Demam Berdarah Dengue (Dbd) Pencegahan Dan Pengobatannya.

(1)

KATAPENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjat kan ke hadlirat ALLAH SWT karena at as rahmat dan hidayah-Nya sehingga paper dengan judul : “ Dem am Berdarah Dengue (DBD) Pencegahan dan Pengobatannya” yang dibuat sebagai acuan mat eri penyuluhan bagi w arga masyarakat Desa: M argaluyu, Kecamat an: Tanjungsari, Kabupat en :Sumedang sebagai salah sat u bent uk pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi bidang Pengabdian Pada M asyarakat dapat t erselesaikan dengan sem est inya.

Pada kesempat an ini t idak lupa penulis mengucapkan rasa t erimakasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak sebagai berikut :

1. Drs. Hikmat Kasmara M S., Ket ua Jurusan Biologi FM IPA, Universit as Padjadjaran

2. Prof. Dr. Husein H. Baht i, Dekan Fakult as M IPA, Universit as Padjadjaran

3. Bapak Idi Sugandi, Kepala Desa M argaluyu besert a perangkat Desa, at as izin dan bant uan fasilit as dan prasarana, sehingga acara penyuluhan dapat berlangsung .

4. Warga masyarakat dan Ibu-ibu PKK Desa M argaluyu, at as part isipasinya sebagai pesert a dan at as kehadirannyadalam acara penyuluhan

5. Semua pihak yang t idak dapat disebut sat u persat u, at as bant uan dan dukungannya dari aw al persiapan sampai akhir acara penyuluhan.

Akhir kat a, t idak ada karya yang sempurna sehingga krit ik dan saran yang membangun unt uk perbaikan paper ini sangat penulis harapkan. Semoga paper ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi kit a semua.

Sumedang, Sept ember, 2005

Penulis,


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAM AN LEM BAR PENGESAHAN... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAM BAR... iv

I. PENDAHULUAN ... 1

II. DEM AM BERDARAH DENGUE (DBD)DAN GEJALANYA... 2

III. VIRUS DENGUE... 5

IV. NYAM UK Aedes aegypt i ... 6

V. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN 5.1. Pencegahan... 10

5.2. Pengobat an... 13

VI. KESIM PULAN ... 15

DAFTAR PUSTAKA... 17


(3)

DAFTAR GAM BAR

Halaman

Gambar 1. Penyebaran penyakit DBD melalui gigit annyamuk

Aedes aegypt i... 3

Gambar 2. Siklus hidup nyamuk Aedes aegypt i... 10


(4)

DEM AM BERDARAH DENGUE (DBD) PENCEGAHAN

DAN PENGOBATANNYA

PAPER

Paper ini disampaikan pada acara penyuluhan pada masyarakat Desa M argalulu, Kecamat an Tanjungsari, kabupat en Sumedang sebagai pelaksanan Tri darma

PerguruanTinggi bidang Pengabdian Pada M asyarakat

Oleh:

Dra. Sri Rejeki Rahayuningsih M si. NIP. 131 963 533

FAKULTAS M ATEM ATIKA DAN ILM U PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN


(5)

LEM BAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN LAPORAN

PENGABDIAN PADA M ASYARAKAT

1. Judul : Demam Berdarah Dengue (DBD) Pencegahan dan Pengobat annya

2. Kat agori : Pengabdian Pada M asyarakat

3. Nama lengkap dan gelar : Dra. Sri Rejeki Rahayuningsih M si.

Jenis kelam in : Perempuan

Pangkat / Gol/ NIP : Penat a M uda Tk.I/ IIIb/ 131 963 533

Jabat an fungsional : Asist en Ahli

Fakult as/ Jurusan : M IPA/ Biologi

Universit as : Padjadjaran

4. Lokasi Pengabdian : Desa M argaluyu, Kec. Tanjungsari, Kab. Sumedang

5. Wakt u : 4 (empat ) minggu

6. Biaya : M andiri

Tanjungsari, Sept ember 2005

M enget ahui,

Kepala Desa M argaluyu Penyuluh,

( Idi Sugandi ) ( Dra. Sri Rejeki Rahayuningsih, M si) NIP. 131 963 533


(6)

SURAT KETERANGAN

No. 474/ 62/ DS/ IX/ 2005 Yang bert anda t angan di baw ah ini, saya :

Nama : IDI SUGANDI

NIP : -

Jabat an : KepalaDesa M argaluyu, Kec. Tanjungsari, Kabupat en Sumedang

M enyat akan bahw a pada bulan Sept ember 2005, t elah dilaksanakan program penyuluhan bidang kesehat an masyarakat dengan judul: Dem am Berdarah Dengue (DBD)Pencegahan dan Pengobat annya, bert empat di Balai Desa M argaluyu dengan pesert a para w arga masyarakat dan ibu-ibu PKK Desa M argaluyu sebanyak empat kali pert emuan yang dilaksanakan oleh:

Nama : Dra. Sri Rejeki Rahayuningsih M Si

NIP : 131 963 533

Pekerjaan : Dosen Jurusan Biologi, FM IPA, Universit as Padjadjaran

Demikian surat ket erangan ini dibuat dengan sebenarnya unt uk dipergunakan sesuai keperluan pengumpulan angka kredit dalam bidang Pengabdian Pada masyarakat .

Tanjungsari, Sept ember 2005

M enget ahui,

Kepala Desa M argaluyu Pelaksana,

( Idi Sugandi ) ( Dra. Sri Rejeki Rahayuningsih M si) NIP. 131 963 533


(7)

1 I. PENDAHULUAN

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) pert ama kali dit emukan di Indonesia t erdapat di kot a Surabaya pada t ahun 1968 t et api konfirmasi virologis baru dilaporkan pada t ahun 1972 dan sejak it u DBD dilaporkan t ersebar di berbagai daerah, pada t ahun 1980 DBD sudah t ersebar di seluruh Indonesia kecuali Provinsi Timor-Timur. Penyebaran DBD cenderung meningkat baik secara jumlah perist iw a maupun luas w ilayahnya dan secara sporadis selalu t erjadi kejadiann luar biasa (KLB) set iap t ahun , t ercat at kejadian KLB DBD t erbesar t ahun 1998 dengan incidence rat e (IR) = 35,19/ 100.000 penduduk, selanjut nya t ahun 1999 nilai IR menurun sampai 10,17% t et api pada t ahun-t ahun berikut nya nilai IR cenderung meningkat , pada t ahun 2000 (IR= 15,99%), t ahun 2001 (IR= 21,66), t ahun 2002 (IR= 19,24) dan pada t ahun 2003 IR=23,87, t ahun 2004 sampai t anggal 5 M aret 2004 jumlah kasus sudah mencapai 26,015 orang dengan jumlah kemat ian sudah mencapai sebanyak 389 orang ( Krist ina dkk., 2004).

Peningkat an jumlah kasus epidemi dan bert ambahnya w ilayah sebaran t erjadi disebabkan oleh sarana t ransport asi yang semakin baik, sehingga mobilit as penduduk ant ar daerah semakin mudah, adanya pemukiman baru, perilaku masyarakat unt uk membersihkan sarang nyamuk yang kurang dan nyamuk sebagai vekt or penyakit DBD mampu hidup di seluruh w ilayah Indonesia dan yang t erpent ing bahw a t erdapat empat macam virus DBD yang bersirkulasi sepanjang t ahun. Pada t ahun 2004 ( Januari- M aret ) sudah t ercat at IR= 26,015 dengan jumlah kemat ian 389 orang ( CFR= 1,53%), dimana kasus t ert inggi t erjadi di DKI Jakart a (11.534 orang) sedangkan jumlah kemat ian t ert inggi t erjadi di NTT dengan nilai CFR=3,96% (Krist ina dkk., 2004).

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) at au Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dit ularkan melalui gigit an nyamuk Aedes aegyft i dan A. albopict us , kedua jenis nyamuk vekt or DBD in i mampu hidup di t empat dengan ket inggian lebih dari 1000 meter dpl dan t ersebar hampir di seluruh w ilayah Indonesia. Infeksi Virus dengue yang menyebabkan DBD sering bersifat asimt omat ik yait u t idakjelas gejalanya, sehingga penyakit ini sering salah diagnosis, hanya dianggap sakit Flu biasa at au Tipus karena gejalanya sering


(8)

2

sepert i : gejala bat uk, pilek, m unt ah mual maupun diare. Oleh karena it u diperlukan pemeriksaan yang cermat dan penelusuran gejala penyakit infeksi virus dengue, pat ofisiologi dan ket ajaman pengamat an klinis dan pemeriksaan penunjang (laborat orium) unt uk memast ikan penyakit ini, t erut ama apabila gejala klinis kurang memadai at au meragukan (Depkes, 2004).

Telah banyak upaya dan berbagai st rat egi unt uk mengat asi masalah ini yang dilakukan pemerint ah melalui Depart emen Kesehat an sepert i memberant as nyamuk dew asa melalui t ehnik pengasapan (fogging), menggunakan larvasida ‘Abat e’ yang dit aburkan ke t empat penampungan air/ bak mandi yang sulit dibersihkan, nam un kedua met oda t ersebut t idak efektif , sehingga perlu diupayakan cara at au met oda lain unt uk menanggulangi penyebaran dan perkembangbiakan kedua jenis nyamuk vekt or virus dengue t ersebut . Hal t ersebut merupakan t anggung jaw ab pemerint ah dan seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Yang menjadi persoalan adalah sangat sulit unt uk membangkit kan kesadaran penduduk unt uk t urut berpart isipasi secara sukarela agar upaya t ersebut dapat berjalan baik.

II. DEM AM BERDARAH DENGUE (DBD)DAN GEJALANYA

Demam berdarah dengue (DBD) at au Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit febril akut yang dit emukan di daerah t ropis dengan penyebaran geografis yang mirip malaria. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi salah sat u virus dari genus Flavivirus , famili Flaviviridae dan dit ularkan melalui vekt or Aedes aegypt i bet ina. Gejala penyakit ini biasanya berupa demam disert ai perdarahan baw ah kulit selaput hidung dan lambung , dengan t anda-t anda sebagai berikut : demam secara t iba-t iba, disert ai sakit kepala berat , sakit pada persendian dan ot ot (myalgias dan art hralgias) dan ruam yang biasanya berw arna merah t erang dan biasanya muncul dulu pada bagian baw ah badan dan pada beberapa kasus ruam menyebar pada sekujur t ubuh, gejala lain sering disert ai radang perut , rasa mual, munt ah-munt ah at au diare. Demam biasanya t erjadi sekit ar enam sampai t ujuh hari, gejala klinis demam berdarah menunjukkan demam yang lebih t inggi, perdarahan, t rom bosit openia dan hem okonsent rasi, kadang t erjadi sindrom shock


(9)

3

dengue yang dapat menyebabkan t ingkat kemat ianyang t inggi(Penyebaran penyakit DBD dapat dilihat pada gambar 1). ( Krist ina dkk.,2004)

Pada bayi dan anak-anak kecil, demam berdarah biasanya berupa demam disert ai ruam-ruam makulopapular,sedangkan pada anak-anakk yang lebih besar dan orang dew asa gejalanya dim ulai dengan dem am ringan at au demam t inggi lebih dari 390 C yang t iba-t iba danbisa berlangsung selama 2-7 hari disert ai sakit kepalayang berat , nyeri di belakang mat a, nyeri sendi dan ot ot , mual munt ah, sering t erjadi bint ik-bint ik perdarahan di kulit dankadang-kadang disert ai bint ik-bint ik perdarahan di faring dan konjungt iva.

Gambar 1. Penyebaran penyakit DBD melalui gigit an nyamuk Aedes aegypt i (Sumber: Soedarmo, 1988)


(10)

4

Penderit a sering mengeluh nyeri menelan, sakit di ulu hat i, sakit di daerah t ulang rusuk kanan dan seluruh perut , pada bayi sering t erjadi demam kejang-kejang menyert ai demam. Tet api kadang-kadang demam berdarah t idak selalu dit andai dengan munculnya bint ik-bint ik merah pada kulit,sehingga apabila t idak jeli dokt er sering t erjadi salah diagnosis dan hanya dianggap sakit t ifus demam biasa.

Berdasarkan gejalanya penyakit demam berdarah dibagi menjadi 4 t ingkat yait u: 1. Tingkat / derajat I. Dit andai demam diikut i gejala t idak spesifik, yang dapat

memast ikan t erjadi perdarahan adalah dengan hasil t es t orniquet posit if t au mudah memar.

2. Tingkat / derajat II. Dit andai gejala pada t ingkat I diikut i perdarahan dan kegagalan sirkulasi,denyut nadi yang cepat dan lemah, hipot ensi, suhu t ubuh t urun/ rendah, kulit lembab dan perasaan gelisah

3. Tingkat / derajat III. Dit andai gejala pada t ingkat I diikut i perdarahan spont an, perdarahan bisa t erjadi pada kulit at au di t empat lain.

4. Tingkat / derajat IV. Dit andai syok berat dengan nadi yang t idak t eraba dan t ekanan darah t idak dapat diperiksa.

Fase krit is pada penyakit ini t erjadi pada masa akhir demam dimana set elah demam selama 2-7 hari, penurunan suhu biasa diikut i dengan t anda-t anda gangguan sirkulasi darah,penderit a berkeringat , gelisah,t angan dan kaki t erasa dingin dan mengalam i perubahan t ekanan darah dan denyut nadi. Pada kasus yang ringan, gejala-gejala t ersebut sering t idak nampak, hal it u berart i menunjukkan kebocoran plasma ringan, t et api apabila t erjadi kehilangan plasma hebat / banyak akan t imbul syok bahkan syok berat yang dapat menyebabkan kemat ian apabila t idak segera dit angani. Kondisi buruk bisa dit anggulangi dengan dilakukan diagnosa sedini mungkin dan pemberian cairan penggant i. Biasanya gejala t rombosit ipeni dan hemokonsent rasi sudah dapt didet eksi sebelum demam t urun dan t erjadi syok. Bila t idak segera dit angani, penderit a akan meninggal dalam wakt u 24-48 jam. Kondisi penderit a biasanya akan membaik set elah diberikan cairan penggant i, t erut ama pada pada kondisi syok, perbaikan dapat t erjadi set elah 2-3 hari,dit andai dengan jumlah urine yang cukup dan kembalinya nafsu m akan. Pada kasus syok t idak dapt diat asi seringkali karena adanya gangguan lain sepert i asidosis met abolik,


(11)

5

perdarahan berat di saluran pencernaan at au organ lain, apabila t erjadi perdarahan di ot ak maka akan menyebabkan penderit a kejang dan jat uh pada keadaan koma.

III. VIRUS DENGUE

Virus Dengue merupakan virus RNA rant ai t unggal anggot a famili Flaviviridae, genus Flavivirus yang berukuran kecil sekali ( 34-35 nm) terdiri dar i empat serot ipe yait u: DEN 1, DEN 2, DEN 3dan DEN 4. Virus t ersebut t ermasuk ke dalam grup B Art hropod borne viruses (arbovirus), dapat t et ap hidup di alam melalui dua mekanisme yait u: pert ama t ransmisi vert ikal di dalam t ubuh nyamuk, dimana virus dapat dit ularkan oleh nyamuk bet ina ke t elur yang nant inya akan menet as menjadi nyamuk dew asa at au dit ularkan oleh nyamuk bet ina ke nyamuk jant an melalui kont ak seksul, sedangkan mekanisme kedua adalah t ransmisi virus dari nyamuk ke dalam t ubuh vert ebrt a/ manusia dan sebaliknya, dalam hal ini nyamuk t erinfeksi virus pada saat menggigit manusia yang pada darahnya mengandung virus dengue (viraemia), selanjut nya pada usus nyamuk virus akan mengalami replikasi dan berkembang biak kemudian akan migrasi sampai pada kelenjar ludah. Virus memasuki t ubuh manusia melalui gigit an nyamuk menembus kulit , dengan w akt u inkubasi empat hari virus akan bereplikasi dan berkembang biak dengan cepat dan apabila jumlahnya sudah cukup virus akan masuk ke dalam jaringan sirkulasi darah yang akan dit andai gejala klinis berupa demam (Silalahi,2004).

Reaksi t ubuh manusia t erhadap virus ini berbeda,yang merupakan manifest asi perbedaan bent uk gejala klinis dan perjalanan penyakit , dimana bent uk reaksi t ubuh manusia t erhadap keberadaan virus dengue adalah sebagai berikut : t erjadi net ralisasi virus, yang mengendap pada pembuluh darah kecil di kulit t ampak berupa gejala ruam( rash), kemudian t erjadi gangguan fungsi pembekuan darah sebagai akibat dari penurunan jumlah dan kualit as komponen beku darah sehingga t erjadi kebocoran pada pembuluh darah dan plasma darah keluar dari pembuluh darah menuju ke rongga perut (gejala ascit es) dan ke rongga paru-paru (efusi pleura). Apabila hanya t erjadi reaksi net ralisasi virus dan gangguan pembekuan darah saja ,maka penderit a hanya mengalami demam dengue t et api bila t erjadi juga


(12)

6

kebocoran pembuluh darah maka penderit a mengalami DBD (lisis) dit andai dengan t ubuh loyo, suhu t angan dan kaki dingi, nadi cepat , bila t erjadi ini adalah fase krit is yang harus dicermat i karena bila t erlambat dit angani akan berakibat fat al dan dapat berakhir dengan kemat ian (Silalahi, 2004)

St rukt ur ant igen ke-4 serot ipe ini sangat mirip sat u dengan yang lain, t et api ant ibodi t erhadap masing-masing serot ipe t idak dapat saling memberikan perlindungan silang. Hal t ersebut karena variasi genet ik yang berbeda pada keempat serot ipe ini t idak hanya menyangkut antar serot ipe, t et api juga didalam serot ipe it u sendiri t ergant ung w akt u dan daerah penyebarannya. Pada masing-masing segmen codon, variasi diant ara serot ipe dapat mencapai 2,6 – 11,0 % pada t ingkat nukleot ida dan mencapai 1,3 - 7,7 % unt uk t ingkat prot ein (W HO, 2000).

Perbedaan urut an nukleot ida ini t ernyat a menyebabkan variasi dalam sifat biologis dan ant igenit asnya. Virus Dengue yang mempunyai genom dengan berat molekul 11Kb t ersusun dari prot ein st rukt ural yang t erdiri dari prot ein envelope (E), prot ein pre-membran (prM ) dan prot ein core (C) merupakan 25% dari t ot alprot ein dan prot ein non-st rukt ural yang merupakan bagian t erbesar yait u 75 % dari t ot alprot ein t erdiri dari NS-1 dan NS-5. Dalam m erangsang pembent ukkan ant ibodi diant ara prot ein st rukt ural, urut an imunit as t ert inggi adalah prot ein E, kemudian diikut i prot ein prM dan selanjut nya prot ein C. Sedangkan pada prot ein non-st rukt ural yang paling berperan adalah prot ein NS-1 (Soegiyant o, 2000).

IV. NYAM UK Aedes aegypti

Aedes aegypt i dikenal sebagai nyamuk denggi, nama ini berasal dari kat a dengue ( demam berdarah) karena nyamuk ini merupakan vekt or ut ama dari penyakit demam berdarah. Nyamuk ini pert ama kali dit emukan di kaw asan t imur Tengah yait u daerah M esir, sehingga nama pet unjuk spesies nyamuk ini “ aegypt i” , berasal dari kat a egypt . Semula diduga penyebaran nyamuk ini hanya t erdapat di w ilayah t ersebut , t et api kemudian diket ahui bahw a nyamuk Ae.aegypt i t erdapat pula di benua Afrika, Amerika Tengah dan Asia. Di Indonesia nyamuk ini dapat dijumpai secara luas di berbagai pulau Nusant ara ( Kadarsan dkk., 1983; Soedarmo, 1988)


(13)

7

Nyamuk Ae. Aegypt i mudah dikenali dengan memperhatikan w arna t ubuhnya, t anda-t anda yang dapat digunakan sebagai penciri adalah : merupakan lalat kecil dengan t ubuh halus, lunak dan langsing, yang t erbagi menjadi t iga bagian yait u: caput (kepala), t horaks (dada) dan abdomen (perut ), pada caput t erdapat sepasang ant ena dengan mulut t ipe menusuk dan menghisap, bernafas dengan menggunakan sist em t rachea yang langsung berhubungan dengan jaringan t ubuh,dengan mat a faset yang t ersusun at as om nat idia dan mat a t unggal (ocelli), sedangkan pada daerah t horaks t erdapat t iga pasang kaki, t ubuh dan kaki berw arna gelap diselingi belang-belang put ih, pada permukaan at as punggung t erdapat semacam huruf ‘Y’ dan t erdapat sepasang garis membujur , mempunyai sepasang sayap (Dipt era) , sayap muka t ransparan dengan beberapapembuluh darah dan sayap belakang mengalam i reduksi berubah bentuk sepert i ‘halt er’ dan mempunyai sist em syaraf t angga t ali yang t erdiri at as ganglion-ganglion pada set iap ruas t ubuhnya, organ kelamin yang bersifat t unggal bermuara pada ujung abdomen dan nyamuk bet ina bersifat ovivar. ( Borror and Delong, 1970).

Nyamuk Ae. aegypt i bet ina bert ahan hidup dengan cara menghisap darah sement ara nyamuk jant an dapat hidup dengan cara menghisap cairan t umbuh-t umbuhan. Sumbuh-t rukumbuh-t ur muluumbuh-t nyamuk beumbuh-t ina lebih panjang dengan sumbuh-t rukumbuh-t ur khusus unt uk menusuk dan menghisap darah, sungut berbulu jarang, sedangkan pada nyamuk jant an sungut berbulu tebal dengan st rukt ur mulut lebih lemah dan t idak mampu menembus kulit manusia at au binat ang. Berdasarkan hasil pengamat an t ernyat a nyamuk bet ina lebih menyukai darah manusia daripada darah binat ang (ant hropofilik), oleh karena hal t ersebut maka nyamuk ini sangat berbahaya karena memungkinkan penularan dan penyebaran suat u bibit penyait seiring gigit an nyamuk t ersebut ( Kadarsan dkk., 1983).

Nyamuk Ae. aegypt i bet ina diket ahui sebagai vekt or ut ama penyakit demam berdarah dengue selain penyakit berbahaya lain sepert i: demam kuning, encephalit is dan penyakit infeksi virus lain, dalam ist ilah kedokt eran nyamuk in i t ermasuk ke dalam golongan Art hropoda-borne viruses. Nyamuk bet ina mempunyai kebiasaan menggigit berulang-ulang kepada orang yang berbeda-beda secara bergant ian dalam w akt u yang singkat (mult iple bit ers), hal tersebut t erjadi karena


(14)

8

nyamuk ini sangat sensit if dan mudah t erganggu, kebiasaan ini sangat memungkinkan nyamuk unt uk menyebarkan dan menularkan virus kepada banyak orang sekaligus, sehingga sering dilaporkan t erdapat penderit a penyakit demam berdarah dalam keluarga at au keluarga-keluarga yang berdekat an rumahnya at au t erdapat dalam sat u lingkungan ( Brot ow idjoyo, 1987).

Ae.aegypt i merupakan nyamuk yang mempunyai siklus hidup sempurna, dimulai dengan t elur,larva, pupa dan imago (dew asa). St adium t elur, larva dan pupa terdapat di perairan sedangkan nyamuk dew asa mampu t erbang dengan radius 50- 100 mil, t et api jarak efekt ip dihit ung dari t empat perindukan dengan sumber makanan berupa darah jadi kurang lebih sekit ar 40 meter. Nyamuk ini menyukai lingkungan perairan yang t enang dan t idak mengalir t erut ama yang dekat dengan perumahan penduduk. Sehingga semua t empat penampungan air yang t erdapat di dalam maupun yang t erdapat di luar rumah adalah merupakan t empat perkembangbiakan yang cocok bagi nyamuk ini, dimulai dengan bert elur, menet as menjadi larvadan berkembang menjadi pupa sampai menjadi dew asa dan dapat t erbang. Nyamuk ini sebenarnya lebih menyukai perairan t aw ar, t et api mam pu juga unt uk berkembang di perairan payau t erut ama yang dekat dengan pem ukiman penduduk. Nyamuk bet ina hanya menggigit pada w akt u t ert ent u, biasanya pada pagi at au sore hari (Kadarsan, dkk., 1983).

Nyamuk Ae. aegypt i berkembang biak secara sexual dengan cara kopulasi diluar t ubuh nyamuk, biasanya t erjadi pada perm ukaan air yang bersih dan t enang. Pada w akt u t erjadi kopulasi akan t ampak nyamuk jant an t erbang bergerombol mengerumuni nyamuk bet ina. Pembuahan t erjadi pada t elur yang dilet akkan pada permukaan air dan bent uknya sedemikian rupa menyerupai corong unt uk memudahkan spermat ozoon masuk ke dalam t elur. Telur akan menet as sampai dew asa dalam w akt u 7-14 hari t ergant ung fakt or-fakt or lingkungan dan cadangan makanan. Siklus hidup maksimum 225 hari, t et api nyamuk ini rat a-rat a mampu hidup kurang lebih 70-116 hari. Larva dapat hidup dari bahan-bahan organik yang t erdapat dalam air, larva akan berkembang menjadi pupa yang merupakan fase ist irahat dan berkembang menjadi pupa yang merupakan fase


(15)

9

ist irahat dan kemudian menjadi dew asa akan segera t erbang mencari makan dan kaw in (Brot ow idjoyo, 1987).

Nyamuk bet ina dew asa akan bert elur sekit ar 100-400 but ir t iga hari set elah menghisap darah manusia. Telur dilet akkan di at as permukaan air sat u demi sat u, berbent uk bulat lonjong, berw arna hit am, panjang kira-kira 0,7 mm , yang akan menet as dalam w akt u 2-3 hari set elah t erendam dalam air menjadi larva yang berbent uk sepert i cacing (vermiform) at au bent uk t abung yang panjang t anpa alat-alat unt uk berjalan, larva berenang dengan gerakan naik t urun akt ip dan akan t imbul ke permukaan air unt uk bernafas. St adium larva dit andai dengan t erjadinya pergant ian kulit (ecdisis) sebanyak empat kali sehingga t erdapat empat bent uk inst ar yait u : inst ar I,II,III dan IV dan selanjut nya menjadi pupa yang berbent uk sepert i koma dengan kepala membesar dengan sepasang pengayuh yang memungkinkan pupa menyelam dengan cepat dengan gerakan jungkir balik sebagai reaksi t erhadap rangsangan (Siklus hidup Ae. aegypt i dapat dilihat pada gambar 2). Pada w akt u t elahmenjadi pupa tidak makan lagi dan dalam w aktu sehari sampai dua hari berubah menjadi imago (Kadarsan, dkk.,1983).

Nyamuk Ae. aegypt i biasa dikenal juga dengan nama St egom ya fasciat a merupakan anggot a dari sub genus St egom ya . M enurut Borror and Delong (1970) nyamuk ini merupakan salah sat u anggot a dari Phylum Art hropoda, Sub phylum M andibulat a, Class Insect a,Sub class Endopt erygota, Ordo Dipt era, Sub ordo Nemat ocera, Fam ilia Culicidae, Sub familia Culicinae, Genus Aedes dan Species Aedes aegypt i Linnaeus.

Nyamuk Ae.aegypt i merupakan vekt or penyebaran penyakit demam berdarah yang disebabkan oleh virus dengue dengan melalui gigit an nyamuk yang infekt ip, di dalam t ubuh nyamuk virus dengue akan mengalami perkembangan secara profogat ip agar dapat bersifat infekt ip (m asa t unas ekst rinsik) dalam w akt u 8-11 hari. Sekali nyamuk t erifeksi virus maka akan bersifat infekt ip sepanjang hidupnya dan akan berlaku sebagai vekt or demam berdarah set erusnya selama hidupnya (Soedarmo,1988).


(16)

10

Gambar 2. Siklus hidup nyamuk Aedes aegypt i (Sumber, Soedarm o, 1988)

V. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN 5.1. Pencegahan

Pencegahan penyakit DBD sangat t ergant ung pada pengendalian vekt ornya, yait u nyamuk Aedes aegypt i. Pengendalian nyamuk t ersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa met ode yang t epat yait u:

5.1.1. Lingkungan

M et ode lingkungan unt uk mengendalikan nyamuk t ersebut ant ara lain dengan pemberant asan sarang nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat dan modifikasi t empat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiat an manusia sert a perbaikan desain rumah. Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigit an nyamuk sepanjang hari ( pagi sampai sore), karena nyamuk Aedes akt if pada siang hari dan pasif pada malam hari. Hal t ersebut dapat dilakukan dengan menghindari berada di lokasi-lokasi yang banyak t erdapat nyamuk di siang hari, t erut ama di


(17)

11

daerah yang sedang t erjadi serangan demam berdarah at au t erdapat penderit a DBD. Langkah yang t epat adalah dengan menyingkirkan t empat berkembangbiak nyamuk di sekit ar rumah kit a, karena hal yang m emungkinkan penyebaran demam berdarah adalah bila ada perkembangbiakan nyamuk di sekit ar rumah dan halaman kit a. Sepert i diket ahui nyamuk Aedes aegypt i berkembang biak pada t empat-t empaempat-t yang dapaempat-t menampung air di dalam rumah seperempat-t i : bak mandi, t empayan,pot -pot t anaman, t oples, w adah plast ik, ,t empat minum burung, perangkap semut , penampungan air kulkas dan lain-lain, sert a t empat-t empat penampungan air diluar rumah sepert i: lubang pohon, t empurung kelapa, bilah bambu, penampungan air, ban bekas, kaleng bekas, botol pecah dan masih banyak lagi cont oh lain yang berpot ensi sebagai genangan air.

Selain memperhat ikan hal t ersebut , juga perlu diperhat ikan kondisi dan sit uasi rumah, sebaiknya diusahakan rumah t et ap t erang dan bervent ilasi cukup , bersirkulasi baik, bebas dari lembab bebas dari genangan, t et ap t erjaga kebersihannya baik di dalam rumah, t empat kerja dan halaman, bebas dari sampah, akan sangat baik apabila t aman t idak t erlalu rimbun. Bila diperlukan bisa dilakukan penyemprot an nyamuk dengan insekt isida, mem asang kaw at nyamuk dipint u dan jendela, pemakaian kelambu ket ika t idur (khusus pada anak-anak saat t idur siang hari), pemakaian cairan ant i nyamuk dan baju lengan panjang dan celana panjang dengan kaus kaki juga merupakan langkah prevent ip yang bijaksana unt uk mencegah demam berdarah, unt uk sement ara pada w akt u t erjadi w abah demam berdarah, diusahakan anak-anak t idak bermain diluar at au di dalam rumah dengan celana dan baju berlengan pendek at au apabila t erpaksa maka digunakan cairan at au krem ant i nyamuk (m osquit o repellant ) pada bagian t ubuh yang t idak t ert ut up. 5.1.2. Biologis

Pengendalian secara biologis diant aranya dengan menggunakan ikan pemakan jent ik ( ikan adu/ ikan cupang) dan penanaman t umbuhan ant i nyamuk (nyamuk t idak suka t erhadap bau yang dikeluarkan t umbuhan t ersebut ) dan pemakaian bakt eri yang bersifat larvasida sepert i Bacillus t huringiensis ( Bt .H-14) w alaupun sampai saat ini masih belum efekt ip apabila digunakan pada w ilayah yang


(18)

12

t erbuka dan besar selain it u harganya masih relat ip mahal dan jarang dit emukan di pasaran.

5.1.3. Kim iaw i

Pengendalian secara kimiaw i diant aranya dengan melakukan pert ama: pengasapan (fogging) dengan malat hion dan fent hion yang berguna unt uk mengurangi kemungkinan penularan sampai bat as w akt u tert ent u. Dit empat yang sudah t erjangkit demam berdarah biasa dilakukan penyemprot an insekt isida secara fogging. Langkah ini mempunyai beberapa kekurangan karena efeknya hanya bersifat sesaat dan sangat t ergant ung pada jenis insekt isida yang dipakai, selain it u part ikel obat ini t idak dapat masuk ke rumah t empat dit emukannya nyamuk dew asa. Langkah kedua yait u: memberikan bubuk abat e/ abat isasi (t emephos) pada t empat -t empat penampungan air yang t erbuka sepert i : gent ong air, vas bunga, kolam dan lainnya unt uk membunuh larva nyam uk, dimaksudkan unt uk mencegah perkembangbiakan nyamuk selama beberapa minggu, perlakuan ini harus t erus diulang set iap periode t ert entu. Takaran penggunaan bubuk Abat e yang biasa dilakukan adalah dalam 10 lit er air diberikan sat u gram bubuk Abat e, jadi bila akan melakukan abat isasi unt uk 100 lit er air maka diperlukan 10 grambubuk abat e at au sat u sendok makan saja. Set elah dibubuhkan abat e maka selama t iga bulan bubuk abat e dalam air t ersebut mampu membunuh jent ik at au larva nyamuk Aedes aegypt i, selama t iga bulan apabila t empat penampungan air t ersebut akan dibersihkan at au digant i airnya, sebaiknya dinding bagian dalam t idak disikat karena akan membuang abat enya dan air dalam penampungan yang mengandung abat e dengan t akaran yang benar cukup aman dan t idak berbahaya untuk digunakan sebagai air m inum. Pada parit at au selokan sekit ar rumah t erut ama yang airnya t ergenang t idak mengalir at au kolam, akuarium diusahakan jangan dibiarkan kosong t et api bisa dipelihara ikan pemangsa jent ik nyamuk.

Cara pencegahan yang efekt if t erhadap penyakit demam berdarah(DBD) yang lazim dilakukan biasanya dengan mengkombinasikan cara-cara t ersebut diat as sebagai langkah prevent ip membunuh larva yang dikenal dengan ist ilah 3Mplus t erdiri dari: menguras, menut up dan menimbun,selain it u juga malakukan beberapa plus sepert i memelihara ikan pemakan jent ik nyamuk, menabur larvasida,


(19)

13

menggunakan kelambu pada saat t idur siang hari, memasang kasa, menyemprot dengan insekt isida, menggunakan repellant , memasang obat nyamuk dan memeriksa jent ik secara berkala dan langkah-langkah lainnya sesuai kondisi set empat (Depkes., 2004).

5.2. Pengobatan

Apabila sudah t erlanjur t erserang penyakit dem am berdarah (DBD), maka langkah pengobat an yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

5.2.1. Penggant ian cairan t ubuh yang berkurang

5.2.2. Penderit a diberi minum sebanyak 1,5-2 lit er per jam selama 24 jam berupa air t eh, gula sirup at au susu

5.2.3. Gast roent rit is oral solut ion/ krist al diiare yait u: garam elekt rolit (oralit ), bila perlu sat u sendok makan set iap 3-5 menit .

Bila seseorang t erserang DBD, pert olongan pert ama yang bisa dilakukan adalah memberi minum sebanyak-banyaknya dengan air yang sudah dimasak sepert i air susu,air t eh, air put ih ,oralit at aupun air minum lainnya sepert i jus jambu merah at au air angkak yang bert ujuan unt uk meningkatkan kadar t rombosit darah. Sement ara si penderit a di kom pres dengan air dingin at au es dan diberi obat penurun panas sepert i Paracet amol selama dem am masih mencapai 390 C paling banyak enam dosis selama 24 jam dan biasanya t idak diberikan obat sejenis salisilat karena akan memicu perdarahan dan asidosis , unt uk selanjut nya penderit a harus segera dibaw a ke dokt er. Sesungguhnya belum ada bent uk vaksin yang dapat menyembuhkan penyakit DBD secara langsung, sehingga apabila t erpaksa harus diraw at di rumah sakit maka perlu diperhat ikan obat yang diberikan, kecuali cairan infus biasanya hanya diberikan obat berupa vit amin unt uk meningkatkan st amina t ubuh dan t idak lazim diberikan ant ibiot ika kecuali ada indikasi penyakit infeksi lain . Ket ahanan t ubuh dapat dilihat dari meningkat nya jumlah leukosit dalam darah, pada saat jumlahnya meningkat berart i kondisi penderit a sudahmulai membaik dan biasanya jumlah t rom bosit juga kemudian akan meningkat . Yang


(20)

14

perlu diperhat ikan juga adalah hasil laborat orium set iap hari dan apabila jum lah t rombosit sudah meningkat melew at i bat as normal yang ditandai grafik t rombosit t idak t urun lagi, panas t ubuh sudah normal lagi ( 360-370 C ), t ekanan darah sudah normal berart i penderit a sudah sembuh dan sudah t idak perlu lagi menjalani raw at inap dan cukup diraw at di rumah saja, t et api diusahakan t et ap minum air put ih sebanyak-banyaknya (± 20 gelas).

Beberapa cara t radisional yang sering dilakukan untuk mengobat i DBD adalah jus jambu biji , t eh angkak, angco, kie cie, kiam boi/ sun boi, daun dew a segar, bubuk kunyit dan lain-lain, w alaupun masih t erjadi kont roversi t erhadap khasiat cara-cara pengobat an t ersebut , t et api t ujuannya adalah bagaimana mengupayakan kesembuhan penderit a. Khusus unt uk penggunaan jambu biji dalam bent uk jus buah jambu at au penggunaan ekst rak daun jambu biji t elah banyak dilakukan penelit ian , sat u diant aranya yang dilakukan oleh Fak. Kedokt eran Unair bekerjasama dengan BPOM yang memperoleh hasil yang dapat membukt ikan bahw a ekst rak jambu biji dapat menghambat pert umbuhan virus Dengue dan bahan ini dapat meningkat kan jumlah t rombosit sampai 100 ribu mililit er kubik t anpa efek samping yang dapat t ercapai dalam t empo delapan hingga 48 jam set elah ekst rak jambu biji dikonsumsi. Karena sampai saat ini obat demam berdarah memang belum dit emukan, penggunaan ekst rak daun jambu ini hanya sebagai pengobat an pendukung semat a, menunggu uji penelit ian lebih lanjut dengan harapan ekst rak daun jambu biji dapat dijadikan obat ant ivirus dengue berupa suplemen yang dapat dipasarkan ke masyarakat dalam bent uk kapsul unt uk orang dew asa dan bent uk sirup unt uk konsumsi anak-anak.

Sebenarnya Badan Kesehat an Dunia (WHO) di Bangkok,

Thailand

pernah

berhasil membuat vaksin Dengue Divalen dan Trivalen unt uk mengat asi w abah demam berdarah dengue (DBD/ DHF) t et api sampai saat ini, vaksin t ersebut belum dipasarkan di Indonesia. Sehingga alt ernat if yang muncul adalah memperbanyak minum air put ih unt uk mengembalikan homeost at is cairan t ubuh ( kecenderungan menet ap dalam keadaan t ubuh organisme normal ), alt ernatif yang lain adalah penderit a diberi jus jambu biji yang memiliki kandungan vit amin C t inggi yang


(21)

15

berguna unt uk meningkat kan kecerdasan sel dan vit amin A yang berfungsi unt uk menjaga regenerasi sel sesuai w akt unya. Pasien yang mengkonsumsi ekst rak daun jambu dengan dosis 3 x 2perhari selama lima hari, t erbukt i mengalami peningkat an jumlah t rom bosit baru lebih dari 100 ribu/ m l pada hari t erakhir, hal ini dapat dijelaskan oleh karena asam am ino serin dan t hreonin yang t erkandung dalamjambu biji mampu membent uk t rom bopoit in yang berfungsi dalam proses maturasi m egakariosit menjadi t rom bosit ( Sampurno, 2004).

V. KESIM PULAN

Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai penyakit demam berdarah dengue dan penyebarannya t ersebut dapat diambil kesimpulan bahw a:

1. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue dan disebarkan melalui gigit an nyamuk Aedes aegypti . Terdapat empat t ipe virus dengue yait u : t ipe DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4 yang t ermasuk dalam grup Art hropod borne viruses (Arboviruses).

2. Virus dengue t erdapat dalam t ubuh nyamuk set elah sebelumnya menggigit penderit a DBD, dan sekali nyamuk t ersebut t erinfeksi maka akan merupakan carrier/ pembaw a (sumber penyakit ) selamanya .

3. Orang yang beresiko t inggi t erkenaDBD adalah anak-anak berusia di baw ah 15 t ahun yang hidup at au t inggal di lingkungan yang lembab dan daerah kumuh,di daerah t ropis pada masa penghujan, w alaupun t idak t ert ut up menyerang pada orang dew asa.

4. Gejala penyakit DBD dit andai dengan : demam t inggi ( 380- 490 C )yang mendadak selama 2-7 hari , t erjadi perdarahan pada gusi, konjungt iva, epit aksis, melena, m imisan, (uji t orniquet posit if), hepat omegali (pembesaran hat i), syok, t ekanan darah t urun (80/ 20 mmHg at au lebih rendah), t rombosit openi (pada hari 3-7 sampai kurang dari 100.000/ mm), hemokonsent rasi (nilai hemat okrit naik), rasa sakit pada ot ot dan persendian,


(22)

16

bint ik-bint ik merah pada kulit (pembuluh darah pecah, disert ai anoreksia, lemah, mual,m unt ah, sakit perut , diare, kejang dan sakit kepala.

5. Pencegahan penyakit DBD t ergant ung pada pengendalian vekt or nyamuk Aedes aegypt i yang harus melibat kan secara akt if sem ua kalangan baik pemerint ah maupun masyarakat dengan met ode yang t epat pert ama: lingkungan ( Pemberant asan sarang nyamuk, pengelolaan sampah padat , m odifikasi t empat perkembangbiakan nyamuk, perbaikan desain rumah), sepert i: menguras bak penampungan air, vas bunga, dan t empat m inum burung dan lain-lain minimal seminggu sekali, menut up dengan rapat t empat penampungan air dan mengubur kaleng-kaleng bekas, ban bekas dan benda-benda bekas yang dapat menampung air yang t erdapat di sekit ar rumah) dikenal dengan gerakan 3 M . Selanjut nya dapat dengan met ode biologis dengan memanfaat kan bakt eri larvasida sepert i Bacillus t huringiensis dan menanam ikan pemakan jent ik/ larva nyamuk. M et ode kimiaw i dilakukan dengan cara pengasapan/ fogging apabila sudah t erjadi epidemi/t erdapat w arga yang t erkena DBD at au melakukan abat isasi dengan memberi bubuk abat e pada t empat penampungan air yang dapat berfungsi sebagai sarang nyamuk.

6. Tindakan yang perlu dilakukan pert ama kali apabila t erserang demam berdarah (DBD) adalah menggant ikan cairan t ubuh yang hilang dengan cara memberikan minum sebanyak-banyaknya, unt uk menurunkan panas badan diberikan obat penurun panas ( Paracet amol) dan dikompres dengan air dingin, langkah berikut nya dibaw a ke dokt er t erdekat unt uk diperiksa, dan apabila posit ip t erkena DBD segera dikirim ke rumah sakit unt uk raw at inap.

7. Belum ada obat demam berdarah yang benar-benar dapat memat ikan virus dengue, t et api obat-obat an t radisional sepert i ekst rak daun jambu biji, t eh angkak, jus jambu biji, jus kurma, dan lain-lain m engandung banyak vit amin C dan A yang berperan meningkat kan st amina penderit a sehingga dapat bert ahan sampai serangan virus berhent i.


(23)

17 DAFTAR PUSTAKA

Borror, D.J., and M . Delong. 1970. An Int roduct ion To The St udy of Insect. Holt , Rine Hart and Winst on, New York.

Brot ow idjoyo, M .D. 1987. Parasit dan Parasit ism e. PT. M edia Sarana Press, Jakart a.

Depart emen Kesehat an RI. 2004. Demam Berdarah Penyebarannya di Indonesia. Depart emen Kesehat an RI,Jakart a.

Kadarsan, S., A. Salim, E. Purw aningsih, H.B. M unaf, I. Budiart i dan S. Hart ini. 1983. Binat ang Parasit. LBN., Jakart a.

Krist ina, Isminah dan L. Wulandari. 2004. Kajian M asalah Kesehat an : Dem am Berdarah Dengue, Lit bang Depkes, Jakart a.

Sampurno. 2004. Ekst rak Daun Jam bu Biji Berpot ensi Sem buhkan Demam Berdarah. BalaiPengaw asan Obat dan M akanan, Jakart a.

Silalahi, L. 2004. Dem am Berdarah , Penyebaran dan Penanggulannya.Lit bang Depart emen Kesehat an RI, Jakart a.

Soedarmo, S.P.S. 1988. Dem am Berdarah Dengue Pada Anak. UI Press, Jakart a.

Soegiyant o. 2000. Dem am Berdarah di Indonesia. Depart emen Kesehat an RI, Jakart a.

WHO, 2000. Epidemiologi M olekuler: Dengue Haem orrhagic Fever (DHF) In Indonesia. WHO, New York.


(1)

12

t erbuka dan besar selain it u harganya masih relat ip mahal dan jarang dit emukan di pasaran.

5.1.3. Kim iaw i

Pengendalian secara kimiaw i diant aranya dengan melakukan pert ama: pengasapan (fogging) dengan malat hion dan fent hion yang berguna unt uk mengurangi kemungkinan penularan sampai bat as w akt u tert ent u. Dit empat yang sudah t erjangkit demam berdarah biasa dilakukan penyemprot an insekt isida secara fogging. Langkah ini mempunyai beberapa kekurangan karena efeknya hanya bersifat sesaat dan sangat t ergant ung pada jenis insekt isida yang dipakai, selain it u part ikel obat ini t idak dapat masuk ke rumah t empat dit emukannya nyamuk dew asa. Langkah kedua yait u: memberikan bubuk abat e/ abat isasi (t emephos) pada t empat -t empat penampungan air yang t erbuka sepert i : gent ong air, vas bunga, kolam dan lainnya unt uk membunuh larva nyam uk, dimaksudkan unt uk mencegah perkembangbiakan nyamuk selama beberapa minggu, perlakuan ini harus t erus diulang set iap periode t ert entu. Takaran penggunaan bubuk Abat e yang biasa dilakukan adalah dalam 10 lit er air diberikan sat u gram bubuk Abat e, jadi bila akan melakukan abat isasi unt uk 100 lit er air maka diperlukan 10 grambubuk abat e at au sat u sendok makan saja. Set elah dibubuhkan abat e maka selama t iga bulan bubuk abat e dalam air t ersebut mampu membunuh jent ik at au larva nyamuk Aedes aegypt i, selama t iga bulan apabila t empat penampungan air t ersebut akan dibersihkan at au digant i airnya, sebaiknya dinding bagian dalam t idak disikat karena akan membuang abat enya dan air dalam penampungan yang mengandung abat e dengan t akaran yang benar cukup aman dan t idak berbahaya untuk digunakan sebagai air m inum. Pada parit at au selokan sekit ar rumah t erut ama yang airnya t ergenang t idak mengalir at au kolam, akuarium diusahakan jangan dibiarkan kosong t et api bisa dipelihara ikan pemangsa jent ik nyamuk.

Cara pencegahan yang efekt if t erhadap penyakit demam berdarah(DBD) yang lazim dilakukan biasanya dengan mengkombinasikan cara-cara t ersebut diat as sebagai langkah prevent ip membunuh larva yang dikenal dengan ist ilah 3Mplus t erdiri dari: menguras, menut up dan menimbun,selain it u juga malakukan beberapa plus sepert i memelihara ikan pemakan jent ik nyamuk, menabur larvasida,


(2)

13

menggunakan kelambu pada saat t idur siang hari, memasang kasa, menyemprot dengan insekt isida, menggunakan repellant , memasang obat nyamuk dan memeriksa jent ik secara berkala dan langkah-langkah lainnya sesuai kondisi set empat (Depkes., 2004).

5.2. Pengobatan

Apabila sudah t erlanjur t erserang penyakit dem am berdarah (DBD), maka langkah pengobat an yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

5.2.1. Penggant ian cairan t ubuh yang berkurang

5.2.2. Penderit a diberi minum sebanyak 1,5-2 lit er per jam selama 24 jam berupa air t eh, gula sirup at au susu

5.2.3. Gast roent rit is oral solut ion/ krist al diiare yait u: garam elekt rolit (oralit ), bila perlu sat u sendok makan set iap 3-5 menit .

Bila seseorang t erserang DBD, pert olongan pert ama yang bisa dilakukan adalah memberi minum sebanyak-banyaknya dengan air yang sudah dimasak sepert i air susu,air t eh, air put ih ,oralit at aupun air minum lainnya sepert i jus jambu merah at au air angkak yang bert ujuan unt uk meningkatkan kadar t rombosit darah. Sement ara si penderit a di kom pres dengan air dingin at au es dan diberi obat penurun panas sepert i Paracet amol selama dem am masih mencapai 390 C paling banyak enam dosis selama 24 jam dan biasanya t idak diberikan obat sejenis salisilat karena akan memicu perdarahan dan asidosis , unt uk selanjut nya penderit a harus segera dibaw a ke dokt er. Sesungguhnya belum ada bent uk vaksin yang dapat menyembuhkan penyakit DBD secara langsung, sehingga apabila t erpaksa harus diraw at di rumah sakit maka perlu diperhat ikan obat yang diberikan, kecuali cairan infus biasanya hanya diberikan obat berupa vit amin unt uk meningkatkan st amina t ubuh dan t idak lazim diberikan ant ibiot ika kecuali ada indikasi penyakit infeksi lain . Ket ahanan t ubuh dapat dilihat dari meningkat nya jumlah leukosit dalam darah, pada saat jumlahnya meningkat berart i kondisi penderit a sudahmulai membaik dan biasanya jumlah t rom bosit juga kemudian akan meningkat . Yang


(3)

14

perlu diperhat ikan juga adalah hasil laborat orium set iap hari dan apabila jum lah t rombosit sudah meningkat melew at i bat as normal yang ditandai grafik t rombosit t idak t urun lagi, panas t ubuh sudah normal lagi ( 360-370 C ), t ekanan darah sudah normal berart i penderit a sudah sembuh dan sudah t idak perlu lagi menjalani raw at inap dan cukup diraw at di rumah saja, t et api diusahakan t et ap minum air put ih sebanyak-banyaknya (± 20 gelas).

Beberapa cara t radisional yang sering dilakukan untuk mengobat i DBD adalah jus jambu biji , t eh angkak, angco, kie cie, kiam boi/ sun boi, daun dew a segar, bubuk kunyit dan lain-lain, w alaupun masih t erjadi kont roversi t erhadap khasiat cara-cara pengobat an t ersebut , t et api t ujuannya adalah bagaimana mengupayakan kesembuhan penderit a. Khusus unt uk penggunaan jambu biji dalam bent uk jus buah jambu at au penggunaan ekst rak daun jambu biji t elah banyak dilakukan penelit ian , sat u diant aranya yang dilakukan oleh Fak. Kedokt eran Unair bekerjasama dengan BPOM yang memperoleh hasil yang dapat membukt ikan bahw a ekst rak jambu biji dapat menghambat pert umbuhan virus Dengue dan bahan ini dapat meningkat kan jumlah t rombosit sampai 100 ribu mililit er kubik t anpa efek samping yang dapat t ercapai dalam t empo delapan hingga 48 jam set elah ekst rak jambu biji dikonsumsi. Karena sampai saat ini obat demam berdarah memang belum dit emukan, penggunaan ekst rak daun jambu ini hanya sebagai pengobat an pendukung semat a, menunggu uji penelit ian lebih lanjut dengan harapan ekst rak daun jambu biji dapat dijadikan obat ant ivirus dengue berupa suplemen yang dapat dipasarkan ke masyarakat dalam bent uk kapsul unt uk orang dew asa dan bent uk sirup unt uk konsumsi anak-anak.

Sebenarnya Badan Kesehat an Dunia (WHO) di Bangkok,

Thailand

pernah

berhasil membuat vaksin Dengue Divalen dan Trivalen unt uk mengat asi w abah demam berdarah dengue (DBD/ DHF) t et api sampai saat ini, vaksin t ersebut belum dipasarkan di Indonesia. Sehingga alt ernat if yang muncul adalah memperbanyak minum air put ih unt uk mengembalikan homeost at is cairan t ubuh ( kecenderungan menet ap dalam keadaan t ubuh organisme normal ), alt ernatif yang lain adalah penderit a diberi jus jambu biji yang memiliki kandungan vit amin C t inggi yang


(4)

15

berguna unt uk meningkat kan kecerdasan sel dan vit amin A yang berfungsi unt uk menjaga regenerasi sel sesuai w akt unya. Pasien yang mengkonsumsi ekst rak daun jambu dengan dosis 3 x 2perhari selama lima hari, t erbukt i mengalami peningkat an jumlah t rom bosit baru lebih dari 100 ribu/ m l pada hari t erakhir, hal ini dapat dijelaskan oleh karena asam am ino serin dan t hreonin yang t erkandung dalamjambu biji mampu membent uk t rom bopoit in yang berfungsi dalam proses maturasi m egakariosit menjadi t rom bosit ( Sampurno, 2004).

V. KESIM PULAN

Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai penyakit demam berdarah dengue dan penyebarannya t ersebut dapat diambil kesimpulan bahw a:

1. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue dan disebarkan melalui gigit an nyamuk Aedes aegypti . Terdapat empat t ipe virus dengue yait u : t ipe DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4 yang t ermasuk dalam grup Art hropod borne viruses (Arboviruses).

2. Virus dengue t erdapat dalam t ubuh nyamuk set elah sebelumnya menggigit penderit a DBD, dan sekali nyamuk t ersebut t erinfeksi maka akan merupakan carrier/ pembaw a (sumber penyakit ) selamanya .

3. Orang yang beresiko t inggi t erkenaDBD adalah anak-anak berusia di baw ah 15 t ahun yang hidup at au t inggal di lingkungan yang lembab dan daerah kumuh,di daerah t ropis pada masa penghujan, w alaupun t idak t ert ut up menyerang pada orang dew asa.

4. Gejala penyakit DBD dit andai dengan : demam t inggi ( 380- 490 C )yang mendadak selama 2-7 hari , t erjadi perdarahan pada gusi, konjungt iva, epit aksis, melena, m imisan, (uji t orniquet posit if), hepat omegali (pembesaran hat i), syok, t ekanan darah t urun (80/ 20 mmHg at au lebih rendah), t rombosit openi (pada hari 3-7 sampai kurang dari 100.000/ mm), hemokonsent rasi (nilai hemat okrit naik), rasa sakit pada ot ot dan persendian,


(5)

16

bint ik-bint ik merah pada kulit (pembuluh darah pecah, disert ai anoreksia, lemah, mual,m unt ah, sakit perut , diare, kejang dan sakit kepala.

5. Pencegahan penyakit DBD t ergant ung pada pengendalian vekt or nyamuk Aedes aegypt i yang harus melibat kan secara akt if sem ua kalangan baik pemerint ah maupun masyarakat dengan met ode yang t epat pert ama: lingkungan ( Pemberant asan sarang nyamuk, pengelolaan sampah padat , m odifikasi t empat perkembangbiakan nyamuk, perbaikan desain rumah), sepert i: menguras bak penampungan air, vas bunga, dan t empat m inum burung dan lain-lain minimal seminggu sekali, menut up dengan rapat t empat penampungan air dan mengubur kaleng-kaleng bekas, ban bekas dan benda-benda bekas yang dapat menampung air yang t erdapat di sekit ar rumah) dikenal dengan gerakan 3 M . Selanjut nya dapat dengan met ode biologis dengan memanfaat kan bakt eri larvasida sepert i Bacillus t huringiensis dan menanam ikan pemakan jent ik/ larva nyamuk. M et ode kimiaw i dilakukan dengan cara pengasapan/ fogging apabila sudah t erjadi epidemi/t erdapat w arga yang t erkena DBD at au melakukan abat isasi dengan memberi bubuk abat e pada t empat penampungan air yang dapat berfungsi sebagai sarang nyamuk.

6. Tindakan yang perlu dilakukan pert ama kali apabila t erserang demam berdarah (DBD) adalah menggant ikan cairan t ubuh yang hilang dengan cara memberikan minum sebanyak-banyaknya, unt uk menurunkan panas badan diberikan obat penurun panas ( Paracet amol) dan dikompres dengan air dingin, langkah berikut nya dibaw a ke dokt er t erdekat unt uk diperiksa, dan apabila posit ip t erkena DBD segera dikirim ke rumah sakit unt uk raw at inap.

7. Belum ada obat demam berdarah yang benar-benar dapat memat ikan virus dengue, t et api obat-obat an t radisional sepert i ekst rak daun jambu biji, t eh angkak, jus jambu biji, jus kurma, dan lain-lain m engandung banyak vit amin C dan A yang berperan meningkat kan st amina penderit a sehingga dapat bert ahan sampai serangan virus berhent i.


(6)

17 DAFTAR PUSTAKA

Borror, D.J., and M . Delong. 1970. An Int roduct ion To The St udy of Insect. Holt , Rine Hart and Winst on, New York.

Brot ow idjoyo, M .D. 1987. Parasit dan Parasit ism e. PT. M edia Sarana Press, Jakart a.

Depart emen Kesehat an RI. 2004. Demam Berdarah Penyebarannya di Indonesia. Depart emen Kesehat an RI,Jakart a.

Kadarsan, S., A. Salim, E. Purw aningsih, H.B. M unaf, I. Budiart i dan S. Hart ini. 1983. Binat ang Parasit. LBN., Jakart a.

Krist ina, Isminah dan L. Wulandari. 2004. Kajian M asalah Kesehat an : Dem am Berdarah Dengue, Lit bang Depkes, Jakart a.

Sampurno. 2004. Ekst rak Daun Jam bu Biji Berpot ensi Sem buhkan Demam Berdarah. BalaiPengaw asan Obat dan M akanan, Jakart a.

Silalahi, L. 2004. Dem am Berdarah , Penyebaran dan Penanggulannya.Lit bang Depart emen Kesehat an RI, Jakart a.

Soedarmo, S.P.S. 1988. Dem am Berdarah Dengue Pada Anak. UI Press, Jakart a.

Soegiyant o. 2000. Dem am Berdarah di Indonesia. Depart emen Kesehat an RI, Jakart a.

WHO, 2000. Epidemiologi M olekuler: Dengue Haem orrhagic Fever (DHF) In Indonesia. WHO, New York.