HAKIKAT FITRAH MANUSIA DAN HUBUNGANNYA

MAKALAH

“HAKIKAT FITRAH MANUSIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN
ALAM SEMESTA”

OLEH :

MUHAMAD SAPARUDIN ALI
016.01.0002

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM AL-ALZHAR
T.A. 2016/2017

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ iii
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................. iii
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................. iii

C. TUJUAN ...................................................................................................................... iii
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 1
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI ................................................................................... 1
B. PENGERTIAN IBADAH .............................................................................................. 1
C. BENTUK KOMUNIKASI KEPADA TUHAN ............................................................ 2
D. SYARAT DI TERIMANYA IBADAH .......................................................................... 4
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 7
A. KESIMPULAN.............................................................................................................. 7
........................................................................................................................................
B. SARAN ......................................................................................................................... 7
C. DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur

kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rakhmat dan

karunianya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Makalah ini berjudul Pengantar
Komunikasi dalam Perspektif Islam yang kami ajukan sebagai salah satu syarat dalam memenuhi
tugas mata kuliah Agama.Dengan harapan dari penulisan makalah ini para pembaca dapat

memahami dan mengerti akan konsep komunkasi yang ada pada Islam.
Dalam proses penulisan makalah ini kami tentunya melibatkan banyak pihak, oleh karena
itu kami penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik
materi, motivasi, dan doanya dari awal penulisan sampai selesainya makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu kami penulis dengan senang hati membuka kritik dan saran para pembaca untuk
kesempurnaan penulisan makalah ini.
Akhir kata kami penulis ucapkan terimakasih semoga makalah ini bermanfaat bagi
penulis khususnya, dan bagi para pembaca serta masyarakat pada umumnya.

Mataram, 06 Februari 2017

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Mineral dari kekuasaan Allah.Bahwa Allah berada di atas seluruh ciptaannya.Allah
adalah satu-satunya Tuhan dan tidak bersandar kepada apa pun yang ada di alam ini. Allah

merancang alam serta ciptaannya untuk kepentingan manusia.Namun,bukan untuk
menaklukkan seluruh alam semesta,akan tetapi menjadikannya sebagai fasilitas dan sarana
ilmu pengetahuan yang dapat dikembangkan dari potensi manusia yang sudah ada sejak ajali.
Alam semesta adalah media pendidikan sehingga manusia dapat mempelajari segala
macam ilmu baik tersirat mau pun tersurat.Mempelajari apa sebenarnya fungsi,tujuan dan
manfaat alam semesta bagi manusia melalui pendalaman kejadian dan awal proses alam
semesta ada.
Di alam semesta ini,manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa komponen lain karena antara
manusia dan alam semesta saling membutuhkan dan saling melengkapi satu sama
lain.Dimana alam semesta ini butuh manusia untuk merawat dan memeliharanya sedangkan
manusia butuh alam semesta sebagai sarana berinteraksi dengan manusia lainnya.
1.2 Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

6.

Apakah yang dimaksud dengan mineral ?
Apa devinisi mineral ?
Bagaimana terbentuknya mineral ?
Jenis – jenis mineral apa saja ?
Bagamana ciri – cirinya ?
Mineral terdapaat di mana saja?

1.3 Tujuan

Tujuan Bedasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang hakikat alam dalam

kehidupan

manusia menurut islam
2. Menambah wawasan baik pembaca mau pun penulis tentang hakikat alam dalam kehidupan
manusia menurut islam;

3. Sebagai sarana pelatihan dalam melakukan penelitian suatu objek dan penyusunan makalah agar
dapat bermanfaat bagi pendidikan selanjutnya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Pengertian Alam
Istilah alam yang biasa kita pakai adalah alam semesta,jagat raya,universe
(inggris).Alam dalam pandangan Filsafat Pendidikan Islam dapat dijelaskan bahwa alam
berasal dari bahasa arab ‘alam yang seakar dengan ‘ilmu (pengetahuan) dan
‘alamat(pertanda).Ketiga istilah tersebut mempunyai korelasi makna.Alam sebagai ciptaan
Tuhan merupakan identitas yang penuh hikmah.Dengan memahami alam,seseorang akan
memperoleh pengetahuan.Dengan pengetahuan itu,orang akan mengetahui tanda-tanda atau
alamat akan adanya Tuhan.
Istilah alam dalam Al-Qur’an datang dari bentuk jamak ‘alamiina,disebut sebanyak 73
kali yang termaktub dalam 30 surat.Pemahaman kata ‘alamin,merupakan bentuk jamak dari
keterangan Al-Qur’an yang mengandung berbagai interpretasi pemikiran bagi manusia.
Dalam bahasa latin,dunia atau alam semesta disebut dengan cosmos.Sedangkan ilmu
tentang alam dunia disebut cosmologi dan teori tentang penciptaan alam semesta disebut
cosmogony.Cosmogoni berasal dari bahasa yunani kosmos (dunia,alam raya) dan gignesthai
(lahir).Terkadang digunakan sebagai sinonim dengan kosmogoni.

Berikut beberapa pengertian tentang kosmogoni :
1.

Teori tentang asal mula alam semesta.Dapat diungkapkan dalam bentuk

2.
3.

mitos,spekulasi,atau ilmu pengetahuan;
Penelitian sistematis tentang asal usul alam semesta;
Cabang-cabang astronomi yang mencari tahu asal-usul dan perkembangan benda-benda

4.

langit beserta sistem-sistemnya;
Istilah ini mengacu pada uraian,kisah,laporan tentang asal dunia, dan berlaku sama
untuk uraian-uraian spekualatif para astronom modern, dan laporan mitis yang kurang
canggih.
Bagi kaum katalog,mendefinisikan alam sebagai “segala sesuatu selain Allah”.Bagi


filosof Islam,alam didefinisikan sebagai kumpulan maddat (materi) dan shurat (bentuk) yang
ada di muka bumi dan di langit.Sedangkan menurut perspektif Al-Qur’an,alam adalah
kumpulan yang sejenis dari makhluk Tuhan yang berakal atau memiliki sifat-sifat yang
mendekati makhluk berakal.

2.1.2 Asal Mula Alam Semesta
Mengenai asal mula alam semesta Allah telah menjelaskan di dalam Al-Qur’an surat
Al-Anbiya ayat 30 yang artinya sebagai berikut :
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan
daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
yang beriman?"
Keterangan yang diberikan Al-Qur’an ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu
pengetahuan masa kini.Kesimpulan yang di dapat astrofisika saat ini adalah bahwa
keseluruhan alam semesta,beserta dimensi materi dan waktu,muncul menjadi ada sebagai
hasil dari suatu ledakan raksasa yang terjadi dalam sekejap.Peristiwa ini dikenal dengan
istilah “Bing Bang”,membentuk keseluruhan alam sekitar 15 milyar tahun lalu.Jagat raya
tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal.Kalangan ilmuan
modern menyetujui bahwa Bing Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan
yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta

muncul menjadi ada.Dari ayat tadi dapat diketahui bahwa bumi dan langit serta semesta raya
itu diciptakan,tidak muncul secara kebetulan.
2.1.3 Penciptaan Alam Semesta
Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta
ini,sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di
dalamnya.Gambaran jelasnya,bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti dan merujuk
pada segala yang tertuang dalam Al-Qur’an.
Dengan kata lain,kejadian dunia ini adalah sebagai “cermin manifestasi” dan
“kenyataan lahir” dari rencana Allah yang sebenarnya telah diberitahukan kepada manusia
lewat Al-Qur’an,sebelum kejadian tersebut terjadi,dengan tidak ada tekanan apakah manusia
mau atau tidak memahaminya.
AL-Rasyidin mengungkapkan bahwa Allah Swt menciptakan alam semesta ini tidak
sekaligus atau sekali jadi,akan tetapi melalui beberapa tahapan,masa atau proses.Dalam

sejumlah surah,Al-Qur’an selalu menggunakan istilah fi sittah ayyam,yang dapat
diterjemahkan dalam arti enam hari,enam masa,enam periode.Ada pun ayat yang
menjelaskan tersebut adalah Al-Araf : 54.
“Sesungguhnya Tuhan kamu adalah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa.Kemudian dia bersemayam di atas ‘Arst untuk mengatur segala urusan.Tiada seorang
pun yang akan memberi syafa’at kecuali sesudah ada izin-Nya.(Dzat) yang demikian itu

adalah Allah,Tuhan kamu.Maka sembahlah dia.Maka apakah kamu tidak mengambil
pelajaran?”
Dari keterangan panjang di atas,mengenai penciptaan alam semesta alam semesta
ini,maka Al-Qur’an telah menerangkan bahwa alam diciptakan oleh Allah Swt melalui
tahapan dan proses dan tidak terjadi sekaligus.Dalam hal ini penulis mengambil kesimpulan
bahwa :
1.

Alam semesta diciptakan oleh Allah secara bertahap dan berproses;

2.

Penciptaan alam semesta terbentuk melalui enam masa atau enam hari atau enam

periode.

2.1.4 Tujuan Penciptaan Alam Semesta
Dalam perspektif Islam, tujuan penciptaan alam semesta pada dasarnya adalah sarana
untuk menghantarkan manusia pada pengetahuan dan pembuktian tentang keberadaan dan
kemahakuasaan Allah Swt.Keberadaaan alam semesta merupakan petunjuk yang jelas

tentang keberadaaan Allah Swt. Oleh karena itu,dalam mempelajari alam semesta, manusia
akan sampai pada pengetahuan bahwa Allah Swt adalah Zat yang menciptakan alam
semesta.
Omar menjelaskan bahwa alam semesta tercipta diperutukkan untuk manusia sebagai
penerima amanah dengan menjadi khalifah di muka bumi ini. Alam dapat menjadi sumber
ilham melalui potensi akal yang diberikan Allah swt kepada manusia untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan dan hakikat-hakikat yang terdapat di dalam alam semesta ini.Lebih lanjut
beliau menjelaskan bahwa manusia akan memperoleh manfaat dan keuntungan yang amat
besar apabila manusia tersebut mampu dan mengerti dalam memanfaatkan apa saja yang
terdapat di alam semesta ini.

Al-qur`an dalam hal ini menjelaskan bahwa penciptaan alam semesta bertujuan bukan
menjadi seteru bagi manusia, bukan menjadi penghambat manusia dalam berpikir dan
berkembang, juga bukan menjadi musuh manusia, akan tetapi alam semesta diciptakan oleh
Allah Swt untuk bekerjasama dengan manusia dengan menggunakan alam sebagai sumber
dan mediasi untuk mendapatkan respon ilmu, yang dapat membantu mereka dalam
menjalankan amanah yang telah diberikan Allah Swt sebagai khalifah dalam menjalankan
roda

kehidupan


dan

serta

dalam

menjalankan

kemaslahatan

umat

manusia

seluruhnya.Kemudian juga di terangkan bahwa alam semesta merupakan ladang ilmu bagi
manusia yang darinya dapat diperoleh berbagai manfaat dalam memenuhi segala kebutuhan
manusia yang pada akhirnya manusia itu akan dituntut untuk dapat mensyukuri atas apa-apa
yang mereka peroleh dan mereka nikmati dari pemberian Allah swt. Hal ini terlihat dari
firman Allah swt dalam surat an-nahl:14 yaitu:
“Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan
daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan
yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari
(keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur”.
Untuk lebih jelas bagaimana hakikat dari tujuan serta fungsi penciptaan alam semesta
adalah sebagai berikut:
1. Penciptaan alam semesta bertujuan untuk memperlihatkan kepada manusia bahwa Allah
swt adalah Maha Pencipta seluruh alam dengan segala kemuliaanNya dan segala
kekuasaanNya (Q.S Al-Dukhan : 38-39);
2. Al-qur`an secara tegas menyatakan bahwa tujuan penciptaan alam semesta ini adalah
untuk memperlihatkan kepada manusia akan tanda-tanda keberadaan dan kekuasaan
Allah Swt ( Q.S Fushshilat : 53);
3. Alam semesta diciptakan sebagai bahan dan sumber pelajaran serta pengamatan bagi
manusia untuk menggali khazanah rahasia Allah Swt dengan akal dan pengamatan untuk
dapat menyumbangkan suatu kebajikan dan faedah manusia seluruhnya yang pada
akhirnya manusia akan memahami apa hakikat diciptakannya alam (Q.S Yunus : 4);
4. Alam semesta diciptakan Allah Swt untuk kepentingan manusia, untuk memenuhi
kebutuhan manusia selama hidup di permukaan bumi ini.(Q.S Ibrahim : 33);

5. Alam semesta ini diciptakan bertujuan untuk menunjuk manusia sebagai Khalifah yang
mengemban amanah dari Allah.(Q.S Al-baqarah: 30).[5]

2.2 Manusia
2.2.1 Pengertian Manusia
Manusia dalam bahasa inggris disebut man .Arti dasar dari kata ini tidak jelas tetapi
pada

dasarnya

dapat

dikaitkan

dengan

mens

(latin)

yang

berarti

“ada

yang

berfikir”.Demikian halnya arti kata anthropos (yunani) tidak begitu jelas.Semula anthropos
berarti “seseorang yang melihat ke atas”.Sekarang kata ini di pakai untuk mengartikan
“wajah manusia”.Dan akhirnya homo bahasa latin yang artinya “orang yang dilahirkan di
atas bumi”.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia manusia diartikan sebagai “makhluk yang berakal
budi” (mampu mengusai makhluk yang lain).Sedangkan menurut Endang Saifuddin Anshari
manusia adalah hewan yang berfikir.Berfikir adalah bertanya.Bertanya adalah mencari
jawaban.Mencari

jawaban

adalah

mencari

kebenaran.Mencari

jawaban

tentang

Tuhan,alam,manusia,artinya mencari kebenaran tentang Tuhan,alam dan manusia.Jadi,pada
akhirnya manusia adalah makhluk pencari kebenaran.
Al-Qur’an memperkenalkan tiga kata istilah yang digunakan untuk untuk menunjuk
pengertian manusia.Ketiga kata tersebut adalah al-basyar,al-insan dan an-nas.Ahmad tafsir
memasukkan bani Adam sebagai istilah yang digunakan untuk menunjuk pengertian
manusia.Meski pun kenyataannya menunjuk arti pada manusia.[6]
Al-insan memiliki akar kata nasiya bermakna lupa.kata Al-Insan disebutkan dalam alQur’an sebanyak 73 kali yang disebut dalam 43 surat.Quraish Shihab memakai kata al-Insan
sebagai semua manusia.Kata al-Insan juga dapat menunjukkan pada proses kejadian
manusia.Jika ditinjau lebih jauh dan mendalam maka penggunaan kata al-Insan mengandung
2 dimensi.Pertama ,dimensi tubuh (dengan berbagai unsurnya).Kedua,dimensi spiritual
(ditiupkan roh kepada manusia).Dengan demikian kedua dimensi tersebut,memberikan suatu
penegasan bahwa kata al-Insan mengandung makna keistimewaaan manusia.
Sedangkan

basyar

merupakan

bentuk

jamak

dari

kata

basyarah

bermakna

kulit,kepala,wajah dan tubuh yang menjadi tempat tumbuhnya rambut (abudin nata,2005:82-

83).Dengan

demikian,kata

basyar

selalu

mengacu

kepada

manusia

dari

aspek

biologis,seperti mempunyai bentuk tubuh,makan dan minum,dan lain-lain.
Kata an-Nas disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 241 kali yang tersebar dalam 53
surat (Abuddin Nata,2005:82-83).Kata an-Nas menunjukkan pada hakikat manusia sebagai
makhluk sosial.
Sedangkan penggunaan nabi Adam karena manusia merupakan turunan nabi Adam
as.Manusia dan nabi pertama yang diciptakan Allah Swt adalah Adam as.dijuluki sebagai
abu basyar (nenek moyang manusia).
Sedangkan menurut Ibnu Khaldun manusia adalah “makhluk sosial,yang mengandung
arti bahwa seorang manusia tidak dapat berdiri sendirian dan eksistensinya tidaklah
terlaksana kecuali dengan kehidupan bersama.Dia tidak akan mampu menyempurnakan
eksistensi dan mengatur kehidupannya dengan sempurna secara sendirian.Benar-benar sudah
menjadi wataknya,apabila manusia butuh bantuan dalam memenuhi kebutuhannaya”.

2.2.2 Penciptaan Manusia
Menurut Al-Qur’an,manusia adalah ciptaan Allah yang terdiri dari air,tanah,debu,tanah
liat,sari pati tanah,sari pati air yang hina dan tanah hitam seperti tembikar.Dari berbagai
perspektif ayat tersebut dapat dipahami bahwa manusia terdiri dari 2 unsur yaitu tanah dan
air.
Manusia diberikan oleh Allah kelebihan.Kelebihan manusia adalah :
1. Dijadikan Allah sebagai khalifah (wakil) di bumi;
2. Dimuliakan oleh Allah dan diberi kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain;
3. Diberi alat indara dan akal;
4. Tempat tinggal yang baik dibandingkan dengan makhluk lain dan diberi rezeki;
5. Memiliki proses regenerasi yang teratur melalui perkawinan;
6. Diberi daya berusaha dan usahanya dihargai.
Ada pun kelemahan manusia ialah sebagai berikut :
1. Manusia memiliki kecenderungan nakal;
2. Manusia itu sombong,tidak mau berterima kasih,dan mudah putus asa;
3. Manusia ituu senamg mencelakakan dirinya sendiri;

4. Manusia itu senang membantah;
5. Manusia itu bersifat tergesa-gesa;
6. Manusia itu pelit;
7. Manusia itu adalah makhluk yang suka mengeluh;
8. Manusia itu mempunyai kecenderungan untuk berbuat maksiat terus-menerus dan
bertindak melampai batas.
Al-Qur’an juga menjelaskan bahwa manusia memiliki fitrah.Fitrah ialah potensi.Potensi
manusia adalah sebagai berikut :
1. Sebagai makhluk sosial;
2. Sebagai makhluk yang ingin beragama;
3. Manusi itu mencintai wanita dan anak-anak;
4. Manusia itu mencintai harta benda yang banyak dari emas dan perak;
5. Mencintai kuda-kuda pilihan (kendaraan di zaman sekarang);
6. Mencintai ternak dan sawah ladang.
Selain fitrah di atas ,manusia memiliki fitrah yang positif yaitu yang mengajak kepada
kebaikan.Disamping fitrah manusia juga memiliki iman.Iman bukan di kepala atau
jasmani.Sejauh ini peneliti barat juga yang tekah sampai pada temuan tertentu tentang
ini.Mereka mengatakan bahwa kesejatian manusia adalah emosi (maka EQ seseorang
haruslah tinggi),ada juga yang kelihatannya lebih mau dengan mengatakan inti manusia
adalah spirit maka SQ seseorang haruslah tinggi.
Dalam Islam,potensi yang dimiliki manusia banyak ragamnya.Abdul Mujib (2006:5363) menguraikan potensi bawaan manusia,antara lain :
1. Al-Fitrah ( sifat alamiah );
2. Struktur Manusia;
3. Al-Hayyan ( vitality );
4. Al-Khulukq ( karakter );
5. Al-Sajiah ( keahlian atau bakat );
6. Al-amal ( prilaku ).

2.2.3 Tujuan Hidup Manusia
Allah menciptakan alam semesta (termasuk manusia) tidaklah dengan palsu dan sia-sia
(QS. As-Shod ayat 27). Segala ciptaan-Nya mengandung maksud dan manfaat. Oleh karena
itu, sebagai makhluk yang paling mulia, sekaligus sebagai khalifah di muka bumi, manusia
harus meyadari terhadap tujuan hidupnya. Dalam konteks ini, al-Qur’an menjelaskan, bahwa
manusia memiliki bebrapa tujuan hidup, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Menyembah Kepada Allah (Beriman)
Keberadaan manusia di muka bumi ini bukanlah ada dengan sendirinya. Manusia
diciptakan oleh Allah dengan dibekali potensi dan infrastruktur yang sangat unik.
Keunikan dan kesempurnaan bentuk manusia ini bukan saja dilihat dari bentuknya, akan
tetapi juga dari karakter dan sifat yang dimiliki oleh manusia. Sebagai ciptaan, manusia
dituntut memiliki kesadaran terhadap posisi dan kedudukan dirinya di hadapan Tuhan.
Dalam konteks ini, posisi manusia dihadapan Tuhan adalah bagaikan “hamba” dengan
“majikan” atau “abdi” dengan “raja”, yang harus menunjukan sifat pengabdiaan dan
kepatuhan.
Sebagai agama yang haq, Islam menegaskan bahwa posisi manusia di dunia ini
adalah sebagai ‘abdullah (hamba Allah). Posisi ini menunjukan bahwa salah satu tujuan
hidup manusia di dunia adalah untuk mengabdi atau beribadah kepada Allah. Yang
dimaksud dengan mengabdi kepada Allah adalah taat dan patuh terhadap seluruh perintah
Allah, dengan cara menjalankan seluruh perintah-perintah-Nya dan menjauhi seluruh
larangan-Nya dalam segala aspek kehidupan. Dalam hal ini, Allah Swt. menjelaskan
dalam firman-Nya, bahwa tujuan hidup manusia adalah semata-mata untuk mengabdi
(beribadah) kepada-Nya (QS. Adz-Dzariyat ayat 56 dan QS. Al-Bayyinah ayat 5)
b. Memanfaatkan Alam Semesta (Beramal)
Manusia adalah puncak ciptaan dan makhluk Allah yang tertinggi. Sebagai makhluk
tertinggi, disamping menjadi hamba Allah, manusia juga dijadikan sebagai khalifah atau
wakil Tuhan dimuka bumi (QS. al-Isra’ ayat 70). Di samping itu, Allah juga menegaskan
bahwa manusia ditumbuhkan (diciptakan) dari bumi dan selanjutnya diserahi untuk
memakmurkan. Dengan demikian, seluruh urusan kehidupan manusia dan eksistensi alam
semesta di dunia ini telah diserahkan oleh Allah kepada manusia.

Berdasarkan uraian di atas, maka sangat jelas bahwa dalam kehidupannya manusia
memiliki tujuan untuk memakmurkan alam semesta. Implementasi tujuan ini dapat
diwujudkan dalam bentuk mengambil i’tibar (pelajaran), menunjukan sikap sportif dan
inovatif serta selalu berbuat yang bermanfaat untuk diri dan lingkungannya. Dalam
konteks hubungannya dengan alam semesta, dalam kehidupannya manusia memiliki
tujuan untuk melakukan kerja perekayasaan agar segala yang ada di alam semesta ini
dapat bermanfaat bagi kehidupannya. Dengan kata lain, tujuan hidup manusia yang
semacam ini dapat dikatakan dengan tujuan untuk “beramal”.
c. Membentuk Sejarah Dan Peradaban (Berilmu)
Tujuan hidup manusia menurut al-Qur’an di muka bumi ini adalah melakukan
penyelidikan terhadap alam, agar dapat dimengerti hukum-hukum Tuhan yang berlaku di
dalamnya, dan selanjutnya manusia memanfaatkan alam sesuai dengan hukum-hukumnya
sendiri, demi kemajuan sejarah dan peradabannya.
Manusia harus selalu iqra’ atau membaca alam semesta. Dengan kata lain, manusia
harus

menjadikan

alam

semesta

sebagai

media

mengembangkan

ilmu

dan

pengetahuannya. Oleh karena itu, tujuan manusia membentuk sejarah dan peradaban ini
dapat dikatakan sebagai tujuan menjadi manusia yang “berilmu”.
2.3 Hubungan Manusia dan Alam
Manusia dilakhirkan di atas dunia.Ia berada di dalam dunia.Akan tetapi beradanya
manusia di dalam dunia ini lain artinya dengan air di dalam gelas.Air dalam gelas adalah
dua hal yang terpisah.Akan tetapi manusia di dalam dunia menyatu dengan dunia.Manusia
merupakan kesatuan dengan dunia.Manusia tak dapat dipisahkan dari alam dunia.Hal ini
berarti manusia bukan pribadi dari alam sekitarnya,melainkan bersama-sama dengan
sekitarnya,baik sekitar fisik ,terutama sekitar sosial.Hubungan manusia dengan sekitar fisik
dan sosial ini bersifat kausal (sebab akibat).Pada satu sisi manusia menimbulkan perubahan
alam sekitar,tetapi pada sisi yang lain,manusia dipengaruhi oleh alam sekitar.Faktor
geografis,iklim,flora, dan fauna berpengaruh pada pembentukan pribadi manusia yang
tinaggal di tempat itu.Namun dengan tangannya manusia pun mampu mengubah alam
sekitar

dan

benda-benda

alam

menjadi

barang-baraabg

yang

berguna

bagi

kehidupannya.Dengan potensi rohaninya,cipta,rasa dan karsanya manusia menciptakan
berbagai barang yang berarti bagi hidupnya dan membudayakan diri dan alam
sekitarnya.Ilmu pengetahuan dan teknolaogi adalah merupakan karya-karya manusia yang
sangat penting.Makin maju cara berfikir manusia,akan maju pula ilmu dan teknologinya dan
dengan demikian akan makin maju diri dan masyarakatnya.Dengan begitu,alam sekitar
makin dapat dikontrol dan dikendalikan oleh manusia.Jadi,manusia tidak lagi sangat
bergantung pada alam.Tetapi,justru sebailiknya manusialah yang mengendalikan alam
sekitarnya.
Demikian pula sebaliknya,makin sederhana cara berfikir manusia,mereka makin
tergantung pada alam sekitar.Seperti dapat kita lihat pada masyarakat yang masih
primitif.Hidup mereka masih sangat tergantung pada alam sekitar.
Ada masyarakat yang maju dan ada yang tidak.Hal ini dapt terjadi karena pada manusia
secara kodrati mempunyai potendi-potensi yang hanya bisa berkembang bila ada
rangsangan-rangsangan dari sekitar sosial ini,maka potensi-potensi untuk berfikir ,berkreasi
berbudaya dan sebagainya dapat berkembang.
Dari hubungan timbal balik dengan orang-orang sekitarnya,maka terjadilah rangsanganrangsangan yang dapat memperkembangkan potensi-potensi alamiah manusia.Hasil dari
proses ini,manusia dapat berbudaya,berkarya dan mencipta.Begitu pula masyarakat baru
dapat berbudaya atau berkarya setelah mengadakan pergaulan dengan jenis-jenis masyarakat
yang lain,dalam rangka menciptakan kebudayaan yang lebih besar,yang dapat dinikmati oleh
lingkungan

yang

lebih

berkembang.Anak-anak

luas[9].Berkat

tumbuh

menjadi

hubungan

dengan

dewasa,masyarakat

sekitar,manusia
yang

sederhana

dapat
dan

terbelakang menjadi masyarakat yang kompleks dan maju.
Berdasarkan atas berbagai potensi-potensi kodrati manusia yang dapat berkembang dan
untuk menguasai serta mengelola alam sekitarnya,maka para ahli pikir dan ahli filsafat
memberikan sebutan pada manusia sesuai dengan kemampuan yang dapat dilakukan
manusia di dunia ini.
Sebutan-sebutan itu ialah[10] antara lain :
1.

Homo sapiens ;

2.

Animal rational ;

3.

Homo laquen ;

4.

Homo faber atau tool making animal ;

5.

Zoon politicon ;

6.

Homo economicus ;

7.

Homo religious.

2.4 Pandangan Islam Tentang Alam dan Kedudukan Manusia
2.4.1 Pandangan Islam Tentaang Alam
Berpegang pada dalil-dalil Al-Qur’an yang ada,maka alam semesta ini diciptakan oleh
Tuhan adalah untuk kepentingan manusia dan untuk dipelajari manusia agar manusia dapat
menjalankan fungsi dan kedudukannya sebagai manusia di muka bumi ini.
Firman Allah dalam Al-Qur’an yang artinya :
“Dia yang menjadikan bumi bagimu dengan mudah kamu jalani,sebab itu berjalanlah
kamu pada beberapa penjurunya dan makanlah rezeki Allah dan kepada-Nya tempat
kembali”.(Q,S Al-Mulk : 15).
Firman Allah lagi yang artinya :
“Dialah (Allah) yang telah menjadi sekalian yang ada di bumi ini untuk kamu....(Q.S
Al-Baqoroh : 29).
Dari ayat-ayat suci Al-Qur’an tersebut di atas,jelas bahwa Tuhan mencitakan manusia
untuk hidup di muka bumi ini dengan disertai bekal yang cukup demi kelangsungan
hidupnya,yaitu segala sesuatu di alam ini diciptakan untuk kepentingan manusia.
2.4.2 Kedudukan Manusia
a. Sebagai pemanfaat dan penjaga kelestarian alam.
Tuhan telah melengkapi manusia dengan potensi-potensi rohaniah yang lebih dari
makhluk

hidup

lain,terutama

potensi

akal,makaa

pada

manusia

juga

dibebani

tugas,disamping tugas untuk memanfaatkan alam ini dengan sebaik-baiknya juga tugas
untuk memelihara dan melestarikan alam ini dan dilarang untuk merusaknya.
b. Sebagai peneliti alam dan dirinya untuk mencari Tuhan.
Allah memerintahkan pada manusia agar menggunakan akalnya,untuk mempelajari
alam semesta dan dirinya sendiri,kecuali untuk kemanfaatan hidupnya,juga untuk dapat
menggunakan nama Tuhannya yang telah menciptakan dirinya (beriman kepada Allah).

c. Sebagai khalifah (penguasa) di muka bumi.
Manusia diberi kedudukan oleh Tuhan sebagai penguasa atau pemimpin,pengatur
kehidupan di muka bumi ini.( Q,S Al-An’am : 165).
d. Sebagai makhluk yang paling tinggi dan paling mulia.
e. Sebagai hamba Allah.
Kedudukan sebagai hamba Allah ini memang menjadi tujuan Allah menciptakan
manusia dan makhluk-makhluk lainnya.
f. Sebagai makhluk yang bertanggung jawab.
Setelah dengan kemampuan akal manusia meneliti dunianya dan dirinya sendiri,dan
kemudian mengerti bahwa hakikat diciptakannya manusia dan alam semesta ini semata-mata
untuk menyembah kepada Tuhan,maka sebagai konsekuensinya diberikan kedudukan yang
istimewa oleh Tuhan pada manusia.Maka manusia juga dituntut untuk bertanggung jawab
terhadap apa-apa yang telah dilakukan di atas dunia ini,kelak di akhirat.
g. Sebagai makhluk yang dapat dididik dan mendidik.[11]

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa alam semesta tercipta diperutukkan
untuk manusia sebagai penerima amanah dengan menjadi khalifah di muka bumi ini untuk
mengatur, menjaga,dan memelihara alam ini.Alam dapat menjadi sumber ilham melalui
potensi akal yang diberikan Allah swt kepada manusia untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan.Alam semesta diciptakan untuk memperlihatkan kepada manusia bahwa Allah
swt adalah Maha Pencipta seluruh alam dengan segala kemuliaanNya dan segala
kekuasaanNya serta untuk memperlihatkan kepada manusia akan tanda-tanda keberadaan
Allah Swt.Alam semesta juga diciptakan oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan manusia
selama hidup di permukaan bumi ini dan sebagai bahan dan sumber pelajaran serta
pengamatan bagi manusia untuk mendapatkan kebahagiaan haqiqi yaitu kebahagiaan di
dunia dan akhirat.
3.2 Saran
Sebaiknya sampel mineral yang ada dapat di perbaharui, serta peralatan yang ada dapat
di lengkapi sehingga dapat meningkatkan kemampuan para praktikan dalam
mengidentifikasi dengan menggunalan alat-alat yang mungkin belum pernah dijumpai
sebelumnya.
Penulis menyarankan kepada pembaca pada umumnya khususnya kepada
mahasiswa/mahasiswi agar dapat mengaplikasikan dan mengamalkan hakikat alam terhadap
manusia mau pun fungsi adanya manusia untuk alam sehingga dapat tercipta hubungan
harmonis antara alam dan manusia.