Peran Ikadi (Ikatan Da’i Indonesia) Cabang Kaliangkrik Dalam Peningkatan Kualitas Keberagamaan Masyarakat Kaliangkrik, Magelang Tahun 2017 - Test Repository

  PERAN IKADI (IKATAN DA’I INDONESIA) CABANG KALIANGKRIK DALAM PENINGKATAN KUALITAS KEBERAGAMAAN MASYARAKAT KALIANGKRIK, MAGELANG TAHUN 2017 SKRIPSI

  Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

  OLEH ULFA NURMALA KUSUMA WATI NIM. 11714022

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH

  

PERAN IKADI (IKATAN DA’I INDONESIA) CABANG KALIANGKRIK

DALAM PENINGKATAN KUALITAS KEBERAGAMAAN

MASYARAKAT KALIANGKRIK, MAGELANG TAHUN 2017

SKRIPSI

  Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

  OLEH ULFA NURMALA KUSUMA WATI NIM. 11714022

  

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  

MOTTO

ُناَس ْحلإا لاِإ ِناَس ْحلإا ُءاَزَج ْلَه ( همحرلا :

  60 )

  Artinya: tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula) (QS. Ar-Rahman:60)

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmad serta hidayahNya sehingga skripsi ini berjalan dengan lancar. Tidak lupa skripsi ini dipersembahkan untuk: 1.

  Bapak dan ibu tercinta dan terhebat titipan Allah Swt, Slamet Nuryadin dan Masetyowati yang selalu ada untuk saya, selalu mendo’akan, membimbing, memberikan motivasi, mendukung, dan selalu memberikan segala sesuatu yang terbaik untuk saya.

  2. Kakek dan nenek tercinta, Quraisjin dan Nuriyah (almh) yang juga selalu mendo’akan, mendukung, dan memberikan yang terbaik untuk saya.

  3. Adik tersayang, Hafidzudin Akmal yang selalu memberikan keceriaan kepada saya.

  4. Keluarga besar Quraisjin yang telah memberikan hal terbaik dalam hidup saya dan mengajarkan kebaikan dalam kehidupan ini.

  5. Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Pembimbing Akademik, sekaligus Pembimbing Skripsi Dra. Maryatin, M.Pd, yang membimbing dan memotivasi selama kuliah hingga saat ini.

  6. Sahabat-sahabat tercinta yang telah banyak membantu, memberikan dukungan, semangat, serta keindahan dalam kehidupan ini, yaitu Siti Andaria, Melani Enggarsari, Puji Lestari, dan Taufiq Rizza.

  7. Sahabat satu atap yang sama-sama berjuang dan memberikan semangat satu sama lain, yaitu Anggraini Putri, Aminatun Zahro, Aisya Zuhdiana, Siti Lestari, dan Shofwatul Hasanah.

  8. Teman-teman seperjuangan yaitu KPI angkatan 2014.

  9. Para guru MI Mafatihul Huda Girirejo, SMP Muhammadiyah Kaliangkrik, dan SMA N 1 Bandongan.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, yang telah menuntun umatnya menuju jalan yang benar.

  Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum., selaku dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga 3.

  Ibu Dra. Maryatin, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, dosen Pembimbing Akademik, sekaligus dosen pembimbing skripsi.

  4. Seluruh bapak dan ibu dosen yang telah bersedia memberikan dan membekali ilmu, membimbing, serta memotivasi.

  5. Seluruh civitas akademika IAIN Salatiga yang membantu dalam melancarkan urusan administrasi maupun yang lainnya.

  6. Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam, khususnya angkatan 2014 yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

  7. Pengurus IKADI (Ikatan Da’i Indonesia) cabang Kaliangkrik yang telah memberikan informasi dan membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

  

ABSTRAK

Kusumawati, Ulfa Nurmala. 2017.

  Peran IKADI (Ikatan Da’i Indonesia) Cabang

Kaliangkrik Dalam Peningkatan Kualitas Keberagamaan Masyarakat

Kaliangkrik, Magelang Tahun 2017. Skripsi, Salatiga: Program Studi

  Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Kata Kunci: Metode Dakwah, IKADI, Kualitas Keberagamaan.

  Penelitian ini berfokus pada metode dakwah IKADI dalam dakwah Islam, dengan tujuan untuk mengetahui: 1) Kiprah IKADI dalam berdakwah 2) Metode dakwah yang digunakan IKADI 3) Faktor pendukung dan penghambat dakwah

  IKADI dalam meningkatkan kualitas keberagamaan masyarakat Kaliangkrik, Magelang.

  Jenis dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan yang bersifat kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Untuk teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi, data yang telah ada dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Kiprah IKADI dalam berdakwah menyampaikan ajaran Islam yang telah berjalan selama sepuluh tahun dengan banyak kegiatan yang dilaksanakan serta membina kader

  da’i yang

  profesional dan memberikan kontribusi yang positif untuk umat. 2) Metode dakwah yang digunakan IKADI dalam menyebarkan ajaran Islam serta meningkatkan kualitas keberagamaan masyarakat Kaliangkrik, Magelang meliputi; metode ceramah yang berupa pengajian rutin Ahad Wage, metode pembinaan keislaman berupa

  liqo’ dan tatsqif, serta metode bil hal berupa

  santunan anak yatim, bakti sosial, dan silatirahmi kepada saudara muslim lainnya yang berada di Kaliangkrik dan sekitarnya. 3) Faktor yang menjadi pendukung berjalannya dakwah IKADI cabang Kaliangkrik yaitu pengurus organisasi, tokoh (

  

da’i), dan biaya, sedangkan faktor penghambat dakwah IKADI cabang

  Kaliangkrik yaitu tanggapan masyarakat, waktu, dan mad’u.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i LOGO INSTITUT ............................................................................................. ii NOTA PEMBIMBING ...................................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ v MOTTO ............................................................................................................ vi PERSEMBAHAN ............................................................................................. vii KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix ABSTRAK ....................................................................................................... xi DAFTAR ISI ................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5 E. Kerangka Berfikir .............................................................................. 6 F. Sistematika Penulisan ......................................................................... 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ................................................................................... 9 B. Landasan Teori ................................................................................ 12

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan ..................................................... 29 B. Lokasi Penelitian ........................................................................... 30 C. Fokus Penelitian ............................................................................ 30 D. Sumber Data .................................................................................. 30 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 31 F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 32 G. Teknik Validitas Data .................................................................... 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................. 35 B. Pembahasan Penelitian ................................................................... 45 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 63 B. Saran ............................................................................................. 64 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar1. Kerangka Berfikir .............................................................................. 7 Gambar2. Struktur Kepengurusan IKADI Cabang Kaliangkrik ........................ 38

  

DAFTAR TABEL

  Tabel.1 Jadwal

  Liqo’ Bulan Juli ........................................................................ 55

  Tabel.2 Jadwal Tatsqif Bulan Juli ..................................................................... 56

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan zaman pada saat ini memberi pengaruh besar

  bagi semua yang ada di belahan bumi. Baik itu dari segi sumber daya manusia, ilmu pengetahuan, politik, sosial, budaya, hingga agama juga mendapatkan pengaruh dari perkembangan zaman tersebut. Agama telah beribu-ribu tahun yang lalu ada dibumi ini, dengan seiring berjalannya waktu agama semakin lama semakin berkembang dan maju, begitu juga dengan agama Islam.

  Adanya berbagai ajaran atau pemahaman yang kurang sesuai dengan nilai-nilai agama, cenderung akan membuat agama menjadi ditinggalkan dan lebih lagi agama tidak dijadikan pedoman hidup. Disadari atau tidak kini kehidupan manusia telah banyak mendapat pengaruh tentang nilai-nilai baru yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.

  Hal tersebut apabila dibiarkan begitu saja maka akan memberikan dampak yang tidak baik bagi kehidupan kita di dunia maupun di akhirat kelak. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan ajaran tentang agama yang benar kita perlu adanya sebuah pembelajaran, salah satunya yaitu dengan dakwah.

  Dakwah merupakan sebuah cara untuk mengajak dan menyeru kepada sebuah kebaikan serta menjauhkan dari hal-hal yang dilarang oleh ajaran Islam.

  Dakwah merupakan kewajiban yang harus dilakukan untuk menyampaikan pesan dan ajaran yang telah Rasulullah SAW ajarkan kepada para umat dimuka bumi ini agar mereka menjalankan kehidupan sehari-hari berdasarkan syari’at Islam dan memperoleh kemuliaan di dunia maupun akhirat.

  Untuk mempermudah diterimanya dakwah perlu adanya metode yang digunakan. Seperti halnya di dalam al-q ur’an telah dijelaskan secara detail tentang metode dakwah yaitu dalam surat An-Nahl ayat 125 yang berbunyi:

  ج

ى لَّنإِ ىاُ لَ دْ لَ ىلَ إِ ى إِ لَّا إِ ىدْ اُ دْاإِا لَ لَ ىإِ لَ لَ لَ دْا ىإِ لَ إِ دْ لَ دْا لَ ىإِ لَ دْ إِ دْا إِ ىلَ بِّ لَ ىإِ دْ إِ لَ ى لَاإِ ىاُ دْااُ

  

ى

لص

  125 ى ) : ا ( ىإِ دْ إِ لَ دْ اُ دْا إِ ىاُ لَلدْ لَ ىلَ اُ لَ ىإِهإِلدْ إِ لَ ى دْ لَ ىلَّ لَضى دْ لَ إِ ىاُ لَلدْ لَ ىلَ اُ ىلَ لَّ لَ

  

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang

mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl:125)

  Ayat di atas dapat diambil pemahaman tentang metode dakwah yang dapat digunakan yaitu

  hikmah, mau’idhah hasanah, dan mujadalah. Oleh karena itu, ayat tersebut selalu digunakan pegangan dalam berdakwah.

  Mengenai metode dakwah, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap organisasi dakwah IKADI (Ikatan Da’i Indonesia) dalam meningkatkan kualitas keberagamaan pada masyarakat Kaliangkrik Magelang.

  IKADI atau Ikatan Da’i Indonesia merupakan wadah untuk berdakwah menyebarkan ajaran Islam yang tidak terkait oleh partai maupun organisasi lainnya. IKADI telah ada di berbagai wilayah Indonesia dan memiliki kepengurusan pusat, wilayah, hingga daerah. Banyak kegiatan yang dilakukan

  IKADI seperti halnya pengajian rutin setiap bulan, kajian-kajian islami, serta kegiatan keagamaan lainnya. Untuk memakmurkan masyarakat dan agama,

  IKADI juga sering melakukan santunan baik itu kepada anak yatim ataupun orang yang kurang mampu, selain itu juga melakukan bakti sosial dan lain sebagainya.

  Adanya IKADI di berbagai wilayah Indonesia ini dapat meningkatkan kualitas keberagamaan umat serta memunculkan generasi muda yang lebih progresif dalam berdakwah, khususnya di daerah Kaliangkrik. Ajaran agama Islam memang sudah lama tersebar di Kaliangkrik, masyarakat disana juga memeluk agama Islam serta melakukan ajaran-ajaran Islam. Didukung dengan keadaan sosial yang masih baik, sehingga dapat membantu proses berjalannya ajaran agama hingga dalam berdakwah juga.

  Meskipun keadaan sosial dan keagamaan di Kaliangkrik terbilang bagus, akan tetapi masih ada masyarakat yang percaya dan melakukan tradisi kejawen seperti halnya sesajen yang dibuat untuk para roh leluhur mereka. Biasanya hal tersebut dilakukan pada saat acara nyadran, merti desa (ulang tahun desa), hingga acara suran. Mengingat hal tersebut telah menjadi tradisi turun temurun dari nenek moyang mereka, yang mana tidak mudah untuk menghilangkan tradisi yang bisa membawa ke jalan syirik. Adanya hal tersebut IKADI (Ikatan Da’i Indonesia) yang berada di daerah Kaliangkrik mencoba untuk memberikan penjelasan dan pemahaman tentang ajaran agama Islam yang sesuai dengan al- qur’an dan hadist melalui kajian Islami atau pengajian rutin. Selain itu, kehadiran IKADI juga sebagai wadah untuk membentuk para

  

da’i yang berkontribusi positif untuk umat. Hal tersebut mendorong tekad peneliti untuk meneliti organisasi dakwah IKADI yang berada di Kaliangkrik yang bertujuan menyebar luaskan ajaran Islam dan memberikan pendidikan tentang ajaran Islam sejak dini, supaya mereka tidak tersesat kepada jalan yang salah.

  Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan p enelitian mengenai “PERAN IKADI (IKATAN DA’I INDONESIA)

  CABANG KALIANGKRIK DALAM PENINGKATAN KUALITAS KEBERAGAMAAN MASYARAKAT KALIANGKRIK, MAGELANG TAHUN 2017”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana kiprah IKADI (Ikatan Da’i Indonesia) cabang Kaliangkrik dalam menyampaikan dakwah Islam di Kaliangkrik, Magelang?

  2. Bagaimana metode dakwah yang digunakan IKADI (Ikatan Da’i Indonesia) cabang Kaliangkrik dalam peningkatan kualitas keberagamaan masyarakat Kaliangkrik, Magelang?

  3. Apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan dakwah IKADI (Ikatan Da’i Indonesia) cabang Kaliangkrik dalam peningkatan kualitas keberagamaan masyarakat Kaliangkrik, Magelang?

C. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1.

  Menemukan bentuk kiprah IKADI (Ikatan Da’i Indonesia) cabang Kaliangkrik dalam menyampaikan dakwah Islam di Kaliangkrik, Magelang.

2. Menemukan model metode dakwah yang digunakan IKADI (Ikatan Da’i

  Indonesia) cabang Kaliangkrik dalam peningkatan kualitas keberagamaan masyarakat Kaliangkrik, Magelang.

  3. Menemukan faktor pendukung dan faktor penghambat dakwah yang dilaksanakan IKADI (Ikatan Da’i Indonesia) cabang Kaliangkrik dalam peningkatan kualitas keberagamaan masyarakat Kaliangkrik, Magelang.

D. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1.

  Secara Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan dalam bidang dakwah, khususnya yang terkait dengan Metode Dakwah pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Secara Praktis

  Manfaat secara praktis antara lain: a.

  Bagi organisasi, penelitian ini dapat menjadi acuan IKADI (Ikatan Da’i Indonesia) dalam menyampaikan dakwah untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat umum. b.

  Bagi masyarakat, bahwa banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari IKADI (Ikatan Da’i Indonesia) salah satunya adalah lebih mengetahui lagi tentang ajaran-ajaran agama Islam yang benar.

  c.

  Bagi peneliti, penelitian ini memberi pemahaman dan ilmu baru dalam melakukan dakwah seperti yang dilakukan oleh IKADI (Ikatan Da’i Indonesia) untuk memakmurkan agama Islam.

E. Kerangka Berfikir

  IKADI (Ikatan Da’i Indonesia) merupakan organisasi kemasyarakatan bersifat keislaman dengan menjalankan kebenaran untuk memperkokoh ukhwah islamiyah. Dengan adanya problematika dakwah yang disertai dengan perkembangan zaman yang semakin pesat tentu saja membutuhkan wadah yang dapat memberikan arahan yang benar. Wadah tersebut bertujuan memberdayakan dakwah dan

  da’i untuk memecahkan sebuah problematika

  dakwah yang terjadi pada masa ini serta untuk menanamkan ajaran-ajaran yang sesuai dengan al- qur’an dan hadist.

  Para

  da’i harus bisa menyampaian dakwah Islam dengan baik dan

  benar supaya para

  mad’u dapat mengerti dan memahami pesan-pesan yang

  disampaikan. Penyampaian dakwah juga harus didukung oleh beberapa unsur, salah satunya adalah metode dakwah. Dimana sebuah metode dakwah sangat diperlukan dalam melakukan dakwah, yaitu untuk mempermudah

  da’i dalam berdakwah.

  Metode dakwah merupakan jalan atau cara yang dapat digunakan oleh seseorang untuk menyeru dan mengajak kepada kebenaran dan meninggalkan kebatilan menggunakan cara yang baik dan benar. Adapun pedoman dari metode dakwah yang telah tercantum dalam al-q ur’an yaitu surat An-Nahl ayat 125. Ayat tersebut menjelaskan tentang metode dakwah yang dapat digunakan untuk menyampaikan ajaran Islam melalui tiga cara, yaitu hikmah, mau’idhah hasanah, dan mujadalah.

  Tradisi yang diturunkan dari nenek moyang yang tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW seperti penggunaan sesajen pada saat memperingati sebuah acara. Oleh sebab itu, IKADI (Ikatan Da’i Indonesia) hadir untuk menyampaikan dakwah dengan berbagai metode yang digunakan kepada masyarakat tentang ajaran keislaman yang sesuai dengan al- qur’an dan hadist.

  IKADI

KEBERAGAMAAN METODE DAKWAH

  Gambar 1. Kerangka Berfikir

F. Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan dalam pembahasan, penulis mencoba menyusun penelitian ini secara sistematis. Pembahasan penelitian terdiri dari 5 bab, masing-masing bab terdiri dari sub bab dengan sistematika sebagai berikut: 1.

  Bab I Pendahuluan, yang menerangkan tentang bentuk dan penelitian, dimulai dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

  2. Bab II Kajian Pustaka dan Landasan Teori, bab ini membahas mengenai kajian pustaka tentang penelitian terdahulu dan landasan teori mengenai metode dakwah, IKADI (Ikatan Da’i Indonesia), pengertian keberagamaan masyarakat, serta upaya IKADI

  (Ikatan Da’i Indonesia) dalam berdakwah.

  3. Bab III Metode Penelitian, bab ini menjelaskan mengenai jenis penelitian dan pendekatan, lokasi penelitian, fokus penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik validitas data.

  4. Bab IV Hasil dan Pembahasan, bab ini mencakup tentang hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai Peran IKADI (Ikatan Da’i Indonesia) Cabang Kaliangkrik Dalam Peningkatan Kualitas Keberagamaan Masyarakat Kaliangkrik, Magelang Tahun 2017.

5. Bab V Penutup, bab ini di dalamnya berisikan kesimpulan serta saran- saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Peneliti telah melakukan penelusuran dan kajian dari berbagai

  sumber atau referensi yang memiliki kesamaan topik atau relevansi terhadap penelitian ini. Berikut di bawah ini adalah karya tulis ilmiah yang relevan dengan penelitian ini:

  Pertama, skripsi dari Ismail mahasiswa Fakultas Tarbiyah Sekolah

  Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga tahun 2010 yang berjudul Metode Dakwah Bagi Masyarakat Pedesaan (Studi Kasus di Desa Candi Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali). Skripsi ini berisi tentang bagaimana metode dakwah yang digunakan di pedesaan oleh tokoh agama dan juga tokoh masyarakat, serta membahas mengenai kehidupan sosial masyarakat yang terjalin dengan erat namun kesadaran individual anggota masyarakat dalam menjalankan ibadah masih sangat kurang. Perbedaan penelitian ini terletak pada fokus penelitian, dimana peneliti mengambil isi tentang peningkatan kualitas keberagamaan masyarakat. Sedangkan persamaan dari penelitian ini yaitu pada metode dakwah yang digunakan pada masyarakat.

  Kedua, skripsi dari Ahmad Soleh mahasiswa dari Fakultas Dakwah

  Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang tahun 2012 yang berjudul Metode Dakwah di Kalangan Remaja Perkotaan (Studi Kasus Aktifitas Dakwah Forum Komunikasi Remaja “ROMANSA” di

  Kel. Tambakaji Ngaliyan Semarang). Perbedaan dari penelitian ini terletak pada fokus keberlangsungan dakwah yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan agama di wilayah perkotaan, selain itu metode yang digunakan lebih menonjol kepada dakwah masa kini. Sedangkan peneliti berfokus pada peningkatan kualitas keberagamaan di wilayah pedesaan. Persamaan dari penelitian ini yaitu menggunakan sebuah organisasi dalam melaksanakan dakwah.

  Ketiga, skripsi dari Lilik Malihah mahasiswa Fakultas Dakwah

  Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang tahun 2014 yang berjudul Metode Dakwah KH. Munif Muhammad Zuhri dalam Meningkatkan Keberagamaan di Lingkungan Masyarakat Girikusumo Mranggen Demak. Perbedaan penelitian ini bahwa peneliti menggunakan dakwah yang diterapkan oleh sebuah organisasi IKADI, sedangkan dalam skripsi Lilik Malihah adalah dakwah yang digunakan oleh seorang tokoh agama yaitu KH. Munif Muhammad Zuhri. Persamaan dari penelitian ini yaitu berfokus pada peningkatan keberagamaan suatu masyarakat.

  Keempat, skripsi dari Asep Saeful Millah mahasiswa Fakultas

  Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto tahun 2016 yang berjudul Metode Dakwah Pesantren Mahasiswa An Najah Desa Kutasari Kecamatan Baturraden. Perbedaan penelitian ini bahwa peneliti menggunakan organisasi dakwah sebagai objek penelitian, sedangkan dalam penelitian skripsi milik Asep Saeful Millah menggunakan objek penelitiannya berupa pondok pesantren. Persamaan dalam penelitian ini berfokus tentang dakwah yang digunakan pada masing-masing objek penelitian.

  Kelima, skripsi dari Miss Patimoh Yeemayor mahasiswa Fakultas

  Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tahun 2015 yang berjudul Strategi Dakwah Dalam Meningkatkan Pemahaman Agama Anak Muda (Studi Kasus di Majelis Agama Islam Wilayah Pattani, Thailand). Perbedaannya terletak pada fokus penelitian tentang strategi dakwah, meskipun terdapat pembahasan mengenai metode dakwah didalamnya akan tetapi penelitian dari Miss Patimoh Yeemayor ini tetap terfokus pada strategi dakwahnya serta objek yang dituju adalah para remaja dan anak muda. Sedangkan untuk persamaannya terletak pada pembahasan tentang peningkatan keagamaan.

  Beberapa penelitian diatas memiliki perbedaan dan persamaan dengan penelitian ini. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang telah disebutkan di atas terletak pada fokus penelitian, objek penelitian, waktu penelitian, dan lokasi penelitian. Sedangkan persamaannya terletak pada penelitian tentang metode dakwah, penggunaan organisasi dalam berdakwah (akan tetapi organisasi yang digunakan tidak sama), dan pembahasan tentang keagamaan. Untuk penelitian ini lebih berfokus pada dakwah yang digunakan oleh organisasi Islam yai tu IKADI (Ikatan Da’i Indonesia) dalam peningkatan kualitas keberagamaan serta lokasi dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu di daerah Kaliangkrik, Magelang.

B. Landasan Teori 1. Dakwah

  Dakwah secara bahasa berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti: panggilan, ajakan, dan seruaan. Sedangkan dalam ilmu tata bahasa Arab, kata dakwah adalah bentuk dari isim masdar yang berasal dari kata kerja

  da’a-yad’u-da’watan artinya menyeru, memanggil, mengajak (Abdul, 2007:29).

  Selanjutnya dakwah memiliki makna sebagai suatu proses penyampaian atas pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut, sedangkan orang yang melakukan ajakan tersebut dikenal dengan sebutan

  da’i yang artinya orang yang menyeru (Amin, 2013:2).

  Secara istilah definisi tentang dakwah telah banyak dipaparkan oleh para ahli. Meskipun susunan redaksinya berbeda-beda, akan tetapi memiliki makna yang sama, seperti yang dikutip oleh Budiharjo (2007:1-2), beberapa definisi tentang dakwah yang dikemukakan oleh para ahli, sebagai berikut: a.

  Menurut Abduh, dakwah sama dengan islah, yaitu memperbaiki keadaan kaum muslimin dan memberi petunjuk kepada orang-orang kafir agar mau memeluk Islam.

  b.

  Menurut Ali Mahfudz, dakwah ialah mendorong manusia melakukan kebajikan dan memberi petunjuk, menyuruh mereka berbuat yang makruf dan melarang yang munkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.

  c.

  Menurut Abu Bakar Zarkasyi, dakwah ialah usaha para ulama dan orang-orang yang memiliki ilmu dalam masalah agama dengan memberi pengajaran kepada masyarakat pada hal ihwal yang dapat menyadarkan mereka terhadap urusan keagamaannya dan keduniaannya sesuai kemampuan yang dimilikinya.

  d.

  Menurut Bahi al-Khulli, dakwah ialah memindahkan suatu situasi manusia kepada situasi lebih baik..

  Untuk mempermudah berjalannya dakwah, maka perlu adanya unsur-unsur yang membantunya antara lain: a.

  Da’i (subjek dakwah)

  Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik secara

  lisan maupun tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu, kelompok atau bentuk organisasi atau lembaga (Ilaihi, 2010:19).

  Da’i adalah orang yang melakukan dakwah atau dapat

  diartikan sebagai orang yang menyampaikan pesan dakwah kepada orang lain (

  mad’u) (Saputra, 2012:261).

  Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

  da’i

  merupakan pelaksana dakwah atau orang yang menyampaikan ajaran agama dan mengajak kepada kebaikan dengan cara yang baik agar pesan dakwah atau ajaran agama dapat tersampaikan kepada orang lain (

  mad’u). Seorang da’i harus dapat memahami ajaran agama yang bersumber pada al- qur’an dan hadist, selain itu da’i harus dapat memahami bagaimana keadaan para

  mad’unya baik dari segi sosial, budaya, perekonomian, dan lain sebagainya.

  Seorang

  da’i harus mampu menjiwai dan menjadikannya

  sebagai pedoman dalam hidupnya agar dapat dijadikan alat pengontrol bagi perbuatan-perbuatannya, pemikiran dan sikap mentalnya, sehingga

  mad’u diharapkan mendapat petunjuk untuk

  mendekatkan diri kepada Allah yaitu dengan ibadah (Hayati, 2017:176).

  b.

  Mad’u (Objek dakwah)

  Mad’u adalah manusia yang menjadi mitra dakwah atau

  menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik secara individu, kelompok, baik yang beragama Islam maupun tidak, dengan kata lain manusia secara keseluruhan (Ilaihi, 2010:19-20).

  Mad’u adalah orang atau kelompok yang lebih dikenal

  dengan sebutan jamaah yang sedang menuntut ajaran agama dari seorang da’i, baik mad’u tersebut merupakan orang dekat atau jauh, muslim atau non muslim, laki-laki atau perempuan (Saputra, 2012:279).

  Beberapa pengertian tentang

  mad’u diatas dapat disimpulkan

  bahwa

  mad’u merupakan seorang atau sekelompok orang yang

  menjadi penerima pesan dakwah dari

  da’i. Sasaran dakwah atau mad’u meliputi masyarakat secara umum, baik laki-laki ataupun perempuan, dilihat dari segi umur baik anak-anak hingga tua, golongan masyarakat perkotaan atau pedesaan, golongan masyarakat yang dilihat dari tingkat sosial ekonomi (kaya, menengah, miskin), golongan masyarakat dari segi profesi (pegawai negeri, pedagang, petani, buruh, dan lain sebagainya).

  c.

  Materi dakwah Materi dakwah adalah ajaran-ajaran Islam sebagaimana terkandung dalam al- qur’an dan hadist, atau mencakup pendapat para ulama atau lebih luas dari itu (Aripudin, 2011:7).

  Menurut Wahyu Ilaihi (2010:20) menjelaskan tentang materi atau pesan dakwah itu adalah ajaran Islam yang secara umum dikelompokkan menjadi 3, yaitu: 1)

  Pesan Akidah, meliputi iman kepada Allah Swt, iman kepada Malaikat-Nya, iman kepada kitab-kitabNya, iman kepada RasulNya, iman kepada hari akhir, iman kepada qadha-qadhar.

  2) Pesan Syariah, meliputu ibadah thaharah (bersuci), shalat, zakat, puasa, dan haji, serta muamalah.

  3) Pesan Akhlak, meliputi akhlak terhadap Allah Swt, akhlak terhadap makhluk hidup.

  Materi dakwah yaitu isi dakwah yang akan disampaikan

  da’i

  untuk

  mad’unya. Sebelum berdakwah, seorang da’i harus

  mengetahui latar belakang dari

  mad’unya agar materi yang akan

  disampaikan sesuai dengan keadaan dan dapat di mengerti oleh

  mad’u. Materi yang disampaikan berupa ajakan dan seruan untuk

  taqwa kepada Allah Swt serta berlandaskan pada al- qur’an dan hadist.

  d.

  Media Dakwah Media dakwah merupakan alat-alat yang dipakai untuk menyampaikan ajaran Islam. Menurut Hamzah Ya’qub yang dikutip oleh Wahyu Ilaihi (2010:20-21) media dakwah dibagi menjadi lima, yaitu: 1)

  Lisan, merupakan media dakwah yang paling sederhana hanya dengan menggunakan suara. Media ini dapat berbentuk ceramah, khutbah, penyuluhan, dan lain sebagainya. 2)

  Tulisan, media dakwah ini meliputi majalah, surat kabar, spanduk, dan lain sebagainya.

3) Lukisan, gambar, karikatur, dan lain sebagainya.

  4) Audio visual, merupakan alat atau media dakwah yang dapat merangsang indera pendengaran atau penglihatan, dapat berbentuk televisi, internet, dan lain sebagainya.

  5) merupakan perbuatan-perbuatan nyata yang Akhlak, mencerminkan ajaran Islam, yang dapat dinikmati dan didengarkan oleh mad’u.

  Agar mempermudah penyampaian pesan dakwah maka perlu adanya media dakwah. Banyak media atau alat yang dapat digunakan oleh

  da’i seperti yang telah disebutkan diatas. Pada masa modern seperti saat ini, media massa menjadi media atau alat dakwah yang banyak digunakan, karena banyak masyarakat baik tua ataupun muda pasti menggunakan media massa. Dakwah melalui media massa lebih mudah diterima masyarakat khususnya para remaja.

  e.

  Metode Dakwah Metode dakwah merupakan cara-cara yang dipergunakan

  da’i

  untuk menyampaikan pesan dakwah atau serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan dakwah (Ilaihi, 2010:21).

  Metode dakwah sendiri telah ada pedomannya di dalam al- q ur’an yaitu surat An-Nahl ayat 125, dimana telah dijelaskan didalamnya metode-metode yang dapat digunakan untuk berdakwah.

  Terdapat tiga metode yang telah disebutkan dalam ayat tersebut yaitu:

1) Dakwah bil Hikmah

  Kata hikmah berasal dari bentuk masdar hukuman yang diartikan mencegah, apabila dikaitkan dengan dakwah maka berarti menghindari hal-hal yang kurang relevan dalam melaksanakan tugas dakwah (Saputra, 2011:244).

  Menurut Toha Yahya Umar, hikmah berarti meletakkan sesuatu pada tempatnya dengan berfikir, berusaha menyusun dan mengatur dengan cara yang sesuai keadaan zaman dengan tidak bertentangan dengan larangan Tuhan (Munir, 2009: 9).

  Ibnu Qoyim mendefinisikan hikmah yaitu pengetahuan tentang kebenaran dan pengalamannya, ketepatan dalam perkataan dan pengalamannya, hal tersebut tidak dapat dicapai kecuali dengan memahami al-q ur’an, syari’at Islam, dan hakikat iman (Saputra, 2012:246) .

  Dakwah dengan menggunakan cara hikmah adalah memperhatikan dengan baik situasi dan kondisi sasaran dakwah, karena

  mad’u yang akan dihadapi memiliki tingkat pendidikan,

  strata sosial, serta latar belakang yang beragam. Oleh sebab itu, para

  da’i harus mampu mengerti dan memahami para mad’unya.

  Selain itu, materi dakwah yang dijelaskan tidak memberatkan

  mad’u, karena ada kecenderungan mereka tidak berasal dari satu tingkatan.

  2)

  Dakwah Mau’idhah Hasanah Secara bahasa mau’idhah hasanah terdiri dari dua kata yaitu mau’idhah dan hasanah. Kata mau’idhah berasal dari bahasa

  Arab yaitu

  wa’adha-ya’idhu-wa’dhan yang berarti nasihat,

  bimbingan, pendidikan, dan peringatan. Sedangkan hasanah merupakn kebaikan. Adapun secara istilah, menurut Abd. Hamid al-

  Bilali mau’idhah hasanah merupakan salah satu manhaj (metode) dalam dakwah untuk mengajak ke jalan Allah dengan memberikan nasihat atau membimbing dengan lemah lembut agar mereka mau berbuat baik (Munir, 2009:12-16).

  Dakwah dengan menggunakan metode mau’idhah hasanah dapat juga diartikan sebagai ungkapan yang didalamnya mengandung unsur pendidikan, peringatan, kabar gembira, pesan-pesan positif ataupun wasiat yang dapat menjadi pegangan dalam kehidupan (Saputra, 2012-252).

3) Dakwah Al-Mujadalah

  Mujadalah berasal dari kata jadala, apabila mendapat tambahan alif sehingga menjadi jaadala memiliki arti berdebat, sedangkan makna mujadalah itu sendiri adalah perdebatan. Sedangkan secara istilah mujadalah merupakan upaya bertukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis tanpa adanya suasana yang mengharuskan adanya lahirnya permusuhan di antara keduanya (Munir, 2009:19).

  Metode dakwah mujadalah biasa disebut dengan metode dakwah tanya jawab, yaitu metode yang dilakukan dengan menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai materi dakwah, disamping itu juga merangsang perhatian penerima dakwah (Munsyi, 1978:31-32).

  Metode tanya jawab ini merupakan metode yang efektif, karena

  mad’u dapat mengajukan pertanyaan yang belum mereka

  pahami serta dari sinilah akan timbul timbal balik antara

  da’i dan mad’u, sehingga dakwah akan menjadi lebih lama. Selain itu dengan metode ini bukan hanya

  da’i dan mad’u saja yang

  melakukan tukar pikiran, akan tetapi

  mad’u dengan mad’u lainnya juga dapat bertukar pikiran.

  Dakwah dengan cara ini menuntut agar

  da’i mempunyai

  kecakapan dalam tutur pikiran, sharing, debat dan diskusi. Debat atau diskusi yang dilakukan adalah dengan kawan bukan lawan, dan biasanya metode ini tepat bagi golongan menengah (Yahya, 2016:93).

  Beberapa metode yang telah diuraikan diatas dapat dijadikan sebagai acuan untuk berdakwah, bukan hanya metode itu saja yang dapat digunakan melainkan terdapat metode-metode yang lain lagi apabila metode tersebut kurang efektif digunakan untuk menyebarkan ajaran Islam.

2. IKADI a. Pengertian IKADI

  IKADI (Ikatan Da’i Indonesia) merupakan sebuah wadah untuk berdakwah dan membentuk

  da’i yang profesional serta

  memberikan kontribusi positif untuk umat ( www.ikadi.or.id diakses pada 10 April 2018). IKADI berdiri sendiri tanpa adanya campur tangan ataupun berkaitan dengan lembaga Islam dan partai yang ada di Indonesia, dengan kata lain IKADI berdiri secara independen.

  IKADI tersebar diberbagai wilayah Indonesia, kepengurusannya berada di pusat, wilayah, dan daerah.

b. Profil IKADI

  IKADI merupakan organisasi kemasyarakatan yang bersifat keislaman yang diwujudkan dalam bentuk ukhwah dan silaturahmi dalam membina dan mengembangkan

  ta’aruf (saling mengenal), ta’awun (saling menolong), dan tausiat (saling berwasiat) di jalan

  kebenaran guna memperkukuh kesatuan dan persatuan bangsa serta mengangkat harkat dan martabat umat manusia ( www.ikadi.or.id diakses pada 10 April 2018).

  Visi IKADI adalah Menjadi Lembaga Profesi da'i yang

  

mampu mengoptimalkan potensi para da'i dalam menegakkan nilai-

nilai Islam sebagai rahmatan lil 'alamin.

  Misi dari IKADI diantaranya: 1) Membangun pemahaman Islam berdasarkan al-quran dan sunnah

  sesuai manhaj ulama salafush shaleh bagi segenap umat manusia.

  2) Membangun sikap hidup berislam yang rahmatan lil'alamin. 3) Menyebarkan, mengamalkan dan membela nilai-nilai Islam. 4) Meningkatkan ukhwah Islamiyah antara ummat . 5) Meningkatkan kemampuan dan peran da’i dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

  Struktur Pengurus Cabang Ikatan Da’i Indonesia (PC-IKADI) Kaliangkrik

  Ketua : H. Jumal Wakil Ketua : Budi Susilo Sekretaris : Agus Nur Muhammad Bendahara : Nur Yasin Seksi Dakwah : Pono Seksi Kehumasan : Salam, Manaf Pembantu Umum : Fuad, Safik, Yahno, Mansyur.

c. Dakwah IKADI

  Kiprah dakwah yang dilakukan IKADI di Kaliangkrik sudah lama dengan kurun waktu 10 tahun dari awal berdirinya, kini semakin luas dakwah yang dilakukannya. Dakwah yang dilakukan

  IKADI bukan hanya dakwah secara lisan saja, melainkan dakwah melalui tulisan juga. Dakwah yang menggunakan media lisan seperti pengajian yang dilakukan setiap sebulan sekali (Minggu Wage) diikuti oleh masyarakat Kaliangkrik, kajian-kajian Islam seperti

  liqo’, tatsqif. Sedangkan dakwah dengan media tulisan yaitu dengan

  membuat buku-buku panduan keislaman, artikel keislaman, majalah Islam, dan membuat buku panduan khutbah. Selain itu, melakukan silaturahmi kepada saudara-saudara muslim lainnya yang didalamnya terdapat unsur dakwah.

3. Keberagamaan Masyarakat a. Pengertian Keberagamaan

  Kata agama secara bahasa berasal dari bahasa Sansekerta yang menunjuk kepada sistem kepercayaan dalam Hinduisme dan Buddaisme di India. Agama terdiri dari kata a yang berarti tidak, dan kata gama yang memiliki arti kacau, dengan demikian agama berarti aturan atau tatanan untuk mencegah kekacauan dalam kehidupan manusia (Naim, 2014:3).

  Menurut Harun Nasution yang dikutip oleh Jalaluddin (2012:13) agama adalah pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi. Selanjutnya Harun Nasution merumuskan ada empat unsur yang terdapat dalam agama, yaitu: 1) Kekuatan gaib, yang diyakini berada diatas kekuatan manusia. 2)

  Keyakinan terhadap kekuatan gaib sebagai penentu nasib baik dan nasib buruk manusia.

  3) Respons yang bersifat emosionil dari manusia. 4) Paham akan adanya yang kudus dan suci.

  Agama memiliki fungsi yang penting bagi kehidupan manusia dalam bermasyarakat. Fungsi agama dalam kehidupan di masyarakat tersebut antara lain: 1)

  Berfungsi edukatif, yaitu ajaran agama yang dianut memberikan ajaran-ajaran yang harus dipatuhi. Disini ajaran agama mempunyai dua unsur menyuruh dan melarang yang mengarah pada bimbingan untuk penganutnya agar menjadi pribadi yang baik dan terbiasa dengan hal yang baik menurut ajaran agama masing-masing.

  2) Berfungsi penyelamat, keselamatan yang diberikan oleh agama kepada penganutnya adalah keselamatan dunia dan akhirat dengan cara pengenalan kepada keimanan kepada Tuhan.

  3) Berfungsi sebagai perdamaian, melalui agama seseorang yang berdosa atau bersalah dapat mencapai kedamaian batin dengan cara menebus dosanya melalui bertaubat, penebusan dosa, atau pensucian, seperti apa yang telah agama ajarkan.

  4) Berfungsi sebagai social control, ajaran agama dianggap sebagai norma, dan nilai-nilai yang bisa menjadi aturan dan pengawas dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat oleh para penganutnya.

  5) Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas, para penganut agama akan merasa memiliki kesamaan dan kesatuan dalam keimanan

  (kepercayaan). Rasa kesamaan dan kesatuan ini akan membina rasa solidaritas dalam masyarakat, bahkan dapat membina rasa persaudaraan yang kokoh. 6)

  Berfungsi transformatif, ajaran agama dapat mengubah kehidupan pribadi seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.

  7) Berfungsi kreatif, ajaran agama dapat mendorong dan mengajak para penganutnya untuk bekerja produktif ukan hanya untuk diri sendiri melainkan untuk kepentingan orang lain juga. Selain itu dituntut untuk dapat membuat inovasi dan penemuan baru.

  8) Bersifat sublimatif, segala usaha manusia selama tidak bertentangan dengan norma agama, dilakukan dengan niat yang lurus, dan hanya untuk Allah Swt merupakan ibadah (Jalaluddin, 2012:325-327).

b. Pengertian Masyarakat

  Masyarakat dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah

  society berasal dari kata socious yang berarti kawan. Sedangkan

  dalam bahasa Arab berasal dari kata syaraka yang berarti ikut serta, berpartisipasi (Koentjaraningrat, 1981:144).

Dokumen yang terkait

Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat Dalam Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat

0 40 9

Anggota IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) No. 008JBA

0 0 21

Motivasi beribadah dan perilaku sosial jamaah IPKA Salatiga (Ikatan Pensiunan Kementerian Agama) Salatiga 2016 - Test Repository

0 0 90

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Drama Melalui Strategi Pembelajaran Role-Playing Pada Kelas V SDN Windusari 2, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016 - Test Repository

0 1 132

Manajemen Sekolah Dalam MeningkatkanPartisipasi Masyarakat Di Sma Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016 - Test Repository

0 0 98

Remaja Putus Sekolah antara Harapan dan Tantangan (Studi di Desa Ngemplak Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun 2015) - Test Repository

0 1 125

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Sifat-sifat Bangun Datar Melalui Pembelajaran Berbasis Budaya pada Siswa Kelas V MI Al-Huda Munggangsari 2 Kec. Kaliangkrik Kab. Magelang Tahun Ajaran 20015/2016 - Test Repository

0 0 164

Pengaruh Religiusitas,Kualitas Pelayanan, Kepuasan Nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang - Test Repository

0 2 104

Judul : Peran Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru PAI Membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Di SMP Negeri Se-Kabupaten Sukamara Tahun 2016 / 2017 - Test Repository

0 0 146

Analisis Peningkatan KualitasPelayanan Pada Anggota Bmt Anda Kantor Cabang Ampel - Test Repository

0 1 92