KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDIA TERHADAP PAK

KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDIA TERHADAP
PAKISTAN MENGENAI SENJATA NUKLIR

Oleh :
-

Angga Noor .S (030)

-

Dimas Aditya (032)

-

Devi Ferdila

-

Hari Obbie

-


Awaluddin S

-

Delfian Effedi

-

Dewi Ayu Shifa (117)

-

Wayan Ulandari (134)

Jurusan Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang

PENDAHULUAN

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa India dan Pakistan memiliki
nuklir dengan keunggulan dan kelemahan masing-masing.

India dengan

teknologi nuklir yang lebih canggih tetapi kurang mempunyai sumber daya
uranium sedangkan Pakistan dengan sumber daya uranium yang berlimpah
tetapi kurang pengelolaannya.
Dalam paper ini penulis akan menjelakan bagaimana kebijakan luar
negeri India terhadap Pakistan mengenai nuklir menggunakan teori Graham T.
Allison. Penulis akan menjelaskan bagaimana strategi india mengahadapi
Pakistan pasca kematian presiden Korea Utara. Penulis mengangkat isu ini
karena penulis anggap isu tentang pertahanan antara Pakistan dan India sangat
seru. India yang sebagai negara paling dipandang dikawasan Asia Selatan
sedangkan Pakistan dengan negara yang mempunyai cadangan nuklir yang
berlimpah. Selain itu kedua negara ini sering bersitegang dan isu yang paling
populer adalah isu perebutan Kashmir diantara kedua negara tersebut.
Setelah berbagai pasang surut hubungan antar kedua negara tersebut,
kini masalah terbaru yang dihadapi adalah masalah pesenjataan nuklir.
Setelah India sempat mengancam Pakistan dengan senjata nuklirnya, lalu

akhir-akhir ini terdengar kabar bahwa India berencana mengakhiri
pertegangan itu dengan melakukan perundingan terhadap Pakistan.1 Mengapa

1 http://bola.okezone.com/read/2011/12/20/413/544705/india-takut-kebangkitan-pakta-nuklirkorut-pakistan (dikutip pada tanggal 15 november 2013)

hal ini terjadi ? Padahal kita mengerti bahwa India dikenal paling berbahaya di
kawasan Asia Selatan.
Setelah menganalisa dari sumber-sumber yang penulis dapat, penulis
menganalisa bahwa India berusaha berdamai dengan Pakistan karena India
terancam oleh pakta nuklir antara Pakistan dengan Korea Utara pasca
tewasnya Kim Jong Il.

TEORI DAN KONSEP
Dalam paper ini, penulis menggunakan teori dari Graham T. Allison
yaitu teori rasional aktor. Teori ini menjelaskan bagaimana sebuah kebijakan
luar negeri diputuskan yang paling rasional dalam sebuah negara.

Kita

analogikan dalam bermain catur berkelompok dan tiap kelompok mempunyai

wakil yang bertugas menggerakkan buah catur tersebut. Wakil tersebut akan
berusaha menggerakkan buah catur yang dia anggap pilihan paling rasional
agar menang atau memakan buah catur lawan. Demikian pula dengan sebuah
negara. Presiden akan mempertimbangkan masukan yang dia anggap rasional
untuk dijadikan sebuah kebijakan luar negeri.
Rasional Aktor model2 ini dijelaskan di mana negara diasumsikan
sebagai sebuah aktor tunggal rasional yang membuat keputusan sendiri.
Adapun asumsi-asumsi dasar yang berlaku dalam model ini adalah kebijakan
merupakan pilihan dari pemerintah nasional yang akan memberikan
2 Graham T. Allison, “Conceptual Models and the Cuban Missile Crisis”,
dalam S. John Ikenberry. American Foreign Policy, Theoretical Essays (3rd
edition), (New York: Longman, 1994), hal 415-418.

keuntungan terbesar dan kerugian terkecil dibandingkan beberapa alternatif
pilihan lain. Akan tetapi, model ini kemudian mendapat kritik sehubungan
dengan penggambaran kerangka analisis yang terlalu menyederhanakan
masalah. Meskipun banyak pendapat yang mempercayai negara bergerak
sebagai aktor tunggal, hal itu tidak sepenuhnya dapat dibuktikan.
Penulis akan menggunakan teori tersebut untuk membahas kebijakan
politik luar negeri India terhadap Pakistan dalam isu nuklir pasca kematian

Presiden Korea Utara Kim Jong Il. India rupanya curiga dan takut akan pakta
nuklir yang diam-diam dilakukan antara Pakistan dan Korea Utara.

PEMBAHASAN
Perseteruan hubungan di kawasan Asia Selatan antara Pakistan dengan
India menuai pasang surut. Setelah Pakistan merdeka dari India rupanya India
masih tidak terima dengan kemerdekaan itu. Buktinya India berusaha selalu
menjegal kegiatan Pakistan termasuk dalam pertahanan. Setelah perang akibat
perebutan wilayah Kashmir, baru-baru ini kita mendengar bahwa kedua negara
sedang bersitegang masalah nuklir. India dengan kekuatan nuklirnya yang
canggih sedangkan Pakistan dengan sumber daya uranium yang berlimpah.
India sejak merdeka dari Inggris memang menjadi sosok yang paling
besar di kawasan Asia Selatan.

Entah itu dalam masalah perekonomian,

pertahanan, dll. Namun sepertinya Pakistan waspada akan hal ini. Pakistan
yang dahulunya lepas dari India karena kurangnya perhatian pemerintah
terhadap warga muslim. Setelah merdeka, hubungan Pakistan dengan India
mulai memanas. Isu yang paling populer adalah perang antar kedua negara

memperebutkan wilayah Kashmir. Setelah itu, kedua negara berupaya saling
menonjolkan kekuatan mereka dengan senjata nuklirnya. Kedua negara pun
mulai meminta bantuan terhadap negara-negara yang memang lebih mahir
dalam pengelolaan nuklir seperti Amerika.
Perselisihan antara India dengan Pakistan memang sering terjadi.
Pakistan menganggap India musuh karena berdasarkan history Pakistan
merdeka sedangkan India menganggap musuh Pakistan karena mereka lepas
dan memperebutkan wilayah Kashmir. Berbagai perundingan mulai dilakukan
antara pihak PBB, Pakistan dan India.

Dimana kedua negara berhak

mempertahankan apa yang telah mereka pegang di Kashmir. Hal ini dilakukan
melalui

pengambilan

keputusan

melalui


bentuk

demokrasi

dibawah

pengawasan PBB.
Namun, sebelum terjadinya gencatan senjata antara India dan Pakistan
pada tanggal 13 September 1948 dimana pemerintah India mengirim
pasukannya ke Heyderabad.

Pasukan nasionalis Kashmir melakukan

pertarungan terhadap pasukan India. Namun, pasukan tersebut kalah melawan
pasukan India yang kuat.
Perebutan wilayah tidak berakhir sampai disitu saja, namun pada tahun
1962 terjadi perang antara China dengan India.

Perang tersebut berakhir


dengan kekalahan India dan membuat Pakistan memiliki kesempatan untuk
mengalahkan India dengan cara meniru apa yang dilakukan oleh China.
Selain itu serangan yang dilakukan oleh Pakistan mendapat dukungan
dari China dan negara-negara muslim lainnya termasuk Indonesia. Namun,
hal ini nampak berbeda dari India dimana ia merupakan negara Non Blok
sehingga dukungan yang diperoleh India hanya sedikit. Negara negara besar
seperti Amerika dan Uni Soviet hanya berperan sebagai negara non blok.
Ternyata disisi lain kedua negara non blok tersebut melakukan kerja
sama dengan salah satu dari kedua negara yang sedang melakukan pertikaian.
Dimana AS melakukan hubungan kerja sama dengan Pakistan serta disisi lain
Uni Soviet melakukan kerja sama dengan Pakistan. Hal ini dapat dilihat oleh
persenjataan perang yang digunakan oleh India dan Pakistan.

Sehingga

perang ini bisa disebut sebagai uji coba senjata kedua negara non blok tersebut

hingga akhirnya AS menarik seluruh bantuannya di Pakistan karena merasa
takut Uni Soviet akan menyebarkan paham komunisnnya.

Akhirnya perang yang terjadi di Pakistan tahun 1965 itu dimenangkan
oleh India, dikarenakan taktik yang dimiliki oleh India sangat cerdas dimana ia
dapat memanfaatkan arena pertempuran dengan baik. Serta dengan laporan
yang diberikan oleh penduduk Kashmir tentang penyusupan yang dilakukan
oleh tentara Pakistan ke wilayah-wilayah yang memiliki peran penting bagi
India.
Disini kita melihat bahwa militer dan politik memiliki peran yang
sangat penting dalam sebuah negara, sehingga dengan melalui kedua hal
tersebut maka sebuah negara akan mengalami kemudahan untuk berkuasa dan
mencapai kepentingan nasionalnya. Karena di kancah Internasional tidak ada
lawan maupun kawan abadi melainkan kepentingan nasional.
Hal inilah yang seharusnya dilakukan Pakistan dimana apabila
Pakistan memiliki kekuatan militer dan politik dalam negaranya agar stabil.
Maka tidak menutup kemungkinan Pakistan dapat mempengaruhi kebijakan
kebijakan yang dibuat oleh negara lain.

Terlebih lagi Pakistan mulai

mengembangkan nuklir dan membuat menjadi soft power.
Hal inilah yang mebuat India mulai waswas akan kebangkitan

Pakistan.

Apalagi Pakistan mempunyai cadangan uranium yang sangat

berlimpah dan mulai melakukan pendekatan dengan negara-negara yang
mempunyai tekhnologi nuklir canggih seperti China dan Korea Utara.

Namun, setelah kematian presiden Korea Utara rupanya membuat
India takut. Mengapa? Karena India menduga Pakistan telah mempunyai
pakta terhadap Korea Utara masalah nuklir. India takut jika pergantian rezim
di Korea Utara akibat kematian presiden Kim Jong Il membuat Korea Utara
semakin gencar membantu Pakistan dalam hal persenjataan nuklir. Seperti
yang telah kita ketahui bersama bahwa Korea Utara dan Iran adalah musuh
utama Amerika Serikat karena kedua negara ini mempunyai persenjataan
nuklir yang mereka klaim bisa menandingi kecanggihan senjata nuklir milik
AS.
Berdasarkan teori kebijakan luar negeri milik Graham T. Allison,
perilaku India untuk melakukan perundingan kepada Pakistan masalah nuklir
termasuk kebijakan Rasional Aktor. Hal ini dikarenakan kebijakan India ini
diputuskan oleh satu aktor saja yaitu pemegang kekuasaan di India. Dalam

teori tersebut dijelaskan bahwa model rasional aktor dalam pengambilan
kebijakan luar negeri sebuah negara ditentukan oleh pemegang kekuasaan
negara tersebut berdasarkan kebijakan yang dia nilai paling rasional dan aman
untuk dilakukan.
Di sini penulis menganalisa bahwa India berupaya melakukan
perdamaian nuklir dengan Pakistan karena takut akan pakta nuklir yang
dicurigai India telah dibuat antara Pakistan dengan Korea Utara. Apalagi
setelah kematian presiden Korea Utara Kim Jong Il rupanya India semakin
waspada. India mewaspadai bahwa kematian presiden Kim Jong Il membuat

Korea Utara semakin gencar membantu Pakistan dalam masalah persenjataan
nuklir.

PENUTUP
Kita paham bagaimana posisi India di kawasan Asia Selatan. India
sebagai negara paling kuat di kawasan itu. Pakistan adalah negara yang selalu
berusaha menjegal India. Kedua negara tersebut sering berkonflik. Namun,
Pakistan yang sudah sangat mungkin kalah tetapi tetap berjuang. Pakistan
menggunakan cara dengan mendekati negara-negara yang mempunyai
teknologi nuklir yang canggih.
India mulai waspada akan kebangkitan militer Pakistan.

India

mencurigai Pakistan membuat pakta nuklir dengan Korea Utara. Apalagi
Pakistan mempunyai cadangan uranium yang berlimpah. Hal inilah yang
membuat India mengajak Pakistan untuk berunding guna berdamai dalam
perang dan saling terbuka masalah persejataan nuklir di kedua negara.
Hal itulah yang penulis angkat sebagai case study dalam teori Graham
T. Allison. Dimana penulis mengangkat teori rasional aktor. Rasional Aktor
model ini dijelaskan di mana negara diasumsikan sebagai sebuah aktor tunggal
rasional yang membuat keputusan sendiri. Adapun asumsi-asumsi dasar yang
berlaku dalam model ini adalah kebijakan merupakan pilihan dari pemerintah
nasional yang akan memberikan keuntungan terbesar dan kerugian terkecil
dibandingkan beberapa alternatif pilihan lain. Akan tetapi, model ini kemudian
mendapat kritik sehubungan dengan penggambaran kerangka analisis yang
terlalu menyederhanakan masalah. Meskipun banyak pendapat yang
mempercayai negara bergerak sebagai aktor tunggal, hal itu tidak sepenuhnya
dapat dibuktikan

DAFTAR PUSTAKA
http://bola.okezone.com/read/2011/12/20/413/544705/india-takutkebangkitan-pakta-nuklir-korut-pakistan
http://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/fll3/jurnal%20Historia
%20Vitae/vol23no2oktober2009/PERIODE%20PASCA%20MERDEKA
%20b%20musidi.pdf
http://digilib.uin-suka.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=digilibuinsuka--nazamuddin-4262