URGENSI PENGUASAAN KOMPETENSI KEPALA SEK
URGENSI PENGUASAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKANDI SATUAN PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHLUAN
A. LATAR BELAKANG
Kepala sekolah adalah tokoh sentral dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Berhasil atau tidaknya sebuah lembaga pendidikan khususnya pada satuan pendidikan
akan sangat dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki kepala sekolah tersebut,
PeraturanMenteriPendidikanNasionalNomor13Tahun2007tentangStandar
sekolah/madrasahmenegaskan
bahwa
seorang
kepala
Kepala
sekolah/madrasah
harusmemilikilimadimensikompetensiminimalyaitu:
kompetensikepribadian,manajerial,kewirausahaan,
supervisi,dansosial.Kepalasekolah/madrasahadalahguruyangdiberitugastambahansebaga
ikepalasekolah/madrasah
sehinggaiapunharusmemilikikompetensiyangdisyaratkan
memilikikompetensiguruyaitu:kompetensipaedagogik, kepribadian,sosial,danprofesional.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka menjadi sangat penting bagi kepala sekolah
menguasai Kompetensi Kepala Sekolah Dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan di
Satuan Pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Pengertian Kompetensi Kepala Sekolah
2. Bagaimana Pengertian Urgensi Kompetensi Kepala Sekolah
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Memahami Pengertian Kompetensi Kepala Sekolah
2. Mengetahui Pengertian Urgensi Kompetensi Kepala Sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KOMPETENSI
KEPALA
SEKOLAH
Kompetensi memainkan peran kunci dalam mempengaruhi keberhasilan kerja, terutama
dalam pekerjaan – pekerjaan yang menuntut sungguh-sungguh inisiatif dan inovasi.
Kompetensi dipahami berkaitan dengan pentingnya hasrat untuk menguasai orang lain,
dan secara lebih luas berkaitan dengan menciptakan peristiwa dan bukan sekedar
menanti secara pasif, hasrat ini disebut motif kompetensi. Dalam diri orang dewasa motif
kompetensi ini sangat mungkin muncul sebagai suatu keinginan untuk menguasai
pekerjaan
dan
jenjang
profesional.
Pengertian sederhana yang mendasar dari kompetensi adalah kemampuan atau
kecakapan (Syah,2000:229). Kemampuan atau kecakapan yang dimaksudkan dalam
kompetensi itu menunjuk kepada satu hal yang menggambarkan kualifikasi atau
kemampuan seseorang, baik kemampuan atau kecakapan kualitatif maupun kuantitatif.
Ranupandoyo dan Husnan (1995:155) mengidentikan kemampuan dengan ketrampilan
kerja yang berbentuk dari pendidikan dan latihan serta pengalaman kerja. Keith Davis
(dalam
Anwar,
2000:67)
membedakan
kemampuan
dengan
ketrampilan.
Kompetensi merupakan perpaduan dari penguasaan pengetahuan, ketrampilan, nilai dan
sikap
yang
direfleksikan
tugas/pekerjaan.
dalam
Kompetensi
kebiasaan
juga
merujuk
berfikir
pada
dan
bertindak
kecakapan
pada
seseorang
sebuah
dalam
menjalankan tugas dan tanggung-jawab yang diamanatkan kepadanya dengan hasil baik
dan
piawai/mumpuni
(Margono,2003).
Dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002 disebutkan bahwa
kompetensi sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam
melaksanakan
tugas-tugas
sesuai
dengan
pekerjaan
tertentu
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka yang dimaksud dengan kompetensi kepala
sekolah adalah seperangkat kemampuan yang harus ada dalam diri kepala sekolah, agar
dapat
mewujudkan
penampilan
unjuk
kerja
sebagai
kepala
sekolah
.
Adapun Kompetensi Kepala Sekolah adalah sebagai berikut :
1.
Kompetensi
Kepribadian
Definisi yang paling sering digunakan dari kepribadian dikemukakan oleh Gordon Allport
hampir 60 tahun yang lalu. Ia mengatakan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis
pada masing-masing sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian unik terhadap
lingkungannya
.
Dalam menjalankan tugas menejerial kepala sekolah dituntut memiliki kompetensi
kepribadian, kompetensi ini menuntut kepala sekolah memiliki (1) integritas kepribadian
yang kuat, yang dalam hal ini ditandai dengan konsisten dalam berfikir, berkomitmen,
tegas, disiplin dalam menjalankan tugas, (2) memiliki keinginan yang kuat dalam
mengembangkan diri sebagai kepala sekolah, dalam hal ini meliputi memiliki rasa
keingintahuan yang tinggi terhadap kebijakan, teori, praktik baru, mampu secara mandiri
mengembangkan diri sebagai upaya pemenuhan rasa ingin tahu (3) bersikap terbuka
dalam melaksanakan tugas, meliputi berkecenderungan selalu ingin menginformasikan
secara transparan dan proporsional kepada orang lain mengenai rencana, proses
pelaksanaan dan efektifitas program. (4) mampu mengendalikan diri dalam menghadapi
masalah dalam pekerjaan (5) memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin.
Berdasarkan
definisi-definisi
diatas
dalam
yang
dimaksud
dengan
kompetensi
kepribadian adalah integritas pribadi yang kuat, berkeinginan mengembangkan diri,
terbuka dan minat dalam menjalankan jabatan sebagai kepala sekolah.
2.
Kompetensi
Manajerial
Manajemen atau pengelolaan dapat berarti macam-macam tergantung kepada siapa
yang membicarakannya. Istilah manajemen sendiri berasal dari “manage” yang padanan
dalam bahasa Indoensia adalah kelola. Pengertian umum dari manajemen adalah proses
mencapai hasil dengan mendayagunakan sumber daya yang tersedia secara produktif
(Depdiknas,2007:126).
Dalam kontek manajerial sekolah maka seorang kepala sekolah dituntut untuk dapat
menjalankan kompetensi sebagai berikut : (1) menyusun perencanaan sekolah/madrasah
untuk
berbagai
tingkatan.
perencanaan
(2)
mengembangkan
organisasi
sekolah/madrasah sesuai kebutuhan (3) memimpin sekolah/madrasah dalam rangka
pendayaagunaan sumber daya sekolah/ madrasah secara optimal, (4) mengelola
perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajaran yang
efektif (5) menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif
bagi
pembelajaran
anak
didik
(6)
mengelola
guru
dan
staff
dalam
rangka
pendayagunaan sumberdaya manusia secara optimal (7) mengelola sarana dan
prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optima (8) mengelola
hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan, ide,
sumber belajar, dan pembiayaan sekolah (9) mengelola peserta didik dalam rangka
penerimaan peserta didik barn dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta
didik. (10) mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai arah
dan tujuan pendidikan nasional (11) mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai
dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien (12) mengelola
ketatausahaan
sekolah/madrasah
dalam
mendukung
pencapaian
tujuan
sekolah/madrasah (13) mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam
mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah (14)
mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program
dan pengambilan keputusan (15) memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi
peningkatan
pembelajaran
dan
manajemen
sekolah/madrasah
(16)
melakukan
monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah
dengan
prosedur
yang
tepat,
serta
merencanakan
tindak
lanjutnya.
Manajer adalah seorang yang berusaha untuk mencapai maksud-maksud yang dapat
dihitung, dan administrator sebagai orang yang berikhtiar untuk maksud-maksud yang
tidak dapat dihitung tanpa mengindahkan akibat akibat akhir dari pencapaiannya (Oteng
Sutrisno,
1985:15).
Berdasar uraian diatas maka dalam yang dimaksud dengan kompetensi manajerial
adalah kemampuan kepala sekolah dalam mengorganisasi dan mengembangkan sumber
saya sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, efisien.
3.
Kompetensi
Kewirausahaan
Istilah kewirausahaan atau sering disebut wiraswasta, merupakan terjemahan dari istilah
entrepreneurship. Istilah tersebut pertama kali dikemukakan oleh Ricard Cantillon, orang
Irlandia yang berdiam di Perancis, dalam bukunya yang berjudul Essai Bar la Nature du
Commercen,tahun 1755 (Depdiknas 2004). Dilihat dari segi etimologis, wiraswasta,
merupakan suatu istilah yang berasal dari kata-kata “wira” dan “swasta”. Wira berarti
berani, utama, atau perkasa. Swasta merupakan paduan dari kata “swa” dan “sta”. Swa
artinya sendiri, sedangkan sta berarti berdiri. Dengan demikian maknanya menjadi
berdiri menurut kekuatan sendiri. Jadi yang dimaksud dengan wiraswasta adalah
mewujudkan aspirasi kehidupan mandiri dengan landasan keyakinan dan watak yang
luhur.
Dari
beberapa
definisi
diatas
maka
kompetensi
kewirausahaan
dalam
adalah
kemampuan kepala sekolah dalam mewujudkan aspirasi kehidupan mandiri yang
dicirikan dengan kepribadian kuat, bermental wirausaha. Sedangkan jika ingin sukses
dalam mengembangkan program kewirausahaan di sekolah, maka kepala sekolah,
tenaga kependidikan baik guru maupun non guru dan peserta didik harus bisa secara
bersama memahami dan mengembangkan sikap kewirausahaan sesuai dengan tugas
masing-masing.
4.
Kompetensi
Supervisi
Sekolah melaksanakan tanggung jawab paling produktif jika terdapat konsensus tentang
tujuan sekolah dan semua pihak bersama-sama berusaha mencapainya. Posisi kepala
sekolah dalam hal ini adalah bertanggung jawab untuk menyelenggarakan sekolah
secara produktif. Persoalannya adalah bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan
tersebut kepala sekolah tidak mungkin melaksanakan seluruh kegiatan sendiri, oleh
karena itu ada pendelegasian kepada guru maupun staff, untuk memastikan bahwa
pendelegasian tugas itu dilaksanakan secara tepat waktu dengan cara yang tepat atau
tidak maka diperlukanlah supervisi yaitu menyelia pekerjaan orang lain (Depdikbud,
2007:227).
Bentuk supervisi yang paling efektif terjadi jika staff,peserta didik, dan orang tua
memandang kepala sekolah sebagai orang yang tahu persis tentang hal-¬hal yang
terjadi disekolahnya. Dalam kontek ini, dengan melakukan supervisi maka akan dilakukan
tindakan kunjungan kelas, berbicara dngan guru, peserta didik, dan orang tua, mengikuti
perkembangan masyarakat sekolah, orang-orang dan peristiwa yang terjadi dalam
rangka
memenuhi
tanggungjawab
ini
(Peter
F.Olivia,1992).
Kompetensi supervisi ini setidaknya mencakup (1) merencanakan program supervisi
akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru (2) melaksanakan supervisi
akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan tehnik supervisi yang
tepat (3) menindaklanjuti hasil supervisi akademis terhadap guru dalam rangka
peningkatan
profesionalisme
guru
(Depdiknas,
2007:228).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka yang dimaksud dengan kompetensi
supervisi adalah pengetahuan dan kemampuan kepala sekolah dalam merencanakan,
melaksanakan dan menindaklanjuti supervisi dalam upaya meningkatkan kualitas
sekolah
5.
Kompetensi
Sosial
Pada hakekatnya manusia adalah makluk individu sekaligus sosial, dari sejak lahir hingga
meninggal manusia perlu dibantu atau kerjasama dengan manusia lain, segala
kebahagiaan yang dirasakan manusia pada dasarnya adalah berkat bantuan dan
kerjasama dengan manusia lain, manusia sadar bahwa dirinya harus merasa terpanggil
hatinya untuk berbuat baik bagi orang lain dan masyarakat (Retno Sriningsih,1999).
Kompetensi sosial menurut Sumardi (2006) adalah kemampuan seseorang dalam
berkomunikasi, bergaul, bekerjasama, dan memberi kepada orang lain. Sejalan dengan
pemikiran ini Komara (2007) mendefinisikan kompetensi sosial sebagai (1) kemampuan
seseorang
untuk
berinteraksi
dan
berkomunikasi
dengan
teman
sejawat
untuk
meningkatkan kemampuan profesional (2) kemampuan untuk mengenal dan memahami
fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan dan (3) kemampuan untuk menjalin
kerjasama
baik
secara
individual
maupun
kelompok.
Berdasarkan batasan-batasan diatas maka yang dimaksud dengan kompetensi sosial
adalah kemampuan seorang kepala sekolah dalam bekerjasama dengan orang lain,
peduli sosial dan memiliki kepekaan sosial .
B. URGENSI PENGUASAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH.
Keunggulan dan mutu sebuah sekolah dipengaruhi oleh berbagai variabel, variabel
manajerial kepala sekolah memiliki posisi yang sangat penting, kualitas kepemimpinan
kepala sekolah akan mempengaruhi efektifitas sekolah, dengan manajemen yang tepat
sekolah akan mampu menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, yaitu lingkungan
belajar yang memotivasi para anggota sekolah untuk mengembangkan potensi,
kreatifitas, dan inovasi. Hanya kepala sekolah yang memiliki kompetensi tinggi yang
akan memiliki kinerja yang memberi tauladan, menginspirasi dan memberdayakan,
kondisi ini akan mendorong perubahan yang bermasyarakat, relevan, efektif biaya serta
diterima
oleh
staf,
murid
dan
masyarakat
(Agus
Darma,
2007
:
6).
Untuk memenuhi standar kompetensi seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang standar kepala
sekolah maka sangatlah penting bagi kepala sekolah atau calon kepala sekolah
menguasai Kompetensi Kepala Sekolah, menguasai bukan hanya dalam artian menghafal
urutan-urutan peraturan yang tercantum dalam Peraturan Menteri tersebut namun lebih
menitikberatkan
implementasi
dari
lima
dimensi
kompetensi
kepala
sekolah.
Kompeteni dapat dipilah menjadi 3 aspek. Ketiga aspek yang dimaksud adalah: (1)
Kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi dan harapan
yang menjadi penciri karakteristik seseorang dalam menjalankan tugas, (2) Penciri
karakteristik kompetensi yang digambarkan dalam aspek pertama itu tampil nyata
(manifest) dalam tindakan, tingkah laku dan unjuk kerjanya, dan (3) Hasil unjuk kerjanya
itu
memenuhi
suatu
kriteria
standar
kualitas
tertentu.
Aspek pertama sebuah kompetensi menunjuk pada kompetensi sebagai gambaran
substansi materi ideal yang seharusnya dikuasai atau dipersyaratkan untuk dikuasai oleh
seseorang dalam menjalankan pekerjaan tertentu. Substansi materi ideal yang dimaksud
meliputi: kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi dan
harapan-harapan
penciri
karakter
dalam
menjalankan
tugas.
Dengan
demikian
seseorang dapat dipersiapkan atau belajar untuk menguasai kompetensi tertentu
sebelum
ia
bekerja.
Aspek kedua kompetensi merujuk kepada gambaran unjuk kerja nyata yang tampak
dalam kualitas pola pikir, sikap dan tindakan seseorang dalam menjalankan pekerjaan
secara mumpuni. Seseorang dapat berhasil menguasai secara teoritik seluruh aspek
material kompetensi yang diajarkannya dan dipersyaratkan, namun begitu jika dalam
praktek sebagai tindakan nyata saat menjalankan tugas atau pekerjaan tidak sesuai
dengan standar kualitas yang dipersyaratkan maka ia tidak dapat dikatakan sebagai
orang
yang
berkompeten,
tidak
mumpuni
atau
tidak
piawai.
Aspek ketiga merujuk pada kompetensi sebagai hasil ( output dan atau outcome) dari
unjuk kerja berpiawaian. Kompetensi seseorang mencirikan tindakan, berlaku serta mahir
dalam menjalankan suatu tugas untuk menghasilkan tindakan kerja yang efektif dan
efisien. Hasil tindakan yang efektif dan efisien merupakan produk dari kompetensi
seseorang dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya. Kefektifan ini utamanya dinilai
dari pihak luar dirinya. Sehingga ditinjau dari unjuk hasil kerjanya , pihak lain dapat
menilai seseorang apakah dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya apakah
berkompeten, efektif dan terkesan profesional atau tidak.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan pemaparan diatas maka sangatlah penting bagi kepala sekolah ataupun
calon kepala sekolah menguasai Kompetensi Kepala Sekolah dalam upaya peningkatan
mutu
Kompetensi
pendidikan
Kepala
di
satuan
Sekolah
pendidikan.
antara
kompetensikepribadian,manajerial,kewirausahaan, supervisi,dansosial.
lain:
DAFTAR RUJUKAN
Darma, A. 2007. Manajemen Sekolah. Depdiknas: Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Informasi Kebijakan Direktorat Pendidikan
Menengah Umum. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah
Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan. 2008. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah.
Hidayat, Taufik. 2009. Kompetensi Sosial Guru. http/taufik hidayat71.Wordpress.
Kusdiyah, Ike. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :Penerbit Andi
Mulyasa, H.E. 2008. Implementasi KTSP: Bumi Aksara: Jakarta.
Mulyasa, H.E.2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional: Bandung : Rosda
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 13 Tahun 2007 Tentang Standart Kepala
Sekolah/Madrasah.
Olifia F. Peter.1992. Supervision For To Days Scools. Longman, New York.
Sarjilah. Kompetensi Kepala Sekolah. http://lpmpjogja.diknas.go.id ( 26 Januari 2009)
Slamet, Achmad. Manajemen Sumber Daya manusia :UNNES PRESS : Semarang
Sriningsih, Retno. 2000. Landasan Kependidikan ( Pengantar ke arah Ilmu Pendidikan
Pancasila ) : Semarang : Ikip Semarang Press.
Wj, Admin. Upaya-Upaya Strategis Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah Di
Era Implementasi KTSP.http/lpmpjogja.diknas.go.id (28 April 2008).
Widyorini, Endang.2008. Kompetensi sosial. Semarang : Dinas Pendidikan Prop.Jateng.
MUTU PENDIDIKANDI SATUAN PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHLUAN
A. LATAR BELAKANG
Kepala sekolah adalah tokoh sentral dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Berhasil atau tidaknya sebuah lembaga pendidikan khususnya pada satuan pendidikan
akan sangat dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki kepala sekolah tersebut,
PeraturanMenteriPendidikanNasionalNomor13Tahun2007tentangStandar
sekolah/madrasahmenegaskan
bahwa
seorang
kepala
Kepala
sekolah/madrasah
harusmemilikilimadimensikompetensiminimalyaitu:
kompetensikepribadian,manajerial,kewirausahaan,
supervisi,dansosial.Kepalasekolah/madrasahadalahguruyangdiberitugastambahansebaga
ikepalasekolah/madrasah
sehinggaiapunharusmemilikikompetensiyangdisyaratkan
memilikikompetensiguruyaitu:kompetensipaedagogik, kepribadian,sosial,danprofesional.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka menjadi sangat penting bagi kepala sekolah
menguasai Kompetensi Kepala Sekolah Dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan di
Satuan Pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Pengertian Kompetensi Kepala Sekolah
2. Bagaimana Pengertian Urgensi Kompetensi Kepala Sekolah
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Memahami Pengertian Kompetensi Kepala Sekolah
2. Mengetahui Pengertian Urgensi Kompetensi Kepala Sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KOMPETENSI
KEPALA
SEKOLAH
Kompetensi memainkan peran kunci dalam mempengaruhi keberhasilan kerja, terutama
dalam pekerjaan – pekerjaan yang menuntut sungguh-sungguh inisiatif dan inovasi.
Kompetensi dipahami berkaitan dengan pentingnya hasrat untuk menguasai orang lain,
dan secara lebih luas berkaitan dengan menciptakan peristiwa dan bukan sekedar
menanti secara pasif, hasrat ini disebut motif kompetensi. Dalam diri orang dewasa motif
kompetensi ini sangat mungkin muncul sebagai suatu keinginan untuk menguasai
pekerjaan
dan
jenjang
profesional.
Pengertian sederhana yang mendasar dari kompetensi adalah kemampuan atau
kecakapan (Syah,2000:229). Kemampuan atau kecakapan yang dimaksudkan dalam
kompetensi itu menunjuk kepada satu hal yang menggambarkan kualifikasi atau
kemampuan seseorang, baik kemampuan atau kecakapan kualitatif maupun kuantitatif.
Ranupandoyo dan Husnan (1995:155) mengidentikan kemampuan dengan ketrampilan
kerja yang berbentuk dari pendidikan dan latihan serta pengalaman kerja. Keith Davis
(dalam
Anwar,
2000:67)
membedakan
kemampuan
dengan
ketrampilan.
Kompetensi merupakan perpaduan dari penguasaan pengetahuan, ketrampilan, nilai dan
sikap
yang
direfleksikan
tugas/pekerjaan.
dalam
Kompetensi
kebiasaan
juga
merujuk
berfikir
pada
dan
bertindak
kecakapan
pada
seseorang
sebuah
dalam
menjalankan tugas dan tanggung-jawab yang diamanatkan kepadanya dengan hasil baik
dan
piawai/mumpuni
(Margono,2003).
Dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002 disebutkan bahwa
kompetensi sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam
melaksanakan
tugas-tugas
sesuai
dengan
pekerjaan
tertentu
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka yang dimaksud dengan kompetensi kepala
sekolah adalah seperangkat kemampuan yang harus ada dalam diri kepala sekolah, agar
dapat
mewujudkan
penampilan
unjuk
kerja
sebagai
kepala
sekolah
.
Adapun Kompetensi Kepala Sekolah adalah sebagai berikut :
1.
Kompetensi
Kepribadian
Definisi yang paling sering digunakan dari kepribadian dikemukakan oleh Gordon Allport
hampir 60 tahun yang lalu. Ia mengatakan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis
pada masing-masing sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian unik terhadap
lingkungannya
.
Dalam menjalankan tugas menejerial kepala sekolah dituntut memiliki kompetensi
kepribadian, kompetensi ini menuntut kepala sekolah memiliki (1) integritas kepribadian
yang kuat, yang dalam hal ini ditandai dengan konsisten dalam berfikir, berkomitmen,
tegas, disiplin dalam menjalankan tugas, (2) memiliki keinginan yang kuat dalam
mengembangkan diri sebagai kepala sekolah, dalam hal ini meliputi memiliki rasa
keingintahuan yang tinggi terhadap kebijakan, teori, praktik baru, mampu secara mandiri
mengembangkan diri sebagai upaya pemenuhan rasa ingin tahu (3) bersikap terbuka
dalam melaksanakan tugas, meliputi berkecenderungan selalu ingin menginformasikan
secara transparan dan proporsional kepada orang lain mengenai rencana, proses
pelaksanaan dan efektifitas program. (4) mampu mengendalikan diri dalam menghadapi
masalah dalam pekerjaan (5) memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin.
Berdasarkan
definisi-definisi
diatas
dalam
yang
dimaksud
dengan
kompetensi
kepribadian adalah integritas pribadi yang kuat, berkeinginan mengembangkan diri,
terbuka dan minat dalam menjalankan jabatan sebagai kepala sekolah.
2.
Kompetensi
Manajerial
Manajemen atau pengelolaan dapat berarti macam-macam tergantung kepada siapa
yang membicarakannya. Istilah manajemen sendiri berasal dari “manage” yang padanan
dalam bahasa Indoensia adalah kelola. Pengertian umum dari manajemen adalah proses
mencapai hasil dengan mendayagunakan sumber daya yang tersedia secara produktif
(Depdiknas,2007:126).
Dalam kontek manajerial sekolah maka seorang kepala sekolah dituntut untuk dapat
menjalankan kompetensi sebagai berikut : (1) menyusun perencanaan sekolah/madrasah
untuk
berbagai
tingkatan.
perencanaan
(2)
mengembangkan
organisasi
sekolah/madrasah sesuai kebutuhan (3) memimpin sekolah/madrasah dalam rangka
pendayaagunaan sumber daya sekolah/ madrasah secara optimal, (4) mengelola
perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajaran yang
efektif (5) menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif
bagi
pembelajaran
anak
didik
(6)
mengelola
guru
dan
staff
dalam
rangka
pendayagunaan sumberdaya manusia secara optimal (7) mengelola sarana dan
prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optima (8) mengelola
hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan, ide,
sumber belajar, dan pembiayaan sekolah (9) mengelola peserta didik dalam rangka
penerimaan peserta didik barn dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta
didik. (10) mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai arah
dan tujuan pendidikan nasional (11) mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai
dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien (12) mengelola
ketatausahaan
sekolah/madrasah
dalam
mendukung
pencapaian
tujuan
sekolah/madrasah (13) mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam
mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah (14)
mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program
dan pengambilan keputusan (15) memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi
peningkatan
pembelajaran
dan
manajemen
sekolah/madrasah
(16)
melakukan
monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah
dengan
prosedur
yang
tepat,
serta
merencanakan
tindak
lanjutnya.
Manajer adalah seorang yang berusaha untuk mencapai maksud-maksud yang dapat
dihitung, dan administrator sebagai orang yang berikhtiar untuk maksud-maksud yang
tidak dapat dihitung tanpa mengindahkan akibat akibat akhir dari pencapaiannya (Oteng
Sutrisno,
1985:15).
Berdasar uraian diatas maka dalam yang dimaksud dengan kompetensi manajerial
adalah kemampuan kepala sekolah dalam mengorganisasi dan mengembangkan sumber
saya sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, efisien.
3.
Kompetensi
Kewirausahaan
Istilah kewirausahaan atau sering disebut wiraswasta, merupakan terjemahan dari istilah
entrepreneurship. Istilah tersebut pertama kali dikemukakan oleh Ricard Cantillon, orang
Irlandia yang berdiam di Perancis, dalam bukunya yang berjudul Essai Bar la Nature du
Commercen,tahun 1755 (Depdiknas 2004). Dilihat dari segi etimologis, wiraswasta,
merupakan suatu istilah yang berasal dari kata-kata “wira” dan “swasta”. Wira berarti
berani, utama, atau perkasa. Swasta merupakan paduan dari kata “swa” dan “sta”. Swa
artinya sendiri, sedangkan sta berarti berdiri. Dengan demikian maknanya menjadi
berdiri menurut kekuatan sendiri. Jadi yang dimaksud dengan wiraswasta adalah
mewujudkan aspirasi kehidupan mandiri dengan landasan keyakinan dan watak yang
luhur.
Dari
beberapa
definisi
diatas
maka
kompetensi
kewirausahaan
dalam
adalah
kemampuan kepala sekolah dalam mewujudkan aspirasi kehidupan mandiri yang
dicirikan dengan kepribadian kuat, bermental wirausaha. Sedangkan jika ingin sukses
dalam mengembangkan program kewirausahaan di sekolah, maka kepala sekolah,
tenaga kependidikan baik guru maupun non guru dan peserta didik harus bisa secara
bersama memahami dan mengembangkan sikap kewirausahaan sesuai dengan tugas
masing-masing.
4.
Kompetensi
Supervisi
Sekolah melaksanakan tanggung jawab paling produktif jika terdapat konsensus tentang
tujuan sekolah dan semua pihak bersama-sama berusaha mencapainya. Posisi kepala
sekolah dalam hal ini adalah bertanggung jawab untuk menyelenggarakan sekolah
secara produktif. Persoalannya adalah bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan
tersebut kepala sekolah tidak mungkin melaksanakan seluruh kegiatan sendiri, oleh
karena itu ada pendelegasian kepada guru maupun staff, untuk memastikan bahwa
pendelegasian tugas itu dilaksanakan secara tepat waktu dengan cara yang tepat atau
tidak maka diperlukanlah supervisi yaitu menyelia pekerjaan orang lain (Depdikbud,
2007:227).
Bentuk supervisi yang paling efektif terjadi jika staff,peserta didik, dan orang tua
memandang kepala sekolah sebagai orang yang tahu persis tentang hal-¬hal yang
terjadi disekolahnya. Dalam kontek ini, dengan melakukan supervisi maka akan dilakukan
tindakan kunjungan kelas, berbicara dngan guru, peserta didik, dan orang tua, mengikuti
perkembangan masyarakat sekolah, orang-orang dan peristiwa yang terjadi dalam
rangka
memenuhi
tanggungjawab
ini
(Peter
F.Olivia,1992).
Kompetensi supervisi ini setidaknya mencakup (1) merencanakan program supervisi
akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru (2) melaksanakan supervisi
akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan tehnik supervisi yang
tepat (3) menindaklanjuti hasil supervisi akademis terhadap guru dalam rangka
peningkatan
profesionalisme
guru
(Depdiknas,
2007:228).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka yang dimaksud dengan kompetensi
supervisi adalah pengetahuan dan kemampuan kepala sekolah dalam merencanakan,
melaksanakan dan menindaklanjuti supervisi dalam upaya meningkatkan kualitas
sekolah
5.
Kompetensi
Sosial
Pada hakekatnya manusia adalah makluk individu sekaligus sosial, dari sejak lahir hingga
meninggal manusia perlu dibantu atau kerjasama dengan manusia lain, segala
kebahagiaan yang dirasakan manusia pada dasarnya adalah berkat bantuan dan
kerjasama dengan manusia lain, manusia sadar bahwa dirinya harus merasa terpanggil
hatinya untuk berbuat baik bagi orang lain dan masyarakat (Retno Sriningsih,1999).
Kompetensi sosial menurut Sumardi (2006) adalah kemampuan seseorang dalam
berkomunikasi, bergaul, bekerjasama, dan memberi kepada orang lain. Sejalan dengan
pemikiran ini Komara (2007) mendefinisikan kompetensi sosial sebagai (1) kemampuan
seseorang
untuk
berinteraksi
dan
berkomunikasi
dengan
teman
sejawat
untuk
meningkatkan kemampuan profesional (2) kemampuan untuk mengenal dan memahami
fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan dan (3) kemampuan untuk menjalin
kerjasama
baik
secara
individual
maupun
kelompok.
Berdasarkan batasan-batasan diatas maka yang dimaksud dengan kompetensi sosial
adalah kemampuan seorang kepala sekolah dalam bekerjasama dengan orang lain,
peduli sosial dan memiliki kepekaan sosial .
B. URGENSI PENGUASAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH.
Keunggulan dan mutu sebuah sekolah dipengaruhi oleh berbagai variabel, variabel
manajerial kepala sekolah memiliki posisi yang sangat penting, kualitas kepemimpinan
kepala sekolah akan mempengaruhi efektifitas sekolah, dengan manajemen yang tepat
sekolah akan mampu menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, yaitu lingkungan
belajar yang memotivasi para anggota sekolah untuk mengembangkan potensi,
kreatifitas, dan inovasi. Hanya kepala sekolah yang memiliki kompetensi tinggi yang
akan memiliki kinerja yang memberi tauladan, menginspirasi dan memberdayakan,
kondisi ini akan mendorong perubahan yang bermasyarakat, relevan, efektif biaya serta
diterima
oleh
staf,
murid
dan
masyarakat
(Agus
Darma,
2007
:
6).
Untuk memenuhi standar kompetensi seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang standar kepala
sekolah maka sangatlah penting bagi kepala sekolah atau calon kepala sekolah
menguasai Kompetensi Kepala Sekolah, menguasai bukan hanya dalam artian menghafal
urutan-urutan peraturan yang tercantum dalam Peraturan Menteri tersebut namun lebih
menitikberatkan
implementasi
dari
lima
dimensi
kompetensi
kepala
sekolah.
Kompeteni dapat dipilah menjadi 3 aspek. Ketiga aspek yang dimaksud adalah: (1)
Kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi dan harapan
yang menjadi penciri karakteristik seseorang dalam menjalankan tugas, (2) Penciri
karakteristik kompetensi yang digambarkan dalam aspek pertama itu tampil nyata
(manifest) dalam tindakan, tingkah laku dan unjuk kerjanya, dan (3) Hasil unjuk kerjanya
itu
memenuhi
suatu
kriteria
standar
kualitas
tertentu.
Aspek pertama sebuah kompetensi menunjuk pada kompetensi sebagai gambaran
substansi materi ideal yang seharusnya dikuasai atau dipersyaratkan untuk dikuasai oleh
seseorang dalam menjalankan pekerjaan tertentu. Substansi materi ideal yang dimaksud
meliputi: kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi dan
harapan-harapan
penciri
karakter
dalam
menjalankan
tugas.
Dengan
demikian
seseorang dapat dipersiapkan atau belajar untuk menguasai kompetensi tertentu
sebelum
ia
bekerja.
Aspek kedua kompetensi merujuk kepada gambaran unjuk kerja nyata yang tampak
dalam kualitas pola pikir, sikap dan tindakan seseorang dalam menjalankan pekerjaan
secara mumpuni. Seseorang dapat berhasil menguasai secara teoritik seluruh aspek
material kompetensi yang diajarkannya dan dipersyaratkan, namun begitu jika dalam
praktek sebagai tindakan nyata saat menjalankan tugas atau pekerjaan tidak sesuai
dengan standar kualitas yang dipersyaratkan maka ia tidak dapat dikatakan sebagai
orang
yang
berkompeten,
tidak
mumpuni
atau
tidak
piawai.
Aspek ketiga merujuk pada kompetensi sebagai hasil ( output dan atau outcome) dari
unjuk kerja berpiawaian. Kompetensi seseorang mencirikan tindakan, berlaku serta mahir
dalam menjalankan suatu tugas untuk menghasilkan tindakan kerja yang efektif dan
efisien. Hasil tindakan yang efektif dan efisien merupakan produk dari kompetensi
seseorang dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya. Kefektifan ini utamanya dinilai
dari pihak luar dirinya. Sehingga ditinjau dari unjuk hasil kerjanya , pihak lain dapat
menilai seseorang apakah dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya apakah
berkompeten, efektif dan terkesan profesional atau tidak.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan pemaparan diatas maka sangatlah penting bagi kepala sekolah ataupun
calon kepala sekolah menguasai Kompetensi Kepala Sekolah dalam upaya peningkatan
mutu
Kompetensi
pendidikan
Kepala
di
satuan
Sekolah
pendidikan.
antara
kompetensikepribadian,manajerial,kewirausahaan, supervisi,dansosial.
lain:
DAFTAR RUJUKAN
Darma, A. 2007. Manajemen Sekolah. Depdiknas: Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Informasi Kebijakan Direktorat Pendidikan
Menengah Umum. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah
Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan. 2008. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah.
Hidayat, Taufik. 2009. Kompetensi Sosial Guru. http/taufik hidayat71.Wordpress.
Kusdiyah, Ike. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :Penerbit Andi
Mulyasa, H.E. 2008. Implementasi KTSP: Bumi Aksara: Jakarta.
Mulyasa, H.E.2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional: Bandung : Rosda
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 13 Tahun 2007 Tentang Standart Kepala
Sekolah/Madrasah.
Olifia F. Peter.1992. Supervision For To Days Scools. Longman, New York.
Sarjilah. Kompetensi Kepala Sekolah. http://lpmpjogja.diknas.go.id ( 26 Januari 2009)
Slamet, Achmad. Manajemen Sumber Daya manusia :UNNES PRESS : Semarang
Sriningsih, Retno. 2000. Landasan Kependidikan ( Pengantar ke arah Ilmu Pendidikan
Pancasila ) : Semarang : Ikip Semarang Press.
Wj, Admin. Upaya-Upaya Strategis Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah Di
Era Implementasi KTSP.http/lpmpjogja.diknas.go.id (28 April 2008).
Widyorini, Endang.2008. Kompetensi sosial. Semarang : Dinas Pendidikan Prop.Jateng.