LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWAT (1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. B
DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN PERAWATAN DIRI
DI RUANG FAMILI BEDAH RSUD R. S**

Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas early exposure I dalam mata kuliah KDK II

Disusun Oleh:
Alifya Sasmi

C1AA14011

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
Asuhan Keperawatan pada Tn. B dengan Gangguan Pemenuhan

Kebutuhan Perawatan Diri di Ruang Famili Bedah RSUD R.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi salahsatu tugas early exposure I
pada mata kuliah KDK II. Dalam penulisan makalah ini, tidak terlepas
bimbingan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Untuk itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Mayasyanti Dewi Amir, SKp.,MKes selaku dosen pembimbing
akademik.
2. Ibu Rani Nurawal selaku pembimbing lahan
3. Seluruh dosen mata ajar KDDK II yang telah memberikan materi
serta masukan.
4. Seluruh TIM Ruang Famili Bedah yang telah memberikan arahan
dan masukan
Tidak ada gading yang tak retak, begitu pula dalam penulisan makalah
ini yang sangat jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi tersusunnya makalah ini menjadi
lebih baik lagi. Besar harapan penulis sekiranya makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Sukabumi,


Mei 2016

Hormat saya

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
LATAR BELAKANG ...................................................................................... 1
TUJUAN PENULISAN .................................................................................... 3
MANFAAT PENULISAN ................................................................................ 3
METODE PENULISAN ................................................................................... 3
SISTEMATIKA PENULISAN ......................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 5
DEFINISI KEBUTUHAN PERAWATAN DIRI ............................................. 5
ETIOLOGI ........................................................................................................ 7
PATOFISIOLOGI ............................................................................................. 8
MANIFESTASI KLINIS .................................................................................. 8

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ............................................................ 9
PEMERIKSAAN FISIK ................................................................................... 9
PENATALAKSANAAN ................................................................................ 10
BAB III TINJAUAN KASUS ....................................................................... 12
PENGKAJIAN ................................................................................................ 12
DIAGNOSA KEPERAWATAN .................................................................... 16
INTERVENSI KEPERAWATAN .................................................................. 17
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN ........................................................... 18

EVALUASI ..................................................................................................... 20
BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 22
KESIMPULAN ............................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spriritual memiliki
banyak kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan dari

kebutuhan yang paling dasar seperti mandi, makan, minum, bernapas,
elimininasi, reproduksi dan istirahat
Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap
orang pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena
budaya, maka kebutuhan tersebutpun ikut berbeda. Dalam memenuhi
kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Jika
gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih
keras dan bergerak untuk berusaha mendapatkannya.
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun
psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan
dan kesehatan.
Berdasarkan teori Virginia Henderson ada 14 kebutuhan dasar
manusia dalam melakukan asuhan keperawatan yaitu:
1. Bernapas secara normal
2. Makan dan minum yang cukup
3. Eliminasi (buang air besar dan kecil)
4. Bergerak dan mempertahankan postur yang diinginkan
5. Tidur dan istirahat
6. Memilih pakaian yang tepat

7. Mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal dengan
menyesuaikan pakaian yang dikenakan dan modifikasi lingkungan
8. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
9. Menghindari bahaya dari lingkungan dan menghindari yang
membahayakan orang lain
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi,
kebutuhan, kekhawatiran dan opini
11. Beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
12. Bekerja sedemikian rupa sebagai modal untuk membiayai
kebutuhan hidup
13. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
14. Belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu yang
mengarah pada perkembangan yang normal, kesehatan, dan
penggunaan fasilitas kesehatan yang tersedia

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
(Departemen Kesehatan, 2000).

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat
penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi
kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh
diantaranya kebudayaan, social, keluarga, pendidikan. Persepsi seseorang
terhadap kesehatan,serta perkembangan ( dalam Tarwoto & Wartonah
2006).
Praktik hygiene sama dengan peningkatan kesehatan. Dengan
implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga
untuk melakukan tindakan itu dalam lingkungan rumah sakit, perawat
menambah tingkat kesembuhan pasien. Dengan mengajarkan cara hygiene
pada pasien, pasien akan berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan dan
partisipan dalam perawatan diri ketika memungkinkan (dalam Perry &
Potter, 2005).
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan.
Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah
sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi
kesehatan secara umum.
Tn. B (57 tahun) merupakan salah satu klien yang berada di Ruang
Family Bedah RSUD R S** . Kronologis masuk rumah sakit karena
mengalami penurunan tingkat kesadaran dan terkadang terdengar suara

snoring (mendengkur). Diagnosa Medis Tn. B yaitu Post Op Vp Shunt.
Klien sempat di rawat di ruang perawatan ICU lalu pindah ke ruang Family
bedah, pada saat pengkajian klien sudah dirawat selama 3 hari. Saat
dilakukan pengkajian, penampilan umum klien tampak kotor,dan keluarga
klien mengatakan sudah 2 hari klien hanya di lap tanpa menggunakan sabun
terdapat ada luka decubitus, terpasang kateter urine, infus RL (20) TPM,
bekas luka operasi di kepala dan tingkat kesaadarannya 1(koma)
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengangkat kasus
kebutuhan dasar manusia sebagai sebuah laporan dengan judul Asuhan
Keperawatan pada Tn. B dengan Gangguan Kebutuhan Pemenuhan
Personal Hygiene di Ruang Famili Bedah RSUD R. S***

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Sebagai salahsatu tugas early exposure I dalam mata kuliah
KDK II.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan tugas ini adalah sebagai
berikut:
1) Mampu melakukan pengkajian pada Tn. B.

2) Mampu membuat Diagnosa keperawatan menurut prioritas pada
Tn. B.
3) Mampu membuat rencana asuhan keperawatan pada pasien Tn. B.
4) Mampu menerapkan tindakan keperawatan pada pasien Tn. B.
5) Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah di
laksanakan sesuai dengan tujuan yang telah diterapkan.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Kelompok Penulis
a. Mengetahui labih jauh lagi tentang asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan kebutuhan dasar, khususnya kebutuhan perawatan
diri.
b. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
kebutuhan dasar secara baik dan benar.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai koleksi tambahan buku-buku diperpustakaan dan sebagai
kerangka acuan dalam pembuatan Asuhan Keperawatan.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan tugas makalah
ini adalah metode Deskrisif dan teknik pengumpulan data sebagai
berikut:

1)
2)
3)
4)

Wawancara
Observasi
Studi Dokumentasi
Studi Kepustakaan.

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan tugas makalah ini adalah sebagai
berikut:
BAB I
BAB II

BAB III

BAB IV


: Pendahuluan meliputi
Latar Belakang, Tujuan,
Manfaat, Metode Penulisan, Sistematika Penulisan
: Tinjauan Pustaka Meliputi Definisi, Etiologi,
Patofisiologi, Manifestasi Klinis, Pemeriksaan Fisik,
Penatalaksanaan.
: Tinjauan Kasus meliputi Pengkajian, Analisa Data,
Diagnosa Keperawatan, Intervensi Keperawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi
: Penutup meliputi Kesimpulan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi kebutuhan Personal Hygiene
Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti Personal
yang artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Wartonah, 2004)
Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan
untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis

(Alimul, 2006).
Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan
individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini
diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang sakit. Praktik
personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit
merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi.
Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota
keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat
kesembuhan pasien (Potter & Perry, 2005).
Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara
kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila,
orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi
kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga,
kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan kerapihan
pakaiannya.Menurut Potter dan Perry (2005) macam-macam personal
hygiene dan tujuannya adalah:
1. Perawatan kulit
Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung
dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur
temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang
adekuat dalam mempertahankan fungsinya. Tujuan perawatan kulit
adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan,
pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan
sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan memahami metode
perawatan kulit.
2. Mandi
memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. Mandi
dapat dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi
ditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan
ketergantungan total dan memerlukan personal higiene total.

3. Hygiene mulut
pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan
mulut, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi
dan menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat
akibat penyakit atau medikasi yang digunakan pasien. Perawatan
mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan.
Tujuan perawatan hygiene mulut pasien adalah pasien akan memiliki
mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah
penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus,
hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya
tahan
tubuh,
mencapai
rasa
nyaman,
memahami
praktik hygiene mulut
dan
mampu
melakukan
sendiri
perawatan hygiene mulut dengan benar.
4. Perawatan Rambut
penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung
dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit
atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara
perawatan rambut seharisehari. Menyikat, menyisir dan bersampo
adalah cara-cara dasar higienis perawatan rambut. Tujuan perawatan
rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang
bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri,
dan pasien dapat berpartisifasi dalam melakukan praktik perawatan
rambut.
5. Kuku
Menjaga
kebersihan
kuku
penting
dalam
mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat
masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku
seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat
digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Tujuan
perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan
permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih,
pasien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan
kuku dengan benar.
6. Genitalia
perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien
yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang
beresiko terbesar memperoleh infeksi. Tujuan perawatan genitalia
adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan
kebersihan
genitalia,
meningkatkan
kenyamanan
serta
mempertahankan personal higiene.

B. Etiologi
Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Menurut Wartonah (2006) ada
beberapa faktor persipitasi
yang dapat menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. antara
lain:
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial
Pada anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status sosial-ekonomi.
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yqang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada pasien penderita Diabetes Millitus ia harus selalu menjaga
kebersihan kakinya.

C. Patofisiologi
Penurunan tingkat keadaran

Keterbatasan untuk menggerakan tubuh

Kelemahan sendi dan otot

Gangguan pemenuhan perawatan diri

D. Manifestasi klinis
Menurut Depkes (2000), manifestasi klien dengan gangguan
perawatan diri adalah:
1. Fisik
a. Kulit kepala kotor dan rambut kusam,acak-acakan.
b. Hidung kotor dan telinga juga kotor.
c. Gigi kotor disertai mulut bau.
d. Kulit kusam dan tidak terawatt.
e. Kuku panjang dan tidak terawatt.
f. Badan kotor,bau dan pakaian kotor.
g. Penampilan tidak rapi.
2. Psikologi
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial
a. Interaksi kurang.
b. Kegiatan kurang.
c. Tidak mampu berprilaku sesuai norma.
d. Cara makan tidak teratur.
e. BAB/BAK disembarangan tempat.

E. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan
a. Budaya
: sejumlah mitos yang berkembang di
masyarakat menjelaskan bahwa jika sedang sakit tidak boleh mandi
karenba dapat memperparah penyakitnya.
b. Status Sosial-Ekonomi : untuk melakukan personal hygiene yang
baik dibituhkan sarana dan prasarana yang memadai, serta
perlengkapan mandi yang memadai.
c. Agama
: juga berpengaruh terhadap keyakinan
individu dalam melakukan kebiasaan sehari-hari.
d. Tingkat pegetahuan dan perkembangan individu : kedewasaan
seseorang akan berpengaruh terhadap kualitas diri orang tersebut,
salah satun ya adalah pengetahuan yang lebih baik.
e. Status kesehatan
: kondisi sakit/ cedera akan menghambat
kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri.
f. Kebiasaan
: ini ada kaitannya dengan kebiasaan tiap
individu dalam menggunnakan produk-produk tertentu untuk
mmelakukan perawatan diri.
g. Cacat jasmani/ mental bawaan : kondisi cacat dan gangguan mental
menghambat kemampuian individu untuk melakukan perawatan diri
srcara maksimal.
F. Pemeriksaan fisik
a. Rambut
1) Amati kondisi rambut.
2) Keadan rambut yang mudah rontok.
3) Keadaan rambut yang kusam.
4) Tekstur rambut.
b. Kepala
1) Amati dengan benar kebersihan kulit kepala.
2) Normosepal.
3) Ketombe.
4) Berkutu.
5) Kebersihan.
6) Apakah ada nyeri tekan.
c. Mata
1) Apakah mata kanan dan kiri simetri.
2) Konjungtiva ananemis.
3) Sclera aninterik.
4) Seklera pada kelopak mata.

d. Hidung
1) Apakah pilek.
2) Apakah ada perubahan penciuman.
3) Kebersihan hidung.
4) Keadaan membrana mukosa apakah ada septum deviasi.
e. Mulut
1) Keadaan mukosa mulut.
2) Kelembapan.
3) Adanya lesi.
4) Kebersihan.
f. Gigi
1) Amati kondisi mukosa mulut dan kelembaban mulut.
2) Apakah ada karang gigi.
3) Apakah ada carries.
4) Kebersihan.
g. Telinga
1) Amati telinga kanan kiri apa simetris.
2) Apakah ada lesi.
3) Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga.
h. Kulit
1) Amati kondisi kulit (tekstur,turgon,kelembaban).
2) Apakah ada lesi.
3) Apakah ada luka.
i. Kuku, Tangan, dan Kaki
1) Amati kebersihan kuku.
2) Perhatikan adanya luka.
j. Tubuh secara umum
1) Amati kondisi dan kebersihan badan secara umum.
2) Perhatikan adanya klainan pada kulit pasien.
H. Penatalaksanaan
Tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada kulit yang
mengalami atau beresiko terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut khususnya
pada daerah yang mengalami tekanan (tonjolan). Dengan tujuan mencegah
dan mengatasi terjadinya luka dekubitus akibat tekanan lama dan tidak
hilang.
Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara mencuci dan menyisir
rambut. Tujuannya adalah membersihkan kuman yang ada pada kulit
kepala, menambah rasa nyaman, membasmi kutu atau ketombe yang
melekat pada kulit dan memperlancar sistem peredaran darah di bawah
kulit.

Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara membersihkan dan
menyikat gigi dan mulut secara teratur. Tujuan perawatan ini mencegah
infeksi pada mulut akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut, membantu
menambah nafsu makan dan menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku secara
sendiri. Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah
timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. B
DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN PERSONAL
HYGIENE
DI RUANG FAMILI BEDAHRSUD R. SYAMSUDIN, SH

A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian
Jam Pengkajian
Pengkaji
1. Data Demografi
a. Data Klien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Suku/Bangsa
Pekerjaan
Alamat
No. RM
Diagnosa Medik
Tanggal MRS

: Senin, 23 Mei 2016
: 12. 30
: Alifya

: Tn. B
: 57 Tahun
: Laki-laki
: Islam
: Sunda/ Indonesia
: pedagang
: Kp.**, Cidahu
: A47**
: Post Op Vp Shunt
: 17 Mei 2016

b. Data Penanggung Jawab
Nama
: Tn. H
Umur
: 30 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki- laki
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Sunda/ Indonesia
Pekerjaan
: Pedagang
Alamat
: Kp. ** Cidahu
Hubungan Dengan Klien : Anak
2. Anamnesa Riwayat Kesehatan
1) Alasan Masuk Rumah Sakit
Klien di bawa oleh keluarga ke RSUD R S** dalam
keadaan sudah mengalami penurunan kesadaran dan
terkadang terdengar suara snoring (mendengkur).

2) Keluhan Utama.
Badan tampak kotor
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
Seluruh badan terlihat kotor dan lengket karena
mengalami penurunan tingkat kesadaran dengan glasgow
coma scale (GCS) 1 sehingga pemenuhan perawatan dirinya
tidak terpenuhi
4) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Sebulan sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh
nyeri pada bagian mata dan sering mengeluh pusing klien
sempat menjalani pengobatan alternatif
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien mengatakan bahwa di keluarga tidak
mempunyai riwayat penyakit menular.
3. Pemeriksaan Fisik
1. Penampilan Umum
: klien tampak lemah, terpasang
oksigen 3 lpm, terpasang infus 20 tpm, terpasang NGT dan
Kateter Urin.
2. Tingkat kesadaran
GCS E : 0 ; M: 1 ; V: 0 = Coma
3. TTV
TD: 90/70 mmHg
N : 98x/Menit
S : 37oC
R : 26x/menit
4. Pemeriksaan Fisik Head to Toe
a. Kepala
: ada benjolan, ada luka jahit operasi, kulit
kepala tampak kotor
b. Wajah : tampak pucat, kusam dan berminyak
c. Mata : konjungtiva anemis
d. Hidung
: tampak kotor,terpasang oksigen nasal kanul
(3Lpm) dan terpasang NGT
e. Mulut : mukosa bibir kering, bibir pecah-pecah
f. Telinga
: kotor
g. Dada :tampak kotor
h. Ekstermitas atas: kulit tangan tampak kering dan kotor
terpasang Infus, kuku tangan terlihat panjang dan kotor
i. Ekstermitas Bawah: kulit kaki tampak kering dan kusam,
kuku kaki terlihat panjang dan kotor
j. Genetalia
: Terpasang popok

4. Data Biologis

No

Pola
Aktivitas

1 Nutrisi
a. Makanan:
Frekuensi
Porsi
Jenis
b. Minuman:
Frekuensi
Jenis

Sebelum
Masuk RS

3 x 1 hari
1 porsi habis
Nasi+ lauk pauk

2 x 1 hari
1gelas
Sonde

8 gelas
Air Mineral

Tidak tentu
Air Mineral

2 Eliminasi
a. BAK
Frekuensi
5 x 1 hari
Warna
Kuning jernih
b. BAB
Frekuensi
1 x 1 hari
Konsentrasi
Lembek
3 Pola istirahat dan tidur
Lamanya
Kualitas
4

Setelah Masuk RS

8 jam
Nyenyak

Keluhan &
Kemandirian

Menggunakan
NGT

-

700cc/ hari
Kuning jernih

Terpasang
popok

1 x 1 hari
Cair

Terpasang
popok

Koma

Klien
mengalami
penurunan
tingkat
kesadaran

Sudah dilakukan di
bantu keluarga dan
perawat

Klien
mengalami
penurunan
tingkat
kesadaran
sehingga tidak
bias memenuhi
perawatan
dinya sendiri

Dibantu total oleh
keluarga dan
perawat

-

Personal Hygine
2x1 hari
4x seminggu
Mandi
3x 1 hari
Keramas
Jika tampak
Sikat gigi
Gunting kuku kotor dan
panjang

5
Aktivitas

Mandiri

5. Keadaan Psikososial
1) Konsep diri
a. Gambaran diri : klien sedang mengalami penurunan
kesadaran dan badan kotor mengeluarkan bau yang tidak
sedap.
b. Peran
: keluarga mengatakan peran klien sebagai
kepala keluarga.
2) Social
a. Daya konsentrasi
: klien tidak dapat menjawab
pertanyaan karena mengalami penurunan tingkat
kesadaran
b. Sosialisasi
: tidak bersosialisasi karena
mengalami penurunan tingkat kesadaran
6. Data Spiritual
Klien beragama islam, klien tidak melaksanakan ibadah,
dengan alasan klien mengalami penurunan tingkat kesadaran.
7. Manajemen Medik
1. Farmakologi
Tanggal : 23 Mei 2016
No
1

Nama Obat
Ceftriaxone

Rute

Dosis

IV

1x2 gr

2

Ketorolac

IV

3x30 mg

3

Ranitidine

IV

2X50 mg

4

Manitole

IV

4x150 cc

5

Phenytoin capsul

NGT

3x100 mg

6

Infus RL (500 ml)

IV

20 Tpm

2. Data Laboratorium
Tanggal : 23 Mei 2016
No

Jenis pemeriksaan

1

Hasil

Nilai Normal

12.0

p. 12-14

Hemoglobin

Satuan

g/dl
L. 14-16
8500.

4000 - 11.000

Trombosit

381.000

150 - 400.000

4

Hematokrit

35

40 - 45 %

5

Eritrosit

4.1

3.8 - 5.2

2

Leukosit

3

B. Diagnosa Keperawatan
a. Analisa Data
No Data
1

Etiologi

Ds : keluarga klien
mengatakan belum
mandi selama 2 hari
Penurunan Tingkat
kesadaran
Do :
-

Badan klien
tampak kotor

-

Lengket

-

Penurunan
tingkat
kesadaran

TTV :
N

: 98x/menit

RR :26x/menit
TD :90/70 mmHg

Keterbatasan untuk
menggerakan tubuh

Kelemahan sendi dan otot

Gangguan pemenuhan
perawatan diri

Juta/

Masalah

Gangguan
pemenuhan
perawatan
diri

:37o C

S

b. Diagnosa Keperawatan
Gangguan pemenuhan perawatan diri b.d penurunan tingkat
kesadaran ditandai dengan tidak mampunya melakukan perawatan
diri.
C. Intervensi Keperawatan
No
Tujuan
Dx
1

Tupan: Dalam masa
perawatan 2 x 24 jam
kebutuhan perawatan diri
klien dapat terpenuhi.

Tupen : Dalam masa
perawatan 1 x 24 jam
kebutuhan perawatan diri
klien dapat terpenuhi
dengan kriteria:
-

Klien tampak bersih
Kulit tidak lengket
Rambut, kuku dan
gigi bersih

Intervensi
1. Observasi TTV

2. Kaji kebersihan
klien

Rasional
1. Untuk mengetahui
keadaan umum
klien
2. Untuk mengetahui
tingkat kebersihan
klien secara umum
dan menentukan
tindakan yang
harus diberikan
3. Memberikan rasa
segar dan
mencegah
berkembangnya
mikroorganisme

3. Bantu klien untuk
melakukan
perawatan diri:
mandi, perawatan
rambut, gigi dan
mulut, gunting
kuku
4. Berikan penkes
tentang personal
hygine kepada
keluarga

4. Memberikan
pengetahuan
tentang pentingnya
perawatan diri

5. Jaga kebersihan
lingkungan,
tempat tidur dan
selimbut

5. Untuk memberikan
rasa nyaman pada
klien

D. Implementasi Keperawatan
Tanggal : 24 Mei 2016
Diagnosa
No
Implementasi
Keperawatan
1 Gangguan
Pukul 08.30 WIB
pemenuhan
1. Mengganti laken
perawatan diri
dengan laken
berhubungan
yang baru
dengan
penurunan
Pukul 09.00
tingkat
2. Observasi TTV
kesadaran
ditandai dengan
tidak mampunya
melakukan
3. Kaji kebersihan
perawatan diri.
klien
Pukul 09.20 WIB
4. Kontrak waktu
pada keluarga
klien, persiapan
kolaborasi dengan
perawat untuk
memandikan
klien.
Pukul 09.35 WIB
5. Melakukan
perawatan oral
hygiene.
6. Memandikan
klien, dan

Respon

TD : 90/70 mmHg
S : 38o C
N : 98 X/ Menit
R : 26 X/ Menit
Seluruh badan tampak
kotor

Keluarga
menyanggupi untuk
kolaborasi dengan
perawat untuk
perawatan diri klien.

mulut klien terlihat
bersih dan mukosa
bibir lembab.
Badan klien tampak

mengarahkan
keluarga dalam
melakukan
perawatan diri
yang baik dan
benar.
7. Melakukan
massage kepada
klien
8. Ganti baju klien
dengan yang
baru.
9. Perawatan
genitalia.
10. Mengganti popok
dan memakaikan
pakaian bawah
klien.
11. Membantu klien
untuk perawatan
rambut
12. Memberikan
bedak dan lotion
kepada klien.
Pukul 10.15 WIB
13. Melakukan
perawatan kuku.
14. Jaga kebersihan
lingkungan,
tempat tidur dan
selimbut
Pukul 13.00 WIB
15. Memantau
kebersihan dan
kerapihan klien,
serta lingkungan,
16. Menganjurkan
kepada keluarga
agar tetap

bersih, dank lien
tampak nyaman.

Agar aliran darah
lancar

Terlihat bersih

Terlihat bersih
Terlihat lebih nyaman

Terlihat lebih nyaman
dengan rambutnya
yang bersih.
Kulit cerah dan tidak
lengket

kuku pendek dan
bersih
Terlihat lebih nyaman
dengan keadaan
lingkungan yang
bersih

Lingkungan tetap
terjaga
kebersihannya.

menjaga
kebersihan diri
klien.
Lingkungan tetap
terjaga
kebersihannya.
Pukul 14.00 WIB
17. Berikan penkes
tentang perawatan
diri kepada
keluarga klien
Pukul 16.00 WIB
18. Memantau dan
mengawasi
respon.

Pengetahuan keluarga
klien meningkat
tentang perawatan
diri.

Lingkungan tetap
terjaga
kebersihannya.

E. Evaluasi
No
Tanggal
DX
24 Mei
1
2016

Catatan Perkembangan
Pukul 08.00 WIB
S = tidak ada respon verbal karena klien
mengalami penurunan tingkat kesadaran
Pukul 10.15 WIB
O = Klien tampak lebih bersih dan nyaman
namun kuku masih tampak panjang dan
kotor.
A = masalah belum teratasi
P = Lanjutkan tindakan 3, 13, 14, 16, 17.

TTD

I = 3. Kaji kebersihan klien
13.Melakukan perawatan kuku.
14. Jaga kebersihan lingkungan, tempat tidur
dan selimbut.
16. Menganjurkan kepada keluarga agar
tetap menjaga kebersihan diri klien
17. Berikan penkes tentang perawatan diri
kepada keluarga klien

Pukul 16.00 WIB
S = tidak ada respon verbal karena klien
mengalami penurunan tingkat kesadaran.
O = Klien tampak bersih dan nyaman namun.
A = masalah teratasi
P = tindakan dihentikan

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Personal Hygiene berasal dari bahasaYunani yaitu
personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat.
Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia
dalam
memenuhi
kebutuhannya
guna
memepertahankan
kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidak dapat melakukan perawatan diri. Macam personal hygiene
adalah perawatan yang mencakup seluruh bagian tubuh. Jenisjenisnya yaitu, perawatan pagi hari, siang hari, menjelang tidur, dan
dini hari. Dari mulai mandi, perawatan rambut, mulut dan gigi serta
perawatan kuku.
B.
Saran
Demikian makalah yang telah saya susun, semoga dengan
makalah ini dapat menambah pengetahuan serta lebih bisa
memahami tentang pokok bahasan makalah ini bagi para
pembacanya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia , Alih bahasa
Resthil Widyaningrum. Jakarta : Salemba Medika.
Doengoes, M. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC
Mubarok, Wahit Iqbal. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Teori
dan aplikasi dalam praktek. Jakarta: EGC.
Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi.
2009-2011. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC
Perry, Potter (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, alih bahasa
Yasmin Asih, Jakarta: EGC.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika