Hubungan Tingkat Kebisingan Jalan Raya Dengan Tingkat Konsentrasi Belajar Pada Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Bunyi atau suara didengar sebagai rangsangan pada sel saraf pendengar

dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber
atau bunyi atau suara dan gelombang tersebut merambat melalui media udara atau
penghantar lainnya, dan manakala bunyi atau suara tersebut tidak dikehendaki
oleh karena mengganggu atau timbul di luar kemauan orang yang bersangkutan,
maka bunyi–bunyian atau suara yang demikian dinyatakan sebagai kebisingan
(Suma’mur, 2009).
Menurut Umiati (2011) yang dikutip dari skripsi Wafiroh (2013) dalam
penelitiannya, menyatakan bahwa kebisingan lalu lintas yang tinggi dalam waktu
yang cukup lama akan menimbulkan ketidaknyamanan dan membuat lingkungan
sekitar menjadi terganggu. Menurut Metawati, dkk (2013) yang mengutip dari
American Academy of Pediactrics (1997) dan WHO (2011) yaitu badan kesehatan
dunia di PBB mengatur tentang kebisingan dan mengeluarkan pernyataan bahwa
kebisingan dapat mengganggu kesehatan seseorang “furthermore, noise has
widespread psychosocial effects including noice annoyance, reduce perfomance,


and increased aggressive behavior”.
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun
1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan, bahwa kebisingan adalah bunyi yang
tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang
dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.

1
Universitas Sumatera Utara

2

Menurut Wafiroh (2013) yang dikutip dari buku Federal Transit Administration
(FTA) (2006) juga dikatakan bahwa kebisingan biasanya dianggap sebagai suara
yang tidak dikehendaki. Suara yang tidak diinginkan atau kebisingan tersebut
akan menimbulkan efek yang kurang baik terhadap kesehatan maupun aktivitas
orang yang bersangkutan. Jadi kebisingan adalah bunyi atau suara yang
keberadaannya tidak dikehendaki (noise is unwanted sound).
Menurut Depkes (1995), bahwa dampak dari kebisingan di lingkungan
perumahan terhadap kesehatan masyarakat antara lain gangguan komunikasi,

gangguan psikologis, keluhan dan tindakan demonstrasi, sedangkan keluhan
somatik yaitu tuli sementara dan tuli permanen merupakan dampak yang
dipertimbangkan

dari

kebisingan

dilingkungan

kerja/industri.

Sedangkan

gangguan kesehatan psikologis berupa gangguan belajar, gangguan istirahat,
gangguan sholat, gangguan tidur dan gangguan lainnya.
Lingkungan dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam melaksanakan
aktivitasnya. Lingkungan yang tidak nyaman dapat mengakibatkan menurunnya
efektivitas suatu kegiatan, baik prosesnya, maupun hasilnya. Begitu juga dengan
proses pendidikan, lingkungan sangat mempengaruhi kualitas dari pendidikan.

Lingkungan yang tidak nyaman juga akan menganggu proses belajar mengajar
salah satunya adalah menurunkan tingkat konsentrasi belajar siswa.
Pendidikan dilihat sebagai suatu sistem maka faktor yang mempengaruhi
kualitas pendidikan meliputi input mental atau siswa, lingkungan intruksional,
proses pendidikan dan keluaran pendidikan (Uno, 2007). Faktor siswa justru
menjadi unsur yang menentukan berhasil atau tidaknya pengajaran yang

Universitas Sumatera Utara

3

disampaikan oleh guru, sebab setiap siswa memiliki kondisi internal dimana
kondisi tersebut sangat berperan dalam aktivasi belajar mereka sehari-hari
(Hamalik, 2006).
Intisari dari pendidikan adalah pembelajaran dimana umumnya aktivitas
yang dilakukan adalah penyaluran informasi dan ilmu pengetahuan dari pengajar
ke pelajar. Kualitas peyaluran ini dipengaruhi oleh berbagai hal. Konsentrasi
adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi pembelajaran. Semakin tinggi
konsentrasi pengajar dan pelajar, semakin efektif kegiatan pembelajaran tersebut,
namun sebaliknya jika konsentrasi siswa rendah maka hasil yang diperolehnya

pun tidak maksimal (Halil, 2015).
Suara lalu lintas dan suara lainnya adalah contoh kebisingan yang dapat
menurunkan tingkat konsentrasi belajar. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan bahwa
sekolah masuk ke dalam zona B, yaitu zona yang diperuntukkan bagi rumah sakit
dan tempat ibadah dan sejenisnya dimana intensitas bising yang diperbolehkan
untuk zona ini adalah 55 dB. Berdasarkan pendapat Metawati, dkk (2013) yang
mengutip pendapat Egan (2007) dalam tulisannya yang berjudul Architectural
Acostic bahwa jalur kereta dan mobil adalah dua tipe lalu lintas ramai dengan

kendaraan dan menimbulkan bising yang dapat merusak telinga yaitu mencapai
100 dB, sedangkan kebisingan yang diperbolehkan dalam sekolah adalah 55 dB.
Bangunan sekolah yang berdekatan dengan jalan raya sangat rawan bising dapat
mempengaruhi kegiatan belajar siswa di dalam ruang kelas. Beberapa hasil
penelitian mengungkapkan bahwa semakin tinggi tingkat bising di ruang kelas,

Universitas Sumatera Utara

4


maka semakin rendah konsentrasi belajar siswa pada kelas tersebut dan sebaliknya
semakin rendah tingkat kebisingan ruang kelas, maka akan semakin tinggi
konsentrasi belajar siswa.
Ketenangan menghasilkan sebuah lingkungan yang meningkatkan daya
pembelajaran siswa. Menurut Eathman (2004), menyatakan bahwa kebisingan
suatu kelas pasti mengganggu proses belajar. Hal ini akan menimbulkan kesulitan
bagi siswa untuk mencerna informasi yang diperoleh. Beliau mengatakan bahwa
tingkat kebisingan moderat pada suatu kelas juga dapat mengganggu
pembelajaran dan meningkatkan ketegangan dalam nada bicara guru. Studi lain
dari penelitian Nelson (2011) yang dikutip dari penelitian Metawati, dkk (2013)
membuktikan bahwa di London kebisingan eksternal dapat memberikan dampak
negatif pada standar penentuan skor dari ujian sekolah dasar di London. Studi ini
menunjukkan bahwa kebisingan eksternal mempengaruhi kecakapan berbicara di
dalam kelas dan memiliki dampak besar dalam nilai ujian.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2015) tentang
Perbedaan Tingkat Konsentrasi Sebelum dan Sesudah Adanya Bising Akibat
Aktifitas Perlintasan Kereta Api Pada Siswa di Sekolah Dasar Negeri 067240
Kecamatan Medan Tembung Kota Medan menunjukkan bahwa pada umumnya
rata-rata tingkat kebisingan di dalam kelas sebelum dan saat kereta api melintas
melebihi baku mutu yang telah ditetapkan yaitu 55 dB dengan tingkat konsentarsi

belajar sebelum kereta api melintas adalah baik dan setelah kereta api melintas
tingkat konsentras buruk.

Universitas Sumatera Utara

5

Penelitian Halil, dkk (2015)

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

mengenai Pengaruh Kebisingan Lalulintas Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa
SMP Negeri 1 Padang bahwa tingkat kebisingan diukur pada dua titik yang
berbeda yaitu kelas yang dekat dari jalan raya dengan tingkat rerata kebisngan
sebesar 69,62 dB dan kelas yang jauh dari jalan raya dengan tingkat rerata
kebisingan sebesar 72,80 dB.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Metawati, dkk (2013) mengenai
Evaluasi Pemenuhan Standar Tingkat Kebisingan Kelas di SMPN 23 Bandung
mengasilkan tingkat kebisingan pada kelas A adalah 61 dB, kelas B 58,3 dB, kelas
C 53,4 dB dan kelas D 56 dB dengan sumber kebisingan berasal dari lalu lintas,

pemukiman padat penduduk dan resonansi suara di lapangan yag diakibatkan oleh
masa bangunan.
Masalah kebisingan akibat lalu lintas yang padat di daerah perkotaan bukan
merupakan masalah baru, sehingga sulit untuk mendapatkan lokasi sekolah yang
tenang agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik. Sekolah
Dasar yang berada di Kecamatan Medan Marelan yang berada di pinggir jalan
raya ada tiga sekolah yaitu SDN.067248 Medan, SDN. 064007 Medan dan SDN.
064006 Medan. SDN. 067248 berada pada jalan raya dengan jarak sekolah ke
jalan raya berjarak 23 meter. SDN. 064006 berada pada simpang empat jalan raya
Medan-Marelan dengan jarak sekolah ke jalan raya berjarak 6 meter. SDN.
064007 berada di Jalan Kapt. Rahmad Budin dengan jarak sekolah terhadap jalan
raya berjarak 18,5 meter. Kebisingan di sekitar lingkungan sekolah dapat
mengganggu konsentarsi belajar siswa.

Universitas Sumatera Utara

6

Beberapa penelitian tentang kebisingan dengan gangguan kesehatan sudah
banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, terutama terhadap pekerja. Akan tetapi

pengaruh kebisingan lalu lintas jalan dengan tingkat konsentrasi belajar pada
siswa SDN. 067248 Medan, SDN. 064007 Medan dan SDN. 064006 Medan,
Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan belum pernah dilakukan. Atas dasar
itulah penulis ingin meneliti mengenai hubungan tingkat kebisingan jalan raya
yang dengan tingkat konsentrasi belajar siswa di sekolah dasar tersebut.
1.2

Rumusan Masalah
Ruang kelas yang berdekatan dengan jalan raya yang sangat rawan bising

dapat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa di dalam ruang kelas. Hal inilah
yang menjadi dasar bagi peneliti untuk mengetahui hubungan tingkat kebisingan
jalan raya dengan tingkat konsentrasi belajar pada siswa sekolah dasar di
Kecamatan Medan Marelan Tahun 2015.
1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat kebisingan pada ruang kelas yang

berada dekat dari jalan raya dengan tingkat konsentrasi belajar pada siswa sekolah
dasar di Kecamatan Medan Marelan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik responden (jenis kelamin, rangking
kelas dan kebiasaan sarapan)
2. Untuk mengetahui tingkat kebisingan pada ruang kelas yang berada
dekat dengan jalan raya sekolah dasar di Kecamatan Medan-Marelan.

Universitas Sumatera Utara

7

3. Untuk mengetahui tingkat konsentrasi belajar pada ruang kelas sekolah
dasar di Kecamatan Medan-Marelan
4. Untuk mengetahui hubungan tingkat kebisingan dengan tingkat
konsentrasi belajar pada sekolah dasar di Kecamatan Medan Marelan
1.4

Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi kepada pihak sekolah mengenai kebisingan dan

akibat yang ditimbulkannya serta masukan dalam melakukan upaya
pengendalian lingkungan dan manajemen perbaikan ruang kelas guna
mereduksi bising yang bersumber dari aktivitas jalan raya untuk
meningkatkan proses belajar mengajar.
2. Memberikan

masukan kepada

masyarakat

terutama

masyarakat

pengguna jalan raya, agar mengurangi kecepatan kendaraan bermotor
dan suara klakson pada saat melintasi sekolah yang berada di jalan raya.
3. Sebagai masukkan bagi penulis dan mahasiswa FKM, khususnya
mahasiswa kesehatan lingkungan untuk menambah wawasan mengenai
tingkat kebisingan di sekolah dasar.


Universitas Sumatera Utara