MELATIH KEMAMPUAN BELAJAR MENGANALISIS U
MELATIH KEMAMPUAN BELAJAR MENGANALISIS UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAHAR PADA PEMBELAJARAN
SAINS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL EXAMPLE
NON EXAMPLEDI KELAS IV SD NEGERI
76/1 SUNGAI PENUH
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Jambi Untuk
Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
DISUSUN OLEH:
NAMA
NIM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
SAINS berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara
sistematis sehingga Sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan satu proses penemuan. Pendidikan Sains diharapkan menjadi
wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta
prospek lebih lanjut dalam menerapkan nya di dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajaran nya menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi alam sekitar secara
ilmiah.
1) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam cipta-Nya. 2) Mengembangkan
Pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep Sains yang bermanfaat dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan rasa ingin
tahu sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara Sains, lingkungan teknologi dan masyarakat. 4)
Mengembangkan keterampilan proses kutuk menyelidiki alam sekitar
memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5) Meningkatkan kesadaran
untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam. 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan
Segala keteraturan nya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7) Memperoleh
bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan Sains sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SLTP.
Untuk
mengetahui
proses
pelaksanaan
pembelajaran
mengelompokkan hewan berdasarkan jenis makanannya, peneliti melakukan
diskusi bersama guru kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh.
3
Dari pembelajaran yang dilakukan guru kelas IV SD Negeri 76/1
Sungai
Buluh
pada
pembelajaran
materi
Mengelompokkan
Hewan
Berdasarkan Jenis Makanannya yang mana standar kompetensi nya
Mengelompokkan hewan
berdasarkan jenis
makanannya. Sedangkan
kompetensi dasarnya adalah (1) Mengidentifikasi jenis makanannya. (2)
Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya, dengan jumlah siswa
sebanyak 20 orang. Dengan data nilai terlampir.
Dari hasil ulangan mata pelajaran Sains yang dilaksanakan oleh guru
kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh ternyata hasil belajar siswa tidak
begitu memuaskan dari 20 orang hanya 11 orang siswa yang mencapai nilai di
atas, yaitu 6 orang yang mendapat nilai 7 ada 5 orang yang mendapat 6 ada 3
orang siswa yang mendapat nilai 5 ada 3 orang siswa yang mendapat nilai 4
dan 3 orang siswa mendapat nilai 3. Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa
kelas IV belum dikatakan berhasil dalam menjawab soal evaluasi yang
diberikan, karena yang memperoleh nilai di atas 6 hanya 11 orang.
Tabel I Nilai hasil belajar siswa sebelum tindakan
Nilai
Jumlah Siswa
7
6
5
4
3
6
5
3
3
3
Ketuntasan
Ya
Tidak
Kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan guru kelas IV dalam
pembelajaran mengelompokkan hewan berdasarkan jenis makanannya masih
sangat rendah. Sehingga dapat dilihat dari hasil evaluasi siswa, Diana tingkat
4
ketuntasan hanya mencapai 30% sedangkan kriteria ketuntasan minimal
(KKM) 70. Dapat disimpulkan bahwa siswa kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai
Buluh mengalami permasalahan dalam pembelajaran mengelompokkan
hewan berdasarkan jenis makanannya.
Melalui analisis masalah yang dilakukan bersama guru kelas IV SD
Negeri 76/1 Sungai Buluh. Proses pembelajaran pengelompokan hewan
berdasarkan jenis makanannya yang telah dilaksanakan guru kelas IV seperti
yang tergambar sebagai berikut: Dalam pembelajaran pengelompokan hewan
pertama-tama guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab saja sehingga membuat siswa menjadi jenuh dan
bosan untuk belajar. Kemudian guru menugaskan kepada siswa untuk
mengajarkan latihan. Pada saat berlangsungnya proses pembelajaran banyak
siswa yang tidak bersemangat dan acuh tak acuh, hal ini terlihat dari aktivitas
siswa yang hanya diam selama proses pembelajaran berlangsung, siswa tidak
memperhatikan guru saat menerangkan pelajaran, dan siswa selalu bermain
dengan teman se bangku.
Dari hasil analisis masalah yang dilakukan guru kelas IV maka
diperoleh penyebab masalah siswa belum mampu mengelompokkan hewan
berdasarkan jenis makannya, yaitu: (1) Guru dalam pembelajaran kurang
memberikan penjelasan secara rinci, (2) Model yang digunakan guru dalam
pembelajaran Sains, selama ini masih menggunakan metode ceramah, latihan
dan mencatat, (3) tidak adanya usaha guru untuk merangsang ingatan siswa
(4) Belum adanya guru bidang studi Sains yang bersangkutan dalam
5
menerapkan model Example Non Example dalam pembelajaran Sains yang
lebih sesuai materi, (5) Masih rendahnya hasil belajar dan prestasi siswa
dalam bidang studi Sains, (6) Dalam mengajar guru tidak menggunakan
media yang sesuai dengan materi.
Menguasai materi merupakan bagian yang terpenting yang harus
dikuasai anak. Mengingat pengetahuan sangat dibutuhkan dalam menunjang
proses pembelajaran seperti media dan metode pembelajaran yang tepat
sehingga dapat mempermudah kemampuan menguasai materi. Pada
umumnya kemampuan siswa dalam menganalisis materi ajar masih sangat
rendah, hal ini dikarenakan dalam menganalisis membutuhkan konsentrasi
dan kemampuan pengetahuan yang tinggi dalam tahap menilai, memilih,
mengelompokkan serta membandingkan dan membedakan sehingga materi
ajar dapat dikuasai siswa.
Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat
pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana
kelas
perlu
direncanakan
dan
dibangun
sedemikian
rupa
dengan
menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh
kesempatan berinteraksi satu sama lainnya sehingga pada gilirannya dapat
diperoleh prestasi belajar yang optimal. Untuk itu, usaha yang harus di
lakukan adalah dengan melakukan perbaikan terhadap pola pembelajaran
yang melibatkan aktivitas, kemampuan menganalisis dan mengembangkan
kreativitas siswa serta mental siswa.
6
Dari faktor penyebab kesulitan siswa dalam belajar Sains diperlukan
satu tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung di kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh yaitu
upaya yang dilakukan peneliti adalah dengan menerapkan model Example
Non Example.
Model example non example adalah model yang menggunakan media
gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong
siswa untuk belajar berpikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahanpermasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan.
Model example Non Example juga merupakan model yang
mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah
konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak
konsep yang kita pelajar di luar sekolah melalui penganan dan juga dipelajari
melalui definisi konsep itu sendiri. Example Non Example adalah taktik yang
dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.
Dengan menggunakan Model Example Non Example, media gambar
yang digunakan terlebih dahulu harus dianalisis untuk memahami satu
gambar yang diperlukan pemikiran kritis. Inilah salah satu manfaat
penggunaan gambar dan penerapan model Example Non Example dalam
pengajaran yakni membangkitkan berpikir pada diri siswa.
Mencermati uraian latar belakang masalah sebagaimana disajikan di
atas, maka dapat dirumuskan judul penelitian ini dengan rumusan “Melatih
kemampuan belajar menganalisis untuk meningkatkan hasil belajar pada
7
pembelajaran Sains dengan menggunakan Model Example Non Example di
kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh”
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana Melatih kemampuan
belajar
menganalisis
untuk
meningkatkan
hasil
belajar
pada
pembelajaran Sains dengan menggunakan model Example Non Example
di kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh?”
Pemecahan masalah ini dilakukan melalui penelitian tindakan kelas,
alternatif pembelajaran untuk mengatasi kesulitan siswa dalam belajar Sains
dengan menerapkan Model Example Non Example.
Adapun dasar-dasar pertimbangan atau alasan menggunakan model
Example Non Example adalah sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan model Example Non Example, mendorong siswa
untuk
berpikir
secara
kritis
dalam
memecahkan
permasalahan-
permasalahan.
2. Dengan menggunakan model Example Non Example, siswa mengetahui
aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Dengan model Example Non Example siswa dapat menganalisis gambargambar dan dapat mengemukakan pendapatnya.
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah
“Melatih kemampuan belajar menganalisis untuk meningkatkan hasil belajar
pada pembelajaran Sains dengan menggunakan model Example Non Example
di kelas IV SD N 76/1 Sungai Buluh.
8
1.4.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
1) Untuk memperdalam ilmu pengetahuan yang telah penulis terima dari
Fakultas Universitas Jambi
2) Sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata (S1)
Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNIVERSITAS JAMBI.
2. Bagi Siswa
1) Dapat meningkatkan hasil belajar
2) Dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran
3) Dapat meningkatkan kemampuan menganalisis materi pembelajaran
3. Bagi Guru
1) Dapat mengembangkan model pembelajaran yang bervariatif
2) Dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga
meningkatkan efektivitas pembelajaran terutama Sains
4. Bagi Sekolah
1) Sebagai masukan dalam rangka perbaikan hasil belajar pada khususnya
dan kualitas sekolah pada umumnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Definisi Belajar
Belajar menurut Slameto (1995:2) belajar adalah “satu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh satu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Abu Ahmadi, (2004:128) berpendapat bahwa
belajar merupakan satu proses perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah satu prilaku. Pada saat
orang belajar maka responnya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak
belajar responnya menjadi menurun, sedangkan menurut Gagne belajar adalah
“seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan,
melati pengolahan informasi menjadi kapasitas baru”. (Dimyati, 2002-10)
sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia belajar diartikan
berusaha (berlatih) supaya mendapat satu kepandaian (Purwadarminta: 109).
Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan oleh guru
agar mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal
ini adalah pelajaran Sains.
Menurut Sudjana (1989: 36) bahwa belajar adalah satu proses yang
ditandai dengan adanya satu perubahan diri seseorang.
Menurut Sudirman, (2002: 22) Menegaskan bahwa ada beberapa
prinsip belajar, yaitu:
1) Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya
9
10
2) Belajar memerlukan proses dan tahapan serta kematangan dari diri siswa
3) Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi
4) Dalam banyak hal belajar itu merupakan proses percobaan atau
pembiasaan
John Dewey (Dimyati, 1916:44) Belajar adalah Menyangkut apa yang
harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari
siswa itu sendiri. Piaget (Dimyati: 38) Belajar adalah Sebagai prilaku
berinteraksi
antara
individu
dengan
lingkungannya
sehingga
terjadi
perkembangan intelek individu.
Bel Gredler (1986:1) Menyatakan bahwa belajar adalah Proses yang
dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan
(competencies), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) yang diperoleh
secara bertahap.
Ciri-ciri belajar:
1. Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan prilaku pada diri
individu tidak hanya aspek pengetahuan atau kognitif tetapi meliputi aspek
sikap dan nilai (afektif)
2. Perubahan harus merupakan buah dari pengalaman.
a. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
1) Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar.
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan
pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.
2) Keaktifan
Dalam setip proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan,
keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Menurut teori kognitif,
11
anak memiliki sifat aktif dan anak mampu untuk mencari,
menemukan dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya.
Dalam proses belajar mengajar anak mampu mengidentifikasi,
merumuskan
masalah,
mencari
dan
menemukan
fakta
menganalisis, dan menarik kesimpulan.
3) Keterlibatan Langsung /Berpengalaman
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, bahwa dalam belajar
yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung.
Dalam belajar pengalaman langsung siswa tidak sekedar
mengamati secara langsung tetapi ia menghayati, terlibat langsung
dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
2.1.1. Model Pembelajaran
Untuk istilah model pembelajaran diartikan sebagai contoh pola
atau struktur pembelajaran siswa yang didesain, diterapkan dan dievaluasi
secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara
efektif dan efisien, seperti pendapat Udin Winata Putra (1994) dikatakan
bahwa model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman bagi perancang pengerjaan dan para guru dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada
strategi, metode, prosedur dan pendekatan. Dalam model pembelajaran
12
mencakup strategi pembelajaran, metode, dan pendekatan pengajaran yang
digunakan yang lebih luas dan menyeluruh.
2.1.2. Hasil Belajar
Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas guru,
sehingga dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa memperoleh hasil
belajar yang baik, hasil belajar merupakan faktor yang penting dalam
pendidikan. Secara umum hasil belajar dipandang sebagai perwujudan
nilai yang diperoleh siswa akan tergantung pula dari model pembelajaran
yang dipakai guru dalam pembelajaran tersebut. Adanya hasil belajar pada
diri seseorang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku, oleh sebab
itu dalam penilaian hendaknya diperiksa sejauh mana perubahan tingkah
laku siswa melalui proses belajarnya.
Menurut Harnawati (2006:25) Hasil belajar adalah Suatu akibat
dari proses dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang
disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan.
Sedangkan menurut Gagne dan Briggs (2004:4) berpendapat bahwa Hasil
belajar adalah Kemampuan yang diperoleh seseorang setelah mengikuti
proses belajar.
Oemar (1993:21) menyatakan bahwa “Hasil belajar adalah tingkah
laku yang timbul, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya
pertanyaan baru, perubahan dalam tahap kebiasaan keterampilan,
kesanggupan menghargai, perkembangan sikap sosial, emosional dan
perubahan jasmani”.
Hal ini dipertegas Sudjana (1990:2) bahwa “Hasil Bear siswa pada
hakekatnya adalah Perubahan tingkah laku pada aspek kognitif, efektif,
13
dan psikomotor. Menurut Soedijarto (1993:46) bahwa “Hasil belajar
adalah tingkah laku penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar sesuai dengan pendidikan yang telah ditetapkan.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa dapat kita lihat dari perubahan-perubahan yang terjadi. Pada diri
siswa itu sendiri baik aspek pengetahuan, sikap, atau, keterampilan yang
diperlihatkan oleh siswa baik aspek pengetahuan, sikap, atau keterampilan
yang diperlihatkan oleh siswa. Hasil belajar bisa juga dilihat dari hasil tes
atau hasil ujian siswa.
2.1.3. Pengertian Analisis
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kontemporer karangan Peter
Salim dan Yenni Salim (2002) menjabarkan pengertian sebagai berikut:
1. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perubahan,
karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal
usul, sebab, penyebab sebenarnya)
2. Analisis adalah penguraian pokok permasalahan atas bagian-bagian,
penelaah bagian-bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk
mendapatkan pengertian yang tepat dengan pemahaman secara
keseluruhan.
3. Analisis adalah penjabaran (pembentangan) sesuatu hal, dan
sebagainya setelah ditelaah secara seksama.
4. Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan
hipotesis (dugaan, dan sebagainya) sampai terbukti kebenarannya
melalaui beberapa kepastian (pengamatan, percobaan dan sebagainya)
5. Analisis adalah proses pemecahan masalah (melalui akal) ke dalam
bagian-bagiannya berdasarkan metode yang konsisten untuk mencapai
pengertian tentang prinsip-prinsip dasarnya.
14
Menurut
Nasution
(2009:334)
“Melakukan
analisis
adalah
pekerjaan yang sangat sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan
daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi dan tidak ada cara
tertentu yang dapat di ikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap
peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat
penelitinya. Robert D. Carles dan James E. Lewis (1999:36) Menyebutkan
analisis adalah suatu studi tentang operasi system yang tujuannya adalah
mengevaluasi faktor-faktor, kecermatan, ketepatan waktu dan ekonomi.
Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan, analisis adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara,
catatan
lapangan,
dan
dokumentasi,
dengan
cara
mengorganisasikan ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain.
a. Macam-macam Analisis
1. Analisis Dominan (Domain Analysis)
Analisis yang pada umumnya dilakukan untuk memperoleh
gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang
diteliti atau objek penelitian.
2. Analisis Taksonomi (Taxonomic Analysis)
Analisis Taksonomi adalah analisis terhadap keseluruhan data yang
terkumpul berdasarkan domain yang telah ditetapkan.
3. Analisis Kompensional (Componential Analysis)
15
Analisis kompensional, yaitu Mencari ciri spesifik pada setiap
struktur internal dengan cara mengontraskan antar elemen.
Dilakukan dengan observasi dan wawancara.
4. Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural Theme)
Analisis ini mencari hubungan di antara domain, dan bagaimana
hubungan dengan keseluruhan dan selanjutnya dinyatakan ke
dalam judul/tema.
2.1.4. Pembelajaran Sains SD
1. Pengertian Sains
SAINS merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan
di SD. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:324) SAINS
adalah “Ilmu pengetahuan tentang alam”. Sedangkan menurut Carin
dan Sund (Dalam Wahyudin, 3006:3). “SAINS adalah sistem
pengetahuan
tentang
alam
semesta
yang
diperoleh
melalui
pengumpulan data dengan observasi dan pemberian tugas terkontrol
yang di dalamnya memuat proses, produk, dan sikap manusia”.
Sementara itu dalam BSNP (2006:484) dinyatakan bahwa “SAINS
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis”.
Jadi, berdasarkan definisi di atas bahwa SAINS merupakan
ilmu yang mempelajari alam dengan berbagai kegiatan, sehingga
SAINS bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. SAINS memegang peranan
penting sebagai dasar pengetahuan untuk mengungkap bagaimana
16
alam untuk SAINS di SD diharapkan dapat mempelajari diri sendiri
dan alam sekitar lanjut dalam menerapkan di dalam kehidupan.
2. Hakikat pembelajaran SAINS
Pembelajaran SAINS pada hakikatnya mencakup beberapa
aspek antara lain faktual, keseimbangan antara proses dan produk, aktif
melakukan
investigasi,
berfikir
deduktif
dan
induktif,
serta
pengembangan sikap (http://www.uny.ac.id). Hal ini berarti bahwa
SAINS tidak hanya terdiri dari atas kumpulan pengetahuan atau
berbagai macam fakta yang di hafal, tetapi juga merupakan kegiatan
atau proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari gejalagejala alam yang belum dapat direnungkan. Oleh karena itu dalam
pembelajaran nya siswa dilatih untuk tahu bagaimana proses dari suatu
produk SAINS tersebut ditemukan.
Untuk itu dalam pembelajaran siswa harus dibekali dengan
beberapa
keterampilan
dasar,
seperti
mengamati,
mengukur,
mengklasifikasikan, mengkombinasikan, mengenal ruang dan waktu,
menyimpulkan, dan memprediksi serta keterampilan proses integrasi
seperti merancang dan melakukan pemberian tugas yang meliputi
menyusun definisi operasional, menafsirkan data, menganalisis dan
mensistesis data.
Karena itu dalam pembelajaran SAINS diciptakan kondisi
yang kondusif agar siswa selalu aktif untuk ingin tahu sehingga
pembelajaran merupakan kegiatan investigasi terhadap permasalahan
alam sekitar. Dengan melakukan investigasi akan terungkap fakta
17
untuk data investigasi yang biasanya bersifat agar siswa memiliki
pemahaman konsep.
3. Tujuan Pembelajaran SAINS
SAINS diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk
memenuhi menusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
didefinisikan. Penerapan SAINS perlu dilakukan secara bijaksana agar
tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD diharapkan
ada
penekanan
pembelajaran
Salingtemas
(Sains,
lingkungan,
teknologi, dan masyarakat) yang diharapkan pada pengalaman belajar
untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep
SAINS dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Mata
pelajaran SAINS bertujuan agar siswa percaya akan kebesaran Tuhan
dan berusaha untuk mengembangkan rasa ingin tahunya tentang alam
serta berperan dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam. Selain itu dengan pembelajaran SAINS di SD
sebagai bekal pengetahuan untuk melanjutkan pendidikan SMP.
Sejalan dengan pernyataan di atas Maslichah (2006:23)
menyatakan bahwa “tujuan pembelajaran SAINS di SD adalah untuk
menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains,
teknologi, dan masyarakat serta dapat menerapkan nya dalam
kehidupan sehari-hari untuk memelihara, menjaga, melestarikan dan
menghargai lingkungan alam dan segala keteraturan nya sebagai salah
satu ciptaan Tuhan”
18
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan untuk di
sekolah dasar adalah menanamkan rasa keterampilan proses,
mengembangkan menjaga kelestarian alam..
2.1.5. Model Example Non Example
Model Example Non Example adalah Model yang menggunakan
media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan
mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan
permasalahan-permasalahan
yang
terkandung
dalam
contoh-contoh
gambar yang disajikan.
Model Example Non Example adalah Pembelajaran alternatif yang
diambil dari sebuah contoh, kasus atau gambar yang relevan dengan KD.
Model Example Non Example merupakan salah satu teknik yang dapat
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Teknik ini merupakan
contoh
pembelajaran
efektif
yang
dikeluarkan
oleh
kementerian
pendidikan nasional Dalam model Example Non Example komponen
utama adalah digunakannya media dalam mendukung proses pengajaran.
Media yang dapat digunakan dalam model Example Non Example salah
satunya adalah media gambar yang berhubungan dengan KD.
Model Example Non Example juga merupakan model yang
mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah
konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalaui dua cara. Paling
banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan
jua dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Example Non Example
adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.
19
Strategi yang diterapkan dari metode ini bertujuan untuk
mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri
dari example non example dari suatu definisi konsep yang ada, dan
meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep
yang ada. Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi
contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan Non Example
memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu
materi yang sedang dibahas.
Model Example Non Example, media gambar yang digunakan
terlebih dahulu harus dianalisis untuk memahami suatu gambar yang
diperlukan pemikiran kritis. Inilah salah satu manfaat penggunaan gambar
dan penerapan model example non example dalam pengajaran yakni
membangkitkan berpikir pada diri siswa.
Tennyson dan Pork (1980 hal 59) dalam Slavin 1994 menyarankan
bahwa jika guru akan menyajikan contoh dari suatu konsep maka tiga hal
yang seharusnya diperhatikan, yaitu:
1. Urutkan contoh dari yang gampang ke yang sulit
2. Pilih contoh-contoh yang berbeda satu sama lain
3. Bandingkan dan bedakan contoh-contoh dan bukan contoh.
Menyiapkan pengalaman dengan contoh dan non contoh akan
membantu siswa untuk membangun makna yang kaya dan lebih mendalam
dari sebuah konsep penting. Joyce and Weil (1986) dalam Buehl (1996)
telah memberikan kerangka konsep terkait strategi tindakan, yang
menggunakan model inkuiri untuk memperkenalkan konsep yang baru
dengan model Example and Non Example.
1. Langkah-langkah Model Example Non Example
a. Guru mempersiapkan gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Guru menempelkan gambar di papan lalu ditayangkan melalui
20
c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta
didik untuk memperhatikan/menganalisis gambar
d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi
dan analisis gambar tersebut dicatat pada kertas
e. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
f. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
2. Kelebihan Model Example Non Example
a. Siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar
b. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar
c. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
3. Kekurangan Model Example Non Example
a. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar
b. Memakan waktu yang lama
2.2.
Kerangka Berpikir
Seorang pendidik yang berbuat dan bertindak dengan sadar untuk
mencapai tujuan yang diinginkan dalam proses belajar yaitu menggunakan
metode, media atau cara tertentu. Jadi untuk berhasil tidaknya proses
pengajaran tergantung pada media yang digunakan. Media digunakan harus
disesuaikan dengan materi ajar.
Untuk menguasai materi, seorang guru harus menggunakan media
yang sesuai dengan materi agar tujuan tercapai seperti pelajaran Sains kelas IV
SDN 76/1 Sungai Buluh yang membahas tentang mengelompokkan hewan
berdasarkan jenisnya.
Oleh karena itu seorang guru dituntut untuk dapat menggunakan
media/ contoh yang tepat agar memberikan pemahaman dan pengalaman bagi
siswa. Melalui mengelompokkan hewan berdasarkan jenis makanannya
Kritis
diharapkan siswa dapat mengetahui jenis-jenis makanan hewan dan
menggolongkan hewanModel
berdasarkan jenis makanannya.
Sisw
example
Afektif
a
non
example
Berasum
si
Kemampu
an
Analisis
21
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Dari gambar kerangka berpikir di atas peneliti akan meneliti tentang
bagaimana
meningkatkan
kemampuan
belajar
menganalisis
untuk
meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran SAINS dengan Model
Example Non Example di kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh.
2.3.
Hipotesis Penelitian
Jawaban sementara yang dapat dikemukakan adalah “Menggunakan
model
Example
Non
Example
pada
pembelajaran
Sains
materi
Pengelompokan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya dapat melatih
kemampuan belajar menganalisis untuk meningkatkan hasil belajar IV SD
Negeri 76/1 Sungai Buluh.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Subjek Penelitian
Penelitian ini akan di laksanakan di SD Negeri 76/1 Sungai Buluh,
subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh
dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 9 orang
perempuan.
3.2.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang
terdiri empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi dan
refleksi.
3.2.1. Tahap Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini
adalah sebagai berikut:
a) Membuat skenario
pembelajaran
dengan
menjelaskan
materi
pembelajaran terlebih dahulu dan menyampaikan konsep-konsep
pengajaran. Kemudian guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan menempelkan di papan agar siswa
dapat menganalisis gambar apa yang terdapat di papan tulis.
b) Membuat instrumen observasi guru dan observasi siswa untuk melihat
bagaimana kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas dilakukan ketika
guru menjelaskan materi, sehingga dapat diketahui kelemahan dan
kekuatan tindakan yang sudah ada dan sedang di laksanakan untuk
menjadi alat ukur dalam menentukan tindakan selanjutnya.
22
23
c) Mendesain
alat
evaluasi
untuk
mengetahui
apakah
dengan
menggunakan madia gambar di dalam kelas sesuai dengan materi
pelajaran yang di sampaikan dan dapat meningkatkan kemampuan
belajar menganalisis terhadap materi.
3.2.2. Pelaksanaan Tindakan
Tahapan pelaksanaan tindakan dilaksanakan oleh guru kelas IV
SDN No 76/1 Sungai Buluh yang dilakukan sesuai dengan penerapan
model yang dipilih dalam penelitian tindakan kelas yaitu model
pembelajaran example non example, dimana skenario kerja tindakan
meliputi:
1. Kegiatan awal
a. Guru memberikan apersepsi tentang materi yang pernah dipelajari
yang berkaitan dengan materi pengelompokan hewan berdasarkan
jenis makanannya.
b. Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnya
mempelajari materi pengelompokan hewan berdasarkan jenis
makanannya.
2. Kegiatan Inti
a. Guru mempersiapkan gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Guru menempelkan gambar di papan
c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta
didik untuk memperhatikan/ menganalisis gambar.
d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi
dan analisis gambar tersebut dicatat pada kertas
e. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
f. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
3. Kegiatan akhir
24
a. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari,
kemudian guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai
b. Guru memberikan umpan balik dengan melakukan tanya jawab
kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari
c. Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR kepada
siswa.
3.2.3. Observasi
Observasi kelas dilakukan dengan dilaksanakannya kegiatan
pembelajaran mengelompokkan hewan berdasarkan jenis makanannya
dengan penerapan model example non example yang bertujuan untuk
memperoleh data tentang kemampuan siswa dalam menganalisis dan
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal yang di
observasi meliputi proses dan hasil pembelajaran. Langkah yang diambil
dalam melakukan observasi adalah:
a) Observasi bagaimana pelaksanaan pembelajaran mengelompokkan
hewan berdasarkan jenis makanannya dengan penerapan model
example non example
b) Observasi bagaimana perhatian siswa dalam menganalisis gambargambar sesuai dengan materi.
3.2.4. Tahap Evaluasi
Penilaian kemampuan siswa dilaksanakan pada setiap akhir siklus.
Penilaian dilakukan oleh guru yang bersangkutan. Dengan aspek yang
dievaluasi meliputi aspek ketepatan dalam menganalisis gambar.
3.2.5. Refleksi
25
Data yang diperoleh dari kegiatan observasi dianalisa, kemudian
hasilnya dijadikan bahan kajian pada kegiatan refleksi apakah semua
skenario tindakan sudah dilaksanakan dengan baik, apakah tujuan yang
diinginkan sudah tercapai. Hasil analisa data yang dilaksanakan siklus
berikutnya.
Adapun faktor-faktor yang diselidiki:
a. Keaktifan siswa dalam belajar
b. Hasil belajar yang dicapai siswa
c. Sumber belajar yaitu dengan memperhatikan gambar atau bahan
pelajaran yang digunakan, apakah sudah sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai.
3.3.
Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri data kuantitatif
dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data berupa nilai rata-rata siswa
setiap akhir siklus. Sedangkan data kualitatif adalah data hasil observasi
melalui pengamatan terhadap siswa setiap akhir siklus. (1) Data
Kuantitatif berupa skor yang diperoleh siswa, (2) Data Kualitatif berupa
catatan lapangan, hasil wawancara.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data adalah peneliti, guru kelas IV dan siswa kelas IV
3.3.3. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengambilan data: Untuk kemampuan belajar menganalisis
yaitu dengan cara memberikan LKS kepada siswa. Data tentang situasi
belajar
mengajar
pada
saat
menggunakan lembar observasi.
dilaksanakannya
tindakan
dengan
26
3.4.
Analisis Data
Untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran dan hasil
penyajian materi diambil data yang diolah yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif.
Data kualitatif adalah data tentang aktifitas siswa dalam proses belajar
mengajar. Pengambilan data kualitatif menggunakan lembar pengamatan
aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung menggunakan
lembar observasi dengan menggunakan rumus. (Rukinah, 2000):
A =
A
N
A
N
NA X 100%
N
= Aktifitas siswa
= Jumlah siswa yang aktif
= Jumlah siswa keseluruhan
Data kuantitatif adalah data untuk melihat hasil belajar siswa yang
diperoleh dari penilaian tes.
1. Secara individu
Untuk ketentuan belajar siswa secara individu, jika telah memperoleh nilai
lebih dari atau sama dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh
Arikunto (2001)
Nilai =
Skor Mentah
X 100
Banyak Soal
2. Secara klasikal
Untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa secara klasikal digunakan
teknik perhitungan rata-rata sebagai berikut:
X =
∑
F
N
Dimana:
27
X
∑
F
N
= Rata-rata keberhasilan siswa
= Jumlah Nilai
= Jumlah siswa
3. Rumus untuk mencari nilai rata-rata kelas
Nilai rata-rata
kelas
3.5.
=
Jumlah skor
Jumlah siswa
Kriteria Keberhasilan
Indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan tindakan
yang dilakukan adalah tes yang diperoleh siswa. Seorang siswa ditanyakan
berhasil dalam belajar apabila daya serap sekurang-kurangnya 70% suatu
kelas berhasil dalam belajar sekurang-kurangnya 75% di kelas telah mencapai
daya serap tersebut. Apabila jumlah siswa yang telah mencapai 70% dan 75%
maka dapat dikatakan bahwa penggunaan model example non example dalam
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar sains siswa.
Pada penelitian ini penulis menetapkan kriteria keberhasilan tindakan
ditentukan dengan besarnya perolehan nilai siswa. Menurut Murgiantoro
(1987) nilai keberhasilan yang didasarkan pada persentase sebagai berikut:
70% - 75% = Baik sekali
60% - 69% = Cukup
40% - 59% = Kurang
0% - 39%
3.6.
= Gagal
Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada siswa kelas IV SDN 76/1 Sungai
Buluh tahun ajaran 2011/2012. Pelaksanaan dari perencanaan yang telah
28
dibuat, perlu disusun agenda kegiatan sehingga penelitian dapat dilaksanakan
secara sistematis dan terjadwal.
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No
Rencana Kegiatan
1
2
3
4
Membuat proposal
Menyiapkan skenario
Menyiapkan bahan ajar
Menyiapkan RPP
Pengumpulan data
5
6
7
8
9
10
analisis
Seminar proposal
Revisi proposal
Menyusun surat izin
Penelitian di lapangan
Pengadaan laporan
Oktober
Minggu ke
1 2 3 4
November
Minggu ke
1 2 3 4
Desember
Minggu ke
1 2 3 4
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti berperan
sebagai pengamat dan berkolaborasi bersama guru kolaborator atau guru kelas
IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh. Hasil penelitian dan analisis refleksi seiap
akhir siklus sesuai dengan langkah-langkah tindakan. Setelah penerapan
tindakan hasil pengamatan langsung diolah dan dianalisis.
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan tindakan
yang terdiri dari tiga siklus.
4.2.
Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan siklus I
ini adalah sebagai berikut:
a) Membuat skenario pembelajaran
dengan
menjelaskan
materi
pembelajaran terlebih dahulu dan menyampaikan konsep-konsep
pengajaran. Kemudian guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan menempelkan gambar di papan agar
siswa bisa menganalisis gambar apa yang terdapat di papan tulis.
b) Membuat instrumen observasi guru dan observasi siswa untuk melihat
bagaimana kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas dilakukan ketika
guru menjelaskan materi, sehingga dapat diketahui kelemahan dan
kekuatan tindakan yang sudah ada untuk menjadi alat ukur dalam
menentukan tindakan selanjutnya
c) Mendesain alat evaluasi untuk
mengetahui
apakah
dengan
menggunakan contoh gambar di dalam kelas sesuai dengan materi
29
30
pelajaran yang di sampaikan dan dapat meningkatkan kemampuan
belajar menganalisis terhadap materi.
b. Tahap Pelaksanaan tindakan
Tahap pelaksanaan siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan dan
dilakukan oleh guru kelas IV SDN No 76/1 pada hari Rabu tanggal 16 dan
17 November 2011 yang dilakukan sesuai dengan penerapan model yang
dipilih dalam penelitian tindakan kelas yaitu model pembelajaran Example
Non Example, dimana tindakannya adalah:
Pada kegiatan awal guru memberi salam pembukaan kemudian
guru memeriksa kesiapan siswa dan ruang kelas setelah itu guru
mengabsen siswa. Apersepsi tentang materi yang pernah dipelajari yang
berkaitan
dengan
materi.
Memotivasi
siswa
tentang
pentingnya
mempelajari materi mengelompokkan pembelajaran. Tujuan pembelajaran
disampaikan untuk mengetahui manfaat maknanya.
Kegiatan Eksplorasi
Dalam kegiatan guru mempersiapkan gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran, kemudian menempelkan gambar tersebut di papan tulis
untuk di analisa oleh siswa, setelah gambar di tempel guru membagi siswa
secara acak (berhitung) menjadi beberapa kelompok masing-masing
kelompok terdiri dari (3 orang).
Kegiatan Elaborasi
Guru
memberi
petunjuk
kepada
siswa
untuk
memperhatikan/menganalisis gambar yang ditempel, kemudian guru
memberikan LKS kelompok mendiskusikan tugas yang diberikan oleh
guru yaitu menyebutkan jenis-jenis makanan hewan dan golongan hewan
31
berdasarkan makanannya. Setelah guru membagikan tugas kepada siswa
guru tersebut duduk dan tidak mengontrol jalannya diskusi siswa tersebut.
Kegiatan Konfirmasi
Setelah siswa berdiskusi guru memanggil beberapa perwakilan
masing-masing kelompok untuk membacakan hasil diskusinya, tetapi guru
tidak mengevaluasi jawaban siswa apakah jawaban siswa tersebut benar
atau salah, guru langsung memanggil perwakilan kelompok yang lain
untuk membacakan hasil diskusinya. Pada saat siswa selesai membaca
hasil diskusinya guru tidak menegaskan materi yang telah dipelajari, guru
tidak menyimpulkan materi pelajaran, dan tidak memberikan umpan balik
kepada siswa untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami pelajaran
tersebut. Kemudian guru menyuruh siswa untuk susuk kembali ke bangku
masing-masing.
Pada kegiatan akhir pelajaran guru tidak menyimpulkan materi
pelajaran dan sebagai tugas akhir guru memberikan latihan untuk
dikerjakan.
1. Hasil observasi aktivitas siswa
Berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa, dapat dilihat
pada tabel observasi di bawah ini:
Tabel 1 Hasil observasi aktivitas siswa siklus I
N
o
1
2
3
4
Aktivitas yang diamati
Siswa siap dan termotivasi untuk
belajar
Siswa memperlihatkan dengan
baik saat guru menjelaskan
Siswa yang aktif dalam kelompok
Siswa aktif dalam menganalisis
Jumlah siswa
yang aktif
Persentas
e
10
50%
8
40%
10
8
50%
40%
32
5
6
7
8
9
10
gambar
Konsentrasi
siswa
dalam
menganalisis gambar
Kemampuan/pemahaman siswa
dalam menganalisis gambar
Kecermatan
siswa
dalam
menganalisis gambar
Siswa yang antusias selama
kegiatan belajar mengajar
Siswa aktif bertanya
Siswa yang mengerjakan tugas
tepat waktunya
A = NA x 100%
N
A = Aktivitas siswa
NA = Jumlah siswa yang aktif
N = Jumlah siswa keseluruhan
9
45%
9
45%
8
40%
9
45%
9
45%
13
65%
0-39 = Tidak aktif
40-60 = Kurang aktif
61–79 = Cukup Aktif
80-100 = Sangat Aktif
Antara lain:
1) Kurangnya perhatian siswa pada
saat guru menjelaskan cara
menganalisis materi ajar
2) Siswa kurang siap dan kurang termotivasi untuk belajar
3) Siswa kurang berkonsentrasi dalam menganalisis gambar
4) Siswa kurang cermat dalam menganalisis gambar
5) Siswa kurang aktif bertanya dan menanggapi pertanyaan guru.
2. Hasil observasi aktivitas guru
Berdasarkan lembar observasi guru, seperti yang terlihat pada tabel
observasi guru dibawah ini:
Tabel 2: Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I
No
1
2
3
Aktivitas yang
diminati
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Pemberian
motivasi
Menempelkan
gambar
yang
sesuai dengan
tujuan
pembelajaran
1
2
3
4
%
70
70
100
33
4
5
6
7
8
9
10
Guru mengajak
siswa
untuk
memperhatikan
/ menganalisis
gambar
Pembagian
kelompok
Menyediakan
LKS
Membimbing
siswa
dalam
kelompok
Mengontrol
diskusi siswa
Melakukan
evaluasi
individu/
kelompok
Membimbing
siswa membuat
kesimpulan
Jumlah
Rata-rata
Keterangan
50
70
100
50
50
70
50
680
61,81
C
Keterangan:
1 = 25
2 = 50
3 = 75
4 = 100
80 – 100
66 – 79
56 – 65
40 – 55
= Baik sekali
= Baik
= Cukup
= Kurang
3. Tabel 3: Hasil kemampuan menganalisis materi ajar
N
Nama Kelompok
o
Kelompok I
Ardiansyah
Ayu lestari
Bentar
Kelompok II
Syahyit
Dwi Rahayu
Fatihanul Putri
Kelompok III
Kemampuan belajar menganalisis
Benar
Kurang Benar
Salah
34
Soni
Andi Purnomo
Kelompok IV
Dody
armansyah
Yosika
Ketrin
Kelompok V
M. Rizki
Rizal Saputra
Rini Rembulan
Kelompok VI
Elsa Ariska
Sindi Destalia
Ikhsan
Kelompok VII
Rifki
Ariska
Julianto
Dari tabel hasil kemampuan belajar menganalisis siswa pada
siklus I, dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa belum
mencapai tingkat keberhasilan yang diinginkan, dimana skor siswa
masih banyak yang belum mencapai tingkat keberhasilan yang
diinginkan, dimana skor siswa masih banyak yang belum tuntas.
Kemampuan siswa dalam menganalisis secara keseluruhan masih
dibawah standar ketuntasan minimum (KKM). Jumlah siswa yang
mampu/ benar dalam menganalisis gambar ada 10 orang atau 50%
sedangkan siswa yang kurang benar dalam menganalisis mendapat
nilai kurang dari 70 ada 4 orang atau 20% dan siswa yang salah dalam
menganalisis gambar ada 5 orang atau 25%, maka pada siklus I belum
ada peningkatan.
4. Tabel 4: Hasil Rekapitulasi ketuntasan siswa Siklus I
35
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nama Siswa
Jenis
Ketercapaia
Kelamin
n
Ardiansyah
Laki-laki
50
Ayu Lestari
Perempuan
40
Ariska
Perempuan
40
Dwi rahayu
Perempuan
80
Elsa Ariska
Perempuan
80
Dodi Armansyah Laki-laki
70
Yosika
Perempuan
50
Sindi Destalia
Perempuan
50
Fatihanul Putri
Perempuan
70
Soni
Laki-laki
50
Bentar
Laki-laki
70
Ikhsan
Laki-laki
30
Ketrin
Perempuan
50
Andi Purnomo
Laki-laki
70
Rifki Harahap
Laki-laki
70
Julianto
Laki-laki
70
Rizal Saputra
Laki-laki
50
Rini Rembulan
Perempuan
80
Syahyit
Laki-laki
70
M. Rizki
Laki-laki
70
Jumlah
1090
Rata-rata
54,50
Persentase siswa yang tuntas
Persentase siswa yang tidak tuntas
Tuntas Tidak Tuntas
11
9
55%
45%
Dari hasil evaluasi belajar siswa pada akhir siklus belum
mencapai kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan. Hal ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata kelas adalah hanya 54,50%.
c. Tahap Refleksi dan Analisis
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus pertama
didapatkan dari 20 siswa yang mengikuti pembelajaran dengan hasil
sebagai berikut:
1) Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung diamati
dengan lembar observasi. Adapun hasil yang diperoleh masih kurang
baik. Sedangkan dalam aspek kemauan siswa untuk belajar masih
dalam kategori cukup dan kurang.
36
Hanya sebagian siswa saja yang mau mengikuti pelajaran dengan
sungguh-sungguh.
2) Hasil kemampuan
siswa
dalam
menganalisis
pada
siklus
I
menargetkan standar ketuntasan minimum dengan nilai 70. Nilai yang
diperoleh 11 orang siswa yang tuntas dari 20 siswa atau 55% siswa
yang tuntas.
3) Hasil belajar siswa dalam mengerjakan latihan yang tuntas sebanyak
11 orang 55% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 9 orang atau
45%. Hasil belajar siswa pada siklus I masih banyak yang belum
tuntas.
Pada siklus I persiapan belajar motivasi siswa dalam pembelajaran
masih dalam kategori cukup, pengetahuan terhadap materi sebelumnya
juga masih kurang. Ini terlihat pada kegiatan menganalisis setiap siswa
untuk memecahkan masalah masih kurang terlihat, sehingga masih banyak
siswa yang kesulitan untuk menjawab soal-soal dan menyimpulkan
pelajaran dari awal sampai akhir pelajaran. Oleh karena itu tujuan kegiatan
belajar pada siklus I belum tercapai secara utuh.
Timbulnya keadaan ini dapat disebabkan guru kurang memotivasi
siswa untuk belajar menganalisis dan dalam menggunakan contoh-contoh
gambar belum begitu baik sehingga perlu dilakukan refleksi untuk siklus
selanjutnya, yaitu berupaya lebih mengkondisikan kesiapan siswa untuk
belajar menganalisis.
37
4.3.
Siklus II
a) Tahap Perencanaan
Penelitian siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu pada
tanggal 23-24 November 2011 sebanyak dua kali pertemuan. Berdasarkan
refleksi siklus I, maka pada siklus II guru membagi kelompok belajar
secara heterogen dan sesuai dengan kemampuan siswa sehingga siswa
yang aktif dalam belajar dapat membantu anggota kelompok yang pasif,
membimbing setiap kelompok diskusi yang mengalami kesulitan.
b) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan
pada hari Rabu tanggal 23-24 November 2011 di SD Negeri 76/1 Sungai
Buluh dengan jumlah siswa yang mengikuti pelajaran 20 siswa. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada skenario pembelajaran yang
termuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan,
seperti yang telah diuraikan berikut ini.
Pada kegiatan awal guru memberi salam pembuka dan memeriksa
kesiapan siswa dan ruang kelas kemudian mengabsen siswa dan berdoa
terlebih dahulu. Guru menyuruh siswa membuka buku untuk memulai
pelajaran, kemudian guru memberikan apersepsi tentang materi yang
pernah dipelajari sebelumnya, guru menanyakan kepada siswa tentang
jenis-jenis hewan yang ada di sekitar mereka sebagai langkah awal
pelajaran dan mengkaitkan pelajaran tersebut dengan pelajaran yang akan
dipelajari,
barulah
guru
menyampaikan
kompetensi
atau
tujuan
pembelajaran, yang bertujuan untuk mengetahui manfaat atau tujuan
materi tersebut.
38
Kegiatan Elaborasi
Pada kegiatan elaborasi guru mempersiapkan gambar sesuai
dengan tujuan pembelajaran, kemudian menempelkan gambar tersebut di
papan tulis untuk di analisis oleh siswa, setelah gambar di tempel guru
membagi siswa secara heterogen menjadi beberapa kelompok (1 kelompok
3 orang).
Kegiatan Eksplorasi
Guru memberi petunjuk kepada siswa untuk memperhatikan/
menganalisis gambar, kemudian guru memberikan LKS, kelompok
mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru yaitu menyebutkan contohcontoh hewan herbivora, karnivora, dan omnivora. Selama diskusi
berlangsung guru mengontrol jalannya diskusi dan melihat siswa yang
aktif dalam kelompok, kemudian guru menilai setiap siswa melalui diskusi
tersebut.
Kegiatan Elaborasi
Setelah siswa berdiskusi guru memanggil perwakilan masingmasing kelompok untuk membacakan hasil diskusinya, siswa yang lain
memberi tanggapan dari hasil diskusi yang tampil, kemudian guru
mengevaluasi jawaban siswa untuk mengetahui apakah jawaban siswa
yang tampil tersebut benar atau salah. Kemudian guru memanggil
39
kelompok yang lain hingga masing-masing kelompok membacakan hasil
diskusinya.
Kegiatan Konfirmasi
Guru bersama siswa menyimpulkan tentang pelajaran tersebut, dan
bertanya jawab untuk meluruskan permasalahan yang dihadapi siswa dan
guru mulai menegaskan materi yang telah dipelajari.
Pada kegiatan akhir pelajaran guru menyimpulkan materi pelajaran
dan sebagai tugas individu guru memberikan latihan kepada siswa.
1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel
observasi di bawah ini.
Tabel 5 : Hasil observasi aktivitas siswa siklus II
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Aktivitas yang diamati
Siswa siap dan termotivasi untuk
belajar
Siswa memperlihatkan dengan
baik saat guru menerangkan
Siswa yang aktif dalam kelompok
Siswa aktif dalam menganalisis
gambar
Konsentrasi
siswa
dalam
menganalisis gambar
Kemampuan/pemahaman siswa
dalam menganalisis gambar
Kecermatan
siswa
dalam
menganalisis gambar
Siswa yang antusias selama
kegiatan belajar mengajar
Siswa aktif bertanya
Siswa yang mengerjakan tugas
tepat waktunya
Jumlah siswa
yang aktif
Persentas
e
15
70%
13
65%
15
75%
14
70%
15
70%
12
60%
11
55%
14
70%
13
65%
16
80%
40
A = NA x 100%
N
A = Aktivitas siswa
NA = Jumlah siswa yang aktif
N = Jumlah siswa keseluruhan
0-39 = Tidak aktif
40-60 = Kurang aktif
61–79 = Cukup Aktif
80-100 = Sangat Aktif
Dari lembar observasi aktivitas siswa diatas, dapat diketahui
bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan. Untuk aspek siswa
yang mengikuti pelajaran degan baik pada saat guru menjelaskan,
siswa siap dan termotivasi untuk belajar dan antusias selama kegiatan
belajar mengajar, siswa yang aktif bertanya seta menanggapi
pertanyaan guru. Dari kategori kurang baik menjadi cukup baik dalam
menganalisis.
2. Hasil observasi
MENINGKATKAN HASIL BELAHAR PADA PEMBELAJARAN
SAINS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL EXAMPLE
NON EXAMPLEDI KELAS IV SD NEGERI
76/1 SUNGAI PENUH
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Jambi Untuk
Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
DISUSUN OLEH:
NAMA
NIM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
SAINS berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara
sistematis sehingga Sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan satu proses penemuan. Pendidikan Sains diharapkan menjadi
wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta
prospek lebih lanjut dalam menerapkan nya di dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajaran nya menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi alam sekitar secara
ilmiah.
1) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam cipta-Nya. 2) Mengembangkan
Pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep Sains yang bermanfaat dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan rasa ingin
tahu sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara Sains, lingkungan teknologi dan masyarakat. 4)
Mengembangkan keterampilan proses kutuk menyelidiki alam sekitar
memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5) Meningkatkan kesadaran
untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam. 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan
Segala keteraturan nya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7) Memperoleh
bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan Sains sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SLTP.
Untuk
mengetahui
proses
pelaksanaan
pembelajaran
mengelompokkan hewan berdasarkan jenis makanannya, peneliti melakukan
diskusi bersama guru kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh.
3
Dari pembelajaran yang dilakukan guru kelas IV SD Negeri 76/1
Sungai
Buluh
pada
pembelajaran
materi
Mengelompokkan
Hewan
Berdasarkan Jenis Makanannya yang mana standar kompetensi nya
Mengelompokkan hewan
berdasarkan jenis
makanannya. Sedangkan
kompetensi dasarnya adalah (1) Mengidentifikasi jenis makanannya. (2)
Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya, dengan jumlah siswa
sebanyak 20 orang. Dengan data nilai terlampir.
Dari hasil ulangan mata pelajaran Sains yang dilaksanakan oleh guru
kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh ternyata hasil belajar siswa tidak
begitu memuaskan dari 20 orang hanya 11 orang siswa yang mencapai nilai di
atas, yaitu 6 orang yang mendapat nilai 7 ada 5 orang yang mendapat 6 ada 3
orang siswa yang mendapat nilai 5 ada 3 orang siswa yang mendapat nilai 4
dan 3 orang siswa mendapat nilai 3. Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa
kelas IV belum dikatakan berhasil dalam menjawab soal evaluasi yang
diberikan, karena yang memperoleh nilai di atas 6 hanya 11 orang.
Tabel I Nilai hasil belajar siswa sebelum tindakan
Nilai
Jumlah Siswa
7
6
5
4
3
6
5
3
3
3
Ketuntasan
Ya
Tidak
Kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan guru kelas IV dalam
pembelajaran mengelompokkan hewan berdasarkan jenis makanannya masih
sangat rendah. Sehingga dapat dilihat dari hasil evaluasi siswa, Diana tingkat
4
ketuntasan hanya mencapai 30% sedangkan kriteria ketuntasan minimal
(KKM) 70. Dapat disimpulkan bahwa siswa kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai
Buluh mengalami permasalahan dalam pembelajaran mengelompokkan
hewan berdasarkan jenis makanannya.
Melalui analisis masalah yang dilakukan bersama guru kelas IV SD
Negeri 76/1 Sungai Buluh. Proses pembelajaran pengelompokan hewan
berdasarkan jenis makanannya yang telah dilaksanakan guru kelas IV seperti
yang tergambar sebagai berikut: Dalam pembelajaran pengelompokan hewan
pertama-tama guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab saja sehingga membuat siswa menjadi jenuh dan
bosan untuk belajar. Kemudian guru menugaskan kepada siswa untuk
mengajarkan latihan. Pada saat berlangsungnya proses pembelajaran banyak
siswa yang tidak bersemangat dan acuh tak acuh, hal ini terlihat dari aktivitas
siswa yang hanya diam selama proses pembelajaran berlangsung, siswa tidak
memperhatikan guru saat menerangkan pelajaran, dan siswa selalu bermain
dengan teman se bangku.
Dari hasil analisis masalah yang dilakukan guru kelas IV maka
diperoleh penyebab masalah siswa belum mampu mengelompokkan hewan
berdasarkan jenis makannya, yaitu: (1) Guru dalam pembelajaran kurang
memberikan penjelasan secara rinci, (2) Model yang digunakan guru dalam
pembelajaran Sains, selama ini masih menggunakan metode ceramah, latihan
dan mencatat, (3) tidak adanya usaha guru untuk merangsang ingatan siswa
(4) Belum adanya guru bidang studi Sains yang bersangkutan dalam
5
menerapkan model Example Non Example dalam pembelajaran Sains yang
lebih sesuai materi, (5) Masih rendahnya hasil belajar dan prestasi siswa
dalam bidang studi Sains, (6) Dalam mengajar guru tidak menggunakan
media yang sesuai dengan materi.
Menguasai materi merupakan bagian yang terpenting yang harus
dikuasai anak. Mengingat pengetahuan sangat dibutuhkan dalam menunjang
proses pembelajaran seperti media dan metode pembelajaran yang tepat
sehingga dapat mempermudah kemampuan menguasai materi. Pada
umumnya kemampuan siswa dalam menganalisis materi ajar masih sangat
rendah, hal ini dikarenakan dalam menganalisis membutuhkan konsentrasi
dan kemampuan pengetahuan yang tinggi dalam tahap menilai, memilih,
mengelompokkan serta membandingkan dan membedakan sehingga materi
ajar dapat dikuasai siswa.
Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat
pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana
kelas
perlu
direncanakan
dan
dibangun
sedemikian
rupa
dengan
menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh
kesempatan berinteraksi satu sama lainnya sehingga pada gilirannya dapat
diperoleh prestasi belajar yang optimal. Untuk itu, usaha yang harus di
lakukan adalah dengan melakukan perbaikan terhadap pola pembelajaran
yang melibatkan aktivitas, kemampuan menganalisis dan mengembangkan
kreativitas siswa serta mental siswa.
6
Dari faktor penyebab kesulitan siswa dalam belajar Sains diperlukan
satu tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung di kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh yaitu
upaya yang dilakukan peneliti adalah dengan menerapkan model Example
Non Example.
Model example non example adalah model yang menggunakan media
gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong
siswa untuk belajar berpikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahanpermasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan.
Model example Non Example juga merupakan model yang
mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah
konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak
konsep yang kita pelajar di luar sekolah melalui penganan dan juga dipelajari
melalui definisi konsep itu sendiri. Example Non Example adalah taktik yang
dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.
Dengan menggunakan Model Example Non Example, media gambar
yang digunakan terlebih dahulu harus dianalisis untuk memahami satu
gambar yang diperlukan pemikiran kritis. Inilah salah satu manfaat
penggunaan gambar dan penerapan model Example Non Example dalam
pengajaran yakni membangkitkan berpikir pada diri siswa.
Mencermati uraian latar belakang masalah sebagaimana disajikan di
atas, maka dapat dirumuskan judul penelitian ini dengan rumusan “Melatih
kemampuan belajar menganalisis untuk meningkatkan hasil belajar pada
7
pembelajaran Sains dengan menggunakan Model Example Non Example di
kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh”
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana Melatih kemampuan
belajar
menganalisis
untuk
meningkatkan
hasil
belajar
pada
pembelajaran Sains dengan menggunakan model Example Non Example
di kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh?”
Pemecahan masalah ini dilakukan melalui penelitian tindakan kelas,
alternatif pembelajaran untuk mengatasi kesulitan siswa dalam belajar Sains
dengan menerapkan Model Example Non Example.
Adapun dasar-dasar pertimbangan atau alasan menggunakan model
Example Non Example adalah sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan model Example Non Example, mendorong siswa
untuk
berpikir
secara
kritis
dalam
memecahkan
permasalahan-
permasalahan.
2. Dengan menggunakan model Example Non Example, siswa mengetahui
aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Dengan model Example Non Example siswa dapat menganalisis gambargambar dan dapat mengemukakan pendapatnya.
1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah
“Melatih kemampuan belajar menganalisis untuk meningkatkan hasil belajar
pada pembelajaran Sains dengan menggunakan model Example Non Example
di kelas IV SD N 76/1 Sungai Buluh.
8
1.4.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
1) Untuk memperdalam ilmu pengetahuan yang telah penulis terima dari
Fakultas Universitas Jambi
2) Sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata (S1)
Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNIVERSITAS JAMBI.
2. Bagi Siswa
1) Dapat meningkatkan hasil belajar
2) Dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran
3) Dapat meningkatkan kemampuan menganalisis materi pembelajaran
3. Bagi Guru
1) Dapat mengembangkan model pembelajaran yang bervariatif
2) Dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga
meningkatkan efektivitas pembelajaran terutama Sains
4. Bagi Sekolah
1) Sebagai masukan dalam rangka perbaikan hasil belajar pada khususnya
dan kualitas sekolah pada umumnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Definisi Belajar
Belajar menurut Slameto (1995:2) belajar adalah “satu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh satu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Abu Ahmadi, (2004:128) berpendapat bahwa
belajar merupakan satu proses perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah satu prilaku. Pada saat
orang belajar maka responnya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak
belajar responnya menjadi menurun, sedangkan menurut Gagne belajar adalah
“seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan,
melati pengolahan informasi menjadi kapasitas baru”. (Dimyati, 2002-10)
sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia belajar diartikan
berusaha (berlatih) supaya mendapat satu kepandaian (Purwadarminta: 109).
Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan oleh guru
agar mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal
ini adalah pelajaran Sains.
Menurut Sudjana (1989: 36) bahwa belajar adalah satu proses yang
ditandai dengan adanya satu perubahan diri seseorang.
Menurut Sudirman, (2002: 22) Menegaskan bahwa ada beberapa
prinsip belajar, yaitu:
1) Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya
9
10
2) Belajar memerlukan proses dan tahapan serta kematangan dari diri siswa
3) Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi
4) Dalam banyak hal belajar itu merupakan proses percobaan atau
pembiasaan
John Dewey (Dimyati, 1916:44) Belajar adalah Menyangkut apa yang
harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari
siswa itu sendiri. Piaget (Dimyati: 38) Belajar adalah Sebagai prilaku
berinteraksi
antara
individu
dengan
lingkungannya
sehingga
terjadi
perkembangan intelek individu.
Bel Gredler (1986:1) Menyatakan bahwa belajar adalah Proses yang
dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan
(competencies), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) yang diperoleh
secara bertahap.
Ciri-ciri belajar:
1. Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan prilaku pada diri
individu tidak hanya aspek pengetahuan atau kognitif tetapi meliputi aspek
sikap dan nilai (afektif)
2. Perubahan harus merupakan buah dari pengalaman.
a. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
1) Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar.
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan
pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.
2) Keaktifan
Dalam setip proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan,
keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Menurut teori kognitif,
11
anak memiliki sifat aktif dan anak mampu untuk mencari,
menemukan dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya.
Dalam proses belajar mengajar anak mampu mengidentifikasi,
merumuskan
masalah,
mencari
dan
menemukan
fakta
menganalisis, dan menarik kesimpulan.
3) Keterlibatan Langsung /Berpengalaman
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, bahwa dalam belajar
yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung.
Dalam belajar pengalaman langsung siswa tidak sekedar
mengamati secara langsung tetapi ia menghayati, terlibat langsung
dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
2.1.1. Model Pembelajaran
Untuk istilah model pembelajaran diartikan sebagai contoh pola
atau struktur pembelajaran siswa yang didesain, diterapkan dan dievaluasi
secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara
efektif dan efisien, seperti pendapat Udin Winata Putra (1994) dikatakan
bahwa model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman bagi perancang pengerjaan dan para guru dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada
strategi, metode, prosedur dan pendekatan. Dalam model pembelajaran
12
mencakup strategi pembelajaran, metode, dan pendekatan pengajaran yang
digunakan yang lebih luas dan menyeluruh.
2.1.2. Hasil Belajar
Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas guru,
sehingga dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa memperoleh hasil
belajar yang baik, hasil belajar merupakan faktor yang penting dalam
pendidikan. Secara umum hasil belajar dipandang sebagai perwujudan
nilai yang diperoleh siswa akan tergantung pula dari model pembelajaran
yang dipakai guru dalam pembelajaran tersebut. Adanya hasil belajar pada
diri seseorang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku, oleh sebab
itu dalam penilaian hendaknya diperiksa sejauh mana perubahan tingkah
laku siswa melalui proses belajarnya.
Menurut Harnawati (2006:25) Hasil belajar adalah Suatu akibat
dari proses dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang
disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan.
Sedangkan menurut Gagne dan Briggs (2004:4) berpendapat bahwa Hasil
belajar adalah Kemampuan yang diperoleh seseorang setelah mengikuti
proses belajar.
Oemar (1993:21) menyatakan bahwa “Hasil belajar adalah tingkah
laku yang timbul, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya
pertanyaan baru, perubahan dalam tahap kebiasaan keterampilan,
kesanggupan menghargai, perkembangan sikap sosial, emosional dan
perubahan jasmani”.
Hal ini dipertegas Sudjana (1990:2) bahwa “Hasil Bear siswa pada
hakekatnya adalah Perubahan tingkah laku pada aspek kognitif, efektif,
13
dan psikomotor. Menurut Soedijarto (1993:46) bahwa “Hasil belajar
adalah tingkah laku penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar sesuai dengan pendidikan yang telah ditetapkan.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa dapat kita lihat dari perubahan-perubahan yang terjadi. Pada diri
siswa itu sendiri baik aspek pengetahuan, sikap, atau, keterampilan yang
diperlihatkan oleh siswa baik aspek pengetahuan, sikap, atau keterampilan
yang diperlihatkan oleh siswa. Hasil belajar bisa juga dilihat dari hasil tes
atau hasil ujian siswa.
2.1.3. Pengertian Analisis
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kontemporer karangan Peter
Salim dan Yenni Salim (2002) menjabarkan pengertian sebagai berikut:
1. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perubahan,
karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal
usul, sebab, penyebab sebenarnya)
2. Analisis adalah penguraian pokok permasalahan atas bagian-bagian,
penelaah bagian-bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk
mendapatkan pengertian yang tepat dengan pemahaman secara
keseluruhan.
3. Analisis adalah penjabaran (pembentangan) sesuatu hal, dan
sebagainya setelah ditelaah secara seksama.
4. Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan
hipotesis (dugaan, dan sebagainya) sampai terbukti kebenarannya
melalaui beberapa kepastian (pengamatan, percobaan dan sebagainya)
5. Analisis adalah proses pemecahan masalah (melalui akal) ke dalam
bagian-bagiannya berdasarkan metode yang konsisten untuk mencapai
pengertian tentang prinsip-prinsip dasarnya.
14
Menurut
Nasution
(2009:334)
“Melakukan
analisis
adalah
pekerjaan yang sangat sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan
daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi dan tidak ada cara
tertentu yang dapat di ikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap
peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat
penelitinya. Robert D. Carles dan James E. Lewis (1999:36) Menyebutkan
analisis adalah suatu studi tentang operasi system yang tujuannya adalah
mengevaluasi faktor-faktor, kecermatan, ketepatan waktu dan ekonomi.
Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan, analisis adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara,
catatan
lapangan,
dan
dokumentasi,
dengan
cara
mengorganisasikan ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain.
a. Macam-macam Analisis
1. Analisis Dominan (Domain Analysis)
Analisis yang pada umumnya dilakukan untuk memperoleh
gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang
diteliti atau objek penelitian.
2. Analisis Taksonomi (Taxonomic Analysis)
Analisis Taksonomi adalah analisis terhadap keseluruhan data yang
terkumpul berdasarkan domain yang telah ditetapkan.
3. Analisis Kompensional (Componential Analysis)
15
Analisis kompensional, yaitu Mencari ciri spesifik pada setiap
struktur internal dengan cara mengontraskan antar elemen.
Dilakukan dengan observasi dan wawancara.
4. Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural Theme)
Analisis ini mencari hubungan di antara domain, dan bagaimana
hubungan dengan keseluruhan dan selanjutnya dinyatakan ke
dalam judul/tema.
2.1.4. Pembelajaran Sains SD
1. Pengertian Sains
SAINS merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan
di SD. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:324) SAINS
adalah “Ilmu pengetahuan tentang alam”. Sedangkan menurut Carin
dan Sund (Dalam Wahyudin, 3006:3). “SAINS adalah sistem
pengetahuan
tentang
alam
semesta
yang
diperoleh
melalui
pengumpulan data dengan observasi dan pemberian tugas terkontrol
yang di dalamnya memuat proses, produk, dan sikap manusia”.
Sementara itu dalam BSNP (2006:484) dinyatakan bahwa “SAINS
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis”.
Jadi, berdasarkan definisi di atas bahwa SAINS merupakan
ilmu yang mempelajari alam dengan berbagai kegiatan, sehingga
SAINS bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. SAINS memegang peranan
penting sebagai dasar pengetahuan untuk mengungkap bagaimana
16
alam untuk SAINS di SD diharapkan dapat mempelajari diri sendiri
dan alam sekitar lanjut dalam menerapkan di dalam kehidupan.
2. Hakikat pembelajaran SAINS
Pembelajaran SAINS pada hakikatnya mencakup beberapa
aspek antara lain faktual, keseimbangan antara proses dan produk, aktif
melakukan
investigasi,
berfikir
deduktif
dan
induktif,
serta
pengembangan sikap (http://www.uny.ac.id). Hal ini berarti bahwa
SAINS tidak hanya terdiri dari atas kumpulan pengetahuan atau
berbagai macam fakta yang di hafal, tetapi juga merupakan kegiatan
atau proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari gejalagejala alam yang belum dapat direnungkan. Oleh karena itu dalam
pembelajaran nya siswa dilatih untuk tahu bagaimana proses dari suatu
produk SAINS tersebut ditemukan.
Untuk itu dalam pembelajaran siswa harus dibekali dengan
beberapa
keterampilan
dasar,
seperti
mengamati,
mengukur,
mengklasifikasikan, mengkombinasikan, mengenal ruang dan waktu,
menyimpulkan, dan memprediksi serta keterampilan proses integrasi
seperti merancang dan melakukan pemberian tugas yang meliputi
menyusun definisi operasional, menafsirkan data, menganalisis dan
mensistesis data.
Karena itu dalam pembelajaran SAINS diciptakan kondisi
yang kondusif agar siswa selalu aktif untuk ingin tahu sehingga
pembelajaran merupakan kegiatan investigasi terhadap permasalahan
alam sekitar. Dengan melakukan investigasi akan terungkap fakta
17
untuk data investigasi yang biasanya bersifat agar siswa memiliki
pemahaman konsep.
3. Tujuan Pembelajaran SAINS
SAINS diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk
memenuhi menusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
didefinisikan. Penerapan SAINS perlu dilakukan secara bijaksana agar
tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD diharapkan
ada
penekanan
pembelajaran
Salingtemas
(Sains,
lingkungan,
teknologi, dan masyarakat) yang diharapkan pada pengalaman belajar
untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep
SAINS dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Mata
pelajaran SAINS bertujuan agar siswa percaya akan kebesaran Tuhan
dan berusaha untuk mengembangkan rasa ingin tahunya tentang alam
serta berperan dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam. Selain itu dengan pembelajaran SAINS di SD
sebagai bekal pengetahuan untuk melanjutkan pendidikan SMP.
Sejalan dengan pernyataan di atas Maslichah (2006:23)
menyatakan bahwa “tujuan pembelajaran SAINS di SD adalah untuk
menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains,
teknologi, dan masyarakat serta dapat menerapkan nya dalam
kehidupan sehari-hari untuk memelihara, menjaga, melestarikan dan
menghargai lingkungan alam dan segala keteraturan nya sebagai salah
satu ciptaan Tuhan”
18
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan untuk di
sekolah dasar adalah menanamkan rasa keterampilan proses,
mengembangkan menjaga kelestarian alam..
2.1.5. Model Example Non Example
Model Example Non Example adalah Model yang menggunakan
media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan
mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan
permasalahan-permasalahan
yang
terkandung
dalam
contoh-contoh
gambar yang disajikan.
Model Example Non Example adalah Pembelajaran alternatif yang
diambil dari sebuah contoh, kasus atau gambar yang relevan dengan KD.
Model Example Non Example merupakan salah satu teknik yang dapat
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Teknik ini merupakan
contoh
pembelajaran
efektif
yang
dikeluarkan
oleh
kementerian
pendidikan nasional Dalam model Example Non Example komponen
utama adalah digunakannya media dalam mendukung proses pengajaran.
Media yang dapat digunakan dalam model Example Non Example salah
satunya adalah media gambar yang berhubungan dengan KD.
Model Example Non Example juga merupakan model yang
mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah
konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalaui dua cara. Paling
banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan
jua dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Example Non Example
adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.
19
Strategi yang diterapkan dari metode ini bertujuan untuk
mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri
dari example non example dari suatu definisi konsep yang ada, dan
meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep
yang ada. Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi
contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan Non Example
memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu
materi yang sedang dibahas.
Model Example Non Example, media gambar yang digunakan
terlebih dahulu harus dianalisis untuk memahami suatu gambar yang
diperlukan pemikiran kritis. Inilah salah satu manfaat penggunaan gambar
dan penerapan model example non example dalam pengajaran yakni
membangkitkan berpikir pada diri siswa.
Tennyson dan Pork (1980 hal 59) dalam Slavin 1994 menyarankan
bahwa jika guru akan menyajikan contoh dari suatu konsep maka tiga hal
yang seharusnya diperhatikan, yaitu:
1. Urutkan contoh dari yang gampang ke yang sulit
2. Pilih contoh-contoh yang berbeda satu sama lain
3. Bandingkan dan bedakan contoh-contoh dan bukan contoh.
Menyiapkan pengalaman dengan contoh dan non contoh akan
membantu siswa untuk membangun makna yang kaya dan lebih mendalam
dari sebuah konsep penting. Joyce and Weil (1986) dalam Buehl (1996)
telah memberikan kerangka konsep terkait strategi tindakan, yang
menggunakan model inkuiri untuk memperkenalkan konsep yang baru
dengan model Example and Non Example.
1. Langkah-langkah Model Example Non Example
a. Guru mempersiapkan gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Guru menempelkan gambar di papan lalu ditayangkan melalui
20
c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta
didik untuk memperhatikan/menganalisis gambar
d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi
dan analisis gambar tersebut dicatat pada kertas
e. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
f. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
2. Kelebihan Model Example Non Example
a. Siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar
b. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar
c. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
3. Kekurangan Model Example Non Example
a. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar
b. Memakan waktu yang lama
2.2.
Kerangka Berpikir
Seorang pendidik yang berbuat dan bertindak dengan sadar untuk
mencapai tujuan yang diinginkan dalam proses belajar yaitu menggunakan
metode, media atau cara tertentu. Jadi untuk berhasil tidaknya proses
pengajaran tergantung pada media yang digunakan. Media digunakan harus
disesuaikan dengan materi ajar.
Untuk menguasai materi, seorang guru harus menggunakan media
yang sesuai dengan materi agar tujuan tercapai seperti pelajaran Sains kelas IV
SDN 76/1 Sungai Buluh yang membahas tentang mengelompokkan hewan
berdasarkan jenisnya.
Oleh karena itu seorang guru dituntut untuk dapat menggunakan
media/ contoh yang tepat agar memberikan pemahaman dan pengalaman bagi
siswa. Melalui mengelompokkan hewan berdasarkan jenis makanannya
Kritis
diharapkan siswa dapat mengetahui jenis-jenis makanan hewan dan
menggolongkan hewanModel
berdasarkan jenis makanannya.
Sisw
example
Afektif
a
non
example
Berasum
si
Kemampu
an
Analisis
21
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Dari gambar kerangka berpikir di atas peneliti akan meneliti tentang
bagaimana
meningkatkan
kemampuan
belajar
menganalisis
untuk
meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran SAINS dengan Model
Example Non Example di kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh.
2.3.
Hipotesis Penelitian
Jawaban sementara yang dapat dikemukakan adalah “Menggunakan
model
Example
Non
Example
pada
pembelajaran
Sains
materi
Pengelompokan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya dapat melatih
kemampuan belajar menganalisis untuk meningkatkan hasil belajar IV SD
Negeri 76/1 Sungai Buluh.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Subjek Penelitian
Penelitian ini akan di laksanakan di SD Negeri 76/1 Sungai Buluh,
subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh
dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 9 orang
perempuan.
3.2.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang
terdiri empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi dan
refleksi.
3.2.1. Tahap Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini
adalah sebagai berikut:
a) Membuat skenario
pembelajaran
dengan
menjelaskan
materi
pembelajaran terlebih dahulu dan menyampaikan konsep-konsep
pengajaran. Kemudian guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan menempelkan di papan agar siswa
dapat menganalisis gambar apa yang terdapat di papan tulis.
b) Membuat instrumen observasi guru dan observasi siswa untuk melihat
bagaimana kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas dilakukan ketika
guru menjelaskan materi, sehingga dapat diketahui kelemahan dan
kekuatan tindakan yang sudah ada dan sedang di laksanakan untuk
menjadi alat ukur dalam menentukan tindakan selanjutnya.
22
23
c) Mendesain
alat
evaluasi
untuk
mengetahui
apakah
dengan
menggunakan madia gambar di dalam kelas sesuai dengan materi
pelajaran yang di sampaikan dan dapat meningkatkan kemampuan
belajar menganalisis terhadap materi.
3.2.2. Pelaksanaan Tindakan
Tahapan pelaksanaan tindakan dilaksanakan oleh guru kelas IV
SDN No 76/1 Sungai Buluh yang dilakukan sesuai dengan penerapan
model yang dipilih dalam penelitian tindakan kelas yaitu model
pembelajaran example non example, dimana skenario kerja tindakan
meliputi:
1. Kegiatan awal
a. Guru memberikan apersepsi tentang materi yang pernah dipelajari
yang berkaitan dengan materi pengelompokan hewan berdasarkan
jenis makanannya.
b. Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnya
mempelajari materi pengelompokan hewan berdasarkan jenis
makanannya.
2. Kegiatan Inti
a. Guru mempersiapkan gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Guru menempelkan gambar di papan
c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta
didik untuk memperhatikan/ menganalisis gambar.
d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi
dan analisis gambar tersebut dicatat pada kertas
e. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
f. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
3. Kegiatan akhir
24
a. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari,
kemudian guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai
b. Guru memberikan umpan balik dengan melakukan tanya jawab
kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari
c. Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR kepada
siswa.
3.2.3. Observasi
Observasi kelas dilakukan dengan dilaksanakannya kegiatan
pembelajaran mengelompokkan hewan berdasarkan jenis makanannya
dengan penerapan model example non example yang bertujuan untuk
memperoleh data tentang kemampuan siswa dalam menganalisis dan
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal yang di
observasi meliputi proses dan hasil pembelajaran. Langkah yang diambil
dalam melakukan observasi adalah:
a) Observasi bagaimana pelaksanaan pembelajaran mengelompokkan
hewan berdasarkan jenis makanannya dengan penerapan model
example non example
b) Observasi bagaimana perhatian siswa dalam menganalisis gambargambar sesuai dengan materi.
3.2.4. Tahap Evaluasi
Penilaian kemampuan siswa dilaksanakan pada setiap akhir siklus.
Penilaian dilakukan oleh guru yang bersangkutan. Dengan aspek yang
dievaluasi meliputi aspek ketepatan dalam menganalisis gambar.
3.2.5. Refleksi
25
Data yang diperoleh dari kegiatan observasi dianalisa, kemudian
hasilnya dijadikan bahan kajian pada kegiatan refleksi apakah semua
skenario tindakan sudah dilaksanakan dengan baik, apakah tujuan yang
diinginkan sudah tercapai. Hasil analisa data yang dilaksanakan siklus
berikutnya.
Adapun faktor-faktor yang diselidiki:
a. Keaktifan siswa dalam belajar
b. Hasil belajar yang dicapai siswa
c. Sumber belajar yaitu dengan memperhatikan gambar atau bahan
pelajaran yang digunakan, apakah sudah sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai.
3.3.
Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri data kuantitatif
dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data berupa nilai rata-rata siswa
setiap akhir siklus. Sedangkan data kualitatif adalah data hasil observasi
melalui pengamatan terhadap siswa setiap akhir siklus. (1) Data
Kuantitatif berupa skor yang diperoleh siswa, (2) Data Kualitatif berupa
catatan lapangan, hasil wawancara.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data adalah peneliti, guru kelas IV dan siswa kelas IV
3.3.3. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengambilan data: Untuk kemampuan belajar menganalisis
yaitu dengan cara memberikan LKS kepada siswa. Data tentang situasi
belajar
mengajar
pada
saat
menggunakan lembar observasi.
dilaksanakannya
tindakan
dengan
26
3.4.
Analisis Data
Untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran dan hasil
penyajian materi diambil data yang diolah yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif.
Data kualitatif adalah data tentang aktifitas siswa dalam proses belajar
mengajar. Pengambilan data kualitatif menggunakan lembar pengamatan
aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung menggunakan
lembar observasi dengan menggunakan rumus. (Rukinah, 2000):
A =
A
N
A
N
NA X 100%
N
= Aktifitas siswa
= Jumlah siswa yang aktif
= Jumlah siswa keseluruhan
Data kuantitatif adalah data untuk melihat hasil belajar siswa yang
diperoleh dari penilaian tes.
1. Secara individu
Untuk ketentuan belajar siswa secara individu, jika telah memperoleh nilai
lebih dari atau sama dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh
Arikunto (2001)
Nilai =
Skor Mentah
X 100
Banyak Soal
2. Secara klasikal
Untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa secara klasikal digunakan
teknik perhitungan rata-rata sebagai berikut:
X =
∑
F
N
Dimana:
27
X
∑
F
N
= Rata-rata keberhasilan siswa
= Jumlah Nilai
= Jumlah siswa
3. Rumus untuk mencari nilai rata-rata kelas
Nilai rata-rata
kelas
3.5.
=
Jumlah skor
Jumlah siswa
Kriteria Keberhasilan
Indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan tindakan
yang dilakukan adalah tes yang diperoleh siswa. Seorang siswa ditanyakan
berhasil dalam belajar apabila daya serap sekurang-kurangnya 70% suatu
kelas berhasil dalam belajar sekurang-kurangnya 75% di kelas telah mencapai
daya serap tersebut. Apabila jumlah siswa yang telah mencapai 70% dan 75%
maka dapat dikatakan bahwa penggunaan model example non example dalam
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar sains siswa.
Pada penelitian ini penulis menetapkan kriteria keberhasilan tindakan
ditentukan dengan besarnya perolehan nilai siswa. Menurut Murgiantoro
(1987) nilai keberhasilan yang didasarkan pada persentase sebagai berikut:
70% - 75% = Baik sekali
60% - 69% = Cukup
40% - 59% = Kurang
0% - 39%
3.6.
= Gagal
Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada siswa kelas IV SDN 76/1 Sungai
Buluh tahun ajaran 2011/2012. Pelaksanaan dari perencanaan yang telah
28
dibuat, perlu disusun agenda kegiatan sehingga penelitian dapat dilaksanakan
secara sistematis dan terjadwal.
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No
Rencana Kegiatan
1
2
3
4
Membuat proposal
Menyiapkan skenario
Menyiapkan bahan ajar
Menyiapkan RPP
Pengumpulan data
5
6
7
8
9
10
analisis
Seminar proposal
Revisi proposal
Menyusun surat izin
Penelitian di lapangan
Pengadaan laporan
Oktober
Minggu ke
1 2 3 4
November
Minggu ke
1 2 3 4
Desember
Minggu ke
1 2 3 4
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti berperan
sebagai pengamat dan berkolaborasi bersama guru kolaborator atau guru kelas
IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh. Hasil penelitian dan analisis refleksi seiap
akhir siklus sesuai dengan langkah-langkah tindakan. Setelah penerapan
tindakan hasil pengamatan langsung diolah dan dianalisis.
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan tindakan
yang terdiri dari tiga siklus.
4.2.
Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan siklus I
ini adalah sebagai berikut:
a) Membuat skenario pembelajaran
dengan
menjelaskan
materi
pembelajaran terlebih dahulu dan menyampaikan konsep-konsep
pengajaran. Kemudian guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan menempelkan gambar di papan agar
siswa bisa menganalisis gambar apa yang terdapat di papan tulis.
b) Membuat instrumen observasi guru dan observasi siswa untuk melihat
bagaimana kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas dilakukan ketika
guru menjelaskan materi, sehingga dapat diketahui kelemahan dan
kekuatan tindakan yang sudah ada untuk menjadi alat ukur dalam
menentukan tindakan selanjutnya
c) Mendesain alat evaluasi untuk
mengetahui
apakah
dengan
menggunakan contoh gambar di dalam kelas sesuai dengan materi
29
30
pelajaran yang di sampaikan dan dapat meningkatkan kemampuan
belajar menganalisis terhadap materi.
b. Tahap Pelaksanaan tindakan
Tahap pelaksanaan siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan dan
dilakukan oleh guru kelas IV SDN No 76/1 pada hari Rabu tanggal 16 dan
17 November 2011 yang dilakukan sesuai dengan penerapan model yang
dipilih dalam penelitian tindakan kelas yaitu model pembelajaran Example
Non Example, dimana tindakannya adalah:
Pada kegiatan awal guru memberi salam pembukaan kemudian
guru memeriksa kesiapan siswa dan ruang kelas setelah itu guru
mengabsen siswa. Apersepsi tentang materi yang pernah dipelajari yang
berkaitan
dengan
materi.
Memotivasi
siswa
tentang
pentingnya
mempelajari materi mengelompokkan pembelajaran. Tujuan pembelajaran
disampaikan untuk mengetahui manfaat maknanya.
Kegiatan Eksplorasi
Dalam kegiatan guru mempersiapkan gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran, kemudian menempelkan gambar tersebut di papan tulis
untuk di analisa oleh siswa, setelah gambar di tempel guru membagi siswa
secara acak (berhitung) menjadi beberapa kelompok masing-masing
kelompok terdiri dari (3 orang).
Kegiatan Elaborasi
Guru
memberi
petunjuk
kepada
siswa
untuk
memperhatikan/menganalisis gambar yang ditempel, kemudian guru
memberikan LKS kelompok mendiskusikan tugas yang diberikan oleh
guru yaitu menyebutkan jenis-jenis makanan hewan dan golongan hewan
31
berdasarkan makanannya. Setelah guru membagikan tugas kepada siswa
guru tersebut duduk dan tidak mengontrol jalannya diskusi siswa tersebut.
Kegiatan Konfirmasi
Setelah siswa berdiskusi guru memanggil beberapa perwakilan
masing-masing kelompok untuk membacakan hasil diskusinya, tetapi guru
tidak mengevaluasi jawaban siswa apakah jawaban siswa tersebut benar
atau salah, guru langsung memanggil perwakilan kelompok yang lain
untuk membacakan hasil diskusinya. Pada saat siswa selesai membaca
hasil diskusinya guru tidak menegaskan materi yang telah dipelajari, guru
tidak menyimpulkan materi pelajaran, dan tidak memberikan umpan balik
kepada siswa untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami pelajaran
tersebut. Kemudian guru menyuruh siswa untuk susuk kembali ke bangku
masing-masing.
Pada kegiatan akhir pelajaran guru tidak menyimpulkan materi
pelajaran dan sebagai tugas akhir guru memberikan latihan untuk
dikerjakan.
1. Hasil observasi aktivitas siswa
Berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa, dapat dilihat
pada tabel observasi di bawah ini:
Tabel 1 Hasil observasi aktivitas siswa siklus I
N
o
1
2
3
4
Aktivitas yang diamati
Siswa siap dan termotivasi untuk
belajar
Siswa memperlihatkan dengan
baik saat guru menjelaskan
Siswa yang aktif dalam kelompok
Siswa aktif dalam menganalisis
Jumlah siswa
yang aktif
Persentas
e
10
50%
8
40%
10
8
50%
40%
32
5
6
7
8
9
10
gambar
Konsentrasi
siswa
dalam
menganalisis gambar
Kemampuan/pemahaman siswa
dalam menganalisis gambar
Kecermatan
siswa
dalam
menganalisis gambar
Siswa yang antusias selama
kegiatan belajar mengajar
Siswa aktif bertanya
Siswa yang mengerjakan tugas
tepat waktunya
A = NA x 100%
N
A = Aktivitas siswa
NA = Jumlah siswa yang aktif
N = Jumlah siswa keseluruhan
9
45%
9
45%
8
40%
9
45%
9
45%
13
65%
0-39 = Tidak aktif
40-60 = Kurang aktif
61–79 = Cukup Aktif
80-100 = Sangat Aktif
Antara lain:
1) Kurangnya perhatian siswa pada
saat guru menjelaskan cara
menganalisis materi ajar
2) Siswa kurang siap dan kurang termotivasi untuk belajar
3) Siswa kurang berkonsentrasi dalam menganalisis gambar
4) Siswa kurang cermat dalam menganalisis gambar
5) Siswa kurang aktif bertanya dan menanggapi pertanyaan guru.
2. Hasil observasi aktivitas guru
Berdasarkan lembar observasi guru, seperti yang terlihat pada tabel
observasi guru dibawah ini:
Tabel 2: Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I
No
1
2
3
Aktivitas yang
diminati
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
Pemberian
motivasi
Menempelkan
gambar
yang
sesuai dengan
tujuan
pembelajaran
1
2
3
4
%
70
70
100
33
4
5
6
7
8
9
10
Guru mengajak
siswa
untuk
memperhatikan
/ menganalisis
gambar
Pembagian
kelompok
Menyediakan
LKS
Membimbing
siswa
dalam
kelompok
Mengontrol
diskusi siswa
Melakukan
evaluasi
individu/
kelompok
Membimbing
siswa membuat
kesimpulan
Jumlah
Rata-rata
Keterangan
50
70
100
50
50
70
50
680
61,81
C
Keterangan:
1 = 25
2 = 50
3 = 75
4 = 100
80 – 100
66 – 79
56 – 65
40 – 55
= Baik sekali
= Baik
= Cukup
= Kurang
3. Tabel 3: Hasil kemampuan menganalisis materi ajar
N
Nama Kelompok
o
Kelompok I
Ardiansyah
Ayu lestari
Bentar
Kelompok II
Syahyit
Dwi Rahayu
Fatihanul Putri
Kelompok III
Kemampuan belajar menganalisis
Benar
Kurang Benar
Salah
34
Soni
Andi Purnomo
Kelompok IV
Dody
armansyah
Yosika
Ketrin
Kelompok V
M. Rizki
Rizal Saputra
Rini Rembulan
Kelompok VI
Elsa Ariska
Sindi Destalia
Ikhsan
Kelompok VII
Rifki
Ariska
Julianto
Dari tabel hasil kemampuan belajar menganalisis siswa pada
siklus I, dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa belum
mencapai tingkat keberhasilan yang diinginkan, dimana skor siswa
masih banyak yang belum mencapai tingkat keberhasilan yang
diinginkan, dimana skor siswa masih banyak yang belum tuntas.
Kemampuan siswa dalam menganalisis secara keseluruhan masih
dibawah standar ketuntasan minimum (KKM). Jumlah siswa yang
mampu/ benar dalam menganalisis gambar ada 10 orang atau 50%
sedangkan siswa yang kurang benar dalam menganalisis mendapat
nilai kurang dari 70 ada 4 orang atau 20% dan siswa yang salah dalam
menganalisis gambar ada 5 orang atau 25%, maka pada siklus I belum
ada peningkatan.
4. Tabel 4: Hasil Rekapitulasi ketuntasan siswa Siklus I
35
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nama Siswa
Jenis
Ketercapaia
Kelamin
n
Ardiansyah
Laki-laki
50
Ayu Lestari
Perempuan
40
Ariska
Perempuan
40
Dwi rahayu
Perempuan
80
Elsa Ariska
Perempuan
80
Dodi Armansyah Laki-laki
70
Yosika
Perempuan
50
Sindi Destalia
Perempuan
50
Fatihanul Putri
Perempuan
70
Soni
Laki-laki
50
Bentar
Laki-laki
70
Ikhsan
Laki-laki
30
Ketrin
Perempuan
50
Andi Purnomo
Laki-laki
70
Rifki Harahap
Laki-laki
70
Julianto
Laki-laki
70
Rizal Saputra
Laki-laki
50
Rini Rembulan
Perempuan
80
Syahyit
Laki-laki
70
M. Rizki
Laki-laki
70
Jumlah
1090
Rata-rata
54,50
Persentase siswa yang tuntas
Persentase siswa yang tidak tuntas
Tuntas Tidak Tuntas
11
9
55%
45%
Dari hasil evaluasi belajar siswa pada akhir siklus belum
mencapai kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan. Hal ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata kelas adalah hanya 54,50%.
c. Tahap Refleksi dan Analisis
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus pertama
didapatkan dari 20 siswa yang mengikuti pembelajaran dengan hasil
sebagai berikut:
1) Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung diamati
dengan lembar observasi. Adapun hasil yang diperoleh masih kurang
baik. Sedangkan dalam aspek kemauan siswa untuk belajar masih
dalam kategori cukup dan kurang.
36
Hanya sebagian siswa saja yang mau mengikuti pelajaran dengan
sungguh-sungguh.
2) Hasil kemampuan
siswa
dalam
menganalisis
pada
siklus
I
menargetkan standar ketuntasan minimum dengan nilai 70. Nilai yang
diperoleh 11 orang siswa yang tuntas dari 20 siswa atau 55% siswa
yang tuntas.
3) Hasil belajar siswa dalam mengerjakan latihan yang tuntas sebanyak
11 orang 55% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 9 orang atau
45%. Hasil belajar siswa pada siklus I masih banyak yang belum
tuntas.
Pada siklus I persiapan belajar motivasi siswa dalam pembelajaran
masih dalam kategori cukup, pengetahuan terhadap materi sebelumnya
juga masih kurang. Ini terlihat pada kegiatan menganalisis setiap siswa
untuk memecahkan masalah masih kurang terlihat, sehingga masih banyak
siswa yang kesulitan untuk menjawab soal-soal dan menyimpulkan
pelajaran dari awal sampai akhir pelajaran. Oleh karena itu tujuan kegiatan
belajar pada siklus I belum tercapai secara utuh.
Timbulnya keadaan ini dapat disebabkan guru kurang memotivasi
siswa untuk belajar menganalisis dan dalam menggunakan contoh-contoh
gambar belum begitu baik sehingga perlu dilakukan refleksi untuk siklus
selanjutnya, yaitu berupaya lebih mengkondisikan kesiapan siswa untuk
belajar menganalisis.
37
4.3.
Siklus II
a) Tahap Perencanaan
Penelitian siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu pada
tanggal 23-24 November 2011 sebanyak dua kali pertemuan. Berdasarkan
refleksi siklus I, maka pada siklus II guru membagi kelompok belajar
secara heterogen dan sesuai dengan kemampuan siswa sehingga siswa
yang aktif dalam belajar dapat membantu anggota kelompok yang pasif,
membimbing setiap kelompok diskusi yang mengalami kesulitan.
b) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan
pada hari Rabu tanggal 23-24 November 2011 di SD Negeri 76/1 Sungai
Buluh dengan jumlah siswa yang mengikuti pelajaran 20 siswa. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada skenario pembelajaran yang
termuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan,
seperti yang telah diuraikan berikut ini.
Pada kegiatan awal guru memberi salam pembuka dan memeriksa
kesiapan siswa dan ruang kelas kemudian mengabsen siswa dan berdoa
terlebih dahulu. Guru menyuruh siswa membuka buku untuk memulai
pelajaran, kemudian guru memberikan apersepsi tentang materi yang
pernah dipelajari sebelumnya, guru menanyakan kepada siswa tentang
jenis-jenis hewan yang ada di sekitar mereka sebagai langkah awal
pelajaran dan mengkaitkan pelajaran tersebut dengan pelajaran yang akan
dipelajari,
barulah
guru
menyampaikan
kompetensi
atau
tujuan
pembelajaran, yang bertujuan untuk mengetahui manfaat atau tujuan
materi tersebut.
38
Kegiatan Elaborasi
Pada kegiatan elaborasi guru mempersiapkan gambar sesuai
dengan tujuan pembelajaran, kemudian menempelkan gambar tersebut di
papan tulis untuk di analisis oleh siswa, setelah gambar di tempel guru
membagi siswa secara heterogen menjadi beberapa kelompok (1 kelompok
3 orang).
Kegiatan Eksplorasi
Guru memberi petunjuk kepada siswa untuk memperhatikan/
menganalisis gambar, kemudian guru memberikan LKS, kelompok
mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru yaitu menyebutkan contohcontoh hewan herbivora, karnivora, dan omnivora. Selama diskusi
berlangsung guru mengontrol jalannya diskusi dan melihat siswa yang
aktif dalam kelompok, kemudian guru menilai setiap siswa melalui diskusi
tersebut.
Kegiatan Elaborasi
Setelah siswa berdiskusi guru memanggil perwakilan masingmasing kelompok untuk membacakan hasil diskusinya, siswa yang lain
memberi tanggapan dari hasil diskusi yang tampil, kemudian guru
mengevaluasi jawaban siswa untuk mengetahui apakah jawaban siswa
yang tampil tersebut benar atau salah. Kemudian guru memanggil
39
kelompok yang lain hingga masing-masing kelompok membacakan hasil
diskusinya.
Kegiatan Konfirmasi
Guru bersama siswa menyimpulkan tentang pelajaran tersebut, dan
bertanya jawab untuk meluruskan permasalahan yang dihadapi siswa dan
guru mulai menegaskan materi yang telah dipelajari.
Pada kegiatan akhir pelajaran guru menyimpulkan materi pelajaran
dan sebagai tugas individu guru memberikan latihan kepada siswa.
1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel
observasi di bawah ini.
Tabel 5 : Hasil observasi aktivitas siswa siklus II
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Aktivitas yang diamati
Siswa siap dan termotivasi untuk
belajar
Siswa memperlihatkan dengan
baik saat guru menerangkan
Siswa yang aktif dalam kelompok
Siswa aktif dalam menganalisis
gambar
Konsentrasi
siswa
dalam
menganalisis gambar
Kemampuan/pemahaman siswa
dalam menganalisis gambar
Kecermatan
siswa
dalam
menganalisis gambar
Siswa yang antusias selama
kegiatan belajar mengajar
Siswa aktif bertanya
Siswa yang mengerjakan tugas
tepat waktunya
Jumlah siswa
yang aktif
Persentas
e
15
70%
13
65%
15
75%
14
70%
15
70%
12
60%
11
55%
14
70%
13
65%
16
80%
40
A = NA x 100%
N
A = Aktivitas siswa
NA = Jumlah siswa yang aktif
N = Jumlah siswa keseluruhan
0-39 = Tidak aktif
40-60 = Kurang aktif
61–79 = Cukup Aktif
80-100 = Sangat Aktif
Dari lembar observasi aktivitas siswa diatas, dapat diketahui
bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan. Untuk aspek siswa
yang mengikuti pelajaran degan baik pada saat guru menjelaskan,
siswa siap dan termotivasi untuk belajar dan antusias selama kegiatan
belajar mengajar, siswa yang aktif bertanya seta menanggapi
pertanyaan guru. Dari kategori kurang baik menjadi cukup baik dalam
menganalisis.
2. Hasil observasi