PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN METODE E V E R Y O N E I S A TE A C H E R H E R E UNTUK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PUASA PADA SISW A KELAS V SDN I TEGOWANUH TAHUN 2 0 1 0

  PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN E V E R Y O N E I S A TE A C H E R H E R E METODE

   UNTUK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PUASA PADA SISW A KELAS V SDN I TEGOWANUH TAHUN 2 0 1 0 S K R I P S I Oleh: M U H A M M A D S H Q L E H NIM: 11408250 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama : Muhammad Sholeh NIM :11408250 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam

  Judul : PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN METODE EVERYONE IS A TEACHER

  HERE

  UNTUK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PUASA SISWA KELAS V PADA SDN 1 TEGOWANUH. telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  Salatiga, 11 Agustus 2010 Pembimbing

  Hj. Maslikhah, S.Ag, M.Si

  NIP 19700529 200003 2 001

  K E M E N T E R I A N A G A M A S E K O L A H T I N G G I A G A M A I S L A M N E G E R I ( S T A I N ) S A L A T I G A J l. T e n t a r a P e la ja r 0 2 T e l p . ( 0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6 F a k s . 3 2 3 4 3 3 S a la tig a 5 0 7 2 1 PENGESAHAN KELULUSAN

  Skripsi saudara MUHAMMAD SHOLEH dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408250 yang Beijudul PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PUASA

  SISWA KELAS V PADA SDN 1 TEGOWANUH telah dimunaqosyahkan dalam Sidang Panitia Ujuian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Sabtu, 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).

  Salatiga, 25 September 2010 M.

  Panitia Ujian Pembimbing

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Stadion 03, telp.(0293) 323706,323433, Fax 323433 Salatiga 50721 Website:

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Muhammad Sholeh

  NIM :11408250 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga,! 1 Agustus 2010

  Muhammad Sholeh

  NIM : 11408250

  

M O T T O

' ° '

  • * Sebaik-baik manusia yang beijalan di muka bumi adalah guru. (HR. Dailamy)

  

PERSEMBAHAN

Vntu

  1. Almarhumah Istriku Tatimah Zafira yang telah menjadi Bagian dari hidupku, semoga selama mendampingiku Adah Sw t menerima seBagai amalsholehmu

  2. Anakjanak£u tersayang Nurhakim Tamami, $EI, Zulvia (Ratna % Sd, Tusril Ikfiza, SN, Sri %fiotimah, jlnisa ‘Wardati 91, S.<Pd dan Takhrumi <Rpyyan, yang selalu mendukung setiap langkahku, jadikanlah ilmu dan hikmah

untu f memahami Betapa keagungan Tuhanmu

  3. Anakconak. dtdiku tercinta di S D N 1 Tegowanuh, yang selalu mewarnai hidupku dengan canda tawa, semoga

menjadi generasi masa depan yang Bermanfaat.

  

K A T A P E N G A N T A R

  Alhamdulillahirabbiralamin, segala puji milik Allah Swt yang dengan Rahman dan RahimNya telah memberikan kekuatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini. Untuk itu penulis bersyukur dengan penuh keyakinan bahwa tulisan ini akan bermanfaat, amin.

  Selama proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari hambatan, rintangan, dan kesulitan sebagai akibat dari keterbatasan penulis. Namun berkat bantuan berbagai pihak terutama Dosen pembimbing, akhirnya hal tersebut dapat teratasi dan diselesaikan sesuai rencana. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih serta hormat kepada:

  1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga yang berkenan memohonkan ijin.

  2. Drs. Joko Sutopo, M.Ag selaku ketua progdi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

  3. Hj. Maslikhah S.Ag, M.Si selaku Dosen pembimbing yang selalu memberikan saran dan perbaikan dalam penyusunan skripsi.

  4. Seluruh Dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu dan keterampilan.

  5. Teman-temanku tercinta di kelas yang saling membantu dalam proses hingga penyusunan skripsi.

  6. Dewan Guru SDN1 Tegowanuh Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini sangat jauh dari sempurna . Oleh dari semua pihak, sehingga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya. Amin.

  Salatiga, 11 Agustus 2010 Penulis

  Muhammad Sholeh

  

ABSTRAK

  Sholeh, Muhammad. 2010. Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Penerapan

  Metode Everyone Is A Teacher Here Untuk Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pokok Bahasan Puasa Siswa Kelas V Pada SDN 1 Tegowanuh.

  Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Hj. Maslikhah, S. Ag, M. Si. Kata Kunci : Peningkatan keaktifan siswa.

  Penelitian ini mengangkat permasalahan mengenai apakah penerapan metode everyone is a teacher here dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SDN 1 Tegowanuh? Dimana pengunaan metode-metode lama dalam pembelajaran, tidak maksimal dalam melibatkan keaktifan siswa. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa kelas V SDN

  1 Tegowanuh dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam pokok bahasan puasa melalui penerapan metode everyone is a teacher here.

  Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas {classroom action

  research)

  sebanyak dua putaran yang terdiri dari lima tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi dan revisi. Obyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Tegowanuh. Data yang diperoleh berupa hasil observasi keaktifan siswa.

  Dari hasil analisis diperoleh bahwa keaktifan siswa dan prestasi belajar mengalami peningkatan pada siklus 1 dan siklus II yaitu, siklus 1 siswa yang aktif dengan kriteria baik adalah (21,88%), siswa aktif dengan kriteria cukup (33,34%), siswa aktif dengan kriteria kurang (44,75%) pada siklus II siswa yang aktif dengan kriteria baik adalah (26,04%), siswa aktif dengan kriteria cukup (50,00%), siswa aktif dengan kriteria kurang (23,96%).

  Simpulan dari penelitian ini adalah melalui penerapan metode everyone

  is a teacher here

  dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pokok bahasan puasa. Model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

  

D A F T A R ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  D. Penerapan Metode Everyone Is A Teacher Here Dalam

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

D A F T A R TABEL

Tabel 1.1 Skor Pengukuran Keaktifan Belajar Siswa

   Tabel 4.1 Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa

   Tabel 4.2 Perhitungan Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa

   Tabel 4.3 Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa

   Tabel 4.4 Perhitungan Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa

   DAFTAF GAMBAR Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4

  Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7

  Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Skema Trianggulasi Peneliti Pola Hubungan Guru dan Siswa Skema Penerapan Metode Everyone Is A Teacher Here

  Diagram Persentase Siswa Aktif pada Siklus I Diagram Persentase Siswa Aktif pada Siklus II Diagram Perubahan Persentase Siswa Aktif pada Siklus I dan II

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

  1 Surat keterangan penelitian dari Kepala Sekolah SD N 1 Tegowanuh, Kaloran, Temanggung

  Lampiran

  2 Profil Sekolah dan Tabel Jumlah Siswa SD N 1 Tegowanuh Lampiran

  3 Data Kepegawaian SD N 1 Tegowanuh Lampiran

  4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran

  5 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I Lampiran

  6 Tabel Perhitungan Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Lampiran

  7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran

  8 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus II Lampiran

  9 Tabel Perhitungan Hasil Pengamatan Terhadap Keaktifan Siswa Lampiran

  10 Lembar Konsultasi Lampiran

  11 Daftar Nama Siswa Lampiran

  12 Daftar Riwayat Hidup Lampiran

  13 Dokumentasi Kegiatan

BA BI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Kemajuan suatu negara ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki modal untuk menjadi negara maju yaitu jumlah sumber daya manusianya yang banyak, namun modal ini harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi hal yang sia-sia. Pengelolaan modal berupa jumlah penduduk yang besar adalah dengan membentuk manusia-manusia berkualitas.

  Pendidikan merupakan sarana yang setrategis guna mencapai tujuan tersebut.

  Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang diandalkan oleh negara guna mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas yakni yang cerdas, terampil dan berbudi pekerti luhur. Proses pembelajaran di sekolah sebenarnya merupakan proses tranformasi ilmu pengetahuan, sikap dan budipekerti. Penguasaan terhadap ilmu pengetahuan, pembentukan sikap dan pembiasaan budipekerti siswa akan tercapai apabila siswa menemukan dan merasakan pengalamannya sendiri. Menemukan yang dimaksud adalah menginventarisir nilai-nilai yang ada dan hidup di lingkungannya, merasakan yang dimaksud adalah kondisi tertentu yang ditimbulkan sebagai akibat dari melakukan sesuatu dan pengalaman adalah bentuk kegiatan yang di alami sendiri oleh siswa. Oleh

  2 aktifitas dan kreativitas siswa, sehingga diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

  Proses pembelajaran yang berlangsung selama ini merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Model pembelajaran tersebut memusatkan seluruh kegiatan belajar pada guru, dan guru dianggap sebagai subyek tunggal dalam proses pembelajaran sedangkan siswa hanya menjadi obyek penerima segala hal yang disampaikan oleh guru. Siswa tidak pernah melakukan aktifitas atau kegiatan yang terkait dengan materi pembelajaran seperti diskusi, presentasi, tanya jawab, praktik lapangan dan lain-lain.

  Pembelajaran yang berpusat pada guru tentu membuat siswa pasif dalam proses pembelajaran, hal ini tentunya menghambat berkembangnya pemikiran dan kreatifitas siswa, yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap penguasaan materi pelajaran itu sendiri.

  Salah satu upaya yang dilakukan untuk dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan merubah model pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Proses pembelajaran tersebut harus mampu melibatkan seluruh siswa secara aktif sehingga mereka dapat mengeksplorasi potensi yang ada pada mereka masing-masing dan menumbuhkan kesadaran bahwa tiap-tiap siswa memiliki kemampuan serta pengertian akan pentingnya rasa kebersamaan.

  3 Hasil observasi terhadap proses pembelajaran Pendidikan Agama

  Islam pada kelas V SD Negeri 1 Tegowanuh terutama pada materi puasa menunjukkan bahwa siswa dalam kelas tersebut memiliki keberanian untuk bertanya kepada guru dan memberikan tanggapan atas pernyataan siswa lain, namun belum diorganisasikan secara baik, sebagai akibat dari penyelenggaraan pembelajaran cara lama yang menempatkan siswa sebagai objek semata. Model pembelajaran yang didominasi oleh guru, sekaligus menjadikan siswa pasif. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase siswa yang aktif bertanya pada guru hanya 40% dan siswa yang berani menyanggah atau menyampaikan pendapat hanya 30%. Interaksi aktif hanya teijadi antara guru dengan beberapa siswa yang memiliki kelebihan dari yang lain. Sementara interaksi antar siswa hampir tidak teijadi karena tidak ada ruang untuk itu, atau bahkan mungkin dianggap mengganggu. Kondisi yang demikian menyebabkan adanya ketimpangan tingkat penguasaan pada pembelajaran materi puasa yang cukup besar antara siswa yang aktif dengan siswa yang pasif. Siswa yang aktif dapat menguasai materi dengan baik sedangkan siswa yang pasif rendah tingkat penguasaannya.

  Munculnya keberanian bertanya dan keaktifan menemukan jawabannya diantara sesama siswa sebagai bentuk keterlibatan aktif mereka dalam proses pembelajaran memerlukan adanya rangsangan dan kondisi yang mendukung. Metode pembelajaran everyone is a teacher

  4 diterapkan karena masing-masing siswa akan mendapatkan bagian dan kesempatan yang sama, sedangkan guru sebagai fasilitator dan frame pembelajaran agar tidak bias dan keluar dari tujuan yang ingin dicapai.

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka kami mengangkat judul tentang: “PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI

  PENERAPAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PUASA SISWA KELAS V PADA SDN 1 TEGOWANUH”

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah dan penegasan istilah di atas, maka permasalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan metode

  everyone is a teacher here

  dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas V SDN 1 Tegowanuh?

C. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa kelas V SDN 1 Tegowanuh dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam melalui penerapan metode everyone

  is a teacher here.

  5

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

  1. Hipotesis Tindakan Jika metode everyone is a teacher here dapat dilaksanakan dengan baik diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa, karena dengan metode ini masing-masing siswa dapat berperan secara aktif dengan menyusun pertanyaan untuk sisiwa lainnya dan menemukan jawaban atas pertanyaan yang diberikan temannya sehingga siswa dapat lebih menguasai materi, karena terekplorasi dari potensi yang ada pada diri masing-masing siswa.

  2. Indikator Keberhasilan Tindakan ini dikatakan berhasil apabila 75% siswa kelas V

  SDN 1 Tegowanuh terlibat secara aktif dalam pembelajaran pendidikan agama Islam materi puasa.

  £ . Kegunaan Penelitian

  1. Bagi Siswa

  a. Memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam pada materi Puasa.

  b. Meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi

  c. Memberikan suasana baru dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran.

  2. Bagi Guru

  a. Memberikan motivasi bagi guru untuk menemukan pembelajaran

  6 bgian dari penerapan model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM).

  b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam penerapan metode everyone is a teacher here sebagai bagian dari active

  learning yang sedang digalakkan akhir-akhir ini.

  c. Meningkatkan kualitas pembelajaran agar hasilnya memenuhi harapan baik siswa maupun orang tua dan masyarakat.

  3. Bagi Sekolah Melalui peningkatan keaktifan siswa maka pebelajaran sekaligus akan menyentuh renah kognisi, afeksi maupun psiko motor anak sehingga akan berpengaruh terhadap meningkatnya kualitas lulusan.

  F. Definisi Operasional

  1. Pengertian Keaktifan Siswa “Keaktifan adalah kegiatan, kesibukan dalam bekeija, atau berusaha. Jadi keaktifan siswa dapat merupakan kegiatan, kesibukan dalam bekeija atau berusaha yang dilakukan siswa” (Anonim, 1990: 170).

  Menurut Paul D. Dierich dalam Martinis Yamin (2007: 85) indikator keaktifan belajar siswa antara lain terdiri dari: a. Membaca.

  b. Mengamati orang lain bekeija atau bermain c. Mengajukan suatu pertanyaan.

  7 e. Diskusi.

  f. Mendengarkan penyajian bahan.

  g. Mendengarkan percakapan atau diskusi h. Membuat rangkuman. i. Mengerjakan tes. j. Menggambar chart. k. Memecahkan masalah. l. Berani.

  3. Metode Everyone Is A Teacher Here

  Everyone is a teacher here

  menurut Mel Silberman (2009: 183) merupakan metode yang memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk bertindak sebagai “guru” bagi siswa lain.

  Berdasarkan definisi tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa metode ini sangat efektif dalam meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran terutama partisipasi dan interaksi antar siswa sebab setiap siswa memiliki kesempatan untuk berperan sebagai guru.

  G. Metode Penelitian

  1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif bagi pelaku tindakan. PTK juga merupakan penelitian yang bersifat

  8 Dipilihnya PTK dalam pelaksanaan penelitian ini sebab PTK sangat mendukung proses peningkatan kualitas pembelajaran yang muaranya adalah peningkatan kualitas pendidikan.

  Rancangan penelitian ini yaitu menerapkan metode everyone is

  a teacher here

  dalam pembelajaran pendidikan agama Islam materi puasa pada siswa kelas V SDN 1 Tegowanuh yang dilasanakan pada tanggal 4 dan 11 Mei 2010 di SDN 1 Tegowanuh Kaloran, Temanggung.

  2. Subyek Penelitian

  a. Siswa Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas V SDN 1 Tegowanuh, Kaloran, Temanggung yang berjumlah 32 siswa.

  b. Peneliti Penelitian ini dilakukan oleh Guru mata pelajaran pendidikan agama Islam SDN 1 Tegowanuh, Kaloran, Temanggung.

  c. Pengamat Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat

  3. Langkah-langkah Prosedur dan langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Me Taggart

  (1997) dalam Rochiati Wiriaatmadja (2008: 66) yang berupa model spiral.

  9 Setiap siklus terdiri dari:

  a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini dilakukan penyusunan instrumen penelitian dan instrumen pembelajaran yang terdiri dari lembar observasi keaktifan siswa, kartu indeks, silabus dan rencana pembelajaran

  b. Tahap Pelaksanaan Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke-1 menerapkan metode everyone is a teacher here dengan materi: definisi puasa serta macam dan hukum puasa.

  c. Tahap Evaluasi Evaluasi keaktifan siswa menggunakan lembar observasi keaktifan siswa (terlampir).

  d. Tahap Refleksi Pada tahap refleksi ini akan dibandingkan hasil observasi awal mengenai keaktifan siswa pada pembelajaran pendidikan agama Islam setelah siklus pertama (I). Sehingga dapat ditunjukkan adanya perubahan antara sebelum siklus 1 dengan setelah pelaksanaan siklus I.

  Apabila indikator keberhasilan yang telah ditentukan belum tercapai maka siklus ini akan dilanjutkan pada siklus 2 sampai indikator keberhasilan tersebut tercapai. Akan tetapi apabila pada siklus selanjutnya indikator keberhasilan tersebut telah tercapai, maka siklus akan dihentikan.

  10 Langkah-langkah siklus dapat diilustrasikan pada gambar di bawah ini:

  Gambar 1. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Me Taggart dalam Rochiati (2008:66).

  11

  4. Intsrumen Penelitian dan Indikator Instrumen

  a. Instrumen Penelitian Pada penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu:

  1) Lembar Observasi Keaktifan Siswa (Terlampir) 2) Instrumen Pengukur Prestasi Belajar (Terlampir)

  b. Indikator Instrumen Indikaor instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Skor Pengukuran Keaktifan Belajar Siswa

Tabel 1.1 Skor Pengukuran Keaktifan Belajar Siswa

  No Skor

  Predikat 1 1-12 Baik 2 1-8

  Cukup

  3 1-4 Kurang

  5. Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua metode yaitu: a. Metode Observasi. Observasi yang dilakukan adalah observasi sistemik. Dalam observasi ini bentuk instrumen pengamatan yang akan dilakukan di dalam proses pembelajaran yang berisi aspek- aspek yang akan diteliti telah dirancang terlebih dahulu. Rancangan

  12 sikap siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran, dan pengisiannya dilakukan dengan membubuhkan check (V) pada pilihan yang tepat.

  Metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Puasa. Pada proses observasi ini untuk menghindari subyektifitas maka dilibatkan pihak kedua dan ketiga yaitu guru kelas. Hal ini juga berfungsi untuk menjaga validitas data. Teknik seperti ini disebut teknik trianggulasi peneliti. Jenis trianggulasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis oleh beberapa peneliti atau observer.

  Berdasarkan pandangan dan tafsir dari beberapa peneliti terhadap informasi yang digali dan dikumpulkan, diharapkan teijadi pertemuan pendapat yang pada akhirnya bisa lebih memantapkan hasil penelitian.

  Berikut merupakan skema trianggulasi peneliti: Gambar 2. Skema Trianggulasi Peneliti

  (HB. Sutopo, 2002:81)

  13 b. Catatan lapangan

  Catatan lapangan adalah catatan yang berisi peristiwa- peristiwa yang teijadi selama proses penelitian berlangsung.

  Catatan ini digunakan sebagai data pendukung dari data penelitian yang diperoleh melalui observasi.

  6. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah deskriptif kualitatif. Analisis data ini dilakukan sejak awal sampai berakhirnya kegiatan pengumpuan data.

  Teknik analisis data ini mengacu pada model manalisis Miles Matthew B dan Hubberman (1992: 16-19) yang mencakup tiga komponen yaitu: a. Reduksi data yaitu merupakan proses seleksi, pemfokusan dan penyederhanaan data dari lapangan melalui ringkasan atau uraian singkat, mengolongkannya dalam satu pola yang lebih luas.

  b. Penyajian data merupakan penyusunan informasi secara sistemik dari hasil reduksi data mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan refleksi pada masing-masing siklus.

  c. Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian maka data, mencatat keteraturan dan penggolongan data. Data yang diperoleh dari lapangan disajikan dalam narasi informasi secara sistematis dan bermakna.

  14 Data yang diperoleh dari lapangan setelah direduksi selanjutnya dihitung terlebih dahulu sebelum dianalisis untuk mengetahui persentase siswa aktif, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P = — xl00%

  N

  Keterangan: P: Persentase

  F: Frekuensi N: Jumlah total subyek

  E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

  BAB I Pendahuluan Memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, hipotesis dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi istilah, metode penelitian meliputi rencana penelitian, subyek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data, dan sistematika penulisan.

  BAB II Kajian Pustaka Memuat keaktifan siswa, prestasi belajar dan metode everyone is a teacher here.

  15 Memuat deskripsi pelaksanaan siklus I, II, El, dst

  BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Memuat deskripsi per siklus dan pembahasan (tiap siklus) BAB V Penutup Memuat kesimpulan dan Saran

  

B A B

n

KAJIAN PUSTAKA

A. Keaktifan Siswa

  1. Pengertian Keaktifan seperti yang diungkapkan oleh Anonim (1990:170) adalah kegiatan, kesibukan dalam bekeija, atau berusaha. Jadi keaktifan siswa dapat merupakan kegiatan, kesibukan dalam bekeija atau berusaha pada siswa.

  Guru diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan aktifitas sendiri, pelajaran menjadi berkesan dan dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru maupun dengan teman.

  Menurut Sardinian (1990:96) dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik.

  Lebih lanjut Rousseou dalam Sardinian (1990:96) menyatakan bahwa “Segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekeija sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis”. Jadi pada dasarnya orang yang belajar harus aktif, karena belajar merupakan suatu bentuk aktivitas tanpa adanya aktivitas proses belajar tidak mungkin teijadi.

  Asas aktivitas digunakan dalam semua jenis metode mengajar, baik metode dalam kelas maupun metode mengajar di luar kelas hanya saja

  17 tujuan yang hendak dicapai dan disesuaikan pula pada orientasi sekolah yang menggunakan jenis kegiatan itu (Oemar, 2009:176).

  2. Jenis-Jenis Aktivitas Siswa Jenis-jenis aktivitas siswa menurut Sardinian (1990:101) antara lain :

  

visual activities, oral activities, listening activities, writing activities,

drawing activities, motor activities, mental activities

  dan emotional activities.

  Berdasarkan Paul D. Dierich dalam Martinis Yamin (2007:84-86) menggolongkan kegiatan siswa sebagai berikut: a. Kegiatan-kegiatan visual

  Membaca, melihat gambar-gambar,mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekeija atau bermain.

  b. Kegiatan-kegiatan lisan(oral) Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi sam, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan instrupsi.

  c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan perakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

  d. Kegiatan-kegiatan menulis Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengeijakan tes, mengisikan angket.

  e. Kegiatan-kegiatan menggambar Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.

  f. Kegiatan-kegiatan metrik Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, menari dan berkebun.

  g. Kegiatan-kegiatan mental Merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

  h. Kegiatan-kegiatan emosional Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.

  18 Aktivitas di sekolah sangat kompleks dan bervariasi. Beragamnya jenis aktivitas siswa maka menuntut setiap guru untuk mampu merencanakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi agar tidak terus terulang jenis kegiatan yang sama dalam pembelajaran sehingga siswa tidak merasa bosan.

  Kegiatan tersebut tentu tidak terpisah satu sama lain. Dalam suatu kegiatan motoris terkandung kegiatan mental dan disertai oleh perasaan tertentu. Dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan bermacam-macam kegiatan.

  3. Aspek-aspek dalam Aktivitas Dalam hal keaktivan siswa, Mc Keachie dalam Dimyati yang dikutip Martinis Yamin (2007:77) menyatakan bahwa ada tujuh aspek teijadinya keaktifan siswa, yaitu: a. Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran.

  b. Tekanan pada aspek afektif dalam belajar.

  c. Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa d. Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar.

  e. Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa dan kesempatan untuk berbuat serta megambil keputusan penting dalam proses pembelajaran.

  f. Pemberian waktu untuk menanggulangi msalah pribadi siswa baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran.

  Dalam Martinis Yamin (2007:83-84) Gagne dan Briggs (1997) menjelaskan bahwa terdapat 9 aspek untuk menumbuhkan aktivitas dan partisipasi siswa yaitu:

  1) Memberikan motivasi atau menarik perhatin siswa, sehingga

  19 2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa. 3) Mengingatkan kompetensi prasyarat. 4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep) yang akan dipelajari. 5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya. 6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. 7) Memberikan umpan balik {feed back). 8) Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehngga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur. 9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pembelajaran.

  Merujuk pada penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan pembelajaran dengan metode everyone is a teacher here termasuk salah satu aspek untuk menumbuhkan aktivitas siswa yaitu dengan memunculkan aktifitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

  4. Syarat Teijadinya Peran Aktif Siswa dalam Pembelajaran Raka Joni (1992:19-20) dalam martinis Yamin (2007) menjelaskan bahwa peran aktif dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan manakala: a. Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa.

  b. Guru berperan sebaga pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam belajar.

  c. Tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal siswa (kompetensi dasar).

  d. Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencipta siswa yang

  20 e. Melakukan pengukuran secara kontunyu dalam berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

  5. Nilai aktivitas dalam Pembelajaran Penggunaan aktivitas besar nilainya bagi pembelajaran para siswa, disebabkan oleh beberapa, yaitu: a. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.

  b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral.

  c. Memupuk keija sama yang harmonis di kalangan siswa.

  d. Para siswa bekrja menurut minat dan kemampuan sendiri.

  e. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis.

  f. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua dengan guru.

  g. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalistis.

  h. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat (Oemar, 2009:175-176). 6 . Pola Hubungan Guru dan Aktivitas Siswa

  Istilah pembelajaran merupakan istilah yang menggambarkan peran yang lebih banyak terletak pada siswa, guru hanya sbagai pembimbing dalam teijadinya pengalaman belajar dan tercapainya suatu indikator yang dikehendaki (Martinis Yamin, 2007:78). Hubungan tersebut dapat ditunjukkan dalam skema sebagai berikut:

  21 Gambar 3. Pola Hubungan Guru dan Siswa

  Martinis Yamin (2007:79) Lebih lanjut Martinis Yamin (2007:79) menyatakan bahwa peran aktif siswa dalam proses pembelajaran adalah untuk tercapainya suatu indikator dari kompetensi dasar yang telah dikembangkan dari materi pokok.

  B. Pendidikan Agama Islam

  1. Kurikulum Pendidikan Agama Islam Kelas V Menurut UU RI tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

  BAB X Pasal 37 ayat 1 Pendidikan Agama adalah pendidikan yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlaq mulia. Pendidikan agama berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan atau menjadi ahli Ilmu Agama, pengertian ini merupakan penjabaran pengertian Agama yang terdapat pada UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI pasal 30 ayat 2.

  22 Secara lebih rinci Zakia Daradjat mendefinisikan Pendidikan Agama

  Islam sebagai berikut:

  a. Pendidikan Agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan usaha terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran Agama Islam serta menjadikannya sebagai pedoman hidup.

  b. Pendidikan Agama Islam ialah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam.

  c. pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran- ajaran Agama Islam itu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar anantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaraan agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran Agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak (Zakia Daradjat, 2000:8).

  Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam antara lain: a. Agar siswa dapat menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Allah SWT.

  b. Agar siswa dapat memahami dan mengamalkan Agama Islam dalam segala sisi kehidupannya.

  23

  2. Materi Puasa Kelas V Berdasarkan Kurikulum Nasional 2006 yang mengacu pada kurikulum KTSP untuk Sekolah Dasar Kelas V materi puasa yang harus dipelajari siswa adalah definisi puasa, macam dan hukum puasa, sunah puasa dan hikmah puasa.

  Menurut Maksum (2004:55) tujuan diterapkannya materi ini adalah: a. Agar siswa memahami definisi puasa.

  b. Agar siswa mampu membedakan puasa berdasarkan hukumnya.

  c. Agar siswa memahami dan melaksanakan sunah-sunah puasa.

  d. Agar siswa memahami hikmah berpuasa.

  C. Metode Everyone is a Teacher here

  1. Metode Nurdin (2004 : 105) dalam Siswandi (2009) menyatakan bahwa metode merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan, penggunaan metode pendidikan berarti bagaimana agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Dalam hal tersebut, yang perlu dipahami adalah bagaimana seorang guru dapat menguasai hakekat metode dan relevansinya dengan tujuan pendidikan. Menurut Sudjana (2000 : 76) dalam Siswandi (2009) metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.

  2. Everyone Is a Teacher here

  a. Pengertian

  24

  Everyone is a teacher here

  menurut Mel Silberman (2009: 183) merupakan metode yang memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk bertindak sebagai “guru” bagi siswa lain. Jadi, pada proses pembelajaran dengan menerapkan metode ini setiap siswa diberikan kesempatan untuk dapat menyampaikan pendapat atau menjelaskan materi kepada siswa yang lain di depan kelas. 2) Menurut Sutriatri

  Sutriatri (2008) menyatakan bahwa everyone is a teacher

  here

  (semua orang adalah guru) adalah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi. Teknik pembelajaran ini memotivasi semua siswa untuk aktif dan memberi kesempatan pada siswa untuk mengajar temannya dan mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang sama, serta dapat membuat pertanyaan dan mengemukakan pendapat. Proses pembelajaran yang menyenangkan tentu akan membantu siswa untuk memahami materi yang dipelajari sehinga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

  3) Menurut Siswandi Berasarkan tujuan penerapannya Siswandi (2009) menyatakan bahwa metode everyone is a teacher here yaitu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran

  25 pembelajaran pada berbagai mata pelajaran, khususnya mencapaian tujuan yaitu meliputi aspek: kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuan menganalisa masalah, kemampuan menuliskan pendapat-pendapatnya (kelompoknya) setelah melakukan pengamatan, kemampuan menyimpulkan, dan lain-lain.

  b. Fungsi Metode Everyone is a teacher here memberikan kesempatan bagi setiap peserta didik untuk menjadi seorang pengajar terhadap peserta didik lain. Dengan metode ini peserta didik yang tadinya tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif (Fikri, 2009).

  c. Prinsip Pokok Metode Everyone Is a Teacher here Prinsip pokok metode everyone is a teacher here, dikemukakan oleh Asy Syaibany yang dikutip oleh Muhamad Nurdin (2004 : 111) dalam Siswandi (2009), menjelasakan bahwa .-terdapat tujuh prinsip pokok yang harus diterapkan oleh seorang guru dalam hal metode 1 pengajaran, yaitu ( ) mengetahui motivasi, kebutuhan, dan minat anak 2 didiknya; ( ) mengetahui tujuan pendidikan yang sudah diterapkan sebelum pelaksanaan pendidikan; (3) mengetahui tahap kematangan

  (maturity),

  perkembangan, serta perubahan anak didik; (4) mengetahui perbedaan-perbedaan individu anak didik; (5) memperhatikan pemahaman dan mengetahui hubungan-hubungan, dan kebebasan

  26 menggembirakan bagi anak didik; dan (7) menegakkan contoh yang baik (uswatun hasanah).

  Penjelasan tersebut diperkuat dengan pendapat Muhaimin dan Mujib (1993 : 232), menyatakan bahwa : tujuan diadakannya metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar menjadi lebih baik berdaya guna dan menimbulkan kesadaran anak didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran agama (Islam) melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar anak didik secara mantap,

  d. Prosedur Pelaksanaan metode Everyone Is A Teacher Here Prosedur pelaksanan metode everyone is a teacher here seperti yang diungkapkan Mel Silbermen (2009:183) adalah sebagai berikut:

  1) Bagikan kartu indeks kepada tiap siswa. Perintahkan siswa untuk menuliskan pertanyaan yang mereka miliki tentang materi belajar yang tengah dipelajari di kelas (misalnya tugas membaca) atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan di kelas. 2) Kumpulkan kartu, kemudian kocoklah, dan bagikan satu-satu kepada siswa. Perintahkan siswa untuk membaca dalam hati pertanyaan atau topik pada kartu yang mereka terima dan pikirkan jawabannya. 3) Tunjukklah beberapa siswa untuk membacakan kartu yang telah mereka dapatkan dan memberikan jawabannya. 4) Setelah memberikan jawaban, perintahkan siswa lain untuk memberi tambahan atas apa yang dikemukakan oleh siswa yang membacakan kartunya itu. 5) Lanjutkan prosedur ini bila waktunya memungkinkan.

  Kesempatan yang diberikan pada siswa untuk dapat menuliskan pertanyaan pada kertas indeks dan memberikan penjelasan tentang pertanyaan yang diterimanya akan dapat mendorong siswa untuk aktif

  27 Siswandi (2009) menyatakan bahwa penerapan metode

  everyone is a teacher here

  dimulai dari guru membagikan bahan/sumber bacaan yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan pada siswa. Siswa selanjutnya ditugaskan untuk membuat pertanyaan dan dituliskan pada kartu yang telah disiapkan guru yang disebut card

  quest.

  Card quest dikumpulkan dan selanjutnya dibagikan secara acak kepada siswa. Selanjutnya siswa diberikn kesempatan untuk presentasi dengan membacakan pertanyaan yang diperoleh dan menjawabnya. Proses ini dapat ditunjukkan dengan skema sebagai berikut:

  Gambar 4. Skema Penerapan Metode Everyone Is A Teacher Here Siswandi (2009)

D. Penerapan Metode Dalam Pembelajaran

  

Everyone Is A Teacher Here

Materi Puasa

  Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas

  28 salah satu materi yang harus dipelajari siswa melalui proses belajar, oleh sebab itu dalam proses belajar mengajar materi puasa harus digunakan metode yang memberi kesempatan siswa untuk melakukan aktivitas.

  Metode everyone is a teacher here merupakan metode yang memotivasi semua siswa untuk aktif dan memberi kesempatan pada siswa untuk mengajar temannya dan mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang sama, serta dapat membuat pertanyaan dan mengemukakan pendapat (Sutriatri,2008). Berdasarkan pengertian ini dapat disimpulkan bahwa metode

  everyone is a teacher here

  marupakan salah satu metode yang tepat dalam pembelajaran materi puasa.

  Penyelenggaraan pembelajaran dengan metode everyone is a teacher

  here

  termasuk salah satu aspek untuk menumbuhkan aktivitas siswa yaitu dengan memunculkan aktifitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

  Adanya aktivitas dan partisipasi siswa dalam proses pembelajara materi puasa akan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar materi puasa dan mendukung proses belajar siswa tentang materi puasa.

  

BAB m

PELAKSANAAN PENELITIAN

  A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

  1. Perencanaan Menyusun instrumen yang digunakan dalam penelitian, yang terdiri dari:

  a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi definisi puasa serta macam dan hukum puasa.

  b. Media pengajaran dengan metode everyone is a teacher here yang berupa card quest.

  c. Lembar observasi keaktifan siswa dan lembar catatan lapangan.

  2. Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan yaitu membahas tentang definisi puasa, macam puasa, hukum puasa rukun puasa, syarat sah puasa dan hal-hal yang membatalkan puasa. Menjelaskan pada siswa tentang materi yang akan dipelajari secara singkat. Siswa diminta untuk membaca buku pedoman materi puasa khususnya tentang:

  a. Definisi Puasa Kata puasa merupakan teijemahan dari bahasa Arab, yaitu

  Siyam

  yang artinya “menahan diri”, tetapi oleh sebagian ulama tidak hanya diartikan “menahan diri” tapi Siyam juga dipahami sebagai “mengendalikan diri”. Menahan diri memiliki arti yang lebih dekat

  30 mengendalikan diri mencakup pembatasan perilaku seluruh anggota tubuh, hati dan pikiran dari perbuatan dosa.

  Berdasarkan uraian di atas maka pengertian puasa adalah ibadah dengan tidak makan dan tidak minum dari terbit fajar sampai terbenam matahari karena Allah. Selanjutnya dalam berpuasa kita juga harus mengendalikan diri dari perbuatn maksiat, b. Macam Puasa dan Hukum Puasa

  Sebenarnya antara macam dan hukum puasa itu berkaitan, karena kedudukan hukum puasa sekaligus dijadikan nama puasa itu sendiri. Oleh karena itu nama dan hukum puasa dalam Maksum (2004: 91) dibagi menjadi tiga, yaitu:

  1) Puasa wajib Puasa wajib merupakan puasa yang hukumnya wajib untuk dilaksanakan oleh umat Islam. Dalam puasa wajib ada hal- hal yang harus diperhatikan,yaitu: Syarat puasa, Rukun puasa, Hal- hal yang membatalkan puasa dan Sunah puasa.

  2) Puasa sunah Puasa sunah merupakan puasa yang jika dilaksanakan mendapatkan pahala, tetapi jika ditinggalkan tidak apa-apa.

Dokumen yang terkait

E F E K T I V I T A S H E A T E X C H A N G E R T I P E S H E L L A N D T U B E A K I B A T V A R I A S I J A R A K B A F F L E D A N B A F F L E C U T

0 3 20

E N I N G K A T A N H A S I L B E L A J A R M E N U L I S K A L I M A T E F E K T I F D A L A M P A R A G R A F A R G U M E N T A S I M E L A L U I K E G I A T A N P E E R C O R R E C T I O N P A D A S I S W A K E L A S X 1 S M A N E G E R I R A M B I P U

0 2 17

E V A L U A S I P E L A K S A N A A N P E N D I S T R I B U S I A N P R O G R A M B E R A S M I S K I N ( R A S K I N ) T A H U N 2 0 1 1 D I D E S A G E N T E N G K U L O N K E C A M A T A N G E N T E N G K A B U P A T E N B A N Y U W A N G I

0 9 21

I D E N T I F I K A S I P E N G A R U H L O K A S I U S A H A T E R H A D A P T I N G K A T K E B E R H A S I L A N U S A H A M I N I M A R K E T W A R A L A B A D I K A B U P A T E N J E M B E R D E N G A N S I S T E M I N F O R M A S I G E O G R A F I S

0 3 19

I M P L E M E N T A S I P E N I L A I A N P O R T O F O L I O P A D A G U R U M A T A P E L A J A R A N I P S K E L A S V I I I A D I S M P N E G E R I 6 J E M B E R T A H U N P E L A J A R A N 2 0 1 2 / 2 0 1 3

0 3 18

I M PL E M E N T A S I S PE K T R U M R E S PO N S G E M PA PA D A N G PA D A G E D U N G L A B O R M I C R O T E A C H I N G U N I V E R S I T A S N E G E R I PA D A N G D E N G A N M E T O D E A N A L I S I S S PE K T R U M R E S PO N S

0 4 10

I N V E S T A S I B I D A N G E N E R G I M I N Y A K D A N G A S B U M I P E R U S A H A A N M U L T I N A S I O N A L P E T R O C H I N A D I I N D O N E S I A

0 4 16

S E K R E TA R I AT J E N D E R A L K E M E N T E R I A N K E S E H ATA N R I 2014

1 4 36

TABELALOKASISPEKTRUM F R E K U E N S I R A D I O I N D O N E S I A

0 0 154

PEN G A R U H BIM B IN G A N B E L A JA R O R A N G TU A T E R H A D A P T A N G G U N G JA W A B B E L A JA R A N A K K E L A S IV PA D A S D N E G E R I W O N O Y O SO P R IN G A P U S S E M A R A N G TAHUN 2 0 1 0

0 0 95