Pengaruh Metode Ceramah dan Metode Diskusi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Siswi Tentang Dismenorea di SMA Swasta Raksana Medan Tahun 2016

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metode Pembelajaran
2.1.1

Pengertian Metode
Metode adalah cara yang sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan

yang akan dicapai. Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswi, bukan
dibuat oleh siswi. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidikan untuk
membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar (Isjoni, 2010).
Menurut Van Deb Ban dan Hawkins yang dikuti oleh Lucie (2005), pilihan
seorang agen penyuluhan terhadap suatu metode atau teknik penyuluhan sangat
tergantung kepada tujuan khusus yang ingin dicapai. Berdasarkan pendekatan sasaran
yang ingin dicapai, penggolongan metode penyuluhan ada tiga, yaitu:
1. Metode berdasarkan pendekatan perorangan
Dalam metode ini, penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak
langsung dengan sasarannya secara perorangan. Metode ini sangat efektif karena
sasaran dapat secara langsung memecahkan masalahnya dengan bimbingan khusus
dari penyuluh.

2. Metode berdasarkan pendekatan kelompok
Dalam metode ini, penyuluh berhubungan dengan sasaran penyuluhan secara
kelompok. Metode ini cukup efektif karena sasaran dibimbing dan diarahkan untuk
melakukan suatu kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerjasama, Dalam

10
Universitas Sumatera Utara

pendekatan kelompok ini dapat terjadi pertukaran informasi dan pertukaran pendapat
serta pengalaman antara sasaran penyuluhan dalam kelompok yang bersangkutan.
Selain itu, memungkinkan adanya umpan balik dan interaksi kelompok yang
memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadap perilaku dan
norma anggotanya.
Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya
kelompok

sasaran

serta


tingkat

pendidikan

formal

pada

sasaran.

Untuk

kelompokyang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil. Efektifitas
suatu metode akan tergantung pula padabesarnya sasaran penyuluhan. Metode ini
mencakup :
a. Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode
yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.
b. Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang. Metode
yang cocok untuk kelompok ini adalah diskusi kelompok, curah pendapat, bola
salju, memainkan peranan, permainan simulasi.

3. Metode berdasarkan pendekatan massa
Metode ini dapat menjangkau sasaran dengan jumlah banyak. Dipandang dari
segi penyampaian informasi, metode ini cukup baik, namun terbatas hanya dapat
menimbulkan

kesadaran

atau

keingintahuan

semata.

Beberapa

penelitian

menyebutkan bahwa metode pendekatan massa dapat mempercepat proses
perubahan, tetapi jarang dapat mewujudkan perubahan dalam perilaku. Adapun 8


11
Universitas Sumatera Utara

yang termasuk dalam metode ini antara lain rapat umum, siaran radio, kampanye,
pemutaran film, surat kabar, dan sebagainya.
Upaya promosi dan pencegahan masalah kesehatan reproduksi juga perlu
diarahkan pada masa remaja, dimana terjadi peralihan dari masa anak menjadi
dewasa, dan perubahan-perubahan dari bentuk dan fungsi tubuh terjadi dalam waktu
yang relative cepat. Hal ini ditandai dengan berkembangnya tanda seks sekunder dan
berkembangnya jasmani secara pesat (Harahap, 2007).
Metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan
adalah :
1. Metode Ceramah, adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu
ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga
memperoleh informasi tentang kesehatan.
2. Metode Diskusi Kelompok, adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah
dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara 5 – 20 peserta (sasaran)
dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.
3. Metode Curah Pendapat, adalah suatu bentuk pemecahan masalah dimana setiap
anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan

oleh masing-masing peserta, dan evalusi atas pendapat-pendapat yang telah
dikemukakan.
4. Metode Panel adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan
pengunjungatau peserta tentang sebuah topic, diperlukan 3 orang atau lebih
panelis dengan seorang pemimpin.
12
Universitas Sumatera Utara

5. Metode Bermain Peran, adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan
manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih
untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.
6. Metode Demonstrasi, adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan
prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk
memperlihatkan

bagaimana

cara

melaksanakan


suatu

tindakan

dengan

menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak
terlalu besar jumlahnya.
7. Metode Simposium, adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2–5 orang
dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.
8. Metode Seminar, adalah suatu cara dimana sekelompok orang berkumpul untuk
membahas suatu masalah di bawah bimbingan seorang ahli yang menguasai
bidangnya.
2.1.2

Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan melalui

penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa. Metode ceramah bervariasi

merupakan cara penyampaian, penyajian bahan pelajaran dengan disertai macammacam pengunaan metode pengajaran lain, seperti Tanya jawab dan diskusi terbatas,
pemberian tugas dan sebagainya (Nurlaili, 2009).
Dalam metode ceramah sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh
Mardikanto bahwa waktu penyelenggaraan ceramah harus dibatasi, maksimum 1-2
jam (Mardikanto,1993).
13
Universitas Sumatera Utara

Sofa (2008) mengemukakan beberapa alasan pemilihan metode ceramah
dalam suatu pembelajaran atau pendidikan kesehatan antara lain :
1. Kalau pengajar/penyuluh akan menyampaikan informasi atau pendapat dan tidak
terdapat bahan bacaan yang merangkum fakta atau pendapat yang dimaksud.
2. Kalau pengajar/penyuluh harus menyampaikan informasi kepada pembelajar yang
besar jumlahnya atau karena besarnya kelompok pendengar sehinggametodemetode yang lain tidak mungkin dapat dipergunakan.
3. Kalau pengajar/penyuluh adalah pembicara yang bersemangat dan akan
merangsang pembelajar untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan.
Metode ceramah merupakan metode yang paling banyak digunakan karena
memiliki keunggulan-keunggulan antara lain :
1. Cepat untuk menyampaikan informasi
2. Informasi yang disampaikan bisa massive pada sasaran yang cukup besar

3. Sangat cocok digunakan oleh pengajar yang bukan berasal dari kalangan
kelompok sasaran (dosen tamu) (Djamarah, 2010).
Pengorganisasian kelas yang sederhana juga merupakan salah satu
keunggulan pada metode ceramah. Cara ini paling sederhana dalam pengaturan kelas
jika dibandingkan dengan metode-metode yang lain dimana pengajar harus membagi
kelas ke dalam beberapa kelompok, harus merubah posisi kelas dan sebagainya (Sofa,
2008).
Disamping keunggulan-keunggulan tersebut, metode ceramah juga memiliki
kelemahan antara lain :
14
Universitas Sumatera Utara

1. Komunikasi satu arah sehingga sasaran menjadi pasif untuk bertanya atau
mengeluarkan pendapat.
2. Pada metode ceramah tidak dapat diidentifikasi kebutuhan per individu.
3. Sasaran tidak diberi kesempatan untuk berfikir dan berperilaku kreatif.
4. Sasaran mudah menjadi bosan jika waktu terlalu lama.
Metode ceramah mempunyai beberapa kelebihan, yaitu : a)
menguasai kelas, b)


Guru mudah

dapat diikuti siswa dalam jumlah besar, c) Mudah

memperisapkan dan melaksanakannya, d) hemat biaya, waktu dan peralatan.
Sementara itu, ada juga kelemahan metode ceramah, yaitu a) keberhasilan siswa sulit
diukur, b) perhatian dan motivasi siswa sulit dijaga, c) peran serta menjadi rendah dan
guru seringkali ngelantur, akibatnya materi inti sering tidak sampai kepada siswa
(Oviyanti, 2009).
Langkah-langkah dalam melaksanakan pendidikan kesehatan/ pemebelajaran
dengan menggunakan metode ceramah adalah sebagai berikut :
a. Persiapan
1) Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
2) Menyusun urutan penyajian materi untuk mencapai tujuan pembelajaran
khusus yang sudah ditetapkan
3) Merumuskan materi ceramah secara garis besar
4) Memperbanyak materi ceramah untuk dibagikan kepada sasaran

15
Universitas Sumatera Utara


b. Pelaksanaan
1) Menjelaskan kepada sasaran tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang ingin
dicapai sesudah pelajaran berakhir
2) Menjelaskan kepada siswa pelaksanaan metode ceramah bervariasi, misalnya :
ceramah yang disertai dengan tanya jawab
3) Membagikan materi ceramah kepada siswa
4) Menyajikan materi ceramah
5) Tanya jawab
6) Merangkum materi yang telah disampaikan (Djamarah, 2010)
2.1.3

Metode Diskusi
Diskusi adalah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang

berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran
yang sudah ditentukan melalui cara tukar menukar informasi, mempertahankan
pendapat, atau pemecahan masalah. Sedangkan metode diskusi adalah suatu cara
penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada siswa
(kelompok-kelompok siswa) untuk


mengadakan perbincangan ilmiah

guna

mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif
pemecahan atas suatu masalah (Taniredja, 2011).
Ada beberapa tehnik yang digunakan dalam diskusi kelompok, antara lain :
1. Diskusi Kelompok: dibuat sedemikian rupa sehingga saling berhadapan,
pimpinan diskusi atau penyuluh duduk diantara peserta agar tidak ada kesan lebih
tinggi dan tiap kelompok punya kebebasan mengeluarkan pendapat, dimana
16
Universitas Sumatera Utara

pimpinan diskusi memberikan pancingan, mengarahkan dan mengatur sehingga
diskusi tetap berjalan hidup dan tidak ada dominasi diantara para peserta diskusi.
2. Curah pendapat (Brain Storming) : merupakan modifikasi diskusi kelompok yang
dimulai dengan memberikan satu masalah, kemudian peserta memberikan
jawaban/tanggapan selanjutnya ditulis dalam pliphcard/papan tulis, sebelum
semuanya mencurahkan pendapat dan tidak boleh ada komentar dari siapa pun,
baru setelah semuanya mengemukakan pendapat, tiap anggota mengomentari, dan
akhirnya terjadi diskusi.
3. Bola salju (Snow Balling) tiap orang di bagi pasangan pasangan ( sepasang 2
orang) kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah setelah kurang lebih
5 menit tiap 2 pasang bergabung jadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah
tersebut dan mencari kesimpulannya. Kemudian setiap 2 pasang yang
beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian
seterusnya maka terbentuklah diskusi seluruh kelas.
4. Kelompok kecil-kecil (Buzz group): kelompok langsung dibagi menjadi
kelompok kecil-kecil, kemudian dilontarkan suatu permasalahan sama/tidak sama
dengan kelompok yang lain, dan masing-masing kelompok mendiskusikan
masalah tersebut, kemudian kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dicari
kesimpulannya (Taniredja, 2011).

17
Universitas Sumatera Utara

Beberapa kelebihan dan kelemahan dari metode diskusi sebagai berikut:
a. Kelebihan metode diskusi
1) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai
jalan.
2) Menyadarkan

anak

didik

bahwa

dengan

berdiskusi

mereka

saling

mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh
keputusan yang lebih baik.
3) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun
berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi.
Kelebihan metode diskusi menurut Ruminiati (2008) antara lain: a)
memperluas wawasan siswa, b) dapat merangsang kreativitas siswa dalam
memunculkan ide dalam memecahkan masalah, c) dapat mengembangkan sikap
menghargai pendapat orang lain, d) membutuhkan partisipasi siswa menjadi lebih
aktif. Kelemahan metode diskusi antara lain yaitu a) tidak dapat dipakai dalam
kelompok yang besar, b) peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas, c) dapat
dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara, dan d) biasanya orang menghendaki
pendekatan yang lebih formal.
Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan metode diskusi adalah sebagai
berikut:
a. Persiapan
1) Menentukan topik yang akan didiskusikan
2) Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
18
Universitas Sumatera Utara

3) Merumuskan masalah yang akan didiskusikan
4) Menentukan waktu dan pengaturan kelompok diskusi
b. Pelaksanaan
1) Membuat struktur kelompok (pimpinan, sekretaris, anggota)
2) Menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
3) Membagi-bagi tugas, dan memberikan pengarahan diskusi
4) Memberikan ransangan dan membantu siswa untuk berpartisipasi
5) Mencatat ide dan saran-saran yang penting
6) Kelompok-kelompok membuat hasil diskusinya dan disampaikan dalam
diskusi antar kelompok
7) Hasil diskusi antar kelompok dilaporkan kepada guru/fasilitator dalam bentuk
lisan/tertulis (Nurlaili, 2009).
Metode diskusi kelompok dapat membantu untuk mencapai 3 tujuan
pembelajaran yaitu:
1. Meningkatkan keikutsertaan dan kegiatan siswa dalam pelajaran dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyarakan pendapatnya.
2. Membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik dengan
cara memberikan kesempatan untuk menyatakan pemikiran mereka.
3. Membantu siswa untuk meningkatkan kecakapan berkomunikasi.
Alasan menggunakan metode diskusi kelompok dalam kegiatan pembelajaran
antara lain untuk memberikan motivasi kepada siswa agar dapat berkomunikasi
secara lisan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan
19
Universitas Sumatera Utara

pengetahuan dan informasi yang telah dimiliki serta mengembangkan sikap saling
hormat menghormati dan tenggang rasa terhadap keragaman pendapat orang lain,
dalam rangka mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa (Suparlan, 2007).
Menurut Roestiyah (2006) jenis-jenis diskusi ada beberapa macam yaitu:
a.

Whole-group, suatu diskusi dimana anggota kelompok yang melaksanakan tidak

lebih dari 15 (lima belas) orang.
b.

Buzz-group, suatu kelompok besar dibagi menjadi 2 (dua) sampai 8 (delapan)

kelompok yang lebih kecil jika diperlukan kelompok kecil ini diminta
melaporkan apa hasil diskusi itu pada kelompok besar.
c.

Panel, pada panel dimana satu kelompok kecil (antara 3 sampai 6 orang)

mendiskusikan suatu subyek tertentu mereka duduk dalam susunan semi
lingkaran dihadapakan pada satu kelompok besar peserta lainnya.
d.

Symposium, teknik ini menyerupai panel, hanya sifatnya lebih formal. Dalam

teknik ini peranan moderator tidaklah seaktif seperti pada panel. Moderator lebih
banyak mengkordinir pembicaraan saja. Teknik symposium kadang-kadang
mengalami kesulitan disebabkan oleh pertama, sukar menemukan penyanggah
yang mampu mempersiapkan bahan bahasan itu secara ringkas dan komprehensif
Kedua, fungsi atau peranan moderator dalam symposium tidak sama aktifnya
seperti dalam panel, sehingga jalannya symposium sering tampak kurang lancar.
Ketiga,

sukar

sekali

mengendalikan

sambutan,

sehingga

kerap

kali

memperpanjang waktu yang sudah ditentukan. Namun demikian teknik
symposium memiliki keunggulan pula dalam penggunaannya. Teknik ini
20
Universitas Sumatera Utara

membahas hal-hal yang aktual, dan memberi kesempatan pada pendengarnya
untuk berpartisipasi aktif.
e.

Caologium, adalah cara berdiskusi yang dijalankan oleh satu atau beberapa orang

narasumber, yang berpendapat, menjawab pertanyaanpertanyaan, tetapi tidak
dalam bentuk pidato. Dalam bentuk wawancara dengan narasumber tentang
pendapatnya mengenai suatu masalah, kemudian mengundang pertanyaanpertanyaan tambahan dari para pendengar.
f.

Informal-Debate, dalam diskusi ini dilaksanakan dengan membagi kelompok

menjadi dua tim yang sama kuat dan jumlahnya agar seimbang. Kedua tim ini
mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan dengan tidak
menggunakan banyak peraturan, sehingga jalannya perdebatan lebih bebas.
g.

Fish Bowl, dalam diskusi ini terdiri dari seorang moderator dan satu atau tiga

narasumber pendapat, mereka duduk dalam susunan semi lingkaran berderet
dengan tiga kursi kosong menghadap kelompok. Kemudian moderator
memberikan pengantar singkat dan diikuti dengan meminta kepada peserta
dengan sukarela dari kelompok besar, untuk menduduki kursi yang kosong yang
ada didepan mereka.
Dari berbagai jenis diskusi kelompok diatas tidak semuanya akan digunakan.
Dalam penelitian ini jenis diskusi kelompok yang digunakan adalah diskusi Wholegroup, suatu diskusi dimana anggota kelompok yang melaksanakan tidak lebih dari

15 (lima belas) orang. Pada penelitian ini jumlah kelompok diskusi sebanyak 15
orang.
21
Universitas Sumatera Utara

2.2 Perilaku
Perilaku sehat terwujud melalui penerapan budaya sehat melalui pembiasaan
perilaku dalam kehidupan sehari-hari, dan perilaku sehat dianggap suatu kebutuhan
yang harus dipenuhi dan terpuaskan. Oleh karena itu, diperlukan suatu wadah atau
lembaga di masyarakat, agar kebiasaan dan kebutuhan yang bersifat individual
menjadi kebiasaan kelompok, dan pada akhirnya menjadi budaya masyarakat
(Maulana, 2009).
Menurut Benyamin Bloom seorang ahli psikologi pendidikan membagi
perilaku manusia itu kedalam tiga domain, ranah atau kawasan yakni : Kognitif
(Cognitive), Afektif (Affective), dan Psikomotorik (Psychomotorik). Dalam
perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil (Mubarak,
2012).
Skinner (1938) merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi
seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku manusia terjadi melalui
proses stimulus, organisme, dan respon sehingga teori Skinner ini disebut “S-O-R”
(Stimulus-Organisme-Respons). Berdasarkan teori “S-O-R” tersebut, maka perilaku
manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Perilaku Tertutup (Covert Behaviour ) Perilaku tertutup terjadi bila respons
stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas.
Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi,
pengetahuan, dan sikap terhadap stimulus bersangkutan.

22
Universitas Sumatera Utara

2. Perilaku Terbuka (Overt Behaviour ) Perilaku terbuka ini terjadi bila respon
terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati
orang lain dari luar atau “observeable behaviour ”.
Bentuk operasional dari perilaku dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:
1. Perilaku dalam bentuk pengetahuan, yaitu dengan mengetahui situasi dan
rangsangan.
2. Perilaku dalam bentuk sikap, yaitu tanggapan perasaan terhadap keadaan atau
rangsangan dari luar diri si subjek sehingga alam itu sendiri akan mencetak
perilaku manusia yang hidup di dalamnya, sesuai dengan sifat keadaan alam
tersebut (lingkungan fisik) dan keadaan lingkungan sosial budaya yang bersifat
non fisik tetapi mempunyai pengaruh kuat terhadap pembentukan perilaku
manusia. Lingkungan ini merupakan keadaan masyarakat dan segala budi daya
masyarakat itu lahir dan mengembangkan perilakunya.
3. Perilaku dalam bentuk tindakan, yang sudah konkrit berupa perbuatan terhadap
situasi dan rangsangan dari luar.

2.3 Pengetahuan
2.3.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat
kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja
dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek

23
Universitas Sumatera Utara

tertentu. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada
perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan (Mubarak, 2012).
Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi
proses yang berurutan, yakni : 1). Awarness (kesadaran), yakni orang tersebut
menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. 2). Interest, yakni
orang yang mulai tertarik pada stimulus. 3). Evaluation, menimbang-nimbang baik
dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. 4). Trial ,orang yang telah mencoba
perilaku baru. 5). Adoption, yakni subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan adalah penginderaan terhadap suatu objek terjadi melalui
pancaindra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut
sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Wawan dan Dewi, 2011).
2.3.2

Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif memiliki 6
tingkatan yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali ( recall)

24
Universitas Sumatera Utara

sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
diterima, dan merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersehut
secara benar.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi, dan masih
ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis

menunjuk

kepada

suatu

kemampuan

untuk

meletakkan

atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dan formulasi yang ada.

25
Universitas Sumatera Utara

f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini didasarkan pada suatu
kriteria-kriteria yang ditentukan sendiri, atau rnenggunakan kriteria-kriteria yang
telah ada (Notoatmodjo, 2010).
2.3.3

Cara Memperoleh Pengetahuan
Cara memperoleh atau asal pengetahuan dapat digolongkan menjadi:

a. Konvensional/tradisional atau disebut dengan cara non ilmiah
Cara-cara konvensional/tradisional ini digunakan orang pada saat sebelum
ditemukannya suatu metode ilmiah atau metode penemu ilmu pengetahuan secara
sistematik dengan berdasarkan ilmu logika. Penemuan pengetahuan secara
konvensional/tradisional ini meliputi berbagai hal, yakni:
1) Pengalaman pribadi (Auto experience)
Pepatah lama mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik. Ini
tidak dapat disangkal akan kebenarannya. Berbagai pengalaman seseorang
tentang suatu hal, akan menjadi sangat berguna bagi orang lain.
2) Belajar dan kesalahan (Trial and error )
Cara ini digunakan semenjak belum diketemukannya cara metode untuk
menggali pengetahuan secara sistematik dan berdasarkan logika. Namun cara
ini pula sampai sekarang tetap masih digunakan dalam memperoleh
pengetahuan baru, khususnya pada aspek tertentu.

26
Universitas Sumatera Utara

3) Kekuasaan (Authority)
Tradisi atau kebiasaan ini sebagian menjadi suatu budaya daerah, akan tetapi
sebagian lagi menjadi suatu ilmu yang diyakini kebenarannya, walaupun
tanpa fakta empiris, dan mengujinya dengan penalaran dan logika.
b. Melalui pikiran (To mind)
Dengan semakin maju dan berkembangnya peradaban dan kebudayaan umat
manusia, maka cara berfikinya pun mulai sedikit demi sedikit mengalami
perubahan dan kemajuan.
c. Melalui jalur ilmiah
Dengan cara yang lebih modem dilakukan untuk memperoleh suatu pengetahuan,
ternyata akan lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara-cara semacam ini kemudian
dikenal dengan istilah metode penelitian ilmiah atau diperpendek metodologi
penelitian (research methology) (Imron, 2010).
2.3.4

Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengetahuan
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan dapat diuraikan

berikut ini :
a. Umur
Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-penelitian
epidemiologi yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan.
Umur adalah lamanya waktu hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak
dilahirkan sampai berulang tahun yang terakhir.

27
Universitas Sumatera Utara

b. Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru
yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya.
Jenjang pendidikan ibu hamil dikelompokkan atas jenjang pendidikan tidak
sekolah/SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
c. Pekerjaan
Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan sehari-harinya dan sebagai imbalannya
mendapatkan upah atau tidak. Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
d. Sumber Informasi
Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak memperoleh informasi maka ia
cendrung mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Notoatmodjo, 2010).

2.4 Sikap
2.4.1 Pengertian Sikap
Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
stimulus tertentu, dimana dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang
bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb salah seorang ahli psikologi
sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

28
Universitas Sumatera Utara

bertindak, dan bukan merupakan pelakanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan
suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau
perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka
tingkah laku yang terbuka. Lebih dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi
terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek .
Dalam bagian lain Allport menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3
komponen pokok yaitu :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave) (Notoatmodjo, 2010).
Ketiga komponen ini bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude).
Dalam pembentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan berpikir, keyakinan, dan emosi
memegang peranan penting.
2.4.2

Tingkatan Sikap
Sikap mempunyai berbagai tingkatan yakni:

1. Menerima (Receiving)
Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan (objek). Misalnya, sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari
kesediaan dan perhatian itu terhadap ceramah-ceramah.
2. Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk
29
Universitas Sumatera Utara

menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu
“benar” atau salah, berarti orang menerima ide tersebut.
3. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang
lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya,
seorang ibu yang mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudarnya, dan sebagainya),
untuk pergi menimbang anaknya ke posyandu, atau mendiskusikan tentang gizi,
adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi
anak.
4. Bertanggung jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu mau menjadi
akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri
(Notoatmodjo, 2010).
Menurut Azwar (2011) faktor-faktor yang memengaruhi sikap yaitu:
a. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap apabila pengalaman
tersebut meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor
emosional.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting individu pada umumnya cenderung
untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap seseorang yang
30
Universitas Sumatera Utara

dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk
berafiliasi dan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting
tersebut.
c. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat
asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis
pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.
d. Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya,
berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif berpengaruh terhadap
sikap konsumennya.

2.5 Remaja
Menurut World Health Organization (WHO) membedakan remaja menjadi
remaja awal (10- 14 tahun) dan remaja akhir (15-20 tahun). Perserikatan BangsaBangsa (PBB) menetapkan usia 15-24 tahun sebagai usia pemuda (youth) dalam
rangka untuk menetapkan tahun 1985 sebagai Tahun Pemuda Internasional (Sarwono,
2011).
Remaja merupakan suatu masa kehidupan individu dimana terjadi eksplorasi
psikologis untuk menemukan identitas diri. Masa remaja merupakan peralihan dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa.Masa ini sering disebut dengan masa pubertas.
Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan

31
Universitas Sumatera Utara

perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari
masa anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi (Kusmiran,
2011).
Ciri-ciri perkembangan masa remaja dibagi atas 3 tahap, yaitu:
1) Masa Remaja Awal (10-12 tahun), ciri khasnya adalah:
a) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
b) Tampak dan ingin merasa bebas
c) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan
mulai berfikir yang khayal (abstrak).
2) Masa Remaja Tengah (13-15 tahun), ciri khasnya adalah :
a) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri
b) Ada keinginan ingin berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.
c) Timbul rasa cinta yang mendalam
d) Kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) makin berkembang
e) Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual
3) Masa Remaja Akhir (16-19 tahun), ciri khasnya adalah :
a) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
b) Mengungkapkan kebebasan diri
c) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.
d) Dapat mewujudkan perasaan cinta
e) Memiliki kemampuan berfikir khayal/abstrak (Widyastuti, 2009).

32
Universitas Sumatera Utara

2.6 Menstruasi
Setelah menginjak usia remaja, seorang wanita pasti mengalami menstruasi.
Keluarnya cairan seperti darah pada daerah khusus (vagina) akibat pembusukan
indung telur yang tidak dibuahi oleh sel sperma pria. Menstruasi adalah pelepasan
dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap
bulannya kecuali pada saat kehamilan. Darah menstruasi terutama merupakan darah
arteri dengan hanya 25% darah berasala dari vena. Darah ini mengandung sisa
jaringan, prostaglandin, dan fibrinolisin dalam jumlah yang relatif besar dari jaringan
endometrium. Lama menstruasi biasanya terjadi 3-7 hari, tetapi pada wanita normal
pengeluaran darah dapat sesingkat 1 hari atau selama 8 hari. Jumlah darah yang
keluar secara normal dapat berkisar 30- 40 ml/ hari. Jumlah darah yang keluar dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk ketebalan endometrium, pengobatan,
penyakit yang mempengaruhi mekanisme pembekuan (Manuaba, 2008).
Menstruasi pertama kali (menarche) biasanya terjadi pada usia 8- 9 tahun
tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi kedewasaan dan perkembangan
hormon dari wanita itu sendiri dan berlangsung hingga menopause (biasanya terjadi
sekitar usia 45- 55 tahun). Proses ini berlangsung secara periodik, yaitu sebulan
sekali. Biasanya sebelum mengalami menstruasi seorang wanita akan mengalami
gejala-gejala sebagai berikut: a) suhu badan basal meningkat, b) payudara
membengkak, c) kejang perut, d) pinggang sakit sampai menjalar ke bagian belakang,
e) pusing dan f) emosi yang labil.

33
Universitas Sumatera Utara

Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan
sekitar 200,000 hingga 400,000 telur yang belum matang/folikel (follicles).
Normalnya, hanya satu atau beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi
dan sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut telah
matang maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan
menuju tuba falopi untuk kemudian dibuahi. Proses pelepasan ini disebut dengan
ovulasi. Ketika sel telur tersebut tidak dibuahi oleh sel sperma pria, maka sel telur
tersebut akan dilepaskan yang disebut dengan menstruasi. Adapun fase-fase
menstruasi adalah sebagai berikut:
a) Fase menstruasi
Merupakan suatu fase yang terjadi jika ovum yang telah dilepaskan tidak dibuahi
yang skibatnya korpus luteum berinvolusi sehingga estrogen dan progesteron
akan menurun drastis. Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus
disertai perdarahan. Hal ini mengakibatkan dilepaskannya vasokonstriktor
prostaglandin sebagai mediator inflamasi. Kemudian jaringan dekuamasi, darah di
dalam kavum uteri, ditambah efek kontraksi sehingga semuanya akan merangsang
kontraksi uterus yang menyebabkan dikeluarkannya semua isi uterus. Fase ini
belangsung 3-5 hari.
b) Fase regenerasi (pasca menstruasi)
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur-angsur
sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang tumbuh dari sel-sel

34
Universitas Sumatera Utara

epitel endometrium, fase ini telah mulai sejak fase menstruasi dan berlangsung
kurang lebih 4 hari.
c) Fase ploriferasi
Fase ini terjadi sebelum ovulasi dan bertujuan untuk mempertebal endometrium.
Pengaruh estrogen yang disekresi oleh ovarium, mengakibatkan sel-sel stroma
dan sel-sel epitel berproliferasi dengan capat sehingga sel stroma bertambah
banyak dan akan ditemui banyak pembuluh darah di dalamnya, kelenjar juga
bertambah banyak. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari
siklus menstruasi.
d) Fase ploriferasi
Fase ini terjadi sebelum ovulasi dan bertujuan untuk mempertebal endometrium.
Pengaruh estrogen yang disekresi oleh ovarium, mengakibatkan sel-sel stroma
dan sel-sel epitel berproliferasi dengan capat sehingga sel stroma bertambah
banyak dan akan ditemui banyak pembuluh darah di dalamnya, kelenjar juga
bertambah banyak. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari
siklus menstruasi.
Pada beberapa keadaan ovulasi tidak terjadi selama siklus menstruasi yang
disebut sebagai siklus anovulatorik. Siklus tersebut sering terjadi pada 12-18 bulan
pertama setelah menarche dan juga sebelum awitan menopause. Bila tidak terjadi
ovulasi, tidak terbentuk korpus luteum dan efek progesteron pada endometrium tidak
terjadi. Namun, estrogen terus menyebabkan pertumbuhan endometrium proliferatif
tersebut menjadi cukup tebal untuk terjadinya perdarahan bervariasi , tetapi biasanya
35
Universitas Sumatera Utara

terjadi kurang dari 28 hari dari periode menstruasi terakhir. Jumlah darah yang keluar
juga bervariasi dan berkisar dari sedikit sampai relatif banyak (Manuaba,2008).

2.7 Dismenorea
1. Pengertian
Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama
menstruasi. Dismenorea atau yang disebut juga algomenore, berarti haid yang sukar.
Dalam pkaktiknya diartikan sebagai nyeri pada saat menstruasi atau menstruasi yang
berkaitan dengan nyeri seperti kejang/ kolik dan biasanya pertama dirasakan ketika
mulai perdarahan dan terus berlangsung hingga 32 – 48 jam. Lebih rinci, dismenorea
atau nyeri haid adalah nyeri yang timbul akibat kontraksi disritmik miometrium yang
menampilkan satu atau lebih gejala, mulai dari nyeri ringan sampai berat pada perut
bagian bawah, bokong, dan nyeri sposmadik pada sisi medial paha. Pada keadaan
yang berat disertai gejala dan tanda, mulai dari mual, muntah, diare, pusing, nyeri
kepala, sampai pingsan (Simanjuntak, 2008).
Menurut Andira (2010), dismenorea adalah gangguan fisik yang berupa nyeri
atau kram perut. Gangguan ini biasanya terjadi pada 24 jam sebelum terjadinya
perdarahan menstruasi dan terasa selama 24-36 jam.
2. Klasifikasi
Menurut Anurogo (2011), berdasarkan ada tidaknya penyebab yang dapat
diamati, Dismenorea dapat dibagi menjadi:

36
Universitas Sumatera Utara

a. Dismenorea Primer
Dismenorea primer adalah nyeri haid yang di jumpai tanpa kelainan alat-alat
genital yang nyata. Dismenorea primer biasanya terjadi dalam 6-12 bulan pertama
setelah haid pertama, segera setelah siklus ovulasi teratur ditentukan. Selama
menstruasi, sel-sel endometrium yang terkelupas melepaskan prostaglandin
(sekelompok persenyawaan mirip hormon kuat yang terdiri dari asam lemak esensi
dan mempengaruhi pembuluh). Prostaglandin merangsang otot uterus (rahim) dan
mempengaruhi pembuluh darah biasa digunakan untuk menginduksi aborsi atau
kelahiran yang menyebabkan iskemia uterus (penurunan suplai darah ke rahim)
melalui

kontraksi

myometrium

(otot

dinding rahim)

dan

vasoconstriction

(penyempitan pembuluh darah). Peningkatan kadar prostaglandin telah terbukti
ditemukan pada cairan haid pada perempuan dengan Dismenorea berat. Kadar ini
memang meningkat terutama selama dua hari pertama haid.
Kadar prostaglandin yang meningkat ditentukan dicairan endometrium
perempuan dengan Dismenorea dan berhubungan baik dengan derajat nyeri.
Peningkatan endometrial prostaglandin sebanyak tiga kali lipat terjadi dari fase
folikuler menuju fase luteal, dengan peningkatan lebih lanjut yang terjadi selama
haid. Peningkatan prostaglandin diendometrium yang mengikuti penurunan
progesterone pada akhir fase luteal menimbulkan peningkatan tonus miometrium dan
kontraksi uterus yang berlebihan
Faktor resiko dismenorea primer terdiri dari a) usia saat menstruasi yang
pertama kurang dari 12 tahun, b) belum pernah melahirkan anak, c) haid memanjang
37
Universitas Sumatera Utara

atau dalam waktu yang lama, d) merokok, e) riwayat keluarga terkena penyakit dan f)
kegemukan. Gejala-gejala dismenorea primer a) malaise (rasa tidak enak badan), b)
fatigue (lelah), c) nausea (mual) dan vomiting (muntah), d) diare, e) nyeri pumggung
bawah dan f) sakit kepala.
Beberapa faktor yang memegang peranan penting sebagai penyebab terjadinya
Dismenorea primer antara lain:
1) Faktor kejiwaan
Para remaja yang secara emosional tidak stabil, dan apabila tidak mendapat
penerangan yang baik tentang proses menstruasi mudah timbul dismenorea.
Dismenorea primer banyak dialami oleh remaja yang sedang mengalami tahap
pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis. Ketidak siapan remaja
putri dalam menghadapi

perkembangan dan pertumbuhan pada dirinya tersebut,

mengakibatkan gangguan psikis yang akhirnya menyebabkan gangguan fisiknya,
misalnya gangguan haid seperti dismenorea (Laila, 2011).
2) Faktor konstitusi
Faktor konstitusi erat hubungannya dengan faktor kejiwaan sebagai penyebab
timbulnya keluhan Dismenorea primer, karena faktor ini menurunkan ketahanan
seseorang terhadap rasa nyeri. Faktor ini seperti:
a) Anemia
Anemia adalah defisiensi eritrosit atau hemoglobin atau dapat keduanya hingga
menyebabkan kemampuan mengangkut oksigen berkurang. Sebagian

besar

penyebab

untuk

anemia adalah kekurangan

zat

besi

yang

diperlukan

38
Universitas Sumatera Utara

pembentukan hemoglobin, sehingga disebut anemia kekurangan zat besi.
Kekurangan zat besi ini dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan baik sel tubuh maupun sel otak dan dapat menurunkan daya
tahan tubuh seseorang, termasuk daya tahan tubuh terhadap rasa nyeri.
b) Penyakit menahun
Penyakit menahun yang diderita seorang wanita akan menyebabkan tubuh
kehilangan terhadap suatu penyakit atau terhadap rasa nyeri. Penyakit yang
termasuk penyakit menahun dalam hal ini adalah asma dan migraine.
Faktor yang menurunkan ketahanan terhadap nyeri, seperti : anemia, penyakit
menahun dan sebagainya yang dapat memengaruhi kejadian dismenorea.
1) Faktor Endokrin atau Hormon
Pada

umumnya

Dismenorea primer

ada

anggapan

karena

bahwa

kontraksi

kejang

yang

terjadi pada

uterus yang berlebihan. Faktor

endokrin erat hubungannya dengan keadaan tersebut. Hormon estrogen
merangsang kontraktibilitas sedangkan hormon progesteron menghambatnya.
Ketika endometrium dalam fase sekresi akan memproduksi hormon
prostaglandin yang menyebabkan

kontraksi otot polos. Jika hormon

prostaglandin yang diproduksi banyak dan dilepaskan di peredaran darah,
maka selain mengakibatkan Dismenorea juga menyebabkan keluhan lain
seperti vomitus, nousea dan diarhea (Carey, 2011).

39
Universitas Sumatera Utara

2) Faktor alergi
Faktor ini merupakan teori yang dikemukakan setelah dilakukan penelitian
tentang adanya hubungan antara Dismenorea dan migraine atau asma. Melalui
penelitian tersebut, diduga bahwa penyebab alergi ini adalah karena adanya
toksin haid (Laila, 2011).
c) Faktor pengetahuan
Dismenorea yang timbul pada remaja putri merupakan dampak dari kurang
pengetahuannya mereka tentang dismenorea. Terlebih jika mereka

tidak

mendapatkan informasi tersebut sejak dini. Mereka yang memiliki informasi
kurang menganggap bahwa keadaan itu sebagai permasalahan yang dapat
menyulitkan mereka. Mereka tidak siap dalam menghadapi menstruasi dan segala hal
yang akan dialami oleh remaja putri. Akhirnya kecemasan melanda mereka dan
mengakibatkan penurunan terhadap ambang nyeri yang pada akhirnya membuat
nyeri haid menjadi lebih berat. Penanganan yang kurang tepat membuat remaja
putri selalu mengalaminya setiap siklus menstruasinya
b. Dismenorea sekunder
Dismenorea sekunder adalah nyeri menstruasi yang dirasakan karena penyakit
atau kelainan alat reproduksi. Penyebab dismenorea sekunder menurut, antara lain:
1) alat kontrasepsi dalam rahim, 2) adanya endometrium selain dirahim, 3) tumor
jinak yang terdiri dari jaringan otot: perlekatan, kista ovarium, sel telur terpeluntir,
penyakit radang panggul kronis, kelainan letak uterus seperti retrofleksi dan faktor
psikis takut tidak punya anak. Faktor resiko dismenorea sekunder antara lain
40
Universitas Sumatera Utara

endometriosis, aenomiosis, iud, penyakit radang panggul, kanker endometrium dan
kista ovarium. Gejala Dismenorea sekunder, yaitu dismenorea terjadi selama siklus
pertama atau kedua setelah haid pertama, dismenorea dimulai setelah usia 25 tahun,
terdapat ketidaknormalan pelvis dengan pemeriksaa fisik, nyeri yang tidak berkurang
dengan terapi NSAID (nonsteroidal anti-inflammatory drug), rasa nyeri sat
berhubungan seks dan infertilitas (Laila, 2011).
3. Pencegahan dan pengobatan dismenorea
Pencegahan dan pengobatan dismenorea dapat dilakukan antara lain: hindari
stress, pola makan yang teratur dengan asupan gizi mencakup 4 sehat 5 sempurna,
saat menjelang haid, hindari makanan yang cenderung asam dan pedas, istirahat yang
cukup, olahraga secara teratur, selama haid, jangan melakukan olahraga berat atau
bekerja berlebihan, dan hindari mengkonsumsi alkohol, rokok, kopi, maupun coklat.
Pengobatan dismenorea menurut, antara lain :
a) Obat analgesik
Obat analgesik diberikan sebagai terapi simtomatik. Obat analgesic yang
diberikan misalnya kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein. Selain itu yang
beredar dipasaran, seperti novalgin, ponstan, acetaminophen.
b) Melakukan terapi hormonal
Yaitu dengan cara memberikan pil kontrasepsi kombinasi. Tujuan dari pemberian
pil kombinasi ini yaitu menekan ovulasi, namun tindakan ini hanya bersifat
sementara.

41
Universitas Sumatera Utara

c) Obat Nonsteoroid anti prostaglandin
Dengan pemakaian obat ini, 70% perempuan yang merasa sakit saat menstruasi
dapat disembuhkan atau banyak mengalami perbaikan yang dirasa. Sebaiknya,
pengobatan ini diberikan dimulai 1 sampai 3 sebelum menstruasi. Obat steroid
yang termasuk disini adalah ibuprofen, dan naproksen (Laila, 2011).
Selain dengan obat-obatan rasa nyeri juga dapat dikurangi dengan istirahat yang
cukup, antara lain:
a) Mengompres dengan suhu yang panas
Pengompresan bisa dengan menggunakan kompres handuk, atau botol berisi air
panas (hangat) tepat pada bagian yang terasa kram (bisa perut atau pinggang
bagian belakang). Suhu panas dapat meminimalkan ketegangan otot. Setelah otot
rileks, rasa nyeri pun akan berlangsung hilang.
b) Berolahraga secara teratur
Berolahraga teratur tidak hanya mengurangi stress yang biasanya timbul saat
PMS dan menstruasi, tetapi juga bisa meningkatkan produksi endorphin otak dan
penawar sakit alami tubuh.
c) Melakukan pemijatan
Pemijatan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. Pemijatan yang dilakukan
secara ringan dan melingkar dengan telunjuk pada perut bagian bawah akan
membantu mengurangi nyeri haid. Aktivitas sehari-hari bisa membuat otot
menegang dan rasa lelah yang mengganggu, sehingga pikiran semakin stress dan
nyeri haid akan semakin parah (Laila, 2011).
42
Universitas Sumatera Utara

4. Dampak dismenorea
Adapun dampak yang diakibatkan dismenorea ialah sebagai berikut.
a) Gangguan aktifitas
Presentasi wanita dismenoreaaa yang menghabiskan waktunya untuk istirahat
jauh lebih tinggi dibanding yang tidak yaitu sebesar 30,4% disbanding 3,1%.
Terganggu kehidupan sehari-harinya 88,2% vs 52,1%. Serta tidak masuk sekolah
akibat dismenorea primer minimal sehari sebesar 31,1% vs 11,5%.
b) Menurunnya kualitas hidup
Permasalahan dismenorea berdampak pada penurunan kualitas hidup akibat tidak
masuk sekolah maupun bekerja (Polat et al, 2009). Namun, disisi lain
menurunnya kualitas hidup akibat dismenorea berdampak pada profesionalitas
kerja dan peforma akademik.
c) Kerugian ekonomi
Studi yang dilakukan di United States menunjukkan sekitar 10% wanita yang
mengalami dismenorea tidak bisa melanjutkan pekerjaannya akibat rasa sakitnya
dan setiap tahunnya terjadi kerugian ekonomi akibat hilangnya 600 juta jam kerja
dengan kerugian sekitar 2 miliar US dollar.
d) Infertilitas
Pada dismenoreaaa sekunder yang terjadi akibat endometriosis dapat mengganggu
fungsi seksual, menyebabkan infertilitas dan dapat mengarah komplikasi ke usus,
kandung kemih atau ureter. Tidak hanya pada dismenorea sekunder, infertilitas

43
Universitas Sumatera Utara

serta gangguan fungsi seksual dapat terjadi pada dismenoreaaa primer jika tidak
ditangani.
e) Depresi
Pada wanita yang dismenorea setengah kali mengalami depresi daripada mereka
yang tidak mengalami dismenorea. Resiko 1.39 kali lebih tinggi dalam
mengalami depresi dan rasa cemas pada wanita dismenorea (Laila, 2011).
Derajat nyeri dismenorea ditinjau dari berat ringanya rasa nyeri dibagi
menjadi tiga yaitu: setiap menstruasi menyebabkan rasa nyeri, terutama pada awal
menstruasi namun dengan kadar nyeri yang berbeda-beda. Dismenorea secara siklik
dibagi menjadi tiga tingkat keparahan, yaitu:
1) Dismenorea ringan
Dismenorea yang berlangsung beberapa saat dan klien masih dapat melaksankan
aktifitas sehari-hari.
2) Dismenorea sedang
Dismenorea ini membuat klien memerlukan obat penghilang rasa nyeri dan
kondisi penderita masih dapat beraktivitas.
3) Dismenorea berat
Dismenorea berat membuat klien memerlukan istirahat beberapa hari dan
dapat disertai sakit kepala, migrain, pingsan, diare, rasa tertekan, mual dan
sakit perut.
Nyeri haid dapat diatasi dengan 1) melakukan posisi

knee chest, yaitu

menelungkupkan badan di tempat yang datar. lutut ditekuk dan di dekatkan ke dada,
44
Universitas Sumatera Utara

2) mandi dengan air hangat, 3) istirahat cukup untuk mengurangi ketegangan, 4)
mengurangi konsumsi harian pada makanan dan minuman yang mengandung
kafein yang dapat mempengaruhi kadar gula dalam darah, 5) menghindari
makanan yang mengandung kadar garam tinggi dan 6) meningkatkan konsumsi
sayur, buah, daging dan ikan sebagai sumber makanan yang mengandung vitamin B6
(Laila, 2011).
1. Tanda dan gejala
Rasa nyeri ini dapat disebabkan karena kontraksi otot perut yang terjadi secara
terus menerus saat mengeluarkan darah.Kontraksi yang sangat sering ini
menyebabkan otot menegang. Ketegangan otot tidak hanya terjadi pada otot perut
yang terdapat dibagian punggung bawah, pinggang, panggul, dan paha hingga betis
(Asrinah, 2011).
Gejala gejala fisik nyeri menstruasi adalah sakit perut, sakit kepala, mual,
payudara bengkak, nyeri otot, dan punggung, serta pembengkakan di tungkai kaki.
Sementara itu, gejala psikologinya antara lain cepat tersinggung, mudah marah,
depresi, tiba-tiba sering menangis, cepat berubah dari gembira menjadi marah, cepat
lupa, merasa sendirian di tengah keramaian, tidak berkonsentrasi, malas, tegang,
rendah diri, dan bingung. Gejala lain adalah sulit tidur, lelah, pusing, sering merasa
haus, banyak makan, gairah seksual berubah, dan menurunnya minat dalam
kehidupan sehari-hari (Laila, 2011).

45
Universitas Sumatera Utara

Gejala Dismenorea yaitu gejala nyeri pada perut bagian bawah yang bisa
menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai, sakit kepala, pegal-pegal di kaki
dan pinggang untuk beberapa jam, kram perut dan sakit perut (Asrinah, 2011).

2.8 Landasan Teori
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga remaja tidak saja sadar,
tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan reproduksinya. Metode penyuluhan kesehatan berupa
metode diskusi dan metode ceramah merupakan metode yang dapat digunakan dalam
pendidikan kesehatan untuk mengukur pengetahuan seseorang. Metode diskusi dan
metode ceramah akan efektif dalam meningkatkan pengetahuan jika cara
penyampaian dilakukan dengan benar. Perbedaan ke dua metode ini dilihat dari cara
penyampaian informasi, namun keduanya sama-sama memiliki kelebihan yang dapat
menambah pengetahuan seseorang (Setyaningrum, 2012). Pemberian metode
ceramah dan diskusi ini diharapkan remaja lebih memahami dan mengerti tentang
dismenorea.
Proses perubahan perilaku menurut Skiner (1938) pada hakikatnya adalah
sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan
proses belajar pada indi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penyuluhan dengan Metode Ceramah tentang Bahaya Narkoba terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa SMA Raksana Medan Tahun 2014

2 86 181

Perbedaan Pengaruh Antara Metode Diskusi Simulasi Dan Metode Ceramah Terhadap Pengetahuan bab 1

0 1 7

Pengaruh Metode Ceramah dan Metode Diskusi terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Pencegahan Makrosomia di Puskesmas Siabu Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016

0 0 17

Pengaruh Metode Ceramah dan Metode Diskusi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Siswi Tentang Dismenorea di SMA Swasta Raksana Medan Tahun 2016

0 0 19

Pengaruh Metode Ceramah dan Metode Diskusi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Siswi Tentang Dismenorea di SMA Swasta Raksana Medan Tahun 2016

0 0 2

Pengaruh Metode Ceramah dan Metode Diskusi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Siswi Tentang Dismenorea di SMA Swasta Raksana Medan Tahun 2016

0 0 9

Pengaruh Metode Ceramah dan Metode Diskusi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Siswi Tentang Dismenorea di SMA Swasta Raksana Medan Tahun 2016

0 1 4

Pengaruh Metode Ceramah dan Metode Diskusi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Siswi Tentang Dismenorea di SMA Swasta Raksana Medan Tahun 2016

0 0 53

EFEKTIFITAS METODE DISKUSI KELOMPOK DAN METODE CERAMAH TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKS PRANIKAH

0 0 16

Pengaruh Penyuluhan dengan Metode Ceramah tentang Bahaya Narkoba terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa SMA Raksana Medan Tahun 2014

0 0 54