PENGERTIAN DAN FUNGSI EVALUASI PEMBELAJARAN

EVALUASI

Berdasarkan konsepnya evaluasi dapat dibedakan atas :
A.

Evaluasi Hasil Belajar
1. Pengertian
Menurut Oemar Hamalik (2008 : 159)
Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan
data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk
membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada
prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya
dan derajat perubahan tingkah laku siswa.
Menurut Sukardi (2008 : 2)
Evaluasi merupakan proses penilaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar
mengajar, yang dapat diukur dengan dua cara yaitu :
a.

Diukur dengan mengetahui tingkat ketercapaian standar yang ditentukan.


b.

Dikukur melalui tugas – tugas yang dapat diselesaikan secara tuntas.

2. Fungsi
Menurut Oemar Hamalik (2008 : 159 - 160)
a. Untuk diagnostik dan pengembangan.
Hasil evaluasi menggambarkan kemajuan, kegagalan dan kesulitan masing
– masing siswa.Untuk menentukan tingkat dan jenis kesulitan siswa serta
faktor penyebabnya dapat dikatahui dari hasil belajar atau hasil dari
evaluasi tersebut. Berdasarkan data yang ada selanjutnya dapat didiagnosis
Arniati (51995)

1

jenis kesulitan apa yang dirasakan oleh siswa, dan selanjutnya dapat
dicarikan alternative cara mengatasi kesulitan tersebut melalui proses
bimbingan dan pengajaran remedial.
b. Untuk seleksi
Hasil evaluasi dapat digunakan dalam rangka menyeleksi calon siswa

dalam rangka penerimaan siswa baru dan / atau melanjutkan ke jenjang
pendidikan berikutnya. Siswa yang lulus seleksi berarti telah memenuhi
persyaratan pengetahuan dan keterampilan yang telah ditetapkan,
sehinggayang bersangkutandapat diterima pada suatu jenjang pendidikan
tertentu.
c. Untuk kenaikan kelas
Hasil evaluasi digunakan untuk menetapkan siswa mana yang memenuhi
rangking atau ukuran yang ditetapkan dalam rangka kenaikan kelas.
Sebaliknya siswa yang tidak memenuhi rangking tersebut dinyatakan tidak
naik kelas atau gagal, dan harus mengulang program studi yang sama
sebelumnya.
d. Untuk penempatan
Para lulusan yang ingin bekerja pada suatu instansi atau perusahaahn
tertentu perlu menyiapkan transkip program studi yang telah ditempuhnya,
yang juga memuat nilai - nilai hasil evaluasi belajar. Pihak penerima
biasanya memperhatikan daftar nilai tersebut sebagai bahan pertimbangan
mengenai tingkat kemampuan calon pegawai tersebut. Jadi evaluasi hasil
penilaian berfungsi menyediakan data tentang lulusan agar dapat
ditempatkan sesuai dengan kemampuannya.


Arniati (51995)

2

3. Prosedur
Menurut Oemar Hamalik (2008 : 163 - 170)
a. Persiapan
Pada tahap ini guru menyusun kisi – kisi (Blue print)
Pekerjaan semacam ini sangat membantu dalam pencapaian keberhasilan
tujuan pengajaran, tetapi sangat menyita waktu. Blue Print ini dapat
dianggap sebagai guide dalam pengembangan pola belajar lebih lanjut,
melalui instrument evaluasi yang direvisi terus sesuai dengan kebutuhan
dalam proses belajar mengajar.
b. Penyusunan Alat Ukur
Pada tahap ini guru menentukan jenis alat ukur yang akan digunakan
berdasarkan tujuan dari pengukuran tersebut dan aspek/ranah apa yang
hendak diukur.
c. Pelaksanaan Pengukuran
Pengukuran terhadap hasil belajar dapat dilaksanakan dengan cara /
bentuk tertentu sesuai dengan maksud dan tujuan pengukuran tersebut,

yang dirancang dengan model desain evaluasi.

B.

Evaluasi Pembelajaran
1. Pengertian
Menurut Oemar Hamalik (2008 : 171)
Evaluasi pembelajaran adalah evaluasi terhadap proses belajar mengajar.
Evaluasi pembelajaran diarahkan pada komponen – komponen system
pembelajaran , yang mencakup komponen input, yakni perilaku awal siswa,
komponen input instrumental yakni kemampuan professional guru / tenaga

Arniati (51995)

3

kependidikan, komponen kurikulum (program studi, metode, media),
komponen administrative (alat, waktu, dana), komponen proses adalah
prosedur


pelaksanaan

pembelajaran,

komponen

output

ialah

hasil

pembelajaran yang menandai hasil ketercapaian tujuan pembelajaran.
Menurut Erman Suherman (2003 : 2) dalam
http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/evaluasi-pembelajaran.html
Evaluasi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai penentuan kesesuaian
antara tampilan siswa dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini yang
dievaluasi adalah karakteristik siswa dengan menggunakan suatu tolak ukur
tertentu. Karakteristik-karakteristik tersebut dalam ruang lingkup kegiatan
belajar-mengajar adalah tampilan siswa dalam bidang kognitif (pengetahuan

dan intelektual), afektif (sikap, minat, dan motivasi), dan psikomotor
(ketrampilan, gerak, dan tindakan). Tampilan tersebut dapat dievaluasi secara
lisan, tertulis, mapupun perbuatan. Dengan demikian mengevaluasi di sini
adalah menentukan apakah tampilan siswa telah sesuai dengan tujuan
instruksional yang telah dirumuskan atau belum.

2. Fungsi
Menurut Oemar Hamalik (2008 : 171 - 172)
a. Untuk Pengembangan
Untuk mengembangkan suatu program pendidikan, yang meliputi program
studi, kurikulum, program pembelajaran, desain belajar mengajar, pada
hakikatnya

adalah

pengembangan

dalam

bidang


perencanaan.

Pengembangan setiap rencana / program membutuhkan data dan informasi
yang akurat, dan untuk itu diperlukan instrument evaluasi yang handal.
Arniati (51995)

4

b. Untuk Akreditasi
Evaluasi juga berfungsi untuk menetapkan kedudukan suatu program
pembelajaran berdasarkan ukuran / kriteria tertentu, sehingga suatu
program dapat dipercaya, diyakini dan dapat dilaksanakan terus, atau
sebaliknya program itu harus diperbaiki / disempurnakan.
Menurut Tagliante (1996) dalam
http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/evaluasi-pembelajaran.html
Dalam proses pembelajaran, terdapat tiga fungsi besar evaluasi. Tagliante
(1996) menyebutnya "Trois grands fonctions de l'évaluation." Tiga fungsi itu
adalah fungsi pronostik, fugsi diagnostik, dan fungsi sertifikasi.
a. Fungsi pronostik, yaitu tes awal proses pembelajaran untuk mengetahui

kondisi obyektif dari pembelajar. Hasil yang diperoleh digunakan untuk
menentukan dimana posisi pelajar, misalnya apakah dia termasuk pemula
dalam sebuah materi atau dia sudah pantas menerima kelanjutan materi
tersebut

dalam

pembelajaran

yang

akan

dilaksanakan.

Fungsi pronostik juga berguna untuk memprediksi kompetensi lanjutan
yang mungkin dapat dicapai oleh pembelajar. Artinya, dengan hasil tes
yang ada, dapat direncanakan kompetensi apa yang dapat dikuasai pada
tahap berikutnya. Menyamaratakan kemampuan pembelajar pada awal
proses akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan pembelajar itu.

Selaku pembelajar, tiap individu berbeda-beda kemampuan dasarnya.
Perbedaan itu harus dicermati dan diakomodir dengan memberikan
perlakuan yang berbeda juga. Perbedaan itu meliputi pemberian materi
lanjutan

yang

akan

dibahas,

penugasan,

dan

penghargaan.

Penghargaan di sini lebih bersifat penguatan (réinforcement). Ini
Arniati (51995)


5

berhubungan dengan kejiwaan. Penghargaan minimal yang bisa diberikan
adalah dengan "ucapan selamat" atas usahanya untuk mengetahui sesuatu
lebih cepat dari orang lain. Dari segi proses dan pemilihan materi bahasan
memang sedikit agak menyulitkan pengajar dalam mengelola kelas.
Namun itu akan berakibat kondusifnya suasana kelas yang dapat
mengarahkan pembelajarnya lebih berprestasi lagi. Akan tercipta situasi
yang penuh dengan kompetisi sehat yang menjadi pemicu bagi setiap
individu untuk tampil. Atmosfer akademik dalam suasana saling
berkompetisi

sangat

berkontribusi

terhadap

pencapaian


target

pembelajaran.
b. Fungsi diagnostik, yaitu evaluasi yang menganalisis kemampuann
pembelajar pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Fokusnya
adalah membantu mereka bagaimana supaya mampu memiliki kompetensi
sesuai dengan yang diharapkan. Evaluasi ini berlangsung sepanjang proses
pembelajaran. Tujuan utamanya adalah membantu pencapaian tujuan
pembelajaran itu sendiri. Evaluasi diagnostik, memungkinkan seorang
pengajar

mempertahankan

metode

yang

digunakan

atau

segera

menggantinya. Fungsi ini dapat diwujudkan dalam bentuk tes formatif,
yang mengevaluasi pembelajar pada setiap sub pokok bahasan, atau sub
unit suatu pelajaran. Jadi, tes itu tidak hanya dilakukan sekali diakhir
suatu periode pembelajaran, melainkan ada tes-tes pengontrol atau
pendamping dari tes akhir. Bentuk dan pelaksanaannyapun tidak sekaku
yang ada selama ini, seperti mid semester, tidak, tapi bisa lebih dinamis,
yang sedemikian rupa bisa dirancang oleh pengajar.

Arniati (51995)

6

c. Fungsi sertifikasi. Evaluasi saat ini berguna untuk menyatakan
kedudukan atau peringkat seseorang dalam sebuah pembelajaran. Evaluasi
dilaksanakan di akhir sebuah periode pembelajaran, umpama di akhir
semester, program, paket, atau tingkat. Fungsi sertifikasi dalam evaluasi
pembelajaran

sama

sekali

tidak

menggiring

pembelajar

untuk

meningkatkan kemampuan akademisnya, karena dia dilaksanakan
terakhir. Tujuannya hanya menyatakan status dan mendapatkan laporan
hasil belajar atau sertifikat.

3. Prosedur
Menurut Oemar Hamalik (2008 : 177 - 180)
Penetapan prosedur evaluasi pembelajaran berdasarkan fungsi, tujuan, dan
sasaran yang hendak dievaluasi. Ada beberapa bentuk atau teknik yang dapar
digunakan, ialah :
a. Studi Kasus
Studi kasus adalah suatu prosedur evaluasi dalam upaya mempelajari satu
orang siswa atau sekelompok siswa yang dijadikan sebagai kasus, dengan
cara menghimpun data atau informasi dari semua pihak yang terkait
dengan kasus tersebut dan dengan berbagai teknik pengukuran yang
relevan.
b. Inventories dan Questionaires
Inventories digunakan untuk menyelidiki mental, sikap dan kepribadian
siswa. Sedang questionnaires untuk mengetahui latar belakang siswa, dan
kedudukan sosial ekonominya.

Arniati (51995)

7

c. Observasi
Guru berinteraksi dengan siswa, baik di dalam kelas maupun di luar kelas
untuk memperoleh epidensi tentang siswa secara langsung dari murid itu
sendiri ataupun dari teman – temannya.
d. Anecdotal Records
Diambil dari kejadian – kejadian insidental (social adjustment dan
emosional adjustment), faktual, aktual tanpa interpretasi dan dibubuhi
perasaan – perasaaan yang dirasakan oleh guru, yang bersifat penting dan
bermakna dalam pertumbuhan / perkembangan siswa.
e. Wawancara (interview)
Merupakan alat bagi guru untuk menggunakan hubungan sehari – hari
dengan siswa, orang tua siswa, administrator dan lain – lain. Dengan
demikian guru dapat memperoleh keterangan mengenai : sikap, perasaan,
harapan dan hal – hal yang disukai siswa dan problem yang sedang
dihadapinya.
C.

Evaluasi Pendidikan
1. Pengertian
Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris
evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan
Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi
sebagai the process of delineating, obtaining, and providing useful
information for judging decision alternatives," Artinya evaluasi merupakan
proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang
berguna

Arniati (51995)

untuk

merumuskan

suatu

8

alternatif

keputusan.

2. Fungsi
Dalam http://muhammad-win-afgani.blogspot.com/2009/03/fungsievaluasi-pendidikan.html
Bagi pendidik, secara didaktik evaluasi pendidikan itu setidak-tidaknya
memiliki lima macam fungsi yaitu :
a. Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah
dicapai oleh peserta didiknya.
Di sini, evaluasi dikatakan berfungsi memeriksa (= mendiagnose), yaitu
memeriksa pada bagian-bagian manakah para peserta didik pada
umumnya mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran,
untuk selanjutnya dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara
pemecahannya. Jadi, di sini evaluasi mempunyai fungsi diagnostik.
b. Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi
masing-masing peserta didik ditengah tengah kelompoknya.
Dalam hubungan ini, evaluasi sangat diperlukan untuk dapat menentukan
secara pasti, pada kelompok manakah kiranya seorang peserta didik
seharusnya ditempatkan. Dengan kata lain, evaluasi pendidikan berfungsi
menempatkan peserta didik menurut kelompoknya masing-masing,
misalnya kelompok atas (= cerdas), kelompok tengah (= rata-rata), dan
kelompok bawah (= lemah). Jadi, di sini evaluasi memiliki fungsi
placement.
c. Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian
menetapkan status dalam kelompoknya.
Dalam hubungan ini, evaluasi pendidikan dilakukan untuk menetapkan,
apakah seorang peserta didik dapat dinyatakan lulus atau tidak lulus, dapat
Arniati (51995)

9

dinyatakan naik kelas ataukah tinggal kelas, dapat diterima pada jurusan
tertentu ataukah tidak, dapat diberikan bea siswa, ataukah tidak dan
sebagainya. Dengan demikian, evaluasi memiliki fungsi selektif.
d. Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi
peserta didik yang memerlukannya.
Berlandaskan pada hasil evaluasi, pendidik dimungkinkan untuk dapat
memberikan petunjuk dan bimbingan kepada para peserta didik, misalnya
tentang bagaimana cara belajar yang baik, cara mengatur waktu belajar,
cara membaca dan mendalami buku pelajaran dan sebagainya, sehingga
kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam proses
pembelajaran dapat diatasi dengan sebaik-baiknya. Dalam keadaan seperti
ini, evaluasi dikatakan memiliki fungsi bimbingan.
e. Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran
yang yang telah ditentukan telah dapat dicapai.
Di sini evaluasi dikatakan memiliki fungsi instruksional, yaitu melakukan
perbandingan antara Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang telah
ditentukan untuk masing-masing mata pelajaran dengan hasil-hasil belajar
yang telah dicapai oleh peserta didik bagi masing-masing mata pelajaran
tersebut, dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Adapun secara administratif, evaluasi pendidikan setidak-tidaknya memiliki
tiga macam fungsi yaitu :
a. Memberikan laporan.
Dalam melakukan evaluasi, akan dapat disusun dan disajikan laporan
mengenai kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mereka
mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Laporan
Arniati (51995)

10

mengenai perkembangan dan kemajuan belajar peserta didik itu pada
umumnya tertuang dalam bentuk Buku Laporan Kemajuan Belajar Siswa,
yang lebih dikenal dengan istilan Rapor (untuk peserta didik pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah), atau Kartu Hasil Studi
(KHS), bagi peserta didik di lembaga pendidikan tinggi, yang selanjutnya
disampaikan kepada orang tua peserta didik tersebut pada setiap catur
wulan atau akhir semester.
b. Memberikan bahan – bahan keterangan (data).
Setiap keputusan pendidikan harus didasarkan kepada data yang lengkap
dan akurat. Dalam hubungan ini, nilai-nilai hasil belajar peserta didik yang
diperoleh dari kegiatan evaluasi, adalah merupakan data yang sangat
penting untuk keperluan pengambilan keputusan pendidikan dan lembaga
pendidikan : apakah seorang peserta didik dapat dinyatakan tamat belajar,
dapat dinyatakan naik kelas, tinggal kelas, lulus ataukah tidak lulus, dan
sebagainya.
c. Memberikan gambaran.
Gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam proses
pembelajaran tercermin antara lain dari hasil-hasil belajar peserta didik
setelah dilakukannya evaluasi hasil belajar. Dari kegiatan evaluasi hasil
belajar yang telah dilakukan untuk berbagai jenis mata pelajaran misalnya,
akan dapat tergambar bahwa dalam mata pelajaran tertentu (misalnya
Bahasa Arab, matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) pada umumnya
kemampuan peserta didik masih sangat memprihatinkan. Sebaliknya,
untuk mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila dan Ilmu Pengetahuan
Sosial
Arniati (51995)

misalnya,

hasil

belajar
11

siswa

pada

umumnya

sangat

menggembirakan. Gambaran tentang kualitas hasil belajar peserta didik
juga diperoleh berdasar data yang berupa Nilai Ebtanas Murni (NEM),
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan lain-lain.

Menurut Muri Yusuf (2005 : 23)
Bahwa fungsi evaluasi pendidikan dalam kaitannya dalam pengambilan
keputusan sebagai penyedia informasi adalah untuk :
a. Perbaikan
Fungsi perbaikan merupakan salah satu benang merah yang terabaikan
selama ini. Para pengambil kebijakan atau pengelola lapangan lebih
banyak melihat kondisi momentum hasil evaluasi, terutama sekali pada
hasil belajar, namun sangat jarang yang menggunakan sebagai informasi
untuk perbaikan pendidikan
b. Pengendalian proses dan mutu pendidikan
Evaluasi pendidikan yang terfokus, terkendali, komprehensif dan terus
menerus dapat pula menyediakan informasi untuk mengendalian mutu
pendidikan, karena sesuatu yang salah dalam pelaksanaan dapat diperbaiki
dan dibetulkan dalam penyusunan rencana dan perbaikan kegiatan atau
dalam pertemuan – pertemuan lainnya.
c. Berbagai keputusan tentang peserta didik
Berdasarkan hasil evaluasi dimungkinkan memberikan berbagai keputusan
yang tepat kepada peerta didik, serta mengidentifikasi kondisi dan
kebutuhan tiap peserta didik dan selanjutnya menyesuaikan perencanaan
pembelajaran dengan kebutuhan mereka, menempatkan mereka alam

Arniati (51995)

12

kelompok belajar, penerapan nilai – nilai murid untuk tujuan seleksi, atau
pemahaman murid tentang kemajuan belajar yang dicapainya.
d. Akuntabilitas public
Pendidik secara moral mendapat mandate dari public unatuk membina dan
mengembangkan individu (peserta didik) seoptimal mungkin melalui
pendidikan sesuai denagn harkat dan martabatnya sebagai manusia.
e. Regulasi administrasi tentang sekolah
Tidak dapat diabaikan bahwa dengan informasi hasil evaluasi pendidikan
akan memberikan regulasi administrative. Seseorang pengambil kebijakan
dalam bidang pendidikan akan dapat mengatakan bagaimana bagusnya
system sekolah A, bagaimana disiplin guru di sekolah A dan bagaiman
fasilitas belajarnya. Demikian juga untuk sekolah lain dalam wilayahnya.
Pengambil kebijakan dalam mengambil keputusan tidak hanya sekadar
ngomong, tetapi bicara dengan data yang autentik dan benar
3. Prosedur Evaluasi
Dalam melaksanakan Evaluasi pendidikan hendaknya dilakukan secara
sistematis dan terstruktur. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya
bahwa evaluasi pendidikan secara garis besar melibatkan 3 unsur yaitu input,
proses dan out put. Apabila prosesdur yang dilakukan tidak bercermin pada 3
unsur tersebut maka dikhawatirkan hasil yang digambarkan oleh hasil
Evaluasi tidak mampu menggambarkan gambaran yang sesungguhnya terjadi
dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan
evaluasi pendidikan secara umum adalah sebagai berikut :

Arniati (51995)

13

a. Perencanaan (mengapa perlu Evaluasi, apa saja yang hendak dievaluasi,
tujuan Evaluasi, teknik apa yang hendak dipakai, siapa yang hendak
dievaluasi, kapan, dimana, penyusunan instrument, indikator, data apa saja
yang hendak digali.
b. Pengumpulan data ( tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya sesuai
dengan tujuan)
c. Verifiksi data (uji instrument, uji validitas, uji reliabilitas, dsb)
d. Pengolahan data ( memaknai data yang terkumpul, kualitatif atau
kuantitatif, apakah hendak di olah dengan statistic atau non statistik,
apakah dengan parametrik atau non parametrik, apakah dengan manual
atau dengan software (misal : SAS, SSPS)
e. Penafsiran data, ( ditafsirkan melalui berbagai teknik uji, diakhiri dengan
uji hipotesis ditolak atau diterima, jika ditolak mengapa? Jika diterima
mengapa? Berapa taraf signifikannya?) interpretasikan data tersebut secara
berkesinambungan dengan tujuan Evaluasi sehingga akan tampak
hubungan sebab akibat. Apabila hubungan sebab akibat tersebut muncul
maka akan lahir alternatif yang ditimbulkan oleh Evaluasi itu.
http://matematikaonline.ueuo.com/pendidikanmatematika.php?hal=6

Arniati (51995)

14

DAFTAR PUSTAKA
Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta. Bumi aksara.
Oemar Hamalik . 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara.
Muri Yusuf. 2005. Evaluasi Pendidikan. Padang. Universitas Negeri Padang.

Arniati (51995)

15