NILAI-NILAI MORAL DALAM TRADISI NGALAP BERKAH PADA MASYARAKAT DI KAWASAN BLEDUG KUWU, DESA KUWU, KEC. KRADENAN, KAB. GROBOGAN TAHUN 2015 - Test Repository

  

NILAI-NILAI MORAL DALAM TRADISI NGALAP BERKAH PADA

MASYARAKAT DI KAWASAN BLEDUG KUWU, DESA KUWU, KEC.

  

KRADENAN, KAB. GROBOGAN

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

  

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

MIFTACHUL SARIUN JANAH

  

111 11 205

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

ميحرلانمحلاهللمسب

  Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Miftachul Sariun Janah NIM : 111 11 205 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 12 September 2015 Penulis Miftachul Sariun Janah

  NIM : 111 11 205

  

MOTTO

ِ َلَاِب ْكِرْشُت َلَ ّيَنُبَي هُظِعَي َوُه َو ِهنِبْلإ ُنَمْقُل َلاَقْذِإ َو ٌمْي ِظَع

  ٌمْلُظَل َك ْرِّشلا ّنِإ

Dan (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di

  waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku,

  

janganlah kamu mempersekutukan (Allah) adalah benar-

benar kezaliman yang besar”.

  (Q.S Luqman: 13)

  PERSEMBAHAN

  Dengan rasa syukur kepada Allah atas segala karunia-Nya, saya persembahkan karya ini kepada:

  1. Bapak dan ibu tercinta yang selalu memberi kasih sayang, semangat, motivasi, dan nasihat untuk keberhasilan.

  2. Adikku Saiful Anwar terima kasih atas semangat, do‟a dan kebahagiaan yang diberikan.

  3. Keluarga besar yang selalu mendoakan dan memotivasi dalam kebaikan.

  4. BapakFatchurrohman M. Pd, yang telah membimbing skripsiku mulai dari awal hingga akhir dengan penuh kesabaran.

  5. Sahabat-sahabatku Faisal, Daiiul, Sinta, Yuanita, Wulan, Silvana, Vina, Cahyo yang memberikan motivasi luar biasa, Terima Kasih.

  6. Keluarga baru di Kost Osamaliki, Ika, Lutfi, dan Mbak Mala yang sudah Wisuda tahun lalu, dan Mbah Kost mbah Marjani dan Mas Jhony yang selalu memberi Nasihat dan Semangat.

  7. Teman-teman Pendidikan Agama Islam Angkatan 2011, khususnya PAI F semangat terus pantang mundur.

  8. Teman-teman PPL 2014 dan KKN 2015.

  9. Almamater IAIN Salatiga.

KATA PENGANTAR

  

ميحرلانمحلاهللمسب

  Alhamdulillahi robil‟alamin, segala puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Taufiq serta Hidayah-Nya yang tiada terhimgga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan jud ul “Nilai-nilai Moral dalam Tradisi Ngalap Berkah Pada Masyarakat di Kawasan Bledug Kuwu, Desa Kuwu,Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan ”.

  Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan Uswah Khasanah Rasulullah Muhammad S.A.W, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia yang mana beliaulah sebagai Rosul utusan Allah untuk membimbing umat manusia.

  Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPd.I) di Institut Agama Islam Negeri (I

  AIN) Salatiga. Skripsi ini berjudul “Nilai-nilai Moral dalam Tradisi

  

Ngalap Berkah Pada Masyarakat di Kawasan Bledug Kuwu, Desa

  Kuwu,Kecamatan Kradenan, Kabupaten Groboga n Tahun 2015”.

  Penulisan skripsi ini pun tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. BapakDr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. BapakSuwardi M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. IbuSiti Rukhayati, M. Ag, selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

  4. BapakFatchurrohman S.Ag, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  5. BapakMufiq, S. Ag, M.Phil, selakuDosenPembimbingAkademik.

  6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  7. Karyawan-karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.

  8. Ayah dan Ibu tercinta yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta memotivasi kepada penulis, baik moral maupun spiritual.

  9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik semoga amal kebaikannya diterima disisi Allah SWT. Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis khususnnya serta para pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 12 September 2015 Penulis

  Miftachul Sariun Janah 111 11 205

  

ABSTRAK

  Janah, Miftachul Sariun. 2015. Nilai-Nilai MoraL Dalam Tradisi Ngalap Berkah

  Pada Masyarakat di Kawasan Bledug Kuwu, Desa Kuwu, Kec.Kradenan Kab.Grobogan Tahun 2015 . Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

  Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd. Kata kunci: Nilai Moral, Tradisi Ngalap Berkah

  Latar belakang pembuatan skripsi ini untuk mengetahui nilai moral dalam tradisi Ngalap Berkah padamasyarakat yang berada di kawasan bledugkuwu yang mempercayai makam Mbah Ro Dukun sebagai tempat wasilah (perantara) untukmemintasesuatukepada Allah. Fokus yang dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimana sejarah Bledug Kuwu dan tradisi ngalap berkah pada makam Mbah Ro Dukun di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Bagaimana perilaku masyarakat muslim dalam tradisi ngalap berkah pada makam Mbah Ro Dukun di Desa Kuwu, Apa nilai-nilai moral keagamaan dalam tradisi ngalap berkah pada makam Mbah Ro Dukun di Desa Kuwu,

  Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan. Adapun tujuan penelitian ini Mengetahui sejarah Bledug Kuwu dan tradisi ngalap berkah pada makam Mbah

  Ro Dukun, Mengetahui perilaku masyarakat muslim dalam tradisi ngalap

  

berkah pada Mbah Ro Dukun di Desa Kuwu,Mengetahui nilai-nilai moral

  keagamaan yang terkandung dalam tradisi ngalap berkah pada makam Mbah Ro Dukun di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan.

  Sesuai dengan pendekatan kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan sangat penting sekali mengingat peneliti bertindak langsung sebagai instrumen langsung dan sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diambil diambil dari para informan / responden pada waktu mereka diwawancarai. Dengan kata lain data-data tersebut merupakan keterangan dari para informan, sedangkan data tambahan berupa dokumen. Keseluruhan data tersebut selain wawancara diperoleh dari observasi dan dokumentasi. Analisa data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu mengadakan reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data ini adalah mengadakan keabsahan.

  Hasil penelitian ini terdapat nilai moral dalam tradisi Ngalap Berkah di kawasan Bledug Kuwuyaitu: Sejarah tradisi Ngalap Berkah merupakan tradisi yang harus dilestarikan/dibudayakan. Tradisi tersebut selainuntuk mengenang kebaikan Raden Ayu Ngainah atauMbah Ro Dukun, Perilaku masyarakat muslim dalam ritual tradisi Ngalap Berkah antusiasme warga masyarakat juga masih kental akan tradisi yang turun temurun dari nenek moyang. Kebanyakan juga orang muslim yang datang meminta barokahnya Mbah Ro Dukun.

  Masyarakat mempercayai bahwa makam Mbah Ro Dukun mempunyai kekuatan berkah sebagai tempat wasilah (perantara) meminta sesuatu kepada Allah SWT, Nilai Moral etika kesopanan, dan menghormati tradisi yang turun menurun dari nenek moyang.

  

DAFTAR ISI

LOGO i …….…………………………………………………………. HALAMAN JUDUL ii …………………….………...…….………….. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING …..……………........................ PENGESAHAN KELULUSAN iv ….......…………………………… PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ….………...…………….. v H vi ALAMAN MOTTO …………………………….....……………… HALAMAN vii

PERSEMBAHAN……………………………………..

KATA PENGANTAR.... viii ………………………………………….... ABSTRAK x

  

….……...…………………………………………………

xii DAFTAR ISI……………………………………….………………… xvi DAFTAR TABEL………............................................................... xvii DAFTAR GAMBAR……………………………………………….

  DAFT xviii AR LAMPIRAN………………………………......................

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah…………………………………… B. Rumusan Masalah…………………………………………... 4 C.

  4 Tujuan Penelitian…………………………………………...

  D.

  Kegunaan Penelitian……..……………………………...…... 5 E.

  6 Penegasan Istilah……………………………………….. ....

  F.

  8 Metode Penelitian………………………………………….

  1.

  8 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian…………..

  2.

  8 Kehadiran Peneliti……………………………………..

  3.

  9 Lokasi Penelitian……………………………………….

  4.

  9 Sumber Data…………………………………………..

  5.

  9 Prosedur Pengumpulan Data………………………… 6.

  10 Analisis Data………………………………………….

  7.

  11 Pengecekan Keabsahan Data…………………………..

  8.

  13 Tahap - Tahap Penelitian……………………………… G.

  14 Sistematika Penulisan……………………………...........

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A.

  16 Nilai-nilai moral .....………………………………......... .....

  1. Pengertian Nilai Moral…………………………………. 16 2.

  18 Konsep Dasar Moral……..……………………………..

  17 4. Pendidikan Nilai Moral Keluarga Dan Masyarakat..…..

3. Pendidikan Nilai Moral Dalam Masyarakat……………

  19 6. Fungsi Agama dalam pembinaan moral ….......................... 20 7.

  33 1. Gambaran Umum Lokasi……………………………

  39 1. Sejarah Bledug Kuwu dan tradisi ngalap berkah pada makam Mbah Ro Dukun di Desa Kuwu,

  38 B. Temuan Penelitian………………………………………..

  36 d. Kondisi Sosial Agama Dan Budaya………..

  34 c. Sasaran Dan Prasarana Yang Berada di Desa Kuwu……………………………………….

  33 b. Keadaan Demografis……………………..

  33 a. Keadaan Geografis………………………….

  Paparan Data…………………………………………….

  Pengaruh Agama Terhadap Golongan Masyarakat……

  19 5. Pengertian Agama……………………………………..

  Sejarah Singkat Terjadinya Bledug Kuwu Dan Ngalap Berkah Pa da Makam Mbah Ro Dukun…………………

  26 4. Pengertian Tradisi Ngalap Berkah……………………… 28 5.

  25 3. Kebudayaan spiritual Jawa/Kejawen…………………...

  22 2. Makna Tradisi Dalam Masyarakat Jawa……………….

  22 1. Landasan Historis Kebudayaan/Tradisi………………..

  20 B. Tradisi Ngalap Berkah……………………………………..

  29 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Kec. Kradenan, Kab. Grobogan ……………………

  40 2. Perilaku Masyarakat Dalam Tradisi Ngalap Berkah...

  Berkah pada masyarakat di makam Mbah Ro Dukun

  66 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  64 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………

  62 B. Saran………………………………………………………..

  Kesimpulan…………………………………………………

  53 BAB V PENUTUP A.

  di Desa Kuwu, Kec. Kradenan, Kab.Grobogan ……….

  50 3. Nilai-nilai Moral dalam tradisi Ngalap

  43 3. Nilai-nilai Moral dalam tradisi Ngalap

  berkah pada makam Mbah Ro Dukun ……………….

  48 2. Perilaku masyarakat muslim dalam tradisi ngalap

  Kec. Kradenan, Kab. Grobogan ………………………

  48 1. Sejarah Bledug Kuwu dan tradisi ngalap berkah pada makam Mbah Ro Dukun di Desa Kuwu,

  Analisis hasil Temuan…………………………………...

  45 BAB IV PEMBAHASAN A.

  Berkah pada makam Mbah Ro Dukun ……………..

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  DAFTAR TABEL Tabel I.

  Daftar Jumlah Penduduk ………………………

  36

  DAFTAR GAMBAR 1.

  GambarBledugkuwu 2. GambarMakamMbah Ro dukun 3. GambarSesajidanKembangtelon

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Lampiran 2. Pedoman Wawancara Lampiran 3. Daftar Nilai SKK Lampiran 4. Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian Lampiran 6. Surat Pernyataan Penelitian Lampiran 7. Surat Tugas Pembimbing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia sangat kaya akan budaya yang tersebar disetiap

  pulau, provinsi, suku, wilayah-wilayah, bahkan pelosok-pelosok perkampungan. Merupakan kebanggaan tersendiri bahwa nenek moyang kita bangsa Indonesia telah mewariskan budaya yang adi luhung. Dalam kehidupan sosial, budaya mempengaruhi beberapa hal, diantaranya dalam tata hukum adat, kesenian, arsitektur bangunan, model pakaian, bahasa, cara bergaul, dan yang paling penting adalah pengaruhnya pada kepercayaan serta ritual ibadahnya (Any, 1983:1).

  Secara umum dapat diketahui bahwa karakteristik wisatawan atau masyarakat muslim disekitar kawasan wisata Bledug Kuwu memiliki banyak keunikan dan daya tarik tersendiri. Unik dalam arti adanya kerumitan dan pluralitas ekspresi pemahaman keagamaan dan keberagamaan, mulai dari kalangan muslim awam, muslim taat, maupun muslim bisnis yang bernuansa mitis. Selain itu keunikan juga terjadi ketika ekspresi keberagamaan mereka menjadi sebab munculnya subjektifitas penilaian keagamaan yang secara umum dari kalangan masyarakat muslim secara umum, dan para pemerhati maupun pengamat Islam yang datang dari luar komunitasnya, dua keunikan inilah yang dianggap sebagai permasalahan menarik untuk diteliti.

  Namun demikian praktik keberagamaan para masyarakat/wisatawan di atas, dalam realitasnya seringkali mendatangkan perdebatan serius di kalangan masyarakat muslim secara umum. Sebagian komunitas mengatakan bahwa perilaku seperti ini adalah syirik, khurafat, takhayul, karena dalam praktiknya mereka selalu meyakini adanya kekuatan selain dan di luar Tuhan. Filosofi ini tentu berakar pada kepercayaan animisme, yaitu sebuah paham yang mendasarkan keyakinan pada peranan makhluk halus atau roh-roh (anima). Makhluk halus atau roh-roh inilah yang sering dibahasakan dengan sebutan yang mbaurekso. Kegiatan tersebut seringkali disebut sebagai perilaku bid‟ah, karena perilaku spiritual yang demikian tidak ada landasan yang jelas dari Islam. Seperti Firman Allah dalam Q.S Al-Anfal ayat

  39:

  ُه يِّدلا َل ُهُّلُك َن ىُكَت

ز يِصَب ََالل َّنِاَف ا ىَهَت وا ِ ِلِ َن ىُكَيَو تَى تِف ىَّتَح مُه ىُلِتاَقَو

َن ىُلَم عَي اَمِب ِنِاَف

  Artinya: Dan perangilah mereka, jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata- mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran, maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan).

  Sehingga faktor yang mempengaruhi mereka untuk menjalankan pemahaman keagamaan tersebut karena kurang sadar dari pribadi, pendidikan yang rendah dan tidak ada untuk belajar tentang ilmu keagamaan. Selain itu, terdapat juga komunitas lain yang mementahkan pandangan di atas, yang mengatakan bahwa praktik seperti itu dianggap sah-sah saja dalam agama. Sebab untuk sampainya komunikasi kepada Tuhan bagi komunitas ini diperlukan adanya perantara, yang dalam bahasa Islam dikenal dengan istilah wasīlah (perantara). Menurut keyakinan kelompok ini, wasīlah tersebut seringkali terdapat di tempat-tempat suci, sakral yang mereka datangi.

  Menurut White, dkk (dalam Budiningsih, 2008:8) kebudayaan akan mempengaruhi cepat lambatnya pencapaian tahap-tahap perkembangan moral dan juga mempengaruhi batas tahap perkembangan yang dicapai. Dengan kata lain, bahwa individu yang mempunyai latar budaya tertentu dapat berbeda perkembangan moralnya dengan individu lain yang berasal dari kebudayaan lain atau perkembangan moral dipengaruhi oleh faktor kebudayaan.

  Agar penelitian ini tidak terjebak pada perdebatan agama, penelitian ini bermaksud mengambil jalan lain, yaitu dengan mengenal lebih detail dan objektif data emik yang muncul dari para wisatawan/masyarakat pendukung mitos tentang memberi sesaji terhadap makam yang berada di Bledug Kuwu, maupun para tokoh adat dan agama sekitar, tentang konstruksi mereka atas realitas mitos mempercayai makam yang berada di Bledug Kuwu. Karena itu, penelitian ini juga tidak memiliki otoritas membenarkan maupun menyalahkan perilaku mereka, tetapi ingin mengetahui maksud dan pemahaman mereka tentang realitas mitos tentang mempercayai dan memberi sesaji terhadap “Makam Mbah Ro Dukun” yang terdapat di Bledug Kuwu, tersebut dengan sumber-sumber mitos Bledug Kuwu dan berbagai isu mitis yang relevan. Kebanyakan yang melakukan ngalap berkah atau memberi sesaji terhadap makam Mbah Ro Dukun adalah masyarakat muslim yang berada di sekitar Bledug Kuwu maupun luar kota, mereka mempercayai hal-hal yang mistis yang berasal dari nenek moyang mereka.

  Tegasnya, penelitian ini akan mengangkat tema tent ang “Nilai-nilai Moral dalam Tradisi Ngalap Berkah pada Masyarakat di Kawasan Bledug Kuwu, Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan tahun 2015”.

B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana sejarah Bledug Kuwu dan tradisi ngalap berkah pada makam Mbah Ro Dukun di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan? 2. Bagaimana perilaku masyarakat muslim dalam tradisi ngalap berkah pada makam Mbah Ro Dukun di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan,

  Kabupaten Grobogan? 3. Apa nilai-nilai moral dalam tradisi ngalap berkah pada makam Mbah

  Ro Dukun di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan? C.

   Tujuan Penelitian

  1. Mengetahui sejarah Bledug Kuwu dan tradisi ngalap berkah pada makam Mbah Ro Dukun di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan.

  2. Mengetahui perilaku masyarakat muslim dalam tradisi ngalap berkah pada Mbah Ro Dukun di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan.

3. Mengetahui nilai-nilai moral yang terkandung dalam tradisi ngalap

  berkah pada makam Mbah Ro Dukun di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan.

D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara praktik dan teoritik.

1. Teoritik

  Berdasarkan penelitian ini maka dapat mengetahui manfaat yang terkandung dalam tradisi Ngalap Berkah secara sosial kemasyarakatan maupun secara spiritual. Semoga penelitian ini dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat dalam Tradisi Ngalap

  Berkah sebagai sarana dakwah, sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan sarana untuk menyambung silaturahmi.

  Serta dapat meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat dan dapat meningkatkan ibadah umat manusia kepada Allah SWT.

  Mengetahui maksud dan pemahaman mereka tentang tradisi ngalap

  berkah pada makam Mbah Ro Dukun dengan sumber-sumber mitos Bledug Kuwu dan berbagai isu mitis yang relevan.

2. Manfaat Praktik

  Diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan ilmu dari penelitian lapangan dan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai ilmu pengetahuan agama, yang akan membantu mahasiswa menjadi lebih taat kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai mahasiswa yang dapat menempatkan dirinya dalam lingkungan masyarakat yang baik.

E. Penegasan Istilah

  Untuk mengetahui pemahaman serta untuk menetukan arah yang jelas dalam menyusun skripsi ini, maka penulis memberikan penegasan dan maksud penulisan judul sebagai berikut: 1.

  Nilai Moral Nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan, sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia (Poerwadarminta, 1982:677). Sesuatu tersebut sangatlah beragam jenisnya, pada hakikatnya nilai akan memberikan pengaruh dalam kehidupan manusia.

  Pengertian Moral adalah suatu masalah yang menjadi perhatian orang dimana saja, baik dalam masyarakat yang masih terbelakang

  berkaitan

  (Daradjat, 1977:8). Dengan demikian nilai moral adalah

  dengan baik buruknya sikap dan perilaku manusia dalam berhubungan dengan orang lain.

2. Tradisi Ngalap Berkah

  Shiels (1981:2) secara ringkas menyatakan bahwa tradisi adalah sesuatu yang diwariskan atau ditransmisikan dari masa lalu ke masa sekarang. Jadi ketika berbicara tentang tradisi Islam berarti berbicara tentang serangkaian ajaran atau doktrin yang terus berlangsung dari masa lalu sampai masa sekarang, yang masih ada dan tetap berfungsi didalam kehidupan masyarakat luas (Syam, 2005:277).

  Pengertian dari tradisi atau budaya, kebudayaan yang dalam bahasa Inggris adalah culture, berasal dari bahasa Latin colere yang berarti bercocok tanam (cultivation). Dalam bahasa Indonesia, menurut Koentjaraningrat, kata kebudayaan, sebelum mendapatkan imbuhan (awalan ke- dan akhiran

  • –an) adalah budaya yang berasal dari bahasa Sanksekerta budhayyah, yaitu bentuk jamak dari kata buddhi (budi atau kekal). Ada pula yang menyebutkan bahwa kata budaya adalah perkembangan dari kata majemuk budi-daya yang berarti daya dari budi, yaitu berupa cipta, karsa, dan rasa. Oleh karena itu, kata kebudayaan dalam pengertian yang demikian adalah hasil daya cipta, karsa dan rasa manusia.

  Dalam bahasa Arab, barokah bermakna tetapnya sesuatu, dan bisa juga bermakna bertambah atau berkembangnya sesuatu. Tabriik adalah mendoakan seseorang agar mendapatkan keberkahan. Sedangkan tabarruk adalah istilah untuk meraup berkah atau ngalap

  berkah . Adapun makna barokah

  dalam Al Qur‟an dan As Sunnah adalah langgengnya kebaikan, kadang pula bermakna bertambahnya kebaikan dan bahkan bisa bermakna kedua-duanya. Demikian kesimpulan dari Dr. Nashir Al Judai‟ dalam At Tabaruk, hal. 39. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Maksud dari ucapan do‟a” keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad karena engkau telah memberi keberkahan kepada keluarga Ibrahim, do‟a keberkahan ini mengandung arti pemberian kebaikan karena apa yang telah diberi pada keluarga Ibrahim. Maksud keberkahan tersebut adalah langgengnya kebaikan dan berlipat-lipatnya atau bertambahnya kebaikan. Inilah hakikat barokah”. Jalaul Afham fii

  Fadhlish Sholah „ala Muhammad Khoiril Anam karya Ibnu Qayyim

  Al Jauziyah (Tuasikal,

  diakses pada Kamis,28 .

  Mei 2015,pukul 13:47 WIB) F.

   Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Denzin dan Lincoln dalam (Moleong, 2008:5) menyatakan penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.

2. Kehadiran Peneliti

  Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian, maka peneliti hadir secara langsung di lokasi penelitian sampai memperoleh data-data yang diperlukan. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan.

  3. Lokasi Penelitian

  Lokasi yang dipilih penulis adalah Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan. Pemilihan lokasi penelitian tersebut dikarenakan di daerah ini terdapat persoalan yang menjadi rumusan masalah yang diangkat oleh penulis.

  4. Sumber Data

  Dalam penelitian ini yang menjadi informasi utama adalah pelaku wisatawan di Bledug Kuwu. Selain sumber data di atas, penulis juga menggunakan informan pendukung yaitu pihak-pihak yang terkait dengan informasi utama seperti masyarakat di kawasan wisata Bledug Kuwu. Selain itu, penulis juga menggunakan buku- buku yang berkaitan dengan Tradisi serta buku-buku tentang Nilai Moral.

  5. Prosedur Pengumpulan Data

  Dalam pengumpulan data pada penelitian ini digunakan beberapa metode sebagai berikut: a.

  Wawancara (Interview) Wawancara adalah interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan salah seorang, yaitu yang melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar disekitar pendapat dan keyakinannya (Emzir, 2011:50).

  Wawancara dilakukan dengan menggunakan petunjuk umum wawancara (pedoman wawancara) secara terstruktur, maksudnya adalah peneliti menetapkan pertanyaan-pertanyaan sendiri yang akan diajukan kepada subjek penelitian secara ketat dan rapi (Moleong, 2008:190).

  Hal ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban yang riil dan akurat dari subjek penelitian. Meskipun demikian, peneliti tidak menutup kemungkinan untuk mengajukan pertanyaan pada aspek-aspek lain yang mendukung terhadap topik penelitian.

  Orang-orang yang akan diwawancarai dalam penelitian ini adalah wisatawan di Kawasan Wisata Bledug Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, seperti wisatawan, masyarakat sekitar, dan sesepuh yang ada di kawasan wisata Bledug Kuwu.

  b.

  Dokumentasi

  Dokumentasi dapat dikategorikan sebagai dokumen pribadi, dokumen resmi dan dokumen budaya populer. Dokumen digunakan dalam hubungannya untuk mendukung wawancara (Emzir, 2011:75). Data ini dapat berupa Foto dan buku sejarah tentang terjadinya Bledug Kuwu yang ada di Kawasan Wisata Bledug Kuwu, Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan.

6. Analisis Data

  Proses analisis data kualitatif berlangsung selama dan pasca pengumpulan data. Proses analisis mengalir dari tahap awal hingga penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis data kualitatif model Miles dan Huberman. Dalam Emzir (2011:129-133), ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif, yaitu: a.

  Reduksi Data Reduksi data adalah proses pemilihan, pemokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasi data mentah yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis.

  b.

  Paparan Data (display data) Paparan data adalah suatu kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan kesimpulan. Bentuk yang paling sering dari model data kualitatif adalah teks naratif.

  c.

  Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan adalah permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan apakah makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur kausal dan proposisi-proposisi.

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Denzin (dalam Moloeng, 2008:330), membedakan empat macam triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Pada penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya menggunakan teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber dan metode.

  Triangulasi dengan sumber artinya langkah pengecekan kembali data-data yang diperoleh menanyakan data atau informasi kepada informan yang satu dengan informan yang lainnya (Patton, 1987:331).

  Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut : a.

  Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

  b.

  Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

  c.

  Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

  d.

  Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas.

  e.

  Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

  Pada triangulasi dengan metode, menurut Patton (1987:329) (dalam Moeloeng, 2008:331) terdapat dua strategi yaitu: a.

  Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data b.

  Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

  Teknik triangulasi dengan metode adalah dilakukan dengan cara membandingkan informasi data dengan cara yang berbeda.

  Sebagaimana dikenal, dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, observasi, dan survei. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang terpercaya dan gambaran yang utuh mengenai informasi, peneliti bisa menggunakan metode wawancara dan observasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Triangulasi tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau informan penelitian yang diragukan kebenarannya.

8. Tahap-tahap Penelitian a.

  Penelitian pendahuluan Penulis mulai datang ke lokasi penelitian serta mulai mengamati dan menjajaki keadaan di lokasi penelitian tentang tujuan mereka datang ke wisata Bledug Kuwu selain berwisata.

  b.

  Pengembangan desain

  Setelah mengamati lokasi penelitian, penulis mulai menyusun pedoman-pedoman yang akan digunakan untuk kegiatan wawancara.

  c.

  Penelitian di lapangan Setelah penulis mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan proses penanaman nilai-nilai moral dan agama pada wisatawan/masyarakat di kawasan wisata Bledug Kuwu. Pada tahap ini, penulis melakukan pengumpulan data sampai tahap penulisan laporan.

G. Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan bagi para pembaca dalam mempelajari dan memahami skripsi ini, penulis telah membagi sistematika penulisan menjadi 5 (lima) bab, yaitu: 1.

BAB I : PENDAHULUAN Berisi tentang Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Penegasan Istilah, Metode

  penelitian, Teknik pengumpulan data, Teknik analisis data, Sistematika penulisan.

2. BAB II : KAJIAN PUSTAKA

  Dalam bab ini diuraikan berbagai pembahasan teori yang yang menjadi Kajian teoritik penelitian, yaitu teori-teori mengenai nilai moral, pengamalan tradisi “ngalap berkah” terhadap makam Mbah Ro Dukun di Kawasan Bledug Kuwu, Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan tahun 2015.

  3. BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

  Membahas tentang gambaran umum dan Hasil Penemuan tentang Tradisi Ngalap Berkah di Kawasan Bledug Kuwu, Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan.

  4. BAB IV: PEMBAHASAN

  Analisis tentang Sejarah terjadinya Bledug Kuwu dan Tradisi

  Ngalap Berkah , perilaku masyarakat muslim dalam tradisi ngalap berkah, mengetahui nilai-nilai moral yang terkandung dalam tradisi ngalap berkah .

  5. BAB V: PENUTUP Penutup berisi kesimpulan dan saran-saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA Masalah moral dan agama merupakan salah satu aspek penting yang

  perlu ditanamkan dan ditumbuh kembangkan dalam diri seseorang, terlebih jika seseorang tersebut masih dalam masa anak-anak. Sebab berhasil tidaknya penanaman nilai moral dan keagamaan pada masa kanak-kanak akan sangat berpengaruh atau akanmenentukan baik buruknya perilaku moral seseorang pada masa selanjutnya.

A. Nilai-nilai Moral 1. Pengertian Nilai Moral

  Nilai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting yang berguna bagi kemanusiaan (2007:783).

  Milton Roceach dan James Bank dalam Mawardi Lubis (2008:16), Nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan, dimana seseorang harus bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai sesuatu yang pantas dikerjakan, dimiliki dan dipercayai.

  Moral adalah suatu masalah yang menjadi perhatian orang dimana saja,baik dalam masyarakat yang masih terbelakang (Daradjat, 1977:8). Moral juga berperan untuk membina dan mempersiapkan mental manusia agar manusia secara kreatif dan aktif melakukan tugas-tugasnya dan diharapkan agar mampu memberikan kestabilan dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang berupa goncangan- goncangan dan ketegangan fisik antara antara lain frustasi, konflik, dan kecemasan hidup. Pendidikan moral akan dengan sendirinya mengarahkan manusia kepada konsep tauhid dalam Islam bahwa dengan aturan moral dapat ditarik hikmah akan adanya pencipta yang mengatur segalanya dibawah satu pengatur yaitu Tuhan. Pendidikan Moral bentuk lain dari pendidikan Tauhid (Maslikhah, 2009:149).

  Jika kita ambil ajaran agama, misalnya agama Islam, maka yang terpenting adalah akhlak (moral), sehingga ajarannya yang terpokok adalah untuk memberikan bimbingan moral di mana Nabi Muhammad S.A.W bersabda: Sesungguhnya saya diutus oleh Tuhan adalah untuk menyempurnakan akhlak. Dan beliau sendiri memberikan contoh dari akhlak yang mulia itu diantara sifat beliau yang yang terpenting adalah: benar, jujur, adil dan dipercaya. Dengan demikian nilai moral adalah berkaitan dengan baik buruknya sikap dan perilaku manusia dalam berhubungan dengan orang lain.

2. Konsep Dasar Moral

  Norma-norma moral adalah tolok ukur yang dipakai masyarakat untuk mengukur kebaikan seseorang. Menurut Magnis-Suseno, sikap moral yang sebenarnya disebut moralitas. Ia mengartikan moralitas sebagai sikap hati orang yang terungkap dalam tindakan lahiriah.

  Moralitas terjadi apabila orang mengambil sikap yang baik karena ia sadar akan kewajiban dan tanggung jawabnya dan bukan karena ia mencari keuntungan. Jadi moralitas adalah sikap dan perbuatan baikyang betul-betul tanpa pamrih. Hanya moralitaslah yang bernilai secara moral (Budiningsih, 2008:25).

3. Pendidikan Nilai Moral dalam Masyarakat a.

  Batasan-batasan Nilai Moral Nilai-nilai yang berlaku kapanpun dan dimanapun seperti kebebasan beragama, yang berati bahwa semua manusia bebas dari paksaan baik dari perseorangan maupun dari kelompok sosial atau sesuatu kekuatan manusiawi, sehingga tak seorangpun boleh dipaksakan untuk bertindak bertentangan dengan imannya.

  b.

  Pandangan Masyarakat Tentang Nilai Moral Dalam suatu masyarakat yang umum dan berkembang terdapat berbagai pandangan tentang nilai. Sehingga sering terjadi perbedaan dan penyimpangan tentang pemaknaan nilai yang sesungguhnya (the false sense of normally).

  Kebermaknaan nilai itu muncul dalam kehidupan bersama dalam bentuk hal hal yang baik seperti materiil dan rohani, ide- ide,cita-cita, dam prinsip-prinsip dasar kemanusiaan.

  c.

  Makna Dasar Konsep Pendidikan Moral Pendidikan nilai itu adalah pemanusiaan manusia. Manusia hanya “menjadi manusia” bila ia berbudi luhur, bekehendak baik serta mampu mengaktualisasikan diri dan mengembangkan budi, dan kehendaknya jujur baik dikeluarga, dimasyarakat-negara, dan lingkungan dimana ia berada (Darmadi, 2009: 4).

4. Pendidikan Moral Keluarga dan Masyarakat

  Keluarga sebagai lembaga sosial yang paling penting dan penentu “karakter diri” seseorang. Orang tua umumnya dan Ibu atau bapak dan sanak keluarga sangat menentukan karakter dasar seseorang. Jadi, peranan orang tua tetap merupakan faktor penting dalam dalam pembinaan anak-anaknya (keluarganya masing masing). Keberadaan pengasuh ataupun sekolah sekalipun tidak cukup untuk pembinaan nilai dan moral keluarga. Sejumlah pendekatan pendidikan nilai moral, dapat dilakukan melalui: a.

  Proses pembinaan, pengembangan, dan perluasan wawasan struktur serta potensi dan pengalaman belajar afektual.

  b.

  Proses pembinaan, pengembangan, dan perluasan isi/subtansi seperangkat nilai moral dan norma kedalam tatanan nilai dan keyakinan manusia secara layak dan manusiawi (Darmadi, 2009:132).

  5. Pengertian Agama

  Menurut Hendropuspito, agama adalah suatu jenis sistem sosial yang dibuat oleh penganut-penganutnya yang beproses pada kekuatan- kekuatan non empiris yang dipercayainya dan didayagunakannnya untuk mencapai keselamatan bagi mereka dan masyarakat luas umumnya (Kahmad, 2009:129).

  Agama merupakan suatu hal yang dijadikan sandaran penganutnya ketika terjadi hal-hal yang berada diluar jangkauan dan kemampuannnya karena sifatnya yang supra-natural sehingga diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang ada.

  6. Fungsi Agama Dalam Pembinaan Moral

  Adapun fungsi agama dalam masyarakat juga mempengaruhi kehidupan masyarakat seperti halnya tentang akhlak dan budi pekerti.

  Thomas F.O‟Dea dalam (Kahmad, 2009:130) menuliskan lima fungsi agama yaitu : a.

  Sebagai pendukung, pelipur lara, dan perekonsiliasi.

  b.

  Sarana hubungan transedental melalui pemujaan dan upacara ibadat.

  c.

  Penguat norma dan nilai-nilai yang sudah ada.

  d.

  Pengkoreksi fungsi yang sudah ada.

  e.

  Pendewasaan agama.

  Dan menurut Hendropuspito fungsi agama adalah edukatif, penyelamatan, pengawasan sosial, memupuk persaudaraan dan transformatif.

7. Pengaruh Agama Terhadap Golongan Masyarakat

  Untuk mengetahui pengaruh agama terhadapa masyarakat, ada tiga aspek yang harus dipelajari yaitu, kebudayaan, sistem sosial,dan kepribadian. Ketiga aspek itu merupakan fenomena sosial yang kompleks dan terpadu yang pengaruhnya dapat diamati pada perilaku manusia. Nottingham menjelaskan secara umum tentang hubungan agama dengan masyarakat dibagi menjadi 2: a.

  Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakral. Tipe masyarakat ini kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyarakatnya menganut agama yang sama. Tidak ada lembaga lain yang relatif berkembang selain lembaga keluarga, agama, menjadi fokus utama bagi penginstegrasian dan persatuan masyarakat dari masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, kemungkinan agama memasukkan pengaruh yang sakral ke dalam sistem nilai-nilai masyarakat yang sangat mutlak.

  b.