Pengaruh Persepsi Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Paragon Cabang Medan Chapter III V

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kausal (causal), Umar (2000:45)

menyebutkan desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel
mempengaruhi variabel lain, dan juga berguna pada penelitian yang bersifat
eksperimen dimana variabel independennya diperlakukan secara terkendali oleh
peneliti untuk melihat dampaknya pada variabel dependennya secara langsung.
Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang menggunakan metode survey
dengan menggunakan kuesioner. Sementara itu, pendekatan penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif.
3.2

Tempat Dan Waktu Penelitian
a.

Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Paragon Technology and Innovation

cabang Medan, yang berlokasi di Jalan Sisingamangaraja Km 10.8
Komplek Amplas Trade Centre Blok Jati No. 9 dan 10.

b.

Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan April 2017.

3.3

Populasi Dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
adalah karyawan yang ada di PT. PTI berjumlah 50 orang.

29

Universitas Sumatera Utara


Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi, yaitu seluruh
karyawan di PT. Paragon Technology and Innovation yang berjumlah 50 orang,
sedangkan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik sampel jenuh
dengan istilah lain adalah metode sensus yaitu dimana semua anggota populasi
dijadikan sebagai sampel (Sugiyono: 2006:217).
3.4

Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data berasal dari obyek

penelitian secara langsung dengan membagikan kuesioner kepada responden yang
hasil jawabannya dikumpulkan kemudian diolah sendiri oleh peneliti.
3.5

Definisi Operasional dan Indikator
Definisi operasionalisasi variabel digunakan untuk memahami variabel-

variabel dan memberikan gambaran yang jelas dalam pelaksanaan penelitian, terdiri
dari:

a. Persepsi Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi (X1)
Persepsi pemanfaatan sistem informasi akutansi dalam penelitian ini adalah
anggapan user/pengguna ketika memanfaatkan sistem informasi akuntansi.
Persepsi pemanfaatan sistem informasi akuntansi diukur dengan teori
Technology Acceptance Model (TAM) dengan indikatornya persepsi
kegunaan (Perceived Usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan
(Perceived Ease of Use).
Sumber kuisioner pada variabel ini diadopsi dari Fasihat (2015).

30

Universitas Sumatera Utara

b. Motivasi Kerja (X2)
Menurut McClelland yang dikemukakan oleh Reksohadiprodjo dan
Handoko (2001:254) motivasi adalah keadaan dalam pribadi sesorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
guna mencapai suatu tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang akan
mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran
kepuasan. Dikemukakan bahwa motivasi terdiri dari tiga kebutuhan, yaitu:

1. Kebutuhan Prestasi
Kebutuhan prestasi adalah keinginan melakukan dan mengerjakan
pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar mempunyai arti bagi diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan perusahaan. Item yang digunakan dari
indicator kebutuhan prestasi menurut McClelland yang dikemukakan
oleh Reksohadiprodjo dan Handoko (2001:256) adalah :
(a) Membuat target pekerjaan sendiri
(b) Mencari inovasi cara kerja baru
(c) Menyukai pekerjaan dengan resiko yang telah diperhitungkan
(d) Menyukai pekerjaan yang menarik dan menantang
(e) Ingin mengetahui hasil atas pekerjaan yang telah diselesaikan
2. Kebutuhan Afiliasi
Menurut McClelland yang dikemukakan oleh Reksohadiprodjo dan
Handoko (2001:257) kebutuhan afiliasi yaitu kenginan memiliki
kebutuhan untuk berhubungan, sosialisasi dan interaksi dengan
individu lain. Item yang digunakan dari indikator kebutuhan afiliasi
menurut McClelland yang dikemukakan oleh Reksohadiprodjo dan
Handoko (2001:270) adalah :

31


Universitas Sumatera Utara

a) Lebih menyukai pekerjaan yang dapat berinteraksi dengan
teman sekerja
b) Menjadi anggota perkumpulan
c) Aktivitas dalam pekerjaan yang membuat senang
d) Berbahagia jika berbuat sesuatu yang menyenangkan
e) Suka menolong meskipun tidak diminta
3. Kebutuhan Kekuasaan
Menurut McClelland yang dikemukakan oleh Reksohadiprodjo dan
Handoko (2001:275) kebutuhan kekuasaan yaitu kenginan mempunyai
pengaruh atas orang lain, memasuki organisasi-organisasi yang
mempunyai prestasi dan ingin membuat berkesan pada orang lain. Item
yang digunakan dari indicator kebutuhan kekuasaan menurut
McCleland yang dikemukakan oleh Reksohadiprodjo dan Handoko
(2001:276) adalah:
a)

Ingin orang yang sejalan dengan kemauannya


b) Pengendali di lingkungan kerja
c)

Bekerja keras untuk memperoleh penghargaan

Sumber kuisioner pada variabel ini diadopsi dari Sugianto (2011).
c. Variabel Terikat (Y): Kinerja karyawan
Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing, dalam rangka upaya untuk mencapai tujuan organisasi
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan
moral maupun etika.
Sumber kuisioner pada variabel ini diadopsi dari Sugianto (2011).

32

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Indikator


Variabel

Defenisi Operasional

Persepsi
Pemanfaatan
Sistem
Informasi
Akuntansi
(X1)

Susunan berbagai formulir
peralatan, termasuk
komputer dan
perlengkapannya serta alat
komunikasi, dan laporan
yang terkoordinaksikan
secara merata yang
terkoordinaksikan secara
merata yang didesain untuk

mentransformasikan data
keuangan menjadi
informasi yang dibutuhkan
manajemen.
Sebagai suatu proses yang
menjelaskan intensitas,
arah dan ketekunan
seseorang individu untuk
mencapai tujuannya.

Motivasi
Kerja
(X2)

Kinerja
Karyawan
(Y)

3.6


Hasil kerja yang dicapai
oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam
suatu organisasi, sesuai
dengan wewenang dan
tanggung jawab masingmasing, dalam rangka
upaya untuk mencapai
tujuan organisasi
bersangkutan secara legal,
tidak melanggar hukum
dan sesuai dengan moral
maupun etika.

Indikator

Skala

1. Persepsi
Kegunaan
2. Persepsi

Kemudahan
Penggunaan

Likert

1. Kebutuhan
Prestasi
2. Kebutuhan
Afiliasi
3. Kebutuhan
Kekuasaan
1. Kuantitas Kerja
2. Kualitas Kerja
3. Pengetahuan atas
Tugas
4. Kerjasama
5. Sikap
6. Tanggung jawab
7. Inisiatif
8. Kreativitas

9. Ketrampilan
Teknis
10. Kepimpinan
11. Pengambilan
Keputusan
12. Administrasi

Likert

Likert

Teknik Penentuan Skor
Skala ini mengukur opini atau persepsi responden berdasarkan tingkat

persetujuan atau ketidaksetujuan. Skala yang dikembangkan dengan skala likert
33

Universitas Sumatera Utara

biasanya memiliki 5-7 kategori peringkat dari sangat tidak setuju hingga sangat
setuju. Adapun skor dari setiap pertanyaan yang peneliti tentukan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk alternatif jawaban Sangat Setuju bernilai skor 5.
2. Untuk alternatif jawaban Setuju bernilai skor 4.
3. Untuk alternatif jawaban Netral bernilai skor 3.
4. Untuk alternatif jawaban Tidak Setuju bernilai skor 2.
5. Untuk alternatif jawaban Sangat Tidak Setuju bernilai skor 1.
3.7

Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Regresi

linear berganda adalah regresi yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan
antara dua atau lebih variabel bebas (independen) terhadap satu variabel terikat
(dependen). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diolah dan kemudian
dianalisis dengan berbagai uji statistik sebagai berikut:
3.7.1 Statistik Deskriptif
Statisitk deskriptif digunakan untuk memberi gambaran dan deskripsi
mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini. Alat yang digunakan untuk
menggambarkan dan mendeskripsikan adalah rata-rata, median, nilai
maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi.
3.7.2 Uji Kualitas Data
Uji kualitas data ada dua jenis yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Uji
validitas dan uji reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah konstruk yang
telah dirumuskan reliabel dan valid.

34

Universitas Sumatera Utara

a. Uji Validitas
Kesahihan (validity) suatu alat ukut adalah kemampuan alat
ukur itu untuk mengukur apa yang sebenarnya harus diukur atau dengan
perkataan lain alat ukur dapat mengukur indikator-indikator suatu
obyek pengukuran. Kesahihan itu perlu sebab pemrosesan data yang
tidak sahih atau bias akan menghasilkan kesimpulan yang tidak benar.
Untuk melihat apakah instrumen tersebut valid, maka dilakukan uji
validitas dengan cara mengkorelasikan antara skor masing-masing butir
pertanyaan terhadap total skor. Bila korelasi antara masing-masing
butir terhadap total skor tersebut signifikan maka data tersebut
dinyatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu
ke waktu. Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya dan dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda
apabila dilakukan kembali kepada subyek yang sama. Pengukuran
reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot.
Pengukuran variabel tersebut dilakukan sekali dan kemudian hasilnya
dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk mengukur korelasi antar
jawaban pertanyaan. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai Cronbach Alpha lebih besar dari rtabel.

35

Universitas Sumatera Utara

3.7.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa dalam penelitian
ini tidak terdapat multikolinearitas, dan heteroskedastisitas, serta data yang
dihasilkan memiliki distribusi normal. Apabila tidak dijumpai adanya
multikolinearitas, dan heteroskedastisitas, maka asumsi klasik telah terpenuhi.
a. Uji Normalitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi secara
normal. Salah satu cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak yaitu dengan uji statistik One Sample KolmogorovSmirnov Test. Dasar pengambilan keputusan dari One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test adalah:
1. Jika hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov di atas tingkat
signifikansi 0,05 menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas
2. Jika hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov di bawah tingkat
signifikansi 0,05 tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

36

Universitas Sumatera Utara

independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai
korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Salah satu
cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas pad asuatu model
regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Variance
Inflation Factor).
- Jika nilai Tolerance> 0,10 dan VIF< 10, maka dapat diartikan bahwa
tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut
- Jika nilai Tolerance< 0,10 dan VIF> 10, maka dapat diartikan bahwa
terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut.
c. Uji Heteroskedastisitas.
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mengetahui adanya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada/tidaknya pola tertentu
pada grafik Scatterplot dengan ketentuan:
- Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu

yang

teratur

maka

menunjukkan

telah

terjadi

heteroskedastisitas.

37

Universitas Sumatera Utara

- Jika tidak ada pola yang kelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.7.4 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan
dapat diterima atau ditolak. Uji Hipotesis dalam penelitian ini dilakukan
dengan: analisis regresi linear berganda, uji koefisien determinasi, uji statistik
f (simultan) dan uji statistik t (parsial).
a. Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk menentukan hubungan Antara persepsi pemanfaatan
sistem informasi akuntansi dan motivasi kerja terhadap kinerja
karyawan maka analisis statistik yang digunakan adalah persamaan
regresi linear berganda dengan model persamaan sebagai berikut:

Dimana:

=

+

+

+ �

Y

= Kinerja Karyawan

a

= Konstanta

b1, b2

= Nilai Koefisien Regresi

X1

= Persepsi pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi

X2

= Motivasi Kerja

e

= Tingkat Kesalahan Pengganggu

38

Universitas Sumatera Utara

b. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel dependen. Range
nilainya antar 0-1, apabila nilai R2 kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen
sangat terbatas, dan sebaliknya apabila R2 besar berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen besar.
c. Uji Statistik F (Simultan)
Uji F digunakan untuk melihat pengaruh persepsi pemanfaatan
Sistem Informasi Akuntansi dan motivasi kerja terhadap kinerja
karyawan secara simultan (bersama-sama). Pengaruh ini perlu diuji
untuk melihat apakah model regresi ini dapat dilanjutkan dengan
melakukan uji t (parsial) atau tidak.
Jika hasil uji F berpengaruh signifikan maka model regresi ini
dapat dilanjutkan dengan melakukan uji t. Sebaliknya jika tidak
berpengaruh, maka uji t (uji parsial) tidak dapat dilakukan, karena
semua variabel independen tidak ada yang mempengaruhi variabel
dependen. Berikut ini tabel hasil uji F.
d. Uji T (Uji Parsial)
Menurut Ghozali (2011:52), uji statistik t pada dasarnya
menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara

39

Universitas Sumatera Utara

individual

dalam

menerangkan

variabel

dependen.

Hipotesis

dirumuskan sebgai berikut:
H0 artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
H1 artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel independen
terhadap variabel dependen.
Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikansi t statistik > 0.05, maka H0 diterima dan H1
ditolak. Hal ini berarti bahwa suatu variabel independen secara
individual tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikansi t statistik < 0.05, maka H0 ditolak dan H1
diterima. Hal ini berarti bahwa suatu variabel independen secara
individual mempengaruhi variabel dependen.

40

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1

Penyajian Data
Pada bab ini, penulis menyajikan data-data yang diperoleh selama penelitian

pada perusahaan PT. Paragon Technology and Innovation cabang Medan.
Penyajian data meliputi identitas data responden yang mencakup jenis kelamin, usia
dan pendidikan terakhir responden.
4.1.1 Deskripsi Data Identitas Responden
Tabel 4.1
Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
Laki-Laki
29
60.42%
Wanita
19
39.58%
Total

48

100%

Sumber: Kuesioner Penelitian 2017

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari seluruh responden yang
berjumlah 48 orang diantaranya 29 orang (60.42%) adalah laki-laki dan sisanya
19 orang (39.58%) adalah wanita. Dari tabel ini dapat disimpulkan bahwa
jumlah responden karyawan yang ada di PT. Paragon Technology and
Innovation cabang Medan lebih banyak laki-laki.

20-25
26-30
31-45
>46
Total

Tabel 4.2
Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Usia
Usia
Frekuensi
Persentase
9
18.75%
21
43.75%
14
29.17%
4
8.33%
48
100%

Sumber: Kuesioner Penelitian (2017)

41

Universitas Sumatera Utara

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari seluruh responden karyawan
yang ada di PT. Paragon Technology and Innovation cabang Medan lebih di
dominasi oleh karyawan yang berusia 26-30. Karyawan dengan usia 20-25
tahun yakni sebanyak 9 Orang (18.75%), yang berusia 26-30 tahun sebanyak
21 Orang (43.75%), sedangkan yang berusia 31-45 tahun sebanyak 14 orang
(29.17%), dan yang berusia > 46 tahun yakni sebanyak 4 orang (8.33%).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara umum karyawan PT. Paragon
Technology and Innovation cabang Medan merupakan orang yang masih
produktif dan masih semangat dalam bekerja.
Tabel 4.3
Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir
Frekuensi
Persentase
SMA
5
10.42%
Diploma (DIII)
17
35.42%
Sarjana (S1) ke atas
26
54.16%
Total
48
100%
Sumber: Kuesioner Penelitian (2017)

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa seluruh responden karyawan PT.
Paragon Technology and Innovation cabang Medan paling banyak dari tamatan
Sarjana keatas sebanyak 26 orang (54.16%), sedangkan SMA sebanyak 5 orang
(10.42%) dan diploma sebanyak 17 orang yaitu (35.42%). Berdasarkan data
diatas, dapat dilihat bahwa latar belakang pendidikan responden yang paling
banyak berasal dari tamatan sarjana keatas.

42

Universitas Sumatera Utara

4.2

Penyajian Data Hasil Kuesioner
4.2.1 Variabel Persepsi Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi
Untuk mengukur variabel persepsi sistem informasi akuntansi
digunakan 2 indikator yang seluruhnya diubah menjadi 13 pertanyaan. Pada
setiap pertanyaan diberikan lima alternatif jawaban dan kepada responden
diminta untuk memilih salah satu dari kelima alternatif yang tersedia.
Berdasarkan jawaban responden, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Kuesioner Persepsi Pemanfaatan Sistem Informasi
Akuntansi
Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
171
27.40%
Setuju
406
65.07%
Netral
47
7.53%
Total
624
100%
Sumber: Kuesioner Penelitian (2017)

Dari tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa responden menjawab
pertanyaan dengan jawaban sangat setuju sebanyak 171 kali (27.40%), dan
selanjutnya jawaban setuju sebanyak 406 kali (65.07%) dan netral 47 kali
(7.53%). Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum responden
memilih jawaban setuju dan sangat setuju.
4.2.2 Variabel Motivasi Kerja
Untuk mengukur variabel motivasi kerja digunakan 3 indikator yang
seluruhnya diubah menjadi 12 pertanyaan. Pada setiap pertanyaan diberikan
lima alternatif jawaban dan kepada responden diminta untuk memilih salah
satu dari kelima alternatif yang tersedia. Berdasarkan jawaban responden dari
kuesioner yang disebarkan, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
43

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Kuesioner Motivasi Kerja
Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
145
25.17%
Setuju
370
64.24%
Netral
60
10.42%
Tidak Setuju
1
0.17%
Total
576
100%
Sumber: Kuesioner Penelitian (2017)

Dari tabel 4.5 di atas, dapat dilihat bahwa responden menjawab
pertanyaan dengan jawaban sangat setuju sebanyak 145 kali (25.17%), dan
selanjutnya jawaban setuju sebanyak 370 kali (64.24%), netral 60 kali
(10.42%) dan tidak setuju 1 kali (0.17%). Dari tabel di atas dapat disimpulkan
bahwa secara umum responden memilih jawaban setuju dan sangat setuju.
4.2.3 Variabel Kinerja Karyawan
Untuk mengukur variabel kinerja karyawan digunakan 12 pertanyaan.
Pada setiap pertanyaan diberikan lima alternatif jawaban dan kepada responden
diminta untuk memilih salah satu dari kelima alternatif yang tersedia.
Berdasarkan jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan, maka
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Kuesioner Kinerja Karyawan
Jawaban
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
125
21.70%
357
Setuju
61.98%
80
Netral
13.89%
14
Tidak Setuju
2.43%
Total
576
100%
Sumber: Kuesioner Penelitian (2017)

44

Universitas Sumatera Utara

Dari tabel 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa responden menjawab
pertanyaan dengan jawaban sangat setuju sebanyak 125 kali (21.70%), dan
selanjutnya jawaban setuju sebanyak 357 kali (61.98%), netral sebanyak 80
kali (13.89%) dan tidak setuju sebanyak 14 kali (2.43%). Dari tabel di atas
dapat disimpulkan bahwa secara umum responden memilih jawaban setuju dan
sangat setuju.
4.3

Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek penelitian

yang dijadikan sampel. Penjelasan data melalui statistik deskriptif diharapkan
memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti. Informasi tentang
statistik deskriptif dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N

Minimum

Maximum

Mean

Kinerja Karyawan

48

40.00

56.00

48.3542

Persepsi SIA

48

46.00

60.00

54.5833

Motivasi Kerja

48

41.00

57.00

49.7292

Valid N (listwise)

48

Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS

Berdasarkan Tabel 4.7, variabel kinerja karyawan sebagai variabel
dependen memiliki nilai maksimum 56 dan nilai minimum 40 serta nilai mean (ratarata) 48.3542. Dengan total observasi sebanyak 48.
Persepsi pemanfaatan sistem informasi akuntansi memiliki nilai rata-rata
sebesar 54.5833 dengan nilai minimum 46 dan nilai maksimum 60. Dengan total
observasi sebanyak 48. Variabel motivasi kerja memiliki nilai maksimum 57 dan

45

Universitas Sumatera Utara

nilai minimum 41. Nilai mean untuk motivasi kerja yaitu 49.7292. Dengan total
observasi sebanyak 48.
4.4

Uji Kualitas Data
Uji kualitas data ada dua jenis yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Uji

validitas dan uji reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah konstruk yang telah
dirumuskan valid dan reliabel.
4.4.1 Uji Validitas
Kesahihan suatu alat ukur adalah kemampuan alat ukur itu untuk
mengukur apa yang sebenarnya harus diukur atau dengan perkataan lain alat
ukur dapat mengukur indikator-indikator suatu obyek pengukuran. Kesahihan
itu perlu sebab pemrosesan data yang tidak sahih atau bias akan menghasilkan
kesimpulan yang tidak benar.
Untuk melihat apakah instrumen tersebut valid, maka dilakukan uji
validitas dengan cara mengkorelasikan antara skor masing-masing butir
pertanyaan terhadap total skor. Bila korelasi antara masing-masing butir
terhadap total skor tersebut lebih besar dari nilai rtabel maka instrumen
pertanyaan yang digunakan dinyatakan valid.
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Persepsi Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi
Item
Rhitung
Rtabel
Keterangan
P1
0.324
0.284
Valid
P2
0.295
0.284
Valid
P3
0.518
0.284
Valid
P4
0.316
0.284
Valid
P5
0.443
0.284
Valid
P6
0.548
0.284
Valid
P7
0.590
0.284
Valid

46

Universitas Sumatera Utara

P8
P9
P10
P11
P12
P13

0.418
0.355
0.443
0.573
0.355
0.370

0.284
0.284
0.284
0.284
0.284
0.284

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS

Berdasarkan hasil Tabel 4.8, hasil koefisien korelasi setiap pernyataan
dalam variabel persepsi pemanfaatan sistem informasi akuntansi lebih besar
dari nilai rtabel 0.284 sehingga semua butir pernyataan dalam kuesioner
persepsi pemanfaatan sistem informasi akuntansi valid.

Item
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12

Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Motivasi Kerja
Rhitung
Rtabel
Keterangan
0.495
0.284
Valid
0.603
0.284
Valid
0.588
0.284
Valid
0.344
0.284
Valid
0.388
0.284
Valid
0.557
0.284
Valid
0.545
0.284
Valid
0.559
0.284
Valid
0.428
0.284
Valid
0.442
0.284
Valid
0.509
0.284
Valid
0.411
0.284
Valid

Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS

Berdasarkan hasil Tabel 4.9, hasil koefisien korelasi setiap pernyataan
dalam variabel motivasi kerja lebih besar dari nilai rtabel 0.284 sehingga semua
butir pernyataan dalam kuesioner motivasi kerja valid.

47

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan
Item
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12

Rhitung

Rtabel

Keterangan

0.702
0.589
0.420
0.484
0.546
0.371
0.432
0.553
0.501
0.566
0.338
0.359

0.284
0.284
0.284
0.284
0.284
0.284
0.284
0.284
0.284
0.284
0.284
0.284

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS

Berdasarkan hasil Tabel 4.10, hasil koefisien korelasi setiap pernyataan
dalam variabel kinerja karyawan lebih besar dari nilai rtabel 0.284 sehingga
semua butir pernyataan dalam kuesioner kinerja karyawan valid.
4.4.2 Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot.
Pengukuran variabel tersebut dilakukan sekali dan kemudian hasilnya
dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk mengukur korelasi antar jawaban
pertanyaan.

48

Universitas Sumatera Utara

Variabel
Persepsi SIA
Motivasi Kerja
Kinerja Karyawan

Tabel 4.11
Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach
Rtabel
Alpha
0.638
0.284
0.708
0.284
0.714
0.284

Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS

Tabel 4.11, menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha masing-masing
variabel lebih besar dari rtabel dengan df = n - 2 = 48 – 2 = 46 dan dengan
probabilitas 5% yaitu 0.284 sehingga alat ukur dalam penelitian ini adalah
reliabel.
4.5

Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa dalam penelitian ini

tidak terdapat multikolinearitas, dan heteroskedastisitas, serta data yang dihasilkan
memiliki distribusi normal. Apabila tidak dijumpai adanya multikolinearitas dan
heteroskedastisitas, maka asumsi klasik telah terpenuhi.
4.5.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Penulis memilih One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test karena hasil dari uji ini lebih relevan daripada
melakukan uji grafik.
Dalam uji One-Samlpe Kolmogorov-Smirnov Test, suatu data dikatakan
memiliki distribusi normal jika nilai signifikansi atau nilai Asymp. Sig. (2tailed) lebih besar dari 0,05 (Ghozali, 2011).

49

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.12
Hasil Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N

48

Normal Parametersa,,b

Mean
Std. Deviation

Most Extreme Differences

.0000000
2.80700873

Absolute

.070

Positive

.054

Negative

-.070

Kolmogorov-Smirnov Z

.486

Asymp. Sig. (2-tailed)

.972

a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai signifikansi Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0.972 yang jauh lebih besar dari 0.05. Untuk mendukung hasil uji
normalitas secara statistik, maka peneliti juga mencantumkan hasil uji
normalitas secara grafik sebagai berikut:

Gambar 4.1
Histogram

50

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.2
Kurva P-P Plot
Dari hasil uji grafik histogram menunjukkan bahwa data berdistribusi
normal karena distribusi data sedikit melenceng ke kanan dan persebaran chart
pada histogram mengikuti garis normal.
Berdasarkan pada gambar kurva P-P Plot dapat dilihat bahwa data
berdistribusi normal karena persebaran data yang ditunjukkan dengan titik-titik
menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis
diagonal tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa data yang diuji dalam penelitian ini berdistribusi
secara normal.

51

Universitas Sumatera Utara

4.5.2 Uji Multikolinearitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi antar
sesama variabel bebas sebesar 0.
- Jika nilai Tolerance> 0,10 dan VIF< 10, maka dapat diartikan bahwa tidak
terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut
- Jika nilai Tolerance< 0,10 dan VIF> 10, maka dapat diartikan bahwa
terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut.
Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model
1

Tolerance

VIF

(Constant)

Persepsi SIA

.472

2.120

Motivasi Kerja

.472

2.120

Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS

Berdasarkan Tabel 4.13, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala
multikolinearitas pada interaksi variabel persepsi pemanfaatan sistem
informasi akuntansi dengan motivasi kerja karena nilai tolerance> 0.10 dan
VIF< 10.

52

Universitas Sumatera Utara

4.5.3 Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap,

maka

disebut

homoskedastisitas

dan

jika

berbeda

disebut

heteroskedastisitas. Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot dengan
ketentuan:
- Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur maka menunjukkan telah terjadi heteroskedastisitas.
- Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas

53

Universitas Sumatera Utara

Dari output uji heteroskedastisitas dapat dilihat bahwa tidak ada pola
yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu
Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.6

Pengujian Hipotesis
Setelah melakukan uji kualitas data dan juga asumsi klasik, dinyatakan data

valid dan juga reliabel, serta data juga berdistribusi secara normal dan bebas dari
gejala multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Maka selanjutnya dapat dilakukan
uji hipotesis untuk menguji data yang telah dikumpulkan. Uji hipotesis dilakukan
untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Uji
Hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan: analisis regresi linear berganda,
uji koefisien determinasi, uji statistik f (simultan) dan uji statistik t (parsial).
4.6.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linier untuk menentukan hubungan antara persepsi pemanfaatan sistem
informasi akuntansi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan.
Tabel 4.14
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

(Constant)

B

Std. Error
1.325

7.828

Persepsi SIA

.427

.206

Motivasi Kerja

.477

.189

Coefficients
Beta

T

Sig.
.169

.866

.330

2.073

.044

.401

2.523

.015

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS

54

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel coefficient di atas maka dapat disusun persamaan
regresi sederhana sebagai berikut:
= .

+ .

7

+ . 77

+�

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.

Konstanta (a) = 1.325 menunjukkan harga (nilai) konstan, dimana jika
nilai variabel persepsi pemanfaatan sistem informasi akuntansi dan
motivasi kerja = 0, maka variabel kinerja karyawan (y) bernilai = 1.325.

b.

Koefisien X1 (b1) = 0.427, menunjukkan bahwa variabel persepsi
pemanfaatan sistem informasi akuntansi (x1) memiliki hubungan yang
positif terhadap kinerja karyawan (y). Hubungan positif ini dilihat dari
nilai koefisien persepsi pemanfaatan sistem informasi akuntansi terhadap
kinerja karyawan yang bernilai positif yaitu 0.427. Artinya jika variabel
persepsi pemanfaatan sistem informasi akuntansi ditingkatkan 1 satuan
(100%) maka variabel kinerja karyawan juga akan meningkat yaitu sebesar
0.427 (42.7%).

c.

Koefisien X2 (b2) = 0.477, menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja
(x2) memiliki hubungan yang positif terhadap kinerja karyawan (y).
Hubungan positif ini dilihat dari nilai koefisien motivasi kerja terhadap
kinerja karyawan yang bernilai positif yaitu 0.477. Artinya jika variabel
motivasi kerja ditingkatkan 1 satuan (100%) maka variabel kinerja
karyawan juga akan meningkat yaitu sebesar 0.477 (47.7%).

d.

Nilai e merupakan standard error (tingkat kesalahan pengganggu) dalam
penelitian yaitu 5%.

55

Universitas Sumatera Utara

4.6.2 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model menerangkan variasi variabel dependen. Range nilainya
antar 0-1, apabila nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas, dan
sebaliknya apabila R2 besar berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen besar. Nilai R2 dapat dilihat pada
tabel 4.15 berikut.
Tabel 4.15
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb

Model

R
.680a

1

R Square

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

.462

.439

2.86871

a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Persepsi SIA
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS

Berdasarkan tabel 4.15, besarnya nilai R Square (R2) adalah 0.462 yang
berarti sebesar 0.462 atau (46.2%) variabel independen yaitu persepsi
pemanfaatan sistem informasi akuntansi dan motivasi kerja mampu
menggambarkan kinerja karyawan. Sedangkan sisanya sebesar 53.8%
digambarkan atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
model penelitian.
4.6.3 Uji Statistik F (Simultan)
Uji F digunakan untuk melihat pengaruh persepsi pemanfaatan sistem
informasi akuntansi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan secara

56

Universitas Sumatera Utara

simultan (bersama-sama). Pengaruh ini perlu diuji untuk melihat apakah model
regresi ini dapat dilanjutkan dengan melakukan uji t (parsial) atau tidak.
Jika hasil uji F berpengaruh signifikan maka model regresi ini dapat
dilanjutkan dengan melakukan uji t. Sebaliknya jika tidak berpengaruh, maka
uji t (uji parsial) tidak dapat dilakukan, karena semua variabel independen tidak
ada yang mempengaruhi variabel dependen. Berikut ini tabel hasil uji F.
Tabel 4.16
Hasil Uji Statistik F (Simultan)
ANOVAb
Model
1

Sum of Squares

df

Mean Square

Regression

318.652

2

159.326

Residual

370.327

45

8.229

Total

688.979

47

F
19.360

Sig.
.000a

a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Persepsi SIA
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa hasil uji F menunjukkan nilai
signifikan 0.000 lebih kecil dari 0.05. Hasil uji F ini menunjukkan bahwa
variabel independen secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen yaitu kinerja karyawan. Untuk melihat
variabel independen apa saja yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan, maka dilakukan uji t (uji secara parsial).
4.6.4 Uji Statistik T (Parsial)
Menurut Ghozali (2011:52), uji statistik t pada dasarnya menunjukan
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen. Hipotesis dirumuskan sebgai berikut:

57

Universitas Sumatera Utara

-

H0 artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel independen
terhadap variabel dependen.

-

H1 artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel independen
terhadap variabel dependen.
Penerimaan atau penolakan hipotesis dalam suatu penelitian dapat

dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikansi t statistik > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Hal ini berarti bahwa suatu variabel independen secara individual tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikansi t statistik < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Hal ini berarti bahwa suatu variabel independen secara individual
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.17
Hasil Uji Statistik T (Parsial)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

B

(Constant)

Std. Error
1.325

7.828

Persepsi SIA

.427

.206

Motivasi Kerja

.477

.189

Coefficients
Beta

t

Sig.
.169

.866

.330

2.073

.044

.401

2.523

.015

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS

Berdasarkan hasil analisis regresi sebelumnya menyatakan bahwa
persepsi pemanfaatan sistem informasi akuntansi dan motivasi kerja memiliki
hubungan yang positif terhadap kinerja karyawan, berpengaruh positif dapat
dilihat dari koefisien beta unstandardized coefficient variabel yang bernilai

58

Universitas Sumatera Utara

positif, sementara untuk melihat signifikansi dapat dilihat dengan
membandingkan nilai signifikansi variabel dengan probabilitas 5% yaitu 0.05,
apabila nilai signifikansi < 0.05 maka variabel independen secara parsial
berpengaruh signifikan pada variabel dependen.
Tingkat signifikansi untuk variabel persepsi pemanfaatan sistem
informasi akuntansi adalah sebesar 0.044 yang lebih kecil dari 0.05. Hasil ini
menunjukkan bahwa persepsi pemanfaatan sistem informasi akuntansi dalam
penelitian ini memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Tingkat signifikansi untuk variabel motivasi kerja adalah sebesar 0.015
yang lebih kecil dari 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa motivasi kerja dalam
penelitian ini juga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan.
4.7

Pembahasan
4.7.1 Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah persepsi pemanfaatan
sistem informasi akuntansi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi
pemanfaatan sistem informasi akuntansi secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan. Berpengaruh signifikan dapat dilihat
berdasarkan tabel hasil uji statistik t. Pada tabel tersebut diperoleh nilai
signifikan sebesar 0.044 yang lebih kecil dari probabilitas 5% yaitu 0.05.
Sementara berpengaruh positif dilihat dari tabel coefficients. Pada tabel

59

Universitas Sumatera Utara

tersebut nilai koefisien X1 (b1) = 0.427, menunjukkan bahwa variabel persepsi
pemanfaatan sistem informasi akuntansi memiliki hubungan yang positif
terhadap kinerja karyawan. Dengan hasil tersebut maka H1 diterima.
Secara teoritis, Theory of Reasoned Action mengatakan penggunaan
komputer dipercaya dapat meningkatkan kinerja individu. Hal tersebut dibahas
kembali dalam konsep Technology Acceptance Model (TAM), yaitu pada
dimensi persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan
penggunaan (perceived ease of use). Lebih lanjut dalam model TAM, persepsi
kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan ini akan mempengaruhi
seorang karyawan untuk menggunakan sistem informasi akuntansi yang
merupakan bagian dari suatu teknologi informasi yang mana pada akhirnya
mempengaruhi kinerjanya sendiri.
Dari uraian teori di atas dapat dilihat keterkaitan antara persepsi
pemanfaatan sistem informasi akuntansi dan kinerja karyawan. Dengan adanya
persepsi pemanfaatan sistem informasi akuntansi yang baik maka seorang
karyawan akan dapat meningkatkan kinerjanya secara optimal.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Bier Jannah (2010) dan Syaiful Lubis (2014) yang dalam hasil penelitiannya
menyatakan bahwa persepsi pemanfaatan sistem informasi akuntansi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
4.7.2 Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah motivasi kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil pengujian dalam penelitian ini

60

Universitas Sumatera Utara

menunjukkan bahwa motivasi kerja secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan. Berpengaruh signifikan dapat dilihat
berdasarkan tabel hasil uji statistik t. Pada tabel tersebut diperoleh nilai
signifikan sebesar 0.000 yang lebih kecil dari probabilitas 5% yaitu 0.05.
Berpengaruh positif dilihat dari tabel coefficients. Pada tabel tersebut nilai
koefisien X2 (b2) = 0.477, menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja
memiliki hubungan yang positif terhadap kinerja karyawan. Dengan hasil
tersebut maka H1 diterima.
Secara teoritis keunggulan kompetitif perusahaan sangat tergantung
pada inovasi perusahaan yang akan dapat tercapai apabila terdapat motivasi
kerja yang tinggi dan moral karyawan yang baik, Kemampuan manajer dalam
mengidentifikasi motivasi kerja karyawannya akan sangat berguna bagi
pencapaian tujuan perusahaan, karena pada dasarnya kinerja karyawan sangat
dipengaruhi oleh motivasi. Motivasi kerja karyawan tercermin dalam etos
kerjanya dan pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja (performance) dalam
meningkatkan kinerja karyawan.
Motivasi dalam diri seorang karyawan timbul karena adanya faktor
internal dan eksternal. Jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, masa kerja,
jumlah tanggungan dalam keluarga termasuk ke dalam faktor internal seorang
karyawan dalam perusahaan dalam melakukan pekerjaan, kemudian motivasi
yang timbul dari faktor eksternal seorang karyawan diantaranya ialah
hubungan atasan dan bawahan, hubungan sesama rekan kerja, peraturan dan
kebijakan perusahaan, kondisi kerja, kompensasi dan penunjang kesehatan.

61

Universitas Sumatera Utara

Seseorang yang mempunyai motivasi kerja tinggi akan berusaha
semaksimal mungkin dalam menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
Semakin tinggi motivasi kerja seseorang maka akan semakin tinggi pula
kinerjanya begitu pula sebaliknya, semakin rendah motivasi seseorang maka
semakin rendah pula kinerjanya.
Dari uraian konsep di atas dapat dilihat keterkaitan antara motivasi
kerja dan kinerja karyawan. Dimana dalam peningkatan kinerja karyawan
sangat ditentukan oleh adanya motivasi. Dengan adanya motivasi kerja yang
tinggi, maka seorang karyawan akan dapat meningkatkan kinerjanya secara
optimal.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Tjahjono dan Gunarsih (2006), Bier Jannah (2010) dan Nurhikmah Manurung
(2015) yang dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa motivasi kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
4.7.3 Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah persepsi pemanfaatan sistem

informasi akuntansi dan motivasi kerja secara simultan (bersama-sama)
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Setelah dilakukan pengujian
hipotesis secara simultan, berdasarkan tabel ANOVA terlihat bahwa hasil uji F

menunjukkan nilai signifikan sebesar 0.000 yang lebih kecil dari signifikansi
0.05. Ini berarti hasil uji F menunjukkan persepsi pemanfaatan sistem
informasi akuntansi dan motivasi kerja secara simultan (bersama-sama)
memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu kinerja

62

Universitas Sumatera Utara

karyawan. Untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen
menggambarkan kinerja karyawan maka dilakukan uji koefisien determinasi.
Dan hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa variabel independen
yaitu persepsi pemanfaatan sistem informasi akuntansi dan motivasi kerja
mampu menjelaskan kinerja karyawan sebesar 46.2%. Sedangkan sisanya
sebesar 53.8% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian. Dengan hasil tersebut maka H3 diterima.

63

Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian ini, maka

penulis dapat membuat beberapa kesimpulan mengenai pengaruh persepsi
pemanfaatan sistem informasi akuntansi dan motivasi kerja terhadap kinerja
karyawan PT. Paragon Technology and Innovation Cabang Medan sebagai berikut:
1.

Persepsi pemanfataan sistem informasi akuntansi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan. Dengan hasil tersebut maka H1
diterima.

2.

Motivasi kerjaberpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Dengan hasil tersebut maka H2 diterima.

3.

Persepsi pemanfaatan sistem informasi akuntansi dan motivasi kerja secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Dengan hasil
tersebut maka H3 diterima.

5.2

Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran yang

dapat dijadikan masukan sebagai berikut:
1. Persepsi pemanfaatan sistem informasi akuntansi secara statistik terbukti
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Diharapkan
kepada perusahaan agar meningkatkan kualitas sistem yang ada saat ini
karena kinerja karyawan sangat ditentukan oleh pemanfaatan terhadap
sistem itu sendiri.

64

Universitas Sumatera Utara

2. Motivasi karyawan secara statistik juga terbukti berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Paragon Technology and
Innovation Cabang Medan. Maka dari itu, diharapkan agar perusahaan tetap
memperhatikan dan dapat memberikan motivasi-motivasi kepada karyawan
agar kinerjanya semakin meningkat.Dengan meningkatnya kinerja
karyawan tentunya akan berpengaruh positif terhadap perusahaan sendiri.
3. Untuk penelitian selanjutnya agar menambahkan variabel lain diluar
variabel yang telah peneliti gunakan dalam penelitian ini. Variabel lain yang
dimaksudkan ialah kompensasi, gaya kepemimpinan, disiplin kerja,
komitmen, lingkungan kerja dan variabel variabel lainnya yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan.

65

Universitas Sumatera Utara