PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR docx

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR
diajukan untuk memenuhi tugas semester V mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia
dengan dosen pengampu Hanny Purnamasari , S.sos. M.AP

OLEH

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam

nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa

keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak,
sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh
manfaat.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta temanteman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga
makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari sekali,
didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangankekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen
serta temanteman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu
besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan
makalahmakalah penulis dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa
yang penulis susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang
ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini “
Perencanaan dan Pengembangan Karir “ sebagai tambahan dalam menambah referensi yang
telah ada.

Karawang, November 2017

Penulis

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Perencanaan karir (career planning) adalah suatu proses dimana individu dapat
mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan-tujuan karirnya.
Perencanaan karir melibatkan pengidentifikasian tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karir
dan penyusunan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Dari pengertian tersebut
berarti bahwa perencanaan karir harus dilalui dengan penyusunan prasyarat-prasyarat yang
harus dimiliki oleh seorang karyawan guna mendukung peningkatan karirnya.
Perencanaan karir melibatkan pengidentifikasian tujuan yang berkaitan dengan karir dan
penyusunan rencana untuk mencapai tujuan itu. Perencanaan karir yang realistik memaksa
individu untuk melihat peluang yang ada sehubungan dengan kemampuannya. Contoh
seorang guru mungking berhasrat kuat untuk menjadi seorang kepala sekolah sampai
kemudian menyadari bahwa tersedia lebih dari sepuluh orang guru untuk setiap posisi
tersebut.
Melalui perencanaan karir, setiap individu mengevaluasi kemampuan dan minatnya
sendiri, mempertimbangkan kesempatan karir alternatif, menyusun tujuan karir, dan
merencanakan aktivitas-aktivitas pengembangan praktis. Fokus utama dalam perencanaan
karir haruslah sesuai antara tujuan pribadi dan kesempatan-kesempatan yang secara realistis
tersedia. Perencanaan karir sepatutnya tidak hanya terkonsentrasi pada kesempatan posisi. Di
beberapa titik, perencanaan karir perlu pula terfokus pada pencapaian keberhasilan psikologis

yang tidak harus selalu memerlukan promosi.
Pada dasarnya perencanaan karir terdiri atas dua elemen utama yaitu perencanaan karir
individual (individual career planning) dan perencanaan karir organisasional (organizational
career planning). Perencanaan karir individual dan organisasional tidaklah dapat dipisahkan
dan disendirikan. Seorang individu yang rencana karir individualnya tidak dapat terpenuhi di
dalam organisasi, cepat atau lambat individu tersebut akan meninggalkan perusahaan. Oleh
karena itu, organisasi perlu membantu karyawan dalam perencanaan karir sehingga keduanya
dapat saling memenuhi kebutuhan.

Sementara Pengembangan karir ialah, Pengembangan karier didefinisikan sebagai semua
usaha pribadi karyawan yang ditunjukkan untuk melaksanaan rencana kariernya melalui
pendidikan, pelatihan pencarian dan perolehan kerja serta pengalaman kerja.
1.2 Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang uraian di atas, maka sebagai rumusan masalah dalam analisis
ini adalah :
1) Bagaimana pelaksaan Perencanaan Karir?
2) Bagaimana pelaksanaan Pengembangan Karir?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Perencanaan Karir

2) Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Pengembangan Karir

BAB II
PEMBAHASAN

2.2 Perencanaan Karir
Menurut Gibson dkk. (1995: 305) karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang
berkaitan dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang
dan rangkaian aktivitas kerja yang terus berkelanjutan. Dengan demikian karir seorang
individu melibatkan rangkaian pilihan dari berbagai macam kesempatan. Jika ditinjau dari
sudut pandang organisasi, karir melibatkan proses dimana organisasi memperbaharui dirinya
sendiri untuk menuju efektivitas karir yang merupakan batas dimana rangkaian dari sikap
karir dan perilaku dapat memuaskan seorang individu.
Menurut Greenhaus (1987: 5) yang dikutip oleh Irianto (2001: 93) terdapat dua
pendekatan untuk memahami makna karir, yaitu : pendekatan pertama memandang karir
sebagai pemilikan (a property) dan/atau dari occupation atau organisasi. Pendekatan ini
memandang bahwa karir sebagai jalur mobilitas di dalam organisasi yang tunggal seperti
jalur karir di dalam fungsi marketing, yaitu menjadi sales representative, manajer produk,
manajer marketing distrik, manajer marketing regional, dan wakil presiden divisional
marketing dengan berbagai macam tugas dan fungsi pada setiap jabatan.

Pendekatan kedua memandang karir sebagai suatu properti atau kualitas individual
dan bukan occupation atau organisasi.Pendekatan ini memandang bahwa karir merupakan
perubahanperubahan nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi pada setiap individu/pegawai.
Perencanaan Karir

adalah bahwa perencanaan karir merupakan proses dimana

karyawan karyawan menyeleksi tujuan karir dan jenjang karir menuju tujuan – tujuan
tersebut. Jalur karir adalah konsekuensi dari pekerjaan tertentu yang dikaitkan dengan
peluang tersebut. Kedua proses tersebut saling kait mengait. Perencanaan suatu karir
mencakup identifikasi alat – alat untuk mencapai cita – cita akhir, sedangkan jalur karir
(dalam konteks perencanaan karir) merupakan alat untuk mencapai sasaran tersebut.
 Unsur-unsur Program Perencanaan Karir
Ada empat unsur program perencanaan karir yang jelas. unsur-unsur yang dimaksud
adalah :

1) Penilaian individu tentang kemampuan, minat, kebutuhan karir dan tujuan;
2) Penilaian organisasi tentang kemampuan dan kesanggupan pegawai;
3) Komunikasi informasi mengenai kebebasan memilih dan kesempatan karir pada organisasi
4) Penyuluhan karir untuk menentukan tujuan-tujuan realistik dan rencana untuk pencapaiannya.

 Elemen Utama Perencanaan Karir (Career Planning)
Pada dasarnya perencanaan karir terdiri atas 2 (dua) elemen utama yaitu :
1) Perencanaan Karir Individual (Individual Career Planning)
Perencanaan karir individual terfokus pada individu yang meliputi latihan diagnostic,
dan prosedur untuk membantu individu tersebut menentukan “siapa saya” dari segi potensi
dan kemampuannya.
Perencanaan karir individual meliputi :
a. Penilaian diri untuk menentukan kekuatan, kelemahan, tujuan, aspirasi, preferensi,
kebutuhan, ataupunjangka karirnya (career anchor)
b. Penilaian pasar tenaga kerja untuk menentukan tipe kesempatan yang tersedia baik di
dalam maupun di luar organisasi
c. Penyusunan tujuan karir berdasarkan evaluasi diri
d. Pencocokan kesempatan terhadap kebutuhan dan tujuan serta pengembangan strategi
karir
e. Perencanaan transisi karir.
2) Perencanaan Karir Organisasional (Organizational Career Planning)
Perencanaan karir organisasional mengintegrasikan kebutuhan SDM dan sejumlah
aktivitas karir dengan lebih menitikberatkan pada jenjang atau jalur karir (career path).
Tujuan program perencanaan karir organisasional adalah :
a. Pengembangan yang lebih efektif tenaga berbakat yang tersedia.

b. Kesempatan penilaian diri bagi karyawan untuk memikirikan jalur-jalur karir
tradisional atau jalur karir yang baru.
c. Pengembangan sumber daya manusia yang lebih efisien di dalam dan di antara divisi
dan/atau lokasi geografis
d. Kepuasan kebutuhan pengembangan pribadi karyawan
e. Peningkatan kinerja melalui pengalaman on the job training yang diberikan oleh
perpindahan karir vertical dan horizontal

f. Meningkatkan loyalitas

dan motivasi karyawan

yang dapat

menyebabkan

berkurangnya perputaran karyawan
g. Suatu metode penentuan kebutuhan pelatihan dan pengembangan.
 Beberapa tahap yang perlu kita lakukan dalam proses perencanaan karir. Tahap
tersebut yaitu :

A. Analisis Kebutuhan Karir Individu
Analisis kebutuhan karir individu, dalam hubungannya dengan karir pegawai, adalah
proses mengidentifikasi potensi (kekuatan) dan kelemahan yang dimiliki oleh seorang
pegawai, agar dengan demikian karir pegawai yang bersangkutan dapat direncanakan dan
dikembangkan sebaik- baiknya.
Pada dasarnya, analisis kebutuhan karir individu ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu
atasan langsung dan pegawai itu sendiri. Kedua belah pihak ini harus bekerja sama sebaikbaiknya sehingga kebutuhan karir pegawai dapat di identifikasi sebaik- baiknya. Sedikitnya
ada dua cara untuk mengidentifikasi kebutuhan karir pegawai yaitu:
Career By Objective
Melalui cara pertama (CBO), pegawai dibimbing untuk menjawab beberapa
pertanyaan tentang dirinya sendiri, yaitu :


Dimana saya saat ini ? Pertanyaan ini dimaksudkan untuk membantu pegawai
mengingat kembali apa saja yang pernah dicapainya di masa lalu, dan kegagalan apa
saja yang pernah dialaminya. Dengan kata lain, pertanyaan ini menggiring si pegawai
untuk mengkaji kembali perjalanan hidup yang pernah ia lalui, serta memberi tanda
pada bagian – bagian terpenting dalam perjalanan hidup itu, di mana ia sukses, di mana
pula ia gagal.




Siapa saya ? Pertanyaan ini dimaksudkan untuk membantu pegawai menemukan jati
dirinya. Pegawai dibimbing untuk menjenguk isi jiwanya sendiri dan menjawab



Apa kelebihan dan kekurangan saya ? Apa bakat saya ? Apakah saya punya bakat
menjadi pemimpin ? Apakah saya pemberani ? Penakut ? Jujur ? dan seterusnya.



Apa yang sebenarnya ingin saya capai ? Pertanyaan ini dimaksud untuk membantu
pegawai memformulasikan cita-citanya sendiri secara realistis. Ia dibantu untuk
menjawab: Apakah dengan kemampuan yang saya miliki ini, saya tanpa sadar

mendambakan sesuatu yang terlalu muluk ? Apakah justru cita- cita saya terlalu
rendah ? Pesimis ? Kurang ambisius ?



Pekerjaan apakah yang paling cocok bagi saya? Pertanyaan ini mendorong pegawai
untuk berpikir lebih realistis dan praktis. Ia dituntut untuk memilih. Ia dituntut untuk
menentukan nasibnya sendiri. Apakah saya cocok bekerja dilapangan yang
membutuhkan keterampila keterampilan teknis? Apakah saya cukup punya bakat dan
kemauan untuk bekerja “ dibelakang meja”, untuk memikirkan hal- hal yang teoritis dan
konseptual ?



Jabatan apa yang paling cocok untuk saya ? Pertanyaan ini sudah menjurus ke jabatanjabatan yang ada didalam organisasi tempat si pegawai bekerja. Cocokkah saya staf
marketing ? Atau saya justru lebih cocok bekerja sebagai staf keuangan dan sebagainya.

B. Analisis Peran – Kompetensi
Yang dimaksud dengan analisis peran – kompetensi disini adalah analisis untuk
mengetahui peran (atau jabatan) apa yang paling sesuai untuk seorang pegawai, kemudian
mengkaji kompetensi apa saja yang telah dikuasi oleh si pegawai dan kompetensi mana yang
belum dikuasi. Contoh peran atau jabatan dalam sebuah pusdiklat, misalnya, antara lain :


Evaluator




Fasilitator tim



Konselor



Penulis bahan ajar



Instruktur



Manajer diklat



Pemasar (marketer)



Spesialis media



Analisis kebutuhan diklat



Administrator program



Perancang program



Perencanaan strategis



Penganalis tugas



Peneliti



Pengembang kurikulum

Contoh kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai oleh orang-orang yang mempunyai
peran di atas, misalnya :


Pengetahuan tentang pendidikan orang dewasa



Keterampilam kompueter



Pengetahuan dalam pengembangan kurikulum



Keterampilan komunikasi



Kemampuan meneliti



Kemampuan menulis bahan ajar
Melalui analisis peran-kompensasi ini, pegawai digiring untuk melihat prospek

karirnya sendiri, serta mengkaji secara jujur dan kritis, kompensasi apa saja yang sudah dia
kuasai, dan kompetensi mana saja yang belum dia kuasai, dalam rangka menjalankan peranperan yang ada.
 Tahapan Perjalanan Karir
Secara umum, tahapan perjalanan karir seseorang dapat dikelompokkan ke dalam 5 (lima)
tahapan yang didasarkan pada usia, yaitu :
TAHAP PERTUMBUHAN



Periode dari lahir sampai usia 14 tahun. Orang mengembangkan konsep diri dengan
mengidentifikasikan diri dan berinteraksi dengan orang lain (keluarga, teman, guru,dll)
TAHAP PENJELAJAHAN



Usia 15 sampai dengan 24 tahun.
Secara serius menjelajahi berbagai alternative kedudukan , berusaha mencocokkan alternative
tersebut dengan minat dan kemampuan.
TAHAP PENETAPAN TUJUAN



Usia 24 sampai dengan 44 tahun
Jantung dari kehidupan kerja, terdiri dari :
-

Sub Tahap Percobaan

Usia 25 sampai dengan 30 tahun
Menentukan apakah bidang pilihannya cocok, jika tidak maka akan mengubahnya.
-

Sub Tahap Pemantapan

Usia 30 sampai dengan 40 tahun
Kedudukan diperusahaan ditetapkan dan perencanaan karir lebih eksplisit dijalankan.
-

Sub Tahap Krisis Pertengahan Karir

Membuat penilaian baru yang besar atas kemajuan mereka sehubungan dengan ambisi dan
tujuan awal karir.


TAHAP PEMELIHARAAN

Usia 45 sampai dengan 60 tahun.
Menciptakan suatu tempat didunia kerja dan kebanyakan usaha sekarang diarahkan pada
memelihara tempat tersebut.


TAHAP KEMEROSOTAN

Orang menghadapi prospek harus menerima berkurangnya level kekuasaan dan
bertanggungjawab.
 Metode Perencanaan Karir
Perencanaan karir dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:


Pendidikan karir



Penyediaan informasi



Bimbingan karir

 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Karir
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perencaan karir, di mana seseorang akan
mengakui dan mau mempertimbangkan faktor-faktor tersebut saat mereka merencanakan
karir, yaitu sebagai berikut :
1) Tahap Kehidupan Karir
Seseorang akan berubah secara terus menerus dan kemudian memandang perbedaan karir
mereka pada berbagai tingkatan dalam hidupnya.
2) Dasar Karir

Setiap orang dapat memiliki aspirasi, latar belakang dan pengalaman yang berbeda satu
dengan yang lain. Ada lima perbedaan motif dasar karir yang menjelaskan jalan bagi orangorang untuk memilih dan mempersiapkan karirnya, di mana mereka menyebutnya sebagai
jangkar karir (career anchors) yaitu antara lain:
a. Kemampuan manajerial
Tujuan karir bagi manajer adalah untuk meningkatkan kualitas dari diri sendiri, analitis dan
kemampuan emosional.
b. Kemampuan fungsional-teknis
Digunakan para teknisi yang akan melanjutkan pengembangan dari bakat teknisnya. Orangorang tersebut tidak mencari kedudukan dalam manajerial
c. Keamanan
Digunakan untuk kesadaran keamanan individu untuk memantapkan kesadaran karir mereka.
d. Kreativitas
Seseorang yang kreatif memiliki sedikit sikap seperti pengusaha. Mereka ingin menciptakan
atau membangun sesuatu yang benar-benar milik mereka.
e. Otonomi dan kebebasan
Dasar karir ini digunakan untuk orang yang memiliki hasrat kebebasan agar bebas dari
aturan-aturan organisasi. Mereka menilai otonomi dan ingin menjadi bos dari mereka sendiri
dan bekerja pada langkah mereka sendiri.
 Manfaat Perencanaan Karir
Dengan adanya perencanaan karir, maka perusahaan dapat :
a)

Menurunkan tingkat perputaran karyawan ( turnover), dimana perhatian terhadap
karir individual dalam perencanaan karir yang telah ditetapkan akan dapat
meningkatkan loyalitas pada perusahaan di mana mereka bekerja, sehingga akan
memungkinkan menurunkan tingkat perputaran karyawan.

b)

Mendorong pertumbuhan, dimana perencanaan karir yang baik akan dapat
mendorong semangat kerja karyawan untuk tumbuh dan berkembang, dengan
demikian motivasi karyawan dapat terpelihara.

c)

Memenuhi kebutuhan – kebutuhna organisasi akan sumber daya manusia di masa
yang akan datang.

d)

Memberikan informasi kepada organisasi dan individu yang lebih baik mengenai
jalur potensial karir di dalam suatu organisasi.

e)

Mengembangkan pegawai yang dapat dipromosikan, perencanaan karir membantu
membangun penawaran internal atas talenta yang dapat dipromosikan untuk
mempertemukan dengan lowongan yang disebabkan oleh masa pension, berhenti
bekerja dan pengembangan.

2.2 Pengembangan Karir (Career Development)
Pengembangan karir (career development) meliputi aktivitas-aktivitas untuk
mempersiapkan seorang individu pada kemajuan jalur karir yang direncanakan. Beberapa
prinsip pengembangan karir adalah sebagai berikut :
a) Pekerjaan itu sendiri mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
pengembangan karir.
b) Bentuk pengembangan skill yang dibutuhkan ditentukan oleh permintaan pekerjaan
yang spesifik
c) Pengembangan akan terjadi hanya jika seorang individu belum memperoleh skill
yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan
d) Waktu yang digunakan untuk pengembangan dapat direduksi/dikurangi dengan
mengidentifikasi rangkaian penempatan pekerjaan individu yang rasional.
Implementasi perencanaan karir merupakan pengembangan karir. Untuk itu
pengembangan karir dapat didefinisikan sebagai semua usaha pribadi karyawan yang
ditujukan untuk melaksanakan rencana karirnya melalui pendidikan, pelatihan, pencarian dan
perolehan kerja, serta pengalaman kerja.
Titik awal pengembangan karir dimulai dari diri karyawan sendiri, di mana setiap orang
bertanggung jawab atas pengembangan atau kemajuan karirnya. Setelah komitmen dimiliki,
beberapa kegiatan pengembangan menguntungkan karyawan dan organisasi, departemen
SDM melakukan pelatihan dan pengembangan bagi karyawan.
-

Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Karir
Kesuksesan proses pengembangan karir tidak hanya penting bagi organisasi secara

keseluruhan. Dalam hal ini, beberapa hal atau faktor yang sering kali amat berpengaruh
terhadap manajemen karir adalah :
 Hubungan Pegawai dan Organisasi

Dalam situasi ideal, pegawai organisasi berada dalam hubungan yang saling
menguntungkan. Dalam keadaan ideal ini, baik pegawai maupun organisasi dapat mencapai
produktifitas kerja yang tinggi.
Namun, kadangkala keadaan ideal ini gagal dicapai. Adakalanya pegawai sudah
bekerja baik, tetapi organisasi tidak mengimbangi prestasi pegawai tersebut dengan
penghargaan sewajarnya. Maka, ketidakharmonisan hubungan antara pegawai dan organisasi
ini cepat atau lambat akan mempengaruhi proses manajemen karir pegawai. Misalnya saja,
proses perencanaan karir pegawai akan tersendat karena pegawai mungkin tidak diajak
berpartisipasi dalam perencanaan karir tersebut. Proses pengembangan karir pun akan
terhambat sebab organisasi mungkin tidak peduli dengan karir pegawai.
 Personalia Pegawai
Kadangkala, menajemen karir pegawai terganggu karena adanya pegawai yang
mempunyai personalitas yang menyimpang (terlalu emosional, apatis, terlalu ambisius,
curang, terlalu bebal, dan lain-lain). Pegawai yang apatis, misalnya, akan sulit dibina karirnya
sebab dirinya sendiri ternyata tidak perduli dengan karirnya sendiri. Begitu pula dengan
pegawai yang cenderung terlalu ambisius dan curang. Pegawai ini mungkin akan
memaksakan kehendaknya untuk mencapai tujuan karir yang terdapat dalam manajemen
karir. Keadaan ini menjadi lebih runyam dan tidak dapat dikontrol bila pegawai bersangkutan
merasa kuat karena alasan tertentu (punya koneksi dengan bos, mempunyai backing dari
orang-orang tertentu, dan sebagainya).
 Faktor Eksternal
Acapkali terjadi, semua aturan dalam manajemen karir di suatu organisasi menjadi
kacau lantaran ada intervensi dari pihak luar. Seorang pegawai yang mempromosikan ke
jabatan lebih tinggi, misalnya, mungkin akan terpaksa dibatalkan karena ada orang lain yang
didrop dari luar organisasi. Terlepas dari masalah apakah kejadian demikian ini boleh atau
tidak, etis atau tidak etis, kejadian semacam ini jelas mengacaukan menajemen karir yang
telah dirancang oleh organisasi.
 Politicking Dalam Organisasi
Manajemen karir pegawai akan tersendat dan bahkan mati bila faktor lain seperti
intrik-intrik, kasak-kasak, hubungan antar teman, nepotisme, feodalisme, dan sebagainya,
lebih dominan mempengaruhi karir seseorang dari pada prestasi kerjanya. Dengan kata lain,
bila kadar “politicking” dalam organisasi sudah demikian parah, maka manajemen karir

hampir dipastikan akan mati dengan sendirinya. Perencanaan karir akan menjadi sekedar
basa-basi. Dan organisasi akan dipimpin oleh orang-orang yang pintar dalam politicking
tetapi rendah mutu profesionalitasnya.
 Sistem Penghargaan
Sistem manajemen (reward system) sangat mempengaruhi banyak hal, termasuk
manajemen karir pegawai. Organisasi yang tidak mempunyai sistem penghargaan yang jelas
(selain gaji dan insentif) akan cenderung memperlakukan pegawainya secara subyektif.
Pegawai yang berprestasi baik dianggap sama dengan pegawai malas. Saat ini, mulai banyak
organisasi yang membuat sistem penghargaan yang baik (misalnya dengan menggunakan
sistem “kredit poin”) dengan harapan setiap prestasi yang ditunjukkan pegawai dapat diberi
“kredit poin” dalam jumlah tertentu.
 Jumlah Pegawai
Menurut pengalaman dan logika akal sehat, semakin banyak pegawai maka semakin
ketat persaingan untuk menduduki suatu jabatan, dan semakin kecil kesempatan
(kemungkinan) bagi seorang pegawai untuk meraih tujuan karir tertentu. Jumlah pegawai
yang dimiliki sebuah organisasi sangat mempengaruhi manajemen karir yang ada. Jika
jumlah pegawai sedikit, maka manajemen karir akan sederhana dan mudah dikelola. Jika
jumlah pegawai banyak, maka manajemen karir menjadi rumit dan tidak mudah dikelola.
 Ukuran Organisasi
Ukuran organisasi dalam konteks ini berhubungan dengan jumlah jabatan yang ada
dalam organisasi tersebut, termasuk jumlah jenis pekerjaan, dan jumlah personel pegawai
yang diperlukan untuk mengisi berbagai jabatan dan pekerjaan tersebut. biasanya, semakin
besar organisasi, semakin kompleks urusan manajemen karir pegawai. Namun, kesempatan
untuk promosi dan rotasi pegawai juga lebih banyak.
 Kultur Organisasi
Seperti sebuah sistem masyarakat, organisasi pun mempunyai kultur dan kebiasaankebiasaan. Ada organisasi yang cenderung berkultur professional, obyektif, raasional, dan
demokratis. Ada juga organisasi yang cenderung feodalistik, rasional, dan demokratis. Ada
juga organisasi yang cenderung menghargai prestasi kerja (sistem merit). Ada pula organisasi
yang lebih menghargai senioritas dari pada hal-hal lain. Karena itu, meskipun organisasi

sudah memiliki sistem manajemen karir yang baik dan mapan secara tertulis, tetapi
pelaksanaannya masih sangat tergantung pada kultur organisasi yang ada.
 Tipe Manajement
Secara teoritis-normatif, semua manajemen sama saja di dunia ini. Tetapi dalam
impelemntasinya, manajemen di suatu organisasi mungkin amat berlainan dari manajemen di
organisasi lain. Ada manajemen yang cemderung kaku, otoriter, tersentralisir, tertutup, tidak
demokratis. Ada juga manajemen yang cenderung fleksibel, partisipatif, terbuka, dan
demokratis.
Jika manajemen cenderung kaku dan tertutup, maka keterlibatan pegawai dalam hal
pembinaan karirnya sendiri juga cenderung minimal. Sebaliknya, jika manajemen cenderung
terbuka, partisipatif, dan demokratis, maka keterlibatan pegawai dalam pembinaan karir
mereka juga cenderung besar. Dengan kata lain, karir seorang pegawai tidak hanya
tergantung pada faktor-faktor internal di dalam dirinya (seperti motivasi untuk bekerja keras
dan kemauan untuk ingin maju), tetapi juga sangat tergantung pada faktor-faktor eksternal
seperti manajemen. Banyak pegawai yang sebenarnya pekerja keras, cerdas, jujur, terpaksa
tidak berhasil meniti karir dengan baik, hanya karena pegawai ini “terjebak” dalam sistem
manajemen yang buruk.

-

Manfaat Pengembangan Karir

Pada dasarnya pengembangan karir dapat bermanfaat bagi organisasi maupun karyawan.
Bagi organisasi, pengembangan karir dapat :
1. Menjamin ketersediaan bakat yang diperlukan
2. Meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan dan mempertahankan
karyawan-karyawan yang berkualitas
3. Menjamin agar kelompok-kelompok minoritas dan wanita mempunyai kesempatan
yang sama untuk meningkatkan karir.
4. mengurangi frustasi karyawan
5. Mendorong adanya keanekaragaman budaya dalam sebuah organisasi
6. Meningkatkan nama baik organisasi.
Bagi karyawan, pengembangan karir identik dengan keberhasilan, karena pengembangan
karir bermanfaat untuk dapat :
1. Menggunakan potensi seseorang dengan sepenuhnya.
2. Menambah tantangan dalam bekerja

3. Meningkatkan otonomi
4. Meningkatkan tanggung jawab.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Merencanakan karir guna meningkatkan status dan kompensasi, memastikan keselamatan
pekerjaan, dan mempertahankan kemampuan pasaran dalam pasar tenaga kerja yang berubah.
Disisi lain, organisasi mendorong manajemen karir individu karena ingin :
1) mengembangkan dan mempromosikan karyawan dari dalam perusahaan;
2) mengurangi kekurangan tenaga berbakat yang dapat dipromosikan;
3) menyatakan minat pada karyawan;
4) meningkatkan produktivitas;
5) mengurangi turnover karyawan;
6) memungkinkan manajer untuk menyatakan minat pribadi terhadap bawahannya;
7) menciptakan rekrutmen yang positif.
Sementara pengembangan karier bermanfaat untuk dapat :
1) Menggunakan potensi seseorang dengan sepenuhnya
2) Menambah tantangan dalam bekerja
3) Meningkatkan otonomi
4) Meningkatkan tanggung jawab

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA