Partisipasi Petani Dalam Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)

(1)

PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM

PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS

PERDESAAN (PUAP

)

(Studi Kasus: Desa Sidourip dan Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

OLEH:

SEPTRIA IRMAYANTI RAJAGUKGUK 080309050

PKP

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM

PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS

PERDESAAN (PUAP

)

(Studi Kasus: Desa Sidourip dan Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

OLEH:

SEPTRIA IRMAYANTI RAJAGUKGUK 080309050

Skripsi sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Prof. Dr. Ir. Meneth Ginting, MADE) (Emalisa, SP, M.Si NIP.194007151968091001 NIP. 197211181998022001

)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

ABSTRAK

SEPTRIA IRMAYANTI RAJAGUKGUK (080309050/PKP) dengan

judul skripsi “PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM

PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP)”. Studi

kasus penelitian di Desa Sidourip dan Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dibimbing oleh Prof.Dr.Ir.Meneth Ginting, MADE sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Emalisa, SP, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing.

Kemiskinan di perdesaan merupakan masalah pokok nasional. Untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi perdesaan, strategi pembangunan perdesaan haruslah berbasiskan pertanian. Untuk itu, pemerintah meluncurkan program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang mana diperlukan partisipasi petani dalam menjalankan program ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan program PUAP, tingkat partisipasi petani dalam program PUAP, perbedaan tingkat partisipasi petani dalam program PUAP, hubungan faktor sosial ekonomi petani (tingkat pendidikan, umur, pengalaman bertani, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan dan frekuensi mengikuti penyuluhan/pertemuan) dengan tingkat partisipasi petani dalam program PUAP dan masalah-masalah yang dihadapi petani dalam partisipasi pada program PUAP.

Daerah penelitian ditetapkan secara purposive dan sampel ditentukan secara sensus. Metode pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan yaitu secara deskriptif dan analisis korelasi Rank Spearman dengan bantuan uji z.

Dari hasil penelitian diperoleh perkembangan program PUAP dari segi jumlah anggota dan perkembangan dana pada Gapoktan I sedangkan pada Gapoktan II hanya dari segi jumlah anggota; tingkat partisipasi petani dalam program PUAP pada Gapoktan I tinggi dan Gapoktan II rendah; terdapat hubungan antara umur, pengalaman bertani dan frekuensi mengikuti penyuluhan dengan tingkat partisipasi petani dalam program PUAP pada Gapoktan I dan terdapat hubungan antara frekuensi mengikuti penyuluhan dengan tingkat partisipasi petani dalam program PUAP pada Gapoktan II; masalah yang dihadapi petani dalam partisipasinya mengikuti program PUAP pada Gapoktan I adalah ketersediaan waktu luang petani dan masalah yang dihadapi petani dalam partisipasinya mengikuti program PUAP pada Gapoktan II adalah ketersediaan waktu luang petani yang sedikit, sebagian besar petani tidak membayar iuran wajib dan sebagian besar petani belum membayar pinjaman (menunggak).


(4)

RIWAYAT HIDUP

SEPTRIA IRMAYANTI RAJAGUKGUK, lahir di Medan pada tanggal 22 September 1990. Anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan

P.Rajagukguk dan T.Nainggolan.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah:

1. Tahun 1995 masuk Taman Kanak-Kanak di TK Negeri Pembina dan tamat tahun 1996.

2. Tahun 1996 masuk Sekolah Dasar di SD Negeri No. 105297 dan tamat tahun 2002 dari SD RK Sukamaju.

3. Tahun 2002 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Santo Thomas 3 Medan dan tamat tahun 2005.

4. Tahun 2005 masuk Sekolah Menegah Umum di SMU Santo Thomas 3 Medan dan tamat tahun 2008.

5. Tahun 2008 diterima di Program Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur SNMPTN.

6. Bulan Juli-Agustus 2011 mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Ambalutu Kecamatan Buntu Pane Kabupaten Asahan.

7. Bulan Agustus-September 2011 melakukan penelitian skripsi di Desa Sidourip dan Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasihNya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul

“Partisipasi Petani dalam Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)“ (Studi kasus penelitian di Desa Sidourip dan Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang) yang merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Prof.Dr.Ir.H.Menetg Ginting, MADE selaku Ketua Komisi Pembimbing dan

Emalisa, SP, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah membina, membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Warsito selaku kepala desa, Desa Sidourip

2. Bapak H.Sumantri selaku kepala desa, Desa Pasar V Kebun Kelapa

3. PPL WKPP Desa Sidourip yaitu Ibu Magdalena Siahaan.

4. Bapak Misran selaku sekretaris Gapoktan Sri Abdi Tani, dan bapak-bapak pengurus Gapoktan Sri Abdi Tani yang telah banyak membantu penelitian di lapangan.

5. Bapak Suhada selaku sekretaris Gapoktan Serasi, dan bapak-bapak pengurus Gapoktan Serasi yang telah banyak membantu penelitian di lapangan.

6. Bapak Misran dan keluarga yang telah memberikan tumpangan (tempat tinggal) selama meneliti di Desa Sidourip


(6)

7. Bapak Sukadi dan keluarga yang telah memberikan tumpangan (tempat tinggal) selama meneliti di Desa Pasar V Kebun Kelapa

8. Para petani penerima PUAP di Desa Sidourip dan Desa Pasar V Kebun Kelapa.

9. Seluruh instansi terkait dalam penelitian, yang telah membantu penulis dalam memperoleh data selama penulisan skripsi ini

Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis haturkan kepada ayahanda P.Rajagukguk dan ibunda T.Nainggolan, atas kasih sayang serta dukungan baik secara moril maupun materil yang diberikan kepada penulis selama menjalani perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman penulis di Jurusan Agribisnis Stambuk 2008 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat. Terima Kasih.

Medan, November 2011


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 4

Tujuan Penelitian ... 4

Kegunaan Penelitian ... 5

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 6

Tinjauan Pustaka ... 6

Landasan Teori ... 11

Kerangka Pemikiran ... 17

Hipotesis Penelitian ... 20

METODE PENELITIAN ... 21

Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 21

Metode Penentuan Sampel ... 23

Metode Pengumpulan Data ... 23

Metode Analisis Data ... 24

Defenisi dan Batasan Operasional ... 27

Definisi ... 27

Batasan Operasional ... 29

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 30

Deskripsi Daerah Penelitian ... 30

Desa Sidourip ... 30

Luas dan Letak Geografis ... 30

Keadaan Penduduk ... 31


(8)

Desa Pasar V Kebun Kelapa ... 34

Luas dan Letak Geografis ... 34

Keadaan Penduduk ... 35

Sarana dan Prasarana ... 38

Karakteristik Sampel ... 39

Desa Sidourip ... 40

Desa Pasar V Kebun Kelapa ... 41

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43

Gambaran Umum Gapoktan PUAP di Daerah Penelitian ... 43

Gapoktan I ... 43

Gapoktan II ... 46

Perkembangan Program PUAP di Daerah Penelitian ... 48

Gapoktan I ... 48

Gapoktan II ... 49

Tingkat Partisipasi Petani dalam Program PUAP di Daerah Penelitian ... 51

Perbedaan Tingkat Partisipasi Petani di Daerah Penelitian ... 53

Hubungan Faktor Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Penerima PUAP dengan Tingkat Partisipasi ... 54

Gapoktan I ... 54

Gapoktan II ... 56

Masalah-Masalah yang Dihadapi Petani Penerima Dana PUAP dalam Partisipasinya ... 58

Gapoktan I ... 58

Gapoktan II ... 58

KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

Kesimpulan ... 60

Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal.

1. Kabupaten/Kota Penerima BLM PUAP di Sumatera Utara

Tahun 2009 ... 21 2. Desa Penerima BLM PUAP di Kabupaten Deli Serdang, 2009 ... 22 3. Jumlah Sampel Petani Penerima PUAP di Desa Mesjid dan Desa

Tumpatan Nibung Kecamatan Batang Kuis Kabupaten

Deli Serdang... 23 4. Parameter Tingkat Partisipasi Petani dalam Program PUAP ... 25 5. Nilai Hubungan Korelasi Menurut Guilford ... 26 6. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Sidourip

Tahun 2011 ... 31 7. Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur di Desa Sidourip

Tahun 2011 ... 31 8. Distribusi Penduduk Menurut Agama di Desa Sidourip

Tahun 2011 ... 31 9. Distribusi Penduduk Menurut Suku Bangsa di Desa Sidourip

Tahun 2011 ... 32 10.Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di

Desa Sidourip Tahun 2011 ... 33 11.Sarana dan Prasarana di Desa Sidourip Tahun 2011 ... 34 12.Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Pasar V

Kebun Kelapa Tahun 2011 ... 35 13.Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur di Desa

Pasar V Kebun Kelapa Tahun 2011 ... 36 14.Distribusi Penduduk Menurut Agama di Desa pasar V Kebun

Kelapa Tahun 2011 ... 36 15.Distribusi Penduduk Menurut Suku Bangsa di Desa Pasar V

Kebun Kelapa Tahun 2011 ... 37 16.Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa

Pasar V Kebun Kelapa Tahun 2011 ... 38 17.Sarana dan Prasarana di Desa Pasar V Kebun Kelapa

Tahun 2011 ... 39 18.Karakteristik Petani Sampel Petani Penerima PUAP di


(10)

19.Karakteristik Petani Sampel Petani Penerima PUAP di Desa

Pasar V Kebun Kelapa... 41

20.Perkembangan Jumlah Anggota Peminjam Gapoktan I ... 48

21.Perkembangan Jumlah Dana Gapoktan I ... 49

22.Perkembangan Jumlah Anggota Peminjam Gapoktan II ... 50

23.Perkembangan Jumlah Dana Gapoktan II ... 50

24.Tingkat Partisipasi Petani dalam Program PUAP Gapoktan I ... 51

25.Tingkat Partisipasi Petani dalam Program PUAP Gapoktan II... 52


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Hal.

1. Skema Kerangka Pemikiran Partisipasi Petani Dalam Program Usaha Pengembangan Usaha Agribisnis


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul

1a. Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Penerima PUAP pada Gapoktan I 1b. Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Penerima PUAP pada Gapoktan II 2a. Data Pinjaman dan Pengembalian Pinjaman Tahap I pada Gapoktan I 2b. Data Pinjaman dan Pengembalian Pinjaman Tahap II pada Gapoktan I 2c. Data Pinjaman dan Pengembalian Pinjaman Tahap III pada Gapoktan I 2d. Data Pinjaman dan Pengembalian Pinjaman Tahap IV pada Gapoktan I 2e. Data Pinjaman dan Pengembalian Pinjaman Tahap V pada Gapoktan I 3a. Data Pinjaman dan Pengembalian Pinjaman Tahap I pada Gapoktan II 3b. Data Pinjaman dan Pengembalian Pinjaman Tahap II pada Gapoktan II 3c. Data Pinjaman dan Pengembalian Pinjaman Tahap III pada Gapoktan II 4a. Skor Tingkat Partisipasi Petani dalam Program PUAP pada Gapoktan I 4b. Skor Tingkat Partisipasi Petani dalam Program PUAP pada Gapoktan II 5a. Korelasi Rank Spearman Antara Tingkat Pendidikan Petani Penerima PUAP

dengan Tingkat Partisipasi pada Gapoktan I

5b. Korelasi Rank Spearman Antara Umur Petani Penerima PUAP dengan Tingkat Partisipasi pada Gapoktan I

5c. Korelasi Rank Spearman Antara Pengalaman Bertani Petani Penerima PUAP dengan Tingkat Partisipasi pada Gapoktan I

5d. Korelasi Rank Spearman Antara Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Penerima PUAP dengan Tingkat Partisipasi pada Gapoktan I

5e. Korelasi Rank Spearman Antara Luas Lahan Petani Penerima PUAP dengan Tingkat Partisipasi pada Gapoktan I

5f. Korelasi Rank Spearman Antara Frekuensi Mengikuti Penyuluhan (Pertemuan) dengan Tingkat Partisipasi pada Gapoktan I


(13)

6a. Korelasi Rank Spearman Antara Tingkat Pendidikan Petani Penerima PUAP dengan Tingkat Partisipasi pada Gapoktan II

6b. Korelasi Rank Spearman Antara Umur Petani Penerima PUAP dengan Tingkat Partisipasi pada Gapoktan II

6c. Korelasi Rank Spearman Antara Pengalaman Bertani Petani Penerima PUAP dengan Tingkat Partisipasi pada Gapoktan II

6d. Korelasi Rank Spearman Antara Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Penerima PUAP dengan Tingkat Partisipasi pada Gapoktan II

6e. Korelasi Rank Spearman Antara Luas Lahan Petani Penerima PUAP dengan Tingkat Partisipasi pada Gapoktan II

6f. Korelasi Rank Spearman Antara Frekuensi Mengikuti Penyuluhan (Pertemuan) dengan Tingkat Partisipasi pada Gapoktan II

7a. Peta/Sketsa Desa Sidourip Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang 7b. Peta/Sketsa Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deli

Serdang 8. Matriks


(14)

ABSTRAK

SEPTRIA IRMAYANTI RAJAGUKGUK (080309050/PKP) dengan

judul skripsi “PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM

PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP)”. Studi

kasus penelitian di Desa Sidourip dan Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dibimbing oleh Prof.Dr.Ir.Meneth Ginting, MADE sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Emalisa, SP, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing.

Kemiskinan di perdesaan merupakan masalah pokok nasional. Untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi perdesaan, strategi pembangunan perdesaan haruslah berbasiskan pertanian. Untuk itu, pemerintah meluncurkan program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang mana diperlukan partisipasi petani dalam menjalankan program ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan program PUAP, tingkat partisipasi petani dalam program PUAP, perbedaan tingkat partisipasi petani dalam program PUAP, hubungan faktor sosial ekonomi petani (tingkat pendidikan, umur, pengalaman bertani, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan dan frekuensi mengikuti penyuluhan/pertemuan) dengan tingkat partisipasi petani dalam program PUAP dan masalah-masalah yang dihadapi petani dalam partisipasi pada program PUAP.

Daerah penelitian ditetapkan secara purposive dan sampel ditentukan secara sensus. Metode pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan yaitu secara deskriptif dan analisis korelasi Rank Spearman dengan bantuan uji z.

Dari hasil penelitian diperoleh perkembangan program PUAP dari segi jumlah anggota dan perkembangan dana pada Gapoktan I sedangkan pada Gapoktan II hanya dari segi jumlah anggota; tingkat partisipasi petani dalam program PUAP pada Gapoktan I tinggi dan Gapoktan II rendah; terdapat hubungan antara umur, pengalaman bertani dan frekuensi mengikuti penyuluhan dengan tingkat partisipasi petani dalam program PUAP pada Gapoktan I dan terdapat hubungan antara frekuensi mengikuti penyuluhan dengan tingkat partisipasi petani dalam program PUAP pada Gapoktan II; masalah yang dihadapi petani dalam partisipasinya mengikuti program PUAP pada Gapoktan I adalah ketersediaan waktu luang petani dan masalah yang dihadapi petani dalam partisipasinya mengikuti program PUAP pada Gapoktan II adalah ketersediaan waktu luang petani yang sedikit, sebagian besar petani tidak membayar iuran wajib dan sebagian besar petani belum membayar pinjaman (menunggak).


(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemiskinan di perdesaan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin tercatat 31,02 juta jiwa. Dari jumlah tersebut sekitar 19,93 juta jiwa berada di perdesaan dengan mata pencaharian utama di sektor pertanian. Ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin lebih banyak di daerah perdesaan dari pada di perkotaan. Dilihat dari sisi mata pencaharian penduduk desa, dapat dikatakan kemiskinan mayoritas terjadi pada penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

Untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi perdesaan, strategi pembangunan perdesaan haruslah berbasiskan pertanian. Akan tetapi, perkembangan usaha agribisnis, sebagai penggerak ekonomi perdesaan dinilai sangat lambat, hal ini disebabkan oleh terbatasnya akses petani terhadap permodalan, sarana produksi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta pasar. Kelembagaan agribisnis di perdesaan belum dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi. Untuk mempercepat tumbuh dan berkembangnya usaha agribisnis sekaligus mengurangi kemiskinan dan pengangguran di perdesaan, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri). Salah satu kegiatan dari PNPM-M di Departemen Pertanian dilakukan

melalui kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) (Departemen Pertanian, 2011).


(16)

PUAP merupakan bentuk fasilitas bantuan modal usaha untuk petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga

tani yang dikoordinasikan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) (Departemen Pertanian, 2011).

Gabungan kelompok tani (Gapoktan) merupakan kelembagaan tani pelaksana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) untuk menyalurkan bantuan modal usaha bagi anggota. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) didampingi oleh tenaga penyuluh pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT). Melalui pelaksanaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) diharapkan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola petani. Untuk mencapai tujuan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yaitu mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran di perdesaan, Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan kementerian pertanian maupun kementerian atau lembaga lain di bawah naungan program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) (Departemen Pertanian, 2011).

Dana tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan produktif budidaya (On-farm) seperti tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan, serta kegiatan non budidaya (Off-farm) yang terkait dengan komoditas pertanian yaitu industri rumah tangga pertanian, pemasaran hasil pertanian dan usaha lain berbasis pertanian (Departemen Pertanian, 2011).


(17)

Keberhasilan pembangunan pertanian tidak bisa terlepas dari partisipasi masyarakat tani. Pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah tentunya bertujuan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera sehingga posisi masyarakat merupakan posisi yang penting dalam proses pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Pembangunan tidak akan pernah mencapai tujuannya jika selalu meninggalkan masyarakat. Pembangunan akan dinilai berhasil jika pembangunan tersebut membawa sebuah perubahan kesejahteraan dalam masyarakat sehingga proses pembangunan merupakan proses tawar-menawar antara kebutuhan masyarakat dengan keinginan pemerintah. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pembangunan partisipasi masyarakat merupakan hal yang

sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembangunan itu sendiri

(Murtiyanto, 2011).

Partisipasi petani dalam mengikuti kegiatan-kegiatan dipengaruhi oleh banyak faktor. Wiwik dalam Iwan (2010), mengemukakan adanya beberapa faktor yang berhubungan dengan tingkat partisipasi. Diantaranya adalah faktor-faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri, misal dari karateristik sosial ekonomi petani sendiri.

Pelaksanaan program Pengembangan Usaha Agribisnis di Perdesaan (PUAP) membutuhkan partisipasi petani dalam berbagai kegiatan yang diadakan. Pelaksanaan program ini membutuhkan partisipasi petani dalam berbagai kegiatan yang diadakan, karena pada dasarnya petanilah yang melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada dalam program. Untuk itu, penulis ingin mengetahui tingkat partisipasi petani dalam program PUAP. Dengan demikian penulis melakukan penelitian di Desa Sidourip dan Desa Pasar V Kebun Kelapa berada di Kecamatan


(18)

Beringin Kabupaten Deli Serdang yang sudah melaksanakan program PUAP. Dana PUAP telah diterima pada tahun 2009 dan dikelola oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sri Abdi Tani yang berada di desa Sidourip dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Serasi yang berada di desa Pasar V Kebun Kelapa. Sampel dalam penelitian ini adalah petani yang usaha produktifnya adalah tanaman padi sawah.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan PUAP di daerah penelitian?

2. Bagaimana tingkat partisipasi petani dalam program PUAP di daerah penelitian?

3. Bagaimana perbedaan tingkat partisipasi di daerah penelitian?

4. Bagaimana hubungan karakteristik sosial ekonomi petani penerima PUAP (tingkat pendidikan, umur, pengalaman bertani, jumlah tanggungan, luas lahan, dan frekuensi mengikuti penyuluhan (pertemuan)) dengan tingkat partisipasinya dalam pelaksanaan program PUAP di daerah penelitian?

5. Apa saja masalah yang dihadapi petani penerima PUAP dalam partisipasi di daerah penelitian?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:


(19)

2. Untuk mengetahui tingkat partisipasi petani dalam program PUAP di daerah penelitian.

3. Untuk mengetahui perbedaan tingkat partisipasi di daerah penelitian.

4. Untuk menganalisis hubungan karakteristik sosial ekonomi petani penerima PUAP (tingkat pendidikan, umur, pengalaman bertani, jumlah tanggungan, luas lahan, dan frekuensi mengikuti penyuluhan (pertemuan)) dengan tingkat partisipasinya dalam pelaksanaan program PUAP di daerah penelitian.

5. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi petani penerima PUAP dalam partisipasi di daerah penelitian.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan untuk dapat membantu petani dalam memperbaiki kelemahan dan kekurangan selama menjalankan proses agribisnis.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi instansi pemerintah terkait untuk membuat kebijakan dalam usaha meningkatkan kesejahteraan ppetani.

3. Sebagai bahan informasi ataupun referensi untuk pengembangan ilmu bagi pihak-pihak yang membutuhkan.


(20)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI,

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka

PUAP adalah sebuah program peningkatan kesejahteraan masyarakat, merupakan bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri yang melakukan penyaluran bantuan modal usaha dalam upaya menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa sasaran, yang diwujudkan dengan penerapan pola bentuk fasilitas bantuan penguatan modal usaha untuk petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani (Departemen Pertanian, 2011).

Operasional penyaluran dana PUAP dilakukan dengan memberikan kewenangan kepada Gapoktan yang telah memenuhi persyaratan. Gapoktan juga didampingi oleh tenaga penyuluh pendamping dan penyelia mitra tani. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Gapoktan sebagai penyalur PUAP antara lain:

1. Memiliki SDM yang mampu mengelola usaha agribisnis; 2. Memiliki struktur kepengurusan yang aktif;

3. Dimiliki dan dikelola oleh petani; 4. Dikukuhkan oleh bupati atau wali kota;

5. Jumlah dana yang disalurkan ke setiap Gapoktan sebesar Rp 100 juta. (Departemen Pertanian, 2011).

Gapoktan yang telah mengikuti pelatihan kepemimpinan, kewirausahaan dan manajemen, akan diberikan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) sebesar 100 juta rupiah untuk setiap Gapoktan dalam rangka mengembangkan


(21)

usaha agribisnis perdesaan yang meliputi usaha budidaya (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan) dan usaha non-budidaya (industri rumah tangga, pemasaran/bakulan, dan usaha lainnya yang berbasis pertanian). Tentunya dalam penyaluran dana tersebut terdapat beberapa prosedur yang harus dipenuhi

bagi mereka yang akan memanfaatkan bantuan tersebut (Departemen Pertanian, 2011).

Sejalan dengan format penumbuhan kelembagaan tani di perdesaan, Menteri Pertanian melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 telah menetapkan Gapoktan merupakan format final dari organisasi di tingkat petani di perdesaan yang di dalamnya terkandung fungsi-fungsi pengelolaan antara lain unit pengolahan dan pemasaran hasil, unit penyediaan saprodi, unit kelembagaan keuangan mikro. Melalui Permentan 273 Kementerian Pertanian telah menetapkan dan mewadahi Gapoktan sebagai kelembagaan ekonomi petani serta sekaligus menentukan arah pembinaan kelembagaan petani di perdesaan. Gapoktan penerima BLM PUAP, diarahkan untuk dapat dibina dan ditumbuhkan menjadi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) sebagai salah satu unit usaha dalam Gapoktan (Departemen Pertanian, 2011).

Program PUAP yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian sejak dari tahun 2008, pelaksanaannya melalui pendekatan dan strategi sebagai berikut : 1. Memberikan bantuan stimulus modal usaha kepada petani untuk membiayai

usaha ekonomi produktif dengan membuat usulan dalam bentuk RUA (Rencana Usaha Anggota), RUK (Rencana Usaha Kelompok) dan RUB


(22)

(Rencana UsahaBersama) dalam menggunakan dana PUAP sesuai dengan usulan;

2. Petani penerima manfaat program PUAP tersebut harus mengembalikan dana stimulasi modal usaha kepada Gapoktan sehingga dapat digulirkan lebih lanjut oleh Gapoktan melalui kaidah-kaidah usaha simpan-pinjam;

3. Dana stimulasi modal usaha yang sudah digulirkan melalui pola simpan– pinjam selanjutnya melalui keputusan seluruh anggota gapoktan diharapkan dapat ditumbuhkan menjadi LKM-A (Lembaga Keuangan Mikro- Agribisnis), dan pada akhirnya difasilitasi menjadi jejaring pembiayaan (Linkages) dari perbankan/lembaga keuangan.

(Departemen Pertanian, 2011).

A. Tujuan PUAP

Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) bertujuan untuk:

1. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah;

2. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, Pengurus Gapoktan, Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani;

3. Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis;

4. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan.


(23)

B. Sasaran PUAP

Sasaran PUAP yaitu:

1. Berkembangnya usaha agribisnis di 10.000 desa miskin yang terjangkau sesuai dengan potensi pertanian desa;

2. Berkembangnya 10.000 Gapoktan/Poktan yang dimiliki dan dikelola oleh petani;

3. Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga tani miskin, petani/peternak (pemilik dan atau penggarap) skala kecil, buruh tani, dan

4. Berkembangnya usaha agribisnis petani yang mempunyai skala usaha harian, mingguan, maupun musiman.

(Departemen Pertanian, 2011).

C. Indikator Keberhasilan PUAP

Indikator keberhasilan PUAP antara lain:

1. Terfasilitasinya permodalan bagi petani pemilik maupun penggarap, buruh tani dan rumah tangga petani dalam melakukan usaha agribisnis di perdesaan;

2. Meningkatnya kemampuan Gapoktan dan atau kelembagaan tani dalam menyalurkan dan memfasilitasi bantuyan modal usaha kepada petani;

3. Meningkatnya kinerja usaha agribisnis yang dilakukan oleh petani (pemilik dan atau penggarap) skala kecil, buruh tani dan rumah tangga tani dalam melakukan usaha tani di perdesaan sesuai dengan potensi;

4. Berkembangnya usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi unggulan daerah.


(24)

D. Pola Dasar PUAP

Pola dasar PUAP dirancang untuk meningkatkan keberhasilan penyaluran dana BLM PUAP kepada Gapoktan dalam mengembangkan usaha produktif petani skala kecil, buruh tani dan rumah tangga tani miskin. Komponen utama dari pola dasar pengembangan PUAP adalah keberadaan Gapoktan, keberadaan penyuluh pendamping dan penyelia mitra tani, pelatihan bagi petani, pengurus Gapoktan, dan penyaluran BLM kepada petani (pemilik dan atau penggarap), buruh tani dan rumah tangga tani

(Departemen Pertanian, 2011).

E. Strategi Dasar dan Operasional PUAP

Strategi Dasar dan Operasional PUAP adalah:

1. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan PUAP dilaksanakan melalui pelatihan bagi petugas pembina dan pendamping PUAP, rekrutmen dan pelatihan bagi PMT, pelatihan bagi pengurus Gapoktan, dan pendampingan bagi petani oleh penyuluh pendamping;

2. Optimalisasi potensi agribisnis di desa miskin dan tertinggal dilaksanakan melalui identifikasi potensi desa, penentuan usaha agribisnis (budidaya dan hilir) unggulan, dan penyusunan dan pelaksanaan RUB berdasarkan usaha agribisnis unggulan;

3. Penguatan modal bagi petani kecil, buruh tani dan rumah tangga tani miskin kepada sumber permodalan dilaksanakan melalui penyaluran BLM PUAP kepada pelaku agribisnis melalui Gapoktan, fasilitasi pengembangan kemitraan dengan sumber permodalan lainnya;


(25)

4. Pandampingan Gapoktan dilaksanakan melalui penempatan dan penugasan Penyuluh Pendamping di setiap Gapoktan, dan penempatan dan penugasan PMT di setiap kabupaten/kota.

(Departemen Pertanian, 2011).

F. Prosedur Penyaluran BLM PUAP

Prosedur penyaluran BLM PUAP yaitu sebagai berikut:

1. Kuasa pengguna anggaran pusat pembiayaan pertanian melakukan proses penyaluran dana BLM PUAP kepada Gapoktan sesuai dengan persyaratan dan kelengkapan dokumen yang ditetapkan;

2. Penyaluran BLM PUAP dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung ke rekening Gapoktan;

3. Surat perintah membayar diajukan ke kantor pelayanan perbendaharaan negara (KPPN) Jakarta dengan lampiran:

• Ringkasan keputusan Menteri Pertanian tentang penetapan desa dan Gapoktan;

• Rekapitulasi dokumen dari tim pembina PUAP provinsi;

• Kwitansi yang sudah ditandatangani ketua Gapoktan dan diketahui atau disetujui oleh tim teknis kabupaten atau kota dengan materai Rp 6.000.

(Departemen Pertanian, 2011).

Landasan Teori

Anggota masyarakat bukan merupakan objek pembangunan. Anggota masyarakat perdesaan sebagian besar terdiri dari petani yang sebagian besar dari padanya merupakan petani kecil dan bahkan sebagai buruh tani. Kedudukan


(26)

petani yang lemah ini harus dirubah menjadi kuat, maju dan mandiri, sehingga peranannya dalam pembangunan menjadi subjek pembangunan. Bertambah pentingnya kedudukan anggota masyarakat tersebut dapat diartikan pula bahwa anggota masyarakat diajak untuk untuk berperan secara lebih aktif dan didorong untuk berpartisipasi, namun pemerintah tetap perlu dilibatkan (Adisasmita, 2006).

Mikkelsen dalam Usman (2008), mengemukakan bahwa pembangunan menjadi positif apabila ada partisipasi masyarakat dan sebaliknya kurangnya partisipasi masyarakat dalam program pembangunan berarti adanya penolakan secara internal di kalangan anggota masyarakat itu sendiri dan secara eksternal terhadap pemerintah atau pelaksana program.

Pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah tentunya bertujuan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera sehingga posisi masyarakat merupakan posisi yang penting dalam proses pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembangunan, partisipasi masyarakat merupakan hal yang sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembangunan itu sendiri. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan mutlak diperlukan, tanpa adanya partisipasi masyarakat pembangunan hanyalah menjadikan masyarakat sebagai objek semata (Murtiyanto, 2011).

Menurut Umboh dalam Irawaty (2009), pembangunan masyarakat desa merupakan gerakan pembangunan yang didasarkan atas peran serta dan swadaya gotong-royong masyarakat. Atas dasar hal tersebut maka kesadaran, peran serta dan swadaya masyarakat perlu ditingkatkan agar partisipasi masyarakat dalam pembangunan akan dirasakan sebagai suatu kewajiban bersama. Dengan pastisipasi dan peran serta di sini bukan berarti masyarakat itu hanya berfungsi


(27)

untuk memberikan dukungan dan keikutsertaan dalam proses pembangunan atau ikut berpartisipasi secara aktif (sense of participation), tetapi juga menikmati hasil-hasil pembangunan itu sendiri. Dengan demikian akan tercipta rasa memiliki (sense of belonging) dan rasa tanggung jawab (sense of responsibility) dalam proses pembangunan menuju tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Partisipasi berarti keikutsertaan seseorang ataupun sekelompok masyarakat dalam suatu kegiatan secara sadar. Menurut Jnabrabota Bhattacharyya dalam Ndraha (1987) mengartikan partisipasi sebagai pengambilan bagian dalam kegiatan bersama. Partisipasi masyarakat yang idealnya terjadi apabila masyarakat memang mau secara sukarela mendukung kegiatan tersebut. Kegiatan mendukung suatu kegiatan memang berkembang dari masyarakat di tingkat bawah sampai pada proses pengambilan keputusan.

Partisipasi menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan pembangunan, dilain pihak, juga dapat dikatakan bahwa pembangunan berarti kalau dapat meningkatkan kapasitas masyarakat termasuk dalam berpartisipasi. Secara harafiah, partisipasi berarti “turut berperan serta dalam suatu kegiatan”, “keikutsertaan atau peran serta dalam suatu kegiatan”, “peran serta aktif atau proaktif dalam suatu kegiatan”. Partisipasi dapat didefinisikan secara luas sebagai bentuk keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela, baik karena alasan-alasan dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya dalam keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan. Partisipasi menurut Fithriadi,dkk adalah pokok utama dalam pendekatan pembangunan yang terpusat pada masyarakat dan berkesinambungan serta merupakan proses interaktif yang


(28)

berlanjut. Prinsip dalam partisipasi adalah melibatkan atau peran serta masyarakat secara langsung dan hanya mungkin dicapai jika masyarakat sendiri ikut ambil bagian sejak dari awal, proses dan perumusan hasil (Ginting, 2011).

Menurut

penting partisipasi, yaitu:

1. Bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan jasmaniah;

2. Kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan membantu kelompok;

3. Unsur

menjadi anggota kelompok tani. Bentuk partisipasi yaitu :

1. Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan;

2. Partisipasi waktu adalah partisipasi dalam hal memberikan waktunya untuk menghadiri suatu kegiatan.

3. Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu program; 4. Partisipasi ide lebih merupakan partisipasi berupa sumbangan ide, pendapat. (Murtiyanto, 2011).


(29)

Untuk mengukur skala partisipasi masyarakat dapat diketahui dari kriteria penilaian tingkat partisipasi untuk setiap individu (anggota kelompok) yang dikemukakan oleh Chapin dalam Surotinijo (2009) yaitu:

1. Keanggotaan dalam organisasi atau lembaga tersebut;

2. Frekuensi kehadiran (attendence) dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan; 3. Sumbangan/iuran yang diberikan;

4. Keanggotaan dalam kepengurusan;

5. Kegiatan yang diikuti dalam tahap program yang direncanakan; 6. Keaktifan dalam diskusi pada setiap pertemuan yang diadakan.

Menurut Slamet dalam Kusumaningtyas (2003), tumbuh kembangnnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:

1. Adanya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi;

2. Adanya kemauan untuk berpartisipasi;

3. Adanya kemampuan untuk berpartisipasi. Masyarakat tergerak untuk berpartisipasi jika:

1. Partisipasi itu dilakukan melalui organisasi yang sudah dikenal atau yang sudah ada di tengah-tengah masyarakat yang bersangkutan;

2. Partisipasi itu memberikan manfaat langsung kepada masyarakat yang bersangkutan;

3. Manfaat yang diperoleh melalui partisipasi itu dapat memenuhi kepentingan masyarakat setempat;

4. Dalam proses partisipasi itu terjamin adanya kontrol yang dilakukan oleh masyarakat.


(30)

Hernanto dalam Iwan (2010) mengemukakan bahwa partisipasi terhadap kegiatan yang dijalankan dalam sebuah program dipengaruhi oleh karateristik sosial ekonomi. Karakteristik sosial ekonomi merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat partisipasi yang berasal dari petani itu sendiri.

Karateristik sosial ekonomi tersebut meliput i: 1. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan petani akan mempengaruhi cara berfikir yang diterapkan pada usahataninya yaitu dalam rasionalitas usaha dan kemampuan memanfaatkan setiap kesempatan ekonomi yang ada. Mardikanto dalam Iwan (2010) menerangkan, pendidikan merupakan proses timbal balik dari setiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, teman dan alam semesta.

2. Luas lahan

Menurut Kuswardhani (1998) yang dikuti oleh Iwan (2010), Luas lahan akan menentukan partisipasi petani terhadap proyek. Luas sempitnya lahan yang dikuasai akan mempengaruhi anggota untuk mengolah lahan.

3. Pengalaman Bertani

Menurut Soekartawi (1999), pengalaman seseorang dalam berusaha tani berpengaruh dalam menerima inovasi dari luar. Petani yang sudah lama bertani akan lebih mudah menerapkan inovasi daripada petani pemula atau petani baru. Petani yang sudah lama berusaha tani akan lebih mudah menerapkan anjuran penyuluhan demikian pula dengan penerapan teknologi.


(31)

4. Umur

Umur berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam menerima yang baru. Menurut Ajiswarman dalam Rona (1999), orang yang masuk pada golongan tua cenderung selalu bertahan dengan nilai-nilai yang lama sehingga diperkirakan sulit menerima hal-hal yang bersifat baru. Orang yang berusia lebih tua mempunyai partisipasi yang lebih rendah dibandingkan dengan orang yang berusia muda.

5. Frekuensi mengikuti penyuluhan

Menurut Soekartawi (1999), agen penyuluhan dapat membantu petani memahami besarnya pengaruh struktur sosial ekonomi dan teknologi untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan menemukan cara mengubah struktur atas situasi yang menghalangi untuk mencapai mencapai tujuan tersebut. Semakin tinggi frekuensi petani mengikuti penyuluhan maka keberhasilan penyuluhan pertanian yang disampaikan semakin tinggi pula.

6. Jumlah tanggungan

Semakin banyak anggota keluarga akan semakin besar pula beban hidup yang akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi keputusan petani dalam berusahatani (Soekartawi, 1999).

Kerangka Pemikiran

PUAP adalah sebuah program peningkatan kesejahteraan masyarakat, merupakan bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri yang melakukan penyaluran bantuan modal usaha dalam upaya menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa sasaran, yang diwujudkan dengan penerapan pola bentuk fasilitas bantuan penguatan modal usaha untuk petani


(32)

anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani. Dana tersebut disalurkan melalui Gapoktan kepada kelompok tani dan diteruskan ke petani yang membutuhkannya. Usaha untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya tidak terlepas dari adanya partisipasi petani dalam berbagai kegiatan yang telah direncanakan.

Partisipasi petani pada program pengembangan usaha agribisnis perdesaan (PUAP) diharapkan dapat mendorong terwujudnya tujuan diadakannya program. Namun dalam pelaksanaannya partisipasi petani dalam mengikuti setiap kegiatan dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi petani. Karakteristik yang mempengaruhi petani dalam berpartisipasi adalah karakteristik sosial ekonomi yaitu meliputi pendidikan, luas lahan, status kanggotaan, lama berusaha tani, umur dan frekuensi mengikuti penyuluhan.

Partisipasi tersebut akan mendorong beberapa aspek yang perlu ditingkatkan yaitu tingkat partisipasi dalam program PUAP serta hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan pelaksanaan program PUAP. Dalam pelaksanaan program tersebut, terdapat masalah yang dihadapi di daerah penelitian.Dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut:


(33)

Keterangan:

= Menyatakan Proses = Menyatakan Hubungan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Partisipasi Petani Dalam Program Usaha Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)

Petani

Partisipasi Petani dalam Program

Masalah Tingkat Partisipasi

Cukup Tinggi

Rendah Tinggi

Karakteristik sosial ekonomi petani penerima PUAP: 1. Tingkat Pendidikan 2. Umur

3. Pengalaman bertani 4. Jumlah tanggungan 5. Luas lahan

6 Frekuensi mengikuti PUAP

Gapoktan I Gapoktan II

Kelompok Tani Kelompok Tani Petani

Sangat Tinggi Sangat Rendah


(34)

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka yang menjadi hipotesis penelitian ini adalah:

1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam program PUAP di daerah penelitian adalah tinggi.

2. Terdapat hubungan karakteristik sosial ekonomi petani penerima PUAP (tingkat pendidikan, umur, pengalaman bertani, jumlah tanggungan, luas lahan, dan frekuensi mengikuti penyuluhan (pertemuan)) dengan tingkat partisipasinya dalam pelaksanaan program PUAP di daerah penelitian.


(35)

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di desa Sidourip dan desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten Deli Serdang dipilih karena kabupaten ini merupakan kabupaten penerima PUAP nomor dua terbesar di Sumatera Utara.

Tabel 1. Kabupaten/Kota Penerima BLM PUAP di Sumatera Utara, 2009 No Kabupaten/Kota

Jumlah Desa/Gapoktan

SK Tahap I

Jumlah Desa/Gapoktan

SK Tahap II

Jumlah Desa/Gapoktan

SK Tahap III

Jumlah Desa/Gapoktan

SK Tahap IV

Jumlah Desa/Gapoktan

SK Tahap V

Jumlah

1 Asahan 3 7 1 10 7 28

2 Batubara 3 4 2 5 3 17

3 Binjai 0 0 2 4 1 7

4 Dairi 0 0 8 4 1 13

5 Deli Serdang 3 41 0 14 0 58

6 Humbang Hasundutan 0 4 5 7 1 17

7 Karo 0 11 0 5 0 16

8 Kota Medan 4 3 0 1 1 9

9 Kota Padang sidimpuan 0 5 0 0 1 6

10 Kota Pematang Siantar 0 2 5 2 1 10

11 Kota Tanjung Balai 0 1 0 0 1 2

12 Kota Tebing Tinggi 0 3 0 0 0 3

13 Labuhan Batu 0 17 0 2 0 19

14 Labuhan Batu Selatan 0 0 3 6 1 10

15 Labuhan Batu Utara 0 9 0 2 1 12

16 Langkat 0 1 0 0 0 1

17 Mandailing Natal 0 12 0 3 1 16

18 Nias 0 4 2 2 1 9

19 Nias Selatan 0 11 0 3 1 15

20 Padang Lawas 0 14 0 0 1 15

21 Padang Lawas Utara 0 10 0 3 0 13

22 Pakpak Bharat 0 0 2 0 0 2

23 Samosir 0 8 5 3 16

24 Serdang Bedagai 3 42 6 0 51

25 Simalungun 5 9 37 9 3 63

26 Tapanuli Selatan 0 8 2 2 1 13

27 Tapanuli Tengah 0 6 2 7 0 15

28 Tapanuli Utara 0 10 4 2 1 17

29 Samosir 0 8 1 5 1 15

Jumlah 21 250 76 109 32 488


(36)

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa Kabupaten Deli Serdang merupakan Kabupaten dengan jumlah desa/gapoktan penerima dana PUAP terbanyak kedua setelah Kabupaten Simalungun. Selain itu, jumlah desa/gapoktan yang bermasalah paling banyak terdapat di kabupaten ini dibandingkan dengan kabupaten lain.

Menurut data dari Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, pada tahun 2009 terdapat sembilan kecamatan yang memperoleh bantuan dana program PUAP. Adapun jumlah desa/gapoktan penerima dana PUAP sebanyak 24 desa/gapoktan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. Desa Penerima BLM PUAP di Kabupaten Deli Serdang, 2009

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, 2011

No Kecamatan Nama Desa Nama Gapoktan Perkembangan Total Dana 1 Pantai Labu Bagan Serdang Bagan Sejahtera 6.000.000 106.000.000

2 Beringin Serdang Maju Tani 3.500.000 103.500.000

Sidourip Sri Abdi Tani 10.000.000 110.000.000

Tumpatan Tumpatan Bersatu 3.500.000 103.500.000

Pasar V Kebun Kelapa Serasi 2.000.000 102.000.000

3 Sibolangit Batu Mbelin Harapan Kita - -

Bingkawan Bingkawan Simalem 4.480.000 104.480.000 Buah Nabar Sri Rejeki 17.000.000 117.000.000 4 Labuhan Deli Karang Gading Tunas Baru 4.000.000 104.000.000 Pematang Johar Johar Mulia Tani 3.000.000 103.000.000

5 Batang Kuis Mesjid Bersama 7.796.200 107.796.200

Tumpatan Nibung Lestari 3.500.000 103.500.000 6 Hamparan Perak Desa Lama Sepakat Tani 25.000.000 125.000.000

Kota Datar Namora 23.000.000 123.000.000

Kota Rantang Sinar Tani 2.500.000 102.500.000 7 STM Hilir Sidguji Maju Bersama 2.000.000 102.000.000 Gunung Rintih Karya Bersama 45.000.000 145.000.000

Penungkiren Aronta 4.000.000 104.000.000

8 Sibiru-biru Mardinding Julu Lorena - -

Kuala Dekah Dalin Ersada 6.040.000 106.040.000 Tanjung Sena Mari Ersada 2.000.000 102.000.000 9 Kutalimbaru Suka Makmur Malam Tet 1.200.000 101.200.000 Perpanden Berdikaria 3.500.000 103.500.000 Sei Mencirim Tani Makmur 5.000.000 105.000.000


(37)

Dari Tabel 2, lokasi penelitian yang dipilih ada dua desa yakni Desa Sidourip dan Desa Pasar V Kebun Kelapa yang terletak di Kecamatan Beringin. Kecamatan Beringin dipilih berdasarkan hasil rata-rata perkembangan dana PUAP dari sembilan kecamatan. Sedangkan alasan memilih kedua desa ini sebagai daerah penelitian karena terdapat perbedaan jumlah perkembangan dana dimana perkembangan dana di desa Sidourip lebih tinggi dibandingkan dengan perkembangan dana di desa Pasar V kebun Kelapa. Kedua desa ini dipilih berdasarkan hasil rata-rata tertinggi dan terendah dari setiap perkembangan dana PUAP di kecamatan tersebut.

Metode Penentuan Sampel

Penelitian ini dilakukan secara sensus, yang berarti populasi menjadi sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah petani penerima PUAP di desa Sidourip dan desa Pasar V Kebun Kelapa kecamatan Beringin kabupaten Deli Serdang.

Tabel 3.Jumlah Sampel Petani Penerima PUAP di Desa Mesjid dan Desa Tumpatan Nibung Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang

Desa Gapoktan Sampel

Sidourip Gapoktan I 54

Pasar V Kebun Kelapa Gapoktan II 41

Sumber: Penyuluh Pendamping desa Sidourip dan desa Pasar V Kebun Kelapa

Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan daftar kuisoner. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, Balai Penyuluhn


(38)

Pertanian Kec. Beringin, Kantor Kepala Desa Sidourip dan Kantor Kepala Desa Pasar V Kebun Kelapa.

Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah 1, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan mengamati perkembangan dana PUAP di daerah penelitian.

Untuk identifikasi masalah 2, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan skoring yaitu berdasarkan 6 (enam) parameter. Setiap parameter diberi skor 1 untuk sangat rendah, skor 2 untuk rendah, skor 3 untuk sedang, skor 4 untuk tinggi dan skor 5 untuk sangat tinggi. Maka tingkat partisipasi dilihat dari penjumlahan skor secara keseluruhan yaitu berada antara 6-30 apabila skor:

• 6-10 = Tingkat partisipasi sangat rendah • 11-15 = Tingkat partisipasi rendah

• 16-20 = Tingkat partisipasi sedang • 21-25 = Tingkat partisipasi tinggi

• 26-30 = Tingkat partisipasi sangat tinggi

Parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat partisipasi petani dalam program PUAP, antara lain:


(39)

Tabel 4. Parameter Tingkat Partisipasi Petani dalam Program PUAP

No. Parameter Pernyataan Skor

1. Bentuk partisipasi petani dalam a. Waktu, uang, pikiran/ide, dan tenaga 5 program PUAP b. Waktu, pikiran/ide, dan tenaga 4 c. Waktu dan pikiran/ide 3

d. Waktu 2

e. Tidak ada 1

2. Frekuensi petani dalam a. Selalu (≥4x) 5

mengikuti penyuluhan b. Sering (3x) 4

(pertemuan) c. Kadang-kadang (2x) 3

d. Jarang (1x) 2

e. Tidak pernah 1

3. Keterlibatan petani dalam a. Selalu (≥4x) 5 mengingatkan petani lain dalam b. Sering (3x) 4 hal membayar pinjaman c. Kadang-kadang (2x) 3

d. Jarang (1x) 2

e. Tidak pernah 1

4. Membayar iuran wajib a. Selalu (12 bulan) 5

b. Sering (9-11 bulan) 4

c. Kadang-kadang (5-8 bulan) 3

d. Jarang (1-4 bulan) 2

e. Tidak pernah 1

5. Keterlibatan petani dalam a. Selalu (≥4x) 5

meminjam dana PUAP b. Sering (3x) 4

c. Kadang-kadang (2x) 3

d. Jarang (1x) 2

e. Tidak pernah 1

6. Jumlah pinjaman yang sudah a. 100% 5

dibayar petani (%) b. 50% < x < 100% 4

c. 50% 3

d. 0 < x < 50% 2

e. 0 (belum membayar) 1

Total 30

Untuk identifikasi masalah 3, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan mengamati perbandingan tingkat partisipasi petani dalam program PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan) di daerah penelitian.


(40)

Untuk identifikasi masalah 4, dianalisis dengan menggunakan korelasi Rank Spearman (rs) untuk membuktikan adanya keeratan hubungan antara faktor sosial ekonomi petani dengan tingkat partisipasinya dengan rumus:

Rumus korelasi Rank Spearman (rs) adalah

Dimana:

rs = Koefisien korelasi Rank Spearman

di = Perbedaan atau selisih faktor sosial ekonomi petani penerima PUAP dengan tingkat partisipasinya dalam progrma PUAP.

N = Jumlah petani sampel (Supriana dan Riantri, 2010).

Untuk melihat besarnya nilai dari derajat keeratan dapat menggunakan

klasifikasi koefisien korelasi dua variabel menurut Guilford dalam Supriana (2009), berikut ini:

Tabel 5. Nilai Hubungan Korelasi Menurut Guilford

Nilai Koefisien Korelasi Keterangan

< 0,2 Tidak terdapat hubungan antara kedua variabel antara 0,2 s/d 0,4 Hubungan kedua variabel lemah

antara 0,4 s/d 0,7 Hubungan kedua variabel sedang antara 0,7 s/d 0,9 Hubungan kedua variabel kuat antara 0,9 s/d 1 Hubungan kedua variabel sangat kuat

Untuk melihat nyata tidaknya hubungan antara variabel diuji dengan menggunakan uji z (N>30) dengan rumus:


(41)

Dimana:

z = nilai z hitung

rs = koefisien korelasi spearman n = jumlah sampel penelitian Kriteria pengambilan keputusan adalah:

• Zhitung > Ztabel = Tolak H0 berarti ada hubungan karakteristik sosial ekonomi petani penerima PUAP dengan tingkat partisipasinya dalam pelaksanaan program PUAP.

• Zhitung ≤ Ztabel = Tidak ada hubungan karakteristik sosial ekonomi petani penerima PUAP dengan tingkat partisipasinya dalam pelaksanaan program PUAP.

(Irianto, 2004)

Untuk identifikasi masalah 5, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan mengamati masalah yang dihadapi oleh petani penerima PUAP di daerah penelitian.

Definisi dan Batasan Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman atas pengertian dan penafsiran dalam penelitian ini, maka digunakan definisi dan batasan operasional sebagai berikut:

Definisi

1. Partisipasi adalah peran serta atau keterlibatan petani (petani menerima PUAP). 2. Program pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) adalah bagian

dari pelaksanaan program PNPM Mandiri melalui bantuan modal usaha dalam menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi desa sasaran.


(42)

3. Gabungan kelompok tani (Gapoktan) PUAP adalah kumpulan beberapa kelompok tani untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha pertaniannya.

4. Gapoktan I adalah Gapoktan dengan nama Sri Abdi Tani yang berada di Desa Sidourip.

5. Gapoktan II adalah Gapoktan dengan nama Serasi yang berada di Desa Pasar V Kebun Kelapa.

6. Kelompok tani (Poktan) adalah kumpulan petani atau peternak yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya.

7. Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PUAP adalah dana bantuan sosial untuk petani/ kelompok tani guna pengembangan usaha agribisnis di perdesaan yang disalurkan melalui Gapoktan dala bentuk modal usaha.

8. Karakteristik sosial ekonomi petani penerima PUAP meliputi pendidikan, luas lahan, lama berusaha tani, jumlah tanggungan, umur, dan frekuensi mengikuti penyuluhan.

9. Tingkat Pendidikan (X1) adalah lama pendidikan yang ditempuh petani penerima PUAP di bangku sekolah (tahun).

10. Umur (X2) adalah usia petani penerima PUAP yang dihitung dari tanggal lahirnya sampai ditanyakan pada saat kuesioner.

11. Pengalaman bertani (X3) adalah lama petani penerima PUAP telah bekerja dan bermata pencaharian sebagai petani (tahun).


(43)

12. Jumlah Tanggungan (X4) adalah banyaknya orang dalam keluarga yang menjadi tanggunga responden (jiwa).

13. Luas lahan padi sawah (X5) adalah keseluruhan lahan yang dimiliki petani penerima PUAP dalam usaha pertanian (ha).

14. Frekuensi mengikuti penyuluhan (X6) adalah banyaknya atau rutinitas partisipan dalam mengikuti penyuluhan.

Batasan Operasional

1. Lokasi penelitian adalah di Desa Sidourip dan Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.

2. Sampel penelitian adalah petani yang memperoleh dana Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (BLM PUAP) di Desa Sidourip dan Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.


(44)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

PETANI SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian Desa Sidourip

Luas dan Letak Geografis

Desa Sidourip merupakan salah satu dari 11 (sebelas) desa yang ada di

Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Desa ini mempuyai luas wilayah ± 165 ha, yang terdiri dari: pemukiman seluas 37 ha, pekuburan seluas 0,4 ha,

pekarangan 3 ha, sawah tadah hujan 103 ha dan lainnya 21,6 ha. Desa Desa Sidourip Kecamatan Beringin terdiri dari empat dusun yaitu: Dusun I A, Dusun I B, Dusun 2 A, dan Dusun 2 B.

Desa ini terletak pada ketinggian tanah di atas pemukaan laut berkisar 40 s/d 45 meter dengan suhu udara rata-rata 220C s/d 300C. Jarak antara Desa

Sidourip dengan ibu kota Kabupaten Deli Serdang ± 7 km dengan waktu tempuh

30 menit dan jarak antara Desa Sidourip dengan ibu kota Kecamatan Beringin ± 11 km dengan waktu tempuh 45 menit.

Wilayah Desa Sidourip Kecamatan Beringin memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Durian Kecamatan Pantai Labu  Sebelah Timur berbatasan dengan PTPN II Angkasa Pura

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin  Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Aras Kabu dan Desa Serdang


(45)

Keadaan Penduduk

Desa Sidourip memiliki jumlah penduduk sebanyak 2040 jiwa pada tahun 2011. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Sidourip Tahun 2011

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Laki-laki 1010 49,51

2 Perempuan 1030 50,49

Total 2040 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Sidourip, 2012

Diketahui jumlah penduduk yang dominan di Desa Sidourip adalah berjenis kelamin perempuan yakni sebanyak 1030 jiwa atau sekitar 50,49 % dari keseluruhan jumlah penduduk.

Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur di Desa Sidourip Tahun 2011

No Golongan Umur Jumlah Persentase (%) (Jiwa)

1 0-12 bulan 21 1,03

2 1-5 tahun 111 5,44

3 6-7 tahun 90 4,41

4 8-15 tahun 336 16,47

5 16-56 tahun 1336 65,49

6 >56 tahun 146 7,16

Total 2040 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Sidourip, 2012

Selanjutnya keadaan penduduk menurut agama yang dianut penduduk Desa Sidourip dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Agama di Desa Sidourip Tahun 2011

No Agama Jumlah

(Jiwa) Persentase (%)

1 Islam 1993 97,7

2 Kristen Protestan 39 1,91

3 Katolik 8 0,39

Total 2040 100


(46)

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Desa Sidourip beragama Islam yaitu 1993 jiwa atau 97,7%, Kristen Protestan sebanyak 39 jiwa atau 1,91% dan penduduk yang beragama Katolik yang paling sedikit dengan jumlah 8 jiwa atau 0,39%.

Desa Sidourip termasuk desa yang cuckup luas yang dihuni beraneka ragam suku (heterogen) dimana suku yang paling dominan adalah suku Jawa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Suku Bangsa di Desa Sidourip Tahun 2011

No Suku Bangsa Jumlah

(Jiwa) Persentase (%)

1 Jawa 1326 65

2 Melayu 408 20

3 Batak 204 10

4 Lainnya 102 5

Total 2040 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Sidourip, 2012

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa di Desa Sidourip terdapat berbagai suku bangsa (heterogen). Dari beberapa jenis suku bangsa di atas dapat diketahui suku bangsa Jawa merupakan suku yang paling dominan menempati Desa Sidourip sebanyak 1326 jiwa atau 65 %. Sedangkan untuk suku-suku lainnya seperti suku Melayu sebanyak 408 jiwa atau 20 % dan suku Batak sebanyak 204 jiwa atau 5 %. Kemudian untuk suku-suku lain selain ketiga suku yang telah disebutkan juga terdapat sebanyak 102 jiwa atau sebanyak 5 %.

Desa Sidourip merupakan daerah pertanian dan desa ini didominasi oleh penduduk yang bermata pencaharian dari sektor pertanian seperti pada Tabel 9.


(47)

Tabel 10. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Sidourip Tahun 2011

No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Petani 330 58,93

2 Buruh tani 105 18,75

3 PNS 8 1,43

4 TNI/POLRI 5 0,89

5 Pensiunan 10 1,78

6 Karyawan swasta 25 4,46

7 Karyawan pemerintah 10 1,78

8 Dokter 3 0,54

9 Bidan 3 0,54

10 Perawat 2 0,36

11 PRT 2 0,36

12 Dll 57 10,18

Total 560 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Sidourip, 2012

Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Desa Sidourip bermata pencaharian berasal dari sektor pertanian yaitu sebagai petani dan buruh tani sebanyak 435 jiwa atau 77,68 %.

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana desa akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat suatu desa. Semakin baik fasilitas sarana dan prasarana pendukung yang ada di desa maka akan mempercepat laju kemajuan desa tersebut. Un tuk mengetahui lebih jelasnya fasilitas sarana dan prasarana yang ada di Desa Sidourip dapat dilihat pada Tabel 11.


(48)

Tabel 11. Sarana dan Prasarana di Desa Sidourip Tahun 2011 No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1 Masjid 1

2 Mushola 1

3 Gereja 1

4 TK 1

5 SD 1

6 Posyandu Lansia 2

7 Rumah bersalin 2

8 Kantor praktek dokter 2

9 Apotek/Toko Obat 4

10 Wartel 1

11 Warnet 1

12 Lapangan Bulu Tangkis 3

13 Listrik PLN 506

14 Genset pribadi 5

15 Sumur pompa 506

16 Air bersih 497

17 Penggilingan padi 1

18 Traktor 5

Sumber : Kantor Kepala Desa Sidourip, 2012

Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana di Desa Sidourip dapat dikatakan memadai mulai dari sarana pendidikan, kesehatan, komunikasi, peribadatan, energi dan penerangan dan olahraga.

Desa Pasar V Kebun Kelapa Luas dan Letak Geografis

Desa Pasar V Kebun kelapa merupakan salah satu dari sebelas desa yang ada di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Desa ini mempuyai luas wilayah ± 286 ha, yang terdiri dari: pemukiman seluas 280 ha, pekuburan seluas 0,9 ha, perkantoran seluas 3,03 ha, prasarana umum seluas 2,13 ha dan lainnya 27,68 ha.

Ditinjau dari wilayah desa, maka desa Pasar V Kebun Kelapa memiliki wilayah daratan seluas ± 286 ha dan penggunaannya dihuni untuk pemukiman


(49)

penduduk/perumahan serta sarana perkantoran. Desa ini terletak pada ketinggian tanah di atas pemukaan laut berkisar 40 s/d 45 meter dengan suhu udara rata-rata 220C s/d 300C. Jarak antara Desa Pasar V Kebun Kelapa dengan Kecamatan Beringin lebih kurang 3000 meter.

Wilayah desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

 Sebelah utara berbatasan dengan Desa Pasar VI Kuala Namu  Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sidodadi

 Sebelah Selatan berbatasan dengan PTPN II Kuala Namu dan Desa Tumpatan.

 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Aras Kabu.

Desa pasar V kebun kelapa Kecamatan beringin terdiri dari enam dusun yaitu: Dusun amal Bakti, Dusun Biana Karya, Dusun Rahayu, dusun Lestari, Dusun Sunda, dan Dusun Wonogiri dengan pusat pemerintahan/kantor kepala desa berada di Dusun Amal Bakti.

Keadaan Penduduk

Desa pasar V Kebun Kelapa memiliki jumlah penduduk sebanyak 5995 jiwa pada tahun 2011. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 12. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Pasar V Kebun Kelapa Tahun 2011

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Laki-laki 3.091 51,56

2 Perempuan 2.904 48,44

Total 5.995 100


(50)

Diketahui jumlah penduduk yang dominan di desa Pasar V kebun Kelapa adalah berjenis kelamin laki-laki yakni sebanyak 3.091 jiwa atau sekitar 51,56 % dari keseluruhan jumlah penduduk.

Tabel 13. Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur di Desa Pasar V Kebun Kelapa Tahun 2011

No Golongan Umur Jumlah Persentase (%)

(Jiwa)

1 0-12 bulan 138 2,3

2 1-5 tahun 459 7,66

3 6-7 tahun 220 3,67

4 8-15 tahun 765 12,76

5 16-56 tahun 3.288 54,85

6 57-60 tahun ke atas 1.125 18,76

Total 5.995 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Sidourip, 2012

Berdasarakan Tabel 13 diketahui bahwa jumlah penduduk yang berusia produktif sekitar 4.413 jiwa atau 73,61 % yang berarti bahwa sebagian besar penduduk di desa Padsar V Kebun Kelapa ini masih berusia produktif. Hal ini memungkinkan ketersediaan tenaga kerja yang relatif tinggi.

Selanjutnya keadaan penduduk menurut agama yang dianut penduduk Desa Pasar V Kebun Kebun Kelapa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 14. Distribusi Penduduk Menurut Agama di Desa pasar V Kebun Kelapa Tahun 2011

No Agama Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Islam 5.927 98,87

2 Kristen 21 0,35

3 Budha 47 0,78

Total 5.995 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Sidourip, 2012

Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Desa Pasar V Kebun Kelapa beragama Islam yaitu 5.927 jiwa atau 98,87 %,


(51)

agama Budha sebanyak 47 jiwa atau 0,78 % dan penduduk yang beragama Kristen yang paling sedikit dengan jumlah 21 jiwa atau 0,35 %.

Desa Pasar V kebun Kelapa termasuk desa yang cuckup luas yang dihuni beraneka ragam suku (heterogen) dimana suku yang paling dominan adalah suku Jawa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 15. Distribusi Penduduk Menurut Suku Bangsa di Desa Pasar V Kebun Kelapa Tahun 2011

No Suku Bangsa Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Jawa 5.261 87,75

2 Tionghoa 47 0,78

3 Batak 21 0,35

4 Aceh 4 0,06

5 Minang 2 0,03

6 Lainnya 650 10,83

Total 5.995 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Sidourip, 2012

Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa di desa Pasar V Kebun Kelapa terdapat berbagai suku bangsa (heterogen). Dari beberapa jenis suku bangsa di atas dapat diketahui suku bangsa Jawa merupakan suku yang paling dominan menempati desa Pasar V Kebun Kelapa sebanyak 5.261 jiwa atau 87,75 %. Sedangkan untuk suku-suku lainnya sangat sedikit jumlahnya seperti suku Tionghoa sebanyak 47 Jiwa atau 0,78 %, suku Batak sebanyak 21 jiwa atau 0,35 %, suku Aceh sebanyak 4 jiwa atau 0,06 %, dan suku Minang sebanyak 2 jiwa atau 0,03 %. Kemudian untuk suku-suku lain selain kelima suku yang telah disebutkan juga terdapat sebanyak 650 jiwa atau sebanyak 10,83 %.

Desa Pasar V Kebun Kelapa mesta merupakan daerah pertanian tapi desa ini masih didominasi penduduk yang bermata pencaharian sebagai


(52)

wiraswa/pedagang. Sedangkan untuk mata pencaharian dari sektor pertanian berada di peringkat kedua seperti pada Tabel 16.

Tabel 16. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Pasar V Kebun Kelapa Tahun 2011

No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Pengrajin Batu Bata 959 16

2 PNS/TNI/POLRI 36 0,6

3 Petani 1.798 30

4 Karyawan Swasta 18 0,3

5 Pensiunan 12 0,2

6 Wiraswasta/Pedagang 2.399 40

7 Lain-lain 773 12,9

Total 5.995 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Sidourip, 2012

Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk desa Pasar V Kebun Kelapa bermata pencaharian sebagai pedagang/wiraswasta yaitu sebanyak 2.399 jiwa atau 40 %. Kemudian mata pencaharian terbesar kedua bersal dari sektor pertanian yaitu sebanyak 1.798 jiwa atau 30 % dan didikuti oleh Pengrajin Batu Bata sebagai mata pencaharian terbesar ketiga yaitu sebanyak 959 jiwa atau 16 % dari jumlah penduduk di Desa Pasar V Kebun Kelapa.

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasaranan desa akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat suatu desa. Semakin baik fasilitas sarana dan prasarana pendukung yang ada di desa maka akan mempercepat laju kemajuan desa tersebut. Untuk mengetahui lebih jelasnya fasilitas sarana dan prasarana yang ada di Desa Pasar V Kebun Kelapa dapat dilihat pada Tabel 17.


(53)

Tabel 17. Sarana dan Prasarana di Desa Pasar V Kebun Kelapa Tahun 2011 No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1 Masjid 3

2 Mushola 3

3 PAUD 1

4 SD Sederajat 2

5 MIS 1

6 Madrasah 4

7 Puskesmas Pembantu 1

8 Posyandu Lansia 6

9 Posyandu 6

10 Apotek/Toko Obat 2

11 Wartel 1

12 Lapangan Bulu Tangkis 1

13 Kolam renang 1

14 Lapangan Bola kaki 1

15 Bilyard 4

16 Salon 2

17 Kedai Kopi 6

18 Playstation 2

19 Tukang Pangkas 3

Sumber : Kantor Kepala Desa Sidourip, 2012

Berdasarkan Tabel 17 diketahui bahwa sarana dan prasarana di Desa Pasar V Kebun Kelapa dapat dikatakan memadai mulai dari sarana pendidikan, kesehatan, Komunikasi, Peribadatan, Olah raga, dan hiburan.

Karakteritik Petani Sampel

Petani sampel pada penelitian ini adalah petani yang tergabung dalam suatu kelompok tani dan kelompok tani tersebut tergabung dalam suatu Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan menerima bantuan modal dari pemerintah melalui program PUAP.


(54)

Desa Sidourip

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang ada di Desa Sidourip yaitu Gapoktan I. Secara ringkas karakteristik petani sampel di Desa Sidourip yaitu:

Tabel 18. Karakteristik Petani Sampel Petani Penerima PUAP di Desa Sidourip

No. Uraian Satuan Rataan Range

1 Umur Tahun 49,43 29-82

2 Tingkat Pendidikan Tahun 9,41 6-17 3 Pengalaman Berani Tahun 23,85 5-60

4 Jumlah tanggungan Jiwa 2,5 1-6

5 Luas Lahan Padi Sawah Ha 0,82 0,28-2,24 6 Frekuensi Mengikuti Penyuluhan

(Pertemuan) Kali 2,94 2-5

Sumber : Lampiran 1a

Tabel 18 menunjukkan bahwa umur rata-rata petani adalah 49,43 tahun dengan range 29-82 tahun artinya petani sampel sebagian besar masih dalam usia produktif.

Tingkat pendidikan petani rata-rata 9,41 tahun dengan range 6-17 tahun artinya petani paling rendah tamat SD dan paling tinggi S1.

Pengalaman bertani petani rata-rata 23,85 dengan range 5-60 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani ada pada tahap pemula dan ada yang sudah berpengalaman. Umumnya petani sampel telah ikut bertani sejak anak-anak dan memilih pekerjaan sebagai petani setelah berumah tangga. Dengan pengalaman maka peningkatan partisipasi petani dalam kegiatan program PUAP diharapkan lebih tinggi.

Jumlah tanggungan petani rata-rata 2,5 dengan range 1-6 orang. Jumlah tanggungan tersebut dapat mempengaruhi tingkat partisipasi petani. Karena


(55)

semakin banyak jumlah tanggungan maka akan semakin meningkat kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi.

Luas lahan rata-rata yang dimiliki petani yaitu 0,82 dengan range 0,28-2,24. Sementara rata-rata untuk frekuensi mengikuti kegiatan penyuluhan

(pertemuan) yang diikuti petani yaitu 2,94 dengan range 2-5 kali. Frekuensi mengikuti kegiatan penyuluhan (pertemuan) dapat mempengaruhi tingkat partisipasi petani.

Desa Pasar V Kebun Kelapa

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang ada di Desa Pasar V Kebun Kelapa yaitu Gapoktan II. Secara ringkas karakteristik petani sampel di Desa Pasar V Kebun Kelapa yaitu:

Tabel 19. Karakteristik Petani Sampel Petani Penerima PUAP di Desa Pasar V Kebun Kelapa

No. Uraian Satuan Rataan Range

1 Umur Tahun 48,03 24-74

2 Tingkat Pendidikan Tahun 8,18 6-12 3 Pengalaman Berani Tahun 19,38 3-50

4 Jumlah tanggungan Jiwa 3,35 1-6

5 Luas Lahan Padi Sawah Ha 0,61 0,12-1,5 6 Frekuensi Mengikuti Penyuluhan

(Pertemuan) Kali 2,28 1-5

Sumber : Lampiran 1b

Tabel 19 menunjukkan bahwa umur rata-rata petani adalah 48,03 tahun dengan range 24-74tahun artinya petani sampel sebagian besar masih dalam usia produktif.

Tingkat pendidikan petani rata-rata 8,18 tahun dengan range 6-12 tahun artinya petani paling rendah tamat SD dan paling tinggi SMA.


(56)

Pengalaman bertani petani rata-rata 19,38 dengan range 3-50 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani ada pada tahap pemula dan ada yang sudah berpengalaman. Umumnya petani sampel telah ikut bertani sejak anak-anak dan memilih pekerjaan sebagai petani setelah berumah tangga. Dengan pengalaman maka peningkatan partisipasi petani dalam kegiatan program PUAP diharapkan lebih tinggi.

Jumlah tanggungan petani rata-rata 3,35 dengan range 1-6 orang. Jumlah tanggungan tersebut dapat mempengaruhi tingkat partisipasi petani. Karena semakin banyak jumlah tanggungan maka akan semakin meningkat kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi.

Luas lahan rata-rata yang dimiliki petani yaitu 0,61 dengan range 0,12-1,5. Sementara rata-rata untuk frekuensi mengikuti kegiatan penyuluhan

(pertemuan) yang diikuti petani yaitu 2,28 dengan range 1-5 kali. Frekuensi mengikuti kegiatan penyuluhan (pertemuan) dapat mempengaruhi tingkat partisipasi petani.


(57)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Gapoktan PUAP di Daerah Penelitian Gapoktan I

Gapoktan I dibentuk pada tanggal 3 April 2009 melalui rapat pembentukan gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang dihadiri oleh Kepala Desa, PPL WKPP, PPL Pendamping PUAP, masing-masing ketua kelompok tani, dan anggota kelompok tani. Gapoktan ini merupakan gabungan dari delapan kelompok tani yaitu Kelompok Tani Makmur, Kelompok Tani Sahabat Tani, Kelompok Tani Sri Rezeki, Kelompok Tani Harapan Tani, Kelompok Tani Sri Rahayu, Kelompok Tani Sri Lestari, Kelompok Tani Berkat Karya dan Kelompok Tani Sri Mulyo.

Pada saat rapat pembentukan Gapoktan I telah ditentukan dan diputuskan bersama susunan pengurus yang terdiri dari ketua, wakil ketua, sektretaris, wakil sekretaris, bendahara dan seksi-seksi pembantu (seksi pertanaman, seksi sarana produksi, dan seksi usaha pengolahan). Masing-masing pengurus dipilih berdasarkan hasil keputusan bersama melalui rapat anggota. Dalam rapat tersebut ditetapkan pula Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).

Hak dan kewajiban pengurus dan anggota Gapoktan I berdasarkan AD/ART adalah sebagai berikut:

• Pengurus Hak:

a. Menugaskan/memanggil anggota kelompok dalam hal kegiatan yang menyangkut Gapoktan.


(58)

Kewajiban:

a. Pengurus berkewajiban memberitahukan tentang segala sesuatu yang menyangkut Gapoktan.

b. Pengurus diwajibkan untuk memelihara kerukunan diantara anggota dan mencegah segala sesuatu hal yang menyebabkan timbulnya perselisihan paham.

c. Perselisihan yang timbul karena adanya kepentingan khusus atau dalam hubungan sebagai anggota harus diselesaikan oleh pengurus dengan jalan damai tanpa memihak.

d. Pengurus harus melaksanakan segala ketentuan, dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, dan keputusan-keputusan dalam pertemuan kelompok.

e. Anggota pengurus Gapoktan tidak boleh menjadi pengurus Gapoktan lainnya yang sejenis, kecuali untuk gabungan seperti dalam Desa atau dan Kecamatan, Kabupaten atau Propinsi.

• Anggota Hak:

a. Setiap anggota berhak untuk hadir dan berbicara tentang hak-hak yang dirundingkan dalam pertemuan rapat anggota.

b. Berhak untuk memilih dan dipilih jadi pengurus.

c. Berhak memberi saran-saran kepada pengurus baik diminta maupun tidak diminta guna perbaikan dan kemajuan gapoktan, baik dalam pertemuan maupun pertemuan di luar pertemuan kelompok.


(59)

d. Berhak memperoleh keuntungan dari setiap usaha yang dilakukan Unit Usaha Gapoktan yang besarnya ditetapkan berdasarkan musyawarah. Kewajiban:

a. Berkewajiban untuk hadir dan secara aktif mengambil bahagian dalam pertemuan atau rapat.

b. Berpartisipasi dalam kegiatan, usaha yang diselenggarakan oleh gapoktan.

c. Mengembangkan dan memelihara usaha Gapoktan berdasarkan atas azas kekeluargaan.

d. Taat pada peraturan yang diputuskan oleh rapat anggota. Syarat keanggotan Gapoktan I adalah sebagai berikut:

a. Syarat-syarat menjadi anggota sesuai dengan anggaran dasar yakni: - Berasal dari anggota kelompok tani atau kumpulan kelompok tani. - Mempunyai kesamaan kepentingan dalam lingkup Gapopktan.

- Telah menyetujui isi AD/ART dan ketentuan-ketentuan Gapoktan yang berlaku.

- Bertempat tinggal atau bekerja/berusaha di ruang lingkup keanggotaan Gapoktan.

b. Membayar simpanan pokok sebesar Rp. 30.000 (tiga puluh ribu rupiah). c. Bersedia membayar simpanan wajib setiap bulan sebesar Rp. 5.000 (lima

ribu rupiah).

d. Setelah simpanan pokok terpenuhi maka pengurus Gapoktan I akan menerbitkan kartu keanggotaan sesuai dengan formulir pendaftaran.


(60)

Aturan tambahan yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh anggota yang meminjam dana PUAP yang ditetapkan dalam rapat anggota, yakni:

a. Setiap anggota yang meminjam dana dikenakan jasa pinjaman sebesar 2% per bulan dari jumlah pinjaman.

b. Jumlah dana yang dipinjam beserta jasanya harus dikembalikan sewaktu panen dalam satu kali musim tanam (4 bulan).

Total jasa dana PUAP yang terkumpul dalam setiap tahapannya akan dipergunakan untuk:

a. Penambahan modal PUAP sebesar 35% dari total jasa. b. Biaya administrasi sebesar 10 % dari total jasa.

c. Biaya-biaya pertemuan gapoktan sebesar 10 % dari total jasa. d. Insentif pendamping PUAP sebesar 10 % dari total jasa. e. Insentif pengurus Gapoktan PUAP 30 % dari total jasa.

f. Insentif komite pengarah, pembina PUAP sebesar 5 % dari total jasa.

Gapoktan II

Gapoktan II dibentuk pada tanggal 27 April 2009 melalui rapat pembentukan gabungan kelompok tani (Gapoktan). Gapoktan ini merupakan gabungan dari lima kelompok tani yaitu Kelompok Tani Bina Karya, Kelompok Tani Ramal, Kelompok Tani Lestari, Kelompok Tani Rumbia dan Kelompok Tani Wonogiri.

Dalam rapat pembentukan telah ditentukan dan diputuskan bersama susunan pengurus Gapoktan terdiri dari ketua, wakil ketua, sektretaris, wakil sekretaris, bendahara dan seksi-seksi pembantu (seksi pertanaman, seksi pengolahan, seksi sarana dan produksi, seksi pemasaran dan seksi peternakan). Masing-masing pengurus juga dipilih berdasarkan hasil keputusan rapat anggota.


(61)

Secara umum hak dan kewajiban pengurus dan anggota Gapoktan II dalam AD/ART sama dengan hak dan kewajiban pengurus dan anggota yang ada di Gapoktan I.

Syarat keanggotan Gapoktan II adalah sebagai berikut:

a. Syarat-syarat menjadi anggota sesuai dengan anggaran dasar yakni: - Berasal dari anggota kelompok tani atau kumpulan kelompok tani. - Mempunyai kesamaan kepentingan dalam lingkup Gapopktan.

- Telah menyetujui isi AD/ART dan ketentuan-ketentuan Gapoktan yang berlaku.

- Bertempat tinggal atau bekerja/berusaha di ruang lingkup keanggotaan Gapoktan.

b. Membayar simpanan pokok sebesar Rp. 30.000 (tiga puluh ribu rupiah). c. Bersedia membayar simpanan wajib yang dibayar setiap panen sebesar

Rp.20.000 (dua puluh ribu rupiah).

Aturan tambahan yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh anggota yang meminjam dana PUAP yang ditetapkan dalam rapat anggota, yakni:

a. Setiap anggota yang meminjam dana dikenakan jasa pinjaman sebesar 2% per bulan dari jumlah pinjaman dan dibayar pada saat panen.

b. Jumlah dana yang dipinjam beserta jasanya harus dikembalikan dengan jangka waktu 5 (lima) bulan.

Total jasa dana PUAP yang terkumpul dalam setiap tahapannya akan dipergunakan untuk:

a. Cadangan modal usaha : 30 % b. Jasa Pengurus : 30 %


(1)

Lampiran 6c. Korelasi Rank Spearman Antara Pengalaman Bertani Petani Penerima PUAP dengan Tingkat Partisipasi pada Gapoktan II

No. Sampel

Pengalaman Bertani

Rank Pengalaman

Bertani (x)

Tingkat Partisipasi

Rank Tingkat Partisipasi

(y)

di di2

1 15 17,5 23 38 -20,5 420,25

2 30 32,5 18 31,5 1 1

3 26 30 9 14 16 256

4 50 39,5 20 35 4,5 20,25

5 30 32,5 20 35 -2,5 6,25

6 10 11 11 22,5 -11,5 132,25

7 30 32,5 11 22,5 10 100

8 20 26 11 22,5 3,5 12,25

9 30 32,5 11 22,5 10 100

10 10 11 16 28 -17 289

11 3 1,5 7 4 -2,5 6,25

12 37 36 7 4 32 1024

13 20 26 7 4 22 484

14 12 15,5 18 31,5 -16 256

15 8 6,5 17 29,5 -23 529

16 10 11 14 26 -15 225

17 12 15,5 17 29,5 -14 196

18 10 11 20 35 -24 576

19 25 29 24 39,5 -10,5 110,25

20 35 35 8 9 26 676

21 7 5 7 4 1 1

22 5 4 8 9 -5 25

23 10 11 9 14 -3 9

24 3 1,5 7 4 -2,5 6,25

25 17 21,5 9 14 7,5 56,25

26 15 17,5 24 39,5 -22 484

27 20 26 20 35 -9 81

28 10 11 14 26 -15 225

29 50 39,5 9 14 25,5 650,25

30 20 26 10 19 7 49

31 17 21,5 8 9 12,5 156,25

32 41 37 10 19 18 324


(2)

Sambungan Lampiran 6c.

No. Sampel

Pengalaman Bertani

Rank Pengalaman

Bertani (x)

Tingkat Partisipasi

Rank Tingkat Partisipasi

(y)

di di2

35 18 23 10 19 4 16

36 45 38 14 26 12 144

37 16 19,5 9 14 5,5 30,25

38 4 3 9 14 -11 121

39 10 11 7 4 7 49

40 8 6,5 7 4 2,5 6,25

∑di2

= 8237,5 rs = 0,227251407 zh = ±1,419185038


(3)

Lampiran 6d. Korelasi Rank Spearman Antara Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Penerima PUAP dengan Tingkat Partisipasi pada Gapoktan II

No. Sampel

Jumlah Tanggungan Keluarga (Jiwa)

Rank Jumlah Tanggungan Keluarga (x)

Tingkat Partisipasi

Rank Tingkat

Partisipasi (y) di di

2

1 4 27 23 38 -11 121

2 1 3 18 31,5 -28,5 812,25

3 2 8,5 9 14 -5,5 30,25

4 1 3 20 35 -32 1024

5 1 3 20 35 -32 1024

6 3 16,5 11 22,5 -6 36

7 4 27 11 22,5 4,5 20,25

8 4 27 11 22,5 4,5 20,25

9 2 8,5 11 22,5 -14 196

10 3 16,5 16 28 -11,5 132,25

11 3 16,5 7 4 12,5 156,25

12 1 3 7 4 -1 1

13 4 27 7 4 23 529

14 3 16,5 18 31,5 -15 225

15 3 16,5 17 29,5 -13 169

16 2 8,5 14 26 -17,5 306,25

17 4 27 17 29,5 -2,5 6,25

18 3 16,5 20 35 -18,5 342,25

19 4 27 24 39,5 -12,5 156,25

20 2 8,5 8 9 -0,5 0,25

21 3 16,5 7 4 12,5 156,25

22 2 8,5 8 9 -0,5 0,25

23 4 27 9 14 13 169

24 1 3 7 4 -1 1

25 4 27 9 14 13 169

26 3 16,5 24 39,5 -23 529

27 4 27 20 35 -8 64

28 2 8,5 14 26 -17,5 306,25

29 3 16,5 9 14 2,5 6,25

30 5 35 10 19 16 256

31 4 27 8 9 18 324

32 5 35 10 19 16 256

33 6 39 20 35 4 16


(4)

Sambungan Lampiran 6d.

No. Sampel

Jumlah Tanggungan Keluarga (Jiwa)

Rank Jumlah Tanggungan Keluarga (x)

Tingkat Partisipasi

Rank Tingkat

Partisipasi (y) di di

2

35 5 35 10 19 16 256

36 6 39 14 26 13 169

37 4 27 9 14 13 169

38 3 16,5 9 14 2,5 6,25

39 6 39 7 4 35 1225

40 5 35 7 4 31 961

∑di2

= 10788

rs = -0,012007505 zh = ±0,074986867


(5)

Lampiran 6e. Korelasi Rank Spearman Antara Luas Lahan Petani Penerima PUAP dengan Tingkat Partisipasi pada Gapoktan II

No. Sampel

Luas Lahan

(Ha)

Rank Luas Lahan (x)

Tingkat Partisipasi

Rank Tingkat

Partisipasi (y) di di

2

1 0,6 23 23 38 -15 225

2 0,24 7,5 18 31,5 -24 576

3 1,12 37 9 14 23 529

4 0,2 4,5 20 35 -30,5 930,25

5 0,2 4,5 20 35 -30,5 930,25

6 0,16 2 11 22,5 -20,5 420,25

7 0,6 23 11 22,5 0,5 0,25

8 0,24 7,5 11 22,5 -15 225

9 0,12 1 11 22,5 -21,5 462,25

10 0,2 4,5 16 28 -23,5 552,25

11 0,6 23 7 4 19 361

12 0,6 23 7 4 19 361

13 0,2 4,5 7 4 0,5 0,25

14 1 33 18 31,5 1,5 2,25

15 0,52 19 17 29,5 -10,5 110,25

16 0,4 15 14 26 -11 121

17 0,28 9 17 29,5 -20,5 420,25

18 1,4 39 20 35 4 16

19 1,3 38 24 39,5 -1,5 2,25

20 0,6 23 8 9 14 196

21 0,32 10,5 7 4 6,5 42,25

22 0,64 27 8 9 18 324

23 0,4 15 9 14 1 1

24 0,4 15 7 4 11 121

25 1 33 9 14 19 361

26 0,8 29 24 39,5 -10,5 110,25

27 1 33 20 35 -2 4

28 1 33 14 26 7 49

29 0,72 28 9 14 14 196

30 0,6 23 10 19 4 16

31 0,32 10,5 8 9 1,5 2,25

32 1,5 40 10 19 21 441

33 1,1 36 20 35 1 1


(6)

Sambungan Lampiran 6e.

No. Sampel

Luas Lahan (Ha)

Rank Luas Lahan (x)

Tingkat Partisipasi

Rank Tingkat

Partisipasi (y) di di

2

35 0,4 15 10 19 -4 16

36 1 33 14 26 7 49

37 0,92 30 9 14 16 256

38 0,4 15 9 14 1 1

39 0,4 15 7 4 11 121

40 0,6 23 7 4 19 361

∑di2

= 8914,5 rs = 0,163742964 zh = ±1,022574812