IDENTIFIKASI KANDUNGAN DAN KADAR PEMANIS

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA BAHAN MAKANAN

IDENTIFIKASI KANDUNGAN DAN KADAR PEMANIS BUATAN
SIKLAMAT DALAM JAMU GENDONG

NAMA KELOMPOK

: ANDI AKBAR
(H31113309)
ST NURFAJRIANI
(H31113310)
DIANA SANDA SALU (H31113311)
KELOMPOK
:8
HARI/ TANGGAL PERCOBAAN : JUMAT/ 22MEI 2015

LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Makananyang dikonsumsisetiaphariakandimetabolismeolehtubuhdan akan
memberikanefek

kesehatanbagi

tubuh.Denganmengkonsumsi

bergiziakanmampumemberikanefek

makananyang

yangbaikbagitubuh.Sementaradengan


mengkonsumsimakananyang tidak mengandungnilaigiziakanmemberikanefek yang
tidakbaikbagitubuh.
Dalam mengkonsumsi makanan setiap harinya dibutuhkan gizi yang
seimbang agartubuhbisa tetapsehat.Terkadang,meskipunsudah memenuhisyarat
makanan empat sehat lima sempurna masih saja gizi yang terkandung dalam
makananempat sehat limasempurnatersebut masih kurang. Untuk bisamemberikan
kebutuhangiziyang

tercukupidandemimenjagakontinuitaskesehatantubuh,

masyarakat biasanya mengkonsumsi tambahan suplemen. Suplemen merupakan
suatutambahanmultivitaminyang
bentukcair

bisa

berupatablet,serbuksachet,ataudalam

(minuman).Pengkonsumsiansuplemenbagimasyarakatkotabiasanya


dilakukan setelah makan dan sebelum tidur. Bagi masyarakat yang berada di
pedesaan,

keberadaansuplemensangatlahasing,yang

bisamencukupikebutuhangizidanmenjaga

mampumerekalakukanuntuk

kontinuitaskesehatannyaadalahdengan

menggantisuplemen dengan obat-obatan tradisional seperti jamu. Jamu memiliki
banyak variasi, dengan berbagai rasa dan berbagai khasiat. Sebagian jamu
mengandung pemanis, baik pemanis alami maupun pemanis buatan. Pemanis buatan
ditambahkan dalam suatu makanan atau minuman, karena sifatnya yang 30 kali

lebih manis dari pemanis alami. Berdasarkan latar belakang di atas, maka
dilakukanlah percobaan ini.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1


Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah mengetahui dan mempelajari cara

mengidentifikasi kandungan pemanis siklamat dalam bahan makanan, serta
menghitung kadar pemanis siklamat tersebut.
1.2.2

Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kandungan pemanis siklamat dalam jamu gendong
2. Menghitung kadar pemanis siklamat dalam jamu gendong
1.3 Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah mengidentifikasi kandungan pemanis
siklamat dalam jamu gendong dengan cara mengadsorpsi zat warnanya, kemudian
direaksikan dengan HCl, BaCl2, disaring, kemudian ditambahkan dengan natrium
nitrit dan dipanaskan sampai terbentuk endapan putih yang menandakan adanya
siklamat, serta menghitung kadarnya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pemanis

buatan

merupakan

bahan

tambahan

pangan

yang

dapat

menyebabkan rasa manis pada pangan, tetapi tidak memiliki nilai gizi. Bahan

pemanis ini adalah hasil buatan manusia, oleh karena itu bahan tersebut tidak
diproses secara alamiah. Pemanis buatan yang telah dikenal dan banyak digunakan
adalah sakarin dan siklamat. Pedagang kecil dan industri seringkali menggunakan
pemanis buatan karena dapat menghemat biaya produksi (Fithriyah, 2014).
Makanan dan minuman

menjadi salah satu contoh produk yang

mencampurkan pemanis buatan. Dalam produk industri ini, takarannya harus sesuai
dengan syarat yang berlaku menurut Standar Nasional Indonesia. Pemanis buatan
yang tidak sesuai syarat pemakaian dalam makanan dan minuman industri menjadi
salah satu masalah keamanan pangan(Fithriyah, 2014).
Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak
berfungsi sebagai sumber energi. Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki
penyakit kencing manisbiasanya mengkonsumsi pemanis buatan sebagai pengganti
pemanis alami. Contoh pemanis buatan yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium
siklamat, kalsium siklamat, aspartam dan dulsin. Pemanis buatan memiliki tingkat
kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami(Fithriyah, 2014).
Siklamat terdapat dalam bentuk kalsium dan natrium siklamat dengan tingkat
kemanisan yang dihasilkan kurang lebih 30 kali lebih manis daripada gula pasir.

Makanan dan minuman yang sering dijumpai mengandung siklamat antara lain es
krim, es putar, selai, saus, es lilin, jamu dan berbagai minuman fermentasi. Beberapa

negara melarang penggunaan siklamat karena diperkirakan

mempunyai efek

karsinogen(Fithriyah, 2014).
Menurutperaturanmenterikesehatan
diantarasemuapemanisbuatanhanya
Pemanisbuatanyang

RI

Nomor208/Menkes/Per/IV/1985

beberapayang

diizinkanpenggunaannya.


dimaksudadalahsakarin,siklamatdanaspartamdengan

jumlahyangdibatasi dengan dosis tertentu, meskipunsakarindansiklamattergolong
dalambahantambahan

pangan

diizinkanolehpemerintah,namunkewaspadaanterhadap

yang
penggunaanjenis

pemanis

buatan tersebutperlu dilakukan, mengingattidak semua orangmengerti tentang
bahantambahanpangan,penggunaannya,danpengolahan.Berbagaiefek

negatifakan

muncul jikapenggunaan sakarin dan siklamat yangtidak sesuai aturanyangtelah

ditetapkan ditambahkan ke dalam suatu bahan makanan dan minuman(Lestari,
2011).
Siklamatmerupakanjenispemanisbuatanyangmemilikikemanisan30kalilebihm
anisdaripadasukrosa.

Siklamatpertamakaliditemukan

dengantidaksengajaolehMichaelSvedadariUniversity
berusahamensintesisobatantipiretikpada

ofIllinoissaat

tahun1937.Penggunaansiklamat

pada

awalnya hanya ditujukan untukindustriobat,yaituuntukmenutupi rasa pahitdari
zataktif
secara


obatsepertiantibiotikdanpentobarbital.Sejaktahun1950
luas

sebagai

pemanis

buatan

dan

siklamat

ditambahkan

ke

dikenal
dalam


pangandanminuman. Siklamat biasanyatersediadalam bentukgaram natrium dari
asam siklamat dengan rumus molekul C6H11NHSO3H (Lestari, 2011).
Dalammenentukan

berapa

siklamatharussesuaidenganbadanyang

batasmaksimumpenggunaansakarindan
berlaku.Organisasikesehatandunia

(WHO)telahmenetapkanbatas-batasyangdisebutADI(AcceptableDailyIntake)
ataukebutuhan per orang perhari.ADIdinyatakandalam mg/kg beratbadandan
didefinisikansebagaijumlahbahanyang dapatmasuktubuhsetiapharinya,
meskipun dicerna

setiap hari tetap bersifat aman dan tidak menimbulkan

gangguanpada

kesehatanatauefekkeracunandanresikolainnya.Untukkonsumsi

maksimumsiklamat

yangdiaturdalamADI

kebutuhanperorang

(AcceptableDailyIntake)atau

perhariadalah0-11mg

perberatbadanperhari.

Sementarakadarmaksimumsiklamat dalam minuman3gr/L (Lestari, 2011).
Siklamat

memunculkan

banyakgangguan

antaranyatremor(penyakitsaraf),

bagikesehatan,

di

migraindansakitkepala,kehilangan

dayaingat,bingung, insomnia, iritasi,asma, hipertensi,diare, sakitperut, alergi,
impotensidangangguan seksua, kebotakan, dan kankerotak.Hasil metabolisme
siklamat

yaitu

sikloheksilamin

yang

bersifatkarsinogenik.Olehkarena

itu,ekskresisiklamatdalamurindapat
tumordanmampumneyebabkanatropiyaitupengecilan

merangsang
testikular

dankerusakankromosom(Lestari, 2011).
Jamu merupakan minuman tradisional yang diramu khusus dari tumbuhan
tertentu untuk kesehatan manusia. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa
bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan dan kulit batang,
buah. Keberadaan jamu sudah ada sejak lama dan merupakan suatu warisan leluhur.
Dalam fungsinya bagi kesehatan jamu selain digunakan untuk menjaga kesehatan
juga digunakan untuk mencegah adanya penyakit dan mengobati penyakit yang
telah ada (Anonim, 2011).

Jamu bersifat khas dengan rasa pahitnya namun ada juga jenis jamu yang
rasanya tidak pahit seperti jamu manisan (legen) yang berasa manis, jamu
asam-jawa (kecutan) yang berasa masam, dan jamu kunir asam yang berasa masam.
Jamu-jamu yang berasa manis ini digunakan sebagai penawar setelah meminum
jamu-jamu yang berasa pahit dan biasanya juga dimanfaatkan sebagai penyegar oleh
anak-anak yang ikut mengkonsumsi jamu bersama orang tua mereka. Selain
kekhasan rasa pahit pada jamu, jamu juga khas dengan kenaturalan bahan-bahan
pembuatannya tanpa ada tambahan bahan-bahan kimia apapun. Dalam proses
pembuatannya pun, jamu diolahdengan cara tradisional yang sederhana yaitu diolah
dengan cara direbus (digodhog) dan kemudian diperas (Anonim, 2011).
Setiap penjual jamu berbeda-beda terhadap jamu yang dijualnya. Adapun
jenis jamu yang biasanya dijajakan adalah “kunir asam, brotowali, beras kencur,
cabe puyang, suruh, temulawak, kecutan, dan gepyokan/uyup-uyup/gebyur.” Jamujamu tersebut merupakan jamu buatan sendiri dan terkenal dengan sebutan
jamugendong karena dijjajakan dengan cara di gendong. Hampir semua penjual
jamu menyediakan seluruh jenis jamu ini. Masing-masing jenis jamu disajikan untuk
diminum tunggal atau dicampur satu jenis jamu dengan jenis yang lain. Penjual
jamu selain menyediakan jamu buatan sendiri juga menyediakan jamu serbuk atau
pil hasil produksi industri jamu. Jamu tersebut diminum dengan cara diseduh air
panas, kadang-kadang dicampur jeruk nipis, madu, kuning telur, dan selanjutnya
minum jamu kecutan atau kunir asam sebagai penyegar rasa (Anonim, 2011).
Penggunaan bahan tambahan pangan dalam apapun, baik makanan atau
minuman perlu diawasi bersama. Penggunaan bahan tambahan pangan mampu
memberikan dampak yang positif maupun negatif bagi kesehatan, tergantung dari

penggunaannya. Untuk bisa memberikan dampak yang positif dan mampu
mengambil banyak manfaat dari penggunaan bahan tambahan pangan, seseorang
harus mampu mengetahui bahan tambahan pangan secara lebih dalam. Meskipun
banyak penggunaan bahan tambahan pangan yang sudah diperbolehkan yaitu dalam
batas atau kadar tertentu, penyelewengan penggunaan bahan tambahan pangan
masih bisa dilakukan (Anonim, 2015).

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sampel (jamu gendong),
akuades, HCl 10 %, BaCl210 %, NaNO210 %, karbonaktif, sabun cair, dan tissue
roll.
3.2 Alat Percobaan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas kimia 250
mL,Erlenmeyer 100 mL, gelas ukur 50 mL, penangas air, bunsen, kaki tiga, kasa,
corong, pipet tetes, cawan petri, batang pengaduk, sendok tanduk, neraca digital,
desikator, dan sikat tabung.
3.3 Prosedur Percobaan
50 mLsampel dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 mLdan diencerkan
dengan

akuades

dengan

perbandingan

1

:

1,

kemudian

ditambahkansepucuksendokkarbonaktifuntukmenghilangkan

warna

kemudiansampel

dengan10mLHCl10

disaring,

filtratnyaditambahkan

sampel,

%,ditambahkandengan 10 mLBaCl210 %,lalu dikocok. Didiamkan selama 30 menit,
disaring dengan kertas saring Whatmann No. 42,filtratnya ditambahkan dengan10
mLnatriumnitrit

10%.Larutan

dipanaskandi

atas

penangasair.

Apabilatimbulendapanputih, menunjukkan adanya siklamat. Endapan yang diperoleh
disaring, dicuci dengan air, lalu dikeringkan dalam desikator, kemudian ditimbang.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
Berat kertas saring kosong

= 1,2587 g

Berat kertas saring + endapan = 1,6681 g
Berat endapan

_

= 0,4094 g

Menghitung Kadar Siklamat
Berat endapan ~ bobot BaSO4
Kadar siklamat =
=

Bobot BaSO4
x 0,8621
Bobot sampel
0, 4094 g
x 0,8621
0,05 L

= 7,0588 g/L
4.2 Reaksi

4.3 Pembahasan
Percobaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menghitung kadar
kandungan pemanis siklamat dalam jamu gendong, yang dilakukan dengan cara,
pertama-tama sampel jamu gendong diencerkan dengan perbandingan 1 : 1
menggunakan akuades bertujuan untuk menghidrolisis Na-Siklamat menjadi ion Na +

dan ion siklamat sehingga akan lebih mudah sampel bereaksi dengan reagen yang
akan direaksikan.Kemudian ditambahkan dengan karbon aktif lalu disaring yang
bertujuan untuk menghilangkan zat warna pada sampel sehingga pengamatan
dengan reagen yang lain dapat diamati dengan baik. Kemudian filtrat yang
dihasilkan ditambahkan dengan 10 mL HCl 10 % yang bertujuan untuk
mengasamkan larutan. Larutan dibuat dalam keadaan asam agar reaksi yang akan
terjadi dapat lebih mudah beraksi. Kemudian ditambahkan dengan 10 mL BaCl 2
10 % yang bertujuan untuk mengendapkan pengotor-pengotor yang ada dalam
larutan, seperti adanya ion karbonat.Kemudian ditambahkan dengan 10 mL NaNO 210 % yang bertujuan untuk memutuskan ikatan sulfat dalam siklamat, ketika ikatan
sulfat telah diputus maka ion Ba2+ akan bereaksi dengan ion sulfat dan menghasilkan
endapan barium sulfat (BaSO4).
Endapan barium sulfat yang didapat dianalogkan dengan besarnya siklamat
yang ada. Hal ini dikarenakan dalam mekanismenya siklamat yang bereaksi sama
dengan barium sulfat yang didapat. Dengan kata lain 1 mol siklamat sama dengan 1
mol barium sulfat. Gas nitrogen yang dihasilkan dari reaksi dapat diketahui dengan
bau yang menyengat ketika proses pemanasan, endapan putih yang dihasilkan dari
reaksi menunjukkanpositif adanya siklamat dalam sampel jamu gendong tersebut.
Kadar maksimum siklamat yang diperbolehkan dalam suatu bahan makanan
khususnya untuk minuman adalah 3 g/L, namun sampel jamu gendong yang
diujikan memiliki kadar siklamat sebesar 7,0588 g/L, hal ini menunjukkan bahwa
kadar siklamat dalam jamu gendong tersebut melebihi ambang batas sampai dua kali
lipat yang diperbolehkan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:
1. Sampel jamu gendong yang diujikan terbukti mengandung pemanis
siklamat.
2. Kadar pemanis siklamat sampel jamu gendong adalah sebesar 7,0588
g/Lmenandakan kadar siklamat melebihi ambang batas 2 kali lipatnya.
5.2 Saran
Saran untuk laboratorium adalah agar kebersihan laboratorium lebih
diperhatikan lagi, manajemen peralatan dan bahan lebih diperhatikan lagi, lemari
asam yang ada sebaiknya selalu dinyalakan, agar keselamatan praktikan ketika
bekerja di lemari asam lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011, “Jamu”, (online)http://id.wikipedia.org/wiki/Jamu, Diakses 22Mei
Pukul 22.00 WITA .
Anonim,
2015,
“PemanisBuatan”,
(online)http://hnz11.wordpress.com/
2009/05/27/siklamat/, Diakses 20 April Pukul 22.00 WITA.
Fithriyah, A., 2014, (online) http://analisis/zat/pemanis/Sakarin/dan/Siklamat_
Environmental/Health, Diakses 22Mei Pukul 22.00 WITA .
Lestari, D., 2011, Analisis AdanyaKandungan Pemanis Buatan (Sakarin
danSiklamat) padaJamuGendong di PasarGubug Grobogan, Institut Agama
Islam Negeri Walisongo, Semarang.

LEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 25 Mei 2015,
Koordinator Praktikum,

Mahdalia Anis, S.Si
NIP. 197508261996012001
Praktikan,

Praktikan,

Praktikan,

ANDI AKBAR ST NURFAJRIANIDIANA SANDA SALU
NIM. H311 13 309
NIM. H311 13 310
NIM. H311 13 311
Lampiran 1. Bagan Kerja
a. Kualitatif
50 mL Sampel

Endapan

Endapan

-

Dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 mL

-

Diencerkan dengan akuades dengan perbandingan 1 : 1

-

Ditambahkan sepucuk sendok karbon aktif

-

Disaring
Filtrat
-

Ditambahkan dengan 10 mL HCl 10 %

-

Ditambahkan dengan 10 mL BaCl2 10 %, lalu dikocok

-

Didiamkan selama 30 menit

-

Disaring dengan kertas saring Whatmann No. 42

Filtrat
-

Ditambahkan dengan 10 mL natrium nitrit 10 %

-

Dipanaskan di atas penangas air, jika terdapat endapan putih
maka menandakan adanya siklamat.

Hasil

b. Kuantitatif
50 mL Sampel

Endapan

Endapan

-

Dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 mL

-

Diencerkan dengan akuades dengan perbandingan 1 : 1

-

Ditambahkan sepucuk sendok karbon aktif

-

Disaring
Filtrat
-

Ditambahkan dengan 10 mL HCl 10 %

-

Ditambahkan dengan 10 mL BaCl2 10 %, lalu dikocok

-

Didiamkan selama 30 menit

-

Disaring dengan kertas saring Whatmann No. 42

Filtrat
-

Ditambahkan dengan 10 mL natrium nitrit 10 %

-

Dipanaskan di atas penangas air, jika terdapat endapan putih
maka menandakan adanya siklamat.

Filtrat

Disaring

Endapan
-

Dimasukkan ke dalam desikator hingga kering

-

Ditimbang

Hasil

Lampiran 3. Perhitungan
1. Pembuatan Larutan HCl 10 %
M1 = 32 %
M2 = 10 %
V2 = 50 mL
M1 . VI = M2 . V2
32 . V1 = 10 . 50
32 V1

= 500

V1

= 500/32 = 15,6 mL

2. Pembuatan Larutan BaCl2 10 %
% = 10 %
Mr = 127 g/mol
ρ

= 3,917 g/mL

V = 0,02 L
M =
g

ρ . %. 10
3,917 .10. 10
=
= 3,1 M
Mr
127

= Mr . n = Mr . M . V= 127 . 3,1 . 0,02= 7,87 g

3. Pembuatan Larutan NaNO2 10 %
% = 10 %
Mr = 68 g/mol
ρ

= 2,168 g/mL

V = 0,02 L
M =

ρ . %. 10
2,168 .10. 10
=
= 3,2 M
Mr
68

g

= Mr . n = Mr . M . V = 68 . 3,2 . 0,02 = 4,35 g