HAKEKAT WAWASAN NUSANTARA DAN KETAHANAN
1
HAKEKAT WAWASAN NUSANTARA DAN KETAHANAN NASIONAL
DALAM MEMPERKOKOH INTEGRASI NASIONAL
1.
Latar Belakang .
Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah
wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Kedaulatan
Negara RI meliputi kesatuan wilayah daratan, laut dan udara terutama karena
Indonesia merupakan Negara
kepulauan.
Konsep dasar wilayah negara
kepulauan telah diletakkan melalui Deklarsi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi
tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah
melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia.Laut
Nusantara bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi sebagai pemersatu bangsa
Indonesia yang disikapi sebagai wilayah kedaulatan mutlak Negara Kesatuan
Republik
Indonesia.
Bangsa
Indonesia
secara
eksplisit
mempunyai
cara
bagaimana ia memandang tanah airnya beserta lingkungannya. Cara pandang itu
biasa dinamakan wawasan nasional. Wawasan Nasional Indonesia yang hidup
diwilayah geografi berciri khas kepulauan. Wawasan ini adalah Wawasan
Kebangsaan yang merupakan salah satu sarana perekat, motivasi dan dorongan
untuk bersatu membangun bangsa dan negara. Wawasan Kebangsaan bagi setiap
negara berbeda-beda latar belakang pola pikirnya.
Wawasan Nusantara tersebut, dijabarkan lebih kontekstual menjadi
Ketahanan Nasional Indonesia, oleh sebab itu Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional dijadikan bagian integral dari pola dasar pembangunan nasional.
Dihilangkannya Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dari GBHN 1999 –
2004 dan Propenas 2000-2004 serta dimunculkannya visi dan misi pembangunan
nasional pada RPJPN 2005- 2025 dan RPJMN 2009 – 2014 memerlukan
pendalaman lebih lanjut.
Hilangnya Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dari GBHN 19992004 dapat merubah pola pikir, pola sikap dan pola tindak para penyelenggara
negara dan masyarakat terhadap implementasi Wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional. Indikatornya antara lain mencairnya persatuan-kesatuan
bangsa, keuletan dan ketangguhan bangsa dalam menghadapi dinamika
perubahan yang serba cepat. Maraknya semangat kedaerahan ketika otonomi
2
daerah yang dilaksanakan cenderung salah kaprah dan kontra produktif.
Dampaknya
ada kecenderungan pihak tertentu, tanpa sadar meniadakan hasil
perjuangan para pendahulu dalam mewujudkan kesatuan kewilayahan, politik,
hukum, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan-keamanan yang diamanatkan oleh
Wasantara . Beberapa fenomena seperti bangkitnya aspirasi separatisme dan
meluasnya konflik horisontal memperlemah kadar ketahanan nasional Indonesia.
Bila kecenderungan ini tidak segera dikembalikan kepada makna hakiki persatuankesatuan bangsa, dengan berbagai upaya penyadaran kembali semangat
kebangsaan melalui implementasi Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
sesuai makna hakikinya, tidak mustahil bangsa Indonesia dapat bercerai berai.
Wawasan
nusantara
sebagai
pengejawantahan
falsafah
Pancasila
dan UUD 1945 dalam wadah negara Republik Indonesia. Aktualisasi pelaksanaan
wasantara
akan
terwujud
dalam
terselenggaranya
ketahanan
nasional
Indonesia yang senantiasa harus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman.
Ketahanan nasional itu akan dapat meningkat jika ada pembangunan yang
meningkat,dalam "koridor" wasantara.
2.
Rumusan masalah.
Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang berbhineka, negara
Indonesia memiliki unsur – unsur kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya
terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya akan sumber
daya alam (SDA). Sementara kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan
keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa, satu
negara dan satu tanah air. Yang
menjadi
permasalahan
adalah
bagaimana
mengaktualisasikan implementasi Wawasan Nusantara sebagai cara pandang
bangsa dan Ketahanan Nasional sebagai piranti penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Penulisan ini akan mengkaji
permasalahan, yaitu apa hakekat Wawasan Nusantara sebagai basis dalam
memperkokoh Wawasan Nasional dan Integrasi Nasional.
3.
Pengertian Wawasan Nusantara.
Kata wawasan berasal dari kata “wawas” ( bahasa Jawa ) yang berarti
melihat atau memandang. Jika ditambah dengan akhiran –an maka secara harfiah
berarti cara penglihatan, cara tinjau, cara pandang. Nusantara adalah sebuah kata
3
majemuk
yang
diambil
dari
bahasa
Jawa
Kuno
yakni nusa yang berarti pulau, dan antara artinya lain.Wawasan nasional suatu
bangsa dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan geopolitik yang dianutnya.
Pengertian wawasan nusantara berdasarkan ketetapan majelis permusyawarahan
rakyat tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN adalah Wawasan nusantara yang
merupakan wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan
UUD 1945 adalah cara pandang dan sikap bangsaIndonesia mengenai diri dan
lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional. Adapun Wawasan Nusantara
mencakup dalam berbagai bidang , diantaranya adalah
a.
:
Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik,
dalam arti bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan
kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan
kesatuan matra seluruh bangsa serta menjadi modal dan milik bersama
bangsa dan Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa
dan negara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju
tujuannya.
b.
Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Ekonomi,
dalam arti bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif
adalah modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup seharihari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air. Kehidupan
perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan
ekonomi
yang
diselenggarakan
sebagai
usaha
bersama atas asas
kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
c.
Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial dan
Budaya, dalam arti bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan
bangsa harus merupakan kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya
tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang, serta
adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan
bangsa.
d.
Perwujudan
Kepulauan
Nusantara
sebagai
Satu
Kesatuan
Pertahanan Keamanan, dalam arti bahwa ancaman terhadap satu pulau atau
satu daerah pada
hakekatnya merupakan ancaman terhadap seluruh
4
bangsa dan negara. Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban
yang sama dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.
4.
Analisis Pemecahan Masalah
Posisi
Geografis
dan
kemajemukan
bangsa
Indonesia
membawa
konsekuensi bagi ,bangsa Indonesia, wilayah Indonesia yang berupa kepulauan
yang 2/3 luas wilayahnya adalah lautan dan beberapa diantaranya masih belum
jelas batasnya dengan wilayah negara tetangga serta bagaimana dengan wilayah
Indonesia yang berada di perbatasan atau daerah frontier dan pulau-pulau yang
masih tak berpenghuni apakah akan terjadi hal sama pada kasus pulau Sipadan
dan Linggitan jika Indonesia tidak tegas dengan batas-batas wilayahnya . Dari sini
dapat dilihat langkah apa saja yang seharusnya Indonesia lakukan bukan hanya
menunggu sampai semuanya menghilang satu persatu dan dengan masalah yang
sama, kapan Indonesia akan sadar akan sumberdaya alamnya yang seharusnya
telah didepositkan segera ke PBB untuk mendapatkan pengakuan yurisdiksi dari
Internasional tentang batas-batas wilayah Indonesia sehingga tidak diserobot oleh
negara lain walaupun negara tetangga yang masih satu rumpun dengan Indonesia
Wawasan Nusantara sangat diperlukan
mempunyai
fungsi
sebagai
pedoman,
karena Wawasan Nusantara
motivasi,
dorongan
serta
rambu-
rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan
perbuatan bagi penyelenggara Negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi
seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Selain
fungsi,
Wawasan
Nusantara
bertujuan
mewujudkan
nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih
mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan individu, kelompok,
golongan, suku bangsa atau daerah. Hal tersebut bukan berarti menghilangkan
kepentingan-kepentingan individu . kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah.
Kepentingan-kepentingan tersebut tetap dihormati, diakui dan dipenuhi, selama
tidak bertentangan dengan kepentingan nasional.Sebagai cara pandang dan visi
nasional Indonesia, wawasan Nusantara harus dijadikan arahan, pedoman, acuan
dan tuntunan bagi setiap individu bangsa Indonesia dalam membangun dan
memelihara tuntutan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu,
implementasi
atau
penerapan
Wawasan
Nusantara
harus
tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang senantiasa
5
mendahulukan
kepentingan
bangsa
dan
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia.daripada kepentingan pribadi atau kelompok sendiri. Implementasi
Wawasan Nusantara dalam kehidupan masyarakat Indonesia tercermin dalam
aspek-aspek, diantaranya adalah :
a.
Bidang politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan Negara yang
sehat dan dinamis. Hal tersebut nampak dalam wujud pemerintahan yang
kuat, aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan
kedaulatan rakyat.
b.
Bidang
ekonomi akan menciptakan tatanan ekonomi yang benar-
benar menjamin pemenuhan dan
peningkatan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat secara merata dan adil. Di samping itu, mencerminkan
tanggungjawab pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan
kebutuhan masyarakat antar daerah secara timbale balik serta kelestarian
sumber daya alam itu sendiri.
c.
Bidang sosial budaya akan menciptakan sikap batiniah dan lahiriah
yang mengakui, menerima dan
menghormati segala
atau kebhinekaan sebagai kenyataan hidup
bentuk
sekaligus
perbedaan
sebagai
karunia
Sang Pencipta. Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan
masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membeda-bedakan
suku, asal-usul daerah, agama atau kepercayaan, serta golongan
berdasarkan status sosialnya.
d.
Bidang hankam akanmenumbuh-kembangkan kesadaran cinta tanah
air dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada
setiap warga negara Indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan
bangsa serta bela negara ini akan menjadi modal utama yang akan
menggerakkan
menanggapi
partisipasi
setiap
setiap
bentuk
warga
ancaman,
darimanapun datangnya atau setiap
negara
Indonesia
seberapapun
gejala
yang
kecilnya
dalam
dan
membahayakan
keselamatan bangsa daqn kedaulatan Negara.
5.
Kerawanan/bahaya yang mengancam masa depan dan kelangsungan
Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional dan Integrasi Nasional.
Posisi geografi Indonesia yang berada diantara dua benua dan dua samudra
serta berbatasan dengan 10 negara, merupakan negara kepulauan yang besar
6
dengan letak pulau-pulaunya yang menyebar ,berjumlah 17.504 pulau bernama
dan tidak bernama dengan peyebaran penduduk yang tidak merata dan kepadatan
penduduk yang tidak merata terpusat di pulau jawa. Indonesia juga terdiri dari
beraagam suku bangsa dengan bahasa dan adat istiadat yang berbeda yang
menjadikan bangsa Indonesia begitu beranekaragam . Kesemua ini merupakan
keuntungan bagi bangsa Indonesia tetapi terkadang menimbulkan kerawanan bagi
Indonesia khususnya jika dikaji hubungan geostrategi Indonesia dengan wawasan
nusantara.
Menghubungkan antara masalah apa saja yang mungkin terjadi dengan
kemajemukan bangsa Indonesia, wilayah Indonesia yang berupa kepulauan yang
2/3 luas wilayahnya adalah lautan dan beberapa diantaranya masih belum jelas
batasnya dengan wilayah negara tetangga serta bagaimana dengan wilayah
Indonesia yang berada di perbatasan atau daerah frontier dan pulau-pulau yang
masih tak berpenghuni apakah akan terjadi hal sama pada kasus pulau Sipadan
dan Linggitan jika Indonesia tidak tegas dengan batas-batas wilayahnya . Dari sini
dapat dilihat langkah apa saja yang seharusnya Indonesia lakukan bukan hanya
menunggu sampai semuanya menghilang satu persatu dan dengan masalah yang
sama, kapan Indonesia akan sadar akan sumberdaya alamnya yang seharusnya
telah didepositkan segera ke PBB untuk mendapatkan pengakuan yurisdiksi dari
Internasional tentang batas-batas wilayah Indonesia sehingga tidak diserobot oleh
negara lain walaupun negara tetangga yang masih satu rumpun dengan Indonesia.
Pemahaman Wawasan Nusantara tidak terlepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhi,
yaitu
perkembangan
lingkungan
strategis.
Perkembangan
lingkungan strategis sangat berpengaruh baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap geopolitik di Indonesia antara lain seperti :
a.
Lingkungan global.
Globalisasi dan kemajuan teknologi telah
menjadikan wilayah kedaulatan suatu negara menjadi lebih abstrak,
sehingga mudah ditembus oleh para pelaku atau aktor internasional. Karena
itu, kerawanan penetrasi asing terhadap wilayah yurisdiksi nasional yang
melampaui batas kedaulatan negara, hampir dipastikan mengandung resiko
ancaman keamanan yang bersifat transnasional, antara lain seperti
kejahatan lintas negara, masalah kerusakan lingkungan, imigrasi gelap,
pembajakan dan perompakan di laut, penangkapan ikan ilegal, terorisme
7
Internasional, penyelundupan senjata maupun perdagangan anak-anak dan
wanita.
b.
Isu Separatisme.
Tiga kasus besar gerakan separatis politik dan
bersenjata yang kini mengarah pada upaya pemisahan diri dari NKRI yakni,
gerakan separatis bersenjata di Aceh, Gerakan Aceh Merdeka/GAM (yang
telah sepakat untuk mengakui dan bergabung kembali dalam NKRI),
kelompok separatis politik (KSP) dan kelompok separatis bersenjata
(KSB/TPN) yang berinduk di bawah OPM di Papua, serta upaya
pembentukan
kembali
Republik
Maluku
Selatan
(RMS)
melalui
pembentukan organisasi RMS gaya baru yakni Forum Kedaulatan Maluku
(FKM).
c.
Terorisme dan Gerakan Kelompok Radikal.
Meski ruang gerak
kelompok teroris ini sudah semakin sempit karena langkah-Iangkah yang
diambil aparat keamanan, namun realitas bahwa mereka masih eksis
menunjukkan bahwa permasalahan terorisme bukan masalah sederhana.
Permasalahan
terorisme
yang
dilatarbelakangi
belum
tuntasnya
penyelesaian masalah politik di Timur Tengah, menjadi semakin rumit
karena telah berinteraksi dengan isu agama.
d.
Aksi Kekerasan dan Konflik Komunal.
Meski langkah langkah
penegakkan hukum telah diambil, namun diperkirakan kasus kasus
kekerasan dan konflik-konflik komunal masih akan terjadi secara insidentil.
Penanganannya diawali dengan pendekatan pembangunan kebangsaan,
tanpa mengabaikan keberagaman budaya, dan pada saat yang sama
dilaksanakan pembangunan kesejahteraan. Meskipun upaya peningkatan
kualitas proses politik dalam rangka normalisasi dan stabilisasi kehidupan
masyarakat disejumlah daerah konflik dan rawan konflik relatif berjalan
Iambat, tetapi perbaikan struktur dan proses politik menuju resolusi konflik
secara bertahap dapat berjalan dengan baik.
6.
Kesimpulan.
Hakekat wawasan nusantara sebagai basis yang memperkokoh
Wawasan kebangsaan dan Integrasi nasional adalah keutuhan nusantara,
sebagai
cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup
nusantara demi kepentingan nasioanal. Hal tersebut berarti bahwa setiap
8
warga bangsa dan aparatur negara harus berpikir, bersikap, dan bertindak
secara utuh menyeluruh demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia.
Kerawanan/
bahaya
yang
dapat
mengancam
kelangsungan wawasan nusantara.adalah
masa
depan
dan
masih adanya perbedaan
penfasiran antara RI dengan negara tetangga tentang perbatasan wilayah
negara dan pengelolaan/pengamanan batas laut lewat Waspam yang lemah,
karena kondisi kapal pengawas yang kurang canggih serta batas laut yang
kurang jelas, yang menyebabkan lepasnya beberapa pulau ke tangan
Negara lain, merupakan penyebab bertambahnya beban dalam menjaga
kesatuan wilayah Indonesia.
7.
Rekomendasi.
Dari uraian diatas, penulis perlunya memberi saran dan masukan terutama
pada aparat terkait yang membidanginya untuk
:
a.
Perlunya disusun UU tentang pengelolaan wilayah perbatasan
dirgantara
dan kelautan yang mengakomodasi ketentuan ketentuan
Internasional sebagai dasar operasional dalam pengelolaan wilayah
perbatasan, perairan laut dan udara dalam rangka menjaga kedaulatan dan
keutuhan Wilayah.
b.
Sosialisasi Konsep dasar Wawasan Nusantara melalui pendidikan
perlu diberikan sejak dini mulai dari usia 3 tahun yang secara psikologis
lebih melekat dibandingkan setelah menginjak usia dewasa.
Demikian penulisan ini disusun, selanjutnya penulis berharap semoga
bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor,
Juli 2014
Penulis
L.Y Andi Prasetyo, S.T, M.Sc
Nosis 114052
HAKEKAT WAWASAN NUSANTARA DAN KETAHANAN NASIONAL
DALAM MEMPERKOKOH INTEGRASI NASIONAL
1.
Latar Belakang .
Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah
wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Kedaulatan
Negara RI meliputi kesatuan wilayah daratan, laut dan udara terutama karena
Indonesia merupakan Negara
kepulauan.
Konsep dasar wilayah negara
kepulauan telah diletakkan melalui Deklarsi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi
tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah
melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia.Laut
Nusantara bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi sebagai pemersatu bangsa
Indonesia yang disikapi sebagai wilayah kedaulatan mutlak Negara Kesatuan
Republik
Indonesia.
Bangsa
Indonesia
secara
eksplisit
mempunyai
cara
bagaimana ia memandang tanah airnya beserta lingkungannya. Cara pandang itu
biasa dinamakan wawasan nasional. Wawasan Nasional Indonesia yang hidup
diwilayah geografi berciri khas kepulauan. Wawasan ini adalah Wawasan
Kebangsaan yang merupakan salah satu sarana perekat, motivasi dan dorongan
untuk bersatu membangun bangsa dan negara. Wawasan Kebangsaan bagi setiap
negara berbeda-beda latar belakang pola pikirnya.
Wawasan Nusantara tersebut, dijabarkan lebih kontekstual menjadi
Ketahanan Nasional Indonesia, oleh sebab itu Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional dijadikan bagian integral dari pola dasar pembangunan nasional.
Dihilangkannya Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dari GBHN 1999 –
2004 dan Propenas 2000-2004 serta dimunculkannya visi dan misi pembangunan
nasional pada RPJPN 2005- 2025 dan RPJMN 2009 – 2014 memerlukan
pendalaman lebih lanjut.
Hilangnya Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dari GBHN 19992004 dapat merubah pola pikir, pola sikap dan pola tindak para penyelenggara
negara dan masyarakat terhadap implementasi Wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional. Indikatornya antara lain mencairnya persatuan-kesatuan
bangsa, keuletan dan ketangguhan bangsa dalam menghadapi dinamika
perubahan yang serba cepat. Maraknya semangat kedaerahan ketika otonomi
2
daerah yang dilaksanakan cenderung salah kaprah dan kontra produktif.
Dampaknya
ada kecenderungan pihak tertentu, tanpa sadar meniadakan hasil
perjuangan para pendahulu dalam mewujudkan kesatuan kewilayahan, politik,
hukum, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan-keamanan yang diamanatkan oleh
Wasantara . Beberapa fenomena seperti bangkitnya aspirasi separatisme dan
meluasnya konflik horisontal memperlemah kadar ketahanan nasional Indonesia.
Bila kecenderungan ini tidak segera dikembalikan kepada makna hakiki persatuankesatuan bangsa, dengan berbagai upaya penyadaran kembali semangat
kebangsaan melalui implementasi Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
sesuai makna hakikinya, tidak mustahil bangsa Indonesia dapat bercerai berai.
Wawasan
nusantara
sebagai
pengejawantahan
falsafah
Pancasila
dan UUD 1945 dalam wadah negara Republik Indonesia. Aktualisasi pelaksanaan
wasantara
akan
terwujud
dalam
terselenggaranya
ketahanan
nasional
Indonesia yang senantiasa harus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman.
Ketahanan nasional itu akan dapat meningkat jika ada pembangunan yang
meningkat,dalam "koridor" wasantara.
2.
Rumusan masalah.
Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang berbhineka, negara
Indonesia memiliki unsur – unsur kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya
terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya akan sumber
daya alam (SDA). Sementara kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan
keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa, satu
negara dan satu tanah air. Yang
menjadi
permasalahan
adalah
bagaimana
mengaktualisasikan implementasi Wawasan Nusantara sebagai cara pandang
bangsa dan Ketahanan Nasional sebagai piranti penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Penulisan ini akan mengkaji
permasalahan, yaitu apa hakekat Wawasan Nusantara sebagai basis dalam
memperkokoh Wawasan Nasional dan Integrasi Nasional.
3.
Pengertian Wawasan Nusantara.
Kata wawasan berasal dari kata “wawas” ( bahasa Jawa ) yang berarti
melihat atau memandang. Jika ditambah dengan akhiran –an maka secara harfiah
berarti cara penglihatan, cara tinjau, cara pandang. Nusantara adalah sebuah kata
3
majemuk
yang
diambil
dari
bahasa
Jawa
Kuno
yakni nusa yang berarti pulau, dan antara artinya lain.Wawasan nasional suatu
bangsa dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan geopolitik yang dianutnya.
Pengertian wawasan nusantara berdasarkan ketetapan majelis permusyawarahan
rakyat tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN adalah Wawasan nusantara yang
merupakan wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan
UUD 1945 adalah cara pandang dan sikap bangsaIndonesia mengenai diri dan
lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional. Adapun Wawasan Nusantara
mencakup dalam berbagai bidang , diantaranya adalah
a.
:
Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik,
dalam arti bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan
kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan
kesatuan matra seluruh bangsa serta menjadi modal dan milik bersama
bangsa dan Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa
dan negara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju
tujuannya.
b.
Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Ekonomi,
dalam arti bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif
adalah modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup seharihari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air. Kehidupan
perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan
ekonomi
yang
diselenggarakan
sebagai
usaha
bersama atas asas
kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
c.
Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial dan
Budaya, dalam arti bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan
bangsa harus merupakan kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya
tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang, serta
adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan
bangsa.
d.
Perwujudan
Kepulauan
Nusantara
sebagai
Satu
Kesatuan
Pertahanan Keamanan, dalam arti bahwa ancaman terhadap satu pulau atau
satu daerah pada
hakekatnya merupakan ancaman terhadap seluruh
4
bangsa dan negara. Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban
yang sama dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.
4.
Analisis Pemecahan Masalah
Posisi
Geografis
dan
kemajemukan
bangsa
Indonesia
membawa
konsekuensi bagi ,bangsa Indonesia, wilayah Indonesia yang berupa kepulauan
yang 2/3 luas wilayahnya adalah lautan dan beberapa diantaranya masih belum
jelas batasnya dengan wilayah negara tetangga serta bagaimana dengan wilayah
Indonesia yang berada di perbatasan atau daerah frontier dan pulau-pulau yang
masih tak berpenghuni apakah akan terjadi hal sama pada kasus pulau Sipadan
dan Linggitan jika Indonesia tidak tegas dengan batas-batas wilayahnya . Dari sini
dapat dilihat langkah apa saja yang seharusnya Indonesia lakukan bukan hanya
menunggu sampai semuanya menghilang satu persatu dan dengan masalah yang
sama, kapan Indonesia akan sadar akan sumberdaya alamnya yang seharusnya
telah didepositkan segera ke PBB untuk mendapatkan pengakuan yurisdiksi dari
Internasional tentang batas-batas wilayah Indonesia sehingga tidak diserobot oleh
negara lain walaupun negara tetangga yang masih satu rumpun dengan Indonesia
Wawasan Nusantara sangat diperlukan
mempunyai
fungsi
sebagai
pedoman,
karena Wawasan Nusantara
motivasi,
dorongan
serta
rambu-
rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan
perbuatan bagi penyelenggara Negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi
seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Selain
fungsi,
Wawasan
Nusantara
bertujuan
mewujudkan
nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih
mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan individu, kelompok,
golongan, suku bangsa atau daerah. Hal tersebut bukan berarti menghilangkan
kepentingan-kepentingan individu . kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah.
Kepentingan-kepentingan tersebut tetap dihormati, diakui dan dipenuhi, selama
tidak bertentangan dengan kepentingan nasional.Sebagai cara pandang dan visi
nasional Indonesia, wawasan Nusantara harus dijadikan arahan, pedoman, acuan
dan tuntunan bagi setiap individu bangsa Indonesia dalam membangun dan
memelihara tuntutan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu,
implementasi
atau
penerapan
Wawasan
Nusantara
harus
tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang senantiasa
5
mendahulukan
kepentingan
bangsa
dan
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia.daripada kepentingan pribadi atau kelompok sendiri. Implementasi
Wawasan Nusantara dalam kehidupan masyarakat Indonesia tercermin dalam
aspek-aspek, diantaranya adalah :
a.
Bidang politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan Negara yang
sehat dan dinamis. Hal tersebut nampak dalam wujud pemerintahan yang
kuat, aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan
kedaulatan rakyat.
b.
Bidang
ekonomi akan menciptakan tatanan ekonomi yang benar-
benar menjamin pemenuhan dan
peningkatan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat secara merata dan adil. Di samping itu, mencerminkan
tanggungjawab pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan
kebutuhan masyarakat antar daerah secara timbale balik serta kelestarian
sumber daya alam itu sendiri.
c.
Bidang sosial budaya akan menciptakan sikap batiniah dan lahiriah
yang mengakui, menerima dan
menghormati segala
atau kebhinekaan sebagai kenyataan hidup
bentuk
sekaligus
perbedaan
sebagai
karunia
Sang Pencipta. Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan
masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membeda-bedakan
suku, asal-usul daerah, agama atau kepercayaan, serta golongan
berdasarkan status sosialnya.
d.
Bidang hankam akanmenumbuh-kembangkan kesadaran cinta tanah
air dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada
setiap warga negara Indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan
bangsa serta bela negara ini akan menjadi modal utama yang akan
menggerakkan
menanggapi
partisipasi
setiap
setiap
bentuk
warga
ancaman,
darimanapun datangnya atau setiap
negara
Indonesia
seberapapun
gejala
yang
kecilnya
dalam
dan
membahayakan
keselamatan bangsa daqn kedaulatan Negara.
5.
Kerawanan/bahaya yang mengancam masa depan dan kelangsungan
Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional dan Integrasi Nasional.
Posisi geografi Indonesia yang berada diantara dua benua dan dua samudra
serta berbatasan dengan 10 negara, merupakan negara kepulauan yang besar
6
dengan letak pulau-pulaunya yang menyebar ,berjumlah 17.504 pulau bernama
dan tidak bernama dengan peyebaran penduduk yang tidak merata dan kepadatan
penduduk yang tidak merata terpusat di pulau jawa. Indonesia juga terdiri dari
beraagam suku bangsa dengan bahasa dan adat istiadat yang berbeda yang
menjadikan bangsa Indonesia begitu beranekaragam . Kesemua ini merupakan
keuntungan bagi bangsa Indonesia tetapi terkadang menimbulkan kerawanan bagi
Indonesia khususnya jika dikaji hubungan geostrategi Indonesia dengan wawasan
nusantara.
Menghubungkan antara masalah apa saja yang mungkin terjadi dengan
kemajemukan bangsa Indonesia, wilayah Indonesia yang berupa kepulauan yang
2/3 luas wilayahnya adalah lautan dan beberapa diantaranya masih belum jelas
batasnya dengan wilayah negara tetangga serta bagaimana dengan wilayah
Indonesia yang berada di perbatasan atau daerah frontier dan pulau-pulau yang
masih tak berpenghuni apakah akan terjadi hal sama pada kasus pulau Sipadan
dan Linggitan jika Indonesia tidak tegas dengan batas-batas wilayahnya . Dari sini
dapat dilihat langkah apa saja yang seharusnya Indonesia lakukan bukan hanya
menunggu sampai semuanya menghilang satu persatu dan dengan masalah yang
sama, kapan Indonesia akan sadar akan sumberdaya alamnya yang seharusnya
telah didepositkan segera ke PBB untuk mendapatkan pengakuan yurisdiksi dari
Internasional tentang batas-batas wilayah Indonesia sehingga tidak diserobot oleh
negara lain walaupun negara tetangga yang masih satu rumpun dengan Indonesia.
Pemahaman Wawasan Nusantara tidak terlepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhi,
yaitu
perkembangan
lingkungan
strategis.
Perkembangan
lingkungan strategis sangat berpengaruh baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap geopolitik di Indonesia antara lain seperti :
a.
Lingkungan global.
Globalisasi dan kemajuan teknologi telah
menjadikan wilayah kedaulatan suatu negara menjadi lebih abstrak,
sehingga mudah ditembus oleh para pelaku atau aktor internasional. Karena
itu, kerawanan penetrasi asing terhadap wilayah yurisdiksi nasional yang
melampaui batas kedaulatan negara, hampir dipastikan mengandung resiko
ancaman keamanan yang bersifat transnasional, antara lain seperti
kejahatan lintas negara, masalah kerusakan lingkungan, imigrasi gelap,
pembajakan dan perompakan di laut, penangkapan ikan ilegal, terorisme
7
Internasional, penyelundupan senjata maupun perdagangan anak-anak dan
wanita.
b.
Isu Separatisme.
Tiga kasus besar gerakan separatis politik dan
bersenjata yang kini mengarah pada upaya pemisahan diri dari NKRI yakni,
gerakan separatis bersenjata di Aceh, Gerakan Aceh Merdeka/GAM (yang
telah sepakat untuk mengakui dan bergabung kembali dalam NKRI),
kelompok separatis politik (KSP) dan kelompok separatis bersenjata
(KSB/TPN) yang berinduk di bawah OPM di Papua, serta upaya
pembentukan
kembali
Republik
Maluku
Selatan
(RMS)
melalui
pembentukan organisasi RMS gaya baru yakni Forum Kedaulatan Maluku
(FKM).
c.
Terorisme dan Gerakan Kelompok Radikal.
Meski ruang gerak
kelompok teroris ini sudah semakin sempit karena langkah-Iangkah yang
diambil aparat keamanan, namun realitas bahwa mereka masih eksis
menunjukkan bahwa permasalahan terorisme bukan masalah sederhana.
Permasalahan
terorisme
yang
dilatarbelakangi
belum
tuntasnya
penyelesaian masalah politik di Timur Tengah, menjadi semakin rumit
karena telah berinteraksi dengan isu agama.
d.
Aksi Kekerasan dan Konflik Komunal.
Meski langkah langkah
penegakkan hukum telah diambil, namun diperkirakan kasus kasus
kekerasan dan konflik-konflik komunal masih akan terjadi secara insidentil.
Penanganannya diawali dengan pendekatan pembangunan kebangsaan,
tanpa mengabaikan keberagaman budaya, dan pada saat yang sama
dilaksanakan pembangunan kesejahteraan. Meskipun upaya peningkatan
kualitas proses politik dalam rangka normalisasi dan stabilisasi kehidupan
masyarakat disejumlah daerah konflik dan rawan konflik relatif berjalan
Iambat, tetapi perbaikan struktur dan proses politik menuju resolusi konflik
secara bertahap dapat berjalan dengan baik.
6.
Kesimpulan.
Hakekat wawasan nusantara sebagai basis yang memperkokoh
Wawasan kebangsaan dan Integrasi nasional adalah keutuhan nusantara,
sebagai
cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup
nusantara demi kepentingan nasioanal. Hal tersebut berarti bahwa setiap
8
warga bangsa dan aparatur negara harus berpikir, bersikap, dan bertindak
secara utuh menyeluruh demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia.
Kerawanan/
bahaya
yang
dapat
mengancam
kelangsungan wawasan nusantara.adalah
masa
depan
dan
masih adanya perbedaan
penfasiran antara RI dengan negara tetangga tentang perbatasan wilayah
negara dan pengelolaan/pengamanan batas laut lewat Waspam yang lemah,
karena kondisi kapal pengawas yang kurang canggih serta batas laut yang
kurang jelas, yang menyebabkan lepasnya beberapa pulau ke tangan
Negara lain, merupakan penyebab bertambahnya beban dalam menjaga
kesatuan wilayah Indonesia.
7.
Rekomendasi.
Dari uraian diatas, penulis perlunya memberi saran dan masukan terutama
pada aparat terkait yang membidanginya untuk
:
a.
Perlunya disusun UU tentang pengelolaan wilayah perbatasan
dirgantara
dan kelautan yang mengakomodasi ketentuan ketentuan
Internasional sebagai dasar operasional dalam pengelolaan wilayah
perbatasan, perairan laut dan udara dalam rangka menjaga kedaulatan dan
keutuhan Wilayah.
b.
Sosialisasi Konsep dasar Wawasan Nusantara melalui pendidikan
perlu diberikan sejak dini mulai dari usia 3 tahun yang secara psikologis
lebih melekat dibandingkan setelah menginjak usia dewasa.
Demikian penulisan ini disusun, selanjutnya penulis berharap semoga
bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor,
Juli 2014
Penulis
L.Y Andi Prasetyo, S.T, M.Sc
Nosis 114052