PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI (4)

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN
PENGUNGKAPAN CSR, GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KEBIJAKAN
DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
ENGGAR ERLANGGA
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ABSTRACT
Researches on the influence of financial performance on corporate value have been
widely conducted, however results inconsistency occurred. Financial performance, which in this
case is assessed by Return on Assets (ROA), have a positive effect on corporate value, however
there are also some findings that ROA have no effect. Researcher predicted that there are other
influencing factors. This condition drives researcher to use corporate social responsibility (CSR)
disclosure, good corporate governance (GCG) and dividend policy as moderating variables.
This research uses 18 manufacturing firms listed on the Jakarta Stock Exchange during
2004 - 2007 as samples with 72 observation. Hypothesis is tested using moderating regression
analysis to find out the interactive influence of the moderating variables. The corporate value
measured using Tobin's Q, disclosure of CSR measured with CSR index, GCG measured with
audit committe, board of independent commissioner, and institutional ownership. Meanwhile,
dividend policy measured using dividend pay-out ratio (DPR).
Results indicate that (1) ROA has a positive effect on corporate value, (2) the disclosure
of CSR is able to moderate relation of ROA and corporate value, (3) audit committee, board of

independent commissioner, and institutional ownership is able to moderate relation of ROA and
corporate value, (4) dividend policy is able to moderate relation of ROA and corporate value.

Keywords:

Financial performance, corporate value, CSR disclosure, Good Corporate
Governance, dividend policy.

1

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Secara normatif tujuan setiap perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan
tersebut dijual. Semakin tinggi nilai suatu perusahaan, menunjukkan kemakmuran pemegang
saham yang semakin tinggi pula. Bagi perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal,
harga saham yang diperjualbelikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan (Suad dan
Enny, 1994). Tinggi rendahnya harga saham suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kinerja
keuangan perusahaan yang disajikan dalam laporan keuangan. Semakin baik kinerja keuangan
perusahaan, perusahaan akan dianggap menguntungkan oleh calon investor sehingga para calon

investor bersedia membayar lebih mahal terhadap saham perusahaan tersebut.
Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan analisis rasio
keuangan. Salah satu rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan
adalah return on asset (ROA). Secara teoritis, semakin besar nilai ROA atau semakin besar laba
yang dihasilkan perusahaan, kinerja keuangan perusahaan dikatakan semakin baik sehingga
harga sahamnya akan naik.
Mengingat para pemegang saham selalu menginginkan nilai perusahaan yang tinggi,
banyak penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Namun khusus untuk penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan yang
diproksikan dengan return on asset (ROA) terhadap nilai perusahaan menunjukkan hasil yang
kontradiktif. Hasil penelitian Ulupui (2007), Zulfikar (2006), serta Ni Wayan dan Made Gede
(2009) menemukan bahwa ROA berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sementara Eddy dan

2

Pratana (2004) serta Kaaro (2002) dalam Eddy dan Pratana (2004) justru menemukan bahwa
ROA tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut penulis menduga ada faktor lain yang
turut mempengaruhi hubungan ROA dengan nilai perusahaan. Oleh karena itu, penulis
memasukkan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), Good Corporate

Governance, dan kebijakan dividen sebagai variabel pemoderasi yang diduga ikut memperkuat

atau memperlemah hubungan ROA terhadap nilai perusahaan.
Beberapa tahun terakhir banyak perusahaan semakin menyadari pentingnya menerapkan
program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bagian dari strategi bisnisnya. Eipstein
& Freedman (1994) dalam Reni (2006) menemukan bahwa investor individual tertarik terhadap
informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Informasi tersebut berupa keamanan
dan kualitas produk serta aktivitas lingkungan. Selain itu, mereka juga menginginkan informasi
mengenai etika serta hubungan perusahaan dengan karyawan dan masyarakat.
Harapan terhadap penerapan Good Corporate Governance adalah tercapainya nilai
perusahaan yang tinggi. Kusumawati dan Riyanto (2005) dalam Andri dan Hanung (2007)
menemukan bahwa para investor bersedia membayar lebih mahal terhadap perusahaan yang
menerapkan Good Corporate Governance dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
menerapkan atau mengungkapkan praktek Good Corporate Governance mereka. Hal ini
dikarenakan perusahaan yang menerapkan Good Corporate Governance, kecil kemungkinannya
untuk melakukan kecurangan dalam laporan keuangannya.
Selain pengungkapan CSR dan Good Corporate Governance, penulis juga menggunakan
variabel kebijakan deviden sebagai variabel pemoderasi pengaruh ROA terhadap nilai
perusahaan. Hal ini dikarenakan kebijakan dividen menjadi pusat perhatian banyak pihak seperti


3

pemegang saham, kreditor, maupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan dari
informasi yang dikeluarkan perusahaan (Kartika, 2005). Rozeff (1982) dalam Tendi (2008)
mengemukakan bahwa dividen memiliki atau mengandung informasi sebagai isyarat prospek
perusahaan. Semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, maka kinerja
perusahaan akan dianggap semakin baik, dan pada akhirnya penilaian terhadap perusahaan yang
tercermin melalui harga saham akan semakin baik pula.
1.2. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan?
2. Apakah pengungkapan CSR mampu memoderasi hubungan kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan?
3. Apakah Good Corporate Governance mampu memoderasi hubungan kinerja keuangan
terhadap nilai perusahaan?
4. Apakah kebijakan dividen mampu memoderasi hubungan kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.

2. Pengaruh pengungkapan CSR terhadap hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.
3. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap hubungan kinerja keuangan dengan nilai
perusahaan.
4. Pengaruh kebijakan dividen terhadap hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.

4

1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan mengenai pengaruh kinerja
keuangan terhadap nilai pasar perusahaan dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
hubungan tersebut.
2. Bagi investor, penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan
berinvestasi.
3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah dunia akuntansi
sehingga bisa berguna selama di perkuliahan.
4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini bisa menambah referensi untuk penelitian berikutnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENURUNAN HIPOTESIS
2.1. Pengertian Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan atau juga disebut dengan nilai pasar perusahaan merupakan harga yang
bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Fakta menunjukkan

bahwa nilai kekayaan yang ditunjukkan pada neraca tidak memiliki hubungan dengan nilai pasar
dari perusahaan. Hal ini disebabkan karena perusahaan memiliki kekayaan yang tidak bisa
dilaporkan dalam neraca, seperti manajemen yang baik, reputasi yang baik, dan prospek yang
cerah. Oleh karena itu, menurut Sukmawati (2004), untuk mengetahui nilai pasar perusahaan
manajemen dapat menggunakan Tobin’s Q. Kelebihan Tobin’s Q adalah rasio ini tidak hanya
memperhitungkan nilai perusahaan dengan berdasarkan nilai ekuitasnya semata, melainkan ikut
memperhitungkan intangible assets perusahaan.
2.2. Pengertian Return on Asset (ROA)
Return on asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar laba

atau rugi bersih yang diperoleh dari seluruh kekayaan (aktiva) yang dimiliki perusahaan. Nilai

5

ROA yang positif menunjukkan dari total aktiva yang digunakan untuk beroperasi, perusahaan
mampu memperoleh laba. Sebaliknya, apabila nilai ROA yang negatif menunjukkan bahwa dari
total aktiva yang digunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Bagi para investor, penilaian
terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan suatu hal yang sangat
penting. Semakin besar perusahaan menghasilkan laba, maka secara teoritis kinerja perusahaan
dapat dikatakan semakin baik, sehingga harga saham akan ikut naik.

2.3. Pengertian Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
Mengacu pada Undang-Undang No. 40 Tahun 2007, perseroan terbatas selain diwajibkan
menyampaikan laporan keuangan juga diwajibkan melaporkan pelaksanaan tanggung jawab
sosial dan lingkungan. Bahkan bagi perseroan yang bidang usahanya berkaitan dengan sumber
daya alam, akan dikenai sanksi jika tidak melaksanakan tanggung jawab sosial (Ketut, 2008).
Pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR) merupakan proses pengkomunikasian dampak
sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang
berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan (Eddy Rismanda, 2005).
2.4. Pengertian Good Corporate Governance
Good Corporate Governance memiliki tiga pengertian pokok, yaitu:

a. Struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran dewan komisaris, direksi,
pemegang saham dan para stakeholders lainnya.
b. Sistem pengecekan dan perimbangan kewenangan atas pengendalian perusahaan yang dapat
membatasi munculnya peluang pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan.
c. Proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaian, berikut pengukuran
kinerjanya (www.madani-ri.com).

6


Agar pelaksanaan Good Corporate Governance berjalan dengan baik, ada beberapa
mekanisme Corporate Governance yang harus dilakukan oleh perusahaan. Mekanisme tersebut
meliputi mekanisme internal dan mekanisme eksternal. Mekanisme internal dapat berupa
kepemilikan manajerial, struktur dewan direksi, dan pembentukan komite audit. Sedangkan
untuk mekanisme eksternal dapat berupa kepemilikan institusional, dan pendanaan dengan
hutang.
2.5. Pengertian Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian dari
pendapatan perusahaan yang akan dibagikan kepada para investor serta yang akan diinvestasikan
kembali atau ditahan dalam perusahaan. Kebijakan dividen suatu perusahaan akan tercermin dari
rasio DPR-nya (Dividend Pay-out Ratio). Rasio ini menunjukkan persentase laba perusahaan
yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa berupa dividen kas (Michell dan Megawati,
2005).
2.6. Hubungan Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan
Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan
analisis rasio keuangan. Salah satu rasio yang dapat digunakan untuk penilaian kinerja keuangan
perusahaan adalah return on asset (ROA). Semakin besar nilai ROA maka secara teoritis kinerja
keuangan perusahaan dikatakan baik sehingga harga saham akan naik. Naiknya harga saham
disebabkan karena semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan, perusahaan dianggap
semakin menguntungkan sehingga para calon investor bersedia membayar lebih mahal terhadap

saham perusahaan tersebut. Bagi perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal, harga
saham yang diperjualbelikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan.

7

Hasil penelitian Ulupui (2007), Zulfikar (2006) serta Ni Wayan dan Made Gede (2009)
menemukan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sementara Eddy dan
Pratana (2004), Kaaro (2002) serta DeAngelo dan Masulis (1980) dalam Eddy dan Pratana
(2004) menemukan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
H1: Kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
2.7. Hubungan Pengungkapan CSR, Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan
Adanya hasil penelitian yang kontradiktif mengenai pengaruh ROA terhadap nilai
perusahaan menunjukkan adanya faktor lain yang turut menginteraksi hubungan antara ROA
dengan nilai perusahaan. Hal ini mendorong peneliti untuk memasukkan pengungkapan CSR
sebagai variabel pemoderasi. Dasar pemikirannya adalah saat ini kesadaran tentang pentingnya
mengimplementasikan dan mengungkapkan CSR telah menjadi tren global (Mas Achmad, 2008),
sehingga perusahaan yang peduli terhadap masalah-masalah lingkungan dan sosial akan lebih
mudah mencapai keberlanjutan kinerja keuangan yang positif karena telah diterima di
masyarakat. Hal ini kemudian direspons positif oleh para calon investor sehingga bersedia
membayar lebih mahal terhadap saham perusahaan yang mengimplementasikan dan

mengungkapkan CSR. Rika dan Ishlahuddin (2008) berpendapat bahwa kondisi keuangan saja
tidak cukup untuk menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan nilai
perusahaan hanya akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan
lingkungan hidup.
Penelitian Mahoney dan Robert (2003) dalam Kartika, dkk (2008) menemukan hubungan
positif hubungan kinerja sosial dan lingkungan perusahaan dengan kinerja keuangan. Epstein dan
Freedman (1994) dalam Reni (2006) menemukan bahwa investor individual tertarik terhadap
informasi sosial yang diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan. Hasil ini konsisten

8

dengan Indah (2001) dan Rasmiati (2002) dalam Yosefa dan Ludovicus (2007) yang menemukan
bahwa informasi sosial yang diungkapkan perusahaan dalam laporan tahunan direspon baik oleh
investor. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan dan Made Gede (2009) juga menemukan
bahwa selain melihat kinerja keuangan, pasar juga memberikan respon positif terhadap
pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan.
H2: Pengungkapan CSR mempengaruhi hubungan kinerja keuangan dengan nilai
perusahaan.
2.8. Hubungan Good Corporate Governance, Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan
Manipulasi dalam penyajian laporan keuangan akan menyebabkan ROA tidak

mencerminkan kinerja keuangan yang sebenarnya. Surya dan Yustiavandana (2006) dalam Sari,
dkk (2007) menyatakan bahwa penerapan prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governance
(GCG) dengan baik dapat meningkatkan nilai perusahaan karena Good Corporate Governance
dapat mencegah terjadinya kecurangan akuntansi.
Agar pelaksanaan Good Corporate Governance berjalan dengan baik, ada beberapa
mekanisme Corporate Governance yang perlu dilakukan oleh perusahaan, baik mekanisme
internal maupun eksternal. Mekanisme Corporate Governance pertama yang digunakan penulis
adalah komite audit. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa tugas komite audit adalah untuk
menjaga kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan hukum yang berlaku serta menjaga agar
pengungkapan laporan keuangan perusahaan transparan dan akurat. Dengan keberadaan komite
audit di suatu perusahaan diharapkan dapat mencegah terjadinya manipulasi penyajian laporan
keuangan sehingga para investor lebih meyakini keakuratan ROA dan pada akhirnya dapat
meningkatkan nilai perusahaan.
Penelitian Mayangsari dan Murtanto (2002) dalam Zulfikar (2006) menemukan bahwa
terdapat reaksi pasar yang positif terhadap pengumuman komite audit. Siallagan dan Machfoedz

9

(2006) dalam Andri dan Hanung (2007) menemukan bahwa keberadaan komite audit
mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang dihitung dengan Tobin’s Q.
H3a: Keberadaan komite audit mempengaruhi hubungan kinerja keuangan dengan
nilai perusahaan.
Mekanisme Corporate Governance kedua yang digunakan oleh penulis adalah proporsi
dewan komisaris independen. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa dengan adanya
pengawasan dewan komisaris independen terhadap manajemen, akan tercipta tata kelola yang
baik dan kuat karena mereka bertindak sebagai pihak independen yang bebas dari tekanan
kepentingan. Diharapkan dengan proporsi dewan komisaris independen yang besar, kepercayaan
investor terhadap angka-angka dalam laporan keuangan yang digunakan untuk menghitung ROA
akan meningkat sehingga menaikkan nilai perusahaan.
Penelitian Xie, dkk (2003) serta Besley (1996) dalam Andri dan Hanung (2007)
menyimpulkan bahwa komposisi dewan komisaris dari luar lebih dapat mengurangi kecurangan
pelaporan keuangan. Hermalin dan Weisbach (2000) dalam Sari, dkk (2007) menemukan bahwa
direksi independen memiliki pengaruh yang cukup kuat dan signifikan terhadap kinerja.
Sementara Brown dan Caylor (2004) dalam Andri dan Hanung (2007) menemukan bahwa
perusahaan dengan independent boards mempunyai Tobins’Q yang lebih tinggi.
H3b: Proporsi komisaris independen mempengaruhi hubungan kinerja keuangan
dengan nilai perusahaan.
Mekanisme Corporate Governance ketiga yang digunakan oleh penulis adalah
kepemilikan institusional. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa investor institusional
memiliki hak untuk mengajukan suara dalam rapat umum pemegang saham sehingga dapat
mengendalikan manajemen bila melakukan kecurangan akuntansi. Di samping itu, investor
institusional dipercaya mampu melakukan monitoring yang lebih efektif dan tidak akan mudah

10

diperdaya dengan tindakan manipulasi yang dilakukan manajer karena investor institusional
menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan analisis investasi dan memiliki akses
informasi yang terlalu mahal perolehannya bagi investor lain (Shiller dan Pound, 1989 dalam
Andri dan Hanung, 2007). Diharapkan dengan adanya monitoring dan pengendalian dari investor
institusional, kepercayaan investor terhadap angka-angka dalam laporan keuangan yang
digunakan untuk menghitung ROA akan meningkat sehingga menaikkan nilai perusahaan.
Penelitian Suranta dan Machfoedz (2003) dalam Andri dan Hanung (2007) yang
menemukan bahwa nilai perusahaan (Tobin’s Q) dipengaruhi oleh kepemilikan institusional.
H3c: Kepemilikan institusional mempengaruhi hubungan kinerja keuangan dengan
nilai perusahaan.
2.9. Hubungan Kebijakan Dividen, Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan
Variabel pemoderasi terakhir yang digunakan oleh penulis adalah kebijakan dividen. Hal
ini didasarkan pada pemikiran bahwa pasar cenderung menginterpertasikan pembayaran dividen
sebagai sinyal tentang prospek cerah perusahaan di masa mendatang (Suluh, 2007), sehingga
dengan pembayaran dividen kepada pemegang saham, kinerja keuangan yang telah dicapai,
diprediksikan oleh investor akan berlanjut atau bahkan akan semakin baik. Semakin baik prospek
perusahaan maka perusahaan dianggap menguntungkan oleh investor, akibatnya harga saham
perusahaan tersebut akan meningkat karena diminati para investor (Tendi, 2008).
Penelitian Brickley (1983) dalam Werner (2008) menemukan bahwa peningkatan
pembayaran dividen mengandung informasi kepada pasar mengenai prospek dividen dan earning
perusahaan di masa yang akan datang. Brav et al., (2005) dalam Werner (2008) yang
menemukan bahwa kebijakan pembayaran dividen memiliki kandungan informasi yang berguna
bagi investor. Penelitian Bhattacarya (1979) dalam Tendi (2008), Bajaj dan Vijh (1990) dalam

11

Werner (2008), serta Hasnawati (2005) semuanya menemukan bahwa dividen berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan.
H4: Kebijakan dividen mempengaruhi hubungan kinerja keuangan dengan nilai
perusahaan.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta (BEJ) selama tahun 2004 – 2007. Sampel dipilih berdasarkan metode
purposive sampling dengan kriteria:

1. Perusahaan manufaktur yang tidak delisting, dilikuidasi ataupun melakukan merger selama
periode pengamatan.
2. Perusahaan sampel menerbitkan laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember dan
menggunakan Rupiah sebagai mata uang pelaporan.
3. Perusahaan sampel melakukan pengungkapan CSR dalam laporan tahunan dan laporan
keuangannya selama periode pengamatan.
4. Perusahaan sampel membayar dividen secara kontinyu selama periode pengamatan.
5. Perusahaan sampel memiliki data yang diperlukan secara lengkap.
Dalam proses pemilihan sampel terdapat 18 perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai
sampel, sehingga total pengamatan selama tahun 2004 – 2007 terdapat 72 kali pengamatan.
3.2. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari annual report,
laporan keuangan tahunan perusahaan dan dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

12

Annual report dan laporan keuangan tahunan diperoleh dari www.jsx.co.id dan website masing-

masing perusahaan.
3.3. Pengukuran Variabel
3.3.1. Nilai Perusahaan
Variabel nilai perusahaan diukur dengan menggunakan Tobins’Q. Rumus yang
digunakan untuk mengukur Tobins’Q adalah: (Black, dkk serta Klapper dan Love dalam Deni,
2005)
MVE + DEBT
TA

Tobins’Q =
Keterangan:

Tobins’ Q : Nilai perusahaan
MVE

: Nilai pasar ekuitas (MVE = harga penutupan saham di akhir tahun buku x jumlah
saham beredar)

DEBT

: (Utang lancar – aktiva lancar) + nilai buku persediaan + utang jangka panjang

TA

: Nilai buku total aktiva

3.3.2. ROA
Secara matematis, ROA diformulasikan sebagai berikut: (Anuragabudhi dan Anna, 2008).
ROA =

Laba Bersih Setelah Pajak
Total Aktiva

atau
ROA =

Rugi Bersih Setelah Pajak
Total Aktiva

3.3.3. Pengungkapan CSR
Variabel pengungkapan CSR diukur dengan jumlah pengungkapan sosial yang dilakukan
dalam laporan tahunan. Apabila item informasi tidak ada dalam laporan keuangan maka diberi

13

skor 0, dan jika item informasi yang ditentukan ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 1.
Instrumen pengukuran CSR dalam penelitian ini mengacu pada instrumen yang digunakan oleh
Rika dan Islahuddin (2008) yang terdiri dari 32 item pengungkapan. Selanjutnya, skor dari setiap
item dijumlahkan dan dihitung nilai indeksnya dengan rumus: (Haniffa et al., 2005 dalam Yosefa
dan Ludovicus, 2007)
ΣXij
nj

CSRIj =
Keterangan:
CSRIj

: Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j

nj

: Total item yang seharusnya diungkapkan, nj = 32

Σxij

: Total item yang diungkapkan perusahaan j

3.3.4. Good Corporate Governance
3.3.4.1. Komite Audit
Variabel komite audit dalam penelitian ini merupakan variabel dummy, dimana angka 0
diberikan apabila perusahaan tidak memiliki komite audit, sedangkan angka 1 diberikan apabila
perusahaan memiliki komite audit.
3.3.4.2. Proporsi Komisaris Independen
Variabel ini diukur dengan persentase anggota dewan komisaris dari luar perusahaan
(independen) dibagi dengan seluruh anggota dewan komisaris.
3.3.4.3. Kepemilikan Institusional
Variabel ini diukur dengan persentase jumlah saham yang dimiliki investor institusi
dibagi total saham yang beredar.

14

3.3.5. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen suatu perusahaan akan tercermin dari rasio DPR (Dividen Payout
Ratio)-nya (Michell dan Megawati, 2005). Rumus untuk menghitung Dividend Payout Ratio

(DPR) adalah:
Dividen Per Lembar Saham
Earnings Per Share

DPR =

3.4. Uji Kualitas Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test.
Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai Kolmogorov-Smirnov Test > 0,05.
2. Uji Multikolinieritas
Model regresi akan bebas dari multikolinieritas jika nilai tolerance > 0.10 atau
jika VIF < 10.
3. Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi akan dilakukan uji Run Test. Model
regresi akan bebas dari autokorelasi jika nilai uji Run Test > 0,05.
4. Uji Heteroskedastisitas
Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heterokedastisitas akan dilakukan dengan
uji Glejser. Model regresi akan bebas dari heterokedastisitas jika nilai uji Glejser > 0,05.
3.5. Uji Hipotesis dan Analisis Data
1. Hipotesis 1 dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi linier sederhana yang
persamaannya:
Y

= b0 + b1X1 + 

15

2. Hipotesis 2, 3a, 3b, 3c, dan 4 akan diuji dengan analisis regresi linier uji interaksi atau
Moderate Regression Analysis (MRA), rumus persamaannya adalah:

-

Hipotesis 2
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X1X2 + 

-

Hipotesis 3a
Y = a + b1X1 + b2X3 + b3X1X3 + 

-

Hipotesis 3b
Y = a + b1X1 + b2X4 + b3X1X4 + 

-

Hipotesis 3c
Y = a + b1X1 + b2X5 + b3X1X5 + 

-

Hipotesis 4
Y = a + b1X1 + b2X6 + b3X1X6 + 
Keterangan:
Y

= Tobins’Q (Nilai Perusahaan)

X1

= ROA (Return on Asset)

X2

= CSR (Pengungkapan CSR)

X3

= KAUD (Keberadaan Komite Audit)

X4

= KIND (Proporsi Komisaris Independen)

X5

= INST (Kepemilikan Institusional)

X6

= DPR (Kebijakan Dividen)

X1X2, X1X3, X1X4,
X1X5, X1X6
= Interaksi antara ROA dengan variabel moderasi

16

3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F Statistik)
Uji F statistik merupakan uji untuk mengetahui apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen. Uji F statistik akan diterima bila nilai Sig. F statistik < 0,05.
4. Uji Signifikan Individual (Uji t Statistik)
Uji t statistik merupakan uji untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji t statistik akan diterima
bila nilai Sig. t statistik < 0,05.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Uji Kualitas Data
1. Uji Normalitas
Dari hasil uji normalitas (lihat lampiran 2) diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
adalah 0,883 dan lebih besar dari nilai α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas
Dari hasil uji multikolinieritas (lihat lampiran 2) diketahui bahwa nilai VIF pada setiap
variabel kurang dari 10, dan nilai tolerance pada setiap variabel lebih dari 0,10 sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi bebas dari multikolinieritas.
3. Uji Autokorelasi
Dari hasil uji autokorelasi (lihat lampiran 2) diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
adalah 0,154 dan lebih besar dari nilai α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
autokorelasi antar nilai residual.

17

4. Uji Heterokedastisitas
Dari hasil uji heteroskedastisitas (lihat lampiran 2) diketahui bahwa tidak ada satupun
variabel independen yang signifikan secara statistik berpengaruh variabel absolut residual. Jadi
dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak menunjukkan adanya heteroskedastisitas.
4.2. Hasil Pengujian Hipotesis
1. Hasil Pengujian Hipotesis 1
Variabel
Konstanta
ROA

Koefisien
regresi
-0,413
17,547

Sig. nilai t
0,058
0,000

Keterangan
Signifikan

Dari hasil pengujian hipotesis 1 diperoleh nilai koefisien regresi ROA yang bernilai positif
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti nilai sig. < α (0,05), sehingga hipotesis 1
diterima.
2. Hasil Pengujian Hipotesis 2

Variabel
Konstanta
ROA
CSR
ROA*CSR
Sig. (F-stat)

Koefisien
regresi
1,068
-4,334
-3,086
44,408
0,000

Sig. nilai t
0,001
0,069
0,000
0,000

Keterangan

Signifikan

Hasil uji F statistik hipotesis 2 diperoleh nilai Sig. 0,000 yang lebih kecil dari α (0,05), hal
ini berarti ROA, CSR dan moderasi ROA dengan CSR secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Tobins’Q. Nilai koefisien regresi moderasi ROA dengan CSR bernilai positif dengan
nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti nilai sig. < α (0,05), sehingga hipotesis 2 diterima.

18

3. Hasil Pengujian Hipotesis 3a

Variabel
Konstanta
ROA
KAUD
ROA*KAUD
Sig. (F-stat)

Koefisien
regresi
0,270
8,458
-0,869
12,150
0,000

Sig. nilai t
0,743
0,027
0,307
0,004

Keterangan

Signifikan

Hasil uji F statistik hipotesis 3a diperoleh nilai Sig. 0,000 yang lebih kecil dari α (0,05),
hal ini berarti ROA, KAUD dan moderasi ROA dengan KAUD secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Tobins’Q. Nilai koefisien regresi moderasi ROA dengan KAUD bernilai
positif dengan nilai signifikansi sebesar 0,004. Hal ini berarti nilai sig. < α (0,05), sehingga
hipotesis 3a diterima.
4. Hasil Pengujian Hipotesis 3b

Variabel
Konstanta
ROA
KIND
ROA*KIND
Sig. (F-stat)

Koefisien
regresi
0,809
-5,606
-1,364
37,411
0,000

Sig. nilai t
0,072
0,026
0,224
0,000

Keterangan

Signifikan

Hasil uji F statistik hipotesis 3b diperoleh nilai Sig. 0,000 yang lebih kecil dari α (0,05),
hal ini berarti ROA, KIND dan moderasi ROA dengan KIND secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Tobins’Q. Nilai koefisien regresi moderasi ROA dengan KIND bernilai positif dengan
nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti nilai sig. < α (0,05), sehingga hipotesis 3b
diterima.

19

5. Hasil Pengujian Hipotesis 3c

Variabel
Konstanta
ROA
INST
ROA*INST
Sig. (F-stat)

Koefisien
regresi
3,130
-35,979
-4,537
68,698
0,000

Sig. nilai t
0,000
0,000
0,000
0,000

Keterangan

Signifikan

Hasil uji F statistik hipotesis 3c diperoleh nilai Sig. 0,000 yang lebih kecil dari α (0,05),
hal ini berarti ROA, INST dan moderasi ROA dengan INST secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Tobins’Q. Nilai koefisien regresi moderasi ROA dengan INST bernilai positif dengan
nilai signifikansi 0,000. Hal ini berarti nilai sig. < α (0,05), sehingga hipotesis 3c diterima.
6. Hasil Pengujian Hipotesis 4

Variabel
Konstanta
ROA
DPR
ROA*DPR
Sig. (F-stat)

Koefisien
regresi
0,891
-0,773
-2,443
35,741
0,000

Sig. nilai t
0,056
0,861
0,024
0,000

Keterangan

Signifikan

Hasil uji F statistik hipotesis 4 diperoleh nilai Sig. 0,000 yang lebih kecil dari α (0,05), hal
ini berarti ROA, DPR dan moderasi ROA dengan DPR secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Tobins’Q. Nilai koefisien regresi moderasi ROA dengan DPR bernilai positif dengan
nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti nilai sig. < α (0,05), sehingga hipotesis 4 diterima.
4.4. Pembahasan
Dengan diterimanya hipotesis 1 maka hasil tersebut mendukung hasil penelitian Zulfikar
(2006), Ulupui (2007) serta Ni Wayan dan Made Gede (2009). Sementara dengan diterimanya
hipotesis 2 maka hasil tersebut mendukung hasil penelitian Ni Wayan dan Made Gede (2009).
Dari hasil pengujian hipotesis 3a, 3b, 3c dan hipotesis 4 dapat disimpulkan bahwa selain melihat

20

kinerja keuangan, pasar juga merespon positif terhadap penerapan Good Corporate Governance
(komite audit, komisaris independen, dan kepemilikan institusional) serta kebijakan dividen di
suatu perusahaan.
V. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan ROA
berpengaruh positif dan signifikan terhadapa nilai perusahaan yang diukur dengan Tobins’Q.
Selain itu juga diperoleh kesimpulan bahwa selain melihat kinerja keuangan, pasara juga
merespon positif terhadap penerapan Good Corporate Governance dan kebijakan dividen di
suatu perusahaan.
2. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta tahun selama 2004 – 2007 sebagai sampel sehingga belum dapat merepresentasikan
semua perusahaan yang ada.
2. Penelitian ini hanya menggunakan ROA sebagai proksi dari kinerja keuangan perusahaan.
3. Data mengenai pengungkapan CSR perusahaan hanya berasal dari annual report, padahal
tidak semua item-item pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di annual report.
3. Saran
Berdasarkan beberapa keterbatasan diatas, maka saran untuk penelitian selanjutnya adalah:
1. Sampel pada penelitian selanjutnya hendaknya tidak dibatasi pada perusahaan manufaktur
saja, tetapi seluruh perusahaan yang terdaftar di BEJ.

21

2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan proksi kinerja keuangan yang lain, seperti ROE,
PBV, atau leverage.
3. Untuk mendapatkan rincian yang lebih lengkap mengenai data-data pengungkapan CSR
perusahaan, hendaknya data-data CSR diperoleh langsung dari perusahaan yang
bersangkutan.

22

DAFTAR PUSTAKA
Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko, 2007, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”, Makalah Simposium Nasional Akuntansi, X,
Makassar.
Anuragabudhi Ika W. dan Anna Purwaningsih, 2008, ”Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan
Sebelum dan Sesudah Stock Split”, MODUS, Vol. 20, No. 1, hal. 52-63.
Deni Darmawati, dkk., 2005, “Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan
Terhadap Perataan Laba”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia , Vol. 8, No. 1, Januari, hal. 6581.
Dwi Yana Amalia, 2007, ”Pengaruh Konservatisma Akuntansi Terhadap Penilaian Ekuitas
Perusahaan Dimoderasi oleh Good Corporate Governance”, Makalah Simposium Nasional
Akuntansi, X, Makassar.
Eddy Rismanda Sembiring, 2005, “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial: Study Empiris Pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta”,
Makalah Simposium Nasional Akuntansi, VIII, Solo.
Eddy Suranta dan Pratana Puspita Merdistuti, 2004, “Income Smoothing, Tobins’Q, Agency
Problems dan Kinerja Perusahaan” Makalah Simposium Nasional Akuntansi, VII, Denpasar.
Reni Retno Anggraini, 2006, “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi
Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar Bursa Efek Jakarta)”, Makalah
Simposium Nasional Akuntansi, IX, Padang.
Gideon S.B. Boediono, 2005, “Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governace
dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur”, Makalah Simposium
Nasional Akuntansi, VIII, Solo.
Hasnawati, 2005, ”Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan dan Dividen Terhadap Perusahaan
Publik di Bursa Efek Jakarta”, Usahawan, Vol. XXXIX, No. 9, September.
IAI, 2004, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Ietje Nazaruddin, 2006, Modul Pratikum Statistika , UMY, Yogyakarta.
Imam Ghozali, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi 3, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Kartika Nuringsih, 2005, “Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Utang, ROA,
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen: Studi 1995-1996”, Jurnal Akuntansi
dan Keuangan Indonesia , Vol.2, No. 2, Juli-Desember, hal. 103-123.

23

Kartika Hendra T., Eko Suwardi, dan Doddy Setiawan, 2008, “Corporate Social Responsibility
(CSR) dan Kinerja Perusahaan”, Indonesia.
Ketut Budiartha, 2008, “Cara Pandang Undang-Undang RI No. 40 Tahun 2007 dan UndangUndang RI No. 17 Tahun 2000 Terhadap Corporate Social Responsibility (CSR)”, Buletin
Studi Ekonomi, Vol. 13 No.2, hal. 210-215.
Mas Achmad Daniri, 2008, “Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Bag. II)”,
Indonesia.
Michell Suharli dan Megawati Oktorina, 2005, ”Memprediksi Tingkat Pengembalian Investasi
Pada Equity Securities Melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas, dan Hutang Pada
Perusahaan Publik di Jakarta”, Makalah Simposium Nasional Akuntansi, VIII, Solo.
Michell Suharli, 2007, “Pengaruh Profitability Dan Investment Opportunity Set Terhadap
Kebijakan Dividen Tunai Dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat (Studi Pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003)”, Jurnal Akuntansi
dan Keuangan, Vol. 9, No. 1, Mei, hal. 9-17.
Ni Wayan Yuniasih dan Made Gede Wirakusuma, 2009, “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good
Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi”, Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol.
4, No. 1, Januari, hal 1-10.
Rika Nurlela dan Islahuddin, 2008, “Pengaruh Corporate Social Reponsibility Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Presentase Kepemilikan Manajemen Sebagai Variabel Moderating
(Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, Makalah
Simposium Nasional Akuntansi, XI, Pontianak.
Sari Kusumastuti, Supatmi, dan Perdana Sastra, 2007, “Pengaruh Board Diversity Terhadap
Nilai Perusahaan dalam Perspektif Corporate Governance”, Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 9, No. 2, November, hal. 88-98.
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 1994, ”Dasar-dasar Manajemen Keuangan”, UPP AMP
YKPN, Yogyakarta.
Sukmawati Sukamulja, 2004, ”Good Corporate Governance di Sektor Keuangan: Dampak GCG
Terhadap Kinerja Perusahaan (Kasus di Bursa Efek Jakarta)”, BENEFIT, Vol. 8, No. 1,
Juni, hal. 1-25.
Suluh Pramastuti, 2007, “Analisis Kebijakan Dividen : Pengujian Dividend Signaling Theory dan
Rent Extraction Hypothesis”, Naskah Publikasi UGM.
Tendi Haruman, 2008, ”Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan Keuangan dan
Nilai Perusahaan”, Makalah Simposium Nasional Akuntansi, XI, Pontianak.

24

Ulupui, I. G. K. A., 2007, “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan
Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman
Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di BEJ)”, Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 2,
No. 1, Januari, hal 88-102.
Untung Wahyudi dan Hartini Prasetyaning Pawestri, 2006, ”Implikasi Struktur Kepemilikan
Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening,
Makalah Simposium Nasional Akuntansi, IX, Padang.
Werner R. Murhadi, 2008, “Studi Kebijakan Dividen: Anteseden dan Dampaknya Terhadap
Harga Saham”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 10, No. 1, Maret, hal. 1-17.
Yosefa Sayekti dan Ludovicus Sensi Wondabio, 2007, “Pengaruh CSR Disclosure Terhadap
Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta)”, Makalah Simposium Nasional Akuntansi, X, Makassar.
Zulfikar, 2006, “Analisis Good Corporate Governance di Sektor Manufaktur: Pengaruh
Penerapan Good Corporate Governance, Return On Asset, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan”, BENEFIT, Vol. 10, No. 2, Desember, hal. 130-141.
www. governance-indonesia.com
www.madani-ri.com
www. reindo.co.id
www.jsx.co.id

25

LAMPIRAN 1
DAFTAR PENGUNGKAPAN SOSIAL
(SOSIAL DISCLOSURE)
Tema Kemasyarakatan
1. Dukungan pada kegiatan seni dan budaya
2. Dukungan pada kegiatan olah raga (termasuk sponsorship)
3. Partisipasi pada kegiatan masyarakat sekitar kantor pabrik
4. Dukungan ke lembaga kerohanian
5. Dukungan ke lembaga pendidikan (termasuk bea siswa, kesempatan magang, kesempatan penelitian)
6. Dukungan ke lembaga sosial lain
7. Fasilitas sosial dan fasilitas umum
8. Prioritas lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar (temasuk pemberian fasilitas dan motivasi oleh
perusahaan untuk berwiraswasta)
Tema Produk dan Konsumen
1. Mutu produk
2. Penghargaan kualitas (termasuk sertifikat kualitas, sertifikat halal dan penghargaan)
3. Costomer Satisfication (upaya untuk meningkatkan kepuasan konsumen)
Tema Ketenagakerjaan
1. Jumlah tenaga kerja
2. Keselamatan kerja (kebijakan dan fasilitas keselamatan kerja)
3. Kesehatan (termasuk fasilitas dokter dan poliklinik perusahaan)
4. Koperasi karyawan
5. Gaji/upah
6. Tunjangan dan kesehatan lain (termasuk UMR, bantuan masa krisis, kesejahteraan untuk
karyawan, asuransi dan fasilitas transportasi)
7. Pendidikan dan latihan (termasuk kerjasama dengan perguruan tinggi negeri)
8. Kesetaraan gender dalam kesempatan kerja dan karir
9. Fasilitas peribadatan (termasuk peringatan hari besar agama)
10. Cuti karyawan (termasuk cuti yang diperlukan oleh pekerja wanita)
11. Pensiun (termasuk pembentukan/pemilihan dana pensiun)
12. Serikat pekerja
13. Kesepakatan kerja Bersama
14. Turn over pekerja
Tema Lingkungan Hidup
1. Kebijakan lingkungan
2. Sertifikasi lingkungan dan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
3. Rating (termasuk penghargaan dibidang lingkungan)
4. Energi (termasuk energi saving,total energi yang digunakan dan sebagainya)
5. Pencegahan/pengolahan polusi (termasuk pengolahan limbah)
6. Dukungan pada konservasi satwa
7. Dukungan pada konservasi lingkungan

26

LAMPIRAN 2
OUTPUT UJI NORMALITAS DATA
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N
Normal Parameters a,b

Mean
St d. Dev iation
Absolute
Positiv e
Negativ e

Most Ext reme
Dif f erences
Kolmogorov -Smirnov Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz
ed Residual
72
.0000000
.89595339
.069
.069
-.035
.585
.883

a. Test distribution is Normal.
b. Calculated f rom dat a.

OUTPUT UJI MULTIKOLINIERITAS
Coefficientsa

Model
1

(Constant)
ROA
KAUD
KIND
INST
DPR
CSR

Unstandardized
Coeff icients
B
Std. Error
-2.718
.562
12.616
1.711
.215
.456
5.114
1.113
-.331
.710
1.375
.522
1.019
.781

Standardized
Coeff icients
Beta
.582
.032
.342
-.029
.159
.091

t
-4.836
7.375
.472
4.593
-.466
2.633
1.305

Sig.
.000
.000
.638
.000
.643
.011
.196

Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.495
.667
.558
.782
.849
.638

2.019
1.499
1.793
1.279
1.178
1.568

a. Dependent Variable: Tobins_Q

OUTPUT UJI AUTOKORELASI
Runs Test

Test Valuea
Cases < Test Value
Cases >= Test Value
Total Cases
Number of Runs
Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz
ed Residual
.06753
36
36
72
31
-1.424
.154

a. Median

27

OUTPUT UJI HETEROSKEDASTISITAS
Coeffi ci entsa

Model
1

(Constant)
ROA
KI ND
INST
DPR
CSR

Unstandardized
Coef f icients
B
St d. Error
.680
.185
.120
.065
-.021
.211
.093
.181
.039
.030
-.246
.133

St andardized
Coef f icients
Beta
.285
-.015
.071
.165
-.285

t
3.670
1.848
-.099
.514
1.302
-1.848

Sig.
.001
.070
.922
.609
.198
.070

a. Dependent Variable: Abs_Res

28