Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan Skripsi yang berjudul: PERAN CABANG MUHAMMADIYAH TULUNG KLATEN DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TULUNG TAHUN 2010-2015

  

PERAN CABANG MUHAMMADIYAH TULUNG KLATEN DALAM

MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TULUNG

TAHUN 2010-2015

  

SKRIPSI

  Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu

  Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Oleh:

  

ARI NUR AZIZAH

NIM: G000100114

NIRM: 10/X/02.2.1/T/4429

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

NOTA DINAS PEMBIMBING

  Surakarta, 3 Mei 2014 Kepada Yth. Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta di Surakarta.

  Assalamu’alaikum wr. wb.

  Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan Skripsi yang berjudul:

  

PERAN CABANG MUHAMMADIYAH TULUNG KLATEN DALAM

MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TULUNG

TAHUN 2010-2015

  yang ditulis oleh: Nama : Ari Nur Azizah NIM/NIRM : G000100114 / 10/X/02.2.1/T/4429 Program Studi : Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) saya berpendapat bahwa Skripsi tersebut sudah dapat diajukan untuk dimunaqasyahkan dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam.

  Wassalamu’alaikum wr. wb.

  Pembimbing I, Pembimbing II,

  

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS AGAMA ISLAM

Jl. A. Yani. Tromol Pos I. Pabelan Kartasura Telp (0271) 717417, 719483 Fax 71544 Surakarta 57102

  

PENGESAHAN

  Skripsi berjudul : PERAN CABANG MUHAMMADIYAH TULUNG KLATEN DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TULUNG TAHUN 2010-2015

  Penyusun : Ari Nur Azizah NIM : G000100114 NIRM : 10/X/02.2.1/T/4429 Fakultas : Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Tanggal Ujian : 9 Juni 2014 Telah dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.).

  Surakarta, 18 Juni 2014 Dekan

  (Dr. M. Abdul Fattah Santosa, M.Ag.) Penguji II

  Penguji I (Dr. Imron Rosyadi, M.Ag.)

  (Dra. Mahasri Shobahiya, M.Ag.) Penguji III

  (Drs. Najmuddin Zuhdi, M.Ag.)

PERNYATAAN KEASLIAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ari Nur Azizah NIM : G000100114 NIRM : 10/X/02.2.1/T/4429 Fakultas : Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Menyatakan bahwa naskah skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian tertentu yang telah dirujuk sumbernya.

  Surakarta, 3 Mei 2014 Saya yang menyatakan,

  Ari Nur Azizah NIM : G000100114

  NIRM : 10/X/02.2.1/T/4429

  

MOTTO

           

   

  “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung” (QS. Ali ‘I

  mrān ayat 104).

  

PERSEMBAHAN

  Dengan Rahmat Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang kupersembahkan karya sederhana ini kepada:

  1. Kedua orang tuaku yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, mendidik, serta mendo’akan putra putrinya dalam setiap langkah yang ditempuh.

  Semoga Allah swt. membalas segala pengorbanannya serta melimpahkan rahmat dan ridho-Nya.

  2. Kakak-kakakku tercinta yang telah memberikan warna dalam hidupku serta motivasi untuk terus maju dalam menjalani hidup ini.

  3. Kakek nenekku yang telah memberikan pelajaran hidup yang sangat berharga.

  4. Teman-temanku FAI Tarbiyah angkatan 2010 yang telah bersama-sama dalam menimba ilmu, semoga ilmu yang diperoleh dapat bermanfaat bagi kehidupan.

  5. Almamaterku tercinta.

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

  Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988.

  1. Konsonan Tunggal

  Huruf Nama Huruf Latin Keterangan Arab

  Alif Tidak Tidak dilambangkan

  ا

  dilambangkan ba’ B Be

  ب

  ta’ T Te

  ت

  sa’ Es (dengan titik di atas)

  ث

  Jim J Je

  ج

  a’ Ha (dengan titik di bawah)

  ح

  kha’ Kh Ka dan Ha

  خ

  Dal D De

  د

  Zet (dengan titik di atas) Żal Ż

  ذ

  ra’ R Er

  ر

  Zai Z Zet

  ز

  Sin S Es

  س

  Syin Sy Es dan Ye

  ش

  Es (dengan titik di bawah) ād

  ص

  a De (dengan titik di bawah)

  ض

  a’ Te (dengan titik di bawah)

  ط

  a’ Zet (dengan titik di bawah)

  ظ viii Gain G Ge

  غ

  fa’ F Ef

  ف

  Q Qi Qāf

  ق

  ك

  K Ka kāf

  Lam L El

  ل

  Mim M Em

  م

  Nun N En

  ن

  ha’ H Ha

  ه

  Hamzah Apostrof

  ء

  ya’ Y Ye

  ي

  2. Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap Ditulis ‘iddah

  ةّﺪﻋ 3.

  Ta’ Marbū ah

  a. Bila dimatikan ditulis h

  ﺔﺒھ Ditulis hibah ﺔﯾﺰﺟ

  Ditulis jizyah (ketentuan ini tidak diberlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya). Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan “h”.

  ءﺎﯿﻟ وﻷا ﺔﻣاﺮﻛ

  Ditulis karāmah al-auliyā’ b.

  Bila ta’ marbū ah hidup atau dengan harakat fathah, kasrah, dan dammah ditulis “t”

  ﺮﻄﻔﻟا ةﺎﻛز Ditulis

  zakātul fitri ix

  4. Vokal Pendek kasrah ditulis i

  ِ

  fat ah ditulis a

  َ

  ammah ditulis u

  ُ

  5. Vokal Panjang ā jāhiliyah fat ah + alif contoh: ditulis

  ﺔﯿﻠھﺎﺟ

  fat ah + alif layyinah contoh: ditulis ā yas’ā

  ﻰﻌﺴﯾ

  kasrah + ya’ mati ditulis ī karīm

  ﻢﯾﺮﻛ

  ditulis ū furū ammah + wāwu mati ضوﺮﻓ

  6. Vokal Rangkap ai bainakum fat ah + ya’ mati contoh: ditulis

  ﻢﻜﻨﯿﺑ

  au qaulun fat ditulis ah + wāwu mati contoh: لﻮﻗ

  7. Huruf Sandang “ ”

  لا

  Kata sandang “ ” ditransliterasi dengan “al” diikuti dengan tanda

  لا

  penghubung “-”, baik ketika bertemu dengan huruf qamariyyah maupun huruf syamsiyyah, contoh: ditulis al-qalamu

  ﻢﻠﻘﻟا

  ditulis al-syamsu

  ﺲﻤ ﺸﻟا

  8. Huruf Kapital Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri, dan sebagainya seperti ketentuan EYD. Awal kata sandang pada nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital, contoh: ditulis

  لﻮﺳر ﻻا ﺪﻤﺤﻣ ﺎﻣو Wa mā Mu ammadun illa rasūl

  

ABSTRAK

  Peran Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten Dalam Meningkatkan Pendidikan Masyarakat Tulung Tahun 2010-2015

  Oleh: Ari Nur Azizah Muhammadiyah merupakan sebuah gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf

  

nahi munkar yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah. Tujuan berdirinya

  Muhammadiyah yaitu untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, Muhammadiyah memiliki struktur organisasi dalam menata kelembagaan serta menyelenggarakan amal usaha di berbagai bidang. Cabang Muhammadiyah di Kecamatan Tulung telah menunjukkan kiprahnya terutama di bidang pendidikan. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya lembaga pendidikan yang diselenggarakan, baik formal, nonformal, maupun informal. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan usaha- usaha yang dilakukan Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten dalam meningkatkan pendidikan masyarakat Tulung serta faktor pendukung dan faktor penghambatnya.

  Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan jenis pendekatan kualitatif, yakni penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan metode wawancara, dokumentasi, dan observasi. Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif.

  Berdasarkan analisis data penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa Cabang Muhammadiyah Tulung memiliki peran yang sangat penting dalam usaha meningkatkan pendidikan masyarakat Tulung. Usaha-usaha tersebut dilakukan dengan menyelenggarakan bentuk kegiatan pendidikan nonformal berupa pengajian-pengajian dan keterampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

  Kegiatan tersebut dikoordinasi oleh masing-masing Majelis dan Lembaga yang dibentuk oleh PCM Tulung. Adapun faktor pendukung pelaksanaan pendidikan yang diselenggarakan PCM Tulung berasal dari faktor peserta didik yang antusias, pendidik dan sarana pendidikan, sedangkan faktor penghambatnya berasal dari faktor peserta didik yang kurang konsisten dalam mengikuti kegiatan dan faktor lingkungan. Oleh karena itu, di satu sisi peserta didik sebagai faktor pendukung, dan di sisi yang lain juga sebagai faktor penghambat. Kata Kunci: Muhammadiyah, Pendidikan, Masyarakat Tulung

KATA PENGANTAR

  

   

ﻭ ﻪﻟﹶﺍ ﻰﹶﻠﻋﻭ ﻦﻴﻠﺳﺮﻤﹾﻟﺍﻭ ِﺀﺎﻴﹺﺒﻧ ﹶﺄﹾﻟﺍ ﻑﺮﺷﹶﺍ ﻰﹶﻠﻋ ﻡ ﺎﹶﻠﺴﻟﺍﻭ ﹸﺓ ﺎﹶﻠﺼﻟﺍﻭ ﻦﻴﻤﹶﻟ ﺎﻌﹾﻟﺍ ﺏﺭ ِﷲﺍ ﺪﻤﺤﹾﻟﹶﺍ

ﺪﻌﺑﺎﻣﹶﺍ ﻦﻴﻌﻤﺟﹶﺍ ﻪﺒﺤﺻ

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. yang telah membimbing manusia menuju jalan yang telah diridhoi Allah swt

  Skripsi yang berjudul Peran Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten dalam Meningkatkan Pendidikan Masyarakat Tulung Tahun 2010-2015 ini menggambarkan tentang usaha-usaha yang dilakukan Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten dalam meningkatkan pendidikan masyarakat. Usaha tersebut diwujudkan dengan menyelenggarakan bentuk kegiatan pendidikan formal, nonformal, maupun informal.

  Penulis menyadari bahwa terselesainya penyusunan skripsi ini berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Dr. M. Abdul Fattah Santoso, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta.

  2. Dra. Mahasri Shobahiya, M.Ag., selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuk dalam menyusun skripsi ini.

  3. Drs. Imron Rosyadi, M.Ag., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

  4. Segenap Dosen FAI yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

  5. Seluruh staf TU dan Perpustakaan yang telah memberikan pelayanan berupa sarana dan prasarana yang baik dalam penyusunan skripsi ini.

  6. Ir. Nasikhun AlKoentjara selaku Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tulung yang telah membantu dalam penilitian skripsi ini.

  7. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini.

  Semoga Allah swt. membalas kebaikan serta melimpahkan rahmat kepada semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk kelengkapan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

  Surakarta, 6 Mei 2014 Ari Nur Azizah xii

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................... iv HALAMAN MOTTO ................................................................................ v HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi HALAMAN TRANSLITERASI ................................................................ vii HALAMAN ABSTRAK ............................................................................ x KATA PENGANTAR ............................................................................... xi DAFTAR ISI ............................................................................................. xiii DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii

  BAB I : PENDAHULUAN................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................. 2 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 3 BAB II : LANDASAN TEORI .............................................................. 4 A. Tinjauan Pustaka ............................................................... 4 B. Tinjauan Teoritik .............................................................. 6

  1. Muhammadiyah ........................................................... 6

  a. Pengertian Muhammadiyah ................................... 6

  b. Dasar dan Tujuan Muhammadiyah ........................ 7

  c. Amal Usaha Muhammadiyah ................................. 8

  d. Susunan Organisasi Muhammadiyah ..................... 9

  e. Konsep Pendidikan Muhammadiyah ...................... 10

  2. Pendidikan ................................................................. 11

  a. Pengertian Pendidikan ........................................... 11

  b. Tujuan dan Fungsi Pendidikan ............................... 12

  c. Faktor-faktor Pendidikan ....................................... 14

  d. Jalur Pendidikan .................................................... 15

  e. Catur Pusat Pendidikan .......................................... 17

  BAB III : METODE PENELITIAN ........................................................ 18 A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................ 18 B. Tempat dan Subjek Penelitian ........................................... 18 C. Metode Pengumpulan Data ............................................... 19 D. Metode Analisis Data ........................................................ 20 BAB IV : DESKRIPSI DATA ................................................................ 21 A. Gambaran Umum Cabang Muhammadiyah Tulung

  xiv Klaten ............................................................................... 21

  1. Letak Geografis.......................................................... 21

  2. Sejarah Berdirinya ..................................................... 21

  3. Susunan Pengurus ...................................................... 22

  4. Tujuan Berdirinya Cabang Muhammadiyah Tulung ... 23

  B. Kegiatan Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten ............. 24

  1. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan ................................. 24

  2. Sarana dan Prasarana .................................................... 30

  3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendidikan ................................................................... 31

  a. Faktor Pendukung .................................................. 31

  b. Faktor Penghambat ................................................ 32

  BAB V : ANALISIS DATA .................................................................. 33 A. Peran Cabang Muhammadiyah Tulung dalam Meningkatkan Pendidikan Masyarakat .............................. 33

  1. Kegiatan Pendidikan Formal .................................. 34

  2. Kegiatan Pendidikan Nonformal ................................... 35

  3. Kegiatan Pendidikan Informal ...................................... 37

  B. Faktor Pendukung dan Penghambat Cabang Muhammadiyah Tulung dalam Meningkatkan Pendidikan Masyarakat ........ 38

  BAB VI : PENUTUP .............................................................................. 40 A. Kesimpulan ....................................................................... 40 B. Saran ................................................................................ 41 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 43 LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data MIM se-Cabang Tulung Tahun 2013/2014, 26.

  Tabel 2 Jadwal pelaksanaan Manasik Haji dan Umrah LBIH Tulung Tahun 2013, 28. Tabel 3 Data Inventaris Sarana dan Prasarana Milik PCM Tulung, 30.

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Pengajuan Judul Skripsi Lampiran 2 Permohonan Menjadi Pembimbing I Lampiran 3 Permohonan Menjadi Pembimbing II Lampiran 4 Permohonan Ijin Riset Lampiran 5 Surat Keterangan Telah Melakukan Riset Lampiran 6 Berita Acara Konsultasi Pembimbing I Lampiran 7 Berita Acara Konsultasi Pembimbing II Lampiran 8 Transkip Wawancara Lampiran 9 Daftar Pengurus Majelis dan Lembaga PCM Tulung Lampiran 10 Foto Dokumentasi Cabang Muhammadiyah Tulung Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammadiyah merupakan sebuah gerakan Islam, dakwah amar

  ma’ruf nahi munkar yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah. Organisasi

  ini didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H

  1

  bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 di kota Yogyakarta. Tujuan berdirinya Muhammadiyah yaitu untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

  Untuk mencapai tujuan tersebut, Muhammadiyah memiliki struktur organisasi dalam menata kelembagaan. Pada dataran vertikal, “tubuh organisasi Muhammadiyah tersusun atas empat tingkatan, yaitu tingkat

  2 Ranting, Cabang, Daerah, dan Wilayah”. Adapun susunan organisasi tersebut dibentuk berdasarkan bidang kerja dan tugas untuk membangun masyarakat.

  Salah satu struktur organisasi tersebut adalah tingkat Cabang, yakni kesatuan Ranting Muhammadiyah dalam suatu tempat. Kabupaten Klaten memiliki Cabang Muhammadiyah yang tersebar di berbagai kecamatan, salah satunya Kecamatan Tulung. Cabang Muhammadiyah di Kecamatan ini telah menunjukkan kiprahnya di bidang pendidikan. Hal tersebut terbukti dengan 1 banyaknya lembaga pendidikan yang diselenggarakan, baik formal maupun

  Musthafa Kamal Pasha dan Ahmad Adaby Darban, Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam (Yogyakarta: LPPI, 2000), hlm. 70-71. 2 A. Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Muhammadiyah (Yogyakarta: Suara

  nonformal, seperti lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanak, Madrasah Ibtidaiyah, dan pengajian-pengajian.

  Sebagian besar masyarakat di kecamatan ini menganut agama Islam. Masyarakat yang dulunya sangat percaya terhadap hal-hal ghaib yang tidak bersumber pada al-Qur’an, mengikuti ritual dan tradisi nenek moyang, kini berangsur-angsur sudah mulai ditinggalkan. Hal ini karena adanya upaya Cabang Muhammadiyah Tulung untuk memurnikan kembali ajaran agama Islam dengan meningkatkan pendidikan secara intensif. Selain itu, untuk menghadapi perubahan zaman yang semakin maju, pendidikan sangatlah penting sebagai bekal generasi penerus agar tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif. Untuk meningkatkan pendidikan masyarakat, Cabang Muhammadiyah Tulung melakukan upaya dengan menyelenggarakan lembaga pendidikan formal yang dapat dijangkau masyarakat.

  Berdasarkan paparan di atas, Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten memiliki peran penting dalam melaksanakan dakwah Islam di tengah masyarakat, yaitu dengan meningkatkan pendidikan masyarakat dalam rangka memperbaiki sumber daya manusia agar lebih berkualitas sesuai tuntunan al- Qur’an dan Sunnah. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan judul Peran Cabang Muhammadiyah Tulung .

  Klaten dalam Meningkatkan Pendidikan Masyarakat Tulung B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis uraikan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Apa usaha-usaha yang dilakukan Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten dalam meningkatkan pendidikan masyarakat Tulung?

  2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten dalam meningkatkan pendidikan masyarakat Tulung?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin penulis capai adalah:

  a. Mendeskripsikan usaha-usaha yang dilakukan Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten dalam meningkatkan pendidikan masyarakat Tulung.

  b. Mendeskripsikan faktor pendukung dan faktor penghambat Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten dalam meningkatkan pendidikan masyarakat Tulung.

  2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritik dan praktis: a. Secara teoritik, yaitu untuk menambah wawasan dan khasanah keilmuan mengenai peran Cabang Muhammadiyah dalam meningkatkan pendidikan masyarakat.

  b. Secara praktis, yaitu sebagai bahan pertimbangan bagi Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten dalam mengembangkan program peningkatan pendidikan masyarakat, serta dapat dijadikan bahan pertimbangan dan referensi bagi penelitian sejenis.

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Untuk menunjukkan orisinalitas penulisan diperlukan hasil penelitian

  yang berkaitan dengan judul dan masalah yang akan penulis teliti. Beberapa penelitian yang berhubungan dengan masalah yang penulis angkat antara lain:

  1. Jacky Rudianto (UMS, 2010) dalam skripsinya yang berjudul Peran

  Muhammadiyah dalam Pengembangan Pendidikan Islam di Masyarakat (Pendekatan Sosiologis di Desa Playen Gunung Kidul). Dari penelitian

  tersebut disimpulkan bahwa peran Muhammadiyah di Desa Playen terhadap pelaksanaan pendidikan Islam ditempuh melalui kegiatan dari tiap majelis yang ada di Muhammadiyah, seperti Majelis Tabligh, Dikdasmen, Ekonomi, Wakaf, dan Kaderisasi. Dari sisi formal, Muhammadiyah telah memajukan pendidikan formal, dari tingkat TK (Taman Kanak-Kanak) hingga SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) sebagai lembaga pendidikan Islam. Sedangkan dari sisi nonformal, Muhammadiyah memajukan pendidikan yang berupa kajian Islam yang dilaksanakan sebulan sekali.

  2. Joko Nugroho (UMS, 2012) dalam skripsinya yang berjudul Peranan

  Ranting Muhammadiyah dalam Pendidikan Islam (Studi Kasus di Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul Tahun 2011). Dari hasil

  penelitian menunjukkan bahwa peranan Ranting Muhammadiyah dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan Islam diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah yang bekerja sama dengan takmir masjid Ngestiharjo. Pelaksanaan kegiatan pendidikan Islam digolongkan menjadi tiga macam, yaitu kegiatan pendidikan Islam formal, non formal, dan informal. Pelaksanaan kegiatan Islam formal dikembangkan melalui TK ABA. Sedangkan dalam kegiatan Islam nonformal diwujudkan dengan kajian Islam yang bekerja sama dengan

  ta’mir masjid. Untuk kegiatan pendidikan informal dilakukan dengan

  pembinaan secara langsung kepada pengurus ‘Aisyiyah melalui kegiatan yang memberikan kontribusi bagi pengurus ‘Aisyiyah dan warganya.

  3. Syarifuddin (UMS, 2012) dalam skripsinya yang berjudul Peran Ranting

  ‘Aisyiyah dalam Pendidikan Islam di Karangasem Laweyan Surakarta Tahun 2005-2010 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan Ranting

  ‘Aisyiyah Karangasem dalam pendidikan Islam dilaksanakan berdasarkan masing-masing majelis, di mana kegiatan tersebut diterapkan melalui tiga jalur pendidikan, yaitu jalur pendidikan formal, non formal, dan informal. Faktor pendukung yang paling mempengaruhi keberhasilan Ranting ‘Aisyiyah dalam pelaksanaan pendidikan Islam di Karangasem yaitu berupa faktor pendidik dan lingkungan, sedangkan faktor penghambat hampir semuanya berasal dari lingkungan.

  4. Dian Nurmalasari (UMS, 2012) dalam skripsinya yang berjudul Peran

  Pondok Pesantren Ma’ahid Kudus dalam Meningkatkan Pendidikan Masyarakat (Studi Kasus di Pondok Pesantren Ma’ahid Kudus) . Dari hasil

  penelitian disimpulkan bahwa bentuk peran dari Pondok Pesantren Ma’ahid

  Kudus salah satunya adalah membentengi masyarakat dari tradisi yang berbau syirik dengan diselenggarakannya pengajian umum. Peserta yang mengikuti pendidikan masyarakat bersifat heterogen, dari berbagai jenis kelamin, umur, dan pekerjaan. Faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan masyarakat antara lain adanya tenaga pengajar yang bertempat tinggal di lingkungan pondok, sehingga waktu yang digunakan lebih efektif dan efisien, adanya kesadaran dari masyarakat untuk menambah ilmu dan menjalin silaturrahmi. Sedangkan faktor penghambatnya berasal dari faktor

  ekstern , yaitu curah hujan yang tinggi dan berlangsung lama berpengaruh terhadap jumlah peserta pengajian.

  Dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa sudah ada beberapa penelitian yang serupa dengan penelitian yang penulis lakukan.

  Namun demikian, dari segi kasus dan lokasi penelitian terdapat perbedaan, di mana yang menjadi fokus penelitian ini adalah peran Cabang Muhammadiyah Tulung Klaten dalam meningkatkan pendidikan masyarakat Tulung. Dengan demikian, penelitian ini telah memenuhi kriteria kebaruan.

B. Tinjauan Teoritik

  1. Muhammadiyah

  a. Pengertian Muhammadiyah Muhammadiyah merupakan suatu persyarikatan gerakan Islam berlandaskan al-Qur’an dan Sunnah yang didirikan oleh KH. Ahmad

  Dahlan. Secara bahasa, “Muhammadiyah berasal dari bahasa Arab “Muhammad” yaitu nama nabi dan Rasul Allah yang terakhir, kemudian

  3

  mendapat “ya’ nisbiyah ” yang artinya menjeniskan”. Jadi Muhammadiyah berarti pengikut Nabi Muhammad saw., yang diyakini sebagai utusan Allah yang terakhir. Sedangkan menurut istilah, “Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi

  4 munkar , berasas Islam dan bersumber pada al-Qur’an dan Sunnah”.

  Gerakan ini dinamakan Muhammadiyah diharapkan dapat meneladani jejak perjuangan Rasulullah saw. dalam menegakkan ajaran Islam.

  b. Dasar dan tujuan Muhammadiyah Landasan berdirinya organisasi Muhammadiyah yaitu al-Qur’an dan Sunnah. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah dikenal sebagai orang yang cerdas dan tekun dalam mendalami isi dari ayat al- Qur’an dan Sunnah. Perlunya gerakan yang sistematis dalam memperbaiki kehidupan sosial-keagamaan didasarkan atas pendalaman Ahmad Dahlan terhadap Al-Qur’an surat Ali ‘I

  mrān ayat 104, yang

  berbunyi:

                  Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma'ruf dan mencegah dari

  5

yang munkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung .

  3 Musthafa Kamal Pasha dan Ahmad Adaby Darban, Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam (Yogyakarta: LPPI, 2000), hlm. 70. 4 5 Ibid. . hlm. 70.

  Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya: Mekar Surabaya, 2004),

  Sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah mempunyai maksud dan tujuan yakni “menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam

  6

  sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. Untuk mewujudkan masyarakat yang demikian, dibentuklah persyarikatan Muhammadiyah dengan misi dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar di tengah-tengah masyarakat luas.

  c. Amal usaha Muhammadiyah Untuk mencapai maksud dan tujuan, Muhammadiyah melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan. Amal usaha tersebut dilaksanakan sebagai usaha dalam memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

  Amal usaha di bidang pendidikan, Muhammadiyah telah banyak mendirikan ribuan sekolah dari tingkat TK sampai perguruan tinggi yang tersebar di seluruh tanah air. Ciri penting lembaga pendidikan yang dirintis adalah sistem pendidikan Islam modern yang holistik. Artinya “pendidikan Islam yang diperkenalkan Muhammadiyah memadukan pendidikan agama dan pendidikan umum dalam satu kesatuan sistem,

  7 baik dalam bentuk sekolah, madrasah, maupun pondok pesantren”.

  Usaha Muhammadiyah bidang sosial-kemasyarakatan ditandai 6 dengan berdirinya PKU (Pusat Kesehatan Umum), Rumah Yatim Piatu,

  PP Muhammadiyah, AD dan ART Muhammadiyah (Yogyakarta: Majelis Pengembangan Kader dan Sumber Daya Insani, 2005) AD Bab III pasal 6, hlm. 9. 7 Haedar Nashir, Muhammadiyah Abad Kedua (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2011),

  dan klinik. Gerakan sosial Muhammadiyah yang dikelola oleh PKU sejak awal telah menonjol dalam bidang penyantunan fakir-miskin, anak

  8

  yatim piatu, dan kesehatan. Dalam usaha melayani fakir miskin, Muhammadiyah melakukan perbaikan sistem pengumpulan dan pembagian zakat.

  Dalam bidang dakwah, “Muhammadiyah telah membangun tempat-tempat ibadah dan pengelolaan Lembaga Dakwah Khusus (LDK) yang melaksanakan program pengiriman Muballigh untuk masyarakat

  9 suku terasing, transmigrasi, dan masyarakat lainnya”.

  Gerakan amal usaha Muhammadiyah tersebut telah banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia. Banyaknya amal usaha tersebut menunjukkan bahwa misi gerakan Muhammadiyah adalah untuk kemajuan dan kemaslahatan masyarakat yang seluas-luasnya.

  d. Susunan Organisasi Muhammadiyah Muhammadiyah memiliki susunan organisasi yang terdiri atas

  Ranting, Cabang, Daerah, Wilayah, dan Pusat. Sedangkan Cabang sendiri merupakan kesatuan Ranting di suatu tempat yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga Ranting. Adapun syarat pendirian Cabang sekurang-kurangnya mempunyai:

  1) Pengajian/kursus berkala untuk anggota Pimpinan Cabang dan Pembantu Pimpinannya, Pimpinan Ranting, serta Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Cabang, sekurang-kurangnya sekali 8 dalam sebulan.

  Sutarmo, Muhammadiyah: Gerakan Sosial Keagamaan Modernis (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2005), hlm. 149.

  2) Pengajian/kursus muballigh/muballighat untuk seluruh muballigh/muballighat dalam lingkungan Cabangnya, sekurang- kurangnya sekali dalam sebulan. 3) Korps muballigh/muballighat Cabang, sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang. 4) Usaha-usaha pertolongan, seperti pemeliharaan anak yatim/anak asuh. 5) Taman Pendidikan Al-Qur’an/Madrasah Diniyah/Sekolah Dasar.

  10 6) Kantor/Sekretariat.

  Cabang Muhammadiyah yang bergerak secara aktif, kuat, dan dinamis dapat mencapai tujuan dan cita-cita Muhammadiyah menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

  e. Konsep pendidikan Muhammadiyah Menurut Ahmad Dahlan upaya strategis untuk menyelamatkan umat Islam dari keterbelakangan yaitu melalui pendidikan, yakni mengubah sistem pendidikan yang statis menuju sistem pendidikan yang dinamis. Adapun model pendidikan Muhammadiyah didasarkan pada nilai-nilai berikut:

  a. Pendidikan Muhammadiyah diselenggarakan merujuk pada nilai- nilai yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.

  b. Ruhul ikhlas untuk mencari ridha Allah SWT, menjadi dasar dan inspirasi dalam ikhtiar mendirikan dan menjalankan amal usaha di bidang pendidikan.

  c. Menerapkan prinsip kerjasama (m usyārakah) dengan tetap memelihara sikap kritis, baik pada masa Hindia Belanda, Jepang, Orde Lama, Orde Baru, hingga pasca Orde Baru.

  d. Memelihara prinsip pembaruan (ta

  jdīd), inovasi dalam menjalankan amal usaha di bidang pendidikan.

  e. Memiliki kultur untuk memihak pada kaum yang mengalami kesengsaraan (du

  ΄afā΄ dan mustad΄afīn) dengan melakukan proses-proses kreatif.

  f. Memperhatikan dan menjalankan prinsip keseimbangan (taw

  āsuţ

  atau moderat) dalam mengelola lembaga pendidikan antara akal

  

11

10 sehat dan kesucian hati.

  

PP Muhammadiyah, AD dan ART Muhammadiyah (Yogyakarta: Majelis Pengembangan

  Cita-cita pendidikan yang digagas K.H. Ahmad Dahlan adalah “lahirnya manusia-manusia baru yang mampu tampil sebagai “ulama intelek” atau “intelek ulama”, yaitu seorang Muslim yang memiliki

  12

  keteguhan iman dan ilmu yang luas, kuat jasmani dan rohani”. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, Ahmad Dahlan berusaha menghilangkan dikotomi pendidikan umum dan pendidikan agama dengan jalan mendirikan sekolah-sekolah umum dengan memasukkan ilmu keagamaan dan mendirikan madrasah-madrasah yang diberi pendidikan

  13

  ilmu pengetahuan umum. Selain itu, juga didirikan pondok pesantren yang di dalamnya memiliki suasana keagamaan sedangkan sistem pengajarannya mengikuti sistem madrasah/sekolah. Dengan usaha tersebut diharapkan dapat melahirkan manusia yang bertaqwa, cerdas, dan terampil yang mampu mengemban tugas sebagai khalifah.

  2. Pendidikan

  a. Pengertian pendidikan Dalam perkembangannya, istilah pendidikan berarti “bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar

  14

  ia menjadi dewasa”. Menurut Marimba, pendidikan adalah “bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan 11 jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang

  Tanfidz Keputusan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah (Yogyakarta: PP Muhammadiyah, 2010), hlm. 130-131. 12 Adi Nugroho, KH. Ahmad Dahlan: Biografi Singkat (1869-1923) (Jogjakarta: Garasi, 2010), hlm. 122. 13 Musthafa Kamal Pasha dan Ahmad Adaby Darban, Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam (Yogyakarta: LPPI, 2000), hlm. 90.

  15

  utama”. Pengertian lain, pendidikan adalah “usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam

  16 masyarakat dan kebudayaan”.

  Dari beberapa pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai kedewasaan dan tingkat hidup yang lebih tinggi sehingga cakap dalam melaksanakan tugas hidupnya.

  Sedangkan pendidikan masyarakat adalah pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa, termasuk pemuda di luar batas umur tertinggi kewajiban belajar, dan dilakukan di luar lingkungan dan system

  17

  persekolahan resmi. Pendidikan masyarakat merupakan wahana bagi perkembangan individu dan masyarakat dalam usaha mencerdaskan bangsa. Pendidikan ini dapat diselenggarakan oleh pemerintah, lembaga keagamaan, maupun organisasi yang ada di masyarakat.

  b. Tujuan dan fungsi pendidikan Tujuan merupakan unsur yang penting dalam pendidikan, karena dapat memberikan arah bagi pendidikan itu sendiri. Secara tradisional,

  “tujuan umum pendidikan adalah transmisi pengetahuan atau proses

  18

  membangun manusia menjadi berpendidikan”. Secara akademik, 15 pendidikan memiliki beberapa tujuan: 16 Sebagaimana dikutip dalam Ibid., hlm. 3. 17 Djumransjah, Filsafat Pendidikan (Malang: Bayumedia, 2006), hlm. 22.

  Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 57.

  1) Mengoptimalkan potensi kognitif, afektif, dan psikomotor siswa, 2) Mewariskan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi, 3) Mengembangkan daya adaptabilitas siswa, 4) Meningkatkan dan mengembangkan tanggung jawab moral siswa, 5) Mendorong siswa mengembangkan sikap bertanggungjawab, 6) Mendorong dan membantu siswa memahami hubungan yang seimbang antara hukum dan kebebasan pribadi dan sosial.

  7) Mendorong dan mengembangkan rasa harga diri, kemandirian hidup, kejujuran dalam bekerja, dan integritas, 8) Mendorong dan mengembangkan kemampuan siswa untuk melanjutkan studi, 9) Mendorong dan mengembangkan dimensi fisik, mental, dan disiplin bagi siswa, 10) Mengembangkan proses berpikir secara teratur pada diri siswa, 11) Mengembangkan kapasitas diri sebagai makhluk Tuhan yang akan menjadi pengemban amanah di bumi.

  19 Adapun fungsi pendidikan dalam arti sempit ialah “membantu

  (secara sadar) perkembangan jasmani dan rohani peserta didik. Fungsi pendidikan secara luas ialah sebagai alat pengembangan pribadi, warga negara, kebudayaan, dan bangsa”.

  20 Sedangkan fungsi utama pendidikan

  adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, serta peradaban yang bermartabat dalam kehidupan atau dengan kata lain pendidikan berfungsi memanusiakan manusia agar menjadi manusia yang benar sesuai norma yang dijadikan landasannya.

  21 Dengan

  demikian, secara garis besar, fungsi pendidikan yaitu mengubah pola pikir manusia untuk menuju kehidupan yang lebih berkembang.

  19 Ibid. , hlm. 41-42. 20 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 11. 21 Abdul Kadir, et al., Dasar-dasar Pendidikan (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2009), c. Faktor-faktor pendidikan Pelaksanaan berbagai jenis pendidikan memerlukan faktor-faktor agar kegiatan pendidikan dapat terlaksana dengan baik. Faktor-faktor tersebut di antaranya: 1) Tujuan pendidikan

  “Tujuan disebut juga cita-cita pendidikan yang berfungsi untuk memberikan arah terhadap semua kegiatan dalam proses

  22 pendidikan”.

  2) Pendidik Pendidik adalah “orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaannya, mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan,

  23 makhluk sosial, dan sebagai individu (pribadi) yang mandiri”.

  Seorang pendidik dituntut untuk bertanggung jawab terhadap anak didiknya dan juga terhadap diri sendiri.

  3) Anak didik Anak didik adalah “anak yang belum dewasa yang memerlukan bimbingan dari orang yang sudah dewasa, untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, warga Negara, anggota

  24 22 masyarakat, dan sebagai suatu pribadi yang mandiri”. 23 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 123.

B. Suryosubroto, Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 18.

  4) Sarana/alat pendidikan Sarana pendidikan adalah “segala sesuatu yang dapat dipergunakan pendidik dalam usahanya untuk mencapai tujuan

  25 pendidikan yang telah dirumuskan”.

  5) Lingkungan Lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di sekitar peserta didik. “Ada tiga macam lingkungan menurut tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan, yaitu lingkungan

  26 keluarga, sekolah, dan masyarakat”.

  Beberapa faktor di atas sangat berpengaruh terhadap proses pendidikan serta dapat menunjang tujuan pendidikan yang akan dicapai.

  d. Jalur pendidikan Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 13 ayat 1 tentang

  Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa ada tiga jalur pendidikan, yaitu pendidikan formal, nonformal, dan informal.

  1) Pendidikan formal Pendidikan formal ialah “jenis pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan (baik negeri atau swasta) untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan akademis yang memungkinkan untuk menjadi seorang ahli dan

  27 25 professional di bidangnya”. Kegiatan pendidikan formal 26 Ibid. , hlm. 21.

  Ibid. , hlm. 24. dilaksanakan secara sistematis, terstruktur dan berjenjang dari tingkat SD (Sekolah Dasar) sampai pendidikan tinggi atau Universitas.

  2) Pendidikan nonformal Pendidikan non formal ialah “jenis pendidikan yang membekali keterampilan-keterampilan praktis sehingga peserta didik dapat hidup mandiri, terampil dalam bidang tertentu yang dapat

  28 dimanfaatkan dalam kehidupan pekerjaan di masyarakat”.

  Pendidikan nonformal diselenggarakan di luar sistem persekolahan yang diperuntukkan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan. 3) Pendidikan informal

  Pendidikan informal ialah “jenis pendidikan yang dilakukan oleh orang tua untuk mendidik anak-anak agar mereka menjadi

  29 pribadi yang dewasa dan bertanggung jawab di masyarakat”.

  Pendidikan informal tidak ada perjenjangan dan tidak terorganisasi secara terstruktur.