BIMBINGAN PENERIMAAN DIRI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI (Penelitian pada peserta didik kelas V SD Negeri Tegalmulyo Surakarta tahun pelajaran 2015/2016).

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan manusia terdapat proses pekembangan yang berlangsung
secara bertahap dan berkesinambungan. Perkembangan sebagai sebuah proses
dapat berlangsung di mana saja, salah satunya melalui pendidikan di Sekolah.
Pendidikan sebagai sebuah proses belajar memang tidak cukup dengan sekedar
mengejar masalah kecerdasanya saja. Berbagai potensi peserta didik juga harus
mendapatkan perhatian yang proposional agar berkembang secara optimal.
Bimbingan dan konseling di sekolah membantu peserta didik untuk berkembang
dan mencapai semua tugas perkembangan. Layanan bimbingan bukan hanya
berfokus pada kognitif saja, namun secara non kognitif juga penting terhadap
perkembangan peserta didik, salah satunya adalah percaya diri.
Berkembangnya rasa percaya diri atau citra diri yang positif pada diri
peserta didik sangat penting untuk kebahagiaan dan kesuksesannya kelak. Dimulai
dari masa kanak-kanak, anak yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi akan
merasa nyaman dengan dirinya sendiri, cenderung mengetahui potensi yang ada
pada dirinya, dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik. Seperti yang
dikemukakan oleh Hakim (2002:6) “Kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang
terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan membuat kemampuan

untuk mencapai berbagai tujuan hidup.”
Ada banyak cara untuk melatih anak menjadi lebih percaya diri, salah
satunya adalah dengan menanamkan sikap penerimaan diri (self-acceptance).
“Yang dimaksud dengan menerima diri adalah memiliki penghargaan yang tinggi
terhadap diri sendiri, tidak bersikap sinis terhadap diri sendiri” Supratiknya (1995:
84). Dari pendapat tersebut diketahui bahwa penerimaan diri (self-acceptance)
menjadi faktor utama yang penting dalam membentuk rasa percaya diri, jika
peserta didik mempunyai penghargaan yang tinggi terhadap dirinya maka
otomatis peserta didik menjadi lebih berani dan yakin dalam melakukan sesuatu
secara bertanggung jawab. Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Shaver dan
1

2

Friedman dalam Hurlock (2004: 19) menyebutkan bahwa: ”Beberapa esensi
kebahagiaan atau keadaan sejahtera, kenikmatan atau kepuasan, di antaranya
adalah sikap menerima (acceptance), kasih sayang (affection), dan prestasi
(achievement)”. Dikatakan bahwa sikap menerima atau penerimaan diri adalah
sumber kebahagiaan seseorang, bisa dikatakan bahwa kebahagian adalah tujuan
hidup setiap orang, oleh sebab itu sikap penerimaan diri penting untuk dikenalkan

sejak dini kepada peserta didik. Penerimaan diri dapat dilihat dengan bagaimana
peserta didik mampu menghargai kelebihan serta menerima kekurangannya.
Penerimaan diri menjadi dasar dalam menamkan rasa percaya diri kepada peserta
didik.
Pembentukan kepercayaan diri merupakan proses yang membutuhkan waktu
yang tidak singkat. Sejak dini, orang tua dan guru hendaknya selalu berusaha
membentuk dan mempertahankan kepercayaan diri anak. Jika sejak dini anak
selalu mendapat cemooh, selalu menerima kritikan dan sering merasakan
kekecewaan maka anak akan kehilangan rasa percaya dirinya dan berlanjut hingga
anak tersebut dewasa dan tidak bisa berkembang secara optimal. Padahal anak
merupakan investasi bagi penyiapan sumber daya manusia di masa depan. Maka
dari itu dalam rangka mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas
masa sekolah dasar adalah pendidikan formal pertama untuk membentuk karakter
peserta didik termasuk di dalamnya adalah rasa percaya diri.
Menurut Yusuf (2011: 24) masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai
masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada masa keserasian
bersekolah ini secara relatif, anak-anak mudah dididik daripada masa sebelum
atau sesudahnya. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan masa usia sekolah
dasar adalah masa yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai karakter salah satunya
adalah percaya diri, karena anak lebih mudah dididik. Atas dasar inilah peneliti

ingin memberikan bimbingan penerimaan diri dengan menggunakan media audio
visual untuk meningkatkan rasa percaya diri kepada anak sekolah dasar agar dapat
berguna bagi masa depannya kelak.
Berdasarkan observasi yang dilakukan tanggal 19 Agustus 2015 di SD
Negeri Tegalmulyo diketahui bahwa peserta didik kelas V rata-rata berasal dari

3

keluarga yang perekonomiannya menengah kebawah. Hal ini sedikit memicu
rendahnya kepercayaan diri peserta didik. Selain itu penjelasan materi pelajaran
yang masih berpusat pada guru (Teacher Centered) mengakibatkan kondisi
belajar mengajar menjadi pasif serta peserta didik juga menjadi pasif dan mudah
bosan.
Pada saat dilakukan observasi masih ditemukan beberapa peserta didik yang
memiliki kepercayaan diri rendah, seperti tidak berani menyatakan pendapat,
merasa malu saat tampil di depan kelas, timbulnya rasa malu yang berlebihan, dan
mudah cemas dalam menghadapi berbagai situasi. Hal ini menjadikan
kemampuan akademik peserta didik kurang optimal, dan mengakibatkan
rendahnya nilai dan pretasi belajar peserta didik. Hal ini patut diberi bantuan,
maka dari itu perlu dicari solusi agar rasa percaya diri peserta didik dapat

meningkat sehingga prestasi belajarnyapun meningkat.
Piaget dalam Fudyartanta (2011: 236) mengemukakan bahwa anak umur 7 –
11 tahun sebagai fase operasional konkret. Anak-anak dapat berpikir secara logis,
tetapi masih membutuhkan objek bantu yang nyata (konkret). Hal tersebut berarti
anak-anak dapat mengerti dan paham terhadap pelajaran yang disampaikan oleh
guru jika diberikan contoh yang nyata dan konkret, misalnya dengan
menggunakan benda-benda yang nyata atau sering disebut dengan alat peraga,
atau video yang berkaitan dengan materi layanan atau pelajaran yang
disampaikan. Dalam hal ini media bimbingan juga bisa dipakai sebagai objek
bantu yang nyata untuk memberikan layanan kepada peserta didik.
Nursalim (2013: 6) menuturkan bahwa media bimbingan dan konseling
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan bimbingan
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik
untuk memahami diri, mengambil keputusan serta masalah yang dihadapi.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa media bimbingan dirasa
efektif untuk menarik perhatian dan minat peserta didik apalagi untuk peserta
didik di sekolah dasar yang masih membutuhkan objek bantu yang mendekati
nyata.

4


Media Bimbingan juga mempunyai macam-macam jenis yang dirasa tepat
untuk meningkatkan rasa percaya diri, yaitu media bimbingan berbasis visual
yang terdiri dari media grafis, media modul, dan media bimbingan berbasis audio
serta audio visual. Namun media bimbingan berbasis audio visual dalam bentuk
video dapat digunakan untuk meningkatkan percaya diri karena memanfaatkan
indra pendengaran dan penglihatan secara bersamaan. Seperti yang diungkapkan
teori kerucut pengalaman (cone of experience) oleh Edgar Dale dalam Sukiman
(2011: 184) “Media audio visual memiliki efektivitas yang tinggi dari pada media
visual dan media audio, melalui media audio visual peserta didik dibawa pada halhal yang konkret untuk memahami hal yang abstrak.”
Sehubungan dengan hal tersebut, akan dikaji tentang keefektifan bimbingan
penerimaan diri dengan menggunakan media audio visual untuk meningkatkan
rasa percaya diri peserta didik kelas V di SD Negeri Tegalmulyo Surakarta

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas, dapat diidentifikasikan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
a. Masih banyak peserta didik di SD Negeri Tegalmulyo Surakarta yang
belum memiliki rasa percaya diri.
b. Pendidik (guru) masih kurang dapat memahami arti pentingnya rasa

percaya diri dan bagaimana mengembangkannya pada peserta didik.
c. Guru sekolah dasar masih menggunakan metode belajar yang berpusat
pada guru (Teacher Centered) dan mengakibatkan peserta didik pasif
dan kurang percaya diri.

C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah, maka masalah yang akan diteliti dan
dibahas dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Objek penelitian
a. Bimbingan penerimaan diri melalui media audio visual
b. Percaya Diri

5

2. Subjek Penelitian
Peserta didik kelas V SD Negeri Tegalmulyo Surakarta tahun ajaran
2015/2016.

D.


Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, serta pembatasan masalah
di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
Apakah bimbingan penerimaan diri dengan menggunakan media audio
visual efektif untuk meningkatkan rasa percaya diri peserta didik kelas V di SD
Negeri Tegalmulyo Surakarta?.

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari kegiatan penelitian
ini adalah:
Untuk

menguji

keefektifan

bimbingan

penerimaan


diri

dengan

menggunakan media audio visual untuk meningkatkan rasa percaya diri peserta
didik kelas V di SD Negeri Tegalmulyo Surakarta.

F. Manfaat Penelitian
Setelah perumusan masalah dan tujuan masalah maka berdasarkan hal-hal
tersebut di atas dapat dikemukakan manfaat penelitian sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah:
Memperluas kajian ilmu pengetahuan bidang bimbingan dan konseling
khususnya pada bidang media bimbingan dan konseling sehingga dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan peserta didik.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah:
a.


Membantu peserta didik untuk meningkatkan rasa percaya diri di SD
Negeri Tegalmulyo Surakarta.

6

b.

Memberikan masukan kepada guru kelas di SD Negeri Tegalmulyo
Surakarta tentang penyelipan bimbingan dalam setiap kegiatan belajar
mengajar sesuai dengan Undang-undang Guru dan Dosen Bab 1 pasal I,
serta memanfaatkan penggunaan media untuk menarik perhatian peserta
didik.

c.

Memberikan wawasan kepada pembaca dan peneliti lain tentang
bimbingan penerimaan diri dengan menggunakan media audio visual
untuk meningkatkan rasa percaya diri.


Dokumen yang terkait

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24