Hubungan Konsumsi Fast Food dengan Kadar Kolesterol pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran USU tahun 2016

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Perkembangan ekonomi dan industrialisasi banyak memberi pengaruh

terhadap pola makan masyarakat. Salah satu masalah yang timbul dari perubahan
pola makan ini adalah masyarakat mulai beralih dari makanan tradisional yang
memiliki. kandungan karbohidrat, serat, dan lemak yang baik, menjadi pola makan
baru yang memiliki ketidakseimbangan kandungan karbohidrat dan serat terhadap
kandungan lemak.1 Salah satu contoh makanan yang dikenal masyarakat melalui
perkembangan ekonomi dan industrialisasi ini adalah fast food.
Fast food adalah makanan yang proses pengolahannya memakan waktu

cepat dan siap disantap, contohnya adalah french fries, hamburger , fried chicken,
sandwich dan pizza . Fast food mudah diperoleh di pasaran, terutama kota besar,

sehingga mudah tersedia variasi menu sesuai selera dan daya beli. Selain itu,

penyiapannya juga cepat dan pengemasannya sederhana, sehingga disukai oleh
orang yang selalu sibuk.2
Penelitian pada mahasiswa yang dilakukan di Bangladesh menunjukkan
frekuensi konsumsi fast food paling sering sebanyak 4 kali per minggu (21,8%).
Faktor-faktor yang meningkatkan konsumsi fast food adalah kebiasaan atau
ketagihan (42,1%) diikuti oleh mudah diperoleh (30,5%).37 Penelitian oleh Rut
pada mahasiswa obesitas di Universitas Hasanudin menunjukkan jenis fast food
yang sering dikonsumsi adalah fried chicken sebanyak 1 kali per minggu (19,6%);
sedangkan fast food lain yang dikonsumsi adalah hamburger (2,4%) dan spaghetti
(1,4%), namun frekuensi konsumsi kedua jenis fast food ini termasuk jarang yaitu
1 kali per bulan.18 Penelitian Syafni di SMA Negeri 1 Semarang, jenis fast food
yang paling banyak dikonsumsi adalah ayam goreng atau fried chicken (93,3%),
diikuti oleh pizza (42,2%).11Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nelly
Katharina di SMU Tri Sakti Medan pada siswa-siswi kelas I dan II sebanyak 468
orang, ditemukan konsumsi ayam goreng (4-6 kali seminggu) sebesar 7,3% dan
konsumsi hamburger (4-6 kali seminggu) sebesar 4,2%.3

1
Universitas Sumatera Utara


2

Fast food atau sering disebut makanan cepat saji juga mengandung

kolesterol tinggi dan sedikit nutrisi. Konsumsi fast food berlebihan meningkatkan
resiko menderita penyakit degeneratif. Salah satu contoh penyakit degeneratif
adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK), dimana pada penyakit ini terjadi
penyempitan atau adanya hambatan pada arteri yang mengalirkan darah ke otot
jantung. Bila penyempitan terus terjadi, maka bisa menyebabkan serangan
jantung.4 Framingham Heart Study bekerjasama dengan National Heart, Lung, and
Blood Institute (NHLBI) yang dikutip dari Durstine5 mendefinisikan kadar

kolesterol total darah melebihi 300 mg/dL akan berisiko tiga hingga lima kali lebih
besar mengalami penyakit jantung daripada mereka yang memiliki kadar kolesterol
darah 200 mg/dL. Hubungan antara kenaikan kolesterol ini sangat berkaitan
dengan terjadinya penyakit jantung.6
Fast food umumnya memiliki kandungan serat yang rendah. Konsumsi

serat yang rendah menyebabkan lemak dalam saluran pencernaan banyak diserap
ke dalam tubuh, yang mana di dalam tubuh lemak akan mengalami sejumlah

metabolisme yang akan membentuk kolesterol, sehingga mengakibatkan kadar
kolesterol dalam darah meningkat.9,10
Menurut beberapa penelitian, Indeks Massa Tubuh (IMT) tampaknya
memiliki hubungan dengan kadar kolesterol total. Berdasarkan penelitian oleh
Idapola pada karyawan, kadar kolesterol total meningkat sehubungan dengan
peningkatan IMT.8
Kelebihan kolesterol atau hiperkoelsterolemia yang disebabkan konsumsi
makanan tinggi koelsterol disertai aktivitas fisik yang kurang bisa menyebabkan
gangguan pada sistem pembuluh darah.7 Hiperkolesterolemia umumnya dijumpai
pada penderita obesitas, namun akibat perkembangan ekonomi dan informasi, tidak
tertutup kemungkinan hiperkolesterolemia ini juga bisa diderita orang yang kurus
atau berusia muda.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin meneliti hubungan
konsumsi fast food dengan kadar kolesterol pada mahasiswa.

Universitas Sumatera Utara

3

1.2.


Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dirumuskan permasalahan sebagai

berikut; Apakah ada hubungan konsumsi fast food terhadap kadar kolesterol pada
mahasiswa?
1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara konsumsi fast food terhadap kadar
kolesterol pada mahasiswa.
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus pada penelitian ini adalah:
1. Mengetahui frekuensi konsumsi fast food berdasarkan jenis
kelamin dan angkatan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU.
2. Mengetahui jenis fast food yang dikonsumsi mahasiswa Fakultas
Kedokteran USU.
3. Mengetahui kadar kolesterol total berdasarkan jenis kelamin dan

angkatan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU.
1.4.

Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai
hubungan konsumsi fast food terhadap kadar kolesterol.
1.4.2. Manfaat bagi Subyek
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi dan
pendidikan bagi mahasiswa agar dapat mengubah gaya hidup mereka menjadi gaya
hidup sehat.
1.4.3. Manfaat bagi Institusi
Menjadi informasi bagi pengelola usaha makanan seperti kantin agar
mengurangi menu fast food.

Universitas Sumatera Utara