Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Tingkat Kreativitas antara Sekolah Nonformal (Qaryah Thayyibah) dan Sekolah Formal (SMP 10 Salatiga) T1 802009031 BAB IV

BAB IV
PERSIAPAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Orientasi Kancah dan Persiapan
1.

Orientasi Kancah
Penelitian ini dilakukan di sekolah Qaryah Thayyibah
dan SMP 10 Salatiga yang duduk dijenjang bangku sekolah
menengah pertama berusia antara 13-15 tahun. Pemilihan
Qaryah Thayyibah dan SMP 10 Salatiga sebagai kancah
penelitian berdasarkan pada beberapa pertimbangan yaitu :
a.

Perbedaan sistem pembelajaran

b.

Kedua sekolah tersebut pernah menjadi satu lembaga
pendidikan.


2.

Persiapan Penelitian
a.

Persiapan Alat Ukur
Persiapan Penelitian ini dilakukan mulai dari
mempersiapkan alat ukur yang sudah tersedia sampai
persiapan untuk melakukan penelitian. Dalam penelitian
ini, alat ukur yang digunakan berupa skala kreativitas.
Peneliti menggunakan skala Kreativitas Verbal dan skala
Kreativitas Figural yang dikembangkan oleh Munandar
untuk mengukur Kreativitas.
1) Alat Ukur Tes Kreativitas Figural
Tes

Kreativitas

Figural


pada

penelitian

ini

menggunakan Tes Kreativitas dari Munandar (1977)

36

37

yang mempunyai materi struktur terdiri dari 65
lingkaran. Pada penelitian ini, peneliti menyediakan
lembar soal Tes Kreativitas Figural menjadi satu
lembar jawabnya. Subjek diminta untuk membuat
beberapa gambar atau objek yang berbeda-beda
dengan lingkaran sebagai stimulus, lingkaran tersebut
bukan frame tetapi merupakan bagian utama dari
gambar. Waktu yang digunakan dalam pengisian tes

ini adalah 10 menit
2) Alat Ukur Tes Kreativitas Verbal
Tes

Kreativitas

Verbal

pada

penelitian

ini

menggunakan Tes Kreativitas Verbal dari Munandar
(1977). Pada penelitian ini, peneliti menyediakan
lembar soal Tes Kreativitas Verbal

menjadi satu


dengan lembar jawabnya. Selain menyiapkan soal Tes
Kreativitas Verbal dan lembar jawabnya peneliti juga
menyiapkan cara penskoran tes tersebut. Waktu yang
digunakan dalam pengisian tes ini adalah 80 menit.
b.

Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013
dengan cara membagi alat ukur kepada subjek yang sesuai
dengan criteria yang ditentukan yaitu berusia antara 13
sampai dengan 15 tahun di Qaryah Thayyibah dan SMP
10 Salatiga. Adapun jumlah subjek keseluruhan yang
diambil sebanyak 37 siswa yaitu 7 siswa Qaryah
Thayyibah dan 30 siswa SMP 10 Salatiga.

38

Pembagian angket di Qaryah Thayyibah dilakukan
sebanyak 1 kali yaitu tanggal 7 November 2013 dengan 1
angket TKF diberikan kepada 7 subjek serta alat ukur

TKV diberikan kepada 7 subjek dan kembali sebanyak
7.Sehingga total eksemplar sebanyak 14 dan kembali 14
eksemplar. Angket diberikan pada siswa dengan kriteria
usia 13-15 yang melakukan studi di Qaryah Thayyibah
dan proses pengerjaan TKF maupun TKV berada di ruang
kelas mereka belajar dengan menggunakan meja panjang
untuk 3 siswa setiap mejanya. Kondisi ruangan kelas
tenang dan di fasilitasi 1 papan tulis. Pada proses
pengambilan data, peneliti dibantu oleh satu orang dari
Laboratorium Terapan Psikologi Universitas Kristen
Satya,

agar

peneliti

memahami

bagaimana


tester

terstandar melakukan tes secara klasikal untuk tes
kreativitas figural maupun verbal. Untuk kemudian saya
terapkan untuk melakukan tes kreativitas figural dan
verbal di SMP 10 Salatiga.
Sedangkan pembagian angket di SMP 10 Salatiga
dilakukan sebanyak 2 kali pada tanggal 28 November dan
15 Desember 2013. Pada tes tanggal 28 November 2013
dengan alat ukur TKF sebanyak 30 eksemplar dan yang
kembali sebanyak 30, serta 1 angket TKV sebanyak 30
eksemplar dan yang kembali sebanyak 30. Sehingga total
sebanyak 60 eksemplar dan kembali 60 eksemplar. Tetapi,
terdapat 4 siswa yang digugurkan karena tes kreativitas
figural mereka tidak dapat dilakukan penskoran, sehingga

38

39


peneliti melakukan tes kembali kepada 4 siswa yang
berbeda

pada

tanggal

15

Desember

2013

untuk

mendapatkan hasil tes yang maksimal. Kondisi ruangan
kelas yang dipakai saat pengerjaan TKF dan TKV berada
di ruang Laboratorium SMP 10 dengan meja panjang
untuk 5 siswa setiap mejanya dan di fasilitasi 1 papan tulis
untuk membantu dalam memberikan instruksi. Kemudian

tes yang dilakukan kembali untuk 4 siswa tersebut berada
di ruang bimbingan dan konseling dengan sistem klasikal
sama seperti tes sebelumnya, dengan kondisi meja
panjang untuk 4 siswa yang ditambahkan peneliti agar
hasilnya lebih maksimal. Alat ukur diberikan pada siswa
kelas 1 dan 2. Pada proses pengambilan data, peneliti
dibantu oleh 1 orang.

B. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur.
Adapun alasan penggunaan metode tes dalam penelitian ini
karena sudah adanya alat tes baku yang sudah diketahui validitas
dan reliabilitasnya serta telah distandarisasikan oleh Munandar
(1999).
Validitas dan reliabilitas tes kreativitas figural milik
Munandar (1988) dalam penelitian ini telah dinyatakan valid dan
reliabel. Wardani (2008) melakukan tes kesahihan circle tes dan
menentukan bahwa daya diskriminasi item tes bergerak antara
0,6227 sampai 0,7849, sedangkan koefisien reliabilitas sebesar
0,7553.


40

Sedangkan alat tes kreativitas verbal milik Munandar (1986)
telah banyak digunakan dalam berbagai penelitian, dan telah
dinyatakan valid dan reliabel, diantaranya oleh penelitian Susanto
(1983) dan Kuwato (1993). Susanto (1983) menyatakan bahwa
untuk validitas angka korelasinya berkisar antara 0,643 sampai
0,898 dan reliabilitas berkisar antara 0,721 sampai 0,823, keduanya
pada

taraf

signifikan

1%.

Kuwato

dalam


penelitiannya

mengemukakan bahwa tes ini valid dan reliabel. Angka korelasi
untuk validitas butir berkisar antara 0,363 sampai 0,847, validitas
subtes dengan total berkisar antara 0,784 sampai 0,897 dan
reliabilitas sebesar 0,915 pada taraf signifikan 1%.

C. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Dalam analisis data, data yang digunakan adalah data nilai
baku hasil penelitian, yaitu skor kasar data kreativitas yang telah
dibakukan (ditentukan norma-normanya) dan kemudian total nilai
baku di konversikan menjadi creativity quotient (CQ) untuk dapat
lebih mudah mengklasifikasikannya.
Dalam penelitian ini akan dibuat sebanyak 2 kategori, yaitu
tinggi dan rendah. Dengan skor tertinggi dan terendah mengacu
pada standarisasi yang sudah dibuat oleh Munandar (1988). Skor
tertinggi adalah 170 dan terendah adalah 50. Berikut ini adalah
formula yang memudahkan pengkategorian tinggi rendahnya dari
37 siswa


݅݊‫ ݈ܽݒݎ݁ݐ‬ൌ

݅݊‫ ݅݃݃݊݅ݐݎ݁ݐݎ݋݇ݏ݈ܽݒݎ݁ݐ‬െ ‫݄ܽ݀݊݁ݎ݁ݐ‬
݆‫݅ݎ݋݃݁ݐ݄݈ܽ݇ܽ݉ݑ‬

40

41

170 − 50
2
120
=
2
= 60
=

Dari formula dan berdasarkan data keseluruhan Kreativitas
figural siswa Qaryah Thayyibah dan SMP 10 Salatiga diperoleh
skor tertinggi 112 dan skor terendah 80 maka kategorinya sebagai
berikut :
Tabel 3.
Kategori Skor Tes Kreativitas Figural
Pendidikan Kategori Nilai
Mean Prosentase
Tinggi
170 < x < 110
14,2%
SMP
Qaryah
96,2 85,8%
Rendah 110 < x < 50
Thayyibah
TOTAL
100%
SMP 10
Tinggi
170 < x < 110
0%
Rendah 110 < x < 50
92,2 100%
TOTAL
100%
x = skor creativity quotient tes kreativitas figural
Dari tabel kategori di atas dapat dilihat kreativitas figural
siswa Qaryah Thayyibah memiliki nilai mean sebesar 96,2 yang
terletak pada kategori rendah dan juga kreativitas figural siswa
SMP 10 yang memiliki nilai mean sebesar 92,2 yang terletak pada
kategori rendah.
Sedangkan dari formula dan berdasarkan data keseluruhan
Kreativitas Verbal siswa Qaryah Thayyibah dan SMP 10 diperoleh
nilai skor tertinggi 109 dan terendah adalah 76. Maka kategorinya
sebagai berikut :

42

Tabel 4.
Tabel Kategori Tes Kreativitas Verbal
Pendidikan
Kategori Nilai
Mean Prosentase
SMP
Tinggi
170 < x < 110
0%
Qaryah
Rendah 110 < x < 50
95,2 100%
Thayyibah
TOTAL
100%
SMP 10
Tinggi
170 < x < 110
0%
Rendah 110 < x < 50
94,7 100%
TOTAL
100%
x = skor creativity quotient tes kreativitas verbal.
Dari tabel kategori di atas dapat dilihat kreativitas verbal
siswa Qaryah Thayyibah memiliki nilai mean sebesar 95,2 yang
terletak pada kategori rendah. Begitu juga dengan siswa SMP
10 memiliki nilai mean sebesar 94,7 yang terletak pada kategori
rendah.

D. Hasil Penelitian
1.

Uji Asumsi
a.

Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Dalam pengujian ini, apabila angka
signifikansi p 0,05
maka distribusinya adalah normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh angka
koefisien kreativitas figural pada Qaryah Thayyibah
sebesar 0,718 dan probabilitas 0,682 (p>0,05),

42

43

Tabel 5.
Uji Normalitas Tes Kreativitas Figural QT

Kreativitas Figural QT
N
a,,b
Normal Parameters
Most Extreme Differences

Statistic
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

7
96.2857
8.17953
.271
.271
-.156
.718
.682

Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh angka
koefisien kreativitas figural pada siswa SMP 10 sebesar
0,708 dan probabilitas 0,698 (p>0,05).
Tabel 6.
Uji Normalitas Tes Kreativitas Figural SMP 10
Kreativitas Figural SMP 10
N
a,,b
Normal Parameters
Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Statistic
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

30
92.2667
9.17994
.129
.088
-.129
.708
.698

44

Hal ini berarti variable kreativitas figural tersebut
berdistribusi normal atau asumsi normalitas terpenuhi.
Karena data yang ada berdistribusi normal maka teknik
analisa yang dipakai adalah metode parametrik yaitu
independent

sample

t

test.

Dalam

penelitian

ini

independent digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata
antara dua sampel yang berbeda, yaitu perbedaan sampel
Qaryah Thayyibah dan SMP 10.
Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh angka
koefisien kreativitas verbal pada Qaryah Thayyibah
sebesar 0,389 dan probabilitas 0,998 (p>0,05),
Tabel 7.
Uji Normalitas Tes Kreativitas Verbal QT
Kreativitas Verbal QT

Statistic

N
a,,b
Normal Parameters

Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

7
95.2857
9.46422
.147
.147
-.143
.389
.998

a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh angka
koefisien kreativitas verbal pada SMP 10 sebesar 0,642
dan probabilitas 0,804 (p>0,05).

44

45

Tabel 8.
Uji Normalitas Tes Kreativitas Verbal SMP 10
Kreativitas Verbal SMP 10
N
a,,b
Normal Parameters
Most Extreme Differences

Statistic
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

30
94.7000
8.17966
.117
.117
-.079
.642
.804

a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Hal ini berarti variable kreativitas verbal tersebut
berdistribusi normal atau asumsi normalitas terpenuhi.
Karena data yang ada berdistribusi normal maka teknik
analisa yang dipakai adalah metode paramterik yaitu
independent

sample

t

test.

Dalam

penelitian

ini

independent sample t test digunakan untuk menguji
perbedaan rata-rata antara dua sampel yang berbeda, yaitu
perbedaan sampel Qaryah Thayyibah dan SMP 10.
b.

Uji Homogenitas
Dari hasil uji homogenitas menggunakan levene’s
test untuk Kreativitas Figural diperoleh nilai signifikasi
0.464 (p>0,05).

46

Tabel 9.
Uji Homogenitas Tes Kreativitas Figural
Kreativitas
Figural

Levene
Statistic

df1

df2

Sig.

Based on Mean

.548

1

35

.464

Based on Median

.735

1

35

.397

Based on Median and with
adjusted df

.735

1 31.72
0

.398

Based on trimmed mean

.565

1

.457

35

Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
data yang ada memiliki varians yang sama, sehingga data
tersebut dapat dikatakan homogeny. Sedangkan untuk Tes
Kreativitas Verbal diperoleh signifikasi 0,769 (p >0.05)
Tabel 10.
Uji Homogenitas Tes Kreativitas Verbal
Kreativitas
Verbal

Levene
Statistic df1

df2

Sig.

Based on Mean

.088

1

35

.769

Based on Median

.026

1

35

.874

Based on Median and with
adjusted df

.026

1 32.74
5

.874

Based on trimmed mean

.089

1

.767

35

Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
data yang ada memiliki varians yang sama, sehingga data
tersebut dapat dikatakan homogeny.
2.

Uji Beda
Hasil perhitungan kreativitas figural nilai signifikansi
two tailed adalah 0,296, sedangkan dalam penelitian ini
menggunakan one tailed sehingga taraf signifikasi menjadi

46

47

0,148 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima atau
kedua varians sama.
Tabel 11.
Independent Sample Test Skor Figural
t-test for Equality of Means

Levene's
Test for
Equality of
Variances
F
Kreativtas Equal
Figural QT variances
dan SMP assumed
10
Equal
variances
not
assumed

95% Confidence
Interval of the
Difference

Sig.

T

Sig. (2- Mean
Std. Error
tailed) Difference Difference

Df

.548 .464 -1.062

Lower

Upper

35

.296

-4.01905

3.78461 -11.70221 3.66411

-1.143 9.869

.280

-4.01905

3.51666 -11.86880 3.83070

Sedangkan

hasil

perhitungan

kreativitas

verbal

signifikasi two tailed adalah 0,869, sedangkan dalam
penelitian ini menggunakan one tailed sehingga menunjukkan
taraf signifikasi 0,434 (p>0,05).
Tabel 12.
Independent Sampel Tes Skor Verbal
t-test for Equality of Means

Levene's
Test for
Equality of
Variances
F
Kreativi
tas
Verbal
QT dan
SMP
10

Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed

Sig.

95% Confidence
Interval of the
Difference
T

.088 .769 -.166

df

Sig. (2- Mean Std. Error
tailed) Difference Difference Lower

Upper

35

.869

-.58571

3.53170 -7.75545 6.58402

-.151 8.222

.884

-.58571

3.87636 -9.48276 8.31133

48

Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima atau kedua
varians sama. Hal ini berarti bahwa tidak ada perbedaan antara
tingkat kreativitas siswa Qaryah Thayyibah dan siswa SMP 10
Salatiga.

E. Pembahasan
Pembahasan berfokus pada tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui perbedaan tingkat kreativitas antara siswa Qaryah
Thayyibah dan SMP 10 di Salatiga. Berdasarkan hasil penelitian
ini dilihat rata-rata skor tes kreativitas figural Qaryah Thayyibah
yaitu 96,2 dan berada pada kategori rendah, untuk rata-rata
kreativitas figural SMP 10 yaitu 92,2 yang juga berada pada
kategori rendah. Dan rata-rata kreativitas verbal Qaryah Thayyibah
yaitu 95,2 berada pada kategori rendah, untuk rata-rata kreativitas
verbal SMP 10 yaitu 94,7 juga berada pada kategori rendah.
Dengan melihat hasil dari Independent sample t test
menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan tingkat kreativitas
yang signifikan antara Qaryah Thayyibah dan SMP 10 Salatiga.
Hasil uji beda dari tes kreativitas figural maupun tes kreativitas
verbal tidak

menunjukkan adanya perbedaan kreativitas yang

signifikan. Uji beda pada tes kreativitas figural hanya mencapai
pada taraf signifikasi 0,148 (p>0,05), sedangkan pada kreativitas
verbal mencapai 0,434 (p>0,05). Dari hasil tersebut terlihat bahwa
tingkat kreativitas pada siswa Qaryah Thayyibah dan SMP 10
Salatiga tidak ada perbedaan yang signifikan. Tetapi rata-rata skor
yang didapatkan untuk tes kreativitas figural dan verbal berkisar
pada skor 85-100. Sedangkan skor terendah dalam kedua tes

48

49

tersebut adalah 50 dan skor tertinggi adalah 170 (Munandar, 1988).
Sehingga skor rata-rata dari keseluruhan siswa berada pada
kategori rendah.
Sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat menumbuh
kembangkan kreativitas anak-anak tetapi banyak faktor eksternal
yang memiliki peran dalam pembentukan kreativitas individu.
Hurlock (1993) menjabarkan beberapa faktor yang mempengaruhi
perkembangan kreativitas individu antara lain ; jenis kelamin,
status sosial ekonomi, urutan kelahiran, keluarga, lingkungan kota
vs lingkungan pedesaan, intelegensi. Amibele (dalam Munandar,
1999) menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas
anak seperti; kebebasan, respek orang tua, kedekatan emosi yang
sedang, prestasi bukan angka, orang tua aktif dan mandiri,
menghargai kreativitas.
Jadi beberapa faktor di atas mungkin menjadi penyebab tidak
adanya perbedaan tingkat kreativitas antara siswa Qaryah
Thayyibah dan SMP 10 Salatiga meskipun kedua lembaga
pendidikan tersebut memiliki sistem pendidikan yang berbeda.
Peneliti

mencoba

mendeskripsikan

faktor

yang

mempengaruhi hasil dari penelitian ini yang terbukti tidak
memiliki perbedaan yang signifikan pada tingkat kreativitas
Qaryah Thayyibah dan SMP 10 Salatiga dengan menggunakan tes
kreativitas yang diadopsi dari alat tes kreativitas verbal (1986) dan
figural (1988) milik Munandar. Di dalam bab ini dijelaskan bahwa
kedua alat tes ini terbukti memiliki tingkat validitas yang tinggi,
sehingga kedua alat ini memiliki kemampuan untuk mengukur apa
yang ingin diukur. Dalam tes kreativitas verbal, tes ini mengukur

50

bagaimana individu mengembangkan kreativitasnya dalam bidang
verbal seperti mengukur kelancaran, fleksibiltas, originalitas dan
elaborasi

didalam

kemampuan

verbal,

Munandar

(1977)

menyatakan bahwa tes ini mengukur dimensi konten, dimensi
berpikir verbal. Sedangkan tes kreativitas figural, tes ini mengukur
aspek

kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi dari

kemampuan berpikir kreatif. Selain itu, juga mengukur kreativitas
sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi antara unsur-unsur
yang diberikan. (Munandar, 1976).
Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk melihat faktorfaktor yang memungkinkan dalam mempengaruhi kreativitas
verbal maupun figural. Wawancara dilakukan pada hari Kamis
tanggal 27 Februari 2014 jam

07.35 di Sekolah

Menengah

Pertama 10 Salatiga kepada Ibu Guru Wahyu yang mengampu
mata pelajaran Bimbingan dan Konseling dan fasilitator saya untuk
meniliti di lembaga pendidikan tersebut. Beliau mengatakan bahwa
ekstrakulikuler

selain

dalam

ekstrakulikuler yang berkaitan
terutama

dalam

mata

bidang
dengan

olahraga,
proses

terdapat

pembelajaran

pelajaran IPA, Matematika dan IPS.

Seluruh siswa berhak mengikuti seluruh mata pelajaran tersebut
khususnya untuk kelas 7 & 8.
Kemudian wawancara pada Qaryah Thayyibah dilakukan
pada hari yang sama yaitu pada hari kamis tanggal 27 Februari
2014 jam 10.20 di tempat lokasi lembaga pendidikan tersebut
melakukan proses pembelajaran. Penulis melakukan wawancara
kepada salah satu pengurus disana yang

menjadi mentor bagi

siswa disana dan fasilitator bagi penulis, ketika penulis melakukan

50

51

penelitian disana yang bernama Ibu Zulfa. Beliau mengatakan
bahwa hampir seluruh siswa SMP disana berasal dari sekolah dasar
yang masih menggunakan sistem sekolah yang formal. Untuk
proses pembelajaran disana tidak terfokus pada tulisan-tulisan yang
terdapat di buku ataupun papan tulisan, tetapi mereka bisa belajar
dilapangan atau di alam bebas, kemudian sesuai dengan minat
mereka, mereka belajar sesuai yang diinginkan seperti bermain
musik, bermain komputer, belajar berorganisasi, belajar membuat
ide-ide yang setiap minggunya dievaluasi oleh mentornya. Ide-ide
tersebut bebas, seperti ingin membuat sistem pembelajaran yang
lebih baik atau hanya sekedar mengembangkan ide-ide yang
terlintas dipikiran mereka.
Dari

wawancara

tersebut

penulis

mencoba

untuk

mendeskripsikan faktor-faktor yang memungkinkan memengaruhi
kreativitas verbal maupun figural. Yang pertama, durasi dalam
melihat dan membaca perbendaharaan kata SMP 10 memiliki
tingkat yang lebih tinggi dibandingkan Qaryah Thayyibah. Dengan
melihat data kasar, penulis mencoba mendeskripsikan bahwa SMP
10 mengkondisikan siswanya untuk belajar yang bersinggungan
dengan kemampuan verbal seperti membaca menulis dan berhitung
rata-rata sekitar 6-7 jam sehari, sedangkan di Qaryah Thayyibah
tidak semua siswa dikondisikan sama untuk belajar seperti di SMP
10, tetapi sebagian besar waktu mereka digunakan untuk belajar
sesuai minatnya kreatifnya seperti bermain musik. Sehingga
perbedaan kemampuan verbal antara Qaryah Thayyibah dan SMP
10 tidak signifikan.

52

Untuk tingkat kreativitas figural tidak terdapat perbedaan
antara

Qaryah

Thayyibah

dan

SMP

10.

Namun

sistem

pembelajaran di Qaryah Thayyibah tentang pengembangan ide-ide
mingguan

akan

mempengaruhi

tingkat

kreativitas

mereka,

meskipun pada saat ini secara statistik belum menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan.
Kemudian yang ketiga, kedua sampel tersebut sebelumnya
sama-sama berasal dari sekolah dasar yang memiliki sistem
pembelajaran formal, hal tersebut sangat berpengaruh bagaimana
siswa

mengembangkan

kreativitasnya

di

jenjang

sekolah

selanjutnya, hasilnya terdapat perbedaan tingkat kreativitas tetapi
tidak mencapai taraf signifikasi uji beda yaitu 0,05 pada kreativitas
figural maupun verbal.
Sampel tersebut keduanya berada dalam skor kategori
rendah. Hal ini memberikan umpan balik bagi penulis untuk
melihat kembali faktor-faktor yang dapat meningkatkan kreativitas.
Rogers (Munandar, 1999) mengatakan bahwa faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kreativitas individu meliputi keamanan dan
kebebasan psikologis, sarana dan fasilitas, toleransi pada
pandangan kreatif individu, kesempatan untuk menyendiri,
dorongan-dorongan

yang membangkitkan imajinasi ataupun

fantasi, dan penerimaan dan penghargaan yang didapatkan
individu.
Qaryah Thayyibah merupakan program pendidikan alternatif
yang memiliki faktor-faktor yang telah disebutkan oleh Rogers
(Munandar, 1999). Kebebasan psikologis didapatkan oleh setiap
individu yang bersekolah disana karena sekolah tersebut sangat

52

53

menentang unsur paksaan, mereka bebas berekpresi sesuai
kesepakatan yang telah diperoleh antara pendamping dan siswa.
Sarana dan prasarana merupakan fasilitas yang penting untuk
menunjang penyerapan informasi ketika proses belajar mengajar
terjadi, Qaryah Thayyibah memiliki sarana dan prasana komputer
yang dilengkapi dengan koneksi internet dan ruang belajar yang
tenang serta udara yang cukup sejuk sangat mendukung
kenyamanan dalam belajar, study garden merupakan fasilitas yang
efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran yang berkaitan
dengan alam. Toleransi terhadap pandangan kreatif sangat
dijunjung tinggi oleh mentor/pendamping ketika mereka sedang
mendampingi siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung
karena mentor/pendamping tahu bahwa dari situ siswa dapat
mengembangkan pemikiran mereka. Di QT karena jadwal dapat
disesuaikan maka setiap siswa memiliki kemungkinan untuk
mengambil waktu sejenak untuk menyendiri didalam dunia mereka
masing-masing seperti bermain gitar sendiri. Mentor-mentor
memberikan dorongan kepada siswa untuk mengembangkan ide
bebasnya yang akan dievaluasi setiap minggunya, dari situlah
siswa dipacu untuk terus mengembangkan ide bebas mereka. Dan
seluruh mentor di QT menghargai setiap perbedaan individu/siswa
mereka dan mengetahui kelebihan dan kelemahan setiap individu.
Dalam hasil ini, kreativitas verbal maupun figural mereka dalam
kategori rendah, tetapi Qaryah Thayyibah sudah melakukan proses
untuk meningkatkan kreativitas sama seperti yang dikatakan oleh
Roger (dalam Munandar, 1999).

54

Di sekolah formal seperti SMP 10, terkadang kebebasan
psikologis dan kesempatan untuk menyendiri bagi siswa kurang
diperhatikan karena harus kembali pada banyaknya jadwal mata
pelajaran dan aturan yang diberikan sekolah kepada murid. Untuk
sarana dan prasarana sekarang ini banyak ditunjang oleh fasilitas
internet, hal ini sangat bermanfaat untuk mengeksplorasi ilmu
pengetahuan tetapi hanya terbatas pada gambar-gambar atau
tulisan yang disediakan internet. Dorongan-dorongan untuk
berfantasi dan berimajinasi juga minimum, karena banyak mata
pelajaran

yang

harus mencapai nilai standar khususnya yang

masuk dalam ujian nasional, sehingga sedikit waktu untuk
pelajaran seni dan olahraga seperti menggambar atau keahlian
kinestetik. Karena terlalu banyak siswa, sehingga guru tidak bisa
memberikan penghargaan dan perhatian bagi seluruh siswa. Di
sekolah formal seperti SMP 10 kurangnya perhatian mengenai
pengembangan kreativitas dapat dilihat karena mereka dituntut
untuk menghafal dan mencari satu jawaban benar pada tes-tes yang
diberikan guna memberikan latihan dalam menjawab soal ujian
nasional nantinya. Hal ini tidak hanya terjadi pada negara
Indonesia saja sehingga Guilford (dalam Munandar, 1999) pernah
menyinggung bahwa” lulusan saat ini bahwa mereka cukup
mampu untuk melakukan tugas-tugas yang diberikan dengan
menguasai teknik teknik yang diajarkan namun mereka tidak
berdaya jika dituntut memecehakan masalah dengan menggunakan
cara-cara baru”.
Selain faktor eksternal yang mempengaruhi kreativitas
seorang individu, faktor internal juga mempengaruhi, menurut

54

55

Rogers (dalam Munandar, 1999) yaitu berasal dari individu itu
sendiri, yang meliputi keterbukaan terhadap pengalaman, terhadap
rangsangan-rangsangan dari luar atau rangsangan dari dalam,
kemampuan untuk menilai diri produk-produk ciptaannya,
keterbukaan terhadap kritik dari orang lain, kemampuan untuk
bermain atau bereksplorasi dengan unsur-unsur, bentuk-bentuk,
konsep-konsep

serta

membentuk

kombinasi-kombinasi

baru

berdasarkan hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
Perbedaan

intelegensi

individu

juga

mempengaruhi

perkembangan kreativitas seseorang terutama seseorang/individu
yang memiliki giftedness (Feist & Baron dalam Hennessey &
Amibele, 2010) dan (Henessey dalam Hennessey & Amibele,
2010) menemukan hal yang penting tentang hubungan antara
kreativitas dan bakat alami seseorang.

Dokumen yang terkait

PERILAKU BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH SALATIGA PERILAKU BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH SALATIGA.

0 1 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Kurikulum Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah T2 942012002 BAB IV

0 0 47

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sekolah Guru B di Salatiga T1 152008006 BAB IV

0 0 45

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Tingkat Kreativitas antara Sekolah Nonformal (Qaryah Thayyibah) dan Sekolah Formal (SMP 10 Salatiga)

0 0 39

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Tingkat Kreativitas antara Sekolah Nonformal (Qaryah Thayyibah) dan Sekolah Formal (SMP 10 Salatiga) T1 802009031 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Tingkat Kreativitas antara Sekolah Nonformal (Qaryah Thayyibah) dan Sekolah Formal (SMP 10 Salatiga) T1 802009031 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Tingkat Kreativitas antara Sekolah Nonformal (Qaryah Thayyibah) dan Sekolah Formal (SMP 10 Salatiga)

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Tingkat Kreativitas antara Sekolah Nonformal (Qaryah Thayyibah) dan Sekolah Formal (SMP 10 Salatiga) T1 802009031 BAB II

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Kelompok dalam Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah Salatiga

0 0 18

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Strategi Promosi Sekolah SMK PGRI 1 Salatiga T1 BAB IV

0 3 33