Perbandingan Perubahan Kadar Glukosa Darah Setelah Puasa dan Dua Jam Setelah Sarapan Selama Melakukan Treadmill Pada Laki-laki Dewasa Muda.

(1)

ABSTRAK

PERBANDINGAN PERUBAHAN KADAR GLUKOSA DARAH SETELAH PUASA DAN DUA JAM SETELAH SARAPAN SELAMA MELAKUKAN

TREADMILL PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA

Emanuella Tamara, 2016; Pembimbing I : Harijadi Pramono, dr., M.Kes

Pembimbing II : Heddy Herdiman, dr., M.Kes

Kadar glukosa darah dapat dikontrol dengan diet dan latihan. Efektivitas aktivitas fisik dalam penurunan kadar glukosa darah dipengaruhi durasi dan asupan makanan. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui perbandingan kadar glukosa darah setelah puasa dan sarapan serta waktu yang dibutuhkan untuk mencapai perubahan kadar glukosa darah selama treadmill.

Penelitian dilakukan terhadap delapan laki-laki dewasa muda di pusat kebugaran Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Pada hari pertama, subjek tidak diberikan sarapan. Glukosa darah kapiler diukur setelah berpuasa 8-12 jam, menit ke-10, 20 dan 30 selama treadmill. Pada hari kedua,prosedur yang sama dilakukan setelah subjek sarapan.

Tidak terdapat perbedaan kadar glukosa darah puasa yang signifikan (p > 0,05) selama 30 menit pertama treadmill, terdapat perbedaan kadar glukosa darah setelah sarapan yang signifikan (p < 0,05) dalam 20 dan 30 menit pertama treadmill, dan terdapat penurunan kadar glukosa setelah sarapan yang lebih besar secara signifikan (p < 0,05) dibandingkan keadaan puasa dalam 10 menit pertama treadmill.

Penurunan kadar glukosa darah setelah sarapan lebih besar dibandingkan glukosa darah setelah puasa terutama dalam 10 menit pertama treadmill. Penurunan kadar glukosa darah setelah puasa cenderung stabil.


(2)

Abstract

BLOOD GLUCOSE LEVEL OF YOUNG ADULT MEN AFTER FASTING COMPARE TO BREAKFAST DURING TREADMILL

Emanuella Tamara, 2016; Tutor I : Harijadi Pramono, dr., M.Kes Tutor II : Heddy Herdiman, dr., M.Kes

Blood glucose level could be controlled with diet and exercise. The effect of exercise in reducing blood glucose level can be determined by the diet and the duration of exercise. The aim of the study are to analyze and compare the effect of fasting and breakfast to blood glucose level during treadmill.

This quasi experimental study involved eight young adult men at gym center in Bandung, West Java, Indonesia. On the first day, the subjects were not given any breakfast. Capillary blood glucose level was measured after 8-12 hours fasting, on 10, 20, and 30 minutes during treadmill using glucometer. On the second day, same procedure was done after breakfast. Data was analyzed with One Way ANOVA continued by Fisher LSD with p<0.05.

During treadmill, blood glucose after fasting without breakfast levels were non-significantly decreased (p > 0.05),while blood glucose level after breakfast were significantly decreased (p < 0.05) on 20 and 30 minutes treadmill, and blood glucose level after breakfast were significantly decreased (p < 0.05) higher than fasting blood glucose on 10 minutes treadmill.

The decreased of blood glucose level after breakfast during aerobic exercise is higher than without breakfast,. In this condition, blood glucose levels without breakfast tend to be stable.


(3)

DAFTAR ISI

JUDUL... I

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

KATA PENGANTAR... iv

ABSTRAK... v

ABSTRACT... vi

DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK……….. viii vii DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... X BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang... 1

1.2.Identifikasi Masalah... 2

1.3.Tujuan Penelitian... 3 1.4.Manfaat Karya Tulis Ilmiah...

1.4.1 Manfaat Akademis... 1.4.2 Manfaat Praktis...

3 3 3 1.5.Kerangka Pemikiran dan Hipotesis...

1.5.1 Kerangka Pemikiran……….. 1.5.2 Hipotesis………...

3 3 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi sistem pencernaan……… 2.2 Pencernaan dan Absorpsi Karbohidrat……… 2.3 Metabolisme Karbohidrat ……….

2.3.1 Peran Utama Glukosa dalam Metabolisme Karbohidrat.... 2.3.2 Transport Glukosa Melalui Membran Sel…………... 2.3.3 Penyimpanan Glukosa di Hati dan Otot……….. 2.3.4 Pelepasan Energi dari Glukosa Melalui Glikolisis………...

2.3.4.1Glikolisis - Asam Piruvat – Asetil Koenzim A…….

6 9 10 11 11 13 14 14


(4)

2.3.4.2Siklus Krebs/Asam Sitrat……….

2.3.4.3Pembentukan ATP melalui oksidasi hidrogen (Fosforilasi

Oksidatif)……….

2.3.4.4Pengaturan Pelepasan Energi dari Glikogen (Pengaruh Konsentrasi ATP dan ADP Sel dalam Mengatur Kecepatan Glikolisis)………...

2.3.4.5Glikolisis Anaerob………...

2.3.5 Pembebasan Energi dari Glukosa melalui Jalur Pentosa Fosfat……….

2.3.5.1 Konversi glukosa menjadi Glikogen atau Lemak………

2.3.6 Pembentukan Karbohidrat dari Protein dan Lemak (Glukoneogenesis)………..

2.4 Glukosa Darah ……….

2.4.1 Kadar Glukosa Darah……….

2.4.2 Pentingnya Pengaturan Glukosa Darah………. 2.4.3 Pengaturan Gluksosa Darah………..

2.4.3.1 Insulin………

2.4.3.1.1 Insulin dan Efek Metaboliknya……… 2.4.3.1.2 Efek Insulin Terhadap Metabolisme Glukosa……. 2.4.3.1.3 Mekanisme Sekresi Insulin………..

2.4.3.1.4 Peran Insulin dan Hormon Lain dalam Pengalihan Metabolsime Karbohidrat dan Lemak……….

2.4.3.2 Glukagon dan Fungsinya………... 2.4.3.2.1 Efek Terhadap Metabolisme……… 2.4.3.2.2 Pengaturan Sekresi Glukagon……….. 2.5 Pengukuran Kadar Glukosa Darah dengan Glukometer……...

15 16 17 18 18 19 19 20 20 20 21 21 22 22 23 25 26 26 27 28


(5)

2.7.1 Definisi……… 2.7.2 Jenis-jenis Aktivitas Fisik………... 2.7.3 Energi yang Digunakan untuk Aktivitas Fisik………... 2.7.4Zat Gizi yang Digunakan Selama Aktivitas Otot………..

29 30 30 30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan... 32

3.1.1 Alat …... 3.1.2 Bahan………..………... 32 32 3.1.3.Kriteria Subjek Penelitian... 32

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 33

3.3. Metode Penelitian... 33

3.3.1. Desain Penelitian... 33

3.3.2. Variabel Penelitian... 3.3.3 Definisi Operasional Variabel……….. 3.3.4 Besar Sampel/Penghitungan Jumlah Sampel……….. 33 33 34 3.4 Prosedur Penelitian... 34

3.4.1. Persiapan Bahan Uji………. 34

3.4.2. Persiapan Subjek Penelitian ... 34

3.4.3. Pelaksanaan Peneltian... 3.5 Metode Analisis……….. 3.6 Hipotesis Statistik………... 3.7 Kriteria Uji……….. 3.8 Aspek Etik Penelitian……….. 34 35 35 36 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian………... 37

4.2 Pembahasan………. 41

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian……….... 43


(6)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan... 46

5.2. Saran... 46

DAFTAR PUSTAKA... 48

LAMPIRAN... 50


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7

Zat yang disekresikan organ pankreas ke duodenum dan fungsinya……… Kadar glukosa darah pada keadaan puasa (GDP) dan dua jam setelah sarapan (GD2JPP) selama treadmill ……… Perubahan kadar glukosa darah pada keadaan puasa (GDP) selama treadmill……….. Perubahan kadar glukosa dua jam setelah sarapan (GD2JPP) selama treadmill………. Hasil uji anava GDP selama treadmill pada laki -laki dewasa muda………. Hasil uji anava GD2JPP selama treadmill pada laki-laki dewasa muda……….. Hasil uji LSD perbandingan kadar GD2JPP selama melakukan aktivitas fsik treadmill……… Hasil uji LSD perbandingan perubahan GDP dan GD2JPP selama melakukan aktivitas fisik

treadmill ……….

7 38 39 39 40 40 41 41


(8)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 2.1

Grafik 4.1.

Konsentrasi insulin plasma setelah peningkatan glukosa darah mendadak………. Gambaran perubahan rerata kadar GDP dan GD2JPP saat melakukan aktivitas fisik treadmill setiap 10 menit……….

25


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1.

Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7

Glandula saliva mengandung ptyalin untuk memecah karbohidrat... Anatomi Sistem Pencernaan………... Struktur Kimia Monosakarida……… Struktur Rantai Kimia ATP……… Reaksi Kimia Glikolisis... Reaksi kimia siklus krebs... Sekresi insulin dan glukagon pada pankreas………

6 8 10 11 14 16 27


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1

Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4

Surat Pernyataan Persetujuan Untuk Ikut Serta Dalam Penelitian……….. Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian... Data Hasil Pengolahan SPSS……...

Dokumentasi………

51 52 53 62


(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gaya hidup sehat merupakan suatu tuntutan bagi manusia untuk selalu tetap aktif menjalani kehidupan normal sehari-hari. Setiap aktivitas memerlukan energi,

yang tercukupi dari rangkaian proses metabolisme. Bahan dasar utama untuk kelangsungan metabolisme adalah karbohidrat, lemak dan protein. Ketiga bahan dasar itu diolah sedemikian rupa, sehingga terbentuk siklus keseimbangan yang saling melengkapi. Karbohidrat berada di barisan terdepan dalam metabolisme, karena itu kadar glukosa darah harus selalu dipertahankan. Berkurangnya pasokan glukosa menyebabkan kadar glukosa darah dapat mencapai kadar di bawah 70 mg/dL. Keadaan ini disebut hipoglikemik. Keadaan hipoglikemik menyebabkan gangguan metabolisme yang ditandai oleh berkurangnya ketersediaan energi. Biasanya keadaan hipoglikemik menimbulkan munculnya gejala rasa lelah, pusing, atau mata berkunang-kunang. Sebaliknya, bila kadar glukosa darah

berlebihan, atau disebut hiperglikemik, dapat menyebabkan penyakit Diabetes Melitus, yang dapat merusak jaringan saraf dan pembuluh darah. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya neuropati, kebutaan, gangguan ginjal, hambatan penyembuhan luka, dan berbagai keadaan patologis lain. (Brian, 2012). Keadaan hipoglikemik maupun hiperglikemik menimbulkan berbagai keluhan dan gangguan dalam menjalani kehidupan normal, oleh karena itu, setiap orang perlu menyadari pentingnya mengontrol kadar glukosa darah.

Kadar glukosa darah dapat dikontrol dengan menjaga pasokan karbohidrat melalui diet, disertai dengan melakukan aktivitas dan latihan fisik secara rutin. Efek aktivitas fisik dan latihan adalah mengurangi kadar glukosa darah dalam tubuh. Latihan atau aktivitas fisik yang paling mudah dilakukan adalah jogging. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mengitari lingkungan tempat tinggal, atau dengan berlari diatas treadmill. Kegiatan olahraga tentunya membutuhkan energi untuk mendapatkan performa maksimal dan mencegah kelelahan. Energi pagi


(12)

dapat diperoleh dari sarapan. Mengonsumsi makanan dan minuman sebelum, selama, dan setelah berolahraga dapat membantu pengaturan kadar glukosa darah selama olahraga, memaksimalkan performa, dan meningkatkan waktu pemulihan. (Colberg, 2000)

Mnueurt Kemenkes, sarapan sebaiknya mengikuti pola gizi seimbang, yakni terdiri dari sumber karbohidrat (60-80%), protein (12-15%), lemak (15-25%), dan

vitamin/mineral. Meskipun sarapan penting dalam meningkatkan performa tubuh, tidak sedikit masyarakat mengabaikan sarapan ketika hendak melakukan latihan. Oleh karena itu, terdapat pertanyaan tentang pengaruh sarapan terhadap penurunan kadar glukosa darah selama melakukan olah raga.

Efektivitas olahraga dalam penurunan kadar glukosa darah dapat ditentukan oleh waktu olahraga. Terdapat pertanyaan dalam benak masyarakat seperti berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan kadar glukosa tertentu. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui pengaruh sarapan terhadap perubahan kadar glukosa darah selama melakukan treadmill terutama pada laki-laki dewasa muda. 1.2. Identifikasi Masalah

 Apakah terdapat perbedaan kadar glukosa darah pada menit ke-0, 10, 20 dan

30 selama treadmill setelah puasa pada laki-laki dewasa muda.

 Apakah terdapat perbedaan kadar glukosa darah pada menit ke-0, 10, 20 dan

30 selama treadmill setelah sarapan pada laki-laki dewasa muda.

 Apakah terdapat perbedaan perubahan kadar glukosa darah antara puasa dan sarapan pada menit ke-0, 10, 20 dan 30 selama melakukan treadmill pada laki


(13)

1.3. Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Maksud penelitian adalah mengetahui perubahan kadar glukosa darah laki-laki

dewasa muda pada pemberian sarapan dan tanpa pemberian sarapan selama treadmill.

1.3.2 Tujuan

Penelitian dilakukan untuk membandingkan kadar glukosa darah dalam keadaan puasa dan pemberian sarapan pada laki-laki dewasa muda selama

melakukan treadmill dan mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk mencapai perubahan kadar glukosa darah secara signifikan.

1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis penelitian ini adalah memberikan wawasan ilmu kedokteran bagian fisiologi maupun endokrinologi mengenai perubahan kadar glukosa darah pada laki-laki dewasa muda selama melakukan treadmill dengan

atau tanpa sarapan. Sedangkan, manfaat praktis penelitian ini adalah memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai pengaruh sarapan dan puasa terhadap kadar glukosa darah pada laki-laki dewasa muda selama melakukan treadmill. 1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1. Kerangka pemikiran

Karbohidrat yang berasal dari makanan akan diabsorbsi oleh saluran cerna dan beredar dalam darah, sedangkan sebagian besar karbohidrat yang beredar dalam darah adalah glukosa. (Hall, 2016)


(14)

Aktivitas fisik membutuhkan energi, berupa ATP, yang diperoleh dari glukosa melalui proses oksidasi. Dalam aktivitas sehari-hari, otot tidak selalu bergantung

pada glukosa sebagai sumber energi, tetapi sebagian besar bergantung pada asam lemak karena rendahnya permeabilitas glukosa melalui membran otot dalam keadaan isitirahat. Terdapat dua kondisi saat otot menggunakan sejumlah besar glukosa, yaitu:

a. Selama melakukan kerja fisik sedang atau berat. Pada keadaan otot aktif

berkontraksi, membran serabut otot menjadi lebih permeabel terhadap glukosa dan tidak bergantung pada insulin.

b. Beberapa jam setelah makan. Pada fase ini, kadar glukosa dalam darah cukup

tinggi sehingga pankreas menyekresikan sejumlah besar insulin. Insulin tambahan ini memobilisasi glukosa masuk ke dalam sel otot secara cepat, sehingga sel otot cenderung menggunakan glukosa daripada asam lemak ( Hall, 2016).

Aktivitas fisik yang melelahkan menyebabkan peningkatan konsentrasi glukagon ke dalam darah. Glukagon menyebabkan terjadinya glikogenolisis dan glukoneogenesis, sehingga kadar glukosa darah meningkat. Hal ini juga terjadi saat melakukan treadmill, sehingga dapat memengaruhi kadar glukosa darah. (Hall, 2016)

Kerja fisik pada perlakuan puasa dengan rendahnya kadar glukosa menyebabkan kelelahan dan muncul hormon-hormon seperti glukagon, epinefrin,

kortisol, dan hormon pertumbuhan yang meningkatkan glukosa darah. Peningkatan hormon ini menyebabkan kadar glukosa meningkat dalam darah meskipun glukosa telah digunakan sebagai sumber energi sel.


(15)

menyebabkan penurunan kadar glukosa darah lebih sedikit daripada penurunan kadar glukosa dengan pemberian sarapan.

Energi selama latihan diperoleh dari karbohidrat selama beberapa detik/menit pertama kerja fisik. Sewaktu timbul kelelahan, 60%-85% energi lebih banyak

didapatkan dari lemak daripada karbohidrat. Jadi, semakin lama latihan dilakukan, semakin sedikit penurunan persentase glukosa (Hall,2016).

1.5.2. Hipotesis

 Terdapat perbedaan kadar glukosa darah pada menit ke-0, 10, 20 dan 30

selama treadmill setelah puasa pada laki-laki dewasa muda.

 Terdapat perbedaan kadar glukosa darah pada menit ke-0, 10, 20 dan 30

selama treadmill setelah sarapan pada laki-laki dewasa muda.

 Terdapat perbedaan perubahan kadar glukosa darah antara puasa dan sarapan pada menit ke-0, 10, 20 dan 30 selama melakukan treadmill pada


(16)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

 Tidak terdapat perbedaan kadar glukosa darah pada menit ke-0, 10, 20 dan 30 selama treadmill setelah puasa pada laki-laki dewasa muda.

 Terdapat perbedaan kadar glukosa darah pada menit ke-0, 10, 20 dan 30 selama treadmill setelah sarapan pada laki-laki dewasa muda.

 Terdapat perbedaan perubahan kadar glukosa darah antara puasa dan sarapan pada menit ke-0, 10, 20 dan 30 selama melakukan treadmill pada laki-laki dewasa muda.

Simpulan Tambahan

 Penurunan bermakna kadar glukosa darah setelah sarapan ditemukan dari menit ke-0 sampai 20 dan menit ke-0 sampai 30 selama treadmill.

 Terdapat perbedaan perubahan kadar glukosa darah antara puasa dan sarapan dari menit ke-0 sampai menit ke-10, 20, dan 30 selama treadmill pada laki-laki dewasa muda.

 Terdapat perbedaan perubahan kadar glukosa darah antara puasa dan sarapan dari menit ke-10 sampai menit ke- 30 selama treadmill pada laki-laki dewasa muda.

Saran

 Diharapkan di masa mendatang terdapat penelitian dengan durasi yang lebih lama untuk mengetahui adanya kemungkinan hipoglikemia pada aktivitas fisik dalam keadaan puasa.


(17)

 Diharapkan di masa mendatang dapat dilakukan penelitian dengan membandingkan jenis aktivitas fisik atau sarapan yang berbeda.

 Diharapkan di masa mendatang dapat dilakukan penelitian dengan jumlah subjek penelitian yang lebih banyak.

 Diharapkan di masa mendatang dapat dilakukan penelitian dengan aktivitas fisik pada waktu post-prandial yang berbeda.

 Diharapkan di masa mendatang dapat dilakukan penelitian pada subjek yang menderita Diabetes Melitus.


(18)

PERBANDINGAN PERUBAHAN KADAR GLUKOSA

DARAH SETELAH PUASA DAN DUA JAM SETELAH

SARAPAN SELAMA MELAKUKAN TREADMILL

PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA

Karya Tulis Ilmiah

Karya Tulis ini Dibuat sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Emanuella Tamara

1310227


(19)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis ucapkan, karena dengan rahmat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu Karya Tulis Ilmiah dengan judul :

Perbandingan Perubahan Kadar Glukosa Darah Setelah Puasa dan Dua

Jam Setelah Sarapan Selama Melakukan Treadmill Pada Laki-laki Dewasa

Muda

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Program Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Harijadi Pramono, M.Kes. selaku pembimbing pertama yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, motivasi, dan kesabaran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. dr. Heddy Herdiman, M.Kes selaku pembimbing kedua yang telah banyak

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, motivasi, dan kesabaran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Para subjek penelitian yang telah meluangkan waktu dan membantu dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Teman-teman Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Jevon

Darmawan, Shely Fitrika, Astriani Oktaviana S, Veronica shinta, Estheresia, Elizabeth dan rekan-rekan lain angkatan 2013 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

5. Kedua orang tua penulis, Dargawan Wawan dan Herlina serta adik penulis

Emilio Tamara yang telah memberikan banyak dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.


(20)

6. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu penulis menyelesaikan KTI ini.

Demikian Karya Tulis Ilmiah ini disusun agar dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis berterimakasih bila pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang dapat membangun untuk kemajuan penulis di masa yang akan datang.

Bandung, November 2016


(21)

Daftar Pustaka

American Diabetes Association (ADA). 2013. “Blood Glucose Control and Exercise.”American Diabetes Association.

Anonim. 2012.“Diabetes health.”http://www.diabeteshealth.com.

Anonim. 2015. “Measuring Physical Activity Intensity.” Centers of Disease Control and Pevention. http://www.cdc.gov

Anonim. 2015. “Types of Physical Activity.” National Institute of Health. https://www.nhlbi.nih.gov.

Beck, E. 2016. “How Many Calories Should I Eat at Breakfast?” http://www.livestrong.com

Bender DA & Mayes PA. 2009. Chap 14: Overview Metabolism & The Provision of Metabolism Fuels : Metabolism of Carbohydrats. In: VW Rodwell, PA Weil, DA Bender, et al (Eds.), Harper's Illustrated Biochemistry. 26 Edition. London England: Lange.

Brian. 2012. “Living with Diabetes.” American College of Sports Medicine. https://www.acsm.org

Colberg SR. 2000. Insulin Level During Exercise Critical to Performance. Human Kinetics.

EF Coyle. 1985. Substrate Usage During Prolonged Exercise Following a Preexercise Meal. Journal of Applied Physiology, 429-33.

Fox E. 1984. Sports Physiology. Philadelphia: W.B. Saundes Company.

Fox E. 1998. The Physiological Basis for Exercise and Sports. Dubuque: Wm. C. Brown Communication Inc,.

Hall JE. 2016. Chp. 79: Insulin, Glucagon dan Diabetes Melitus. In: J Hall (Ed.), Guyton and Hall: Textbook of Medical Physiology, 13th Edition. Philadelphia USA : Saunders Elsevier. Pp:983-99.


(22)

Hall JE. 2016. Chp. 68: Carbohydrats Metabolism & Formation of Adenosine Triphosphat. In: J Hall (Ed.), Guyton and Hall: Textbook of Medical Physiology, 13thEdition. Philadelphia USA : Saunders Elsevier. Pp:983-99.

Kemenkes (Kementerian Kesehatan RI). 2011. Menu Sarapan Sehat. JIPG (Jejaring Informasi Pangan dan Gizi). 2-3.

Petry N. 2016. A Comparison of Young, Middled-Aged, and Older Adult Treatment-Seeking Pathological Gamblers. The Gerontologist, 92-99.

Sheerwood L. 2010. Human Physiology From Cells to Systems. USA: Brooks/Cole.

Widyastuti P & EA. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Medical Publisher.

Yang RW. 2006. Irreguler Breakfast Eating and Health Status Among Aldolescent in Taiwan. BMC Public Health.


(1)

47

 Diharapkan di masa mendatang dapat dilakukan penelitian dengan membandingkan jenis aktivitas fisik atau sarapan yang berbeda.

 Diharapkan di masa mendatang dapat dilakukan penelitian dengan jumlah subjek penelitian yang lebih banyak.

 Diharapkan di masa mendatang dapat dilakukan penelitian dengan aktivitas fisik pada waktu post-prandial yang berbeda.

 Diharapkan di masa mendatang dapat dilakukan penelitian pada subjek yang menderita Diabetes Melitus.


(2)

PERBANDINGAN PERUBAHAN KADAR GLUKOSA

DARAH SETELAH PUASA DAN DUA JAM SETELAH

SARAPAN SELAMA MELAKUKAN TREADMILL

PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA

Karya Tulis Ilmiah

Karya Tulis ini Dibuat sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Emanuella Tamara

1310227

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG


(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis ucapkan, karena dengan rahmat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu Karya Tulis Ilmiah dengan judul :

Perbandingan Perubahan Kadar Glukosa Darah Setelah Puasa dan Dua

Jam Setelah Sarapan Selama Melakukan Treadmill Pada Laki-laki Dewasa

Muda

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Program Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Harijadi Pramono, M.Kes. selaku pembimbing pertama yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, motivasi, dan kesabaran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. dr. Heddy Herdiman, M.Kes selaku pembimbing kedua yang telah banyak

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, motivasi, dan kesabaran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Para subjek penelitian yang telah meluangkan waktu dan membantu dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Teman-teman Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Jevon

Darmawan, Shely Fitrika, Astriani Oktaviana S, Veronica shinta, Estheresia, Elizabeth dan rekan-rekan lain angkatan 2013 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

5. Kedua orang tua penulis, Dargawan Wawan dan Herlina serta adik penulis

Emilio Tamara yang telah memberikan banyak dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.


(4)

v

6. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah

membantu penulis menyelesaikan KTI ini.

Demikian Karya Tulis Ilmiah ini disusun agar dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis berterimakasih bila pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang dapat membangun untuk kemajuan penulis di masa yang akan datang.

Bandung, November 2016


(5)

48

Daftar Pustaka

American Diabetes Association (ADA). 2013. “Blood Glucose Control and

Exercise.”American Diabetes Association.

Anonim. 2012.“Diabetes health.”http://www.diabeteshealth.com.

Anonim. 2015. “Measuring Physical Activity Intensity.” Centers of Disease

Control and Pevention. http://www.cdc.gov

Anonim. 2015. “Types of Physical Activity.” National Institute of Health.

https://www.nhlbi.nih.gov.

Beck, E. 2016. “How Many Calories Should I Eat at Breakfast?” http://www.livestrong.com

Bender DA & Mayes PA. 2009. Chap 14: Overview Metabolism & The Provision of Metabolism Fuels : Metabolism of Carbohydrats. In: VW Rodwell, PA Weil, DA Bender, et al (Eds.), Harper's Illustrated Biochemistry. 26 Edition. London England: Lange.

Brian. 2012. “Living with Diabetes.” American College of Sports Medicine.

https://www.acsm.org

Colberg SR. 2000. Insulin Level During Exercise Critical to Performance. Human Kinetics.

EF Coyle. 1985. Substrate Usage During Prolonged Exercise Following a Preexercise Meal. Journal of Applied Physiology, 429-33.

Fox E. 1984. Sports Physiology. Philadelphia: W.B. Saundes Company.

Fox E. 1998. The Physiological Basis for Exercise and Sports. Dubuque: Wm. C. Brown Communication Inc,.

Hall JE. 2016. Chp. 79: Insulin, Glucagon dan Diabetes Melitus. In: J Hall (Ed.),

Guyton and Hall: Textbook of Medical Physiology, 13th Edition. Philadelphia

USA : Saunders Elsevier. Pp:983-99.


(6)

49

Hall JE. 2016. Chp. 68: Carbohydrats Metabolism & Formation of Adenosine Triphosphat. In: J Hall (Ed.), Guyton and Hall: Textbook of Medical

Physiology, 13thEdition. Philadelphia USA : Saunders Elsevier. Pp:983-99.

Kemenkes (Kementerian Kesehatan RI). 2011. Menu Sarapan Sehat. JIPG (Jejaring Informasi Pangan dan Gizi). 2-3.

Petry N. 2016. A Comparison of Young, Middled-Aged, and Older Adult Treatment-Seeking Pathological Gamblers. The Gerontologist, 92-99.

Sheerwood L. 2010. Human Physiology From Cells to Systems. USA: Brooks/Cole.

Widyastuti P & EA. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Medical Publisher.

Yang RW. 2006. Irreguler Breakfast Eating and Health Status Among Aldolescent in Taiwan. BMC Public Health.