Pengaruh Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) Terahadap Kesejahteraan Petani Di Desa Dipar Hataran Kecamatan Jorlanghataran Kabupaten Simalungun

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)

2.1.1 Pengertian dan Batasan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan
(PUAP)
a. Pengembangan Usaha Agribisnis di Perdesaan yang selanjutnya di sebut
PUAP adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui
bantuan modal usaha dalam menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai
dengan potensi pertanian desa sasaran
b. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri yang selanjutnya di
sebut PNPM-Mandiri adalah program pemberdayaan masyakarat yang
ditujukan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesempatan kerja
c. Agribisnis adalah rangkaian kegiatan usaha pertanian yang terdiri atas empat
sub-sistem, yaitu (a) subsistem hulu yaitu kegiatan ekonomi yang
menghasilkan sarana produksi (input) pertanian; (b) subsistem pertanian
primer yaitu kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang
dihasilkan subsistem hulu; (c) subsitem agribisnis hilir yaitu yang mengolah

dan memasarkan komoditas pertanian; dan (d) subsistem penunjang yaitu
kegiatan yang menyediakan jasa penunjang antara lain permodalan, teknologi
dan lain-lain
d. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan asal-usul adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan RI (sebagaimana

Universitas Sumatera Utara

tercantum pada Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa).
Dalam pelaksanaan PUAP yang dimaksud dengan desa termasuk didalamnya
adalah Kelurahan (Kota), Nagari (Sumatera Barat), Kampung (Papua dan
Papua Barat)
e. Desa Miskin adalah desa yang secara ekonomis pendapatan per kapitanya per
tahun berada di bawah standar minimum pendapatan per kapita nasional dan
infrastruktur desa yang sangat terbatas
f. Desa Miskin terjangkau adalah desa miskin yang memiliki infrastruktur
transportasi dan komunikasi


yang

memungkinkan untuk

dilakukan

pembinaan berkelanjutan
g. Dana Pendukung adalah dana yang dialokasikan oleh Bupati/Walikota yang
bersumber dari APBD Kabupaten/Kota untuk persiapan, pengawalan dan
pembinaan Gapoktan PUAP
h. Perdesaan adalah kawasan yang secara komparatif memiliki keunggulan
sumberdaya alam dan kearifan lokal (endogeneous knowledge) khususnya
pertanian dan keanekaragaman hayati
i.

Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau
korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian yang meliputi usaha
hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang

j.


Pemberdayaan Masyarakat Pertanian adalah upaya-upaya yang dilakukan
dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat agribisnis sehingga
secara mandiri mampu mengembangkan diri dan dalam melakukan usaha
secara berkelanjutan

k. Kelompok Tani (Poktan) adalah kumpulan petani/peternak yang dibentuk
atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,

Universitas Sumatera Utara

ekonomi,

sumber

daya)

dan

keakraban


untuk

meningkatkan

dan

mengembangkan usaha anggota
l.

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) PUAP adalah kumpulan beberapa
Kelompok Tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala
ekonomi dan efisiensi usaha

m. Usaha Produktif adalah segala jenis usaha ekonomi yang dilakukan oleh
petani/kelompok tani di perdesaan dalam bidang agribisnis yang mempunyai
transaksi hasil usaha harian, mingguan, bulanan, musiman maupun tahunan
n. Komite Pengarah adalah komite yang dibentuk oleh Pemerintahan Desa yang
terdiri dari wakil tokoh masyarakat, wakil dari kelompok tani dan penyuluh
pendamping

o. Penyuluh Pendamping adalah penyuluh pertanian yang ditugaskan oleh
Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk untuk mendampingi petani,
kelompok tani dan Gapoktan dalam pelaksanaan PUAP
p. Penyelia Mitra Tani (PMT) adalah individu yang memiliki keahlian di bidang
keuangan mikro yang direkrut oleh Kementerian Pertanian untuk melakukan
supervisi dan advokasi kepada Penyuluh dan Pengelola Gapoktan dalam
pengembangan PUAP
q. Pendampingan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh Pendamping
dan PMT dalam rangka pemberdayaan petani, kelompok tani dan Gapoktan
dalam melaksanakan PUAP
r. Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PUAP adalah dana bantuan sosial
untuk petani/kelompok tani guna pengembangan usaha agribisnis di
perdesaan yang disalurkan melalui Gapoktan dalam bentuk modal usaha

Universitas Sumatera Utara

s. Rencana Usaha Bersama (RUB) adalah rencana usaha untuk pengembangan
agribisnis yang disusun oleh Gapoktan berdasarkan kelayakan usaha dan
potensi desa
t. Tim Pembina Propinsi adalah tim pelaksana PUAP di Propinsi yang dibentuk

oleh Gubernur untuk mengkoordinasikan PUAP di wilayahnya
u. Tim Teknis Kabupaten/Kota adalah tim pelaksana PUAP di Kabupaten/Kota
yang dibentuk oleh Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk untuk
mengkoordinasikan pengelolaan PUAP di wilayahnya
v. Tim Teknis Kecamatan adalah Tim Pelaksana PUAP di Kecamatan yang
dibentuk dan diketuai oleh Camat dan dibantu oleh Kepala Balai Penyuluhan
Pertanian (BPP) sebagai sekretaris, Kantor Cabang Dinas Pertanian (KCD)
dan Kepala Desa lokasi PUAP sebagai anggota
w. Aparat Desa/Kelurahan dalam pedoman ini adalah kepala desa/lurah,
sekretaris desa/sekretaris lurah yang masih aktif bertugas menjalankan
pelayanan masyarakat (Pedoman Umum PUAP, 2011: 4-6).

2.1.2 Tujuan Usaha Pengembangan Agribisnis Pedesaan (PUAP)
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) bertujuan untuk:
a. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan
pengembangan kegiatan usaha agribisnisdi perdesaan sesuai dengan potensi
wilayah
b. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, Pengurus Gapoktan,
Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani
c. Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk

pengembangan kegiatan usaha agribisnis

Universitas Sumatera Utara

d. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau
mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan (Pedoman
Umum PUAP, 2011: 2).

2.1.3 Sasaran Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)
Sasaran Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) yaitu sebagai
berikut:
a. Berkembangnya usaha agribisnis didesa miskin terjangkau sesuai dengan
potensi pertanian desa
b. Berkembangnya Gapoktan yang dimiliki dan dikelola oleh petaniuntuk
menjadi kelembagaan ekonomi
c. Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga tani miskin, petani / peternak
(pemilik dan / atau penggarap) skala kecil, buruh tani
d. Berkembangnya usaha agribisnis petani yang mempunyai siklus usaha
harian, mingguan, maupun musiman (Pedoman Umum PUAP, 2011: 3).


2.1.4 Indikator Keberhasilan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan
(PUAP)
a. Indikator Keberhasilan output antara lain:
1) Tersalurkannya dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PUAP
kepada petani, buruh tani dan rumah tangga tani miskin anggota Gapoktan
sebagai modal untuk melakukan usaha produktif pertanian
2) Terlaksananya fasilitasi penguatan kapasitas dan kemampuan sumberdaya
manusia pengelola Gapoktan, Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra
Tani.

Universitas Sumatera Utara

b. Indikator keberhasilan outcome antara lain:
1) Meningkatnya kemampuan Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola
bantuan modal usaha untuk petani anggota baik pemilik, petani penggarap,
buruh tani maupun rumah tangga tani
2) Meningkatnya jumlah petani, buruh tani dan rumah tangga tani yang
mendapatkan bantuan modal usaha
3) Meningkatnya aktivitas kegiatan usaha agribisnis (hulu, budidaya dan
hilir) di perdesaan

4) Meningkatnya pendapatan petani (pemilik dan atau penggarap), buruh tani
dan rumah tangga tani dalam berusaha tani sesuai dengan potensi daerah.

c. Sedangkan Indikator benefit dan Impact antara lain:
1) Berkembangnya usaha agribisnis dan usaha ekonomi rumah tangga tani
dilokasi desa PUAP
2) Berfungsinya Gapoktan sebagai lembaga ekonomi petani diperdesaan
yang dimiliki dan dikelola oleh petani .
3) Berkurangnya

jumlah

petani

miskin

dan

pengangguran


di

perdesaan(Pedoman Umum PUAP, 2011: 3-4).

2.1.5 Pola Dasar Pelaksanaan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan
(PUAP)
Pola dasar PUAP dirancang untuk meningkatkan keberhasilan penyaluran
dana BLM PUAP kepada Gapoktan dalam mengembangkan usaha produktif petani
dalam mendukung empat sukses Kementerian Pertanian yaitu:

Universitas Sumatera Utara

a. Swasembada dan swasembada berkelanjutan
b. Diversifikasi pangan
c. Nilai tambah, Daya saing dan Ekspor
d. Peningkatan kesejahteraan petani.
Untuk pencapaian tujuan tersebut diatas, komponen utama dari pola dasar
pengembangan PUAP yaitu:
a. Keberadaan Gapoktan
b. Keberadaan Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani sebagai

pendamping
c. Pelatihan bagi petani, pengurus Gapoktan, dll
d. Penyaluran dana BLM kepada petani (pemilik dan atau penggarap), buruh
tani dan rumah tangga tani (Pedoman Umum PUAP, 2011: 7).

2.1.6 Strategi Dasar Pelaksanaan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan
(PUAP)
Strategi dasar Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) adalah:
a. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan PUAP
b. Optimalisasi potensi agribisnis di desa miskin yang terjangkau
c. Fasilitasi modal usaha bagi petani kecil, buruh tani dan rumah tangga tani
miskin
d. Penguatan kelembagaan Gapoktan, sebagai lembaga ekonomi yang dikelola
dan dimiliki petani (Pedoman Umum PUAP, 2011: 7).

2.1.7 Strategi Operasional Pelaksanaan Pengembangan Usaha Agribisnis
Pedesaan (PUAP)

Universitas Sumatera Utara

Strategi Operasional Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)
adalah:
a. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan PUAP dilaksanakan melalui:
1) Pelatihan bagi petugas tim teknis Kecamatan, Kabupaten/Kota sebagai
pendamping dan pembina PUAP
2) Rekrutmen dan pelatihan bagi Penyuluh dan PMT
3) Pelatihan bagi pengurus Gapoktan
4) Pendampingan bagi petani oleh penyuluh dan PMT.
b. Optimalisasi potensi agribisnis di desa miskin yang terjangkau dilaksanakan
melalui:
1) Identifikasi potensi desa
2) Penentuan usaha agribisnis (hulu, budidaya dan hilir) unggulan
3) Penyusunan dan pelaksanaan RUB berdasarkan usaha agribisnis
unggulan.
c. Fasilitasi modal usaha bagi petani kecil, buruh tani dan rumah tangga tani
miskin kepada sumber permodalan dilaksanakan melalui:
1) Penyaluran BLM PUAP kepada pelaku agribisnis melalui Gapoktan
2) Pembinaan teknis usaha agribisnis dan alih teknologi
3)

Fasilitasi pengembangan kemitraan dengan sumber permodalan lainnya.

d. Penguatan kelembagaan Gapoktan dilaksanakan melalui:
1) Pendampingan Gapoktan oleh Penyuluh Pendamping
2) Pendampingan oleh PMT di setiap Kabupaten/Kota
3) Fasilitasi peningkatan kapasitas Gapoktan menjadi lembaga ekonomi
yang mempunyai unit-unit usaha dan dimiliki serta dikelola petani
(Pedoman Umum PUAP, 2011: 7-8).

Universitas Sumatera Utara

2.1.8 Ruang Lingkup Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan
(PUAP)
Ruang lingkup kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)
meliputi:
a. Identifikasi dan verifikasi Desa calon lokasi serta Gapoktan penerima BLM
PUAP
b. Identifikasi, verifikasi dan penetapan Desa dan Gapoktan penerima BLM
PUAP
c. Pelatihan bagi fasilitator, penyuluh pendamping dan pengurus Gapoktan
d. Rekrutmen dan pelatihan bagi PMT
e. Sosialisasi dan koordinasi kegiatan PUAP
f. Pendampingan
g. Penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat
h. Pembinaan dan Pengendalian
i.

2.2

Pemantauan, evaluasi dan pelaporan (Pedoman Umum PUAP, 2011: 8-9).

Pengaruh Pengembangan Usaha Agribnisnis Pedesaan (PUAP)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengaruh adalah daya yang ada

atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak,
kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh Pengembangan Usaha Agribisnis
Pedesaan (PUAP) merupakan pengaruh yang dialami desa sasaran akibat adanya
program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) di desa tersebut sesuai
dengan potensi pertanian yang ada. Pengaruh yang dimaksud yaitu adanya
perubahan yang dialami masyarakat sebelum dan setelah adanya program tersebut.

Universitas Sumatera Utara

2.3

Kesejahteraan dan Kesejahteraan Sosial

2.3.1 Kesejahteraan
Kesejahteraan

atau

sejahtera

dapat

memiliki

empat

arti

(http://id.wikipedia.org/wiki/Kesejahteraan diakses pada 22 Mei 2012), yaitu:
a. Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi
manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan
sehat dan damai
b. Dalam ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda. Sejahtera
memliki arti khusus resmi atau teknikal, seperti dalam istilah fungsi
kesejahteraan sosial
c. Dalam kebijakan sosial, kesejahteraan sosial menunjuk ke jangkauan
pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini adalah istilah yang
digunakan dalam ide negara sejahtera
d. Di Amerika Serikat, sejahtera menunjuk ke uang yang dibayarkan oleh
pemerintah kepada orang yang membutuhkan bantuan finansial, tetapi tidak
dapat bekerja, atau yang keadaannya pendapatan yang diterima untuk
memenuhi kebutuhan dasar tidak berkecukupan. Jumlah yang dibayarkan
biasanya jauh di bawah garis kemiskinan, dan juga memiliki kondisi khusus,
seperti bukti sedang

mencari pekerjaan atau kondisi lain, seperti

ketidakmampuan atau kewajiban menjaga anak, yang mencegahnya untuk
dapat bekerja. Di beberapa kasus penerima dana bahkan diharuskan bekerja,
dan dikenal sebagai workfare.

Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan sosial adalah suatu sistem perundang-undangan, kebijakan,
program, pelayanan, dan bantuan; untuk menjamin pemenuhan kebutuhan sosial
yang dikenal sebagai kebutuhan dasar bagi kesejahteraan manusia dan bagi
berfungsinya ketertiban sosial secara lebih baik (Wickenden, dalam Wibhawa,
Raharjo, Budiarti, 2010 : 23).
Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisasi dari usaha–usaha sosial
dan lembaga–lembaga sosial yang ditujukan untuk membantu individu maupun
kelompok dalam mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan, serta
untuk mencapai relasi perseorangan dan sosial yang dapat memungkinkan mereka
mengembangkan kemampuan-kemampuan mereka secara penuh, serta untuk
mempertinggi kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga
dan masyarakat (Friedlander, dalam Wibhawa, Raharjo, Budiarti, 2010 : 24).
Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2009 pasal 1
ayat 1: kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material,
spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
Beberapa hal dapat disimpulkan dari defenisi tersebut antara lain:
a. Kesejahteraan sosial dipandang sebagai suatu tatanan masyarakat
b. Tatanan masyarakat tersebut bersifat kondusif bagi setiap warga negara untuk
melakukan upaya memenuhi kebutuhan hidup mereka
c. Adanya interaksi yang tidak terpisah yahng saling mendukung diantara setiap
individu warga msyarakat dengan masyarakatnya

Universitas Sumatera Utara

d. Landasan nilai bagi tatanan msyarakat adalah nilai – nilai dasar sosial budaya
masyarakat itu sendiri (untuk masyarakat Indonesia, dirumuskan dalam sila –
sila pancasila).

2.4

Petani dan Pertanian

2.4.1 Petani
Petani merupakan seseorang yang terlibat dalam bidang pertanian/agribisnis.
Mereka memelihara tumbuhan dan hewan untuk dijadikan makanan atau bahan
mentah. diantaranya, kegiatan membiakkan binatang (sapi, ayam, kerba, kambing,
domba dan lain-lain) dan menanam tanaman (padi, bunga, buah dan lain-lain).
Seorang petani mengusahakan tanah miliknya atau bekerja sebagai buruh di kebun
orang lain. Pemilik tanah yang mengusahakan tanahnya dengan mempekerjakan
buruh juga dikenal sebagai petani atau buruh tani (http://id.shvoong.com/exactsciences/agronomy-agriculture/2318402-pengertian-petani/ diakses pada tanggal 22
Mei 2013).
Kata petani umumnya merujuk kepada orang yang mengelola kebun atau
ladang dan menjalankan peternakan hewan (di negara maju). Biasanya hasil
pertanian digunakan sendiri atau dijual kepada orang lain atau pihak lain misalnya
melalui pemborong sebagai perantara untuk disalurkan ke pasar. Petani secara
tradisional didefinisikan dalam sosiologi sebagai anggota komunitas dalam
masyarakat agraris pedesaan. Pekerjaan sebagai petani adalah suatu pekerjaan yang
sangat penting bagi sebuah negara, karena pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang
dapat menghasilkan kebutuhan primer (pangan) manusia di berbagai belahan dunia.
Contohnya di Indonesia terdapat petani yang bekerja di sawah untuk menanam padi,
dimana padi tersebut merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia yaitu beras.

Universitas Sumatera Utara

Tetapi sayangnya, pekerjaan sebagai petani saat ini kurang diminati karena
kurangnya perhatian pemerintah dan gengsi yang tinggi
(http://donipengalaman9.wordpress.com/2012/03/31/petani/ diakses pada tanggal
22 Mei 2013).
Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau
korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian yang meliputi usaha hulu, usaha
tani, agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang. Pemberdayaan Masyarakat
Pertanian adalah upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan
kemampuan masyarakat agribisnis sehingga secara mandiri mampu mengembangkan
diri dan dalam melakukan usaha secara berkelanjutan
(http://www.deptan.go.id/PUAP

diakses

pada

tanggal

22

Mei

2013).

Di daerah pedesaan sebenarnya terdapat sumber daya manusia yang banyak
sekali dan tidak ternilai yang wujudnya dapat berupa kepemimpinan, organisasi
energi, keterampilan dan sebagainya. Semua harus dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin untuk mengelola, memanfaatkan dan memelihara sumberdaya-sumberdaya
lainnya yang terdapat di pedesaan, seperti kekayaan alam. Berbicara tentang
pedesaan, tidak dapat dipisahkan dari dunia pertanian. Dengan kata lain, berbicara
tentang orang desa pasti membicarakan masalah pertanian. Pada umumnya,
pekerjaan di desa masih banyak tergantung kepada alam. Disamping itu,
pekerjaannya juga tidak banyak bervariasi. Dapat dikatakan sebagian besar
penduduknya mempunyai pekerjaan di bidang pertanian (usaha tani, peternakan,
perikanan).
Pada dasarnya untuk meningkatkan petani dapat dilakukan dengan cara:
meningkatkan produksi, harga yang tinggi dan harga tetap produksi tinggi. Keadaan
inilah yang dapat mendorong petani untuk mau melaksanakan usaha taninya. Mosher

Universitas Sumatera Utara

(1986) menyatakan bahwa, adanya peningkatan gairah kerja yang dapat
meningkatkan produk-produk pertanian sangat berkaitan dengan adanya sistem tata
niaga yang dapat menguntungkan (Rismayani, 2007: 13)

2.4.2 Pertanian
Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan proses
pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti sempit
dinamakan pertanian rakyat sedangkan pertanian dalam arti luas meliputi pertanian
dalam arti sempit, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Semua itu merupakan hal
penting. Secara garis besar, pengertian pertanian dapat diringkas menjadi (1) proses
produksi, (2) petani dan pengusaha, (3) tanah tempat usaha (4) usaha pertanian (farm
business).
Sektor pertanian di Indonesia memberikan beberapa keuntungan: (1)
memberikan kontribusi pada Produk Domestik Bruto (PBD)/Produk Domestik
Regional Bruto (BDRB); (2) mampu menyediakan lapangan kerja yang terbesar bagi
masyarakat; (3) mampu mnyediakan keragaman pangan yang mempengaruhi
konsumsi dan gizi masyarakat (ketahanan pangan); (4) mampu mendukung sektor
industri, baik industri hulu maupun hilir; (5) ekspor hasil pertanian terutama pada
daerah importir tradisional yang selalu terpelihara; (6) terpeliharanya karakter dan
budaya bangsa sebagai negara agraris melalui komitmen petani menyelenggarakan
kegiatan pertanian sebagai pandangan hidup mereka (Rianse, 2009: 1).
Mengikat analisis klasik dari Kuznets (1964) (dalam Tambunan, 2003: 9),
pertanian di negara-negara sedang berkembang merupakan suatu sektor ekonomi
yabg sangat potensial dalam empat bentuk kontribusinya terhadap pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi nasional, yaitu sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

a. Ekspansi dari sektor-sektor ekonomi non pertanian sangat tergantung pada
produk-produk dari sektor pertanian, bukan saja untuk kelangsungan
pertumbuhan suplai makanan, tetapi juga penyediaan bahan-bahan baku
untuk keperluan kegiatan produksi di sektor non pertanian tersebut, terutama
industri pengolahan, seperti industri makanan dan minuman, tekstil dan
pakaian jadi, barang-barang dari kulit, dan farmasi, Kuznets menyebut ini
sebagai kontribusi produk.
b. Karena kuatnya bias agribisnis dari ekonomi selama tahap-tahap awal
pembangunan, maka populasi disektor pertanian (daerah pedesaan)
membentuk suatu bagian yang sangat besar dari (permintaan) domestik
terhadap produk-produk dari industri dan sektor-sektor di dalam negeri , baik
untuk barang-barang produsen maupun barang-barang konsumen. Kuznets
menyebut ini kontribusi pasar.
c. Karena relatif pentingnya pertanian (dilihat dari sumbangan output-nya
terhadap pembentuk produk domestik bruto (PDB) dan andilnya terhadap
penyerapan tenaga kerja) tanpa bisa dihindari menurun dengan pertumbuhan
atau semakin tingginya tingkat pembangunan ekonomi. Jadi, pembangunan
ekonomi melibatkan transfer surplus modal dari sektor pertanian ke sektorsektor non pertanian. Sama saja, seperti dalam teori penawaran kerja tak
terbatas dari Arthur Lewis, dalam proses pembangunan ekonomi jangka
panjang terjadi perpindahan surplus tenaga kerja dari pertanian (pedesaan) ke
industri dan sektor-sektor nonpertanian lainnya (perkotaan). Kuznets
menyebutnya kontribusi faktor-faktor produksi.
d. Sektor pertanian mampu berperan sebagai salah satu sumber penting bagi
surplus neraca perdagangan atau neraca pembayaran (sumber devisa), baik

Universitas Sumatera Utara

lewat ekspor hasil-hasil pertanian atau peningkatan produksi komoditikomoditi pertanian menggantikan impor (substitusi impor). Ini disebut
Kuznets sebagai kontribusi devisa.

2.5

Agribisnis
Agribisnis adalah rangkaian kegiatan usaha pertanian yang terdiri atas empat

sub-sistem, yaitu (a) subsistem hulu yaitu kegiatan ekonomi yang menghasilkan
sarana produksi (input) pertanian; (b) subsistem pertanian primer yaitu kegiatan
ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan subsistem hulu; (c)
subsitem agribisnis hilir yaitu yang mengolah dan memasarkan komoditas pertanian;
dan (d) subsistem penunjang yaitu kegiatan yang menyediakan jasa penunjang antara
lain permodalan, teknologi dan lain-lain (http://www.deptan.go.id/PUAP diakses
pada tanggal 22 Mei 2013).
Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang
mendukungnya, baik disektor hulu dan hilir mengacu pada pandangan pokok bahwa
agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan. Agribisnis mempelajari strategi
memperoleh keuntungan dengan mengolah aspek budidaya, pasca panen, proses
pengolahan, hingga tahap pemasaran. Agribisnis dengan perkataan lain adalah cara
pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik,
agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek
budidaya, penyediaan bahan baku, pasca panen, proses pengolahan, hingga tahap
pemasaran

(http://Pengertiandefenisi-arti.blogspot.com/2012/03/pengertian-

defenisi-agribisnis.html?m=1/ diakses pada 16 juli 2013).
Menurut Downey dan Erickson (dalam Sa’id, Rachmayanti, & Muttaqin,
2004: 24) terdapat sebelas sifat agribisnis, antara lain:

Universitas Sumatera Utara

a. Banyak jenis bisnis yang dapat dilakukan dalam sektor agribisnis yakni mulai
dari lahan pertanian sampai ke pengangkutan, pengolahan, penjualan,
pengemasan, penyimpanan, rumah makan, dan sebagainya
b. Terdapat banyak bisnis berbeda yang dapat dilakukan untuk menangani
perpindahan barang dari petani ke konsumen melalui pedagang pengecer
c. Pada dasarnya hampir semua usaha agribisnis berhubungan secara langsung
atau tidak langsung dengan para petani produsen pangan dan serat. Tidak ada
industri lain pun yang dibangun disekitar produsen pangan serat. Tidak ada
industri lain pun yang dibangun sekitar produsen bahan baku
d. Skala agribisnis beragam, dari ukuran raksasa sampai dengan rumah tangga
e. Skala agribisnis biasanya bersifat kecil dan bersaing di pasar bebas dimana
terdapat banyak penjual dan sedikit pembeli. Jumlah dan ukuran agribisnis
biasanya tidak dapat membentuk perusahaan monopoli. Pada agribisnis
tertentu, diferensiasi produk juga sulit terjadi
f. Agribisnis cenderung bersifat konservatif, dibandingkan dengan jenis bisnis
lainnya. Hal ini dikarenakan filosofi hidup para petani yang tradisional
g. Agribisnis cenderung berorientasi pada keluarga. Oleh karena itu, banyak
usaha agribisnis yang dikelola oleh keluarga, dimana suami dan isteri kadang
kala terlalu terlibat dalam kegiatan operasional dan pengambilan keputusan
sekaligus
h. Agribisnis cenderung berorientasi kepada masyarakat. Pada umumnya
mereka bertempat tinggal di kota-kota kecil atau pelosok pedesaan, dimana
hubungan antar manusia sangat penting dan persekutuannya berfifat jangka
panjang. Mereka saling mengenal dengan baik, bahkan untuk beberapa
generasi sebelumnya

Universitas Sumatera Utara

i.

Agribisnis cenderung bersifat musiman. Berbagai masalah sering muncul
akibat keadaan alami dari kegiatan penanaman dan pemanenan. Sebagai
contoh, kegiatan di kebun tebu, pemanenan dan penggilingan memiliki waktu
kosong sekitar enam bulan untuk pabrikasi

j.

Agribisnis sangat erat hubungannya dengan hukum alam. Kekeringan, banjir,
serangan hama, dan penyakit merupakan ancaman-ancaman yang setiap saat
dapat menerpa agribisnis. Akibatnya, setiap pihak yang terlibat dalam
agribisnis menyadari bahwa kegiatan agribisnis dipengaruhi oleh cuaca

k. Agribisnis dipantau dan dikelola oleh pemerintah, mengingat sektor tersebut
menyangkut hajat hidup orang banyak.

2.6

Kerangka Pemikiran
Petani merupakan penghasil tanaman dan ternak yang dijadikan makanan

atau bahan mentah yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia. Namun dilihat dari
sisi mata pencaharian penduduk desa, kemiskinan mayoritas terjadi pada penduduk
yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Hal ini selaras dengan
pernyataan Menteri pertanian yang menyatakan bahwa 70 persen masyarakat miskin
di Indonesia adalah petani. Petani pedesaan yang dimaksud adalah petani yang tidak
mempunyai modal dalam usaha pertanian, sehingga petani tersebut sulit untuk
meningkatkan usaha taninya.
Dalam rangka penanggulangan kemiskinan petani di pedesaan, Bapak
Presiden RI pada tanggal 30 April 2007 di Palu, Sulawesi Tengah telah
mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M).
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang dilaksanakan oleh
Departemen Pertanian pada tahun 2008. Program Pengembangan Usaha Agribisnis

Universitas Sumatera Utara

Pedesaan (PUAP) merupakan salah satu cara dari pemerintah untuk meningkatkan
kesejahteraan petani di Indonesia, yaitu dengan cara pemberian modal yang disebut
dengan BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) kepada petani yang tergabung dalam
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
Program ini diharapkan mampu untuk meningkatkan kesejahteraan petani
dalam hal sosial dan ekonomi dengan pengelolaan lahan pertanian dengan mandiri
melalui bantuan modal yang diberikan oleh pemerintah melalui program
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP).

Universitas Sumatera Utara

Gambar 1.1
Bagan Alir Pikir

Pengembangan Usaha
Agribisnis Pedesaan
(PUAP)
1. Tujuan program
• Berkurangnya
kemiskinan dan
pengangguran
• Meningkatnya
kemampuan pelaku
usaha tani
• Pemberdayaan lembaga
pertanian untuk
pengembangan kegiatan
pertanian
2. Sasaran program
• Berkembangnya usaha
pertanian desa
• Meningkatnya
kesejahteraan rumah
tangga petani
3. Keberhasilan
program
• Tersalurkannya dana
BLM PUAP kepada
petani
• Meningkatnya
pendapatan petani
• Meningkatnya kegiatan
usaha pertanian

Kesejahteraan
1. Meningkatnya pendapatan
rumah tangga yaitu dari yang
rendah (dibawah Rp
1.000.000 / bulan) menjadi
tinggi (diatas Rp 1.500.000 /
bulan)
2. Sarana perumahan
• Tersedianya sarana air minum
yang bersih dan sehat
• Tersedianya sarana
penerangan yang memadai
• Tersedianya sarana Mandi
Cuci kakus (MCK)
3. Kesehatan anggota rumah
tangga
• Mampu membayar biaya
perobatan
• Tempat perobatan yang
dikunjungi antara lain: bidan,
mantri, puskesmas, rumah
sakit, dan dokter
4. Meningkatnya kondisi
pendidikan anak yaitu dari
yang rendah (tidak bersekolah
– SD) menjadi tinggi
(Akademik – Sarjana)
5. Meningkatnya kondisi pangan
yang dikonsumsi (empat sehat
lima sempurna)

Universitas Sumatera Utara

2.7

Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang

menjadi topik penelitian. Dugaan ini mungkin benar atau mungkin juga salah. Akan
ditolak bila salah dan akan diterima bila fakta – fakta (empiris) membenarkannya.
Penolakan dan penerimaan hipotesis ini tergantung kepada hasil – hasil penelitian
terhadap fakta – fakta yang dikumpulkan (Ginting, 2005 : 55).
Hipotesis yang baik harus menyatakan hubungan yang jelas dan tegas antara
dua atau lebih variabel dan juga membenarkan, bahwa memerlukan pengujian atas
kebenaran pernyataan yang dirumuskan (Siagian, 2011 : 148).
Berdasarkan acuan dan kerangka pemikiran dalam penelitian ini, peneliti
merumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha

: Ada pengaruh program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)
terhadap kesejahteraan petani di desa Dipar hataran Kecamatan
Jorlanghataran Kabupaten Simalungun.

H0

: Tidak ada pengaruh program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan
(PUAP) terhadap kesejahteraan petani di desa Dipar hataran Kecamatan
Jorlanghataran Kabupaten Simalungun.
Adapun hipotesis awal peneliti berdasarkan teori dan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Gapoktan Rukun Makmur adalah
program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) memiliki pengaruh
positif terhadap kesejahteraan petani di desa Dipar Hataran Kecamatan
Jorlanghataran Kabupaten Simalungun.

Universitas Sumatera Utara

2.8

Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional

2.8.1 Defenisi Konsep
Adapun batasan konsep dalam penelitian ini adalah:
1. Yang dimaksud dengan pengaruh dalam penelitian ini adalah daya yang ada
atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak,
kepercayaan atau perbuatan seseorang.
2. Yang dimaksud dengan program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
(PUAP) dalam penelitian ini adalah bentuk fasilitasi bantuan modal usaha
untuk petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani
maupun rumah tangga tani yang dikoordinasikan oleh Gabungan Kelompok
Tani (Gapoktan) dari Kementerian Pertanian.
3. Yang dimaksud dengan kesejahteraan petani dalam penelitian ini adalah
kondisi dimana kesejahteraan petani bisa terpenuhi baik dalam bidang sosial
dan ekonomi termasuk berfungsinya keberfungsian sosial setiap petani.
4. Yang dimaksud dengan desa Dipar Hataran Kecamatan Jorlanghataran
Kabupaten Simalungun dalam penelitian ini adalah suatu wilayah aglomerasi
permukiman di area perdesaan (rural) berdasarkan pembagian wilayah
administratif di Indonesia di bawah kecamatan, yang dipimpin oleh Kepala
Desa.

2.8.2 Defenisi Operasional
Dalam hal ini harus ditentukan lebih dahulu variabel – variabel yang ada
dalam penelitian yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel antara. Variabel
bebas (independent variable) adalah variabel atau sekelompok atribut yang
mempengaruhi atau memberikan akibat terhadap variabel atau sekelompok atribut

Universitas Sumatera Utara

yang lainnya. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi
oleh variabel lainnya. Melihat kedudukannya, maka variabel terikat sering juga
disebut variabel terpengaruh (Siagian, 2011 : 89-90).
Ada kalanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak serta
merta atau tidak secara langsung, tetapi melalui suatu kondisi tertentu, dimana suatu
kondisi tertentu dipengaruhi oleh variabel bebas. Selanjutnya kondisi yang tercipta
mempengaruhi variabel terikat. Jika ditinjau dari aspek kedudukannya, maka
variabel ini berada di antara dua variabel lain, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Kedudukan yang demikian menjadikannya sebagai variabel antara (Siagian,
2011 : 91).
Variabel X yaitu program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan
(PUAP), antara lain:
1. Tujuan program, yang diukur dengan indikator:
a. Berkurangnya kemiskinan dan pengangguran
b. Meningkatnya kemampuan pelaku usaha tani
c. Pemberdayaan lembaga pertanian untuk pengembangan kegiatan pertanian
2. Peluang yang diharapkan petani terhadap program, yang diukur dengan
indikator:
a. Berkembangnya usaha pertanian desa
b. Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga petani
3. Keberhasilan program, yang diukur dengan indikator:
a. Tersalurkannya dana BLM PUAP kepada petani
b. Meningkatnya pendapatan petani
c. Meningkatnya kegiatan usaha pertanian

Universitas Sumatera Utara

Variabel Y yaitu kesejahteraan rumah tangga petani dalam sosial ekonomi,
antara lain:
1. Pendapatan rumah tangga, yang diukur dengan indikator:
a. Tinggi (Pendapatan diatas Rp 1.500.000 / bulan)
b. Sedang (Pendapatan Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 / bulan)
c. Rendah (Pendapatan dibawah Rp 1.000.000 / bulan)
2. Sarana perumahan, yang diukur dengan indikator:
a. Sarana air minum
b. Saranan penerangan
c. Kondisi fisik bangunan dan sarana Mandi Cuci Kakus (MCK)
3. Kesehatan, yang diukur dengan indikator:
a. Penyakit yang pernah diderita
b. Tempat perobatan yang dikunjungi
c. Kemampuan dalam pembayaran biaya perobatan
4. Kondisi pendidikan anak, yang diukur dengan indikator:
a. Tinggi (Akademik – Sarjana)
b. Sedang (SLTP – SLTA)
c. Rendah (Tidak bersekolah – SD)
5. Kondisi pangan yang dikonsumsi, yang diukur dengan indikator:
a. Sumber pangan yang dikonsumsi
b. Jenis pangan yang dikonsumsi
c. Asupan gizi pangan yang dikonsumsi

Universitas Sumatera Utara