SIFAT SIFAT KIMIA DAN FISIKA MASING MAS
SIFAT FISIS DAN KIMIA
UNSUR-UNSUR GOLONGAN
UTAMA DAN TRANSISI
KELOMPOK 3
• ADI KRISDIYANTO MADATENTO
• AJENG RETNO DIAN PERMATA SARI
• ARI PURNOMO
• DIAN EKA PERTIWI
• FADILAH ULFAH IDRUS
• FATIMAH AZZAHRA
SIFAT FISIS
Sifat fisis adalah sifat yang dapat diukur dan diteliti
tanpa mengubah komposisi atau susunan dari zat
tersebut. Sebagai contoh, kita dapat mengukur titik
leleh dari es dengan memanaskan sebuah balok es
dan mencatat pada suhu berapa es tersebut berubah
menjadi air. Air dengan es hanya berbeda dalam hal
penampilan saja, bukan dalam komposisi, jadi ini
termasuk kedalam perubahan fisis. Demikian juga bila
kita membekukan air tersebut kembali menjadi es
seperti mula-mula. Karena itu, titik leleh dari suatu zat
termasuk kedalam sifat fisisnya. Sama halnya bila kita
mengatakan Helium lebih ringan daripada udara, kita
mereferensikannya pada sifat fisis helium tersebut.
SIFAT KIMIA
Sifat kimia adalah sifat yang untuk mengukurnya
diperlukan perubahan kimiawi. Sebagai contoh,
pernyataan yang menyebutkan bahwa “Gas
hidrogen
terbakar
oleh
gas
oksigen
dan
membentuk air” yang mendeskripsikan sifat kimia
dari hidrogen, karena untuk menyelidikinya kita
harus melakukan perubahan kimiawi, dalam hal ini
pembakaran. Setelah terjadi perubahan kimiawi,
zat mula-mula, yakni Hidrogen, menghilang dan
berubah menjadi zat kimia lain-air. Kita tidak dapat
mengembalikan Hidrogen dari air sebagaimana
perubahan-perubahan fisis seperti pelelehan atau
pembekuan.
UNSUR ALKALI
Sifat-Sifat Umum Logam Alkali
Li
Nomor atom
3
Konfigurasi elektron
Na
11
K
Rb
Cs
Fr
19
37
55
87
[He]2s1 [Ne]3s1
[Ar]4s1
[Kr]5s1
[Xe]6s1
[Rn]7s1
Titik leleh (oC)
179
98
63
39
28
–
Titik didih (oC)
1.336
883
762
700
670
–
Rapat jenis (20 oC, g/cm3)
0,54
0,97
0,86
1,53
1,90
–
Jari-jari ion (10–12 m)
60
95
133
148
169
–
Jari-jari atom (10–12m)
123
157
203
216
235
–
Energi ionisasi I (kJ/mol)
520
496
419
403
376
370
Energi ionisasi II (kJ/mol)
7.296
4.563
3.069
2.650
2.420
2.170
Eo, L → L+ + e– (V)
3,05
2,71
2,92
2,49
3,02
–
Elektronegativitas
1,0
1,0
0,9
0,9
0,9
–
Beberapa Reaksi Logam
Alkali
1) Semua logam alkali dapat bereaksi dengan hidrogen, halogen,
oksigen, belerang, dan fosforus.
2 M(s) + H2(g) → 2 MH(s) (senyawa hidrida)
2) Litium dapat bereaksi dengan nitrogen membentuk nitrida.
6 Li(s) + N2(g) → 2 Li3N(s) (nitrida)
3) Reaksi dengan air menghasilkan basa dan gas hidrogen. Reaksi
ini bersifat eksotermis.
2 M(s) + H2O(l) → 2 MOH(aq) + H2(g)
Reaksi air dengan:
(a) litium,
(b) natrium/sodium,
(c) kalium/potassium.
(a)
(b)
(c)
4) Logam alkali sebagai reduktor.
Al2O3 + 6 Na → 2 Al + 3 Na2O
5) Logam-logam alkali terlarut dalam amonia cair membentuk
larutan biru.
6) Reaksi nyala. Jika logamlogam alkali dibakar, akan
menghasilkan warna nyala
yang khas.
Litium
: merah
Natrium
: kuning
Kalium
: merah/violet
Rubidium : Merah ungu
Sesium
: biru
natrium
kalsium
litium
UNSUR ALKALI TANAH
Sifat-Sifat Umum Logam Alkali Tanah
Be
Mg
Nomor atom
4
12
Konfigurasi elektron
[He]2s2 [Ne]3s2
Titik leleh (oC)
1.280
Titik didih (oC)
Ca
20
Sr
Ba
Ra
38
56
88
[Ar]4s2
[Kr]5s2
[Xe]6s2
[Rn]7s2
651
851
800
725
700
2.970
1.107
1.487
1.366
1.637
1.140
Rapat jenis (20 oC, g/cm3)
1,86
1,75
1,55
2,6
3,59
5,0
Jari-jari ion (10–12 m)
89
136
174
191
198
–
Jari-jari atom (10–12m)
31
65
99
113
135
–
Energi ionisasi I (kJ/mol)
899
738
590
549
503
509
Energi ionisasi II (kJ/mol)
1.757
1.450
1.146
1.064
965
978
Eo, L → L+ + e– (V)
1,85
2,37
2,87
2,89
2,91
2,92
Perbandingan Unsur Alkali dengan Unsur Alkali Tanah
Jari-jari atom maupun jari-jari ion yang isoelektronis (jumlah elektronnya
sama) golongan alkali tanah lebih kecil dibanding alkali.
Kristal dari unsur-unsur golongan alkali tanah kerapatannya lebih besar
sehingga kekerasan, titik leleh, dan titik didihnya lebih tinggi daripada
golongan alkali.
Logam golongan IIA merupakan reduktor yang cukup kuat meskipun
kurang kuat bila dibanding logam golongan IA.
Energi ionisasi golongan IIA lebih besar daripada golongan IA.
Logam golongan alkali tanah kurang reaktif jika dibandingkan golongan
alkali.
eberapa Reaksi Logam Alkali Tanah
1) Dengan halogen (X2), membentuk halida (X = F, Cl, Br, dan I).
M + X2 → MX2
2) Dengan oksigen, membentuk oksida, kecuali Ba juga menghasilkan
BaO2.
3) Dengan belerang, membentuk sulfida, juga dengan Se dan Te.
M + S → MS
4) Dengan nitrogen, membentuk nitrida (pada temperatur tinggi).
3 M + N2 → M3N2
5) Dengan karbon, membentuk karbida, kecuali Be membentuk Be 2C.
M + 2 C → MC2
Karbida ini dengan air membentuk basa dan gas asetilena (untuk
mengelas).
6)
Dengan hidrogen, membentuk hidrida (pada temperatur tinggi).
M + H2 → MH2
7)
Dengan asam, membentuk gas H2.
M(s) + 2 H+(aq) → M2+(aq) + H(g)
8)
Kecuali berilium, logam-logam alkali tanah dengan air membebaskan
gas hidrogen.
M + 2 H2O(l) → M(OH)2 + H2(g)
9)
Berilium dan oksidanya bersifat amfoter, dapat larut dalam asam
maupun basa kuat.
Be + 2 H2O + 2 OH– → [Be(OH)4]2– + H2(g)
10) Tes nyala logam alkali tanah memberikan warna yang khas.
Magnesium : nyala sangat terang, Strontium : merah, Kalsium : merah
bata, Barium : kuning kehijauan.
UNSUR PERIODE KETIGA
Unsur-unsur periode ke-3 terdiri atas Na, Mg, Al, Si, P, S, Cl, dan Ar.
Sepanjang periode dari Na sampai Cl terjadi perubahan sifat:
1) Sifat logam berkurang, sedangkan sifat nonlogam bertambah
2) Sifat reduktor berkurang, sedangkan sifat oksidator bertambah
3) Sifat kebasaan berkurang, sedangkan sifat
keasaman bertambah
4) Titik didih dan titik lelehnya makin tinggi
5) Jari-jari atom makin kecil
6) Energi ionisasinya makin besar, kecuali pada
Al dan S
UNSUR PERIODE KETIGA
b. Kekuatan sebagai Reduktor dan Oksidator
>> Kekuatan reduktor bertambah dari kanan ke kiri.
>> Atom Na, Mg, dan Al tergolong reduktor kuat.
>>
Sifat oksidator bertambah ke arah kanan.
c. Sifat Asam-Basa
dari kiri ke kanan, sifat asam bertambah, sedangkan sifat
basa berkurang.
dari kanan ke kiri, sifat basa bertambah, sedangkan sifat
asam berkurang.
kekuatan asam bertambah
Na
Mg
Al
Si
P
kekuatan basa bertambah
S
Cl
Ar
UNSUR PERIODE KETIGA
Sifat-Sifat Khusus
1) Aluminium (Al)
Aluminium tidak bereaksi dengan udara kering, tetapi dalam udara
lembap akan membentuk lapisan tipis oksida di permukaannya.
Aluminium murni tidak bereaksi dengan air murni, tetapi aluminium tak
murni (bercampur dengan logam) dapat mengalami korosi jika terkena air
yang mengandung garam-garam.
Aluminium dapat bereaksi dengan nitrogen membentuk aluminium nitrida.
Aluminium dapat mereduksi oksida logam menjadi logamnya, proses
termit.
Aluminium dapat larut dalam basa kuat maupun dalam asam kuat.
Larutan AlCl3 dalam air bersifat asam maka dapat bereaksi dengan basa,
selanjutnya dapat pula bereaksi dengan asam.
UNSUR PERIODE KETIGA
2) Silikon (Si)
Silikon tidak ditemukan bebas di alam, tetapi ditemukan dalam
senyawanya.
Silikon dioksida (SiO2) biasa disebut silika, banyak ditemukan sebagai
pasir dan quartz, membentuk jaringan makromolekul struktur tiga
dimensi sehingga titik lelehnya tinggi.
SiO2 tidak berwarna, tetapi adanya campuran sedikit logam dapat
memberikan warna seperti amethyst (violet), rose quartz (merah muda),
smoky quartz (cokelat), dan citrine (kuning).
UNSUR PERIODE KETIGA
) Fosforus (P)
Fosforus tidak ditemukan dalam keadaan bebas di alam, sebagian besar
terdapat sebagai fosfat seperti batuan.
Mempunyai beberapa bentuk alotrop, antara lain fosforus putih dan fosforus
merah.
Fosforus putih mendidih pada 280 oC membentuk uap P4 yang terdisosiasi di
atas 700 oC membentuk P2.
Pemanasan fosforus putih sampai 260 oC menggunakan katalis iodin atau
Fosforus
sangat reaktif,
beracun,
mudah
belerangputih
membentuk
fosforus
merah
yang amorf.
menguap, dan larut dalam pelarut nonpolar.
Fosforus merah tidak reaktif, kurang beracun,
dan tidak larut dalam banyak pelarut.
Fosforus putih jika bersentuhan dengan udara,
dapat menyala dan jika tersentuh kulit,
menyebabkan luka bakar.
UNSUR PERIODE KETIGA
4) Belerang (S)
Belerang di alam dapat berada dalam keadaan bebas dan dalam
bentuk senyawa.
Belerang mempunyai alotrop, yaitu rombis dan monoklin.
Pada temperatur kamar yang stabil, belerang berbentuk rombis yang
mempunyai rumus molekul S8.
Jika dipanaskan di atas 120 oC kemudian didinginkan perlahan-lahan,
akan terbentuk kristal belerang monoklin (titik leleh 119 oC).
Belerang rombis
Belerang monoklin
NSUR PERIODE KEEMPAT
ifat Unsur Periode Keempat
Unsur
Sc
Ti
V
Cr
Mn
Fe
Co
Ni
Cu
Zn
Jari-jari atom (nm)
0,16
0,15
0,14
0,13
0,14
0,13
0,13
0,13
0,13
0,13
Titik leleh (0C)
1540
1680
1900
1890
1240
1540
1500
1450
1080
420
Titik didih (0 C)
2370
3260
3400
2480
2100
3000
2900
2730
2600
910
Kerapatan (g/cm3)
3,0
4,5
6,1
7,2
7,4
7,9
8,9
8,9
8,9
7,1
E ionisasi I (kJ/mol)
6,30
660
650
6500
720
760
760
740
750
910
E ionisasi II (kJ/mol)
1240
1310
1410
1590
1510
1560
1640
1750
1960
1700
E ionisasi III (kJ/mol)
2390
2650
2870
2990
3260
2960
3230
3390
3560
3800
E0 red M2+ (aq)
-
-
-1,2
-0,91 -1,19 -0,44 -0,28 -0,25 +0,34 0,76
E0 red M3+ (aq)
-2,1
-1,2
-
-
Kekerasan ( skala
mohs)
-0,-86 -0,74 -0,28 -0,04 +0,44
-
9,0
5,0
4,5
-
-
-
-
-
3,0
2,5
NSUR PERIODE KEEMPAT
arna senyawa logam transisi dengan berbagai bilangan oksidas
Unsure
+1
+2
+3
+4
+5
+6
+7
Sc
-
-
Tb
-
-
-
-
Ti
-
-
ungu
Tb
-
-
-
V
-
Ungu
Hijau
biru
Merah
-
-
Cr
-
Biru
Hijau
-
-
Jingga
-
Mn
-
Merah muda
Coklat
Coklat tua
Biru
Hijau
Ungu
Fe
-
Hijau
Kuning
-
-
-
-
Co
-
Merah muda
Ungu
-
-
-
-
Ni
-
Hijau
-
-
-
-
-
Cu
Tb
Biru
-
-
-
-
-
Zn
-
Tb
-
-
-
GOLONGAN HALOGEN
Dalam membincangkan sifat kimia halogen, kadangkala fluorin dan
astatin diabaikan. Hal ini dikarenakan astatin adalah bahan
radioaktif. Fluorin juga mempunyai sifat-sifat anomali karena
ukurannya yang kecil dan keelektronegatifannya yang tinggi. Sifat
kimia halogen adalah sebagai berikut :
• Unsur halogen selalu dalam bentuk molekul diatomik yang sangat
reaktif terhadap unsur logam maupun nonlogam
• Mempunyai bilangan oksidasi -1
• Dalam sistem periodik, semakin ke atas, dalam satu golongan, akan
semakin mudah menangkap elektron. Karena itu, unsur halogen
merupakan oksidator yang kuat
• Halogen merupakan unsur yang sangat elektronegatif, karena
mempunyai7 elektron valensi sehingga cenderung menarik
elektron dan menjadi ionnegatif dalam rangka membentuk susunan
elektron gas mulia.
• Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin
menyebabkan gaya tarik inti dengan elektron valensi (pada kulit
terluar) makin lemah sehingga keelektronegatifan (kemampuan
menarik elektron) semakin lemah dan kemampuan membentuk ion
GOLONGAN HALOGEN
Sifak fisik halogen:
1.Dari atas ke bawah, titik didih dan titik leleh halogen makin
2.tinggi
Wujud Halogen
Pada suhu kamar, flourin dan klorin berupa gas, bromin berupa zat cair
yang mudah menguap, sedangkan iodin berupa zat padat yang mudah
menyublim. Pemanasan iodin padat pada tekanan atmosfer tidak
membuat unsur itu meleleh, tetapi langsung menyublim. Hal ini terjadi
karena tekanan uap iodin padat pada suhu kamar lebih besar dari 1 atm
Kecenderungan titik leleh dan titik didih halogen tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut. Molekul halogen (X2) bersifat nonpolar, dengan demikian
gaya tarik- menarik antarmolekul halogen merupakan gaya dispersi.
Sebagaimana diketahui, gaya dispersi bertambah besar sesuai dengan
pertambahan massa molekul (Mr). Itulah sebabnya mengapa titik leleh dan
titik didih halogen meningkat dari atas ke bawah dalam tabel periodik
unsur.
3.Warna dan Aroma Halogen
Halogen mempunyai warna dan aroma tertentu. Flourin berwarna kuning
muda, klorin berwarna hijau muda, bromin berwarna merah tua, iodin
padat berwarna hitam, sedangkan uap iodine berwarna ungu. Semua
GAS MULIA
UNSUR TRANSISI
Sifat-Sifat Unsur Transisi
1. Mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu macam, meskipun ada
juga yang hanya mempunyai satu macam.
2. Mempunyai kecenderungan yang kuat membentuk ion kompleks.
3. Senyawanya ada yang bersifat paramagnetik, tetapi ada pula yang
bersifat diamagnetik.
4. Kebanyakan ion atau senyawanya berwarna. Hal ini disebabkan
subkulit d hanya terisi sebagian elektron.
5. Titik leleh dan titik didihnya pada umumnya sangat tinggi.
6. Semua unsur transisi mempunyai sifat logam, seperti konduktor panas
dan listrik yang baik.
UNSUR-UNSUR GOLONGAN
UTAMA DAN TRANSISI
KELOMPOK 3
• ADI KRISDIYANTO MADATENTO
• AJENG RETNO DIAN PERMATA SARI
• ARI PURNOMO
• DIAN EKA PERTIWI
• FADILAH ULFAH IDRUS
• FATIMAH AZZAHRA
SIFAT FISIS
Sifat fisis adalah sifat yang dapat diukur dan diteliti
tanpa mengubah komposisi atau susunan dari zat
tersebut. Sebagai contoh, kita dapat mengukur titik
leleh dari es dengan memanaskan sebuah balok es
dan mencatat pada suhu berapa es tersebut berubah
menjadi air. Air dengan es hanya berbeda dalam hal
penampilan saja, bukan dalam komposisi, jadi ini
termasuk kedalam perubahan fisis. Demikian juga bila
kita membekukan air tersebut kembali menjadi es
seperti mula-mula. Karena itu, titik leleh dari suatu zat
termasuk kedalam sifat fisisnya. Sama halnya bila kita
mengatakan Helium lebih ringan daripada udara, kita
mereferensikannya pada sifat fisis helium tersebut.
SIFAT KIMIA
Sifat kimia adalah sifat yang untuk mengukurnya
diperlukan perubahan kimiawi. Sebagai contoh,
pernyataan yang menyebutkan bahwa “Gas
hidrogen
terbakar
oleh
gas
oksigen
dan
membentuk air” yang mendeskripsikan sifat kimia
dari hidrogen, karena untuk menyelidikinya kita
harus melakukan perubahan kimiawi, dalam hal ini
pembakaran. Setelah terjadi perubahan kimiawi,
zat mula-mula, yakni Hidrogen, menghilang dan
berubah menjadi zat kimia lain-air. Kita tidak dapat
mengembalikan Hidrogen dari air sebagaimana
perubahan-perubahan fisis seperti pelelehan atau
pembekuan.
UNSUR ALKALI
Sifat-Sifat Umum Logam Alkali
Li
Nomor atom
3
Konfigurasi elektron
Na
11
K
Rb
Cs
Fr
19
37
55
87
[He]2s1 [Ne]3s1
[Ar]4s1
[Kr]5s1
[Xe]6s1
[Rn]7s1
Titik leleh (oC)
179
98
63
39
28
–
Titik didih (oC)
1.336
883
762
700
670
–
Rapat jenis (20 oC, g/cm3)
0,54
0,97
0,86
1,53
1,90
–
Jari-jari ion (10–12 m)
60
95
133
148
169
–
Jari-jari atom (10–12m)
123
157
203
216
235
–
Energi ionisasi I (kJ/mol)
520
496
419
403
376
370
Energi ionisasi II (kJ/mol)
7.296
4.563
3.069
2.650
2.420
2.170
Eo, L → L+ + e– (V)
3,05
2,71
2,92
2,49
3,02
–
Elektronegativitas
1,0
1,0
0,9
0,9
0,9
–
Beberapa Reaksi Logam
Alkali
1) Semua logam alkali dapat bereaksi dengan hidrogen, halogen,
oksigen, belerang, dan fosforus.
2 M(s) + H2(g) → 2 MH(s) (senyawa hidrida)
2) Litium dapat bereaksi dengan nitrogen membentuk nitrida.
6 Li(s) + N2(g) → 2 Li3N(s) (nitrida)
3) Reaksi dengan air menghasilkan basa dan gas hidrogen. Reaksi
ini bersifat eksotermis.
2 M(s) + H2O(l) → 2 MOH(aq) + H2(g)
Reaksi air dengan:
(a) litium,
(b) natrium/sodium,
(c) kalium/potassium.
(a)
(b)
(c)
4) Logam alkali sebagai reduktor.
Al2O3 + 6 Na → 2 Al + 3 Na2O
5) Logam-logam alkali terlarut dalam amonia cair membentuk
larutan biru.
6) Reaksi nyala. Jika logamlogam alkali dibakar, akan
menghasilkan warna nyala
yang khas.
Litium
: merah
Natrium
: kuning
Kalium
: merah/violet
Rubidium : Merah ungu
Sesium
: biru
natrium
kalsium
litium
UNSUR ALKALI TANAH
Sifat-Sifat Umum Logam Alkali Tanah
Be
Mg
Nomor atom
4
12
Konfigurasi elektron
[He]2s2 [Ne]3s2
Titik leleh (oC)
1.280
Titik didih (oC)
Ca
20
Sr
Ba
Ra
38
56
88
[Ar]4s2
[Kr]5s2
[Xe]6s2
[Rn]7s2
651
851
800
725
700
2.970
1.107
1.487
1.366
1.637
1.140
Rapat jenis (20 oC, g/cm3)
1,86
1,75
1,55
2,6
3,59
5,0
Jari-jari ion (10–12 m)
89
136
174
191
198
–
Jari-jari atom (10–12m)
31
65
99
113
135
–
Energi ionisasi I (kJ/mol)
899
738
590
549
503
509
Energi ionisasi II (kJ/mol)
1.757
1.450
1.146
1.064
965
978
Eo, L → L+ + e– (V)
1,85
2,37
2,87
2,89
2,91
2,92
Perbandingan Unsur Alkali dengan Unsur Alkali Tanah
Jari-jari atom maupun jari-jari ion yang isoelektronis (jumlah elektronnya
sama) golongan alkali tanah lebih kecil dibanding alkali.
Kristal dari unsur-unsur golongan alkali tanah kerapatannya lebih besar
sehingga kekerasan, titik leleh, dan titik didihnya lebih tinggi daripada
golongan alkali.
Logam golongan IIA merupakan reduktor yang cukup kuat meskipun
kurang kuat bila dibanding logam golongan IA.
Energi ionisasi golongan IIA lebih besar daripada golongan IA.
Logam golongan alkali tanah kurang reaktif jika dibandingkan golongan
alkali.
eberapa Reaksi Logam Alkali Tanah
1) Dengan halogen (X2), membentuk halida (X = F, Cl, Br, dan I).
M + X2 → MX2
2) Dengan oksigen, membentuk oksida, kecuali Ba juga menghasilkan
BaO2.
3) Dengan belerang, membentuk sulfida, juga dengan Se dan Te.
M + S → MS
4) Dengan nitrogen, membentuk nitrida (pada temperatur tinggi).
3 M + N2 → M3N2
5) Dengan karbon, membentuk karbida, kecuali Be membentuk Be 2C.
M + 2 C → MC2
Karbida ini dengan air membentuk basa dan gas asetilena (untuk
mengelas).
6)
Dengan hidrogen, membentuk hidrida (pada temperatur tinggi).
M + H2 → MH2
7)
Dengan asam, membentuk gas H2.
M(s) + 2 H+(aq) → M2+(aq) + H(g)
8)
Kecuali berilium, logam-logam alkali tanah dengan air membebaskan
gas hidrogen.
M + 2 H2O(l) → M(OH)2 + H2(g)
9)
Berilium dan oksidanya bersifat amfoter, dapat larut dalam asam
maupun basa kuat.
Be + 2 H2O + 2 OH– → [Be(OH)4]2– + H2(g)
10) Tes nyala logam alkali tanah memberikan warna yang khas.
Magnesium : nyala sangat terang, Strontium : merah, Kalsium : merah
bata, Barium : kuning kehijauan.
UNSUR PERIODE KETIGA
Unsur-unsur periode ke-3 terdiri atas Na, Mg, Al, Si, P, S, Cl, dan Ar.
Sepanjang periode dari Na sampai Cl terjadi perubahan sifat:
1) Sifat logam berkurang, sedangkan sifat nonlogam bertambah
2) Sifat reduktor berkurang, sedangkan sifat oksidator bertambah
3) Sifat kebasaan berkurang, sedangkan sifat
keasaman bertambah
4) Titik didih dan titik lelehnya makin tinggi
5) Jari-jari atom makin kecil
6) Energi ionisasinya makin besar, kecuali pada
Al dan S
UNSUR PERIODE KETIGA
b. Kekuatan sebagai Reduktor dan Oksidator
>> Kekuatan reduktor bertambah dari kanan ke kiri.
>> Atom Na, Mg, dan Al tergolong reduktor kuat.
>>
Sifat oksidator bertambah ke arah kanan.
c. Sifat Asam-Basa
dari kiri ke kanan, sifat asam bertambah, sedangkan sifat
basa berkurang.
dari kanan ke kiri, sifat basa bertambah, sedangkan sifat
asam berkurang.
kekuatan asam bertambah
Na
Mg
Al
Si
P
kekuatan basa bertambah
S
Cl
Ar
UNSUR PERIODE KETIGA
Sifat-Sifat Khusus
1) Aluminium (Al)
Aluminium tidak bereaksi dengan udara kering, tetapi dalam udara
lembap akan membentuk lapisan tipis oksida di permukaannya.
Aluminium murni tidak bereaksi dengan air murni, tetapi aluminium tak
murni (bercampur dengan logam) dapat mengalami korosi jika terkena air
yang mengandung garam-garam.
Aluminium dapat bereaksi dengan nitrogen membentuk aluminium nitrida.
Aluminium dapat mereduksi oksida logam menjadi logamnya, proses
termit.
Aluminium dapat larut dalam basa kuat maupun dalam asam kuat.
Larutan AlCl3 dalam air bersifat asam maka dapat bereaksi dengan basa,
selanjutnya dapat pula bereaksi dengan asam.
UNSUR PERIODE KETIGA
2) Silikon (Si)
Silikon tidak ditemukan bebas di alam, tetapi ditemukan dalam
senyawanya.
Silikon dioksida (SiO2) biasa disebut silika, banyak ditemukan sebagai
pasir dan quartz, membentuk jaringan makromolekul struktur tiga
dimensi sehingga titik lelehnya tinggi.
SiO2 tidak berwarna, tetapi adanya campuran sedikit logam dapat
memberikan warna seperti amethyst (violet), rose quartz (merah muda),
smoky quartz (cokelat), dan citrine (kuning).
UNSUR PERIODE KETIGA
) Fosforus (P)
Fosforus tidak ditemukan dalam keadaan bebas di alam, sebagian besar
terdapat sebagai fosfat seperti batuan.
Mempunyai beberapa bentuk alotrop, antara lain fosforus putih dan fosforus
merah.
Fosforus putih mendidih pada 280 oC membentuk uap P4 yang terdisosiasi di
atas 700 oC membentuk P2.
Pemanasan fosforus putih sampai 260 oC menggunakan katalis iodin atau
Fosforus
sangat reaktif,
beracun,
mudah
belerangputih
membentuk
fosforus
merah
yang amorf.
menguap, dan larut dalam pelarut nonpolar.
Fosforus merah tidak reaktif, kurang beracun,
dan tidak larut dalam banyak pelarut.
Fosforus putih jika bersentuhan dengan udara,
dapat menyala dan jika tersentuh kulit,
menyebabkan luka bakar.
UNSUR PERIODE KETIGA
4) Belerang (S)
Belerang di alam dapat berada dalam keadaan bebas dan dalam
bentuk senyawa.
Belerang mempunyai alotrop, yaitu rombis dan monoklin.
Pada temperatur kamar yang stabil, belerang berbentuk rombis yang
mempunyai rumus molekul S8.
Jika dipanaskan di atas 120 oC kemudian didinginkan perlahan-lahan,
akan terbentuk kristal belerang monoklin (titik leleh 119 oC).
Belerang rombis
Belerang monoklin
NSUR PERIODE KEEMPAT
ifat Unsur Periode Keempat
Unsur
Sc
Ti
V
Cr
Mn
Fe
Co
Ni
Cu
Zn
Jari-jari atom (nm)
0,16
0,15
0,14
0,13
0,14
0,13
0,13
0,13
0,13
0,13
Titik leleh (0C)
1540
1680
1900
1890
1240
1540
1500
1450
1080
420
Titik didih (0 C)
2370
3260
3400
2480
2100
3000
2900
2730
2600
910
Kerapatan (g/cm3)
3,0
4,5
6,1
7,2
7,4
7,9
8,9
8,9
8,9
7,1
E ionisasi I (kJ/mol)
6,30
660
650
6500
720
760
760
740
750
910
E ionisasi II (kJ/mol)
1240
1310
1410
1590
1510
1560
1640
1750
1960
1700
E ionisasi III (kJ/mol)
2390
2650
2870
2990
3260
2960
3230
3390
3560
3800
E0 red M2+ (aq)
-
-
-1,2
-0,91 -1,19 -0,44 -0,28 -0,25 +0,34 0,76
E0 red M3+ (aq)
-2,1
-1,2
-
-
Kekerasan ( skala
mohs)
-0,-86 -0,74 -0,28 -0,04 +0,44
-
9,0
5,0
4,5
-
-
-
-
-
3,0
2,5
NSUR PERIODE KEEMPAT
arna senyawa logam transisi dengan berbagai bilangan oksidas
Unsure
+1
+2
+3
+4
+5
+6
+7
Sc
-
-
Tb
-
-
-
-
Ti
-
-
ungu
Tb
-
-
-
V
-
Ungu
Hijau
biru
Merah
-
-
Cr
-
Biru
Hijau
-
-
Jingga
-
Mn
-
Merah muda
Coklat
Coklat tua
Biru
Hijau
Ungu
Fe
-
Hijau
Kuning
-
-
-
-
Co
-
Merah muda
Ungu
-
-
-
-
Ni
-
Hijau
-
-
-
-
-
Cu
Tb
Biru
-
-
-
-
-
Zn
-
Tb
-
-
-
GOLONGAN HALOGEN
Dalam membincangkan sifat kimia halogen, kadangkala fluorin dan
astatin diabaikan. Hal ini dikarenakan astatin adalah bahan
radioaktif. Fluorin juga mempunyai sifat-sifat anomali karena
ukurannya yang kecil dan keelektronegatifannya yang tinggi. Sifat
kimia halogen adalah sebagai berikut :
• Unsur halogen selalu dalam bentuk molekul diatomik yang sangat
reaktif terhadap unsur logam maupun nonlogam
• Mempunyai bilangan oksidasi -1
• Dalam sistem periodik, semakin ke atas, dalam satu golongan, akan
semakin mudah menangkap elektron. Karena itu, unsur halogen
merupakan oksidator yang kuat
• Halogen merupakan unsur yang sangat elektronegatif, karena
mempunyai7 elektron valensi sehingga cenderung menarik
elektron dan menjadi ionnegatif dalam rangka membentuk susunan
elektron gas mulia.
• Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin
menyebabkan gaya tarik inti dengan elektron valensi (pada kulit
terluar) makin lemah sehingga keelektronegatifan (kemampuan
menarik elektron) semakin lemah dan kemampuan membentuk ion
GOLONGAN HALOGEN
Sifak fisik halogen:
1.Dari atas ke bawah, titik didih dan titik leleh halogen makin
2.tinggi
Wujud Halogen
Pada suhu kamar, flourin dan klorin berupa gas, bromin berupa zat cair
yang mudah menguap, sedangkan iodin berupa zat padat yang mudah
menyublim. Pemanasan iodin padat pada tekanan atmosfer tidak
membuat unsur itu meleleh, tetapi langsung menyublim. Hal ini terjadi
karena tekanan uap iodin padat pada suhu kamar lebih besar dari 1 atm
Kecenderungan titik leleh dan titik didih halogen tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut. Molekul halogen (X2) bersifat nonpolar, dengan demikian
gaya tarik- menarik antarmolekul halogen merupakan gaya dispersi.
Sebagaimana diketahui, gaya dispersi bertambah besar sesuai dengan
pertambahan massa molekul (Mr). Itulah sebabnya mengapa titik leleh dan
titik didih halogen meningkat dari atas ke bawah dalam tabel periodik
unsur.
3.Warna dan Aroma Halogen
Halogen mempunyai warna dan aroma tertentu. Flourin berwarna kuning
muda, klorin berwarna hijau muda, bromin berwarna merah tua, iodin
padat berwarna hitam, sedangkan uap iodine berwarna ungu. Semua
GAS MULIA
UNSUR TRANSISI
Sifat-Sifat Unsur Transisi
1. Mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu macam, meskipun ada
juga yang hanya mempunyai satu macam.
2. Mempunyai kecenderungan yang kuat membentuk ion kompleks.
3. Senyawanya ada yang bersifat paramagnetik, tetapi ada pula yang
bersifat diamagnetik.
4. Kebanyakan ion atau senyawanya berwarna. Hal ini disebabkan
subkulit d hanya terisi sebagian elektron.
5. Titik leleh dan titik didihnya pada umumnya sangat tinggi.
6. Semua unsur transisi mempunyai sifat logam, seperti konduktor panas
dan listrik yang baik.