MEREKRUT DAN MENGELOLA dana KARYAWAN

MEREKRUT DAN MENGELOLA
KARYAWAN


miswan



Peluang Usaha



Comments

Sumber Daya Manusia menjadi sangat penting karena hal inilah yang akan menggerakkan usaha
Anda sehari-hari nantinya. Bila Anda memulai usaha ini sendirian mungkin tidak akan terlalu
jadi masalah. Tapi, kalau Anda merekrut pegawai dalam usaha Anda, maka Anda harus
memperhatikan masalah kepribadian dan kemampuannya. Kalau pegawai Anda akan berhadapan
langsung dengan pelanggan Anda, pilihlah orang yang sopan dan ramah. Bagaimana, sih, likaliku merekrut dan mengelola pegawai?
Sebagai pelaku usaha maka Anda harus berani menempatkan diri sebagai pemimpin usaha itu.
Ketika usaha berkembang pengusaha juga membutuhkan karyawan dan biasanya pengusaha

menginginkan karyawan yang sudah ‘jadi’. Karena itulah ketika mencari karyawan sebaiknya
tulislah 6-7 kriteria, baru dicari calon yang memenuhi. Tapi yakinlah tidak bisa 100% semua
syarat tersebut dipenuhi, maka harus diambil prioritas kriteria yang paling utama. Kekurangan
beberapa kriteria itu merupakan tanggung jawab pimpinan untuk membinanya.
Begitu pentingnya peran karyawan dalam memberikan pelayanan, sehingga banyak para
pengusaha yang berpendapat bahwa mereka harus menjual 20 % produk, sisanya menjual
pelayanan. Sektor pelayanan ini sangat berhubungan erat dengan emosi pelanggan, kalau
produknya bagus ditambah dengan pelayanan yang ramah, cepat dan efisien, maka dijamin
konsumen akan loyal dengan produk kita. Sebaliknya, karyawan yang jutek tak hanya membuat
pembeli kapok dan malas melakukan transaksi tetapi juga enggan untuk kembali lagi ke tempat
usaha semula. Sementara bagi pemilik usaha, ia kehilangan kesempatan menuai keuntungan
akibat sikap karyawan yang minus terhadap konsumen. Padahal sesuai dengan pepatah lama,
yang menganggap seorang pembeli adalah raja mewajibkan pemilik usaha untuk memberikan
service sebaik mungkin kepada pelanggannya.
Merekrut karyawan ternyata tak semudah metromini mengangkut penumpang di halte. Sebab,
ada beberapa langkah yang harus dilalui selama proses perekrutan tersebut. Memang, itu bukan
patokan mati. Sebab, semuanya tergantung dari keinginan Anda. Mau pilih simpel atau konsisten
melalui semua tahap.
Menambah karyawan bisa terjadi secara mendadak. Bisa karena ada order besar yang datang
tiba-tiba, ada pekerjaan baru di perusahaan, kebutuhan regenerasi untuk menjaring wajah-wajah

baru, hingga karena karyawan yang mengundurkan diri mendadak. Nah, daripada pesanan
terbengkalai, merekrut karyawan anyar adalah sebuah pilihan.

Ada beberapa hal yang tampaknya perlu kita cermati ketika akan menggaet pegawai baru.
1.Merekrut orang harus sesuai dengan sifat, misalnya minat bekerja di restoran tapi tidak mau
melayani orang dan susah tersenyum tentu tidak cocok. Jadi bukan hanya skill, tapi attitude juga
harus disesuaikan dengan bisnisnya. Wajah cantik dan ganteng saja tidak cukup. Sebagai pemilik
perusahaan, kita juga perlu karyawan yang mengantongi sederet persyaratan yang kita ajukan.
Tujuan utama dari proses perekrutan dan seleksi ini adalah untuk mendapatkan orang yang tepat
di bidangnya agar mereka mampu bekerja secara optimal. Memang, kedengarannya sederhana
dan sangat simpel. Namun, sejatinya proses tersebut sangat kompleks, memakan waktu lama,
dan biayanya besar. Sudah begitu, tidak ada jaminan bahwa si calon karyawan itu benar-benar
sesuai dengan keinginan si pengusaha. Ini ibarat berjudi bagi pengusaha.
2.Karena bisnis UKM itu skalanya kecil maka interaksi dengan pemilik tinggi, maka harus ada
kecocokan sifat. Kalau merekrut kalangan keluarga belum tentu cocok sifatnya, malahan kita
kadang tidak bisa membedakan hubungan profesional dengan kekerabatan. Kecuali anak yang
bisa membantu. Karyawan ini bisa dicari lulusan sekolah kejuruan.
3.Setelah merekrut dan mengembangkan keahlian, perlu memperhatikan leadership atau
kepemimpinan karyawan. Karena semakin besar perusahaan, maka harus ada level selanjutnya
yang diserahi sebagian pengelolaan perusahaan, dan kepemimpinan karyawan ini harus dilatih

benar. Pemegang pekerjaan harus tahu tugasnya secara tepat.
4.Imbal jasa dengan menerapkan open management sangat bagus bagi usaha UKM, dimana
karyawan tahu seberapa besar keuntungan perusahaan sehingga meningkatkan sense of
belonging atau rasa memiliki perusahaan.
Menyewa Tenaga Kontrak.
Ada kalanya, perusahaan harus mendapatkan karyawan tambahan dalam periode waktu tertentu.
Hal ini biasanya karena ada order besar, atau pesanan produk yang harus selesai pada waktu
tertentu. Salah satu jalan yang ditempuh pengusaha adalah mencari karyawan kontrak atau
pekerja yang dibayar harian atau mingguan bahkan ada yang dibayar berdasarkan produk yang
diselesaikan. Misalnya pengusaha katering yang mendapatkan order di luar kemampuan
karyawan tetapnya atau pengusaha souvenir yang menerima banyak order yang harus
diselesaikan segera.
Menyewa tenaga kontrak cukup menguntungkan kedua belah pihak. Si tenaga kontrak bisa
mendapatkan pengalaman, uang, dan kesempatan untuk belajar di perusahaan tersebut.
Sebaliknya, pengusaha juga merasa terbantu dengan tenaga lepas yang sudah mempunyai
pengetahuan dasar di bidangnya dan tak perlu repot menggaji bulanan.
Cara Merekrut Karyawan
Umumnya, para pengusaha pasti akan menyebarkan informasi bahwa bisnis yang sedang
dijalankannya sedang membutuhkan tenaga tambahan. Menjaring wajah baru bisa melalui
beragam cara. Contohnya, melalui iklan, perusahaan pencari tenaga kerja, lembaga pendidikan,


organisasi buruh, dan sebagainya. Perusahaan juga memilih lebih dari satu metode, tergantung
dari situasi dan kondisi yang terjadi saat itu. Mana yang lebih efektif?
Dengan pertimbangan tertentu, beberapa pengusaha mengaku lebih suka mengambil tenaga kerja
dari lingkungan sekitar mereka. Salah satu pertimbangannya, lokasi dan keamanan perusahaan.
Jika karyawan bermukim di belasan bahkan puluhan kilometer dari tempatnya bekerja, tentu saja
akan menggerus upah untuk ongkos transportasi. Apalagi perusahaan yang buka 24 jam dan
menerapkan sistem kerja berdasarkan shift, bila tidak didukung oleh tenaga kerja dari lingkungan
sekitar tentu akan kerepotan saat mereka bekerja di shift malam.
Beberapa pengusaha juga mencari karyawan hasil rekomendasi dari sahabat dan kerabat terdekat.
Informasi dari mulut ke mulut, juga biasanya lebih tepat sasaran, karena kualitas dan kriteria
sudah terbukti dan ada penjamin dari si pemberi rekomendasi. Sebab, mau tak mau si pemberi
rekomendasi ikut bertanggung jawab dengan kinerja si pekerja. Selain itu, ongkosnya lebih
ngirit, karena tidak mengeluarkan biaya untuk beriklan di koran.
Menentukan Kriteria
Apa yang perlu diperhatikan soal kualifikasi pegawai? Banyak pengusaha UKM yang tak
mengharuskan karyawannya mengantongi ijazah perguruan tinggi. Siapapun orangnya, asal
punya keistimewaan dan keterampilan di bidangnya, bekerja bagus, mau belajar, jujur, dan loyal
itu sudah cukup. Yang diutamakan keahlian ketimbang pendidikan formal.
Karakter karyawan juga perlu. Persoalan karakter ini jadi penting, terutama untuk pekerjaan yang

berhubungan dengan uang. Misalnya, untuk bagian penagihan atau keuangan. Jika si karyawan
tukang tilap, tagihan bisa “hilang mendadak” karena duitnya dipakai duluan.
Bagi pengusaha di bidang pelayanan atau jasa seperti bengkel motor mobil, selain keterampilan,
prestasi di bangku sekolah juga menjadi ukuran. Biasanya dicari lulusan sekolah menengah
kejuruan (SMK yang dulu bernama STM). Selain itu, calon karyawan juga melalui tes psikologi,
tes IQ, tes teknis, dan tes wawancara. Penetapan syarat yang sedemikian itu ternyata tak
melunturkan minat para pelamar.
Merencanakan Pelatihan
Setelah mendapat karyawan baru, yang harus dipikirkan kemudian ialah melatihnya. Ada yang
menyebutnya sebagai masa magang karyawan, atau masa kontrak. Tujuannya untuk
mengenalkan dan memahamkan karyawan baru terhadap bidang yang akan mereka geluti.
Kendati penting, sejumlah perusahaan meniadakan kegiatan ini.
Bagi pengusaha, pelatihan ini bisa menjadi titik awal menilai kinerja karyawan. Umumnya, ada
eveluasi di setiap periode tertentu. Pengusaha berhak menilai perilaku, tanggung jawab,
penghargaan terhadap pekerjaan, absensi, dan kompetensi. Jika sesuai dengan standar, artinya
karyawan berhak untuk tinggal di perusahaan tersebut. Sebaliknya, calon karyawan harus rela
cabut karena dinyatakan tidak lulus.

Menurut pengalaman para pengusaha, tak sulit menentukan si karyawan anyar berhak menjadi
karyawan tetap atau tidak. Kita cukup melihat performa selama enam bulan hingga satu tahun.

Jika selama menjalani masa percobaan si calon karyawan tersebut tidak pernah mendapat
peringatan, teguran, atau tidak melakukan kesalahan, berarti si pengusaha tidak salah pilih orang