulisan soal

(3) Instrumen Penilaian (4) Buku Laporan Penilaian

(5) Laporan Perkembangan Individual

2) Modifikasi Pelaksananan penilaian PDBK yang dilaksanakan oleh guru di sekolah dasar X

Berdasarkan wawancara yang dilakukan didapatkan data mengenai modifikasi pelaksananan penilaian PDBK yang dilaksanakan oleh guru sebagai berikut:

Guru MI sebagai wali kelas VI berpendapat bahwa didalam melaksanakan penilaian sudah barang tentu akan adanya modifikasi akan tetapi untuk pelaksanaan ujian nasional tahun ini tidak ada modifikasi isi karena PDBK tahun ini di anggap siap dan mampu mengukuti ujian nasioanl, tetapi pada aspek cara PDBK dilakukan modifikasi yaitu berupa ketika PDBK menjawab hasil jawabanya dituliskan oleh guru pembimbing khusus, tidak ada modifikasi tempat artinya ketika melaksanakan ujian PDBK ini di integrasikan dengan siswa yang lain.

Dalam melakukan penilaian pada PDBK digunakan teknik penilaian yang sama seperti yang digunakan siswa lain yaitu menggunakan teknik penilaian tertulis, lisan, produk dan kinerja.


(38)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Guru D yang diberi tugas sebagai tutor juga berpandangan kebetulan untuk ujian nasioanl tahun ini tidak ada modifikasi instrumen penilaian dari sisi isi karena PDBK di kelas VI ini dipandang PDBK yang secara kognitif dapat dan bisa melakukan ujian nasional, akan tetapi ada modifkasi cara yaitu anak di bantu dalam menjawab pertanyaan, saya membantu dalam menuliskannya, untuk menjaga objektifitas sudah dikoordinasikan dengan kepala sekolah dan pengawas. Hanya pada aspek-aspek yang tidak tercantum dalam rapot saya membuat laporan perkembangan individual yang saya sampaiakan kepada kepala sekolah dan orang tua.

Menurut Wali kelas V yaitu Guru A mengatakan

“Sepanjang yang saya tau siswa tersebut didalam penilaian dilakukan modifikasi atau penyesuaian baik dari aspek isi, cara mungkin juga waktu, seperti apa modifikasinya lebih jelas di tanyakan kepada guru pembimbing khususnya masing-masing

Menurut guru SS yang ditugasi sebagai guru pembimbing khusus Fauzan di kelas V berpendapat dalam pelaksanaan penilaian dilakukan modifikasi cara penilaian dilakukan secara individu, teknik penilaian sesuai dengan PPI yang disusun sudah barang tentu telah dilakukan modifikasi, untuk kasus Fauzan teknik penilaian dalam bentuk performance test (tes tindakan), yang tidak terlalu banyak melibatkan aktivitas membaca atau menulis.


(39)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Misalnya: Fauzan diminta untuk menghitung bilangan, menyebutkan lambang huruf atau angka yang ditunjukkan oleh guru, menunjuk angka/bilangan yang diminta oleh guru, menuliskan/menirukan lambang huruf atau angka. menirukan tulisan, menuliskan nama diri, menyebutkan nama diri, menyebutkan nama-nama anggota keluarga, teknik penilaian lain yang dilakukan yaitu penilaian fortopolio. Penilaian dilakukan dengan mencermati berbagai pengalaman, prestasi dan atau produk yang pernah dibuat oleh Fauzan. Dengan mencermati aspek-aspek tersebut, maka dapat diprediksikan tentang kemampuan fauzan. Dalam aspek modifikasi dilakukan penambahan waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penilaian, penambahannya, akan sangat bergantung kepada kebutuhan dan situasi yang ada. Juga dilakukan modifikasi lain berupa pelaksanaan penilaian untuk Fauzan dilakukan pada waktu tertentu yang berbeda dengan siswa lainnya.

Menurut Guru MM yang ditugasi sebagai guru pembimbing Ibrahim Jaya Lesmana (Ibrahim) di kelas V dalam pelaksanaan penilaian dilakukan modifikasi waktu berupa penambahan waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pengetesan, selain waktunya yang ditambah, di dalam pelaksanaan penilaian Ibrahim dilakukan pada waktu tertentu yang berbeda dengan siswa lainnya. khusus untuk Ibrahim karena sudah bisa membaca dan menulis maka


(40)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

modifikasi teknik penilaian dilakukan berupa lisan, tulisan dengan menyajikan soal-soal ujian secara lisan dan tertulis secara sederhana. Teknik penilaian lain yang dilakukan yaitu penilaian fortopolio. Penilaian dilakukan dengan mencermati berbagai pengalaman, prestasi dan atau produk yang pernah dibuat oleh siswa Ibrahim. Dengan mencermati aspek-aspek tersebut, maka dapat diprediksikan tentang kemampuan Ibrahim. Teknik penilaian yang lain dapat berupa performance test (tes tindakan), yang tidak terlalu banyak melibatkan aktivitas membaca atau menulis. Misalnya: Menulis kalimat sederhana yang didiktekan oleh guru, mencerikan kegiatan di rumah, melakukan gerakan tertentu, menyanyikan lagu, memperagakan tarian, mendeklamasikan puisi, menggambar objek.

Berdasarkan studi dokumentasi di peroleh data sebagai berikut:

Instrumen penilaian berupa tes tertulis (Okjektif : pilihan ganda dan menjodohkan, Subjektif (uraian terbuka dan tertutup), tes lisan dan tes perbuatan ( Produk dan Kinarja), performance test (tes tindakan), penilaian portofolio.


(41)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3) Modifikasi Pengolahan dan pelaporan penilaian PDBK yang dilakukan oleh guru di sekolah X

Berdasarkan wawancara yang dilakukan di dapatkan data menganai modifikasi pengolahan dan pelaporan penilaian PDBK yang dilakukan oleh guru sebagai berikut:

Menurut guru MI kriteria keberhasilan PDBK menggunakan penilaian acuan patokan sebesar 70%. Ketika ditanya

bentuk laporannya guru MI menjawab “ Bentuk pelaporan yang

digunakan menggunakan data kuantitatif seperti siswa pada umumnya dan diberikan pada orang tua dan dilaporkan kepada kepala sekolah. Lalu ketika ditanya apakah mereka diberlakukan

kenaikan kelas otomatis, guru MI menjawab “Ya mereka

diberlakukan kenaikan kelas otomatis dan mereka tidak mengenal

tinggal kelas”.

Menurut guru D kriteria keberhasilan pada PDBK diberlakukan sama seperti pada anak lainnya karena secara materi mereka dipandang bisa dan mampu. Ketika ditanya bentuk data

laporan yang disajikan guru D menjawab” Data yang disajikan berbentuk kuantitatif”. Apakah mereka menganal tinggal kelas, guru A menjawab “ Mereka tidak menganal tinggal kelas, mereka

naik secara otomatis.

Menurut guru A yang ditugasi sebagai guru kelas V pengolahan khsusnya terkait dengan kriteria keberhasilan


(42)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sepenuhnya dilakukan oleh guru pembimbing khusus, Ketika di tanya bagaimana bentuk laporannya guru A menjawab

”Menggunakan data kuantitiatif dan kualitatif, data pelaporan yang sifatnya kuantitatif di susun untuk pemenuhan pada buku laporan pada umumnya sementara data yang sifatnya kualitatif di buat untuk menerangkan laporan penilaian yang subjektif mungkin yang menggambarkan nilai-nilai kuantitatif tersebut. Ketika ditanya apakah PDBK diberlakukan kenaikan kelas otomatis, Guru A

menjawab “ Ya mereka naik secara otomatis artinya mereka tidak menganal tinggal kelas”.

Menurut guru SS yang menjadi guru pembimbing khusus Fauzan kriteria keberhasilan hasil belajar Fauzan dibandingkan dengan dirinya sendiri. Artinya hasil pada hari ini dibandingkan dengan hasil-hasil yang dicapai pada hari-hari sebelumnya, dan seterusnya. Dengan demikian dapat diketahui adanya perubahan atau perkembangan Fauzan dari waktu ke waktu. Kriteria tingkat keberhasilan sebesar 70% dengan merujuk kepada indikator yang dirancang khusus bagi Fauzan. Ketika ditanya data yang dilaporkan

bentuknya seperti apa guru SS menjawab “ Data yang dilaporkan

berbentuk kuantitatif dan kualitatif, data kuantitif di laporkan untuk memenuhi buku laporan yang biasa diberikan pada siswa pada umumnya, sementara untuk menjelaskan secara objektif hasil belajar Fauzan dibuatkanlah data yang sifatnya kualitatif yang


(43)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

terdiri dari kemampuan akademik dan non akademik yang

dilaporkan secara khusus kepada orang tua dan kepala sekolah”.

Ketika ditanya apakah Fauzan diberlakukan kanaikan kelas

otomatis guru SS menjawab “ Fauzan diberlakukan naik kelas otomatis dan dia tidak tingal kelas”.

Bagaimanakah cara menentukan kriteria keberhasilan bagi

Ibrahim “Menurut Guru MM Hasil belajar Ibrahim dibandingkan

dengan kriteria pencapaian yang khusus dirancang bagi Ibrahim”. Artinya pencapaian prestasi Ibrahim dibandingkan dengan daftar indikator dan atau materi yang harus dikuasai oleh Ibrahim secara individu (bukan daftar indikator dan materi umum). Kriteria keberhasilan sebesar 60% dengan merujuk indikator yang khusus dirancang untuk Ibrahim. Ketika ditanya bagimana data yang

dilaporkan guru MM menjawab “ Data yang disajian dalam bentuk

kuantitatif, data ini dibuat untuk memenuhi bentuk laporan yang dibuat seperti siswa pada umumnya, sementara data yang dilaporkan dalam bentuk kualitatif dibuat agar laporan yang di laporkan lebih objektif yang menggambarkan perkembangan

kemajuan belajar Ibrahim”.

Berdasarkan studi dokumentasi diperoleh data cara pengolahan hasil belajar PDBK berupa laporan perkembangan individu yang memuat: identitas siswa, aspek yang di nilai dan deskripsi


(44)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Deskripsi data mengenai modifikasi penilaian PDBK yang dilakukan oleh satuan pendidikan di sekolah dasar X

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah dasar X didapatkan data mengenai modifikasi penilaian PDBK yang dilakukan oleh satuan pendidikan di sekolah dasar X sebagai berikut:

“Menurut Kepala Sekolah RS standar kompetensi lulusan (SKL)

pada PDBK yang menggunakan kurikulum di bawah standar pendidikan tetap mengacu pada SKL yang umum akan tetapi akan ada

modifikasi, sehingga SKL akan bersifat individu”. Ketika ditanya bagaimana sekolah menentukan ujian sekolah pada PDBK, Kepala

Sekolah RS menjawab ”Sesuai dengan permendiknas No. 70 tahun

2009 dalam salah satu pasal dijelaskan bahwa peserta didik yang mempunyai kelaian dan mengikuti pembelajaran yang menggunakan kurikulum dibawah standar nasioal pendidikan mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan, artinya kami selaku sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif mempunyai kemandirian untuk menyelenggarakan ujian sekolah sendiri bagi PDBK tersebut. Itu kami lakukan pada Ujian Sekolah di tahun pelajaran yang lalu, tapi untuk tahun pelajaran yang sekarang (2011/2012) pada PDBK yang kesulitan belajar setelah dilakukan beberapa pertimbangan dan ternyata PDBK ini dirasa mampu maka kami ikutkan pada ujian nasional hanya dari segi pengerjaan soal ada


(45)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

“Didalam mementukan ketentuan ujian sekolah kami

menyesuaikan dengan petunjuk tekis ujian sekolah yang dikeluarkan oleh dinas pendidikan provinsi dan sesuai dengan prosedur operasi standar (POS) ujian sekolah. Sebagai gambaran ditahun pelajaran 2009-2010 kami menyelenggarakan ujian sekolah bagi PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar nasional pendidikan pertama-tama PDBK di usulkan untuk didaftarkan sebagai calon peserta dengan menggunakan format model US-1 dengan disertai tambahan keterangan jenis hambatan belajar untuk peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) yang seserahkan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam hal ini bidang PLB, secara teknis bidang studi atau materi apa yang di ujikan dan bagimana soal-soal kami yang buat maksud saya guru kelas dan guru pembimbing khusus karena mereka mengerti dan memahami kemampan dan hambatan belajar PDBK dan materi-materi apa saja yang telah guru dan tutor berikan, lalu kami kirim soal tersebut ke Dinas Pendidikan Provinsi dalam hal ini bidang PLB untuk divalidasi, yang divalidasi bukan kontennya tapi lebih pada teknis

penulisan soalnya saja”.

Ketika ditanya bagaimana ketentuan kenaikan kelas dan kelulusan, Kepala sekolah RS menjawab “ Sekolah kami semenjak berdiri mempunyai visi menjadikan anak-anak kami menjadi anak yang merdeka, ini mempunyai maksud mereka dalam belajar mempunyai kemerdekaan dan kemandirian sesuai dengan irama perkembangannya


(46)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

masing-masing, hal ini mengisaratkan kami tidak mengenal tinggal kelas dan tidak lulus, oleh karenanya semua anak disini tanpa kecuali

PDBK pasti mereka akan naik kelas dan pasti akan lulus”.

Ketika ditanya bagaimana didalam blangko izasah, Kepala

Sekolah RS menjawab. “ Blangko Izasah yang di berikan pada PDBK

yaitu blangko Izasah yang di keluarkan oleh Dinas Pendidkan Provinsi Jawa Barat mungkin dari Bidang PLB, hanya saja kami membuat laporan yang sifatnya kualitatif untuk menjelaskan secara objektif tentang kemajuan belajar PDBK, juga kami mengaluarkan semacam sertifkat atau piagam pada PDBK yang mempunyai bakat secara spesifik misalnya bakat menggambar atau bakat mengoperasikan komputer.

Berdasarkan studi dokumentasi di peroleh data mengenai penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh satuan pendidikan berupa: a) Standar Kompetensi Lulusan

b) Blangko sertifikat

c. Hasil analisis data modifikasi penilaian hasil belajar PDBK yang menggunakan kurikulum di bawah standar pendidikan yang dilakukan oleh guru dan satuan pendidkan

Dalam menganalisis data peneliti melakukan trianggulasi. Keabsahan data yang diperoleh dari wawancara dengan responden


(47)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diperiksa dan dibandingkan dengan studi dokumentasi. Analisis data penelitian sebagai berikut:

1) Penilaian hasil belajar PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan yang dilakukan oleh guru di sekolah dasar X

a) Perencanaan penilaian hasil belajar PDBK terkait dengan modifikasi penyusunan instrumen penilaian.

Perencananan penilaian hasil belajar PDBK yang dilakukan oleh guru tidak terlepas dari rencana pembelajaran yang mengacu pada silabus, sistem penilaian dan kegiatan pembelajaran. Silabus dan sistem penilaian yang disusun oleh guru pembimbing khusus di sekolah dasar X sejak dari awal sudah dilakukan modifikasi, artinya dalam penyusunan silabus sebagai program pembelajaran individual sudah dilakukan penyesuaian.

Cara mengadministrasikan perencanaan penilaian hasil belajar pada PDBK di sekolah dasar X berupa silabus dalam bentuk program pembelajaran individual, buku rapot dan laporan perkembangan individual.

b) Modifikasi pelaksananan penilaian hasil belajar PDBK

Berdasarkan rangkuman wawancara dan studi dokumentasi yang dilakukan didalam pelaksanaan penilaian


(48)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang dilakukan guru di SD X sudah dilakukan modifikasi, seperti modifikasi cara penilaian dilakukan secara individu, seperti teknik penilaian dalam bentuk performance test (tes tindakan), yang tidak terlalu banyak melibatkan aktivitas membaca atau menulis. teknik penilaian lain yang dilakukan yaitu penilaian fortopolio. Penilaian dilakukan dengan mencermati berbagai pengalaman, prestasi dan atau produk yang pernah dibuat ,

Modifikasi lain berupa pelaksanaan penilaian seperti pelaksanaan dilakukan pada waktu tertentu yang berbeda dengan siswa lainnya. Modifikasi lainnya berupa penambahan waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pengetesan.

c) Modifikasi pengolahan terkait dengan kriteria keberhasilan dan Pelaporan

Di dalam melakukan pengolahan terkait dengan kriteria keberhasilan yang dilakukan oleh guru pembimbing khusus di sekolah dasar X sudah dilakukan modifikasi hal tersebut dilakukan dengan cara didalam menentukan kriteria keberhasilan hasil belajar PDBK dibandingkan dengan dirinya sendiri. Artinya hasil pada hari ini dibandingkan dengan hasil-hasil yang dicapai pada hari-hari sebelumnya, dan seterusnya. Dengan demikian dapat diketahui adanya perubahan atau


(49)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perkembangan dari waktu ke waktu. Kriteria tingkat keberhasilan ada yang menentukan 60 %, 70% dengan merujuk kepada indikator yang dirancang khusus bagi PDBK. Sementara untuk menentukan kenaikan kelas menggunakan kenaikan kelas otomatis artinya tidak ada PDBK yang tinggal kelas. Data yang dilaporkan berbentuk kuantitatif dan kualitatif, data kuantitif di laporkan untuk memenuhi buku laporan yang biasa diberikan pada siswa pada umumnya, sementara untuk menjelaskan secara objektif hasil belajar PDBK dibuatkan data yang sifatnya kualitatif yang terdiri dari kemampuan akademik dan non akademik PDBK dalam bentuk laporan perkembangan individu yang di sampaikan kepada kepala sekolah dan orang tua PDBK

2) Penilaian hasil belajar PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan yang dilakukan oleh satuan pendidikan.

a) Modifikasi ketentuan ujian sekolah

Didalam mementukan ketentuan ujian sekolah bagi PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar nasional pendidikan bagi PDBK disekolah dasar X langkah pertama PDBK di usulkan untuk didaftarkan sebagai calon peserta dengan menggunakan format model US-1 dengan disertai tambahan keterangan jenis hambatan belajar untuk peserta didik


(50)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berkebutuhan khusus (PDBK) yang seserahkan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam hal ini bidang PLB, secara teknis bidang studi atau materi apa yang di ujikan dan bagimana soal-soal kami yang buat maksud saya guru kelas dan guru pembimbing khusus karena mereka mengerti dan memahami kemampan dan hambatan belajar PDBK dan materi-materi apa saja yang telah guru dan tutor berikan, lalu kami kirim soal tersebut ke Dinas Pendidikan Provinsi dalam hal ini bidang PLB untuk divalidasi, yang divalidasi bukan kontennya tapi lebih pada teknis penulisan soalnya saja.

Blangko Izasah yang di berikan pada PDBK yaitu blangko Izasah yang di keluarkan oleh Dinas Pendidkan Provinsi Jawa Barat mungkin dari Bidang PLB, hanya saja kami membuat laporan yang sifatnya kualitatif untuk menjelaskan secara objektif tentang kemajuan belajar PDBK, juga kami mengaluarkan semacam sertifkat atau piagam pada PDBK yang mempunyai bakat secara spesifik misalnya bakat menggambar atau bakat mengoperasikan komputer.

b) Modifikasi penetapan kenaikan , kelulusan dan pelaporan PDBK Sekolah dasar X di dalam menentukan kenaikan kelas dan kelulusan, tidak mengenal tinggal kelas dan tidak lulus, oleh karenanya semua peserta didik tanpa kecuali PDBK pasti mereka


(51)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

akan naik kelas dan pasti akan lulus. Kriteria keberhasilan PDBK dibandingkan dengan dirinya sendiri. Artinya hasil pada hari ini dibandingkan dengan hasil-hasil yang dicapai pada hari-hari sebelumnya, dan seterusnya. Blangko izasah yang diberikan dari dinas pendidikan provinsi Jawa Barat, sekolah mengeluarkan sertifikat pada PDBK yang mempunyai bakat spesifik, sekolah juga membuat laporan perkembangan individu dalam bentuk deskriptif.

2. Deskripsi data Modifikasi Penilaian Hasil Belajar PDBK Yang Menggunakan Kurikulum Di Bawah Standar Pendidikan Yang dilakukan Oleh Guru Dan Satuan Pendidikan di SD Y

a. Deskripsi data mengenai penilaian PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah sandar pendidikan yang dilakukan oleh guru di sekolah dasar Y

1) Perencanaan penilaian PDBK yang dilakukan oleh guru di sekolah dasar Y

Berdasarkan wawancara yang dilakukan didapatkan data mengenai perencanaan penilaian PDBK yang dilakukan oleh guru di sekolah dasar Y sebagai berikut:

Guru L adalah guru yang diberi tugas sebagai wali kelas VI, ketika ditanya didalam perencanaan penilaian terkait dengan menyusun instrumen penilaian menyatakan bahwa ”Yang


(52)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menyusun instrumen penilaian adalah guru pembimbing khusus yang di koordinasikan dengan wali kelas dan guru bidang studi

yang sebenarnya ada dalam silabus sendiri”. Dalam penyusunan

insrumen penilaian Guru L mengatakan “ Mengacu pada silabus,

sistem penilaian dan kemampuan PDBK” untuk kegiatan ujian

sekolah tahun ini yang kebetulan pelaksananan kegiatan waktunya berbarengan dengan ujian nasional instrumen penilaian atau soal-soal disusun oleh guru pembimbing khusus.

Guru Y adalah guru yang diberi tugas sebagai pendamping, dalam melaksanakan perencanaan penilaian Guru Y menyusun silabus bekerjasama dengan guru kelas dan guru bidang studi, dalam prakteknnya didalam menyusun instrumen penilaian memperhatikan kompetensi dasar dan indikator yang tercantum dalam silabus yang disusun oleh saya. Cara guru Y mengadministrasikan perencanaan penilaian adalah dengan cara menyiapkan bank soal dan daftar nlai.

Berdasarkan studi dokumentasi yang dilakukan, diperoleh data mengenai perencanaan penilaian hasil belajar pada PDBK yang menggunakan kurikulum di bawah standar pendidikan yaitu adanya:

(1) Silabus dalam bentuk Program Pembelajaran Individual (2) Kisi-kisi Penulisan soal


(53)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(4) Buku Laporan Penilaian

(5) Laporan Perkembangan Individual

2) Modifikasi pelaksananan penilaian PDBK yang dilaksanakan oleh guru di sekolah dasar Y

Berdasarkan wawancara yang dilakukan didapatkan data mengenai modifikasi pelaksananan penilaian PDBK yang dilaksanakan oleh guru sebagai berikut:

Guru L sebagai wali kelas VI berpendapat bahwa didalam melaksanakan penilaian sudah barang tentu akan adanya modifikasi, karena sejak dari awal pada penyusunan silabus atau program itu sudah disesuaiankan sehingga sudah barang tentu dalam pelaksanaan penilaiannpun ada modifikasi terutama dari modifikasi isi yang sudah diturunkan berdasarkan kemampuan PDBK.

Tidak ada modifikasi tempat artinya ketika melaksanakan ujian PDBK ini di integrasikan dengan siswa yang lain.

Kerika di tanya teknik penilaian apa yang diginakan guru L

menjawab “Dalam melakukan teknik penilaian PDBK di samakan

dengan siswa lain yaitu menggunakan teknik penilaian tertulis,

lisan, produk dan kinerja.”

Guru Y yang diberi tugas sebagai guru pembimbing khusus ketika ditanya apakah dalam pelaksanaan penilaian US tahun ini


(54)

Wawan, 2012

Modifikasi Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pada PDBK dilakukan modifikasi guru Y menjawab “ Tentu ada

modifikasi berupa soal-soal yang diturunkan yang disesuaikan dengan PDBK dan soal-soalnya itu berdasarkan indikator atau materi yang sudah diajarkan, kalau tempat kebetulan pelaksanaan US tahun ini dilaksanakan disekolah Z, PDBK didalam melaksanakan penilaian tempatnya sama, sementara untuk waktu

ada penambahan waktu lebih lama ketimbang siswa yang lain.” Ketika teknik penilaian apa yang digunakan guru Y menjawab “

Teknik penilaian yang digunakan dalam US ini menggunakan teknik penilaian tertulis, tetapi untuk mendapatkan penilain yang objektif ditambah dengan penilaian kinerja dan portofolio.

Berdasarkan studi dokumentasi di peroleh data sebagai berikut:

Instrumen Penilaian berupa tes tertulis (Okjektif : pilihan ganda dan menjodohkan, Subjektif (uraian terbuka dan tertutup), tes lisan dan tes perbuatan ( Produk dan Kinarja), , penilaian portofolio.

3) Modifikasi pengolahan dan pelaporan penilaian PDBK yang dilakukan oleh guru di sekolah dasar Y

Berdasarkan wawancara yang dilakukan di dapatkan data menganai modifikasi pengolahan dan pelaporan penilaian PDBK yang dilakukan oleh guru sebagai berikut:


(1)

1. Perencanaan penilaian yang terkait dengan modifikasi penyusunan instrumen penilaian

Modifikasi instrumen penilaian tersebut terintegrasi dalam silabus yang disusun oleh guru pembimbing khusus yang dirancang sejak dari awal untuk PDBK yang juga sudah dimodifikasi oleh guru. Modifikasi Instrumen penilaian berkaitan dengan penyusunan perangkat soal/butir evaluasi (soal ujian/tes) yang akan digunakan atau diberlakukan kepada PDBK.

2. Modifikasi pelaksanan penilaian.

Modifikasi pelaksanaan penilaian berkaitan dengan cara, waktu, tempat dan alat yang digunakan dalam pelaksanaan penilaian bagi PDBK. Jadi komponen ini berkaitan dengan pertanyaan berapa lama dan dimana evaluasi dilakukan, alat apa yang akan digunakan, dan dengan cara apa evaluasi dilakukan.

3. Modifikasi Pelaporan.

Modifikasi pelaporan sangat terkait sekali dengan penentuan kriteria keberhasilan hasil belajar PDBK, menentukan kriteria keberhasilan PDBK dengan cara membandingkan dengan dirinya sendiri. Artinya hasil pada hari ini dibandingkan dengan hasil-hasil yang dicapai pada hari-hari sebelumnya, dan seterusnya. Dengan demikian dapat diketahui adanya perubahan atau perkembangan PDBK dari waktu ke waktu. Kriteria tingkat keberhasilan merujuk kepada indikator yang dirancang khusus bagi PDBK. Sementara untuk menentukan kenaikan kelas menggunakan


(2)

kenaikan kelas otomatis. Data yang dilaporkan berbentuk kuantitatif dan kualitatif dalam bentuk laporan perkembangan individu.

Adapun modifkasi penilaian yang dilakukan oleh satuan pendidikan yang mencakup:

1. Modifikasi ketentuan ujian sekolah

Didalam mementukan ketentuan ujian sekolah bagi PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar nasional pendidikan kedua sekolah menyesuaikan dengan petunjuk tekis ujian sekolah yang dikeluarkan oleh dinas pendidikan provinsi dan sesuai dengan prosedur operasi standar (POS) Ujian sekolah, hanya secara teknis bidang studi atau materi apa yang di ujikan dan bagimana soal-soal sekolah sekolah yang membuat.

2. Modifikasi penetapan kenaikan kelas, kelulusan dan pelaporan

Di dalam menentukan ketentukan kenaikan kelas dan kelulusan, kedua sekolah ini menggunakan kenaikan kelas otomatis artinya PDBK tidak mengenal tinggal kelas dan tidak lulus.

Blangko Izasah yang di berikan pada PDBK di sekolah ini yaitu blangko Izasah yang di keluarkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Sekolah membuat laporan yang sifatnya kualitatif berupa laporan perkembangan individu. Mengeluarkan semacam sertifkat atau piagam pada PDBK yang mempunyai bakat secara spesifik misalnya bakat menggambar atau bakat mengoperasikan komputer.


(3)

B. Rekomendasai

Penilaian hasil belajar PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar nasional pendidikan yang dilakukan oleh guru dalam implementasinya mengharuskan dilakukanya modifikasi apakah itu terkait dengan instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian dan pelaporan, atupun penilaian yang dilakukan oleh satuan pendidikan terkait dengan modifkasi ketentuan ujian sekolah dan modifikasi ketentuan kenaikan kelas, kelulusan dan pelaporan.

Secara khusus direkomendasikan kepada:

1. Guru Sekolah Dasar Penyelenggara pendidikan inklusif

Bagi guru yang terlibat langsung dan dijadikan sampel dalam penelitian ini untuk terus menggali dan mengembangkan modifikasi penilaian pada PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan, sementara bagi guru yang tidak terlibat secara langsung dalam penelitian ini seyogyanya melakukan modifikasi penilaian sekurang-kurangnya terkait dengan instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian dan pelaporan. Hasil penelitian ini bisa dijadikan salah satu rujukan bagi guru dalam melakukan modifikasi penilaian hasil belajar PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif.


(4)

2. Kepala Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inkluisf

Bagi Kepala Sekolah yang terlibat langsung dan dijadikan sampel dalam penelitian ini untuk terus menggali dan mengembangkan modifikasi penilaian oleh satuan pendidikan pada PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan, sementara bagi kepala sekolah yang tidak terlibat secara langsung dalam penelitian ini seyogyanya melakukan modifikasi penilaian sekurang-kurangnya terkait dengan modifikasi ketentuan ujian sekolah, modifikasi ketentuan kenaikan kelas, modifikasi kelulusan dan pelaporan. Hasil penelitian ini bisa dijadikan salah satu rujukan bagi kepala sekolah dalam melakukan modifikasi penilaian hasil belajar PDBK yang menggunakan kurikulum dibawah standar pendidikan di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alimin, Zaenal (2004) Orientasi Pendidikan Kebutuhan Khusus: http : //www.ultraguest.com/view/1206334701

Arikunto S. (2005) Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Arfin (2010). ” Pedoman Penelitian Kualitatif studi kasus”. Makalah pada

kegiatan Lokakarya Regional Peneltian Studi Kasus dan Aplikasinya Dalam Pembimbingan Di Sekolah Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas BP/BK, Malang

Badan Standar Nasional Pendidikan, (2007), Pedoman Penilaian Pendidikan

Kebutuhan Khusus, Jakarta, Badan Standar Nasional Pendidikan

Departermen Pendidikan Nasional.

Depdiknas, UNESCO dan UNICEF. (2004) Mengelola Kelas Inklusif Dengan

Pembelajaran Yang Ramah, Jakarta: Direktorat Pendidikan Luar Biasa

dan BRAILLO NORWAY.

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. (2005) Pedoman Implementasi Pendidikan

Inklusif di Provinsi Jawa Barat. Bandung: Dinas Pendidikan provinsi Jawa

Barat.

Direktorat PLB. (2004). Buku Seri: Pedoman Penyelenggaran Pendidikan

Terpadu/inklusi. Jakarta: Direktorat PLB Ditjen Dikdasmen, Depdiknas.

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. (2009) Sistem Penilaian Pendidkan

Kebutuhan Khusus. Bandung: Dinas Pendidikan provinsi Jawa Barat.

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. (2005) Pedoman Implementasi Pendidikan

Inklusif di Provinsi Jawa Barat. Bandung: Dinas Pendidikan provinsi Jawa

Barat.

Hidayat, (2005) Pengelolaan Kelas Inklusif Di Sekolah Dasar Reguler, Tesis Magister pada PPS UPI : tidak diterbitkan

Kustawan, (2006) Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Uji Coba Implementasi

Pendidikan Inklusif SDN X Kota Sukabumi, Tesis Magister Pada PPS UPI

: tidak diterbitkan

Lexi.J. M. (2007) Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda karya.


(6)

Muhdar, Wawan dan Azizah (2011) Model Pendidikan Inklusif untuk Anak Autis. Bandung: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Mulyana, D. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya, Rosdakarya. Bandung.

Sunanto Dj,et all. (2004). Pendidikan Yang Terbuka Bagi Semua. Bandung: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan UNESCO Jakarta Office.

Skjorten M. (2002) Menuju Inklusi dan Pengayaan, Artikel dalam Johnsen B.H. dan Skjorten MD. Menuju inklusi, Pendidikan Kebutuhan Khusus Sebuah

Pengantar. Bandung: Program Pasca Sarjana UPI

Tarsidi, D (2007) Pendidikan inklusif sebagai suatu inovasi Kependidikan Untuk

mewujudkan pendidikan untuk semua: http://www.d.tarsidi.blogspot.com.

Tria Prabawati, Komang. ( 2010) Metode Penelitian Studi Kasus, Artikel

tersedia (online) di www.scribd.com › School Work› Essays & Theses (12 Februari 2012)

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat negara RI Jakarta: Sekretariat Negara RI

Universitas Pendidikan Indonesia. (2010) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung: UPI

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2009 Tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Kelainan Dan Memiliki Potensi Kecerdasan Dan/Atau Bakat Istimewa. Jakarta: Sekretariat negara RI Jakarta: Sekretariat Negara RI.

Yin, Robert, K. (1981). Case Study Research Design and Methods. Penerjemah Mudzakir. (2002). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

……penelitianstudikasus.Artikel tersedia (online) di


Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH DASAR PENYELENGGARA PENDIDIKAN INKLUSIF Pengelolaan Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif Sekolah Dasar Negeri Iii Giriwono Wonogiri.

0 5 21

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH DASAR PENYELENGGARA PENDIDIKAN INKLUSIF Pengelolaan Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif Sekolah Dasar Negeri Iii Giriwono Wonogiri.

0 2 13

PENDAHULUAN Pengelolaan Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif Sekolah Dasar Negeri Iii Giriwono Wonogiri.

0 3 7

MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN EMOSI DAN SOSIAL PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS : Studi Pengembangan Pada Sekolah Dasar Inklusif.

0 2 68

MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN EMOSI DAN SOSIAL PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS : Studi Pengembangan Pada Sekolah Dasar Inklusif.

0 1 50

KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN KHUSUS DALAM SETING SEKOLAH DASAR PENYELENGGARA PENDIDIKAN INKLUSIF.

0 0 50

EVALUASI PEMBELAJARANANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH DASAR PENYELENGGARA PENDIDIKAN INKLUSIF KOTA TASIKMALAYA.

0 2 34

JUMLAH ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH INKLUSIF

0 1 1

LAYANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH PENYELENGGARA PENDIDIKAN INKLUSIF (SPPI) SEKOLAH DASAR WILAYAH KECAMATAN LENDAH KABUPATEN KULON PROGO.

66 717 400

Pendidikan Inklusif Sarana Belajar Anak Berkebutuhan Khusus

0 1 9