MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI TENTANG BIOSFER MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PATI TAHUN 2013 | Rodliyah | GeoEco 6322 13457 1 SM

Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 136 - 148

ISSN: 2460-0768

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI TENTANG BIOSFER MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA
SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PATI TAHUN 2013
Siti Rodliyah1, Suwarto2, H.Sugiyanto2
rodliyahs@gmail.com
Abstrak
Penelitian dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran
geografi/dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yaitu 77.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) peningkatan hasil belajar geografi tentang
biosfer melalui pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa
kelas XI IPS SMA Negeri 1 Pati Tahun 2013, 2) peningkatan aktivitas siswa belajar geografi
tentang biosfer melalui pembelajaran dengan model kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas
XI IPS SMA Negeri 1 Pati Tahun 2013.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dengan dua siklus dan tiap siklus meliputi empat tahapan dimulai dari
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan merefleksi. Penelitian ini bersifat

kolaboratif yang melibatkan seorang teman guru geografi mulai dari perencanaan, sebagai
observer dan merefleksi. Analisis data yang digunakan adalah dengan teknik analisis statistik
deskriptif dan deskri[ptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 1 Pati tahun 2013. Pengumpulan data dengan metode observasi untuk mengetahui
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran geografi dan tes untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
1) Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini rata-rata nilai meningkat dari sebelum
diberi tindakan (pretest ) sampai pada setelah diberi tindakan siklus I dan siklus II. Rata-rata
pretest siklus I mencapai 56,55; rata-rata siklus I mencapai 70,59; rata-rata pretest siklus II
mencapai 76,19 dan rata-rata siklus II mencapai 82,14. Peningkatan hasil belajar siswa ini
diikuti pula peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Penilaian
aktivitas siswa didapat dari: respon siswa dalam mengikuti pelajaran siklus I sebesar 57,5%
naik menjadi 90% pada siklus II, interaksi siswa pada siklus I sebesar 62,5% naik menjadi
87,5% pada siklus II , kerjasama 67,5% pada siklus I naik menjadi 92,5% pada siklus II, dan
tanggung jawab pada siklus I sebesar 62,5% naik menjadi 95% pada siklus II. Dari hasil
penelitian tersebut, kesimpulan yang dapat diambil adalah penerapan model pembelajaran
kooeratif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa belajar geografi
tentang biosfer pada siswa kelas XI-IPS SMA Negeri 1 Pati tahun 2013.
Kata Kunci: Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw, Hasil Belajar


peserta didik secara aktif mengembangkan

PENDAHULUAN
Pendidikan

dan

potensi dirinya untuk memilki kekuatan

mewujudkan suasana

spiritual keagamaan, pengendalian diri,

belajar dan proses pembelajaran agar

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

terencana

adalah

untuk

usaha

sadar

136
1

* Mahasiswa Magister PKLH FKIP UNS
2
* Staff Mengajar Magister PKLH FKIP UNS

Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 136 - 148

ISSN: 2460-0768

serta ketrampilan yang diperlukan dirinya.,


pembelajaran

masyarakat, bangsa dan Negara. (Undang

menerima

Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003

geografi dengan baik karena siswa merasa

pasal

senang dan tertarik untuk

1:1).

Undang-undaang

tersebut


siswa

dan

dapat

mudah

memahami

pelajaran

mengikuti

mengandung makna yang sangat luas,

pelajaran sehinggakemungkinan prestasi

salah satunya melalui proses pembelajaran


belajar yang lebih baik dapat dicapai.

yang terencana dapat mengembangkan
potensi yang ada pada diri siswa. Untuk itu

METODE PENELITIAN

guru dituntut untuk aktif meningkatkan

Keberhasilan proses pembelajaran

kualitas proses pembelajaran sehingga

tidak terlepas dari model pembelajaran

tujuan pembelajarandapat tercapai.

yang digunakan dan memungkinkan siswa

Rendahnya hasil belajar


siswa

dapat

dapat

belajar

secara

aktif

dan

sehingga

siswa

dapat


dijumpai dari hasil ulangan harian siswa

menyenangkan

yang masih belum mencapai Kriteria

meraih hasil belajar secara maksimal.

Ketuntasan

Minimal (KKM) dan nilai

Penggunaan model pembelajaran yang

pretest sebelum dilakukanya tindakan. Hal

tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa

ini dikarenakan siswa kurang tertarik untuk


senang pada diri siswa dalam mengikuti

belajar geografi, siswa menganggap belajar

pelajaran. Dan meningkatkan respon siswa

geografi

belajar

untuk belajar sehingga siswa tidak merasa

hafalan.Guu dalam melaksanakan Proses

jenuh pada waktu mengikuti proses belajar

Belajar

monoton


yang sedang berlangsung, serta dapat

pembelajaran

memberi kemudahan pada diri siswa untuk

identik

Mengajar

menggunakan

dengan

(PBM)

model

ceramah, latihan soal dan tugas-tugas


memahami apa yang dipelajari.

sehingga cenderung menempatkan siswa

Untuk

pada

pembelajaran

posisi

bosan.Untuk

yang

pasif

mengatasi

dan

merasa

masalah

itu

mengatasi

pembelajaran

problema

dalam

diperlukan

model

yang mampu mengatasi

dibutuhkan suatu kegiatan pembelajaran

kesulitan

yang menarik dan menyenangkan bagi

mengajar dan siswa dalam belajar. Syaiful

siswa

Sagala (2012:176)

yaitu

digunakannya

model

guru

melaksanakan

tugas

mengatakan model

jigsaw,

mengajar dapat difahami sebagai kerangka

dengan alasan siswa dapat dilibatkan

konseptual yang mendeskripsikan dan

secara aktif dalam proses pembelajaran.

melukiskan

Dengan dilibatkannya siswa dalam proses

dalam

pembelajaran

kooperatif

tipe

prosedur

yang

mengorganisasikan

sistematik
pengalaman
137

Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 136 - 148

ISSN: 2460-0768

belajar dan pembelajaran untuk mencapai

mengarah kepada desain pembelajaran

tujuan belajar tertentu, dan berfungsi

untuk membantu peserta didik sedemikian

sebagai

rupa

pedoman

pengajaran

bagi

bagi

para

perencanaan
guru

dalam

melaksanakan

juga

tujuan

pembelajaran

tercapai.
Model

aktifitas

pembelajaran.Demikian

sehingga

pembelajaran

dipakai

yang

adalahCooperative

sering
learning

Aunurrahman(2011;146) mengemukakan“

(pembelajaran kooperatif) adalah kegiatan

Model pembelajaran dapat

belajar mengajar yang berpusat pada siswa,

sebagai

kerangka

melukiskan
dalam

diartikan
yang

terutama untuk mengatifkan siswa dalam

sistematis

mengikuti proses pembelajaran. Dalam

konseptual

prosedur

yang

mengorganisasikan

pengalaman

Wina

Sanjaya

(2009:242)

dikatakan

belajar untuk mencapai tujuan belajar

pembelajaran kooperatif merupakan model

tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

pembelajaran dengan menggunakan sistem

bagi para perancang pembelajaran dan para

pengelompokan /tim kecil, yaitu antara

guru

empat

untuk

merencanakan

dan

sampai

enam

orang

yang

aktivitaspembelajaran.

mempunyai latar belakang kemampuan

Model pembelajaran juga dapat dimaknai

akademik, jenis kelamin, ras atau suku

sebagai perangkat rencana atau pola yang

yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian

dapat

dilakukan

melaksanakan

dipergunakan

bahan-bahan

untuk

merancang

pembelajaran

membimbing

aktivitas

serta

pembelajaran

terhadap

kelompok.

Setiap

kelompok akan memperoleh penghargaan
(reward),

jika

kelompok

mampu

dikelas atau ditempat-tempat lain yang

menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan

melaksanakan

.

aktivitas-aktivitas

pembelajaran “
Menurut

Suwarto

(2013;95)

Model

Dengan

demikian,

setiap

kelompok

akan

ketergantungan

positif.

anggota

mempunyai
Ketergantungan

pembelajaran adalah suatu pola yang

semacam itu tanggung jawab individu

digunakan

terhadap

sebagai

pedoman

dalam

kelompok

interpersonal

pembelajaran dengan tutorial dan untuk

kelompok. Setiap individu akan saling

menentukan

membantu,

mereka

setiap

ketrampilan

merencanakan pembelajaran dikelas atau

perangkat-perangkat

dari

dan

akan

anggota

mempunyai

pembelajaran termasuk didalamnya buku-

motivasi

untuk keberhasilan kelompok,

buku, film, komputer, kurikulum, dan lain

sehingga setiap individu akan memliki

sebagainya. Setiap model pembelajaran

kesempatan yang sama untuk memberikan
138

Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 136 - 148
kontribusi

demi

kelompok.Isjoni

(2012;15)

ISSN: 2460-0768

keberhasilan

kelompok yang disusun oleh guru, agar

mengatakan

siswa tidak memilih-milih teman yang

cooperative learning berasal dari kata

disenangi

cooperative yang artinya mengerjakan

heterogen.Setiap anggota kelompok diberi

sesuatu

secara

dengan

tugas untuk mempelajari materi tertentu.

saling

membantu

lainnya

Kemudian

bersama-sama
satu

sama

sebagai satu kelompok atau satu tim.
Menurut

Isjoni

(2012;12)

Cooperatif

saja,

ada

jadi

sifatnya

perwakilan

kelompok

bertemu dengan perwakilan kelompok lain,
mereka

belajar

materi

yang

sama.

learning merupakan strategi belajar dengan

Kemudian

sejumlah siswa sebagai anggota kelompok

kelompok kembali ke kelompok asalnya,

kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.

dan menjelaskan apa yang sudah mereka

Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya,

bahas

setiap siswa anggota kelompok harus

kelompok tadi.

saling bekerjasama dan saling membatu

Langkah-langkahmodel

untuk memahami materi pelajaran.Dalam

kooperatif

cooperative learning, belajar dikatakan

(2013;131-132)

belum selesai jika salah satu teman dalam

langkah model pembelajaran tipe jigsaw

kelompok

adalah sbagai berikut: PertamaKelompok

belum

menguasai

bahan

kelompok

dalam

dari

perwakilan

pertemuan

jigsaw.

perwakilan

pembelajaran
Dalam

Suwarto

disebutkan

( Base Group);

langkah-

pelajaran.Salvin dalam Isjoni (2012; 12)

Asal

cooperative learning adalah suatu model

kedalam

pembelajaran dimana siswa belajar dan

beranggotakan 4 – 6 orang; (b)Bagikan

bekerja dalam kelompok kecil secara

materi atau tugas yang sesuai dengan

kolaboratif yang anggotanya 4 – 6 orang,

materi yang diajarkan; (c)Masing-masing

dengan struktur kelompok heterogen.

siswa dalam kelompok mendapat tugas

Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil

atau materi yang berbeda dan memahami

belajar siswa adalah dengan menggunakan

informasi

model

model

Kedua Kelompok Ahli( Expert Group)

diterapkan

(a)Kumpulkan masing-masing siswa yang

dikelas dalam proses pembelajaran adalah

memiliki tugas / materi yang sama dalam

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

satu kelompok; (b) Dalam kelompok ahli

Menurut Buchari Alma dkk (2010; 89)

ini guru menugaskan siswa belajar bersama

model cooperatif learning jigsaw tehnik

untuk menjadi ahli sesuai dengan materi /

pelaksanaannya dimulai dari pembentukan

tugas yang menjadi tanggung jawab siswa;

pembelajaran.

pembelajaran

yang

Diantara
dapat

(a) Siswa dibagi

kelompok

yang

berada

kecil

di

yang

dalamnya.

139

Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 136 - 148
(c)Tugaskan

bagi

semua

ISSN: 2460-0768

anggota

dalam kelompok masing-masing maka

kelompok ahli untuk memahami dan dapat

dikhawatirkan

menyampaikan informasi tentang hasil dari

dalam

materi atau tugas yang telah dipahami

anggota

kelompok asal.

menimbulkanmasalah; (3) Membutuhkan

(d)Apabila tugas sudah selesai dikerjakan

waktu yang lebih lama, apalagi bila

dalam kelompok ahli masing-masing siswa

penataan ruang belum terkondisi dengan

kembali ke kelompok asal.

baik sehingga perlu waktu untuk merubah

(e)Beri

kesempatan

masing-masing
menyampaikan

secara

bergiliran

siswa
hasil

untuk

dari

tugas

kelompok

pelaksanaan

posisi

diskusi;

kelompoknya

yang

akan

dapat

macet

(2)

kurang

Jika
akan

menimbulkan

kegaduhan.

di

kelompok ahli; (f) Apabila kelompok

HASILDAN PEMBAHASAN

sudah menyelesaikan tugasnya, secara

1) Kondisi Awal Siswa Sebelum Diadakan

keseluruhan

masing-masing

kelompok

melaporkan

hasilnya

dan

mempresentasikan di depan kelas.
Keunggulan
pembelajaran

dan

kelemahan

kooperatif

tipe

Kondisi

awal

siswa

sebelum

proses

pembelajaran dengan menggunakan model
model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, hasil

jigsaw:

belajar siswa pada pelajaran geografi

model

a)Keunggulan.Keunggulan

Penelitian Tindakan

dibawah

kriteria

ketuntasan

minimal

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam

(KKM) yang ditentukan oleh sekolah yaitu

Suwarto (2013;130) adalah: (1) Dapat

77. Ini berdasarkan dari hasil pretes yang

membangun aktifitas belajar siswa.; (2)

rendah dan dari pengamatan guru dalam

Siswa

idenya

proses pembelajaran menunjukkan bahwa

masing-masing kepada teman-temannya;

ketertarikan/respon belajar siswa sangat

(3)Siswa

mengekplorasi

kurang. Siswa sulit untuk berpartisipasi

pemikirannya terhadap topik permasalahan

secara aktif dalam proses pembelajaran

yang diberikan guru; (4) Pembelajaran

misalnya

sepenuhnya tidak terpusat pada guru.b)

pertanyaan,

dapat

menyampaikan

dapat

untuk

bertanya,

menjawab

menyampaikan

pendapat

menjadi

sehingga proses pembelajaran tidak dapat

kelemahan dari model pembelajaran ini

mencapai tujuan pembelajaran yang sudah

adalah: (1)Jika guru tidak mengingatkan

direncanakan, salah satu penyebabnya dari

agar

pihak

Kelemahan.

siswa

Adapun

selalu

keterampilan-keterampilan

yang

menggunakan
kooperatif

siswa

menganggap

pelajaran

geografi kurang menarik, materinya hanya
140

Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 136 - 148
hafalan dan membosankan sehingga respon
siswa kurang, sedangkan dari pihak guru
dalam mengajar hanya dengan ceramah,
latihan soal-soal dan tugas. Guru dalam
proses pembelajaran belum menggunakan
model pembelajaran yang dapat menarik
siswa.
Dalam penelitian ini kondisis awal

ISSN: 2460-0768

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest
Siklus I
Interval
Frekuens
No
%
Nilai
i
1
28,57
33-41
8
2
21,43
42-50
6
3
7,14
51-59
2
4
7,14
60-68
2
5
35,71
69-78
10
6
Jumlah
28
Sumber: Analisis Data Primer

siswa dapat terlihat pada hasil pretest
siswa sebelum diberi tindakan siklus I:

Dari distribusi frekuensi hasil pretest

Tabel.1
Data Hasil Pretes Siklus I
No
NiIai Pretes Siklus I
1
Terendah
33.33
2
Tertinggi
76,67
56,55 (Tidak
3
Rata-rata
Tuntas)
10
4
Tuntas
35,71%
orang
Tidak
18
5
64,29%
Tuntas
orang
Sumber: Analisis Data Primer

geografi

tentang

biosfer

diketahui

terdapat 18 siswa (64,29%) yang belum
dapat mencapai KKM, sedangkan 10 siswa
(28.57%)

yang dapat

mencapai KKM.

Distribusi frekuensi nilai antara 33-– 41
dicapai oleh 8 orang (28,57%); nilai antara
42-50 dicapai oleh 6 orang (21,43%); nilai
antara 51-59 dicapai oleh 2 orang (7,14%);

Dari tabel 1 diketahui hasil pretest

nilai antara 60-68 dicapai oleh 2 orang

menunjukkan nilai rata-rata 56,55 dengan

(7,14%); sedangkan untuk nilai antara 69-

nilai tertinggi 76,67(77) dan nilai terendah

78 dicapai oleh 10 orang (35,71%).

33,33(33).

Berdasarkan

Dari

hasil

tersebut

distribusi

frekeunsi

hasil

menunjukkan 18 siswa (64,29%) dari 28

pretes tersebut menunjukkan hasil

siswa yang nilainya dibawah kriteria

sebelum diberi tindakan nilai siswa masih

ketuntasanminimal

sangat rendah berarti hasil pretes masih

(KKM)

yang

tes

ditetapkan oleh sekolah yaitu 77, demikian

jauh dari kriteria ketuntasan

sehingga

juga rata-rata nilai yang diperoleh 56,55

perlu adanya upaya untuk meningkatkan

yang berarti belum tuntas.Selanjutnya dari

hasil belajar siswa.

data hasil pretes dapat diketahui juga

Dari perolehan hasil pretest pada kondisi

distribusi frekuensi nilai yang diperoleh

awal tersebut dapat dibuat grafik:

siswa.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel dibawah.

141

Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 136 - 148

15

Adapun

Distribusi Frekuensi Nilai Pretes
Siklus I

langkah-langkah

yang

dapat

dilakukan pada tindakan siklus I dan siklus

10
10

ISSN: 2460-0768

II melalui penggunaan model pembelajaran

8
6
2

5

kooperatif tipe jigsaw adalah:

2

1. Perencanaan

0

Perencanaan

33-41 42-50 51-59 60-68 69-78

untuk

aktivitas

diluar

Gambar 1. Grafik Distribusi frekuensi
Nilai Pretest Siklus I
Berdasar hasil pretes tersebut guru

pelaksanaan tindakan.

geografi perlu melakukan perbaikan proses

tindakan yang tidak dapat

pembelajaran dan berupaya agar pelajaran

didalam pelaksanaan proses pembelajaran.

geografi

Ada

dapat

menarik

bagi

siswa

Perencanaan kegiatan diluar pelaksanaan
tindakan perlu dilakukan karena ada

beberapa

persiapan

dilakukan

yang

perlu

sehingga respon siswa meningkat terhadap

dilakukan, antara lain: Pertama Pra siklus;

pelajaran geografi yang akhirnya akan

yaitu (a) membuat kisi-kisi soal ujicoba

berpengaruh kepada hasil belajar siswa.

soal tes hasil belajar dan instrumen soal

Atas dasar kondisi awal dan hasil

uji coba soal tes hasil belajar siklus I dan

pretest geografi tentang biosfer diatas,

siklus II. (b) Melaksanaan ujicoba soal tes

maka sebagai upaya perbaikan proses

hasil belajar ujicoba soal tes hasil belajar

pembelajaran yang dilakukan guru adalah

diberikan kepada siswa kelas XII-IPS

menggunakan

pembelajaran

dengan alasan: kelas XII-IPS sudah pernah

kooperatif tipe jigsaw dengan tindakan

mendapatkan materi biosfer dan untuk

siklus I dilanjutkan siklus II dan setiap

mendapatkan soal yang valid. Kedua:

siklus

Untukmelaksanaan

terdiri

model

empat

tindakan

yaitu

pretest

(

sebelum

perencanaan, tindakan, pengamatan, dan

proses pembelajaran berlangsung/sebelum

refleksi.

pelaksanaan

1) Perencanaan

pelaksanaan tes hasil belajar siklus I dan

Penelitian ini adalah penelitian tindakan

siklus II

tindakan) dan

(dilakukan setelah proses

kelas, dengan dua siklus.Tiap siklus tiga

pembelajaran

kali pertemuan yaitu pertemuan ke-1 dan

mengadakan pengayaan bagi siswa yang

ke-2 untuk pelaksanaan tindakan, dan

nilainya belum mencapai KKM.

pertemuan ke-3 untuk pelaksanaan tes
(pelaksanaan

tes

diluar

pelaksanaan

berlangsung)

dan

Perencanan pelaksanan tindakan siklus I
dan siklus II:

tindakan).
142

Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 136 - 148
(a) Menetapkan Kompetensi Dasar yang

Rencana

Pelaksanaan

kelompok.

Kelompok

(c) Membuat desain pembelajaran dengan
menggunakan

kelompok asal terbagi empat kelompok
tim ahli dengan materi diskusi yang

Pembelajaran (RPP)

model

pembelajaran

(d)Menyiapkan alat-alat yang diperlukan

asal beranggotakan 9-10 orang dan

(2)Tim ahli dari masing-masing kelompok
asal bergabung dan berdiskusi dengan

dan materi yang akan dibahas
(e) Menyiapkan lembar observasi untuk
mengamati aktivitas siswa dan guru
proses

tidak sama. Untuk siklus I kelompok

siklus II beranggotakan 7 orang.

kooperatif tipe jigsaw.

selama

(1)Membentuk

terbagi tiga kelompok asal dan tiap

akan dibahas.
(b)Membuat

ISSN: 2460-0768

pembelajaran

materi yang sama.
(3)Tim ahli kembali ke kelompok asal
untuk menyampaikan hasil diskusinya.
(4)Tiapkelompok asal mempresntasikan

berlangsung.
(f) Menyiapkan alat evaluasi berupa soal-

hasil

dikusinya:

siklus

presentasi

siswa.

membacakan hasil diskusi, siswa yang

ini

dengan

lain mencatat. Sedangkan pada siklus II

2. Pelaksanaan Tindakan
penelitian

diskusi

I

soal tes untuk mengetahui hasil belajar

Dalam

hasil

untuk

pelaksanaan

presntasi

hasil

diskusi

dengan

tindakan/ implementasi tindakan pada

menuliskan hasil diskusi di papan tulis

siklus I dan siklus II dilaksanakan dalam

sehingga siswa akan lebih mudah

tiga kali pertemuan yaitu pertemuan ke-1

memahami dan mencatat.

dan ke-2 untuk pelaksanaan tindakan (
pelaksanaan proses pembelajaran), dan
pertemuan ke-3 untuk pemberian tes dan

(5) Obsever mengamati jalannya proses
pembelajaran.
(6) Penutup.

pemberian tes diluar pelaksanaan. Adapun

Dalam kegiatan penutup guru bersama

kegiatan pelaksanaan tindakan pada siklus

siswa

I dan siklus II adalah:

mengetahui kebaikan dan kekurangan

Pendahuluan: a) Menyampaikan tujuan,

selama

Kompetensi dasar, indikator dan materi; b)

pembelajaranberlangsung;

Menjelaskan

materi

kesimpulan dan memberi kesempatan

dengan model pembelajaran kooperatif

pada siswa untuk mencatat kesimpulan

tipe jigsaw yaitu:

dan bertanya; mengajukan pertanyaan

cara

membahas

melakukan

refleksi

untuk

proses
membuat

kepada tiap kelompok asal untuk
143

Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 136 - 148

ISSN: 2460-0768

Distribusi frekuensi Hasil Prestet
siklus I, hasil tes siklusI, pretest
memahami atau belum dari materi yang
siklus II, hasil tes siklus II
dibahas.
Tes
Tes
Adapun hasil dari implementasi
No Interval Pretest Siklus Pretest Siklus
I
II
tindakan siklus I dan siklus II dan
1 33-41
8
3
0
0
pemberian tes hasil belajar adalah:
2 42-50
6
0
0
0
Tabel3
Data hasil belajar siswa
3 51-59
2
1
0
0
Siklus I
Siklus II
4 60-68
2
4
1
1
No Uraian
Hasil
Hasil 5 69-78
10
12
13
7
Pretest
Pretest
Tes
Tes
6 79-88
0
8
14
18
Nilai
1
33.33 37
63.33 63.33 7 89-99
0
0
0
2
Terendah
Sumber: Analisis data Primer
Nilai
2 Teringgi 76.67 83.33 83.33 90
mengetahui

3
4

apakah

Rata-rata
56.55
nilai
Tuntas

siswa

Tabel4

sudah

Distribusi frekeunsi hasil pretest siklus I,
70.59

76.19

82.14

hasil tes siklus I, hasil pretest siklus Ii dan

hasil tes siklus II tersebut menunjukkan
27
96.4%hasil belajar siswa mengalami peningkatan

18
21
10
64.3% 75%
35.7%

setelah diberi tindakan Siklus I dan siklus
18
10
7
1
Tidak
64.29% 35.7% 7 25% 3.57%II. Dari peroehan hasil tes tersebut dapat
Tuntas
Sumber: Analisis Data Primer
dibuat grafik seperti dibawah:
5

Grafik Distribusi Frekuensi Nilai
Pretest Siklus I dan Siklus II, Hasil
Tes Siklus I dan Siklus II

Hasil belajar siswadari pretest siklus
I

sampai

pada

hasil

tes

siklus

II

mengalami peningkatan yaitu rata-rata
pretest pada siklusi I mencpai 56,55 naik
menjadi 76,19 ,

sedangkan rata-rata

20
15
10
5
0

prettest pada siklus II 76,19 naik menjadi

42-50

60-68

79-88

82,14 pada siklus II. Jadi untuk rata-rata
nilai pada siklus I dan siklus II ada

Pretes Siklus I

Hasil Tes SiklusI

Pretest Siklus II

Hasil Tes Siklus II

peningkatan sebesar 11,55. Jumlah siswa
yang tuntas pada siklus I mencapai 18

Gambar2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes

orang naik menjadi 27 orang , ada

SiklusI dan Siklus II, Hasil Tes Siklus I

peningkatan 9 orang yang tuntas.

dan Siklus Ii

144

Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 136 - 148

ISSN: 2460-0768

3. Observasi
Dalam

penelitian

ini

obervasi

dilakukan oleh teman guru gografi dengan
alasan saat mengamati seorang observer

ma
5
Tanggun
62.
25
38
g jawab
5
Rata-rata
62.
nilai
5
Sumber: Analisis Data Primer
4

95
91.2
5

sangat dipengaruhi oleh pengusaan materi
geografi dan pengalaman yang dimilki

Hasil

serta untuk menghidari subyektivitas atau

aktivitas siswa diketahui: Respon siswa

bias

dalam

hasil

penelitian

karena

dalam

pengamatan

mengikuti

observer

pelajaran

terhadap

siklus

I

penelitian ini guru sebagai pelaksana

mendapat skor 57.5 (57,5%) siklus II

proses pembelajaran juga sebagai peneliti.

mendapat skor 90(90%); Interaksi siswa

Observer

proses

pada siklus I mendapat skor 62,5(62,5%)

pembelajaran dan memberikan penilaian

siklus II mendapat skor 87,5(87,5%);

berdasarkan

Kerjasama pada siklus I mendapat skor

dengan

mengamati

format

jalanya

lembar

mengisi/memberi

observasi
(√)

67,5(67,5%) siklus II mendapat skor

terhadap aspek-aspek yang diamati yang

92,5(92,5%); dan tanggung jawab pada

tersedia di lembar observasi aktivitas guru

siklus I mendapat skor 62,5 (62,5%) pada

dan lembar observasi aktivitas siswa dan

siklus II mendapat skor 95 (95%)

mencatat

Dari

semua

hal-hal

tanda

yang terjadi

selama proses pembelajaran berlangsung.

data

aktivitas

siswa

secara

keseluruhan mengalami kenaikan terlihat

Adapun hasil pengamatan oleh observer

pada rata-rata nilai untuk semua indikator

terhadap aktivitas siswa dan aktivitasguru

yang diamati pada siklus I mencapai 62,5%

dalam proses pembelajaran adalah:

naik menjadi 91,25% pada siklus II, jadi

Tabel 5

ada peningkatan 28,75%

N
o

1

2
3

Data Hasil Aktivitas Siswa
Hasil Pengamatan
observer
Indikator
/Aspek
Siklus I
Siklus II
yang
Nil
Sko Nilai
diamati
Skor ai
r
(%)
(%)
Respon
siswa
dalam
57.
25
36
90
mengiku
5
ti
pelajaran
Interaksi
62.
siswa
5
25
35 87.5
Kerjasa
27
67. 37 92.5

Tabel 6

Data hasil aktivitas guru
Siklus I
SiklusII

N Indikator yang
o
diamati
Rata
-rata

Nila
i
(%)

Ra
tarat
a

Nilai
(%)

1 Pendahuluan

3.5

70

9

90

2

3.5

70

4.
4

87.1

3.3

66

4.

92

3

Pembelajaran

Bimbingan

145

Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 136 - 148
dan motivasi

ISSN: 2460-0768

6

4 Memberi
penghargaan /
teguran

3

60

4.
5

90

5 Pertanyaan
dan pendapat

3.2

64

4.
2

84

6 Penutup:
Membuat
kesimpulan;
refleksi;
memberi
kesempatan
siswa
mencatat;penil
aian
proses;membe
ri tugas

3.9

78

4.
9

98

Rata-rata nilai

Dari data aktivitas guru secara keseluruhan
mengalami kenaikan terlihat pada rata-rata
nilai untuk semua indikator yang diamati
pada siklus I mencapai 68 naik menjadi
91,18 pada siklus II, jadi ada peningkatan
22,18
4. Refleksi.
Refleksi

dilakukan

setelah

proses

pembelajaran berlangsung dan analisis
hasil selesai dilakukan pada tindakan siklus
I dan tindakan siklus II. Dalam penelitian
ini guru melakukan tindakan memikirkan
ulang

untuk

mencari

keberhasilan-

keberhasilan dan kekurangan-kekurangan
serta tindakan apa yang harus dilakukan
sebagai
68

90,18

perbaikan,

mulai

dari

tahap

persiapan sampai tahap implementasi/
pelaksanaan tindakan kelas.

Sumber: Analisis Data Primer
Aktivitas guru dari hasil pengamatan
observer diketahui: kegiatan pendahuluan
yang dilakukan guru pada sklus I mencapai
rata-rata skor 3,5 (70%), pada siklus II
rata-rata skor mencapai 9,0 ( 90%);
kegiatan pembelajaran siklus I rata-rata
skor diperoleh 3,5 (70%), pada siklus II
rata-rata skor 4,4 ( 88%); Pemberian
bimbingan dan motivasi terhadap siswa
siklus I rata-rata skor 3,3 ( 66%), pada
siklus II rata-rata skor 4,6 (92%); Memberi
penghargaan / teguran pada siklus I ratarata skor 3,0 (60%) pada siklus II rata-rata
skor 4,5 (90%); Memberi pertanyaan dan
menjawab pertanyaan pada siklus I ratarata skor 3,0 (60%) pada siklus II rata-rata
skor 4,2(84%); Menutup kegiatan siklus I
rata-rata skor 3,9 (78%) pada siklus II ratarata skor 4,9 (98%).

Selanjutnya setelah refleksi dilakukan
maka

langkah

perencanaan

selanjutnya

untuk

membuat

perbaikan

yang

didasarkan pada kekurangan-kekurangan
yang dijumpai pada tindakan sebelumnya
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan
segala sesuatu yang diperlukan untuk
perbaikan
tindakan

yang

selanjutnya

pembelajaran,
persiapan

dilaksanakan

tes

yaitu:

persiapan
dan

pada

persiapan
observasi,

skenario/desain

pelaksanaan pembelajaran.

146

Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 136 - 148

ISSN: 2460-0768

KESIMPULAN DAN SARAN

meningkatkan aktivitas siswa belajar

Kesimpulan

geografi tentang biosfer pada siswa

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis

kelas XI IPS SMA Negeri 1 Pati Tahun

data sebagaimana diuraikan diatas dapat

2013, ini ditandai dengan peningkatan

disimpulkan sebagai berikut:

aktivitas belajar siswa dalam setiap

a. Penerapan
kooperatif

model
tipe

pembelajaran

tindakan.
didapat

Penilaian
dari:

aktivitas

siswa

siswa

dalam

respon

jigsaw

mampu

meningkatkan hasil belajar

geografi

mengikuti pelajaran siklus I sebesar

tentang biosfer pada siswa kelas XI IPS

57,5% naik menjadi 90% pada siklus II,

SMA Negeri 1 Pati tahun 2013. Hasil

interaksi siswa pada siklus I sebesar

belajar siswa terhadap materi biosfer

62,5% naik menjadi 87,5% pada siklus

pada siklus I belum bisa mencapai

II , kerjasama 67,5% pada siklus I naik

KKM tetapi pada siklus II ada kenaikan

menjadi 92,5% pada siklus II, dan

hasil belajar kearah yang lebih baik, ini

tanggung jawab pada siklus I sebesar

ditandai

62,5% naik menjadi 95% pada siklus II.

dengan

peningkatan

hasil

belajar siswa dalam setiap tindakan.
Sebelum dilakukan tindakan (kondisi

Saran

awal/pretes / pra siklus) rata-rata 56,54;

Berdasarkan kesimpulan maka peneliti

rata-rata hasil tes siklus I mencapai

menyampaikan saran sebagai berikut:

70,59; rata-rata hasil pretest siklus II

a. Saran bagi guru

mencapai 76,19 dan rata-rata hasil tes

1) Guru-guru

siklus II mencapai 82,14. Siswa yang
tuntas

dari hasil pretest

siklus

I

berjumlah 10 orang ( 35,71%), siswa
yang

mencapai

kriteria

ketuntasan

hendaknya

model pembelajaran
dan

dapat

memilih
yang

cocok

menyenangkan

siswa

sehingga siswa akan lebih aktif.
2) Guru

dalam

menerapkan

model

siklus I berjumlah 18 orang (64,29%)

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dan siswa yang mencapai kriteria

perlu

ketuntasan pretest siklus II berjumlah

sehingga tujuan pembelajaran dan

21 orang ( 75%) , siswa yang tuntas

hasil belajar dapat dicapai secara

pada siklus II berjumlah 27 orang (

maksimal.

koopreatif

yang

matang

b. Guru diharpkan lebih tertarik untuk

96,43%).
b. Penerapan

dipersiapkan

model
tipe

pembelajaran
jigsaw

mampu

menggunakan

model-model

pembelajaran dan melakukan penelitian
147

Jurnal GeoEco
Vol. 1, No. 2 (Juli 2015) Hal. 136 - 148
tindakan

kelas

memberikan
meningkatkan

sebagai

upaya

perbaikan

dan

proses

a. Sekolah perlu memberikan motivasi
guru-guru

menggunakan

untuk

model-model

pembelajaran kooperatif sehingga
pembelajaran

menjadi

menyenangkan, efektif dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Sekolah memberi kesempatan pada
guru-guru untuk selalu belajar dan
mengikuti kegiatan yang berkaitan
penggunaan

pengembangan
pembelajaran

dan

model-model
sehingga

dapat

mengatasi masalah yang berkaitan
dengan proses pembelajaran di kelas.
d. Saran bagi peneliti lain
a. Bagi peneliti berikutnya disarankan
untuk meneliti lebih lanjut dan lebih
inovatif dalam menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
pada

KD.

1.1.

Menjelaskan

pengertian fenomena biosfer, dan
1.2. Mengalisis sebaran flora fauna.
b. Bagi

kekurangan-

kekurangan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

c. Saran bagi sekolah

dengan

memperbaiki

pembelajaran

yang lebih baik.

kepada

ISSN: 2460-0768

peneliti

lain

Aunurrahman.(2011).Belajar
dan
Pembelajaran.Bandung:Alfabeta.
Buchari
Alma
dkk
.(2010).Guru
Profesional Menguasai Metode dan
Terampil
Mengajar.
Bandung:
Alpabeta.
Hamzah B.Uno (2012).Teori motivasi dan
pengukurannya Analisis dibidang
pendidikan.Jakarta: PT Bumi Aksara.
Isjoni.(2012).Cooperative
Learning
Efektifitas Pembelajaran kelompok.
Bandung:Alfabeta.
Nana Sudjana.(2011).Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik. (2011). Perencanaan
Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem.Jakarta: PT Bumi Aksara.
Slameto.( 2003).Belajar dan faktor-faktor
yang
mempengaruhinya.Jakarta:PT
Rineka Cipta.
Suwarto.( 2013).Metode Pembelajaran
Berwawasan Lingkungan Hidup.
Bandung: Graha Mulia Utama.
Syaiful Sagala. (2012). Konsep dan Makna
Pembelajaran. Bandung:Alfabeta.

disarankan

melakukan penelitian tindakan kelas
yang lebih inovatif dan kreatif, untuk
mengatasi masalah yang muncul
dalam pembelajaran dikelas dan
148

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DAN TIPE NHT BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 18 67

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 KOTA AGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 7 139

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA MATERI BIOSFER DI KELAS XI IPS SMA SWASTA METHODIST BERASTAGI TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 2 22

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA MATERI BIOSFER DI KELAS XI IPS SMA SWASTA METHODIST BERASTAGI TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 5 22

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TIPE TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BIOSFER DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SUMBUL T.A 2013/2014.

0 2 36

upaya meningkatkan hasil belajar passing bawah bolavoli melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas XI ips 4 sma negeri 1 karangangyar tahun pelajaran 2014/2015.

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 17

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI TENTANG BIOSFER MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PATI TAHUN 2013 (Suatu Penelitian Tindakan Kelas).

1 2 20