GOOD GOVERNANCE DAN LOYALITAS ANGGOTA PARTAI NASIONAL DAN PARTAI LOKAL DI ACEH | Suhery | Jurnal Magister Manajemen 9270 21970 1 SM
Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
ISSN 2302-0199
pp. 81-90
GOOD GOVERNANCE DAN LOYALITAS ANGGOTA PARTAI
NASIONAL DAN PARTAI LOKAL DI ACEH
Muhammad Suhery1, Permana Honeyta Lubis2, T. Roli Ilhamsyah Putra3
1)
Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2,3)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala
Abstract:The purpose of this study is to analyze/test: (1) to describe accountability,
transparency, public participation, leadership performance and loyalty of members of national
parties and local parties in Aceh is good; (2) the effect of accountability on the performance of
party leaders of national and local parties; (3) the effect of transparency on the performance
of party leaders of national and local parties; (5) the influence of accountability on the loyalty
of members of national parties and local parties, (6) the influence of transparency on the
loyalty of members of national parties and local parties, (7) the influence of public
participation on the performance of national and local party leaders, Loyalty of members of
national parties and local parties (8) the influence of the performance of national and local
party leaders on the loyalty of members of national parties and local parties in Aceh and (9)
the effect of accountability, transparency, public participation on the loyalty of national party
members and local parties in Aceh through Performance of national party leaders and local
parties in Aceh. The objects of this research are good governance, performance of national
party leaders and local parties, and loyalty of members of national parties and local parties in
Aceh. Methods of data analysis in this study using path analysis (Path Analysis), with the
number of respondents as many as 81 people. The results showed that accountability was
obtained an average value of 3.945, transparency obtained an average value of 4,045, public
participation obtained an average value of 3.833, the performance of leadership obtained
average value of 3.784 and loyalty cadres of national parties and local parties in Aceh
obtained an average score of 4,810, thus it can be explained that this research variable is
already running well. While the test results prove that accountability, transparency and public
participation significantly influence the performance of leaders of national parties and local
parties. Then accountability, transparency and public participation also have a significant
influence on the loyalty of members of national parties and local parties.
Keywords: Accountability, Transparency, Public Participation, Leaders Performance and
Member Loyalty
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis/menguji: (1) mendeskripsikan akuntabilitas,
transparansi, partisipasi publik, kinerja pimpinan dan loyalitas anggota partai nasional dan partai lokal di
Aceh sudah baik; (2) pengaruh akuntabilitas terhadap kinerja pimpinan partai nasional dan partai lokal;
(3) pengaruh transparansi terhadap kinerja pimpinan partai nasional dan partai lokal; (4) pengaruh
partisipasi publik terhadap kinerja pimpinan partai nasional dan partai lokal, (5) pengaruh akuntabilitas
terhadap loyalitas anggota partai nasional dan partai lokal, (6) pengaruh transparansi terhadap loyalitas
anggota partai nasional dan partai lokal, (7) pengaruh partisipasi publik terhadap loyalitas anggota
partai nasional dan partai lokal (8) pengaruh kinerja pimpinan partai nasional dan partai lokal terhadap
loyalitas anggota partai nasional dan partai lokal di Aceh dan (9) pengaruh akuntabilitas, transparansi,
partisipasi publik terhadap loyalitas anggota partai nasional dan partai lokal di Aceh melalui kinerja
pimpinan partai nasional dan partai lokal di Aceh. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah
good governance, kinerja pimpinan partai nasional dan partai lokal, dan loyalitas anggota partai
nasional dan partai lokal di Aceh. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan motode
analisis jalur (Path Analysis), dengan jumlah responden sebanyak 81 orang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa akuntabilitas diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,945, transparansi diperoleh nilai
rata-rata sebesar 4,045, partisipasi publik diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,833, kinerja pimpinan
diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,784 dan loyalitas kader partai nasional dan partai lokal di Aceh
diperoleh nilai rata-rata sebesar 4,810, dengan demikian dapat dijelaskan bahwa variabel penelitian ini
sudah berjalan dengan baik. Sedangkan hasil pengujian membuktikan bahwa akuntabilitas, transparansi
dan partisipasi publik berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pimpinan partai nasional dan
partai lokal. Kemudian akuntabilitas, transparansi dan partisipasi publik juga mempunyai pengaruh
signifikan terhadap loyalitas anggota partai nasional dan partai lokal.
Kata kunci: Akuntabilitas, Transparansi, Partisipasi Publik, Kinerja Pimpinan dan Loyalitas Anggota
Volume 1, No. 1, September 2017 - 81
Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Partai
PENDAHULUAN
Partai Politik adalah organisasi
yang bersifat nasional dan dibentuk oleh
Politik;
dan
m.
mekanisme
penyelesaian perselisihan internal Partai
Politik.
sekelompok warga negara Indonesia secara
Berdasarkan anggaran dasar partai
sukarela atas dasar kesamaan kehendak
politik, maka sebuah partai politik dituntut
dan cita-cita untuk memperjuangkan dan
menjalankan amanat partai dan juga
membela kepentingan politik anggota,
mengamati
masyarakat, bangsa dan negara, serta
Keberhasilan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan
pemerintahan yang baik sangat ditentukan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila
oleh keterlibatan dan sinergi tiga aktor
dan
utama yaitu pemerintah, masyarakat, dan
Undang-Undang
Republik
Indonesia
Dasar
Negara
Tahun
1945.
jalannya
swasta.
pemerintahan.
penyelenggaraan
Dalam
tata
penyelenggaraan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2
pemerintahan,
Tahun
Politik,
merupakan salah satu aktor penting yang
disebutkan bahwa Partai Politik didirikan
memegang kendali proses berlangsungnya
dan dibentuk oleh paling sedikit 30 (tiga
good governance. Keterlibatan aparatur
puluh) orang warga negara Indonesia yang
pemerintah
telah berusia 21 (dua puluh satu) tahun
keberhasilan
atau sudah menikah dari setiap provinsi.
pemerintahan
sangat
pemahaman
terhadap
2011
Tentang
Partai
Untuk mendirikan partai politik
aparatur
pemerintah
dalam
mendukung
penyelenggaraan
ditentukan
oleh
konsep
tata
harus di daftarkan pada Akta Notaris
pemerintahan
dengan mencantumkan Anggaran Dasar
pengalamannya yang sangat baik dengan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
birokrasi
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011
pemerintah, Alamsyah, (2010).
memuat paling sedikit: a. asas dan ciri
dan
Dalam
yang
baik
manajemen
rangka
serta
birokrasi
penerapan
Partai Politik; b. visi dan misi Partai
implementasi good governance terutama
Politik; c. nama, lambang, dan tanda
dalam penyelenggaraan otonomi daerah
gambar Partai Politik; d. tujuan dan fungsi
terutama dalam meningkatkan pelayanan
Partai
tempat
kepada masyarakat yang dilakukan oleh
kedudukan, dan pengambilan keputusan; f.
partai pemenang pemilu 2014 di Provinsi
kepengurusan Partai Politik; g. mekanisme
Aceh yaitu partai Lokal dan Parta Nasional.
rekrutmen keanggotaan Partai Politik dan
Implementasi dari good governance yang
jabatan politik; h. sistem kaderisasi; i.
diterapkan
mekanisme pemberhentian anggota Partai
penyelenggaraan pelayanan publik yakni
Politik; j. peraturan dan keputusan Partai
penyelenggaraan pelayanan terpadu satu
Politik; k. pendidikan politik; l. keuangan
pintu
Politik;
e.
organisasi,
82 - Volume 1, No. 1, September 2017
yang
melalui
diukur
efektivitas
melalui
Indeks
Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Kepuasan Masyarakat (IKM) sebagai salah
menengahi atau memfasilitasi perbedaan-
satu
untuk
perbedaan di antara mereka (Mardiasmo,
publik.
2004:30). Terkait dengan hal itu semua,
Implementasi dari good governance dari
maka sudah sepatutnyalah setiap aparatur
partai lokal dan partai nasional yaitu dari
pemerintahan daerah memiliki pemahaman
masing-masing pimpinan partai.
yang mencukupi tentang prinsip-prinsip
bentuk
mengukur
partisipasi
kualitas
Dalam
publik
pelayanan
menjalankan
fungsinya
good governance. Untuk mencapai tata
DPRA mempunyai fungsi: (1) fungsi
pelaksanaan
legislasi/menyusun qanun, (2) anggaran
dibutuhkan adanya akuntabilitas, sistem
dan (3) pengawasan. Penerapan good
transparansi, dan partisipasi publik yang
governance pada DPRA dapat dilihat dari
akan berimplikasi terhadap peran, kinerja
adanya
dan
penyerapan
masyarakat
dan
aspirasi
dari
mengimplementasikan
kualitas
Namun,
sekarang
Penerapan good governance tidak
laporan
yang
keuangan
baik
yang
dihasilkannya.
dalam bentuk realisasi pembangunan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
pemerintahan
ini
transparansi
yang
sering
terjadi
adalah
tidak
adanya
dalam
tata
pelaksanaan
hanya menjadikan pemerintah sebagai
pemerintah yang berjalan
lembaga, melainkan juga pemerintahan
meskipun
sebagai suatu proses yang multi arah, yang
Nasional Dan Partai Lokal yang ada di
melibatkan elemen-elemen pengambilan
Provinsi
kebijakan
pemerintahan kita adalah sistem demokrasi
di luar
masyarakat
dan
pemerintah seperti
swasta.
Dengan
yang
dalam
Aceh.
menjunjung
dengan baik
lingkungan
Walaupun
tinggi
Partai
sistem
keterbukaan,
memaksimalkan peran dari ketiga elemen
musyawarah serta mufakat, tetapi yang
tersebut
tata
terjadi saat ini banyak sekali ditemukan
pemerintahan yang baik dan berbasis pada
praktik nepotisme di dalamnya yang
rakyat.
merugikan negara dan rakyat. Hal ini dapat
maka
akan
Governance
terwujud
dari
sudut
dilihat
dari
tidak
adanya
partisipasi
penyelenggara negara diartikan sebagai
masyarakat terhadap pemberlakuan qanun
pelaksanaan kewenangan politik, ekonomi,
di Provinsi Aceh yang terkesan berjalan di
dan administratif untuk mengelola urusan-
tempat atau tidak memberikan implikasi
urusan bangsa, mengelola mekanisme,
yang berarti dalam penegakan peraturan di
proses, dan hubungan yang kompleks
Provinsi Aceh.
antarwarga
negara
dan
kelompok-
Ada tiga komponen yang terlibat
kelompok
yang
mengartikulasikan
dalam governance, yaitu pemerintah, dunia
kepentingannya (yang menghendaki agar
usaha (swasta, commercial society), dan
hak dan kewajibannya terlaksana) dan
rakyat pada umumnya (termasuk partai
83 - Volume 1, No. 1, September 2017
Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
politik). Hubungan ketiganya harus dalam
tentulah tidak statis, melainkan dinamis,
posisi sejajar dan saling control. Bila salah
tergantung bagaimana prilaku administrasi
satu komponen lebih tinggi daripada yang
(yang intinya prilaku organisasi) partai
lainnya, maka akan terjadi dominasi
politik itu sendiri dalam kiprah politik.
kekuasaan atas dua komponen lainnya.
Amir Ibrahim memaparkan, bahwa kinerja
Terselenggaranya pemerintahan yang baik
partai
(Good Governance) merupakan prasyarat
bagaimana
bagi
untuk
organisasional partai politik tersebut dapat
dan
menerapkan fungsi dan perannya dengan
mencapai tujuan serta cita-cita bangsa.
baik, atau sebaliknya atau sedang-sedang
Dalam
saja,
setiap
mewujudkan
pemerintahan
aspirasi
rangka
pengembangan
masyarakat
itu
dan
diperlukan
penerapan
sistem
dan
legitimate
penyelenggaraan
sehingga
pemerintahan
dan
pada
dasarnya
sesungguhnya
dihadapkan
adalah
kemampuan
dengan
kondisi
lingkungan tertentu di masyarakat.
pertanggungjawaban yang tepat, jelas,
terukur
politik
Fenomena ini dapat dilihat dari
masih rendahnya tingkat akuntabilitas
yaitu
bahwa
setiap
kegiatan
pembangunan dapat berlangsung secara
penyelenggaraan
berdayaguna, berhasilguna, bersih dan
dipertanggungjawabkan
bertanggungjawab serta bebas dari korupsi,
oleh pelaku kepada pihak-pihak yang
kolusi dan nepotisme. Karenanya good
terkena
governance menuntut keterlibatan seluruh
tingkat transparansi yaitu mengungkapkan
elemen yang ada di masyarakat. Ini hanya
adanya kebijakan terbuka bagi pangawasan
bisa jika pemerintahan itu dekat dengan
jalannya pembangunan di Provinsi Aceh.
dampak
pemerintah
dapat
secara
penerapan
terbuka
kebijakan,
rakyat. Maka sangat cocok dengan sistim
desentralisasi
dan
otonomi
daerah
sebagaimana yang diterapkan di Indonesia
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Loyalitas Kader
sekarang ini.
Loyalitas merupakan sikap mental
Kinerja pimpinan partai politik
karyawan
yang
ditunjukan
pada
nasional maupun partai lokal di aceh akan
keberadaaan perusahaan (Saydam, 2010).
memberikan dampak terhadap adanya
Sedangkan menurut Amin Wijaya Tunggal
loyalitas kader untuk dapat memenangkan
(2011) yaitu dukungan yang diberikan
pilkada maupun pemilu setiap periodenya.
karyawan
dalam
Hal ini tentu tidak terlepas dari adanya
tindakan
yang
kinerja pimpinan partai politik. Menurut
memastikan
Efriza 2012:346) kinerja suatu partai
kelangsungan hidup, meskipun tindakan
politik
tersebut
adalah
penilaian
akhir
dari
kehadiran suatu partai politik. Kinerja
perusahaan
diharapkan
keberhasilan
berlawanan
dengan
terhadap
untuk
dan
aspirasi
karyawan.
Volume 1, No.1, September 2017
- 84
Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Utomo (Tommy et al., 2010)
Loyalitas
dapat
sebagai
Kinerja merupakan hasil kerja secara
kesetiaan seseorang terhadap suatu hal
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
yang bukan hanya berupa kesetiaan fisik
seseorang dalam melaksanakan tugasnya
semata, namun lebih pada kesetiaan non
sesuai
fisik
diberikan
seperti
dikatakan
Kinerja Pimpinan
pikiran
dan
perhatian.
dengan
tanggung jawab yang
kepadanya”
(Mangkunegara,
Loyalitas para karyawan dalam suatu
2006 : 67). Kinerja seseorang merupakan
organisasi itu mutlak diperlukan demi
kombinasi dari kemampuan, usaha dan
kesuksesan organisasi itu sendiri. Menurut
kesempatan yang dapat dinilai dari hasil
Reichheld, semakin tinggi loyalitas para
kerjanya” (Sulistiyani, 2013 : 223). Dalam
karyawan
pandangan
di
suatu
organisasi,
maka
Nawawi
(2009)
Kinerja
semakin mudah bagi organisasi itu untuk
tersebut merupakan hasil dari pelaksanaan
mencapai tujuan-tujuan organisasi yang
suatu
telah ditetapkan sebelumnya oleh pemilik
fisik/mental maupun non fisik/non mental.
organisasi. Begitu pula sebaliknya, bagi
Dengan kinerja dapat ditunjukkan sebagian
organisasi
atau seluruh tindakan atau aktivitas dari
yang
loyalitas
para
pekerjaan,
karyawannya rendah, maka semakin sulit
suatu
bagi organisasi tersebut untuk mencapai
(Mulyadi,2009).
organisasi
baik
pada
yang
suatu
bersifat
periode
tujuan-tujuan organisasinya yang telah
Setiap hasil kerja yang dapat
ditetapkan sebelumnya oleh para pemilik
dicapai oleh seseorang atau sekelompok
organisasi.
orang
dalam
suatu
organisasi
sesuai
Dalam jurnal (Maharani, 2001),
dengan wewenang dan tanggung jawab
Loyalitas berasal dari kata loyal yang
masing-masing dalam upaya mencapai
berarti setia. Loyalitas dalam organisasi
tujuan organisasi yang bersangkutan yang
dapat diartikan sebagai kesetiaan seorang
secara illegal tidak melanggar hukum dan
karyawan terhadap organisasi. Menurut
sesuai dengan moral dan etika dapat
Sudimin
(2013),
Kesediaan
karyawan
loyalitas
berarti
disebut dengan Kinerja. Robbins (2011 :
dengan
seluruh
212), mendefinisikan kinerja atau prestasi
kemampuan, keterampilan, pikiran, dan
kerja sebagai hasil kerja seseorang selama
waktu untuk ikut serta mencapai tujuan
periode tertentu dibandingkan
organisasi
rahasia
berbagai kemungkinan, misalnya standar,
organisasi serta tidak melakukan tindakan-
target/sasaran atau kriteria yang telah
tindakan
ditentukan terlebih dahulu dan
dan
yang
menyimpan
merugikan
organisasi
dengan
telah
selama orang itu masih berstatus sebagai
disepakati bersama. Kinerja ini umumnya
karyawan.
menyangkut dengan pekerjaan atau macam
pekerjaan
85 - Volume 1, No. 1, September 2017
manusia
yang
mengerjakan
Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
pekerjaan
tersebut
dan
kemampuan/ketrampilan serta lingkungan
dimana tidak ada yang sangat dominan
yang menentukan gerak aktor lain.
governance
Pemahaman
dari pada pekerjaan tersebut. Berdasarkan
tentu
dapat
tidak sama dengan konsep government.
dijelaskan bahwa kinerja adalah hasil kerja
Konsep government lebih ditujukan pada
baik secara kualitas maupun kuantitas yang
suatu organisasi pengelolaan berdasarkan
dihasilkan oleh seseorang dalam periode
kekuasaan
tertentu sesuai dengan tanggung jawab
pemerintahan). Di sisi lain, governance
yang diberikan.
tidak
pengertian
tersebut
di
atas,
tertinggi
sekedar
(negara
melibatkan
dan
pemerintah,
tetapi juga melibatkan peran stakeholder di
luar negara dan pemerintah sehingga pihak
Good Governance
Dalam
pemerintah
penyelenggaraan
dewasa
ini
telah
terjadi
pergeseran paradigma rule government
good
menjadi
governance.
penyelenggaraan
pembangunan,
dan
Sementara
menjadi
itu,
konsep
sangat
luas.
governance
diartikan pemerintahan menunjuk pada
proses, yang melibatkan unsur eksekutif,
government
legislatif, yudikatif, serta masyarakat dan
pemerintahan,
pihak swasta. Praktik yang terbaiknya
pelayanan
publik
senantiasa menyandarkan pada peraturan
perundang-undangan
terlibat
Dalam
rule
paradigma
yang
yang
disebut good governance (kepemerintahan
yang baik), Hadari, (2013).
Dalam
berlaku.
implementasinya,
Sementara itu paradigma good governance
governance meliputi tiga institusi yang
tidak hanya terbatas pada penggunaan
satu dengan yang lainnya berkaitan, yaitu
peraturan
yang
negara (state), sektor swasta (private
berlaku, tetapi juga menerapkan prinsip
sector), dan lembaga swadaya masyarakat
penyelenggaraan pemerintahan yang baik,
(civil
yang tidak hanya melibatkan pemerintah
lingkungan
atau
kondusif,
perundang-undangan
negara
melibatkan
semata,
internal
tetapi
maupun
harus
eksternal
birokrasi, Hadari, (2013).
Ganie-Rochman
society).
Negara
politik
sektor
dan
swasta
menciptakan
hukum
yang
menciptakan
pekerjaan dan pendapatan, dan lembaga
swadaya
masyarakat
berperan
positif
(2013)
dalam interaksi sosial, ekonomi, dan
adalah
politik, termasuk mengajak kelompok
mekanisme pengelolaan sumber ekonomi
dalam masyarakat untuk berpartisipasi
dan sosial yang melibatkan pengaruh
dalam aktivitas ekonomi, sosial, dan
sektor negara dan sektor non-pemerintah
politik, Hadari, (2013).
menyebutkan
governance
dalam suatu usaha kolektif. Definisi ini
mengasumsikan banyak aktor yang terlibat
Volume 1, No.1, September 2017
- 86
Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
METODE PENELITIAN
HASIL PEMBAHASAN
Populasi dan Sampel
Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi
dan Partisipasi Publik Terhadap
Kinerja Pimpinan dan Loyalitas
Anggota Partai Nasional Dan Lokal di
Aceh
Populasi
dalam
penelitian
ini
adalah seluruh jajaran pimpinan partai
nasional dan partai lokal di Aceh yang
berjumlah 81 orang anggota. Adapun yang
menjadi responden dalam penelitian ini
adalah anggota DPRA dari masing-masing
partai nasional dan partai lokal, hasil
Berdasarkan
simultan
hasil
pengujian
(bersama-sama)
akuntabilitas
dan
secara
variabel
transparansi
serta
partisipasi publik berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pimpinan partai. Hal ini
pemenang pemilu 2014.
ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (72,174 >
2.672) pada tingkat signifikansi 0.0001.
Peralatan Analisis Data
Peralatan
analisis
data
yang
digunakan untuk melakukan pengujian
hipotesis penelitian adalah analisis jalur
(path analysis). Asumsi-asumsi standar
yang harus dipenuhi sebelum membangun
model path analysis antara lain: (1)
berbentuk rekursif; (2) hubungan satu arah;
(3)
linier,
berdistribusi
aditif
dan
normal;
(5)
kausal,
(4)
tidak
ada
multikolinieriti; dan (6) semua variable
terukur, minimal dalam skala interval.
Model
jalur
sesuai
dengan
kerangka pemikiran yang telah dijelaskan
pada bab II, adapun lebih jelasnya
ditunjukkan pada Gambar 3.1 berikut ini:
Berdasarkan Tabel 4.9. di atas juga dapat
dijelaskan
tentang
pengaruh
variabel
Akuntabilitas , transparansi, dan partisipasi
publik secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kinerja pimpinan partai nasional
maupun lokal di Aceh. Besarnya pengaruh
secara simultan dari ketiga variabel ini
dapat
dilihat
determinasinya.
pengaruh
dari
nilai
Koefisien
ketiga
koefisien
determinasi
variabel
yaitu
Akuntabilitas , transparansi, dan partisipasi
publik terhadap kinerja pimpinan adalah
sebesar 0,619, artinya sebesar 61,9%
perubahan pada kinerja pimpinan dapat
dijelaskan oleh perubahan dari variabel
akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi
publik,
sedangkan
selebihnya
sebesar
38,1% dijelaskan oleh faktor lain di luar
variabel akuntabilitas, transparansi, dan
partisipasi publik.
Hasil secara parsial membuktikan
Gambar 1. Analisis Jalur
bahwa
akuntabilitas,
transparansi
dan
partisipasi publik mempunyai pengaruh
terhadap kinerja pimpinan partai nasional
87 - Volume 1, No. 1, September 2017
Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
maupun lokal di Aceh dengan nilai
selebihnya sebesar 0,530, artinya sebesar
koefisien sebesar 0,486, artinya setiap
53,0% dijelaskan oleh faktor lain diluar
perubahan terhadap variabel Akuntabilitas
variabel
sebesar 1 unit, maka akan meningkatkan
partisipasi publik dan kinerja pimpinan.
kinerja pimpinan sebanyak 0,486% pada
Adapun
satuan Skala Likert. Hasil penelitian ini
keseluruhan
membuktikan
digambarkan sebagai berikut:
bahwa
akuntabilitas
akuntabilitas,
struktur
transparansi,
pengujian
dalam
hipotesis
penelitian
seperti
berpengaruh terhadap kinerja pimpinan.
Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi
dan Partisipasi Publik Terhadap
Loyalitas Anggota Partai
Partai
Nasional dan Lokal di Aceh
Berdasarkan
hasil
penelitian
dapat
dijelaskan bahwa secara simultan variabel
akuntabilitas
dan
transparansi
serta
Gambar 2. Hasil Analisis Jalur
KESIMPULAN DAN SARAN
partisipasi publik berpengaruh signifikan
Kesimpulan
terhadap loyalitas anggota partai. Hal ini
1. Hasil penelitian membuktikan bahwa
ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (47,394 >
akuntabilitas diperoleh nilai rata-rata
2.672) pada tingkat signifikansi 1%.
sebesar 3,945, transparansi diperoleh
Hal
ini
akuntabilitas,
publik
dan
berarti
transparansi,
kinerja
variabel
nilai rata-rata sebesar 4,045, partisipasi
partisipasi
publik diperoleh nilai rata-rata sebesar
secara
3,833, kinerja pimpinan diperoleh nilai
terhadap
rata-rata sebesar 3,784 dan loyalitas
loyalitas anggota partai partai lokal dan
kader partai nasional dan partai lokal
nasional di Aceh. Besarnya pengaruh
di Aceh diperoleh nilai rata-rata
secara simultan dari ketiga variabel ini
sebesar 4,810, dengan demikian dapat
juga dapat dilihat dari nilai koefisien
dijelaskan bahwa variabel penelitian
determinasinya.
ini sudah berjalan dengan baik.
bersama-sama
pimpinan
berpengaruh
Koefisien
determinasi
pengaruh ketiga variabel ini terhadap
2. Kemudian
hasil
penelitian
loyalitas anggota partai adalah sebesar
membuktikan
0,517, artinya sebesar 51,7% perubahan
berpengaruh
kinerja anggota partai lokal dan nasional di
terhadap
Aceh dapat dijelaskan oleh perubahan dari
nasional dan partai lokal.
variabel akuntabilitas dan transparansi
serta
partisipasi
publik
sedangkan
juga
bahwa
akuntabilitas
secara
signifikan
kinerja
pimpinan
partai
3. Hasil penelitian menunjukkan juga
bahwa transparansi berpengaruh secara
Volume 1, No.1, September 2017
- 88
Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
signifikan terhadap kinerja pimpinan
hendaknya menerapkan prinsip good
partai nasional dan partai lokal.
governance
4. Kemudian
partisipasi
publik
juga
sehingga
kepada
masyarakat
masyarakat,
merasa
ikut
berpengaruh secara signifikan terhadap
terlibat dalam pengawasan program
kinerja pimpinan partai nasional dan
pemerintah.
partai lokal.
5. Hasil
2. Kemudian
penelitian
akuntabilitas
terhadap
juga
variabel
mempunyai
masalah
dalam
rangka
meningkatkan loyalitas anggota partai
3. Transparansi
terhadap
program-
pengaruh signifikan terhadap loyalitas
program
anggota partai nasional dan partai
program-program yang akan dilakukan
lokal.
oleh anggota dewan seperti kunjungan
6. Hasil penelitian membuktikan bahwa
pembangunan
maupun
kerja ke luar kota maupun keluar
terdapat pengaruh secara signifikan
negeri
transparansi terhadap loyalitas anggota
terlebih dahulu kepada masyarakat,
partai nasional dan partai lokal.
sehingga tidak menimbulkan polemik
7. Hasil penelitian membuktikan bahwa
terdapat
pengaruh
hendaknya
disosialisasikan
di masyarakat.
signifikan
4. Akuntabilitas terhadap setiap kegiatan
partisipasi publik terhadap loyalitas
yang telah dilakukan oleh masing-
anggota partai nasional dan partai
masing pimpinan maupun anggota
lokal.
dewan, hendaknya juga dipublikasikan
8. Hasil penelitian juga membuktikan
bahwa
terdapat
pengaruh
kinerja
pimpinan partai nasional dan partai
lokal terhadap loyalitas anggota partai
nasional dan partai lokal di Aceh.
9. Terdapat
pengaruh
secara
melalui
berbagai
media,
sehingga
masyarakat mengetahui kegiatan yang
telah dilakukan.
5. Sedangkan
berkaitan
dengan
partisipasi publik, hendaknya setiap
tidak
anggota dewan dapat menyerap setiap
langsung akuntabilitas, transparansi,
aspirasi masyarakat, dan mewujudkan
partisipasi publik terhadap loyalitas
dalam tindakan nyata anggota dewan.
anggota partai nasional dan partai lokal
di Aceh melalui kinerja pimpinan
partai nasional dan partai lokal di
Aceh.
Saran
1. Dalam rangka meningkatkan kinerja
pimpinan dari masing-masing partai,
89 - Volume 1, No. 1, September 2017
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Alamsyah, (2010) Strategi Penguatan Good
Governance
dalam
Mendorong
Pertumbuhan Ekonomi Lokal di Era
Otonomi Daerah. Jurnal DINAMIKA
Vol. 3, No. 6, Desember 2010 (ISSN:
1979-0899X)
Amin Wijaya Tunggal (2011), Intisari Internal
Auditing, Harvarindo, Jakarta
Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Efriza, (2012), Political Explore: Sebuah
Kajian Ilmu Politik, Bandung:
Alfabeta
Ganie-Rochman (2013). Artikel “Good
Governance : Prinsip, Komponen dan
Penerapannya”, dalam HAM :
Penyelenggaraan Negara Yang Baik
dan Masyarakat Warga, Jakarta :
KOMNAS HAM.
Hadari, Nawawi. 2013. Metode Penelitian
Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah
Mada. University Press.
Krina P, Loina Lalolo. (2013) “Indikator dan
Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas
Transparansi & Partisipasi” Jakarta:
Sekretariat Good Publik Governance.
Bappenas.
Maharani, (2001), Pemimpin Kredibel,
PemimpinVisioner. Institut Darma
Mahardika, Jakarta.
Mangkunegara, (2006), Manajemen Sumber
Daya Manusia Perusahaan, Remaja
Rosdakarya, Bandung
Mardiasmo (2006), “Perwujudan Transpransi
dan Akuntabilitas Publik Melalui
Akuntansi Sektor Publik: Suatu sarana
Good
Governance”.
Jurnal
Akuntansi
Pemerintah.
Vol.2,
No.1:1-17.
Mulyadi, (2009). Sistem Akuntansi, Edisi ke-3,
Cetakan ke-5. Penerbit Salemba.
Empat, Jakarta
Nawawi (2009), Manajemen Sumber Daya
Manusia
Untuk
Bisnis
Yang
Kompetitif, Cetakan Ke-4, Gajah
Mada Univercity Press. Yogyakarta.
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 17
Tahun 2013 Tentang Keuangan
Negara.
Robbins (2011). Organizational Behavior
Edition 15. New Jersey: Pearson
Education
Saydam, Ghozali, (2010), Manajemen Sumber
Daya Manusia (Human Resource)
Suatu Pendekatan Mikro, Djanbatan,
Jakarta.
Sudimin (2013), Whistleblowing: Dilema
Loyalitas dan Tanggung Jawab Publik.
Jurnal Manajemen dan Usahawan, vol.
12 no. 11. hlm. 3-8.
Sulistiyani, Ambar Tegus (2013), Memahami
Good Governance: Dalam Perspektif
Sumber Daya Manusia, Yogyakarta.
Gava Media.
Tommy Stefanus et al., (2010), Analisis
Pemotivasian dan Loyalitas Karyawan
Bagian
Pemasaran PT PALMA
ABADI SENTOSA di Palangka Raya.
Volume 1, No. 2.
Jurnal Mitra
Ekonomi dan Manajemen Bisnis.
Universitas Kristen Petra.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang
Partai Politik.
Volume 1, No.1, September 2017
- 90
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
ISSN 2302-0199
pp. 81-90
GOOD GOVERNANCE DAN LOYALITAS ANGGOTA PARTAI
NASIONAL DAN PARTAI LOKAL DI ACEH
Muhammad Suhery1, Permana Honeyta Lubis2, T. Roli Ilhamsyah Putra3
1)
Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2,3)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala
Abstract:The purpose of this study is to analyze/test: (1) to describe accountability,
transparency, public participation, leadership performance and loyalty of members of national
parties and local parties in Aceh is good; (2) the effect of accountability on the performance of
party leaders of national and local parties; (3) the effect of transparency on the performance
of party leaders of national and local parties; (5) the influence of accountability on the loyalty
of members of national parties and local parties, (6) the influence of transparency on the
loyalty of members of national parties and local parties, (7) the influence of public
participation on the performance of national and local party leaders, Loyalty of members of
national parties and local parties (8) the influence of the performance of national and local
party leaders on the loyalty of members of national parties and local parties in Aceh and (9)
the effect of accountability, transparency, public participation on the loyalty of national party
members and local parties in Aceh through Performance of national party leaders and local
parties in Aceh. The objects of this research are good governance, performance of national
party leaders and local parties, and loyalty of members of national parties and local parties in
Aceh. Methods of data analysis in this study using path analysis (Path Analysis), with the
number of respondents as many as 81 people. The results showed that accountability was
obtained an average value of 3.945, transparency obtained an average value of 4,045, public
participation obtained an average value of 3.833, the performance of leadership obtained
average value of 3.784 and loyalty cadres of national parties and local parties in Aceh
obtained an average score of 4,810, thus it can be explained that this research variable is
already running well. While the test results prove that accountability, transparency and public
participation significantly influence the performance of leaders of national parties and local
parties. Then accountability, transparency and public participation also have a significant
influence on the loyalty of members of national parties and local parties.
Keywords: Accountability, Transparency, Public Participation, Leaders Performance and
Member Loyalty
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis/menguji: (1) mendeskripsikan akuntabilitas,
transparansi, partisipasi publik, kinerja pimpinan dan loyalitas anggota partai nasional dan partai lokal di
Aceh sudah baik; (2) pengaruh akuntabilitas terhadap kinerja pimpinan partai nasional dan partai lokal;
(3) pengaruh transparansi terhadap kinerja pimpinan partai nasional dan partai lokal; (4) pengaruh
partisipasi publik terhadap kinerja pimpinan partai nasional dan partai lokal, (5) pengaruh akuntabilitas
terhadap loyalitas anggota partai nasional dan partai lokal, (6) pengaruh transparansi terhadap loyalitas
anggota partai nasional dan partai lokal, (7) pengaruh partisipasi publik terhadap loyalitas anggota
partai nasional dan partai lokal (8) pengaruh kinerja pimpinan partai nasional dan partai lokal terhadap
loyalitas anggota partai nasional dan partai lokal di Aceh dan (9) pengaruh akuntabilitas, transparansi,
partisipasi publik terhadap loyalitas anggota partai nasional dan partai lokal di Aceh melalui kinerja
pimpinan partai nasional dan partai lokal di Aceh. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah
good governance, kinerja pimpinan partai nasional dan partai lokal, dan loyalitas anggota partai
nasional dan partai lokal di Aceh. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan motode
analisis jalur (Path Analysis), dengan jumlah responden sebanyak 81 orang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa akuntabilitas diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,945, transparansi diperoleh nilai
rata-rata sebesar 4,045, partisipasi publik diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,833, kinerja pimpinan
diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,784 dan loyalitas kader partai nasional dan partai lokal di Aceh
diperoleh nilai rata-rata sebesar 4,810, dengan demikian dapat dijelaskan bahwa variabel penelitian ini
sudah berjalan dengan baik. Sedangkan hasil pengujian membuktikan bahwa akuntabilitas, transparansi
dan partisipasi publik berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pimpinan partai nasional dan
partai lokal. Kemudian akuntabilitas, transparansi dan partisipasi publik juga mempunyai pengaruh
signifikan terhadap loyalitas anggota partai nasional dan partai lokal.
Kata kunci: Akuntabilitas, Transparansi, Partisipasi Publik, Kinerja Pimpinan dan Loyalitas Anggota
Volume 1, No. 1, September 2017 - 81
Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Partai
PENDAHULUAN
Partai Politik adalah organisasi
yang bersifat nasional dan dibentuk oleh
Politik;
dan
m.
mekanisme
penyelesaian perselisihan internal Partai
Politik.
sekelompok warga negara Indonesia secara
Berdasarkan anggaran dasar partai
sukarela atas dasar kesamaan kehendak
politik, maka sebuah partai politik dituntut
dan cita-cita untuk memperjuangkan dan
menjalankan amanat partai dan juga
membela kepentingan politik anggota,
mengamati
masyarakat, bangsa dan negara, serta
Keberhasilan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan
pemerintahan yang baik sangat ditentukan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila
oleh keterlibatan dan sinergi tiga aktor
dan
utama yaitu pemerintah, masyarakat, dan
Undang-Undang
Republik
Indonesia
Dasar
Negara
Tahun
1945.
jalannya
swasta.
pemerintahan.
penyelenggaraan
Dalam
tata
penyelenggaraan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2
pemerintahan,
Tahun
Politik,
merupakan salah satu aktor penting yang
disebutkan bahwa Partai Politik didirikan
memegang kendali proses berlangsungnya
dan dibentuk oleh paling sedikit 30 (tiga
good governance. Keterlibatan aparatur
puluh) orang warga negara Indonesia yang
pemerintah
telah berusia 21 (dua puluh satu) tahun
keberhasilan
atau sudah menikah dari setiap provinsi.
pemerintahan
sangat
pemahaman
terhadap
2011
Tentang
Partai
Untuk mendirikan partai politik
aparatur
pemerintah
dalam
mendukung
penyelenggaraan
ditentukan
oleh
konsep
tata
harus di daftarkan pada Akta Notaris
pemerintahan
dengan mencantumkan Anggaran Dasar
pengalamannya yang sangat baik dengan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
birokrasi
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011
pemerintah, Alamsyah, (2010).
memuat paling sedikit: a. asas dan ciri
dan
Dalam
yang
baik
manajemen
rangka
serta
birokrasi
penerapan
Partai Politik; b. visi dan misi Partai
implementasi good governance terutama
Politik; c. nama, lambang, dan tanda
dalam penyelenggaraan otonomi daerah
gambar Partai Politik; d. tujuan dan fungsi
terutama dalam meningkatkan pelayanan
Partai
tempat
kepada masyarakat yang dilakukan oleh
kedudukan, dan pengambilan keputusan; f.
partai pemenang pemilu 2014 di Provinsi
kepengurusan Partai Politik; g. mekanisme
Aceh yaitu partai Lokal dan Parta Nasional.
rekrutmen keanggotaan Partai Politik dan
Implementasi dari good governance yang
jabatan politik; h. sistem kaderisasi; i.
diterapkan
mekanisme pemberhentian anggota Partai
penyelenggaraan pelayanan publik yakni
Politik; j. peraturan dan keputusan Partai
penyelenggaraan pelayanan terpadu satu
Politik; k. pendidikan politik; l. keuangan
pintu
Politik;
e.
organisasi,
82 - Volume 1, No. 1, September 2017
yang
melalui
diukur
efektivitas
melalui
Indeks
Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Kepuasan Masyarakat (IKM) sebagai salah
menengahi atau memfasilitasi perbedaan-
satu
untuk
perbedaan di antara mereka (Mardiasmo,
publik.
2004:30). Terkait dengan hal itu semua,
Implementasi dari good governance dari
maka sudah sepatutnyalah setiap aparatur
partai lokal dan partai nasional yaitu dari
pemerintahan daerah memiliki pemahaman
masing-masing pimpinan partai.
yang mencukupi tentang prinsip-prinsip
bentuk
mengukur
partisipasi
kualitas
Dalam
publik
pelayanan
menjalankan
fungsinya
good governance. Untuk mencapai tata
DPRA mempunyai fungsi: (1) fungsi
pelaksanaan
legislasi/menyusun qanun, (2) anggaran
dibutuhkan adanya akuntabilitas, sistem
dan (3) pengawasan. Penerapan good
transparansi, dan partisipasi publik yang
governance pada DPRA dapat dilihat dari
akan berimplikasi terhadap peran, kinerja
adanya
dan
penyerapan
masyarakat
dan
aspirasi
dari
mengimplementasikan
kualitas
Namun,
sekarang
Penerapan good governance tidak
laporan
yang
keuangan
baik
yang
dihasilkannya.
dalam bentuk realisasi pembangunan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
pemerintahan
ini
transparansi
yang
sering
terjadi
adalah
tidak
adanya
dalam
tata
pelaksanaan
hanya menjadikan pemerintah sebagai
pemerintah yang berjalan
lembaga, melainkan juga pemerintahan
meskipun
sebagai suatu proses yang multi arah, yang
Nasional Dan Partai Lokal yang ada di
melibatkan elemen-elemen pengambilan
Provinsi
kebijakan
pemerintahan kita adalah sistem demokrasi
di luar
masyarakat
dan
pemerintah seperti
swasta.
Dengan
yang
dalam
Aceh.
menjunjung
dengan baik
lingkungan
Walaupun
tinggi
Partai
sistem
keterbukaan,
memaksimalkan peran dari ketiga elemen
musyawarah serta mufakat, tetapi yang
tersebut
tata
terjadi saat ini banyak sekali ditemukan
pemerintahan yang baik dan berbasis pada
praktik nepotisme di dalamnya yang
rakyat.
merugikan negara dan rakyat. Hal ini dapat
maka
akan
Governance
terwujud
dari
sudut
dilihat
dari
tidak
adanya
partisipasi
penyelenggara negara diartikan sebagai
masyarakat terhadap pemberlakuan qanun
pelaksanaan kewenangan politik, ekonomi,
di Provinsi Aceh yang terkesan berjalan di
dan administratif untuk mengelola urusan-
tempat atau tidak memberikan implikasi
urusan bangsa, mengelola mekanisme,
yang berarti dalam penegakan peraturan di
proses, dan hubungan yang kompleks
Provinsi Aceh.
antarwarga
negara
dan
kelompok-
Ada tiga komponen yang terlibat
kelompok
yang
mengartikulasikan
dalam governance, yaitu pemerintah, dunia
kepentingannya (yang menghendaki agar
usaha (swasta, commercial society), dan
hak dan kewajibannya terlaksana) dan
rakyat pada umumnya (termasuk partai
83 - Volume 1, No. 1, September 2017
Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
politik). Hubungan ketiganya harus dalam
tentulah tidak statis, melainkan dinamis,
posisi sejajar dan saling control. Bila salah
tergantung bagaimana prilaku administrasi
satu komponen lebih tinggi daripada yang
(yang intinya prilaku organisasi) partai
lainnya, maka akan terjadi dominasi
politik itu sendiri dalam kiprah politik.
kekuasaan atas dua komponen lainnya.
Amir Ibrahim memaparkan, bahwa kinerja
Terselenggaranya pemerintahan yang baik
partai
(Good Governance) merupakan prasyarat
bagaimana
bagi
untuk
organisasional partai politik tersebut dapat
dan
menerapkan fungsi dan perannya dengan
mencapai tujuan serta cita-cita bangsa.
baik, atau sebaliknya atau sedang-sedang
Dalam
saja,
setiap
mewujudkan
pemerintahan
aspirasi
rangka
pengembangan
masyarakat
itu
dan
diperlukan
penerapan
sistem
dan
legitimate
penyelenggaraan
sehingga
pemerintahan
dan
pada
dasarnya
sesungguhnya
dihadapkan
adalah
kemampuan
dengan
kondisi
lingkungan tertentu di masyarakat.
pertanggungjawaban yang tepat, jelas,
terukur
politik
Fenomena ini dapat dilihat dari
masih rendahnya tingkat akuntabilitas
yaitu
bahwa
setiap
kegiatan
pembangunan dapat berlangsung secara
penyelenggaraan
berdayaguna, berhasilguna, bersih dan
dipertanggungjawabkan
bertanggungjawab serta bebas dari korupsi,
oleh pelaku kepada pihak-pihak yang
kolusi dan nepotisme. Karenanya good
terkena
governance menuntut keterlibatan seluruh
tingkat transparansi yaitu mengungkapkan
elemen yang ada di masyarakat. Ini hanya
adanya kebijakan terbuka bagi pangawasan
bisa jika pemerintahan itu dekat dengan
jalannya pembangunan di Provinsi Aceh.
dampak
pemerintah
dapat
secara
penerapan
terbuka
kebijakan,
rakyat. Maka sangat cocok dengan sistim
desentralisasi
dan
otonomi
daerah
sebagaimana yang diterapkan di Indonesia
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Loyalitas Kader
sekarang ini.
Loyalitas merupakan sikap mental
Kinerja pimpinan partai politik
karyawan
yang
ditunjukan
pada
nasional maupun partai lokal di aceh akan
keberadaaan perusahaan (Saydam, 2010).
memberikan dampak terhadap adanya
Sedangkan menurut Amin Wijaya Tunggal
loyalitas kader untuk dapat memenangkan
(2011) yaitu dukungan yang diberikan
pilkada maupun pemilu setiap periodenya.
karyawan
dalam
Hal ini tentu tidak terlepas dari adanya
tindakan
yang
kinerja pimpinan partai politik. Menurut
memastikan
Efriza 2012:346) kinerja suatu partai
kelangsungan hidup, meskipun tindakan
politik
tersebut
adalah
penilaian
akhir
dari
kehadiran suatu partai politik. Kinerja
perusahaan
diharapkan
keberhasilan
berlawanan
dengan
terhadap
untuk
dan
aspirasi
karyawan.
Volume 1, No.1, September 2017
- 84
Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Utomo (Tommy et al., 2010)
Loyalitas
dapat
sebagai
Kinerja merupakan hasil kerja secara
kesetiaan seseorang terhadap suatu hal
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
yang bukan hanya berupa kesetiaan fisik
seseorang dalam melaksanakan tugasnya
semata, namun lebih pada kesetiaan non
sesuai
fisik
diberikan
seperti
dikatakan
Kinerja Pimpinan
pikiran
dan
perhatian.
dengan
tanggung jawab yang
kepadanya”
(Mangkunegara,
Loyalitas para karyawan dalam suatu
2006 : 67). Kinerja seseorang merupakan
organisasi itu mutlak diperlukan demi
kombinasi dari kemampuan, usaha dan
kesuksesan organisasi itu sendiri. Menurut
kesempatan yang dapat dinilai dari hasil
Reichheld, semakin tinggi loyalitas para
kerjanya” (Sulistiyani, 2013 : 223). Dalam
karyawan
pandangan
di
suatu
organisasi,
maka
Nawawi
(2009)
Kinerja
semakin mudah bagi organisasi itu untuk
tersebut merupakan hasil dari pelaksanaan
mencapai tujuan-tujuan organisasi yang
suatu
telah ditetapkan sebelumnya oleh pemilik
fisik/mental maupun non fisik/non mental.
organisasi. Begitu pula sebaliknya, bagi
Dengan kinerja dapat ditunjukkan sebagian
organisasi
atau seluruh tindakan atau aktivitas dari
yang
loyalitas
para
pekerjaan,
karyawannya rendah, maka semakin sulit
suatu
bagi organisasi tersebut untuk mencapai
(Mulyadi,2009).
organisasi
baik
pada
yang
suatu
bersifat
periode
tujuan-tujuan organisasinya yang telah
Setiap hasil kerja yang dapat
ditetapkan sebelumnya oleh para pemilik
dicapai oleh seseorang atau sekelompok
organisasi.
orang
dalam
suatu
organisasi
sesuai
Dalam jurnal (Maharani, 2001),
dengan wewenang dan tanggung jawab
Loyalitas berasal dari kata loyal yang
masing-masing dalam upaya mencapai
berarti setia. Loyalitas dalam organisasi
tujuan organisasi yang bersangkutan yang
dapat diartikan sebagai kesetiaan seorang
secara illegal tidak melanggar hukum dan
karyawan terhadap organisasi. Menurut
sesuai dengan moral dan etika dapat
Sudimin
(2013),
Kesediaan
karyawan
loyalitas
berarti
disebut dengan Kinerja. Robbins (2011 :
dengan
seluruh
212), mendefinisikan kinerja atau prestasi
kemampuan, keterampilan, pikiran, dan
kerja sebagai hasil kerja seseorang selama
waktu untuk ikut serta mencapai tujuan
periode tertentu dibandingkan
organisasi
rahasia
berbagai kemungkinan, misalnya standar,
organisasi serta tidak melakukan tindakan-
target/sasaran atau kriteria yang telah
tindakan
ditentukan terlebih dahulu dan
dan
yang
menyimpan
merugikan
organisasi
dengan
telah
selama orang itu masih berstatus sebagai
disepakati bersama. Kinerja ini umumnya
karyawan.
menyangkut dengan pekerjaan atau macam
pekerjaan
85 - Volume 1, No. 1, September 2017
manusia
yang
mengerjakan
Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
pekerjaan
tersebut
dan
kemampuan/ketrampilan serta lingkungan
dimana tidak ada yang sangat dominan
yang menentukan gerak aktor lain.
governance
Pemahaman
dari pada pekerjaan tersebut. Berdasarkan
tentu
dapat
tidak sama dengan konsep government.
dijelaskan bahwa kinerja adalah hasil kerja
Konsep government lebih ditujukan pada
baik secara kualitas maupun kuantitas yang
suatu organisasi pengelolaan berdasarkan
dihasilkan oleh seseorang dalam periode
kekuasaan
tertentu sesuai dengan tanggung jawab
pemerintahan). Di sisi lain, governance
yang diberikan.
tidak
pengertian
tersebut
di
atas,
tertinggi
sekedar
(negara
melibatkan
dan
pemerintah,
tetapi juga melibatkan peran stakeholder di
luar negara dan pemerintah sehingga pihak
Good Governance
Dalam
pemerintah
penyelenggaraan
dewasa
ini
telah
terjadi
pergeseran paradigma rule government
good
menjadi
governance.
penyelenggaraan
pembangunan,
dan
Sementara
menjadi
itu,
konsep
sangat
luas.
governance
diartikan pemerintahan menunjuk pada
proses, yang melibatkan unsur eksekutif,
government
legislatif, yudikatif, serta masyarakat dan
pemerintahan,
pihak swasta. Praktik yang terbaiknya
pelayanan
publik
senantiasa menyandarkan pada peraturan
perundang-undangan
terlibat
Dalam
rule
paradigma
yang
yang
disebut good governance (kepemerintahan
yang baik), Hadari, (2013).
Dalam
berlaku.
implementasinya,
Sementara itu paradigma good governance
governance meliputi tiga institusi yang
tidak hanya terbatas pada penggunaan
satu dengan yang lainnya berkaitan, yaitu
peraturan
yang
negara (state), sektor swasta (private
berlaku, tetapi juga menerapkan prinsip
sector), dan lembaga swadaya masyarakat
penyelenggaraan pemerintahan yang baik,
(civil
yang tidak hanya melibatkan pemerintah
lingkungan
atau
kondusif,
perundang-undangan
negara
melibatkan
semata,
internal
tetapi
maupun
harus
eksternal
birokrasi, Hadari, (2013).
Ganie-Rochman
society).
Negara
politik
sektor
dan
swasta
menciptakan
hukum
yang
menciptakan
pekerjaan dan pendapatan, dan lembaga
swadaya
masyarakat
berperan
positif
(2013)
dalam interaksi sosial, ekonomi, dan
adalah
politik, termasuk mengajak kelompok
mekanisme pengelolaan sumber ekonomi
dalam masyarakat untuk berpartisipasi
dan sosial yang melibatkan pengaruh
dalam aktivitas ekonomi, sosial, dan
sektor negara dan sektor non-pemerintah
politik, Hadari, (2013).
menyebutkan
governance
dalam suatu usaha kolektif. Definisi ini
mengasumsikan banyak aktor yang terlibat
Volume 1, No.1, September 2017
- 86
Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
METODE PENELITIAN
HASIL PEMBAHASAN
Populasi dan Sampel
Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi
dan Partisipasi Publik Terhadap
Kinerja Pimpinan dan Loyalitas
Anggota Partai Nasional Dan Lokal di
Aceh
Populasi
dalam
penelitian
ini
adalah seluruh jajaran pimpinan partai
nasional dan partai lokal di Aceh yang
berjumlah 81 orang anggota. Adapun yang
menjadi responden dalam penelitian ini
adalah anggota DPRA dari masing-masing
partai nasional dan partai lokal, hasil
Berdasarkan
simultan
hasil
pengujian
(bersama-sama)
akuntabilitas
dan
secara
variabel
transparansi
serta
partisipasi publik berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pimpinan partai. Hal ini
pemenang pemilu 2014.
ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (72,174 >
2.672) pada tingkat signifikansi 0.0001.
Peralatan Analisis Data
Peralatan
analisis
data
yang
digunakan untuk melakukan pengujian
hipotesis penelitian adalah analisis jalur
(path analysis). Asumsi-asumsi standar
yang harus dipenuhi sebelum membangun
model path analysis antara lain: (1)
berbentuk rekursif; (2) hubungan satu arah;
(3)
linier,
berdistribusi
aditif
dan
normal;
(5)
kausal,
(4)
tidak
ada
multikolinieriti; dan (6) semua variable
terukur, minimal dalam skala interval.
Model
jalur
sesuai
dengan
kerangka pemikiran yang telah dijelaskan
pada bab II, adapun lebih jelasnya
ditunjukkan pada Gambar 3.1 berikut ini:
Berdasarkan Tabel 4.9. di atas juga dapat
dijelaskan
tentang
pengaruh
variabel
Akuntabilitas , transparansi, dan partisipasi
publik secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kinerja pimpinan partai nasional
maupun lokal di Aceh. Besarnya pengaruh
secara simultan dari ketiga variabel ini
dapat
dilihat
determinasinya.
pengaruh
dari
nilai
Koefisien
ketiga
koefisien
determinasi
variabel
yaitu
Akuntabilitas , transparansi, dan partisipasi
publik terhadap kinerja pimpinan adalah
sebesar 0,619, artinya sebesar 61,9%
perubahan pada kinerja pimpinan dapat
dijelaskan oleh perubahan dari variabel
akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi
publik,
sedangkan
selebihnya
sebesar
38,1% dijelaskan oleh faktor lain di luar
variabel akuntabilitas, transparansi, dan
partisipasi publik.
Hasil secara parsial membuktikan
Gambar 1. Analisis Jalur
bahwa
akuntabilitas,
transparansi
dan
partisipasi publik mempunyai pengaruh
terhadap kinerja pimpinan partai nasional
87 - Volume 1, No. 1, September 2017
Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
maupun lokal di Aceh dengan nilai
selebihnya sebesar 0,530, artinya sebesar
koefisien sebesar 0,486, artinya setiap
53,0% dijelaskan oleh faktor lain diluar
perubahan terhadap variabel Akuntabilitas
variabel
sebesar 1 unit, maka akan meningkatkan
partisipasi publik dan kinerja pimpinan.
kinerja pimpinan sebanyak 0,486% pada
Adapun
satuan Skala Likert. Hasil penelitian ini
keseluruhan
membuktikan
digambarkan sebagai berikut:
bahwa
akuntabilitas
akuntabilitas,
struktur
transparansi,
pengujian
dalam
hipotesis
penelitian
seperti
berpengaruh terhadap kinerja pimpinan.
Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi
dan Partisipasi Publik Terhadap
Loyalitas Anggota Partai
Partai
Nasional dan Lokal di Aceh
Berdasarkan
hasil
penelitian
dapat
dijelaskan bahwa secara simultan variabel
akuntabilitas
dan
transparansi
serta
Gambar 2. Hasil Analisis Jalur
KESIMPULAN DAN SARAN
partisipasi publik berpengaruh signifikan
Kesimpulan
terhadap loyalitas anggota partai. Hal ini
1. Hasil penelitian membuktikan bahwa
ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (47,394 >
akuntabilitas diperoleh nilai rata-rata
2.672) pada tingkat signifikansi 1%.
sebesar 3,945, transparansi diperoleh
Hal
ini
akuntabilitas,
publik
dan
berarti
transparansi,
kinerja
variabel
nilai rata-rata sebesar 4,045, partisipasi
partisipasi
publik diperoleh nilai rata-rata sebesar
secara
3,833, kinerja pimpinan diperoleh nilai
terhadap
rata-rata sebesar 3,784 dan loyalitas
loyalitas anggota partai partai lokal dan
kader partai nasional dan partai lokal
nasional di Aceh. Besarnya pengaruh
di Aceh diperoleh nilai rata-rata
secara simultan dari ketiga variabel ini
sebesar 4,810, dengan demikian dapat
juga dapat dilihat dari nilai koefisien
dijelaskan bahwa variabel penelitian
determinasinya.
ini sudah berjalan dengan baik.
bersama-sama
pimpinan
berpengaruh
Koefisien
determinasi
pengaruh ketiga variabel ini terhadap
2. Kemudian
hasil
penelitian
loyalitas anggota partai adalah sebesar
membuktikan
0,517, artinya sebesar 51,7% perubahan
berpengaruh
kinerja anggota partai lokal dan nasional di
terhadap
Aceh dapat dijelaskan oleh perubahan dari
nasional dan partai lokal.
variabel akuntabilitas dan transparansi
serta
partisipasi
publik
sedangkan
juga
bahwa
akuntabilitas
secara
signifikan
kinerja
pimpinan
partai
3. Hasil penelitian menunjukkan juga
bahwa transparansi berpengaruh secara
Volume 1, No.1, September 2017
- 88
Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
signifikan terhadap kinerja pimpinan
hendaknya menerapkan prinsip good
partai nasional dan partai lokal.
governance
4. Kemudian
partisipasi
publik
juga
sehingga
kepada
masyarakat
masyarakat,
merasa
ikut
berpengaruh secara signifikan terhadap
terlibat dalam pengawasan program
kinerja pimpinan partai nasional dan
pemerintah.
partai lokal.
5. Hasil
2. Kemudian
penelitian
akuntabilitas
terhadap
juga
variabel
mempunyai
masalah
dalam
rangka
meningkatkan loyalitas anggota partai
3. Transparansi
terhadap
program-
pengaruh signifikan terhadap loyalitas
program
anggota partai nasional dan partai
program-program yang akan dilakukan
lokal.
oleh anggota dewan seperti kunjungan
6. Hasil penelitian membuktikan bahwa
pembangunan
maupun
kerja ke luar kota maupun keluar
terdapat pengaruh secara signifikan
negeri
transparansi terhadap loyalitas anggota
terlebih dahulu kepada masyarakat,
partai nasional dan partai lokal.
sehingga tidak menimbulkan polemik
7. Hasil penelitian membuktikan bahwa
terdapat
pengaruh
hendaknya
disosialisasikan
di masyarakat.
signifikan
4. Akuntabilitas terhadap setiap kegiatan
partisipasi publik terhadap loyalitas
yang telah dilakukan oleh masing-
anggota partai nasional dan partai
masing pimpinan maupun anggota
lokal.
dewan, hendaknya juga dipublikasikan
8. Hasil penelitian juga membuktikan
bahwa
terdapat
pengaruh
kinerja
pimpinan partai nasional dan partai
lokal terhadap loyalitas anggota partai
nasional dan partai lokal di Aceh.
9. Terdapat
pengaruh
secara
melalui
berbagai
media,
sehingga
masyarakat mengetahui kegiatan yang
telah dilakukan.
5. Sedangkan
berkaitan
dengan
partisipasi publik, hendaknya setiap
tidak
anggota dewan dapat menyerap setiap
langsung akuntabilitas, transparansi,
aspirasi masyarakat, dan mewujudkan
partisipasi publik terhadap loyalitas
dalam tindakan nyata anggota dewan.
anggota partai nasional dan partai lokal
di Aceh melalui kinerja pimpinan
partai nasional dan partai lokal di
Aceh.
Saran
1. Dalam rangka meningkatkan kinerja
pimpinan dari masing-masing partai,
89 - Volume 1, No. 1, September 2017
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Alamsyah, (2010) Strategi Penguatan Good
Governance
dalam
Mendorong
Pertumbuhan Ekonomi Lokal di Era
Otonomi Daerah. Jurnal DINAMIKA
Vol. 3, No. 6, Desember 2010 (ISSN:
1979-0899X)
Amin Wijaya Tunggal (2011), Intisari Internal
Auditing, Harvarindo, Jakarta
Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Efriza, (2012), Political Explore: Sebuah
Kajian Ilmu Politik, Bandung:
Alfabeta
Ganie-Rochman (2013). Artikel “Good
Governance : Prinsip, Komponen dan
Penerapannya”, dalam HAM :
Penyelenggaraan Negara Yang Baik
dan Masyarakat Warga, Jakarta :
KOMNAS HAM.
Hadari, Nawawi. 2013. Metode Penelitian
Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah
Mada. University Press.
Krina P, Loina Lalolo. (2013) “Indikator dan
Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas
Transparansi & Partisipasi” Jakarta:
Sekretariat Good Publik Governance.
Bappenas.
Maharani, (2001), Pemimpin Kredibel,
PemimpinVisioner. Institut Darma
Mahardika, Jakarta.
Mangkunegara, (2006), Manajemen Sumber
Daya Manusia Perusahaan, Remaja
Rosdakarya, Bandung
Mardiasmo (2006), “Perwujudan Transpransi
dan Akuntabilitas Publik Melalui
Akuntansi Sektor Publik: Suatu sarana
Good
Governance”.
Jurnal
Akuntansi
Pemerintah.
Vol.2,
No.1:1-17.
Mulyadi, (2009). Sistem Akuntansi, Edisi ke-3,
Cetakan ke-5. Penerbit Salemba.
Empat, Jakarta
Nawawi (2009), Manajemen Sumber Daya
Manusia
Untuk
Bisnis
Yang
Kompetitif, Cetakan Ke-4, Gajah
Mada Univercity Press. Yogyakarta.
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 17
Tahun 2013 Tentang Keuangan
Negara.
Robbins (2011). Organizational Behavior
Edition 15. New Jersey: Pearson
Education
Saydam, Ghozali, (2010), Manajemen Sumber
Daya Manusia (Human Resource)
Suatu Pendekatan Mikro, Djanbatan,
Jakarta.
Sudimin (2013), Whistleblowing: Dilema
Loyalitas dan Tanggung Jawab Publik.
Jurnal Manajemen dan Usahawan, vol.
12 no. 11. hlm. 3-8.
Sulistiyani, Ambar Tegus (2013), Memahami
Good Governance: Dalam Perspektif
Sumber Daya Manusia, Yogyakarta.
Gava Media.
Tommy Stefanus et al., (2010), Analisis
Pemotivasian dan Loyalitas Karyawan
Bagian
Pemasaran PT PALMA
ABADI SENTOSA di Palangka Raya.
Volume 1, No. 2.
Jurnal Mitra
Ekonomi dan Manajemen Bisnis.
Universitas Kristen Petra.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang
Partai Politik.
Volume 1, No.1, September 2017
- 90