STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN KONFLIK sambas

Nama : Ika Nahdati Rahmah
NIM

: 16422160

Kelas : Sosiologi Pendidikan (C)

Buatlah latar belakang masalah dan rumusan masalah dalam bidang pendidikan yang terkait
dengan struktural fungsional dan struktural konflik !
1.

Struktural Fungsional
a. Latar Belakang Masalah
Gejala-gejala dan kondisi pendidikan tidak pernah dapat dilepaskan dari
sistem sosial. Khususnya pendidikan Islam dalam nilai-nilai sosial harus menciptakan
hubungan yang interaktif dan senantiasa menanamkan nilai-nilai sosial. Sedangkan
dalam menerapkan nilai-nilai sosial di masyarakat mengandung cara-cara edukatif
atau pendidikan. Pengelompokkan serta penggolongan yang terdapat di masyarakat
mempunyai peran, bentuk, serta fungsi, konsep-konsep tersebut dipakai sebagai
landasan dalam teori struktural fungsional. Pendidikan dalam era global saat ini juga
mempunyai peran yang sangat besar dalam membentuk struktur maupun stratifikasi

sosial. Di dalam struktural fungsional, manusia diperlakukan sebagai abstraksi yang
menduduki status dan peranan yang membentuk lembaga-lembaga atau struktur
sosial.
Peran pendidikan dalam teori struktural fungsional yaitu, pendidikan berperan
dalam kelompok-kelompok sosial di masyarakat dan pendidikan dalam peranan
masyarakat. Dalam kelompok sosial di masyarakat dengan peran pendidikan akan
menciptakan lingkungan kelompok masyarakat yang kondusif, rukun, damai, saling
menghormati, stabil, tertib, dan sebagainya. Sedangkan, dalam peranan masyarakat
pendidikan mempunyai sumbangsih yang cukup besar. Peranan yang ada di
masyarakat akan berjalandengan baik apabila seorang pemimpin memiliki ilmu atau
pendidikan yang memadai untuk melaksanakan perannya di masyarakat, guna
melakukan pengendalian masyarakat yang lebih baik.
Dengan begitu, lembaga pendidikan didorong untuk melakukan manajemen
transformatif, model, gaya kepemimpinan yang diharapkan dan diperlukan pada
zaman globalisasi saat ini dengan gaya kepemimpinan transformatif. Maka lembaga

pendidikan

seharusnya


mempunyai

indikator

dalam

mengimplementasikan

manajemen pendidikannya, yaitu Manajemen Pendidikan Mutu Berbasis Sekolah
yang menjadi konsep dan merefleksikan peran serta tanggung jawab masing-masing
pihak didalamnya. Pendidikan sejatinya merupakan proses guna mewujudkan
kualitas sumber daya manusia secara utuh agar dapat melaksanakan peran dalam
kehidupan kelompok maupun individual baik secara fungsional dan optimal. Teori
struktural fungsional yang menekankan pada prespektif keseimbangan dan
keharmonisan yang memusatkan pada integrasi sosial, stabilitas sosial, dan
konsensus nilai.
b. Rumusan Masalah
1) Apa saja perbedaan sikap dalam bersosialisasi siswa yang menuntut ilmu di
institusi sekolah dengan Islam Nahdatul Ulama dan Islam Muhammadiyah?
2) Bagaimana pola pikir siswa yang mendapatkan pendidikan agama dengan

pengaruh Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, dan tradisi lain yang melekat di
2.

masyarakat tempat tinggalnya?
Struktural Konflik
a. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat.
Menurut teori konflik, kehidupan sosial di masyarakat terdapat berbagai
bentuk pertentangan. Titik tumpu dari konflik sosial adalah kesenjangan sosial yang
terjadi dalam masyarakat karena bekerjanya lembaga itu karena keterpaksaan pada
cara-cara kekerasan, penipuan, dan penindasan. Teori konflik sendiri memiliki
perspektif yang berbeda dengan prespektif fungsional karena melihat kontribusi yang
positif kepada lembaga pendidikan dalam masyarakat. Teori konflik berpandangan
bahwa perubahan sosial terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang
berdampak pada perubahan dan menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda
dengan kondisi semula.

Teori konflik mempunyai implikasi pada pendidikan di masyarakat dan
strategi perencanaan antara lain : membebaskan kurikulum dari ideologi yang
mendominasi, menciptakan pendidikan yang tertib tanpa dipengaruhi struktur sekolah,
konflik dan eksploitasi,

kekuatan maupun kekuasaan yang dapat menciptakan

ketertiban sosial, serta mengembangkan pendidikan yang dapat membebaskan dan
memperjuangkan kelas secara terus menerus.
Dalam teori konflik sendiri, begitu nampak jelas didominasi oleh kaum borjuis
sebagai pemegang kendali maupun kebijakan dan keputusan, mereka dengan mudah
mendapatkan stratifikasi sosial dalam masyarakat, demikian pula yang terjadi dalam
bidang pendidikan. Dalam stratifikasi sosial dikenal adanya kelas bawah yang tidak
mempunyai dan memperoleh pendidikan dibandingkan dengan kelas menengah
maupun kelas atas. Realitanya bahwa pendidikan di Indonesia ditentukan oleh
penguasa, sehingga kebijakan untuk mendapatkan kesempatan dalam mengenyam
pendidikan dan keilmuan kurang atau bahkan tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan.
Dilihat dari sudut pandang struktural konflik bahwa setiap individu di dalam
kelas mempunyai perbedaan pendapat, kepentingan, dan keinginan yang dapat

memunculkan konflik. Kelas yang ada di sekolah berisi siswa dari multi kultur, multi
etnis, multi ras, multi gender, multi umur, dan multi tingkat kecerdasannya. Oleh
karena itu, sangat wajar apabila terjadi konflik dalam dunia pendidikan itu sendiri.
Konflik dalam dunia pendidikan khususnya di dalam kelas dapat berakibat positif dan
negatif.
Konflik dapat diciptakan, dikelola, dan bahkan dicegah. Konflik negatif di
kelas dapat menjadi positif manakala guru mampu mengelola konflik tersebut dengan
baik. Dengan melihat berbagai akibat atau pengaruh yang ditimbulkan dari teori
konflik dalam bidang pendidikan maka perlu untuk dilakukan penanganan maupun
pencegahan (tindakan preventif) agar konflik yang terjadi khususnyadi dalam kelas
tidak terjadi berlarut-larut.
b. Rumusan Masalah
1) Apa saja konflik positif yang terjadi di kelas?
2) Apa saja konflik negatif yang terjadi di kelas?
3) Bagaimana cara melakukan manajemen kelas yang baik agar tidak terjadi konflik
antarsiswa?
4) Bagaimana cara mengatasi konflik negatif apabila terjadi di dalam kelas?