MAKALAH MANAJEMEN SEKOLAH TUGAS DAN PERA

MAKALAH MANAJEMEN SEKOLAH
TUGAS DAN PERAN GURU DALAM MANAJEMEN SEKOLAH

Disusun oleh:
WILDAN NUR YAMANI

(6101413001)

IRVAN SANTOSO

(6101413030)

MUHAMMAD ADISURYA

(6101413034)

YULINAR RIZQI PRASETYA AJI

(6101413039)

FARID KHOIRUM MIZAN ABDILLA


(6101413045)

ROMBEL 38 MANAJEMEN SEKOLAH TAHUN 2014/2015

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena
atas limpahan Rahmat, Ridho dan Hidayat-Nya kami dapat menyusun makalah manajemen
sekolah ini dan dapat terselesaikan dengan baik dan benar. Makalah yang kami susun akan
membahas tentang “Tugas dan Peran Guru dalam Manajemen Sekolah”.
Makalah ini kami susun setelah kami melakukan diskusi kelompok dan beberapa
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Tak lupa
kami ucapkan juga terima kasih pada dosen pengampu Ibu Sony Zulfikasari atas bimbingan,
motivasi dan ilmu yang telah diberikan kepada kami sebagai bekal kami dalam menyusun
makalah ini.
Kami sadar masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu

kami berharap pada para pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik dan saran kami harapkan untuk kesempurnaan penyusunan makalah
di selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Semarang, November 2014

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Guru merupakan bagian penting dalam proses belajar mengajar. Lembaga sekolah
tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada guru dalam
system manajemen sekolah. Guru menjadi sosok penting karena darinyalah para siswa
mendapatkan ilmu, mengetahui hal-hal baru dan mendapatkan pengetahuan yang terjamin
mutunya. Dikarenakan sifatnya yang harus memiliki pengetahuan luas dan keahlian dalam
bidangnya maka tidak semua orang bisa menjadi guru di sekolah. Profesi guru diperoleh
melalui pembelajaran khusus. Guru di sekolah hendaknya memiliki kemampuan untuk
mengatur segala sesuatu dalam kegiatan mengajar yang menjadi tanggung jawabnya. Dia

harus bisa mejadi manager di dalam kelas untuk mengkondisikan suasana kelas senyaman
mungkin untuk belajar. Dia juga harus mengerti keadaan psikologis tiap orang anak didiknya
sehingga tidak terjadi ketidak merataan pelajaran yang diterima akibat perbedaan kemampuan
yang dimiliki siswa-siswanya. Guru juga harus memiliki tingkat disiplin tinggi dan
profesionalisme dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik.
Guru sebagai pihak yang berkepentingan secara operasional dan mental harus
dipersiapkan dan ditingkatkan profesionalnya, karena hanya dengan demikian kinerja mereka
dapat efektif, Apabila kinerja guru efektif maka tujuan pendidikan akan tercapai. Yang
dimaksud dengan profesionalisme disini adalah kemampuan dan keterampilan guru dalam
merencanakan, melaksanakan pengajaran dan keterampilan guru merencanakan dan
melaksanakan evaluasi hasil belajar siswa.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana tugas guru dalam profesi?
b. Bagaimana peran guru dalam pengadministrasian?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui tugas guru dalam profesi
b. Untuk mengetahui peran guru dalam pengadministrasian
1.4 Manfaat
a. Memberikan informasi tentang tugas guru dalam profesi
b. Memberikan informasi tentang peran guru dalam pengadministrasian


BAB II
ISI
2.1 Tugas Guru dalam Profesi

Guru berada di posisi garda terdepan dan sentral dalam pelaksanaan proses
pengajaran yang dibutuhkan keprofesionalan dalam menjalankannya. Guru professional akan
dapat menyelenggarakan PBM (proses belajar mengajar) yang bersih dan menyenangkan,
sehingga dapat mendorong kreativitas pada diri siswa. Guru professional dituntut memiliki
kode etik, yaitu norma tertentu sebagai pegangan yang diakui serta dihargai oleh masyarakat.
Kode etik merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku yang dijunjung tinggi oleh
setiap anggotanya. Guru memiliki otonomi khusus, dapat mengatur diri sendiri, memiliki
sikap mandiri dalam melaksanakan tugas. Guru membuat keputusan dan dapat
mempertanggungjawabkan keputusan tersebut.
Menurut Tilaar (1999) memasuki abad 21 pendidikan akan mengalami pergeseran
paradigm yang meliputi:
a. Dari belajar terminal ke belajar sepanjang hayat.
b. Dari belajar berfokus penguasaan pengetahuan ke belajar holistic.
c. Dari citra hubungan guru murid yang bersifat konfrontatif ke citra hubungan
kemitraan.

d. Dari pengajar yang menekankan pengetahuan skolastik (akademik) ke penekanan
keseimbangan focus pendidikan nilai.
e. Dari kampanye melawan buta aksara ke kampanye buta teknologi budaya dan
computer.
f. Dari penampilan guru yang terisolasi ke penampilan dalam tim kerja.
g. Dari konsentrasi eksklusif ke orientasi kerjasama.
Kutipan diatas menunjukkan tantangan yang harus dihadapi guru untuk menghasilkan
sumberdaya manusia generasi yang akan datang sebagai generasi yang berkualitas.
Profesionalisme bukan sekedar menguasai teknologi dan manajemen tetapi lebih
merupakan sikap, pengembangan profesionalisme lebih dari seorang teknisi, bukan hanya
memiliki ketrampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang sesuai dengan yang
dipersyaratkan.
Dikatakan bahwa untuk menjadi professional seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal:
a.
b.
c.
d.
e.

Guru mempunyai komitmen pada siswa dan PBM.

Guru menguasai secara mendalam mata pelajaran yang diajarkan.
Guru bertanggungjawab memantau hasil belajar melalui berbagai cara evaluasi.
Guru mampu berpikir sistematis.
Guru seyogianya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan
profesinya.

Jadi profesi sebagai suatu pekerjaan, mempunyai fungsi pengabdian pada masyarakat,
dan ada pengakuan dari masyarakat. Profesi membutuhkan ketrampilan khusus yang
dipelajari dalam jangka waktu yang panjang melalui pendidikan, pelatihan, dan
pembelajaran. Profesi memiliki kode etik khusus yang apabila dilanggar akan diberikan
sangsi kepada yang melanggar. Pofesional berarti sifat atau orang. Perofesional menunjuk
pada dua hal, yaitu orang yang menyandang suatu profesi, misalnya dia seorang professional,
dan kedua penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan. Istilah professional
dikontraskan dengan non professional atau amatiran.
2.1.1

Peran Guru dalam Manajemen Kelas
Peran guru dalam manajemen kelas yang antara lain meliputi guru sebagai pengajar,

pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, perencana, supervisor, motivator, dan

konselor. Sebagai pengajar guru harus bisa menyampaikan pelajaran dengan baik untuk
mencapai tujuan belajar sehingga peserta didik memahami materi yang disampaikan oleh
gurunya. Guru hendaknya bisa menjadi teladan bagi anak didiknya baik di dalam maupun di
luar sekolah. Guru yang berperilaku baik akan lebih disegani oleh anak-anak didiknya,
perkataanya akan lebih didengar dibandingkan dengan guru yang prilakunya buruk.
Guru hendaknya memahami suasana kelas di mana dia mengajar. Dia harus tahu
kapan harus memposisikan diri sebagai seorang pemimpin, kapan dia harus bersikap sebagai
motivator(pemberi semangat), kapan dia hanya sebagai pengawas (supervisor) dan kapan dia
harus ikut serta dalam kegiatan anak didiknya. Kadang seorang guru juga harus siap menjadi
tempat curhat anak-anak didiknya (konselor) dan kemudian memberikan solusi.
Dari hasil riset yang digelar sekitar tahun 1980-an hingga tahun 1990-an, secara
ringkas dapat dijelaskan mengenai factor mayor atau area keterampilan terpaut dengan
manajemen kelas yang efektif. Kelima factor meliputi :
a. Pengembangan solidaritas pemahaman personal atau psikologis siswa dan
kebutuhan-kebutuhan belajar.
b. Pemapanan hubungan positif antara guru dan siswa serta antar siswa untuk
membantu menemukan kebutuhan dasar psikologi siswa.
c. Pengimplementasian metodologi pengajaran yang memfasilitasi belajar optimal
dengan jalan memberi respon kebutuhan-kebutuhan akademik siswa dan
kelompok.


d. Penggunaan

metode

organisasi

dan

pengelolaan

kelompok

dan

dapat

memaksimalkan perilaku tugas siswa.
e. Penggunaan metode-metode konseling dan penataan perilaku yang diperluas
2.1.2


untuk membantu siswa yang tidak tepat dalam menjawab soal-soal ujian.
Peran Guru sebagai Manajer Kelas
Hampir seluruh hasil survey mengenai keefektifan guru melaporkan bahwa

keterampilan manajemen kelas menduduki posisi primer dalam menentukan keberhasilan
proses pembelajaran yang diukur dari efektivitas proses belajar siswa atau peringkat yang
dicapainya. Guru kelas seyogyanya adalah manajer kelas. Dia bertugas merencanakan,
mengorganisasi dan memimpin dan mengevaluasi murid-murid di kelasnya. Manajer kelas
melakukan perencanaan peningkatan kapasitas, bukan hanya menyampaikan materi pelajaran.
Tujuan manajemen kelas adalah mengubah atau mentransformasi sumber daya manusia
(murid) menjadi sumber daya manusia yang mampu mencapai tujuan kelas secara sinerjik,
kompetitif dan berkesinambungan.
2.1.3

Tugas Guru dalam Manajemen Perilaku Siswa
Dalam keseharian tugas dinasnya bahwa siswa paling banyak berhubungan dengan

guru dan demikian juga sebaliknya merupakan perwajahan sekolah yang dapat dilihat dengan
mata telanjang. Dalam menjalankan tugasnya sebagi seorang tenaga pengajar, guru akan

sering berhadapan langsung dengan siswa yang mana setiap siswa memiliki karakteristik
yang berbeda antara satu dengan yang lain. Guru akan menemui anak yang memiliki
kemampuan akademik tinggi, sedang, atau rendah. Guru juga akan mendapati anak yang
kuat, sedang, atau lemah fisiknya yang kesemuanya itu membutuhkan perhatian yang
berbeda-beda.
Biasanya siswa yang bermasalah manjadi beban tersendiri bagi seorang guru karena
dia dituntut harus mampu mengatasinya, maka tak jarang kita menemui beberapa kekerasan
dalam sekolah yang dilakukan oleh guru-guru yang amatiran atau tidak professional.
Beberapa factor yang biasanya menyebabkan anak berperilaku buruk adalah factor sosial,
ekonomi, cultural, agama, jenis kelamin, ras, tempat tinggal, perbedaan potensi kognitif,
kesehatan, kebiasaan hidup dan lain-lain. Dari sekolah sendiri memiliki beberapa factor yang
dapat menyebabkan siswa berperilaku buruk seperti letak sekolah yang dekat dengan
keramaian, tenaga pengajar yang tidak memadai, terlalu banyak pungutan dan lain-lain. Ini
berarti ada tantangan serius bagi sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif. Pertama,

memperkuat konerja dan misi akademik sekolah. Kedua, menetapkan tata aturan dan
prosedur disiplin yang jelas dan standar, serta mengikat semua anak didik. Ketiga,
melembagakan dan memberi keteladanan mengenai norma-norma etik yang menjadi
pemandu hubungan antar subjek di lingkungan sekolah.
2.2 Peran Guru dalam Pengadministrasian

Administrasi sarana dan prasarana merupakan dua hal yang penting dalam proses
belajar mengajar di sekolah yang meliputi keseluruhan proses pengadaan, pendayagunaan,
dan pengawasan prasarana dan peralatan yang digunakan untuk menunjang pendidikan agar
tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efisien. Dan dalam hubunganya dengan
pengadministrasian, guru dapat berperan sebagai berikut:
a. Pengambilan inisiatif, pengarah dan penilaian kegiatan-kegiatan pendidikan. Hal ini
berarti guru turut serta memikirkan kegiatan-kegiatan pendidikan yang direncanakan
serta nilainya.
b. Wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah guru menjadi anggota
masyarakat guru harus mencerminkan suasana dan kemauan masyarakat dalam arti
yang baik.
c. Orang yang ahli dalam mata pelajaran. Guru bertanggungjawab untuk mewariskan
kebudayaan kepada generasi muda yang berupa pengetahuan.
d. Penegak disipli, guru harus menjaga agar tetrcapai suatu disiplin.
e. Pelaksana administrasi pendidikan, disamping menjadi pengajar,

gurupan

bertanggung jawab akan kelancaran pendidikan dan harus mampu melaksanakan
kegiatan-kegiatan administrasi.
f. Pemimpn generasi muda, masa depan generasi muda terletak di tangan guru. Guru
berperan sebagai pemimpin mereka dalam mempersiapkan diri untuk menjadi anggota
masyarakat yang dewasa.
g. Penerjemah kepada masyarakat, artinya guru berperan untuk menyampaikan segala
perkembangan kemajuan dunia sekitar pada masyarakat, khususnya masalah-masalah
pendidikan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari pembahasan di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa profesi guru adalah
profesi yang membutuhkan waktu cukup lama untuk mempelajarinya dan tidak semua orang
bisa begitu saja diterima menjadi seorang guru. Profesionalisme dibutuhkan agar apa yang
diajarkan oleh guru tidaklah seenak dan semau guru itu sendiri namun sesuai dengan
kurikulum yang telah ditetapkan dengan memperhatikan faktor-faktor seperti psikologi
peserta didik, kemampuan peserta didik, norma-norma yang berlaku di masyarakat dan lainlain.
Guru menjadi tulang punggung dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Guru
menjadi bagian organisasi kependidikan yang paling sering berinteraksi secara langsung
dengan peserta didik sehingga perilaku dan tindakannya haruslah baik karena menjadi
contoh.

Begitulah seharusnya

guru profesional.

Guru profesional harus

mampu

memposisikan dirinya di dalam kelas. Dia harus mampu menjadi pemimpin, motivator,
supervisor, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, perencana, dan konselor sesuai
situasi.