ETIKA DAN PENGEMBANGAN PROFESI KEGURUAN
Etika Dan Pengembangan Profesi Keguruan
1. Pengertian Profesi
2. Pengertian Profesi Keguruan
3. Istilah Yang Berkaitan Dengan Profesi
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang dalam
bahasa Yunani adalah "Επαγγελια", yang bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban
melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen".
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap
suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta
proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah
pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,[[teknik desainer, tenaga pendidik.
Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional. Walaupun begitu, istilah
profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata
dari amatir
Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi mempunyai
karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya. Daftar karakterstik ini tidak
memuat semua karakteristik yang pernah diterapkan pada profesi, juga tidak semua ciri ini
berlaku dalam setiap profesi:
1. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis: Profesional diasumsikan
mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang
berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktik.
2. Asosiasi profesional: Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para
anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya.Organisasi
profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.
3. Pendidikan yang ekstensif: Profesi yang prestisius biasanya
memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.
4. Ujian kompetensi: Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada
persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.
5. Pelatihan institutional: Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti
pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis
sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui
pengembangan profesional juga dipersyaratkan.
6. Lisensi: Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya
mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
7. Otonomi kerja: Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis
mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
8. Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan
prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
9. Mengatur diri: Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa
campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi
yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.
10.Layanan publik dan altruisme: Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat
dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter
berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.
11. Status dan imbalan yang tinggi: Profesi yang paling sukses akan meraih status yang
tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa
dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.
1.
KONSEP DAN SYARAT-SYARAT PROFESI
1.
Pengertian Profesi dan Syarat-Syarat Profesi
Secara estimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu profession atau bahasa latin, profecus, yang
artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan.
Sedangkan secara terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi
pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental; yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai
instrumen untuk melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual (Danin, 2002). Jadi suatu profesi harus
memiliki tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik.
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut keahlian
(expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga
pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggung jawabkan.
Menurut Webstar (1989), Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang ingin ditekuni oleh seseorang. Profesi juga
diartikan sebagai suatu pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang
didapat dari pendidikan akademis yang intensif. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi
merupakan pekerjaan yang tidak sembarang orang bisa melakukannya dan dari pengertian tersebut dapat dilihat
syarat-syarat suatu pekerjaan dapat dikatakan profesi, yakni :
1. Adanya ilmu pengetahuan yang mendasari teknik dan prosedur kerja yang diperoleh melalui pendidikan dan
latihan khusus.
2. Adanya kode etik profesi.
3. Adanya pengakuan Formal Legalistik dari masyarakat dan pemerintah.
4. Adanya organisasi yang memayungi pelaku profesi serta melindungi masyarakat dari layanan yang tidak
semestinya.
Ciri-ciri utama suatu profesi menurut Sanusi,dkk (1991) adalah sebagai berikut:
Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang menentukan (crusial).
Jabatan yang menuntut keterampilan atau keahlian tertentu.
Keterampilan atau keahlian yang dituntut jabatan itu didapat melalui pemecahan masalah
dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.
Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas, sistematik, eksplisit
yang bukan hanya sekedar pendapat khalayak umum.
Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan waktu yang cukup
lama.
Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai
profesional itu sendiri.
Dalam memberikan layanan kepada masyarakat, anggota profesi itu berpegang teguh
pada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi.
Tiap anggota profesi mempunyai kebebasan dalam memberikan judgement terhadap
permasalahan profesi yang dihadapinya.
Dalam prakteknya melayani masyarakat, anggota profesi otonom dan bebas dari campur
tangan orang luar.
Jabatan ini mempunyai prestise yang tingi dalam masyarakat dan oleh karenanya
memperoleh imbalan yang tinggi pula.
1.
Profesi Keguruan dan Perkembangan Profesi Keguruan di Indonesia
v Profesi keguruan
PGRI telah merealisasikan pengertian profesi keguruan untuk pendidikan di Indonesia sebagai berikut:
1.
Profesi keguruan adalah suatu bidang pengabdian atau dedikasi kepada kepentingan anak
didik dalam perkembangannya menuju kesempurnaan manusiawi
2.
Para anggota profesi keguruan, terikat oleh pola sikapdan perilaku guru yang dirumuskan
dalam kode etik guru Indonesia.
3.
Para anggota profesi keguruan, dituntut untuk menyelesaikan suatu proses pendidikan
persiapan jabatan yang relatif panjang.
4.
Para anggota profesi keguruan terpanggil untuk senantiasa menyegarkan sertamenambah
pengetahuan (dalam arti khusus dan dalam arti kedalaman ilmu
pengetahuan umum dan pengetahuan khusus profesi keguruan).
1.
Untuk dapat melaksanakan profesi keguruan dengan baik, para anggota harus memiliki
kecakapan atau keterampilan teknis yang mampu menyentuh nilai-nilai kemanusiaan yang
mendasar.
2.
Para anggota profesi keguruan perlu memiliki sikap bahwa jaminan tentang hak-hak
profesional harus seimbang dan merupakan imbalan dari profesi profesionalnya.
3.
Para anggota profesi keguruan sepantasnya berserikat secara profesional (Maman
Achdiat).
Khusus untuk jabatan guru, sebenarnya juga sudah ada yang mencoba menyusun kriterianya. Misalkan,National
Education Association (NEA 1989) menyarankan kriteria berikut:
1.
Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.
2.
Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
3.
Memerlukan persiapan profesional yang lama.
4.
Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
5.
Menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.
6.
Menetukan standarnya sendiri.
7.
Lebih mementingkan layanan diatas keuntungan sendiri.
8.
Mempunyai organisasi yang kuat dan terjalin erat.
v Perkembangan profesi keguruan di Indonesia
dalam buku Sejarah Pendidikan Indonesia (1987) secara jelas melukiskan sejarah pendidikan terutama dalam
zaman kolonial Belanda, termasuk profesi keguruan. Guru-guru yang pada mulanya di angkat dari orang yang
tidak dididiksecara khusus menjadi guru yang berangsur-angsur dilengkapi dan ditambah dengan guru-guru
lulusan dari sekolah guru (kweekschool) yang pertama yang didirikan pertama kalidi Solo tahun 1852. Karena
kebutuhan guru yang mendesak pemerintah Hindia Belanda mengangkat lima macam guru, yakni sebagai
berikut:
1.
Guru lulusan sekolah yaitu guru yang di anggap sebagai guru yang berwenang penuh.
2.
Guru yang bukan lulusan sekolah guru, tetapi lulus ujian yang diadakan untuk menjadi
guru.
3.
Guru bantu, yakni yang lulus ujian guru bantu.
4.
Guru yang dimagangkan kepada seorang guru senior, yang merupakan calon guru.
5.
Guru yang diangkat karena keadaan yang amat mendesak yang berasal dari warga yang
pernah mengecap pendidikan.
Keadaan seperti itu berlangsung sampai akhir perang kemerdekaan. Seiring berjalannya waktu sekolah guru
makin meningkatkan mutunya, sehinnga hanya ada satu Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan(LPTK) dan
saat ini di Indonesia telah ada organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia. Dalam sejarahnya guru pernah
mempunyai staus yang tinggi d masyarakat. Namun saat ini telah mulai memudar pudar seiring kepedulian yang
tinggi terhadap imbalan balas jasa. Selain itu kalah gengsi dari jabatan lain yang pendapatannya lebih baik.
Istilah “ profesi “ memang selalu menyangkut pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan
dapat disebut profesi. Untuk mencegah kesimpang siuran tentang arti profesi dan hal hal
yang bersangkut paut dengan itu, berikut ini dikemukakan beberapa istilah dan ciri ciri
profesi
Beberapa Istilah Profesi
Berkaitan dengan profesi ada beberapa istilah yang hendaknya tidak dicampur adukan
yaitu profesi, profesional, profesionalisme, profesionalitas dan profesionalisasi.
“ Profesi “ adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para
petugasnya. Artinya pekerjaan yang disebut profesi itu tidak bisa dilakukan oleh orang
yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus terlebih dahulu untuk melakukan
pekerjaan.
Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu
profesi; misalnya sebutan dia seorang “ professional “. Kedua penampilan
seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengah profesinya. Dalam
pengertian kedua ini istlah professional sering dipertentangkan dengan istilah
non professional atau amatiran. Pasal 1 Bab I tentang ketentuan umum dalam
Undangundang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 Profesional diartikan
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan
yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi.
Profesionalismemenunjuk pada komitmen para anggota suatu profesi untuk
meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan
strategi strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai
dengan profesinya.
Profesionalitas mengacu kepada sikap para anggota suatu profesi terhadap
profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam
rangka melakukan pekerjaannya.
Profesionalisasimenunjuk pada proses peningkatan kualifikasi maupun
kemampuan para anggota suatu profesi dalam mencapai kreteria yang standar
dalam penampilannya sebagai anggota suatu profesi. Profesionalisasi pada
dasarnya merupakan serangkaian proses pengembangan keprofesionalan , baik
dilakukan melalui pendidikan /latihan pra jabatan ( pre service training ) maupun
pendidikan/latihan dalam jabatan ( in service training ) . Oleh sebab itu
profesionalisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang hayat dan
tanpa hent
Ciri Ciri Profesi
Suatu jabatan atau pekerjaan disebut profesi apabila ia memiliki syarat syarat atau ciri
ciri tertentu. Sejumlah ahli seperti ( Mc Cully, 1963 ; Tolbert, 1972 ; dan Nugent, 1981 )
telah merumuskan syarat syarat atau ciri ciri utama dari suaru profesi sebagai berikut:
1.
suatu profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang memiliki fungsi
dan kebermaknaan sosial yang sangat menentukan.
2.
Untuk mewujutkan fungsi tersebut pada butir di atas para anggotanya
( petugas dalam pekerjaan itu ) harus menampilkan pelayanan yang khusus
yang didasarkan atas teknik teknik intelektual, dan keterampilan keterampilan
tertentu yang unik.
3.
Penampilan pelayanan tersebut bukan hanya dilakukan secara rutin saja,
melainkan bersifat pemecahan masalah atau penanganan situasi kritis yang
menuntut pemecahan dengan menggunakan teori dam metode ilmiah.
4.
Para anggotanya memiliki kerangka ilmu yang sama yaitu yang didasarkan
atas ilmu yang jelas, sistimatis, dan eksplisit, bukan hanya didasarkan atas akal
sehat ( common sense ) belaka
5.
Untuk dapat menguasai kerangka ilmu itu diperlukan pendidikan dan latihan
dalam jangka waktu yang cukup lama.
6.
Para anggotanya secara tegas dituntut memiliki kompetensi menimum melalui
prosedur seleksi , pendidikan dan latihan serta lisensi ataupun sertifikat.
7.
Dalam menyelenggarakan pelay.anan kepada fihak yang dilayani para
anggota memiliki kebebasan dan tanggung jawab pribadi dalam memberikan
pendapat dan pertimbangan serta membuat keputusan tentang apa yang akan
dilakukan berkenaan dengan penyelenggaraan pelayanan professional yang
dimaksud.
8.
Para anggotanya baik perorangan maupun kelompok lebih mementingkan
pelayanan yang bersifat sosial daripada pelayanan yang mengejar keuntungan
yang bersifat ekonomi.
9.
Standar tingkah laku bagi anggotanya dirumuskan secara tersurat ( eksplisit )
melalui kode etik yang benar benar diterapkan. Setiap pelanggaran atas kode
etik dapat dikenakan sanksi tertentu.
10.
Selain berada dalam pekerjaan itu para anggotanya terus menerus berusaha
menyegarkan dan meningkatkan kompetensinya dengan jalan mengikuti secara
cermat literature dalam bidang pekerjaan itu, menyelenggarakan dan memahami
hasl hasil riset serta berperan serta secara aktif dalam pertemuan pertemuan
sesama anggota.
Tidak jauh berbeda dengan ciriciri di atas, Sanusi et al dalam dalam Soetjipto dan
Raflis Kosasi ( 2007 ) mengemukakan ciriciriutama suatu profesi itu sebagai berikut :
1.
Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang menentukan
( crusial ).
2.
Jabatan yang menuntut keterampilan /keahlian tertentu.
3.
Keterampilan /keahlian yang dituntut jabatan itu di dapat melalui pemecahan
masalah dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.
4.
Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas, sistimatik,
eksplisit, yang bukan hanya sekadar pendapat khalayak umum.
5.
Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan waktu
yang cukup lama.
6.
Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan sosialisasi
nilai nilai profesional itu sendiri.
7.
Dalam meberikan layanan kepada masyarakat anggota profesi itu berpegang
teguh pada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi.
8.
Tiap anggota profesi mempunyai kebebasan dalam memberikan judgement
terhadap permasalahan profesi yang dihadapinya.
9.
Dalam prakteknya melayani masyarakat, anggota profesi otonom dan bebas
dari campur tangan orang luar.
10.
Jabatan ini mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat, dan oleh
karenanya memperoleh imbalan yang tinggi pula.
1. Pengertian Profesi
2. Pengertian Profesi Keguruan
3. Istilah Yang Berkaitan Dengan Profesi
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang dalam
bahasa Yunani adalah "Επαγγελια", yang bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban
melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen".
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap
suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta
proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah
pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,[[teknik desainer, tenaga pendidik.
Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional. Walaupun begitu, istilah
profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata
dari amatir
Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi mempunyai
karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya. Daftar karakterstik ini tidak
memuat semua karakteristik yang pernah diterapkan pada profesi, juga tidak semua ciri ini
berlaku dalam setiap profesi:
1. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis: Profesional diasumsikan
mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang
berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktik.
2. Asosiasi profesional: Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para
anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya.Organisasi
profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.
3. Pendidikan yang ekstensif: Profesi yang prestisius biasanya
memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.
4. Ujian kompetensi: Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada
persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.
5. Pelatihan institutional: Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti
pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis
sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui
pengembangan profesional juga dipersyaratkan.
6. Lisensi: Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya
mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
7. Otonomi kerja: Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis
mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
8. Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan
prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
9. Mengatur diri: Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa
campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi
yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.
10.Layanan publik dan altruisme: Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat
dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter
berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.
11. Status dan imbalan yang tinggi: Profesi yang paling sukses akan meraih status yang
tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa
dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.
1.
KONSEP DAN SYARAT-SYARAT PROFESI
1.
Pengertian Profesi dan Syarat-Syarat Profesi
Secara estimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu profession atau bahasa latin, profecus, yang
artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan.
Sedangkan secara terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi
pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental; yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai
instrumen untuk melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual (Danin, 2002). Jadi suatu profesi harus
memiliki tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik.
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut keahlian
(expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga
pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggung jawabkan.
Menurut Webstar (1989), Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang ingin ditekuni oleh seseorang. Profesi juga
diartikan sebagai suatu pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang
didapat dari pendidikan akademis yang intensif. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi
merupakan pekerjaan yang tidak sembarang orang bisa melakukannya dan dari pengertian tersebut dapat dilihat
syarat-syarat suatu pekerjaan dapat dikatakan profesi, yakni :
1. Adanya ilmu pengetahuan yang mendasari teknik dan prosedur kerja yang diperoleh melalui pendidikan dan
latihan khusus.
2. Adanya kode etik profesi.
3. Adanya pengakuan Formal Legalistik dari masyarakat dan pemerintah.
4. Adanya organisasi yang memayungi pelaku profesi serta melindungi masyarakat dari layanan yang tidak
semestinya.
Ciri-ciri utama suatu profesi menurut Sanusi,dkk (1991) adalah sebagai berikut:
Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang menentukan (crusial).
Jabatan yang menuntut keterampilan atau keahlian tertentu.
Keterampilan atau keahlian yang dituntut jabatan itu didapat melalui pemecahan masalah
dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.
Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas, sistematik, eksplisit
yang bukan hanya sekedar pendapat khalayak umum.
Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan waktu yang cukup
lama.
Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai
profesional itu sendiri.
Dalam memberikan layanan kepada masyarakat, anggota profesi itu berpegang teguh
pada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi.
Tiap anggota profesi mempunyai kebebasan dalam memberikan judgement terhadap
permasalahan profesi yang dihadapinya.
Dalam prakteknya melayani masyarakat, anggota profesi otonom dan bebas dari campur
tangan orang luar.
Jabatan ini mempunyai prestise yang tingi dalam masyarakat dan oleh karenanya
memperoleh imbalan yang tinggi pula.
1.
Profesi Keguruan dan Perkembangan Profesi Keguruan di Indonesia
v Profesi keguruan
PGRI telah merealisasikan pengertian profesi keguruan untuk pendidikan di Indonesia sebagai berikut:
1.
Profesi keguruan adalah suatu bidang pengabdian atau dedikasi kepada kepentingan anak
didik dalam perkembangannya menuju kesempurnaan manusiawi
2.
Para anggota profesi keguruan, terikat oleh pola sikapdan perilaku guru yang dirumuskan
dalam kode etik guru Indonesia.
3.
Para anggota profesi keguruan, dituntut untuk menyelesaikan suatu proses pendidikan
persiapan jabatan yang relatif panjang.
4.
Para anggota profesi keguruan terpanggil untuk senantiasa menyegarkan sertamenambah
pengetahuan (dalam arti khusus dan dalam arti kedalaman ilmu
pengetahuan umum dan pengetahuan khusus profesi keguruan).
1.
Untuk dapat melaksanakan profesi keguruan dengan baik, para anggota harus memiliki
kecakapan atau keterampilan teknis yang mampu menyentuh nilai-nilai kemanusiaan yang
mendasar.
2.
Para anggota profesi keguruan perlu memiliki sikap bahwa jaminan tentang hak-hak
profesional harus seimbang dan merupakan imbalan dari profesi profesionalnya.
3.
Para anggota profesi keguruan sepantasnya berserikat secara profesional (Maman
Achdiat).
Khusus untuk jabatan guru, sebenarnya juga sudah ada yang mencoba menyusun kriterianya. Misalkan,National
Education Association (NEA 1989) menyarankan kriteria berikut:
1.
Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.
2.
Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
3.
Memerlukan persiapan profesional yang lama.
4.
Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
5.
Menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.
6.
Menetukan standarnya sendiri.
7.
Lebih mementingkan layanan diatas keuntungan sendiri.
8.
Mempunyai organisasi yang kuat dan terjalin erat.
v Perkembangan profesi keguruan di Indonesia
dalam buku Sejarah Pendidikan Indonesia (1987) secara jelas melukiskan sejarah pendidikan terutama dalam
zaman kolonial Belanda, termasuk profesi keguruan. Guru-guru yang pada mulanya di angkat dari orang yang
tidak dididiksecara khusus menjadi guru yang berangsur-angsur dilengkapi dan ditambah dengan guru-guru
lulusan dari sekolah guru (kweekschool) yang pertama yang didirikan pertama kalidi Solo tahun 1852. Karena
kebutuhan guru yang mendesak pemerintah Hindia Belanda mengangkat lima macam guru, yakni sebagai
berikut:
1.
Guru lulusan sekolah yaitu guru yang di anggap sebagai guru yang berwenang penuh.
2.
Guru yang bukan lulusan sekolah guru, tetapi lulus ujian yang diadakan untuk menjadi
guru.
3.
Guru bantu, yakni yang lulus ujian guru bantu.
4.
Guru yang dimagangkan kepada seorang guru senior, yang merupakan calon guru.
5.
Guru yang diangkat karena keadaan yang amat mendesak yang berasal dari warga yang
pernah mengecap pendidikan.
Keadaan seperti itu berlangsung sampai akhir perang kemerdekaan. Seiring berjalannya waktu sekolah guru
makin meningkatkan mutunya, sehinnga hanya ada satu Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan(LPTK) dan
saat ini di Indonesia telah ada organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia. Dalam sejarahnya guru pernah
mempunyai staus yang tinggi d masyarakat. Namun saat ini telah mulai memudar pudar seiring kepedulian yang
tinggi terhadap imbalan balas jasa. Selain itu kalah gengsi dari jabatan lain yang pendapatannya lebih baik.
Istilah “ profesi “ memang selalu menyangkut pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan
dapat disebut profesi. Untuk mencegah kesimpang siuran tentang arti profesi dan hal hal
yang bersangkut paut dengan itu, berikut ini dikemukakan beberapa istilah dan ciri ciri
profesi
Beberapa Istilah Profesi
Berkaitan dengan profesi ada beberapa istilah yang hendaknya tidak dicampur adukan
yaitu profesi, profesional, profesionalisme, profesionalitas dan profesionalisasi.
“ Profesi “ adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para
petugasnya. Artinya pekerjaan yang disebut profesi itu tidak bisa dilakukan oleh orang
yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus terlebih dahulu untuk melakukan
pekerjaan.
Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu
profesi; misalnya sebutan dia seorang “ professional “. Kedua penampilan
seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengah profesinya. Dalam
pengertian kedua ini istlah professional sering dipertentangkan dengan istilah
non professional atau amatiran. Pasal 1 Bab I tentang ketentuan umum dalam
Undangundang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 Profesional diartikan
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan
yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi.
Profesionalismemenunjuk pada komitmen para anggota suatu profesi untuk
meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan
strategi strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai
dengan profesinya.
Profesionalitas mengacu kepada sikap para anggota suatu profesi terhadap
profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam
rangka melakukan pekerjaannya.
Profesionalisasimenunjuk pada proses peningkatan kualifikasi maupun
kemampuan para anggota suatu profesi dalam mencapai kreteria yang standar
dalam penampilannya sebagai anggota suatu profesi. Profesionalisasi pada
dasarnya merupakan serangkaian proses pengembangan keprofesionalan , baik
dilakukan melalui pendidikan /latihan pra jabatan ( pre service training ) maupun
pendidikan/latihan dalam jabatan ( in service training ) . Oleh sebab itu
profesionalisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang hayat dan
tanpa hent
Ciri Ciri Profesi
Suatu jabatan atau pekerjaan disebut profesi apabila ia memiliki syarat syarat atau ciri
ciri tertentu. Sejumlah ahli seperti ( Mc Cully, 1963 ; Tolbert, 1972 ; dan Nugent, 1981 )
telah merumuskan syarat syarat atau ciri ciri utama dari suaru profesi sebagai berikut:
1.
suatu profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang memiliki fungsi
dan kebermaknaan sosial yang sangat menentukan.
2.
Untuk mewujutkan fungsi tersebut pada butir di atas para anggotanya
( petugas dalam pekerjaan itu ) harus menampilkan pelayanan yang khusus
yang didasarkan atas teknik teknik intelektual, dan keterampilan keterampilan
tertentu yang unik.
3.
Penampilan pelayanan tersebut bukan hanya dilakukan secara rutin saja,
melainkan bersifat pemecahan masalah atau penanganan situasi kritis yang
menuntut pemecahan dengan menggunakan teori dam metode ilmiah.
4.
Para anggotanya memiliki kerangka ilmu yang sama yaitu yang didasarkan
atas ilmu yang jelas, sistimatis, dan eksplisit, bukan hanya didasarkan atas akal
sehat ( common sense ) belaka
5.
Untuk dapat menguasai kerangka ilmu itu diperlukan pendidikan dan latihan
dalam jangka waktu yang cukup lama.
6.
Para anggotanya secara tegas dituntut memiliki kompetensi menimum melalui
prosedur seleksi , pendidikan dan latihan serta lisensi ataupun sertifikat.
7.
Dalam menyelenggarakan pelay.anan kepada fihak yang dilayani para
anggota memiliki kebebasan dan tanggung jawab pribadi dalam memberikan
pendapat dan pertimbangan serta membuat keputusan tentang apa yang akan
dilakukan berkenaan dengan penyelenggaraan pelayanan professional yang
dimaksud.
8.
Para anggotanya baik perorangan maupun kelompok lebih mementingkan
pelayanan yang bersifat sosial daripada pelayanan yang mengejar keuntungan
yang bersifat ekonomi.
9.
Standar tingkah laku bagi anggotanya dirumuskan secara tersurat ( eksplisit )
melalui kode etik yang benar benar diterapkan. Setiap pelanggaran atas kode
etik dapat dikenakan sanksi tertentu.
10.
Selain berada dalam pekerjaan itu para anggotanya terus menerus berusaha
menyegarkan dan meningkatkan kompetensinya dengan jalan mengikuti secara
cermat literature dalam bidang pekerjaan itu, menyelenggarakan dan memahami
hasl hasil riset serta berperan serta secara aktif dalam pertemuan pertemuan
sesama anggota.
Tidak jauh berbeda dengan ciriciri di atas, Sanusi et al dalam dalam Soetjipto dan
Raflis Kosasi ( 2007 ) mengemukakan ciriciriutama suatu profesi itu sebagai berikut :
1.
Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang menentukan
( crusial ).
2.
Jabatan yang menuntut keterampilan /keahlian tertentu.
3.
Keterampilan /keahlian yang dituntut jabatan itu di dapat melalui pemecahan
masalah dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.
4.
Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas, sistimatik,
eksplisit, yang bukan hanya sekadar pendapat khalayak umum.
5.
Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan waktu
yang cukup lama.
6.
Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan sosialisasi
nilai nilai profesional itu sendiri.
7.
Dalam meberikan layanan kepada masyarakat anggota profesi itu berpegang
teguh pada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi.
8.
Tiap anggota profesi mempunyai kebebasan dalam memberikan judgement
terhadap permasalahan profesi yang dihadapinya.
9.
Dalam prakteknya melayani masyarakat, anggota profesi otonom dan bebas
dari campur tangan orang luar.
10.
Jabatan ini mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat, dan oleh
karenanya memperoleh imbalan yang tinggi pula.