ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI (1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta

Oleh:
MARIA ANDREANI MANEK
NIM.201315025

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SURAKARTA
2016

A. JUDUL PROPOSAL
ANALISIS

FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI


KINERJA

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
B. LATAR BELAKANG
Sistem informasi merupakan kumpulan sumber daya manusia yang
bertanggung jawab untuk mengolah data keuangan menjadi informasi atau laporan
keuangan yang ditujukan kepada pihak internal dan eksternal perusahaan. Sistem
informasi akuntansi dapat dilaksanakan secara manual atau dengan memanfaatkan
komputer. Pada umumnya perkembangan Sistem informasi akuntansi sangat
berpengaruh terhadap suatu perusahaan, dikarenakan sistem informasi akuntansi
akan memperlancar pekerjaan manusia dan berkembang sesuai dengan tutuntan
jaman sekarang.
Sistem Informasi Akuntansi memberikan manfaat yang besar untuk mencapai
tujuan organisasi perusahaan. Secara tipikal, suatu sistem dikatakan berhasil jika
dipenuhi tiga kondisi yakni: penggunaan dari sistem tersebut meningkat, persepsi
pemakai atas kualitas sistem lebih baik dari sebelumnya, atau kepuasan pemakai
informasi meningkat.
Perkembangan teknologi berkembang sangat pesat termasuk di bidang
komunikasi. Salah satu pengaruh dari teknologi komunikasi adalah perkembangan

pengolahan data. Sistem informasi terus mengalami perubahan sehingga diperlukan
penyesuaian setiap waktu. Penyesuaian dilakukan jika timbul masalah atau jika ada
kebutuhan .baru (Romney & Steinbart, 2005:270).
Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi,
meliputi keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi, dukungan

manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem infomasi, pelatihan dan
pendidikan pemakai, ukuran organisasi, kemampuan teknik personal sistem
infomasi, keberadaan dewan pengarah sistem infomasi dan lokasi departemen
sistem infomasi, Soegiharto (2001) dan Jen (2002) dalam Almilia (2007). Ada tiga
bidang pemanfaatan teknologi informasi dalam perbankan. Pertama, mendukung
pelayanan kepada nasabah secara langsung, Kedua ,mendukung kegiatan back
office. Ketiga, secara tidak langsung terkait dengan kegiatan operasional transalai
perbankan, namun mempunyai fungsi penting imtuk mendukung manajemen dalam
mengelola bank, dalam proses pengambilan keputusan (Mc. Farlan dan Mc.
Kenney, 1996 dalam Satadamrul, 2004).
Penelitian oleh Jen (2002) dalam Almilia (2007) menguji faktor yang
dapat meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Jen menguji kembali
penelitian Soegiharto dan hasilnya menunjukkan semakin tinggi tingkat formalisasi
dalam proses pengembangan sistem informasi, kepuasan pemakai semakin tinggi,

tetapi pemakaian sistem menurun. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa
kepuasan pemakai pada perusahaan yang departemen sistem informasinya berada di
departemen lainnya, akan lebih tinggi daripada perusahaan yang departemen sistem
informasinya terpisah dan berdiri sendiri.
Sasmita (2003) dalam Almilia (2007) meneliti tentang faktor yang
mempengaruhi kinerja SIA. Hasilnya berbeda dengan penelitian oleh Soegiharto
dan Jen. Terdapat enam faktor yang mempengaruhi kinega SIA, yaitu keterlibatan
pemakai dalam pengembangan SLA, kemampuan teknik personal SIA, dukungan
manajemen pimcak, formalisasi pengembangan sistem informasi, keberadaan
dewan pengarah sistem informasi, dan lokasi departemen sistem informasi. Almilia

(2007) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kineija Sistem Informasi
Akuntansi pada bank umum pemerintah di Sidoarjo dan Surabaya Hasilnya
menunjukkan hanya dukungan manajemen puncak yang berpengaruh terhadap
kepuasan pemakai. Faktor program pelatihan dan pendidikan dan keberadaan
dewan pengarah datanya tidak dapat diolah. Sedangkan lima faktor Iainnya tidak
berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dan pemakaian sistem.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini
dilakukan dengan mengambil judul ” ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA

PERUSAHAAN PERBANKAN ”.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat diambil
untuk penelitian ini sebagai berikut :
a.

Apakah kapasibilitas personil SI berpengaruh positif terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi?
b.

Apakah dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap kinerja

sistem informasi akuntasi?
c.

Apakah

formalisasi


pengembangan

sistem

berpengaruh

positif

terhadap kinerja sistem informasi akuntasi?
d.

Apakah program pelatihan dan pendidikan berpengaruh terhadap

kinerja sistem informasi akuntasi?

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini antara
lain sebagai berikut :
1.


Mengetahui pengaruh kapasibilitas personil SI berpengaruh positif

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
2.

Mengetahui pengaruh dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap

kinerja sistem informasi akuntasi.
3.

Mengetahui pengaruh program pelatihan dan pendidikan berpengaruh

terhadap kinerja sistem informasi akuntasi.
4.

Mengetahui pengaruh formalisasi pengembangan sistem berpengaruh

positif terhadap kinerja sistem informasi akuntasi.


E. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian yang dapat
diambil untuk penelitian ini sebagai berikut :
1.

Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dan ide untuk akademisi dalam rangka mengkaji dan mengembangkan bidang
kajian pada sistem informasi akuntansi (SIA).
2.

Manfaat Praktis

a.

Bagi Perusahaan

Sebagai acuan yang mendasar dalam pengambilan keputusan tentang penilaian
kinerja sistem informasi akuntansi.


b.

Bagi Akedemisi

Sebagai bahan, sumber, dan literatur yang berguna bagi pihak akademisi
mengenai penilaian kinerja sistem informasi akutansi.
c.

Bagi Karyawan

Sebagai bahan masukan bagi karyawan agar kiberja sistem informasi akuntansi
lebih meningkat.
d.

Bagi Peneliti Lain

Sebagai refrensi informasi bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang
penelitiannya sejenis.
F.


LANDASAN TEORI

1.

Sistem Informasi Akuntansi

Sistem merupakan gabungan dari bersekelompok dua atau lebih komponen
yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk tujuan yang
sama (James A Hall, 2009).
Informasi merupakan salah satu hal yang sangat penting di dalam organisasi,
tanpa informasi kegiatan operasional tidak dapat berjalan dengan baik. Jogiyanto
(2005) mendefenisikan informasi sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang
lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
Sistem informasi (information system) merupakan serangkain prosedur formal
dengan data yang terpadu, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepara
pengguna

jasa.


Sistem

informasi

akuntansi

merupakan

suatu

kerangka

pengkoordinasian sumber daya (data, materials, equiptment, supplier, personal and
founds) untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa

informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan
menyediakan informasi akuntansi bagi para pengguna jasa (Wilkinson, 1991 dalam
Almilia, 2007).
Sistem informasi


adalah

serangkaian

prosedur

formal

dimana

data

dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan di distribusikan ke para pengguna
(James A Hall, 2009). Sedangkan Jogianto (2005) sistem informasi merupakan
kebutuhan pengolah transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan
kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan
laporan-laporan yang diperlukan.
2.

Model Umum SIA

Pada aspek ini terdapat tujuh elemen model umum SI yang digunakan, yaitu:
a.

Pengguna Akhir

Pengguna akhir (end user) dibagi menjadi dua kelompok yang umum, yaitu
eksternal dan internal. Pengguna eksternal meliputi para kreditor, pemegang saham,
calon investor, lembaga pemerintahan, kantor pajak, pemasok dan pelanggan. Para
pengguna internal meliputi bank, sekuritas pengubahan komisi, dan pendapatan jasa
internal (internal revenue service), yang akan menerima informasi dalam bentuk
keuangan, laporan pajak, serta berbagai laporan lainnya yang secara hokum wajib
dibuat oleh perusahaan. Para pengguna internal meliputi pihak manajemen di tiap
tingkat dalam perusahaan, serta personel operasional. Berlawanan dengan laporan
eksternal, perusahaan memiliki ukuran untuk memenuhi kebutuhan para pengguna
internalnya.
b.

Sumber Data

Sumber data (data source ) adalah berbagai transaksi keuangan yang masuk
kedalam sistem informasi baik dari sumber internal maupun eksternal. Transaksi
eksternal adalah sumber data yang paling umum untuk kebanyakan perusahaan.
Transaksi keuangan internal melibatkan pertukaran atau perpindahan sumber daya
dalam perusahaan.
c.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data (data collection) adalah tahap operasional pertama dalam
sistem informasi. Tujuannya adalah memastikan bahwa data kegiatan yang masuk
ke dalam sistem valid, lengkap, dan bebas dari kesalahan.
d.

Pemrosesan Data

Berbagai pekerjaan dalam tahap pemrosesan data (data processing) berkisar
dari yang sederhana hingga rumit. Contohnya meliputi logaritma matematika
(seperti model pemograman linear) yang digunakan untuk aplikasi penjadwalan
produksi, berbagai teknik statistic untuk perkiraan penjualan, dan prosedur
pencatatan serta pembuatan ikhtisar yang digunakan didalam aplikasi akuntansi.
e.

Manajemen Basis Data

Basis data (database) perusahaan adalah tempat penyimpanan fisik data
keuangan dan nonkeuangan. Basis data dapat berarti lemari penyimpanan arsip
ataupun disket computer. Apapun basis datanya, isinya dapat disajikan kedalam
hierarki yang logis.
f.

Pembuatan Informasi

Pembuatan informasi (information generation) adalah proses menyusun,
mengatur, menformat, dan menyajikan informasi ke para pengguna. Informasi
dapat berupa dokumen operasional seperti pesanan penjualan, laporan yang
terstruktur, atau sebuah pesan dalam layar komputer.
g.

Umpan Balik

Umpan balik (feedback) adalah suatau bentuk outpiut yang dikirim kembali ke
system sebagai sumber data. Umpan balaik dapat bersifat internal atau eksternal
dan digunakan untuk memulai atau mengubah proses. Umpan balik internal dari
informasi ini akan memulai proses pemesanan kembali untuk mengisi kembali
persediaan. Dalam cara yang sama, umpan balik eksternl mengenai tingkat ulang
pelanggan yang tidak dapat tertagih dapat digunakan untuk menyesuaikan
kebijakan pemberian kredit perusahaan
3.

Kinerja sistem Informasi Akuntansi

Menurut McLeod (1998: 310-312) kinerja Sistem Informasi Akuntansi adalah
kemampuan sistem untuk apa yang seharusnya dilakukan oleh sistem tersebut.
Dalam kinerjanya, SIA mengumpulkan data yang menguraikan aktifitas
perusahaan, merubah data menjadi informasi, dan membuat informasi tersebut
dapat digunakan oleh pemakai dari dalam dan luar perusahaan. Kinerja SIA terdiri
dari empat tugas utama, yaitu: pengumpulan data, penyampaian data, penyimpanan
data, dan penyimpanan dokumentasi.
Penilaian kinerja berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas tertentu,
apakah berhasil atau gagal dicapai. Ukuran keberhasilan sistem informasi yang

sering digunakan terbagi dalam dua katagori umum, yaitu : ekonomi dan personal
(Galleta & Lederer). Hasil ekonomi yang dimaksud berupa meningkatnya
keuntungan/profit, sedangkan hasil personal tidak berhubungan langsung dengan
perubahan profit, yaitu kepuasan para penggunanya dan penggunaan sistem
informasi.
Faktor-faktor yang memperngaruhi kinerja sistem informasi akuntansi antara
lain:
a.

Kapasibilitas Personil S1

Kemampuan teknik pemakai yang baik akan mendorong pemakai untuk
menggunakan sistem informasi akuntansi sehingga kinerja sistem informasi
akuntansi lebih tinggi. Pemakai sistem informasi yang memiliki kemampuan teknik
baik yang diperolehnya dari pendidikan atau dari pengalaman menggunakan sistem
akan meningkatkan kepuasan dalam menggunakan sistem informasi akuntansi,
sehingga

akan

terus

menggunakannya

dalam

membantu

menyelesaikan

pekerjaannya karena pemakai memiliki pengetahuan dan kemampuan memadai,
(Hary, 2014:5).
b.

Dukungan Manajemen Puncak

DcLone (1998), dan Choe (1996) dalam Tjhai Fung (2002) telah mengajukan
dan empiris menguji bahwa dukungan manajemen puncak mempunyai pengaruh
positif terhadap kinerja SI melalui berbagai macam kegiatan.
Manajemen puncak bertanggung jawab atas penyediaan pedoman umum bagi
kegiatan sistem informasi. Tingkat dukungan yang diberikan oleh manajemen
puncak bagi sistem informasi organisasi dapat menjadi fakor yang sangat penting

dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem
informasi (Raghunathan dan Raghunathan, 1998 dala Tjhai Fung, 2002).
c.

Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi

Penelitian yang dilakukan oleh Neal dan Rander (1973) dalam Tjhai Fung
(2002) secara empiris menunjukkan hubungan positif atara riset operasional atau
keberhasilan kelompok manajemen sains dan formalisasi dengan proseduralisasi
riset operasi atau manajemen sains.
d.

Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai

Semua pegawai (user system) yang akan menggunakan baru itu harus
didoktorinasikan dan prosedur yang mengarahkan pengguna dan informasi yang
dapat disajikan sistem bagi keperluan mereka. Program pelatihan bisa sangat mahal
dan menghabiskan banyak waktu, namun program ini memberikan manfaat yang
sangat besar.
Dengan pelatihan dan pendidikan, pemakai bisa mendapatkan kemampuan
untuk mengidentifikasi persyaratan informasi mereka dan kesungguhan serta
keterbatasan SI dan kemampuan ini dapat mengarah pada peningkatan kinerj
(Montazemi, 1998 dalam Komara, 2005).
G. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian Komara

(2002) mengadakan

penelitian factor-faktor yang

mempengaruhi SIA adalah :
1.
SIA.

Keterlibatan pemakai berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

2.

Kapasibilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja SIA.

3.

Ukuran organisasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja

SIA.
4.

Dukungan top manajemen berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja

SIA.
5.

Formalisasi pengembangan sistem informasi berpengaruh positif tidak

signifikan terhadap kinerja SIA.
6.

Kinerja SIA cenderung sama, baik yang ada dalam perusahaan yang

memiliki program pelatihan dan pendidikan maupun perusahaan yang tidak
memiliki program pelatihan dan pendidikan,
7.

Kinerja SIA cenderung sama, baik yang ada dalam perusahaan yang

terdapat komite pengendali SI maupun perusahaan yang tidak terdapat komite
pengendali SI.
8.

Kinerja SIA cenderung sama, pada perusahaan yang lokasi departemen SI-

nya terpisah dengan perusahaan yang lokasi SI-nya tergabung dengan bagian
lainnya.
Penelitian Tjhai Fung (2002) mengadakan penelitian factor-faktor yang
mempengaruh SIA adalah :
1.

Keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja SIA

dikarenakan adanya hubungan yang positif antara keterlibatan pemakai dalam
proses pengembangan sistem informasi dalam kinerja SIA.

2.

Semakin tinggi kemampuan tingkat personil SIA akan meningkatkan

kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan positif antara kemampuan teknik
personal SIA dengan kinerja SIA.
3.

Semakin besar dukungan yang diberikan manejemen puncak akan

meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan positif antara dukungan
manejemen puncak dalam proses pengembangan dan pengoperasian SIA dan
kinerja SIA.
4.

Semakin tinggi tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi di

perusahaan akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan positif
antara formalisasi pengembangan sistem dengan kinerja SIA.
5.

Kinerja SIA akan lebih tinggi apabila program pelatihan program

pelatihan dan pendidikan diperkenalkan.
6.

Kinerja SIA akan lebih tinggi apabila terdapat dewan pengarah.

Penelitian Almilia

(2007)

mengadakan

penelitian

factor-faktor

yang

mempengaruhi SIA adalah:
1.

Tidak ada pengsruh keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA

terhadap kinerja SIA.
2.

Tidak ada kemampuan teknik personal SIA terhadap kinerja SIA.

3.

Tidak ada pengaruh ukuran organisasi terhadap kinerja SIA.

4.

Ada pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kinerja SIA.

5.

Tidak ada pengaruh formalisasi pengebangan SI terhadap kinerja SIA.

6.

Data program pelatihan dan pendidikan tidak dapat diolah.

7.

Data keberadaan dewan pengarah tidak dapat diolah.

8.

Tidak ada pengaruh lokasi departemen SI terhadap kinerja SIA.

H. KERANGKA BERFIKIR
Kerangka pemikiran merupakan suatu model konseptual tentang bagaimana
teoi-teori berhubungan dengan beberapa faktor yang akan diindentifikasikan
sebagai suatu permasalahan (Sekaran, 2009). Kerangka pemikiran menunjukkan
beberapa variabel berbeda yang digunakan dalam penelitian untuk menggambarkan
tentang bagaimana hubungan antar variabel tersebut.
Variabel Independen

Variabel

Dependen

Kapasibilitas Personil SI
Dukungan Manajemen Puncak
Formalisasi Pengembangan Sistem
Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi

I.

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

1.

Kapasibilitas Personil S1

Pemakai sistem informasi yang memiliki kemampuan yang diperoleh dari
pendidikan dan pengalaman akan meningkatkan kepuasan dalam menggunakan SIA
dan akan terus menggunakannya dalam membantu menyelesaikan pekerjaannya
karena pemakai memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memadai. Para
peneliti mengasumsikan bahwa tingkat pengetahuan komputer pengguna akhir
secara langsung mempengaruhi kepuasan dengan suatu CBIS (Bruwer 1984;
Hirschheim 1985; Nelson dan Cheney 1987) dalam Acep Komara (2005). Sejalan
dengan asumsi tersebut, Choe (1996) menemukan hubungan positif antara
kapabilitas personil SIA dan penggunaan sistem.
Dalam penelitian yang lainnya, Montazemi (1988) menemukan bahwa tingkat
pengetahuan computer pengguna akhir mempengaruhi kepuasan dan apresiasi
(penghargaan) terhadap CBIS. Pengamatan tersebut memperkuat

persepsi

Hirschheim (1985), Nelson dan Cheney (1987). Huff dan Munro (1985) dalam
Acep Komara (2005) juga menemukan bahwa kapabilitas personil SI berpengaruh
kepada kualitas desain dan kinerja SI.
Dengan memperhatikan penjelasan dan hasil penelitian sebelumnya maka
hipotesis pertama yang diajukan adalah:
H1: Kapasibilitas personil SI berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi
2.

Dukungan Manajemen Puncak

Thjai Fung Jen (2002) dalam Almilia dan Briliantien (2007)

berpendapat bahwa semakin besar yang diberikan manajemen puncak akan
meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara
dukungan menejemen puncak dalam proses pengembangan dan pengoprasian
SIA dengan kinerja SIA.begitu juga dalam penelitian Soegiharto (2001) juga
menjelaskan bahwa terdapat pengaruh antara dukungan manajemen puncak
dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi terhadap kinerja
Sistem Informasi Akuntansi. Dengan memperhatikan penjelasan dan hasil
penelitian sebelumnya maka hipotesis kedua yang diajukan adalah :
H2 : Dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap kinerja Sistem
Informasi Akuntansi
3.

Formalisasi Pengembangan Sistem

Penelitian yang dilakukan oleh Neal dan Rander (1973) dalam Soegiharto
(2001) secara empiris menunjukkan hubungan positif antara riset operasional atau
keberhasilan kelompok manajemen sains dan formalisasi dengan proseduralisasi
riset operasi atau manajemen sains. Dalam masalah sistem informasi, hubungan
antara formalisasi pengembangan sistem dan keberhasilan SI diusulkan dan diuji
secara empiris oleh Lee dan Kim (1992) dan Thayer, et. al..(1981) dalam Acep
Komara (2005). Keduanya mengusulkan bahwa formalisasi pengembangan sistem
mempengaruhi keberhasilan implementasi SI.
Dengan memperhatikan penjelasan dan hasil penelitian sebelumnya maka
hipotesis keempat yang diajukan adalah:
H3: Formalisasi pengembangan sistem berpengaruh terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi.

4.

Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai

Thjai Fung Jen (2002) dalam Almilia dan Briliantien (2007)
berpendapat bahwa kinerja SIA akan lebih tinggi apabila Program pelatihan
dan pendidikan pemakai diperkenalkan. Riset Holmes dan Nicholls (1988)
menunjukkan bahwa pelatihan formal berpengaruh terhadap penyiapan
informasi akuntansi. Para peneliti lainnya telah mengajukan pengaruh
pelatihan pengguna terhadap keberhasilan SIA (Cheney, 1986; Sanders dan
Courtney, 1985; Yaverbaum dan Nosek, 1992; Nelson dan Cheney 1987)
dalam Soegiharto (2001). Dengan memperhatikan penjelasan dan hasil
penelitian sebelumnya maka hipotesis ketiga yang diajukan adalah:
H4: Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai berpengaruh terhadap
kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

J. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian empiris metode yang digunakan adalah dengan
metode survei. Metode survei adalah riset yang diadakan untuk memperoleh faktafakta tentang gejala-gejala atas permasalahan yang timbul (Umar, 2003:33). Penelitian
ini dilakukan dengan mengambil sampel dari karyawan Bank Jateng di Kabupaten

Karanganyar.
2. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu Bank Jateng di Kabupaten
Karanganyar. Jangka waktu penyebaran dan pengembalian kuesioner direncanakan
selama bulan Juni 2017.
3.
a.

Populasi dan Sampel
Populasi

Populasi dapat didefinisikan sebagai kelompok elemen yang lengkap, kita
tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003:53).
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian pelaksanaan Bank Jateng di
Kabupaten Karanganyar yang menggunakan Sistem Informasi Akuntansi.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan subyek penelitian wakil
dari para anggota populasi (Supardi, 2005:103). Sampel penelitian ini adalah
karyawan di Bank Jateng

Kabupaten Karanganyar yang menggunakan Sistem

Informasi Akuntansi.
4. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kualitatif, berupa analisis survei atas
jawaban yang diberikan oleh responden terhadap pertanyaan yang ada dalam
kuesioner (Anugriani, 2014). Data kualitatif adalah data informasi yang berbentuk
kalimat verbal.
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah data primer. Data primer merupakan data
yang diambil secara langsung tanpa melalui perantara (Indriantoro, 2002). Data
primer diperoleh melalui kuisioner yang diserahkan kepada responden. Jawaban
dari kuisioner akan diolah dan diuji untuk memperoleh hasil penelitian. Sumber
data terdiri dari beberapa tanggapan kuisioner yang dikumpulkan dengan cara
melakukan penelitian langsung ke Bank Jateng Kabupaten Karanganyar.
5.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawab (Sugiyono, 2011:142). Tujuan dari pertanyaan dalam kuesioner
tersebut yaitu untuk memperoleh data sesuai dengan factor-faktor yang
mempengaruhi kinerja perusahaan perbankan.
6. Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Sugiono (2009) menyebutkan variabel independen atau bebas adalah variabel
yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau tibulnya variabel
terikat.
1)

Kapasibilitas Personil SI

Kapabilitas Personal SI merupakan keahlian, kapabilitas, dan tingkat
pengalaman dari seorang pengguna sistem informasi dalam mengoperasikan
suatu program guna memenuhi tugas dan kewajibannya
2)

Dukungan Manajemen Puncak

Dukungan manajemen puncak dalam penelitian ini diartikan sebagai
pemahaman puncak tentang sistem computer dan tingkat minat, dukungan, dan
pengetahuan SI atau komputerisasi (Komara, 2005).
Variabel dukungan manajemen puncak diukur dukungan yang diberikan oleh
manajemen puncak dalam pengembngan dan operasi dari sistem informasi di
perusahaan (Almilia, 2007).
3) Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai
Pelatihan dan pendidikan pemakai merupakan usaha secara formal untuk
tujuan transfer pengetahuan SI yang diisyaratkan meliputi konsep-konsep Sistem
Informasi, kemampuan teknis, keamampuan organisasi, dan pengetahuan mengenai
produk-produk Si spesifik (Almilia, 2007).
4)

Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi

Formalisasi merupakan bentuk legalitas sistem informasi akuntansi yang
digunakan dalam perusahaan.
Diukur dengan teknik penyusunan sistem informasi (Almilia, 2007).
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Sugiono (2009) menyatakan variabel dependen atau terikat merupakan variabel
yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel
dependen penelitian ini adalah kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur dari
sisi kepuasan pemakai sistem yang dilakukan oleh Tjhai Fung (2002), Komara
(2005), Almilia (2007).
K.
a.
1)
Uji

METODE ANALISIS DATA
Uji Validitas dan Reliabititas
Uji Validitas
validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan sah atau valid tidaknya jika pertanyaan pada
kuisioner tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner
tersebut (Ghozali, 2001). Pengukuran ini dilakukan dengan bantuan computer yang
menggunakan program SPSS. Kriteria yang digunakan adalah jika
besar dari

r hitung

lebih

r tabel . Tingkat signifikan yan digunakan dalam penelitian ini adalah

5%.
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang
merupakan indikator dari variabel dan konstruk.
Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran
reliabilitas disini diukur dengan program SPSS dengan pengujian uji statistik
Cronbach Alpha (α). Tingkat signifikan dalam penelitian ini adalah sebesar 5%.
Apabila koefisien yang dihasilkan dari uji reliabilitas yaitu

r hitung

lebih besar dari

r tabel , maka data tersebut dapat diandalkan. Criteria suatu instrument dikatakan
reliable jika memiliki Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 (Ghozali, 2001).
b. Uji Asumsi Klasik
Menurut V. Sujarna Sijarweni, 2015 membagiuji asumsi klasik menjadi tiga
elemen, antara lain:
1) Uji Multikolinearitas
Uji multikolonearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel
independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu model.
Kemiripan antar variabel independen akan mengakibatkan suatu korelasi yang
sangat kuat. Selain itu untuk uji ini juga untuk menghindari kebiasaan dalam proses
pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing
variabel independen terhadap valiabel dependen. Jika VIF yang dihasilkan antara 110 maka tidak terjadi multikolinearitas.
2) Uji Autokorelasi
Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel
sebelumnya. Untuk data time series autokorelasi sering terjadi. Tapi untuk data
yang sampelnya crossection jarang terjadi karena variabel pengganggu satu berbeda
dengan yang lain. Mendeteksi autokorelasi dengan menggunakan nilai Durbin
Watson dengan kriteria jika:
a) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
b) Angka D-W berada diantara -2 dan +2 berarti tidak ada autokorelasi.
c) Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3) Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode
pengamatan ke periode pengamatan lain. Cara memprediksi ada tidaknya
heteroskedastitas pada suatu mode dapat dilihat dengan pola gambar Scatterplot,
regresi tidk terjadi heteroskedastitas jika titik-titik data menyebar di atas dan di bawah
atau di sekitar angka 0, titik-titik data mengumpul hanya di atas atau di bawah saja,

penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar
kemudian menyempit dan melebar kembali, penyebaran titik-titik data tidak berpola.
c. Uji Hipotesis
1) Uji Regresi Berganda
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruhi inovasi produk,

kualitas pelayanan dan promosi terhadap kepuasan konsumen. Selain itu juga
analisis Regresi digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini, yang modelnya sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Di mana:
Y = Kinerja SIA
a = bilangan konstanta
X1 = Kapasibilitas Personil SI
X2 = Dukungan Manajemen Puncak
X3 = Formalisasi Pengembangan SI
X4 = Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai
b1 - b4
= Koefisien persamaaan regresi
e = error
2) Uji t
Uji t adalah pengujian kefisien regresi parsial individual yang digunakan untuk
mengetahui apakah variabel independen (X1) secara individual mempengaruhi
variabel dependen (Y). Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
suatu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerapkan
variabel variabel dependen. Pengujian ini bertujuan untuk memastikan apakah
variabel independen yang terdapat dalampersamaan tersebut berpengaruh terhadap
nilai dependen.
Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai uji ttabel dengan thitung
dengan tingkat signifikansi 5%, yang mana t hitung > ttabel, maka masing-masing
variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Sebaliknya jika thitung > ttabel, maka masing-masing variabel independen
secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen.

3)

Uji F

Uji F bertujuan selain untuk mengetahui pengaruh semua variabel bebas yang
terdapat di dalam model secara bersama-sama terhadap variabel terikat, juga untuk
mengetahui apakah model regresi berganda yang digunakan fit atau tidak.
Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai uji Ftabel dengan Fhitung,
yang mana jika Fhitung > Ftabel, maka model regresi signifikan atau fit. Sebaliknya jika
Fhitung > Ftabel, maka model regresi tidak signifikan atau tidak fit.
4) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah diantara 0 dan 1, Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
idependen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksikan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2011).

DAFTAR PUSTAKA
Acep Komara. 2005. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi. SNA 8.
Almilia, LS dan Irmaya Briliantien, 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di
Wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Jurnal Akuntansi. Surabaya: STIE
Perbananas.
Amrul, Zadat. 2005. Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi. Materi Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Solo : 15-16 September 2005.
Ghozali, I., 2008, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.
Handayani Siregar, Astuti. 2009. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Pengaruhnya Terhadap Kinerja Individual pada Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Denpasar Barat. Dalam Jurnal AUDI, Jurnal Akuntansi dan
Bisnis. 4(2): h: 139-150. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana.
http://fisipuin.satugen.com/blog/Pengertian-Sistem-Informasi-Menurut-Para-Ahli-Definisi
Jogiyanto, Hartono. 2002. Pengendalian Komputer: Dasa Ilmu Komputer,
Program Sistem Informasi dan Intelegensi Buatan. Yogyakarta: Penerbit
Andi Yk.
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Rini Handayani. 2007. Analisis Faktor-faktior yang Mempengaruhi Penggunaan
Minat Pemanfaatan Sistem Informasi dan Pengguna Sistem Informasi.
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia).
STIE Atma Bhakti Surakarta. SNA X.
Sekaran, Umar. 2000. Reseach For Business: A Skull-Building Approach, (Third
edition). John Willey dan Sons,Inc.
Sugiyono, 2009. Statistika Untuk Penelitian. Jakarta: Alfabeta.
Sujarweni Wiratna V, 2015. Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta:
PUSTAKAARUPRESS
Tjhai Fung Jen. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi. Dalam Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume IV No.2, h : 135154.