Pengaruh Pemberian Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) terhadap Kadar Glukosa Darah pada Laki-Laki Dewasa Normal.

(1)

iv ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA LAKI-LAKI DEWASA

NORMAL

Hans Ariel Satyana, 2015, Pembimbing I : Rizna Tyrani, dr.,M.Kes

Pembimbing II: Endang Evacuasiany, Dra., MS, Apt., AFK Latar Belakang Kayu manis merupakan tanaman rempah-rempah yang dewasa ini sering dipakai untuk berbagai kebutuhan seperti bumbu pada makanan, tambahan untuk minuman, wewangian, dan juga obat-obatan. Kayu manis mengandung banyak flavonoid serta berbagai zat alami lainnya yang memiliki banyak fungsi bagi kesehatan manusia, termasuk untuk menjaga kadar glukosa darah.

Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh ekstrak kayu manis terhadap penurunan kadar glukosa darah pada laki-laki dewasa normal.

Metode Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental semu dengan rancangan pre test dan post test. Subjek penelitian terdiri dari 24 orang laki-laki dewasa berusia lebih dari 40 tahun. Subyek penelitian diukur kadar glukosa darahnya sebelum dan 2 jam sesudah makan. Pada hari yang kedua, selain mengonsumsi makanan, subyek penelitian juga diberikan kapsul ekstrak kayu manis. Data yang diperoleh diuji secara statistik dengan uji t berpasangan dengan α = 0,05.

Hasil Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan dari selisih kadar glukosa darah puasa dan 2 jam post prandial setelah diberi kapsul ekstrak sebesar 9 ��⁄��. Setelah diuji secara statistik, didapatkan nilai p=0,242 (tidak signifikan).

Simpulan Kapsul ekstrak kayu manis tidak dapat menurunkan selisih kadar glukosa darah puasa dan glukosa darah 2 jam post prandial pada laki-laki normal dewasa.

Kata kunci :kayu manis, glukosa darah, laki-laki dewasa normal


(2)

v

ABSTRACT

CINNAMON (Cinnamomum burmanii) EXTRACT EFFECT ON BLOOD GLUCOSE LEVEL IN HEALTHY ADULT MALE

Hans Ariel Satyana, 2015, Supervisor I : Rizna Tyrani, dr.,M.Kes.

Supervisor II: Endang Evacuasiany, Dra., MS, Apt., AFK

Background Cinnamon is a spice plant that nowadays is used as food seasoning, addition for beverages, fragrance, and medicine. Cinnamon contains a lot of flavonoids as well as other natural substances which have much benefit for health, including maintaining blood glucose level.

Objective To determine that cinnamon extract can reduce the blood glucose level in healthy adult male.

Methods This is a quasi-experimental study with pre-test and post-test. The research subjects are 24 healthy adult male and age over 40 years-old. The subjects were measured for their blood glucose level before eating and 2-hour-post-prandial. On the second day, the subjects were given the cinnamon extract capsules after the meal. The data obtained was tested statistically by paired t-test with α=0,05.

Result There was a reduction of the difference between fasting blood glucose and 2-hour-post-prandial blood glucose after the cinnamon were given (a decrease of 9 ��

��

). After statistically tested, p value=0,242 (not significant)

Conclusion Cinnamon extract can’t reduce the blood glucose levels in healthy adult male.

Keywords : cinnamon, blood glucose, healthy adult male


(3)

viii

DAFTAR ISI

COVER………..i

LEMBAR PERSETUJUAN……….……..ii

SURAT PERNYATAAN………..….iii

ABSTRAK………....iv

ABSTRACT……….v

KATA PENGANTAR………vi

DAFTAR ISI……….....viii

DAFTAR TABEL………...xi

DAFTAR GAMBAR……….....xii

DAFTAR LAMPIRAN………xiii

BAB I PENDAHULUAN………1

1.1Latar Belakang……….1

1.2Identifikasi Masalah………2

1.3Tujuan Penelitian……….3

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah……….3

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis……….3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………..6

2.1Metabolisme Karbohidrat di Dalam Tubuh……….6

2.1.1. Penyerapan Karbohidrat………6

2.1.2. Metabolisme Glukosa………...8

2.2Insulin………13

2.3Definisi, Epidemiologi, dan Klasifikasi Diabetes Melitus………15

2.4Gejala Diabetes Melitus……….17

2.5Diabetes Melitus Tipe 1……….18

2.6Patogenesis dan Patofisiologi Diabetes Melitus Tipe 2……….18

2.7Komplikasi Diabetes Melitus………21

2.8Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang Diabetes Melitus……….22 Universitas Kristen Maranatha


(4)

ix

2.9Penanganan Diabetes Melitus………24

2.9.1 Diabetes Melitus Tipe 1………24

2.9.2 Diabetes Melitus Tipe 2………25

2.10 Kayu Manis………30

2.10.1 Penggunaan Kayu Manis………..31

2.10.2 Komponen Fitokimia Kayu Manis………...32

2.10.3 Penelitian yang Berhubungan dengan Kayu Manis………..33

2.10.4 Efek Anti-diabetes Kayu Manis………34

2.10.5 Efek Lain Kayu Manis………..35

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN………..…37

3.1Alat dan Bahan………..37

3.2Subyek Penelitian………..37

3.3Lokasi dan Waktu Penelitian……….38

3.4Rancangan Penelitian……….38

3.4.1 Desain Penelitian………..38

3.4.2 Variabel Penelitian………38

3.4.2.1 Definsi Variabel Konsepsional………...38

3.4.2.2 Definisi Variabel Operasional….………..39

3.5Prosedur Pengukuran Besar Sampel………..39

3.6Prosedur Penelitian………40

3.6.1 Persiapan Subyek Penelitian……….40

3.6.2 Prosedur Penelitian………...40

3.7Metode Analisis……….41

3.7.1 Hipotesis Statistik……….41

3.7.2 Kriteria Uji………41

3.8Aspek Etik……….41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………..42

4.1.Hasil………...42 Universitas Kristen Maranatha


(5)

x

4.2.Pembahasan………...43

4.3.Pengujian Hipotesis Penelitian………..45

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………..47

5.1. Simpulan………...47

5.2. Saran……….47

DAFTAR PUSTAKA………48 LAMPIRAN………...50

RIWAYAT HIDUP………54


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Diagnosis DM………23

Tabel 2.2 Obat Hiperglikemik Oral……….27

Tabel 2.3 Komponen Fitokimia Kayu Manis………..32

Tabel 4.1 Rerata glukosa darah hasil percobaan……….42

Tabel 4.2 Rerata selisih glukosa darah hasil percobaan………..43

Tabel 4.3 Uji t hasil percobaan………43


(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pencernaan Karbohidrat………6

Gambar 2.2 Penyerapan Karbohidrat………6

Gambar 2.3 Glikolisis………8

Gambar 2.4 Siklus Asam Sitrat Beserta Asam Amino yang Berperan………10

Gambar 2.5 Glikogenesis Dan Glikogenolisis Di Hati………..11

Gambar 2.6 Glukoneogenesis………..12

Gambar 2.7 Mekanisme Sekresi Insulin………..14

Gambar 2.8 Faktor yang Mempengaruhi Sekresi Insulin………15

Gambar 2.9 Peta Prevalensi DM (International Diabetes Federation 2010)………...16

Gambar 2.10 Patofisiologi DM………..……….21

Gambar 2.11 Algoritma Diagnosis DM………..………22

Gambar 2.12 Algoritma Penatalaksanaan DM berdasarkan Nilai HbA1c…..………28

Gambar 2.13 Algoritma Penatalaksanaan berdasarkan Tahapnya……..…………....29

Gambar 2.14 Biji Kayu Manis dari Berbagai Spesies………..………...30

Gambar 2.15 Bunga dan buah kayu manis……..………30

Gambar 2.16 Kulit dan Bubuk Kayu Manis………30


(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 – GLUKOSA DARAH SEBELUM DAN SESUDAH PERLAKUAN……..50

LAMPIRAN 2 –INFORMED CONSENT……….………..51

LAMPIRAN 3 – DOKUMENTASI……….………52 LAMPIRAN 4 – SURAT KEPUTUSAN KOMISI ETIK PENELITIAN………..53


(9)

50

LAMPIRAN 1 – KADAR GLUKOSA DARAH SEBELUM DAN SESUDAH PERLAKUAN

No Sebelum perlakuan S I Setelah perlakuan S II

GD I GD II GD I GD II

1 87 145 58 122 129 7

2 64 200 136 86 155 69

3 122 133 11 95 173 78

4 66 124 58 99 125 26

5 75 132 57 116 137 21

6 80 160 80 120 147 27

7 63 155 92 107 147 40

8 85 121 36 92 137 45

9 90 163 73 108 137 29

10 111 131 20 125 139 14

11 110 135 25 160 186 26

12 100 99 -1 98 134 36

13 121 124 3 94 115 21

14 87 104 17 99 146 47

15 98 147 49 113 163 50

16 112 109 -3 110 118 8

17 87 128 41 111 100 -11

18 91 120 29 98 174 76

19 100 112 12 120 113 -7

20 100 125 25 95 121 26

21 93 114 21 115 111 -4

22 110 142 32 105 165 60

23 96 109 13 95 122 27

24 90 163 73 107 137 30

Keterangan:

GD I  Glukosa darah puasa GD II  Glukosa 2 jam post prandial

S I  Selisih GDI dan GDII (pengukuran pada minggu ke-1) S II  Selisih GDI dan GDII (pengukuran pada minggu ke-2)


(10)

51

LAMPIRAN 2 –INFORMED CONSENT


(11)

52

LAMPIRAN 3 - DOKUMENTASI


(12)

53

LAMPIRAN 4 – SURAT KEPUTUSAN KOMISI ETIK PENELITIAN


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes melitus, atau yang lebih dikenal masyarakat dengan penyakit kencing manis, merupakan sekumpulan kelainan-kelainan metabolik yang menghasilkan satu gejala yang sama yaitu hiperglikemia (kelebihan kadar glukosa dalam darah). Pada tahun 2009, diabetes menjadi penyebab kematian ke-6 terbanyak di dunia dan penderitanya diperkirakan akan terus meningkat dari 285 juta penderita menjadi 430 juta penderita pada tahun 2030 (International Diabetes Federation, 2010). Diabetes dapat menyerang perempuan maupun laki-laki dalam prevalensi yang sama, namun kejadiannya bertambah sering seiring dengan bertambahnya umur. Insidensi tersering adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun (Fauci, 2011).

Tujuan terapi diabetes adalah untuk menormalkan kembali kadar glukosa tanpa hipoglikemia dan tanpa mengganggu aktivitas sehari-hari dari pasien. Pasien diabetes biasanya menggunakan obat sintetis untuk mengontrol glukosa darah mereka, namun, penggunaan jangka panjang sering menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan, sebagian pasien beralih ataupun menambah terapi mereka dengan pengobatan alternatif, salah satunya pengobatan herbal. Pengobatan herbal untuk mencegah maupun mengobati diabetes ada bermacam-macam, tergantung dari jenis tanaman yang dipakai dan cara mengolah dan mengonsumsinya, termasuk di dalamnya ada kayu manis.

Kayu manis merupakan tanaman rempah yang sudah biasa digunakan oleh masyarakat untuk bumbu masakan dan tambahan untuk minuman. Selain itu, penggunaan kayu manis sebagai terapi untuk sakit kepala, kehilangan nafsu makan, dyspepsia, flu, inflamasi, penyembuhan luka, mual, dan diare sudah cukup luas di masyarakat. Kayu manis memiliki 3 varietas yang biasa


(14)

2

ditemukan di pasaran yakni jenis real cinnamon (Cinnamomum zeylanicum),

Ceylon cinnamon (Cinnamomum verum) dan Cassia cinnamon (Cinnamomum aromaticum). Di China, kayu manis jenis Cassia lebih sering digunakan sebagai obat tradisional untuk diabetes dibandingkan dengan jenis lainnya. Kulit dari kayu manis Cassia mengandung cinnamic aldehyde, cinnamyl acetate, cinnzcylanol cinnzcylanine, phenypropyl acetate, tannin, dan saffrol.

Buah mentahnya mengandung cinnamic aldehyde, cournarin, traps-cinnamic acids, beta-sitosterol, choline, protoca-techuric acid, dan syringe acid

(Vangalapati, et al.).

Laki-laki dewasa normal dipilih sebagai obyek dari percobaan ini, khususnya dipilih yang berumur lebih dari 40 tahun karena diabetes merupakan penyakit degeneratif, semakin bertambahnya umur semakin besar risiko terkena diabetes. Selain itu, pada umur diatas 40 tahun, seseorang dianggap mengalami penurunan fungsi tubuh, termasuk fungsi insulin untuk mencegah peningkatan berlebihan kadar glukosa darah. Sebenarnya selama 10 tahun terakhir ini, penelitian efek dari kayu manis terhadap kontrol glukosa darah ini telah banyak diteliti. Penelitian yang menggunakan obyek penelitian mencit atau tikus (Subash, et al.) menunjukan hasil yg baik, yakni penurunan dari glukosa darah yang cukup signifikan, namun untuk yang menggunakan manusia (misal Hlebowichz et al., Akilen et al.), hasilnya masih bertentangan karena dosis kayu manis serta bentuk sediaan kayu manis masih belum menentu agar memberikan efek yang diinginkan (Sherwood, 2010; Jakhetia, et al., 2010)

1.2Identifikasi Masalah

Dengan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

1. Apakah ada efek dari ekstrak kayu manis terhadap kadar glukosa darah pada laki-laki dewasa normal?


(15)

3

2. Apakah ekstrak kayu manis dapat menurunkan kadar glukosa darah pada laki-laki dewasa normal?

1.3Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh ekstrak kayu manis terhadap kadar glukosa darah pada laki-laki dewasa normal.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat dari karya tulis ilmiah ini antara lain sebagai berikut. 1. Manfaat akademik

Mengetahui pengaruh kayu manis terhadap kadar glukosa darah puasa dan glukosa darah 2 jam post prandial pada laki-laki dewasa normal sehingga dapat menambah ilmu pembaca serta peneliti dan dapat dijadikan dasar untuk penelitian lanjutan.

2. Manfaat praktis

Mengetahui pengaruh kayu manis terhadap kadar glukosa darah puasa dan glukosa darah 2 jam post prandial pada laki-laki dewasa normal sehingga dapat dijadikan pengobatan tambahan maupun pengobatan suportif untuk pasien diabetes dan pencegahan dari diabetes.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit yang ditandai adanya hiperglikemia yang secara umum disebabkan oleh menurunnya uptake glukosa akibat menurunnya sensitivitas terhadap insulin atau menurunnya produksi insulin oleh sel beta pankreas sehingga kadarnya dalam darah meningkat. DM secara garis besar dibagi menjadi dua tipe, yaitu tipe 1 dan tipe 2. DM tipe 1 merupakan penyakit genetik karena terjadinya kelainan genetik yang didapat


(16)

4

ataupun yang diturunkan dari generasi sebelumnya sehingga mengakibatkan produksi insulin oleh sel-sel pankreas menurun. Pasien DM tipe 1 mutlak memerlukan suntik insulin secara rutin seumur hidupnya. DM tipe 2 merupakan penyakit yang timbul akibat pola hidup yang tidak sesuai sehingga pemasukan glukosa ke darah terlalu berlebihan dan insulin yang berasal dari pankreas tidak lagi cukup untuk menjaga kadar normal glukosa darah. Terapi untuk pasien DM tipe 2 biasanya cukup dengan merubah pola hidup dan pola makan serta mengonsumsi obat, namun jika DM sudah terlalu lama sehingga merusak pankreas, maka suntik insulin juga diperlukan.

Untuk mencegah hal tersebut dan komplikasi-komplikasi lainnya terjadi, maka berbagai pengobatan suportif pun dilakukan, termasuk pengobatan herbal. Kandungan cinnamic aldehyde dalam kayu manis dalam penelitian-penelitian sebelumnya dapat menurunkan kadar glukosa darah. Substansi ini bersama dengan type-A polymer memungkinkan kayu manis untuk memiliki efek seperti insulin (insulin-mimetic). Kayu manis meningkatkan cellular uptake dari glukosa dan sintesis glikogen. Kayu manis juga bisa mengaktivasi peroxisome proliferator-activated reseptor (PPAR)-dan PPAR-α sehingga dapat meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin, menurunkan kadar trigliserida dalam darah, dan meningkatkan kolesterol high density lipoprotein (HDL). Methylhydroxychalcone polymer (MHCP) pada kayu manis menstimulasi oksidasi glukosa darah sehingga kadarnya menurun. Banyak polifenol pada kayu manis yaitu rutin (90.0672%), catechin (1.9%),

quercetin (0.172%), kaempferol (0.016%), dan isorhamnetin (0.103%) memiliki sifat seperti insulin dan menurunkan absorbsi alanin, protein penting untuk glukoneogenesis (Rao & Gan, 2014).

Oleh karena itu, pada penelitian ini diharapkan ekstrak kayu manis yang diberikan dapat menurunkan kadar glukosa darah dari obyek penelitian sehingga dapat menjadi dasar penelitian-penelitian selanjutnya.

Dengan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis yang ingin dibuktikan adalah sebagai berikut.


(17)

5

1. Ada efek dari ekstrak kayu manis terhadap kadar glukosa darah pada laki-laki dewasa normal.

2. Ekstrak kayu manis dapat menurunkan kadar glukosa darah pada laki-laki dewasa normal.


(18)

47

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

1. Ekstrak kayu manis tidak berpengaruh terhadap kadar glukosa darah pada laki-laki dewasa normal.

2. Ekstrak kayu manis tidak dapat menurunkan kadar glukosa darah pada

laki-laki dewasa normal secara signifikan.

5.2 Saran

 Penelitian dilakukan lebih jauh dengan pemberian ekstrak kayu manis selama beberapa hari sebelumnya (misalnya seminggu),

 Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai efek kapsul ekstrak kayu manis terhadap glukosa darah dengan dosis yang berbeda.

 Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai efek ekstrak kayu manis terhadap glukosa darah pada perempuan dengan harapan akan memberikan hasil yang berbeda.

 Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai efek kayu manis terhadap glukosa darah dengan metode lain (menggunakan tes toleransi glukosa oral (TTGO) atau menggunakan mencit/tikus yang diinduksi diabetes aloksan)


(19)

48

DAFTAR PUSTAKA

Hasanzade, F., Toliat, M., & Emamimoghaadam, Z. (2013). The Effect of Cinnamon on Glucose of Type II Diabetes Patients. J Tradit Complement

Med, III(3), 171-174.

Hlebowicz, J., Darwiche, G., Bjorgell, O., & Almer, L.-O. (2007). Effect of cinnamon on postprandial blood glucose, gastric emptying, and satiety in healthy subjects. Am J Clin Nutr(85), 1552-1556.

Howard, M. E., & White, N. D. (2013). Potential Benefits of Cinnamon in Type 2 Diabetes. Am J Lifestyle Med, VII(1), 23-26.

Jakhetia, V., Patel, R., Khatri, P., Pahuja, N., Garg, S., Pandey , A., et al. (2010). Cinnamon: A Pharmacological Review. J.Adv.Sci.Res, I(2), 19-23.

Longo, D., Fauci, A., Kasper, D., Hauser, S., Jameson, J., & Loscalzo, J. (2011).

Harrison's Principle of Internal Medicine (18th ed., Vol. 2). New York:

McGraw-Hill Professional.

Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. (2006). Harper's Illustrated

Biochemistry 27th Edition. New York: McGarw-Hill Companies Inc.

PERKENI. (2011). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus

Tipe 2 di Indonesia 2011. Jakarta: PB Perkeni.

Ranasinghe, P., Pigera, S., Premakumara, G. A., Galappaththy, P., Costantine, G.

R., & Katulanda, P. (β01γ). Medicinal properties of ‘true’ cinnamon

(Cinnamomum zeylanicum): a systematic review. BMC Complementary

and Alternative Medicine, 13, 275-85.

Rao, P. V., & Gan, S. H. (2014). Cinnamon: A Multifaceted Medicinal Plant. (M. A. Kamal, Penyunt.) Evidence-Based Complementary and Alternative

Medicine, 2014, 1-12.

Sherwood, L. (2010). Human Physiology: From Cell To Systems (7th ed.). Pacific Grove: Brooks/Cole.

Shihabuden, H. M., Priscila, D. H., & Thirumurugan, K. (2011). Cinnamon extract inhibits a-glucosidase activity and dampens postprandial glucose excursion in diabetic rats. Nutrition & Metabolism, 3, 46-57.


(20)

49

Tanto, C., Liwang , F., Hanifati, S., & Pradipta, E. A. (2014). Kapita Selekta

Kedokteran UI Edisi IV. Jakarta: Media Aesculapius.

Vangalapati, M., Satya, S., Prakash, S., & Avanigadda, S. (2012). A Review on Pharmacological Activities and Clinical effects of Cinnamon Species. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Science, III(1), 653-661.


(1)

3

2. Apakah ekstrak kayu manis dapat menurunkan kadar glukosa darah pada laki-laki dewasa normal?

1.3Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh ekstrak kayu manis terhadap kadar glukosa darah pada laki-laki dewasa normal.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat dari karya tulis ilmiah ini antara lain sebagai berikut. 1. Manfaat akademik

Mengetahui pengaruh kayu manis terhadap kadar glukosa darah puasa dan glukosa darah 2 jam post prandial pada laki-laki dewasa normal sehingga dapat menambah ilmu pembaca serta peneliti dan dapat dijadikan dasar untuk penelitian lanjutan.

2. Manfaat praktis

Mengetahui pengaruh kayu manis terhadap kadar glukosa darah puasa dan glukosa darah 2 jam post prandial pada laki-laki dewasa normal sehingga dapat dijadikan pengobatan tambahan maupun pengobatan suportif untuk pasien diabetes dan pencegahan dari diabetes.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit yang ditandai adanya hiperglikemia yang secara umum disebabkan oleh menurunnya uptake glukosa akibat menurunnya sensitivitas terhadap insulin atau menurunnya produksi insulin oleh sel beta pankreas sehingga kadarnya dalam darah meningkat. DM secara garis besar dibagi menjadi dua tipe, yaitu tipe 1 dan tipe 2. DM tipe 1 merupakan penyakit genetik karena terjadinya kelainan genetik yang didapat


(2)

4

ataupun yang diturunkan dari generasi sebelumnya sehingga mengakibatkan produksi insulin oleh sel-sel pankreas menurun. Pasien DM tipe 1 mutlak memerlukan suntik insulin secara rutin seumur hidupnya. DM tipe 2 merupakan penyakit yang timbul akibat pola hidup yang tidak sesuai sehingga pemasukan glukosa ke darah terlalu berlebihan dan insulin yang berasal dari pankreas tidak lagi cukup untuk menjaga kadar normal glukosa darah. Terapi untuk pasien DM tipe 2 biasanya cukup dengan merubah pola hidup dan pola makan serta mengonsumsi obat, namun jika DM sudah terlalu lama sehingga merusak pankreas, maka suntik insulin juga diperlukan.

Untuk mencegah hal tersebut dan komplikasi-komplikasi lainnya terjadi, maka berbagai pengobatan suportif pun dilakukan, termasuk pengobatan herbal. Kandungan cinnamic aldehyde dalam kayu manis dalam penelitian-penelitian sebelumnya dapat menurunkan kadar glukosa darah. Substansi ini bersama dengan type-A polymer memungkinkan kayu manis untuk memiliki efek seperti insulin (insulin-mimetic). Kayu manis meningkatkan cellular uptake dari glukosa dan sintesis glikogen. Kayu manis juga bisa mengaktivasi peroxisome proliferator-activated reseptor (PPAR)-dan PPAR-α sehingga dapat meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin, menurunkan kadar trigliserida dalam darah, dan meningkatkan kolesterol high density lipoprotein (HDL). Methylhydroxychalcone polymer (MHCP) pada kayu manis menstimulasi oksidasi glukosa darah sehingga kadarnya menurun. Banyak polifenol pada kayu manis yaitu rutin (90.0672%), catechin (1.9%), quercetin (0.172%), kaempferol (0.016%), dan isorhamnetin (0.103%) memiliki sifat seperti insulin dan menurunkan absorbsi alanin, protein penting untuk glukoneogenesis (Rao & Gan, 2014).

Oleh karena itu, pada penelitian ini diharapkan ekstrak kayu manis yang diberikan dapat menurunkan kadar glukosa darah dari obyek penelitian sehingga dapat menjadi dasar penelitian-penelitian selanjutnya.

Dengan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis yang ingin dibuktikan adalah sebagai berikut.


(3)

5

1. Ada efek dari ekstrak kayu manis terhadap kadar glukosa darah pada laki-laki dewasa normal.

2. Ekstrak kayu manis dapat menurunkan kadar glukosa darah pada laki-laki dewasa normal.


(4)

47

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Ekstrak kayu manis tidak berpengaruh terhadap kadar glukosa darah pada laki-laki dewasa normal.

2. Ekstrak kayu manis tidak dapat menurunkan kadar glukosa darah pada laki-laki dewasa normal secara signifikan.

5.2 Saran

 Penelitian dilakukan lebih jauh dengan pemberian ekstrak kayu manis selama beberapa hari sebelumnya (misalnya seminggu),

 Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai efek kapsul ekstrak kayu manis terhadap glukosa darah dengan dosis yang berbeda.

 Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai efek ekstrak kayu manis terhadap glukosa darah pada perempuan dengan harapan akan memberikan hasil yang berbeda.

 Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai efek kayu manis terhadap glukosa darah dengan metode lain (menggunakan tes toleransi glukosa oral (TTGO) atau menggunakan mencit/tikus yang diinduksi diabetes aloksan)


(5)

48

DAFTAR PUSTAKA

Hasanzade, F., Toliat, M., & Emamimoghaadam, Z. (2013). The Effect of Cinnamon on Glucose of Type II Diabetes Patients. J Tradit Complement Med, III(3), 171-174.

Hlebowicz, J., Darwiche, G., Bjorgell, O., & Almer, L.-O. (2007). Effect of cinnamon on postprandial blood glucose, gastric emptying, and satiety in healthy subjects. Am J Clin Nutr(85), 1552-1556.

Howard, M. E., & White, N. D. (2013). Potential Benefits of Cinnamon in Type 2 Diabetes. Am J Lifestyle Med, VII(1), 23-26.

Jakhetia, V., Patel, R., Khatri, P., Pahuja, N., Garg, S., Pandey , A., et al. (2010). Cinnamon: A Pharmacological Review. J.Adv.Sci.Res, I(2), 19-23.

Longo, D., Fauci, A., Kasper, D., Hauser, S., Jameson, J., & Loscalzo, J. (2011).

Harrison's Principle of Internal Medicine (18th ed., Vol. 2). New York: McGraw-Hill Professional.

Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. (2006). Harper's Illustrated Biochemistry 27th Edition. New York: McGarw-Hill Companies Inc. PERKENI. (2011). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus

Tipe 2 di Indonesia 2011. Jakarta: PB Perkeni.

Ranasinghe, P., Pigera, S., Premakumara, G. A., Galappaththy, P., Costantine, G.

R., & Katulanda, P. (β01γ). Medicinal properties of ‘true’ cinnamon

(Cinnamomum zeylanicum): a systematic review. BMC Complementary

and Alternative Medicine, 13, 275-85.

Rao, P. V., & Gan, S. H. (2014). Cinnamon: A Multifaceted Medicinal Plant. (M. A. Kamal, Penyunt.) Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 2014, 1-12.

Sherwood, L. (2010). Human Physiology: From Cell To Systems (7th ed.). Pacific Grove: Brooks/Cole.

Shihabuden, H. M., Priscila, D. H., & Thirumurugan, K. (2011). Cinnamon extract inhibits a-glucosidase activity and dampens postprandial glucose excursion in diabetic rats. Nutrition & Metabolism, 3, 46-57.


(6)

49

Tanto, C., Liwang , F., Hanifati, S., & Pradipta, E. A. (2014). Kapita Selekta Kedokteran UI Edisi IV. Jakarta: Media Aesculapius.

Vangalapati, M., Satya, S., Prakash, S., & Avanigadda, S. (2012). A Review on Pharmacological Activities and Clinical effects of Cinnamon Species.

Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Science, III(1), 653-661.