Uji efek anti inflamasi ekstrak etanol akar krokot belanda [Talinum triangulare [Jacq.] Wild.] pada mencit putih betina - USD Repository

  UJI EFEK ANTI INFLAMASI EKSTRAK ETANOL AKAR KROKOT BELANDA (Talinum triangulare (Jacq.)Willd) PADA MENCIT PUTIH BETINA SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh :

  Agnes Meiriana NIM : 038114121

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

  UJI EFEK ANTI INFLAMASI EKSTRAK ETANOL AKAR KROKOT BELANDA (Talinum triangulare (Jacq.)Willd) PADA MENCIT PUTIH BETINA SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh :

  Agnes Meiriana NIM : 038114121

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN ^xà|~t }tÄtÇ {tÅÑt? t~â ^tâ ÑâÄ|{~tÇ ^xà|~t Ñâàâá tát? t~â ^tâ ~âtà~tÇ ^xà|~t ÄxÄt{? t~â ^tâ áxztÜ~tÇ fx}tâ{ ÑxÜ}tÄtÇtÇ çtÇz àxÄt{ ~âàxÅÑâ{ gt~ áxwxà|~ ÑâÇ t~â ~x{|ÄtÇztÇ ~tá|{`â `âÇz~|Ç àt~ ~âÑt{tÅ|

  TÑt çtÇz ~|Ç| t~â tÄtÅ| atÅâÇ ~â àtâ Ñtáà| ^tá|{ Tẩẩt{~â àt~ t~tđ uxư{xđà| ^tÇ ~â ~âáxÜt{~tÇ áxÅât ÑxÜzâÅâÄtÇ~â ÑtwtÅâ lxáâá

^tÜxÇt ~â àtâ Ñtáà| TÄÄt{~â ux~xÜ}t ÅxÇwtàtÇz~tÇ ~xut|~tÇ utz|

çtÇz ÅxÇztá|{|açt

  ^âÑxÜáxÅut{~tÇ ~tÜçt ~xv|Ä~â |Ç| utz|

UtÑt? câàÜt wtÇ eÉ{ ^âwâá áxutzt| cÜ|utw| gÜ|àâÇzztÄ tàtá

~tá|{ áxà|taçt ^xẩâtưzt~â çtđz ~âv|đàt|AAA ft{tutà@át{tutà~â çtÇz ~âátçtÇz|‹ TÄÅtÅtàxÜ~âAAAA

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PRAKATA

  Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa berkat kasih karuniaNya lah, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Uji Efek Anti Inflamasi Ekstrak Etanol Akar Krokot Belanda (Talinum triangulare (Jacq.) Willd) pada Mencit Putih Betina“ ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

  Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Rita Suhadi, M.Si., Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Drs. Mulyono, Apt selaku pembimbing utama skripsi ini atas segala dukungan, bimbingan, kritik dan masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

  3. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt. selaku penguji skripsi atas bantuan dan masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

  4. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku penguji skripsi atas bantuan dan masukan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

  5. Mas Parjiman, Mas Heru dan Mas Kayat selaku laboran bagian Farmakologi- Toksikologi, serta Mas Wagiran selaku laboran bagian Farmakognosi- Fitokimia atas segala bantuan dan kerja sama selama di laboratorium.

  6. Papa, Mama dan Kak Nina yang selalu menemani dan mendukung terutama dukungan moral, semangat dan kasih sayang selama ini serta adik Putra (Alm) yang telah lebih dahulu dipanggil untuk menikmati keindahan dan kedamaian surga.

  7. Nike, Jenny, Erma, Nia, Indri, Ratna, Tyas, Marlin, Yenny, Ndari, dan Sigit, atas kebersamaan, dukungan dan persahabatan yang telah memberi makna hidupku

  8. Iin, Margie, Nunik, Joan yang jauh di mata tetapi dekat di hati atas canda tawa, kekonyolan, dan dukungan yang sangat menghibur penulis selama ini

  9. Teman-teman Amakusa : Nova, Inchan, Deka, C’dian, Henny, C’monic, Desi, Silvi, Mira, Cendani, Tata, Ayu, Tyas, Ita, Yemi, Dewi, Uut, dan Dian serta Yeyen sebagai teman komsel atas canda tawa, dan kehebohan yang menyenangkan.

  10. Teman-teman kelas C angkatan 2003 yang disebut Chemistry’03. Semoga persahabatan dan kebersamaan yang telah kita jalin bertahan selamanya.

  11. Pihak-pihak yang turut membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

  Penulis menyadari dengan rendah hati bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kemajuan di masa yang akan datang. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan.

  Penulis

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

INTISARI

  Inflamasi merupakan respon biologik pada jaringan tubuh yang cedera atau mati. Akar krokot belanda (Talinum triangulare (Jacq) Willd) merupakan salah satu obat tradisional yang diduga berefek sebagai anti inflamasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kebenaran efek anti inflamasi dan mengetahui besarnya persentase efek anti inflamasi ekstrak etanol akar krokot belanda dalam menghambat terjadinya udema pada mencit putih betina.

  Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Metode yang digunakan adalah metode Langford dkk. yang telah dimodifikasi pelaksanaannya, yaitu induksi udema pada kaki kiri belakang hewan uji secara subplantar menggunakan suspensi karagenin 1%. Hewan uji yang digunakan adalah mencit betina galur Swiss, berumur 2-3 bulan dengan berat badan 20-30 gram. Enam puluh tiga ekor mencit dikelompokkan menjadi 9 kelompok secara acak. Kelompok I adalah kontrol negatif karagenin 1%, kelompok II adalah kontrol negatif CMC Na 1%, kelompok

  III, IV, dan V adalah kontrol positif natrium diklofenak dengan dosis 9,75 mg/kgBB; 10,795 mg/kgBB; dan 11,95 mg/kgBB, sedangkan kelompok VI, VII,

  VIII, dan IX adalah perlakuan ekstrak etanol akar krokot belanda dengan dosis 1674,49 mg/kgBB; 2411,26 mg/kgBB; 3472,22 mg/kgBB; dan 5000 mg/kgBB. Lima belas menit kemudian kaki kiri mencit bagian belakang diinjeksi dengan karagenin 1%, setelah 3 jam mencit dikorbankan dan kedua kakinya dipotong pada sendi torsocrural, kemudian ditimbang. Data bobot udema yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk mencari persentase efek anti inflamasi. Distribusi data dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dilanjutkan dengan Anova satu arah dan uji Scheffe dengan taraf kepercayaan 95%.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol akar krokot belanda memiliki efek anti inflamasi. Efek anti inflamasi ekstrak etanol akar krokot belanda dosis 1674,49 mg/kgBB; 2411,26 mg/kgBB; 3472,22 mg/kgBB; dan 5000 mg/kgBB berturut-turut sebesar 13,37%; 20,53%; 27,47%; dan 51,18%.

  Kata kunci : anti inflamasi, ekstrak etanol akar krokot belanda, modifikasi pelaksanaan metode Langford

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

  Inflammation is a biological response that occured in injury area. Krokot belanda root is one of the traditional medicine which is assuming to have effects in anti inflammation. Because of that, the purpose of this research is to prove the truth of anti inflammation effect and to know the amount of potency anti inflammation effect of ethanolic extract of krokot belanda root on preventing oedema.

  This research is pure experimental research by one way complete random design. The experiment method which used was Langford method which the implementation had been modified. Implementation of Langford et al. method was oedema inductional method to the left underside of the experiment animals foot-sole with 1% carrageenan. The subject of this experiment were Swiss strain white female mice, whose age 2-3 months, and its weight were 20-30 grams. Sixty three mice were divided into 9 groups by random. Group I was carageenaan 1% negative control, group II was aquadest negative control, group III until group V were natrium diclofenac positive control with dose of 9,75 mg/kgBB; 10,795 mg/kgBB; dan 11,95 mg/kgBB, and group VI until group IX were ethanol extract of krokot belanda root with dose of 1674,49 mg/kgBB; 2411,26 mg/kgBB; 3472,22 mg/kgBB; dan 5000 mg/kgBB. Fifteen minutes later, those mice’s left legs were injected with carrageenan 1%. After three hours those mice were killed and its two legs were cut at torsocrural joint . Data obtained were data of weight of mice paws that used to calculate the percentage of anti inflammation effect. Distribution data were analyzed statistically with Kolmogorov-Smirnov. After that, the analysis were continued with one way ANOVA with 95% significance level and were continued with Scheffe test.

  The results shows that ethanol extract of krokot belanda root has anti inflammation effect. Anti inflammation effect of ethanol extract of krokot belanda root on the dose of 1674,49 mg/kgBB; 2411,26 mg/kgBB; 3472,22 mg/kgBB; dan 5000 mg/kgBB were 13,37%; 20,53%; 27,47%; dan 51,18%.

  Key words : anti inflammation, ethanolic extract of krokot belanda root, modified implementation of Langford method

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi PRAKATA.................................................................................................... vii

  INTISARI ..................................................................................................... ix

  

ABSTRACT .................................................................................................... x

  DAFTAR ISI................................................................................................. xi DAFTAR TABEL......................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xix BAB I. PENGANTAR..................................................................................

  1 A. Latar Belakang ........................................................................................

  1 B. Permasalahan .......................................................................................... 3 C. Keaslian Penelitian..................................................................................

  3 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................

  4 1. Manfaat teoritis .................................................................................

  4 2. Manfaat praktis .................................................................................

  4

  E. Tujuan Penelitian ....................................................................................

  13 B. Perkolasi.................................................................................................. 13

  34 H. Hipotesis ................................................................................................. 35

  28 G. Landasan Teori........................................................................................

  27 F. Metode Pengujian Aktivitas Anti Inflamasi............................................

  25 E. Natrium Diklofenak ................................................................................

  3. Mekanisme ........................................................................................ 18 D. Obat Anti Inflamasi.................................................................................

  2. Gejala ............................................................................................... 16

  1. Patogenesis........................................................................................ 15

  C. Inflamasi ................................................................................................. 15

  8 6. Khasiat dan kegunaan .......................................................................

  5 1. Tujuan umum ....................................................................................

  7 5. Kandungan kimia ..............................................................................

  6 4. Uraian tanaman .................................................................................

  2. Sinonim ............................................................................................. 6 3. Nama lain ..........................................................................................

  1. Sistematika ........................................................................................ 6

  6

  6 A. Tanaman Krokot Belanda .......................................................................

  5 BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ..........................................................

  5 2. Tujuan khusus ...................................................................................

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................

  36 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..............................................................

  36 B. Metode Penelitian ...................................................................................

  36 C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.........................................

  37 1. Variabel Penelitian............................................................................

  37 2. Definisi Operasional .........................................................................

  37 D. Subjek dan Bahan Penelitian...................................................................

  38 1. Subjek Penelitian ..............................................................................

  38 2. Bahan Penelitian ...............................................................................

  38 E. Alat atau Instrumen Penelitian ...............................................................

  39 F. Tata Cara Penelitian ................................................................................

  40 1. Determinasi tanaman.........................................................................

  40 2. Pengumpulan bahan ..........................................................................

  40 3. Pembuatan ekstrak etanol akar krokot belanda.................................

  40 4. Penyiapan hewan uji .........................................................................

  41 5. Pembuatan suspensi karagenin 1% ...................................................

  41 6. Pembuatan CMC-Na 1%...................................................................

  41 7. Pembuatan larutan natrium diklofenak .............................................

  41 8. Pembuatan suspensi ekstrak etanol akar krokot belanda .................

  42 9. Penetapan dosis .................................................................................

  42

  10. Uji pendahuluan rentang waktu pemotongan kaki setelah injeksi suspensi karagenin 1% .....................................................................

  44

  11. Uji pendahuluan rentang waktu pemberian ekstrak etanol akar krokot belanda ......................................................................... 45

  50

  70 LAMPIRAN.................................................................................................. 74 BIOGRAFI PENULIS .................................................................................. 104

  B. Saran ....................................................................................................... 69 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

  69 A. Kesimpulan ............................................................................................. 69

  56 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................

  53 D. Pengujian Efek Anti Inflamasi Ekstrak Etanol Akar Krokot Belanda.....

  2. Uji pendahuluan rentang waktu pemberian ekstrak etanol akar krokot belanda...........................................................................

  1. Uji pendahuluan rentang waktu pemotongan kaki setelah injeksi suspensi karagenin 1% ......................................................................

  12. Perlakuan Hewan Uji ........................................................................

  49

  48 C. Uji Pendahuluan......................................................................................

  48 B. Pembuatan Ekstrak Etanol Akar Krokot Belanda...................................

  48 A. Determinasi Tanaman .............................................................................

  47 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN.............................

  46 G. Analisis Hasil ..........................................................................................

  45 13. Perhitungan Respon Daya Anti Inflamasi.........................................

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel I. Rangkuman hasil anova satu arah dengan taraf kepercayaan

  95% data bobot udema kaki mencit pada uji pendahuluan rentang waktu pemotongan kaki setelah injeksi suspensi karagenin 1% ........................................................................

  51 Tabel II. Rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi suspensi karagenin 1% pada rentang waktu tertentu, beserta hasil uji Scheffe .................................................................................. 51

  Tabel III. Rangkuman hasil anova satu arah dengan taraf kepercayaan 95% data bobot udema kaki mencit pada uji pendahuluan rentang waktu pemberian ekstrak etanol akar krokot belanda ..................................................................................

  54 Tabel IV. Rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi suspensi karagenin 1% pada uji pendahuluan rentang waktu pemberian ekstrak etanol akar krokot belanda.....................

  54 Tabel V. Rata-rata bobot udema kaki mencit beserta persen (%) daya anti inflamasi dari seluruh kelompok perlakuan ...................

  59 Tabel VI. Rangkuman hasil anova satu arah dengan taraf kepercayaan 95% persentase daya anti inflamasi ekstrak etanol akar krokot belanda dalam empat peringkat dosis beserta kontrolnya ............................................................................. 62

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Tabel VII. Hasil uji Scheffe daya anti inflamasi pada perlakuan ekstrak etanol akar krokot belanda dalam empat peringkat dosis beserta kontrolnya........................................................

  62

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 1. Kerangka flavonoid...............................................................

  9 Gambar 2. Struktur saponin ....................................................................

  10 Gambar 3. Struktur tanin ........................................................................

  11 Gambar 4. Struktur umum steroid ..........................................................

  11 Gambar 5. Patogenesis dan gejala inflamasi ..........................................

  17 Gambar 6. Mekanisme inflamasi ............................................................

  24 Gambar 7. Struktur diklofenak ...............................................................

  27 Gambar 8. Rumus perhitungan anti inflamasi ........................................

  33 Gambar

  9. Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan rentang waktu pemotongan kaki setelah injeksi suspensi karagenin 1% ..............................................

  53 Gambar

  10. Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan rentang waktu pemberian ekstrak etanol akar krokot belanda.......................................................................

  56 Gambar

  11. Diagram batang rata-rata bobot udema kaki mencit perlakuan ekstrak etanol akar krokot belanda dalam 4 peringkat dosis beserta kontrolnya........................................

  60 Gambar 12. Diagram batang persentase efek anti inflamasi perlakuan ekstrak etanol akar krokot belanda beserta kontrolnya.........

  61 Gambar 13. Tanaman Krokot Belanda .....................................................

  77 Gambar 14. Akar Krokot Belanda ............................................................

  78

  Gambar 15. Serbuk akar Krokot Belanda .................................................

  78 Gambar 16. Ekstrak etanol kental akar Krokot Belanda ..........................

  79 Gambar 17. Perbandingan persamaan garis antara log dosis natrium diklofenak dan log dosis ekstrak etanol akar krokot belanda.. 101

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Surat pernyataan pengambilan dan determinasi dari BPTO . . 74 Lampiran 2. Sertifikat analisis natrium diklofenak ...................................

  76 Lampiran 3. Foto tanaman Krokot Belanda ..............................................

  77 Lampiran 4. Foto akar Krokot Belanda dan serbuk akar Krokot Belanda

  78 Lampiran 5. Foto ekstrak etanol akar Krokot Belanda..............................

  79 Lampiran 6. Skema kerja uji pendahuluan rentang waktu pemotongan kaki mencit setelah injeksi suspensi karagenin 1% ..............

  80 Lampiran 7. Hasil dan analisis hasil uji pendahuluan rentang waktu pemotongan kaki mencit setelah injeksi suspensi karagenin 1% ......................................................................................... 81

  Lampiran 8. Skema kerja uji pendahuluan rentang waktu pemberian ekstrak etanol akar krokot belanda........................................

  84 Lampiran 9. Hasil dan analisis hasil uji pendahuluan rentang waktu pemberian ekstrak etanol akar krokot belanda......................

  85 Lampiran 10. Skema kerja perlakuan hewan uji .........................................

  88 Lampiran 11. Hasil dan analisis hasil bobot udema kaki mencit akibat pemberian ekstrak etanol akar krokot belanda dalam empat peringkat dosis dan kontrolnya .............................................

  90 Lampiran 12. Hasil perhitungan dan analisis hasil persen (%) efek anti inflamasi akibat pemberian ekstrak etanol akar krokot belanda dalam empat peringkat dosis dan kontrolnya ..........

  95 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Lampiran 13. Perbandingan persamaan garis antara log dosis natrium diklofenak dan log dosis ekstrak etanol akar krokot belanda.. 101 Lampiran 14. Hasil Perhitungan Potensi Relatif Efek Anti inflamasi

  Pemberian Ekstrak Etanol Akar Krokot BelandaDalam Empat Peringkat Dosis.......................................................... 103 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Inflamasi atau radang merupakan respon yang menyolok pada jaringan

  hidup yang mengalami cedera atau mati. Respon inflamasi yang terjadi berupa penginaktivasian atau perusakan organisme penyerang, penghilangan zat iritan, dan perbaikan jaringan (Harvey, Mycek, dan Champe, 2001).

  Reaksi inflamasi diperlukan karena inflamasi ini merupakan respon biologik dari reaksi-reaksi kimia berurutan dan berfungsi melindungi tubuh dari infeksi dan memperbaiki jaringan yang rusak akibat trauma (Wilmana, 1995). Namun bila reaksi inflamasi tersebut berlebihan maka akan merugikan sehingga diperlukan obat-obat anti inflamasi untuk mengendalikan reaksi inflamasi sampai taraf yang tidak merugikan.

  Obat tradisional merupakan salah satu alternatif yang digunakan sebagai sarana perawatan kesehatan dan untuk menanggulangi berbagai macam penyakit.

  Penggunaan obat tradisional sudah menjadi tradisi budaya dalam mengatasi masalah kesehatan oleh masyarakat di Indonesia. Salah satu alasan masyarakat untuk tetap menggunakan obat tradisional adalah karena masyarakat berasumsi bahwa obat tradisional dinilai memiliki efek samping yang lebih ringan daripada obat modern terutama untuk pengunaan jangka panjang.

  Krokot belanda (Talinum triangulare (Jacq.)Willd) merupakan salah satu tanaman di Indonesia yang memiliki khasiat sebagai obat. Bagian tanaman yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sering dimanfaatkan adalah akarnya. Akar krokot belanda secara tradisional umumnya digunakan sebagai tonikum atau penghilang keletihan. Menurut Perry (1980), akar krokot belanda juga berkhasiat untuk mengatasi inflamasi dan mengurangi bengkak.

  Senyawa kimia yang terkandung di dalam akar krokot belanda adalah flavonoid, steroid, saponin dan tanin (Anonim, 1994; Dalimarta, 2003; Misra, 1992) yang dapat larut dalam etanol. Flavonoid, steroid dan tanin diduga dapat menimbulkan efek anti inflamasi. Penelitian ini menggunakan etanol dengan harapan kandungan kimia pada akar krokot belanda yang diduga berefek anti inflamasi dapat terekstraksi dengan baik. Hal tersebut di atas, yang mendorong dilakukannya penelitian tentang uji efek anti inflamasi ekstrak etanol akar krokot belanda pada mencit putih betina.

  Metode yang digunakan untuk pengujian efek anti inflamasi ekstrak etanol akar krokot belanda adalah metode Langford, Holmes dan Emele (1972) dengan prinsip induksi udem pada telapak kaki mencit. Metode ini dipilih karena dapat digunakan sebagai langkah pengujian awal untuk mengetahui apakah bahan uji memiliki efek anti inflamasi atau tidak. Di samping itu, metode ini mudah dilaksanakan, pengukuran dapat dilakukan secara obyektif serta dapat diandalkan untuk pengujian efek anti inflamasi dalam waktu yang singkat. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian adalah mencit betina. Mencit betina dipilih berdasarkan asumsi bahwa mencit betina lebih peka terhadap rangsang nyeri (nyeri merupakan bagian dari inflamasi) bila dibandingkan mencit jantan.

  Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, masalah pada penelitian ini dibatasi sebagai berikut: a. Apakah ekstrak etanol akar krokot belanda memiliki efek anti inflamasi terhadap mencit putih betina? b. Berapa besar efek anti inflamasi ekstrak etanol akar krokot belanda terhadap mencit putih betina?

  Sejauh penelusuran penulis di Universitas Sanata Dharma, penelitian tentang Uji Efek Anti Inflamasi Ekstrak Etanol Akar Krokot Belanda pada Mencit Putih Betina belum pernah dilakukan. Adapun penelitian yang pernah dilakukan adalah sebagai berikut : a. Evaluasi Efek Stimulan Susunan Syaraf Pusat Ekstrak Daun dan Batang

   Talinum triangulare

  (Jacq) Willd (Rustam, 1991). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun dan batang Krokot Belanda memberikan efek stimulan dengan dosis oral terendah adalah 1,33 g/kg BB pada mencit dan 0.89 g/kg BB pada tikus jantan.

  b. Pemeriksaan Pendahuluan Kandungan Kimia Tumbuhan Talinum triangulare (Jacq) Willd (Misra, 1992). Hasil penelitian menunjukkan bahwa krokot belanda mengandung flavonoid, saponin, tanin dan steroid

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Permasalahan

C. Keaslian Penelitian

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c. Khasiat dan Keamanan Som Jawa (Talinum paniculatum Gaertn) dan Kolesom (Talinum triangulare Willd) (Nugroho, 2000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji toksisitas akut Som Jawa mempunyai LD

  50 sebesar

  32,22 mg/10 g BB sedangkan Kolesom mempunyai LD sebesar 45,1 mg/10

  50

  g BB (rute i.p. pada mencit). Som Jawa dan Kolesom aman berdasarkan uji toksisitas akut.

  d. Uji Efek Tonikum Infusa Akar Krokot Belanda (Talinum triangulare (Jacq) Willd) terhadap Fungsi Motorik pada Mencit Jantan dengan Metode Rotarod

  test (Astawa, 2005). Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa akar krokot

  belanda dosis 2 mg/g BB/hari, 3,5 mg/g BB/hari dan 5 mg/g BB/hari terbukti memiliki efek tonikum yang setara dengan Panax ginseng dosis 1,2 mg/g BB/hari D.

   Manfaat Penelitian

  a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang obat tradisional tentang khasiat akar krokot belanda sebagai obat anti inflamasi

  b. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada masyarakat tentang penggunaan akar krokot belanda sebagai alternatif obat anti inflamasi beserta dosis efektifnya dalam menimbulkan efek anti inflamasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI E.

   Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum

  Penelitian ini bertujuan untuk menambah informasi kepada masyarakat tentang tanaman obat yang berkhasiat sebagai anti inflamasi.

  2. Tujuan Khusus

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol akar krokot belanda memiliki efek anti inflamasi dan untuk mengetahui seberapa besar efek anti inflamasi yang dimiliki ekstrak etanol akar krokot belanda terhadap mencit putih betina. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Tanaman Krokot Belanda

  1. Sistematika

  Sistematika tanaman Talinum triangulare (Jacq.) Willd adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Caryophyllales Suku : Portulacaceae Marga : Talinum Jenis : Talinum triangulare (Jacq) Willd (Anonim, 1994)

  2. Sinonim

  Sinonim tanaman krokot belanda adalah Talinum racemosum Rohrbach (Anonim, 1994; Dalimarta, 2003).

  3. Nama lain

  Tanaman krokot belanda memiliki nama daerah dan nama asing sebagai berikut : a. Nama daerah

  Poslen, Gelang (Jawa), Krokot Belanda (Sunda), Talesom, Som Jawa (Jawa) (Pitojo, 2000). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  b. Nama asing

  Suriname postelein , Grand pourpier, Cia ren shen (Anonim, 1986a; Pitojo, 2000).

4. Uraian Tanaman

  Krokot Belanda merupakan tanaman yang hidup menahun di dataran rendah hingga dataran tinggi pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut (Dalimarta, 2003). Tumbuh mengerombol, memiliki banyak percabangan dan sejumlah anakan yang letaknya berdekatan dengan induknya (Pitojo, 2000).

  Akarnya tunggang bila berasal dari biji, sedangkan tanaman yang berasal dari stek tidak membentuk akar tunggang. Akar berwarna keputihan saat muda, setelah tua berwarna coklat. Akar serabut intensif di lapisan atas tanah. Pada bagian pangkal, tumbuh akar-akar kecil memanjang. Batang muda berwarna hijau bulat, relatif lunak dan mudah dipatahkan. Batang tua berwarna kemerahan, agak keras. Daunnya hijau, bertangkai pendek, panjang daun antara 3 -13 cm dengan lebar 1,5 - 5 cm. Letak daun tersebar, melekat pada batang dan cabang tanaman. Bunganya majemuk, terdapat pada malai yang muncul dari ujung tangkai atau di ketiak percabangan atas. Daun kelopak berupa selaput, dengan 1-3 tulang daun hijau tua. Bunga memiliki 5 helai daun mahkota berbentuk solet dengan panjang 1-12 mm berwarna ungu kemerahan. Biji pada buah muda berwarna hijau, berukuran kecil, berbentuk ujung korek api. Pada buah agak tua, berwarna kecoklatan, setelah tua berubah jadi hitam (Pitojo, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5.

   Kandungan Kimia

  Akar dan daun krokot belanda mengandung saponin, dan flavonoid (Anonim, 1994), di samping itu akarnya juga mengandung tanin dan steroid (Misra, 1992; Dalimarta, 2003).

  a. Flavonoid Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan. Kandungan senyawa flavonoid di dalam tumbuhan sangat rendah, yaitu sekitar 0,25% dan secara umum terikat atau terkonjugasi dengan senyawa gula membentuk glikosida (Robinson, 1995). Khusus pada divisi Angiospermae yang lazim dijumpai adalah flavon dan flavonol, C-glikosida dan O-glikosida, di samping isoflavon dan flavanon (Markham, 1988).

  Flavonoid merupakan senyawa polar, maka umumnya flavonoid cukup larut dalam pelarut polar seperti etanol (EtOH), metanol (MeOH), butanol (BuOH) dan aseton. Adanya gula yang terikat pada flavonoid cenderung menyebabkan flavonoid lebih mudah larut dalam air dan dengan demikian campuran pelarut di atas dengan air merupakan pelarut yang lebih baik untuk glikosida (Markham, 1988).

  Flavonoid menghambat banyak reaksi oksidasi, baik secara enzim maupun non enzim. Efek flavonoid terhadap organisme sangat banyak macamnya sehingga tumbuhan yang mengandung flavonoid dapat dipakai dalam pengobatan (Robinson, 1995). Flavonoid menunjukkan aktivitasnya sebagai anti alergi, anti inflamasi, anti mikrobial, dan anti kanker. Pada kenyataannya, flavonoid bekerja sebagai anti oksidan kuat, melindungi dari serangan oksidatif dan radikal bebas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  (Anonim, 2007a). Di antara senyawa flavonoid yang telah lama dikenal dan merupakan suatu kelompok antioksidan yakni, kelompok polifenol memiliki kemampuan sebagai penangkal superoksida, oksigen singlet, dan radikal peroksi lipid (Sitompul, 2003). Flavonoid dapat bekerja sebagai inhibitor lipoksigenase yang berperan dalam produksi mediator inflamasi yaitu leukotrien (Robinson, 1995) sehingga proses peradangan dapat terhambat. Kerangka flavonoid dapat dilihat pada gambar 1 (Robinson, 1995).

  2' 3'

  1

  8 O 1'

  

2

  7 B 4' A

  3 5' 6 6'

  4

5 O

  Gambar 1. Kerangka flavonoid

  b. Saponin Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol dan telah terdeteksi dalam lebih dari 90 suku tumbuhan. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan menghemolisis sel darah. Pencarian saponin dalam tumbuhan telah dipicu oleh kebutuhan akan sumber sapogenin yang mudah diperoleh dan dapat diubah di laboratorium menjadi sterol hewan yang berkhasiat penting (misalnya, kortison, estrogen kontraseptik, dll) (Harborne, 1987).

  Berdasarkan aglikonnya, saponin dibagi menjadi dua yaitu saponin steroid dan saponin triterpenoid (Evans, 2002). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Saponin steroid Saponin triterpenoid Gambar 2. Struktur saponin

  Senyawa glikosida seperti saponin dan glikosida jantung tidak larut dalam pelarut non polar. Senyawa ini paling cocok diekstraksi dari tumbuhan memakai etanol atau metanol panas 70-95% (Robinson, 1995).

  c.

  Tanin Tanin merupakan substrat kompleks yang biasanya terjadi sebagai campuran polifenol yang sulit diseparasi karena tidak dapat dikristalkan. Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh dalam angiospermae khususnya jaringan kayu. Tanin dapat dibedakan menjadi tanin terhidrolisis dan tanin tidak terhidrolisis (tanin terkondensasi) (Heinrich, Barnes, Gibbons danWilliamson, 2004). Dalam industri, tanin merupakan senyawa yang berasal dari tumbuhan yang mampu mengubah kulit hewan mentah menjadi kulit siap pakai. Sedangkan dalam dunia kesehatan tanin bermanfaat untuk mengurangi bengkak (edema), radang, dan sekresi pada gastrointestinal (Harborne, 1987). Tanin dapat mempengaruhi respon inflamasi dengan aktivitasnya sebagai penangkal radikal bebas, karena radikal bebas dapat merangsang terjadinya inflamasi (Diane, 2006). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Tanin terhidrolisiskan dan glikosida dapat diekstraksi dengan air panas atau campuran etanol-air (Robinson, 1995).

  Gambar 3. Struktur tanin d. Steroid

  Senyawa steroid merupakan lipid yang dikarakteristikkan mempunyai kerangka karbon yang dihubungkan dengan empat cincin (Anonim, 2007b) yaitu siklopentanaperhidrofenantrena. Struktur umum senyawa steroid dapat dilihat pada gambar 4 (Mursyidi, 1990).

  18

  12

  17

  11

  19

  13

  16

  1

  9

  14

  2

  15

  8

  10

  3

  7

  5

  4

  6 Gambar 4. Struktur umum steroid

  Steroid dapat berupa senyawa alkohol, aldehid dan keton atau asam karboksilat yang tersebar luas dalam makhluk hidup dan umumnya termasuk ke PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dalam fraksi lipid. Menurut fungsi fisiologis dan terdapatnya steroid secara garis besar dibagi menjadi : golongan sterol, golongan asam empedu, golongan hormon, golongan saponin dan sapogenin dan golongan glikosida jantung (Mursyidi, 1990). Secara umum sterol dapat diisolasi dengan pelarut organik seperti metanol, etanol, eter, kloroform, dan campuran dari pelarut-pelarut tersebut (Mursyidi, 1990).

  Steroid dapat menghambat pelepasan prostaglandin dari sel-sel sumbernya (Anonim, 1991) sehingga pembentukan histamin, prostaglandin, dan mediator- mediator kimia lainnya yang mengakibatkan peradangan dapat terhambat pula (Greene, Harris, dan Goodyer, 2000).

  Nama sterol dipakai khusus untuk steroid alkohol, tetapi karena praktis semua steroid tumbuhan berupa alkohol dengan gugus hidroksil pada C-3 sering kali semuanya disebut sterol (Robinson, 1995). Golongan fitosterol (sterol tumbuhan) yang termasuk golongan ini adalah sitosterol yang merupakan sterol tumbuhan terbanyak dan terdiri dari α ,

  β, dan γ sitosterol, stigmasterol, kampesterol, dan spinasterol (Mursyidi, 1990). Tiga senyawa ‘fitosterol’ yang mungkin terdapat dalam tiap tumbuhan tinggi tersebut yaitu sitosterol (dahulu dikenal sebagai ß-sitosterol), stigmasterol, dan kampestrol. Fitosterol dilaporkan dapat menurunkan kolesterol, anti-inflamasi, antibakteri, antijamur, dan menghambat pembentukan tumor (Froschle, Piuss, Peter, Etzweiler, Ruegg, 2004) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Khasiat dan kegunaan

  Akar tanaman krokot belanda berkhasiat untuk mengatasi inflamasi dan mengurangi bengkak (Perry, 1980) serta untuk mengatasi bisul (Dalimartha, 2003). Akar krokot belanda juga berkhasiat sebagai obat lemah syahwat, penyegar atau tonikum terhadap fungsi motorik pada keadaan keletihan (Anonim, 1994; Wahjoedi, 2003).

B. Perkolasi

  Perkolasi adalah proses penyarian dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri atas tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan dan penampungan ekstrak), terus-menerus sampai diperoleh ekstrak atau perkolat (Anonim, 1986b).

  Perkolasi merupakan cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut: serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak ke bawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan di atasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan (Anonim,1986b).

  Alat yang digunakan untuk perkolasi disebut perkolator, cairan yang digunakan untuk menyari disebut cairan penyari atau menstrum, larutan zat aktif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  yang keluar dari perkolator disebut perkolat atau sari, sedang sisa setelah penyarian disebut ampas atau sisa perkolasi (Anonim,1986b).

  Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain : gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adhesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi). Cara perkolasi lebih baik daripada dengan cara maserasi karena:

  1. Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi.

  2. Ruangan di antara butir-butir serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan penyari. Karena kecilnya saluran kapiler tersebut maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi (Anonim,1986b).

  Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi. Seluruh perkolat biasanya dipekatkan dengan cara destilasi dengan pengurangan tekanan, agar bahan utama obat sesedikit mungkin terkena panas (Anonim, 1995).

  Etanol digunakan sebagai penyari karena lebih selektif, kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, netral, absorpsinya baik, dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan dan panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Inflamasi

1. Patogenesis

  Peradangan yang merupakan respon menyolok yang terjadi pada jaringan-jaringan hidup di sekitar sel atau jaringan tubuh yang cedera atau mati adalah suatu reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat terlarut, dan sel-sel dari darah yang bersirkulasi ke dalam jaringan-jaringan interstisial pada daerah cedera atau nekrosis (Price dan Wilson, 1992). Inflamasi disebabkan oleh pengaruh-pengaruh yang sifatnya merusak sel (noksi). Noksi dapat berupa noksi kimia (obat-obatan), noksi fisika (panas atau dingin yang berlebihan, radiasi, benturan), serta infeksi dengan mikroorganisme atau parasit (Muschler, 1986).

  Adanya jaringan yang rusak menyebabkan terjadinya pelepasan mediator kimia dan reaksi imun yang meliputi : histamin, eicosanoid (prostaglandin, tromboksan, leukotrien), PAF (platelet activating factor), bradikinin, nitrit oksida, neuropeptida, dan cytokine (seperti interleukin, intereferon, dll) (Rang, Dale, Ritter, and Moore, 2003)

  Menurut waktu terjadinya, inflamasi dibagi menjadi 2 yaitu inflamasi akut dan inflamasi kronis. Inflamasi akut disebabkan oleh rangsangan sesaat atau mendadak (akut). Inflamasi kronis disebabkan oleh luka yang berlangsung beberapa minggu, bulan, atau bersifat menetap dan merupakan kelanjutan dari inflamasi akut. (Sander, 2003)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2.

   Gejala