PENGEMBANGAN BUDIDAYA BELUT YANG EFEKTIF PADA KOLAM TERPAL BERTINGKAT DENGAN MEDIA BERLAPIS
PENGEMBANGAN BUDIDAYA BELUT YANG EFEKTIF
PADA KOLAM TERPAL BERTINGKAT
DENGAN MEDIA BERLAPIS
Oleh:
Priyono, Kharis Triyono dan Martana
Fakultas Pertanian UNISRI Surakarta
ABSTRAK
Tujuannya untuk memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan bagi Kelompk Tani
Mulyo, Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo yang menyangkut
Teknologi Tepat Guna tentang Budidaya Pengembangan Belut yang efektif dengan media
berlapis pada kolam di lahan kering.
Metode yang dilakukan civil teknis selama 8 bulan (2 bulan persiapan, 6 bulan
pembesaran/pemeliharaan di kolam terpal) meliputi 1. Kegiatan persiapan, 2. Ketiagan
Teknis Teoritis (pembekalan), 3. Kegiatan operasional seperti : a pembuatan kolam sebanyak
12 buah kolam, b. Pengisian / penyusunan kolam dengan media berlapis 7 lapis urut dari
bawah ke atas, e. Penebaran 60 kg bibit belut untuk 12 kolam atau masing-masing kolam 5
kg pada tanggal 16 Juni 2014; .f). Panen dan Pengamatan Hasil dilakukan tanggal 15
Desember 2014 menyangkut pertumbuhan (panjang, lingkar, dan berat tubuh, serta
perkembangan hidup belut.
Hasil pengamatan perkembangan tubuh diperoleh : 1). Warna kulit ketika bibit
adalah kehitam-hitaman tidak mengkilat, sedangkan ketika dewasa berubah hitam
cerah/mengkilat atau kulit bagian atas coklat dan bagian bawah berwarna kuning. 2). Bentuk
kepala ketika bibit lancip atau lonjong meruncing, sedangkan ketika dewasa berubah menjadi
brbentuk lonjong membulat; 3). Tingkah laku ketika bibit tidak muncul ke permukaan baik
sinang / malam, sedangkan ketika dewasa terutama waktu malam yang keluar muncul di
permukaan adalah belut yang ukruan besar / dewasa.
Selanjutnya dari pemeliharaan belut 60 kg (12 kolam) selama 6 bulan akan diperoleh
235,210 kg belut dewasa dengan tingkat kematian/hilang 10% dengan harga jual
Rp.35.000,00/kg = Rp 8.225.000,00, dikurangi total biaya yang dikeluarkan Rp
2.500.000,00= Rp 5.725.000,00 (keuntungan). Atau jika 12 kolam dapat digunakan 3 th
(6xpanen), maka akan diperoleh keuntungan ± 6xRp 5.725.000,00 = Rp.35.000.000,00
dengan luas lahan cukup 54 m² atau per kolam (4.5 m²) = Rp 35.000.000,00:12 =
2.916.666,666. Demikian pula berdasar B/C ratio>1 berarti usaha ini masih menjanjikan atau
prospektif, lebih-lebih dengan meningkatkan penghematan biaya atau kerja optimal dan
pemasaran yang efektif.
Kata kunci: budidaya belut, kolam terpal bertingkat, media berlapis
PENDAHULUAN
Analisis Situasi
Kondisi Desa Mranggen
Desa
DESA
Polokarto
Sukoharjo
terbagi
kebayanan
Mranggen termasuk
SWASEMBADA,
Kecamatan
yaitu
Glondongan,
(
Kabupaten
menjadi
4
kebayanan:
Mranggen,
Padasan
dan Dagas) dengan 22 dusun/dukuh,
merupakan salah satu bagian wilayah
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
47
11 RW dan 41 RT, jumlah penduduk
sangat sedikit
6873 jiwa. Sebagian besar penduduk
tidak ada anggota (penduduk)
berpendidikan SLTP ke bawah (rata-
yang melakukan diversifikasi
rata pendidikan SD).
usaha,lebih-lebih
Jenis
tanahnya
adalah
atau hampir
untuk
beternak
belut
Gromusol, sifat dan cirinya : 1).
sebenarnya
(baku),
marfologi tanah yang meliputi: a).
beternak belut dipandang: a).
relief datar s/d berombak,. b). tingkat
hanya sebagai sambilan untuk
erosi agak kecil, namun berpotensi
sekedar mengisi tanah yang
kritis (tadah hujan, jenis erosi alur
masih kosong dan menambah
sudah banyak dan usaha pelestarian
kesibukan, b). hanya untuk
alam yang kurang), drainase lambat,
menambah
warna tanah kelabu s/d kelabu
makanan keluarga sendiri; c).
kehitaman, teksturnya lempungan
ternak
(clay) dengan mineral tipe 2:1
dipasarkan
sehingga bersifat lengket dan agak
menjanjikan),
berlumpur dipermukaan (dapat untuk
khalayak menganggap hewan
media belut) jika terkena hujan dan
yang
retak-retak
cacing/ular.
pada
waktu
musim
yang
karena
kebutuhan
belut
bukan
untuk
(dianggap
tidak
d).
Sebagian
menjijikkan
seperti
kemarau., struktur tanah remah s.d
Mengingat permasalahan
bergumpal, c). banjir hampir tidak
di atas dan adanya komitmen
ada,
tanaman
yang kuat dari kelompok tani
pekarangan dan tegalan (Ketela,
tersebut, maka kami (Tim FP
jagung, kacang-kacangan, pisang,
UNISRI) ingin mengadakan
tanaman pagar, jati, tebu, rumput-
sekaligus
rumputan), 2).iklim Tropika Basah
memperkenalkan/meningkatka
Tipe C (Schmidt & Ferguson) dan
n pengetahuan dan ketrampilan
Af (Koppen), Curah hujan 1476,75
(IPTEKS) kepada masyarakat
mm / th, suhu rata-rata 21-32ºC.
di suatu daerah, untuk saat ini
d).
vegetasi
berencana di salah satu desa di
Perumusan Masalah
1.
Identifikasi Masalah
Jika dilihat permasalahan
di daerah ini sebagian besar
48
wilayah Kabupaten Sukoharjo
dengan
judul
:
”PENGEMBANGAN
BUDIDAYA
BELUT
YANG
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
EFEKTIF
PADA
TERPAL
KOLAM
daerah seperti di kota besar
BERTINGKAT
dan luar jawa.
DENGAN MEDIA BERLAPIS ”
2).
Peluang inilah yang oleh
Fokus Masalah
Tim FP UNISRI Surakarta
Desa
Mranggen
tangkap,
bermaksud
ingin
termasuk Desa Swasembada
mengadakan
walaupun terbatas, daerahnya
TTG yaitubudidaya belut yang
terutama
efektif
tadah
potensial
hujan
kritis
dan
(upaya
pengembangan
pada
kolam
bertingkat/bersusun
2
(dua)
pelestarian alam minim sekali),
dengan media berlapis sebagai
sebagian
penduduk
pengembangan dari TTG yang
kering
pernah dilaksanakan (kolam
terutama tanaman pekarangan
belut bertingkat 1). Disamping
dan
tebu,
itu keuntungan menggunakan
disamping
kolam susun/tingkat 2 jauh
sebagian kecil bertanam padi
lebih banyak (1) hemat lahan;
di
(2)
besar
bertani
di
lahan
tegalan
jagung,
seperti
pisang,
sawah,
beternak
kambing dan sapi,
ayam,
tanahnya
hemat
pemakaian
tenaga;
bahan
(3)
makanan
banyak
mengandung
liat
dari
sehingga
jika
air
memperbanyak (usaha) jumlah
(mudah
belut yang dikelola. Dengan
berlumpur
demikian budidaya belut pada
(cocok sebagai habitat belut),
kolam bertingkat 2 dengan
tingkat pendidikan penduduk
media berlapis
memberikan
rata-rata tamatan SLTP ke
peluang
besar
bawah,
masyarakat (kelompok tani)
terkena
mudah menahannya
tergenang)
dan
tingkat
ekonominya
rata-rata
relatif
rendah,
sehingga
menjadikanmereka
banyak yang tidak berdaya
(Priyono,
alam
sekitar;
yang
(4)
bagi
dalam
peningkatan
menyangkut
ketrampilan,
ekonomi dan kesejahteraannya.
2008).Akibatnya
banyakpenduduk
(usia
TUJUAN, LUARAN DAN MANFAAT
produktif)
ingin
Tujuan
ekonominya
1.
memperbaiki
yang
dengan jalan bekerja ke luar
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
Untuk memberikan informasi /
pengetahuan
yang
jelas
49
(IPTEKS
/
ketrampilan)
ilmu
dan
terhadap
&
penting
budidaya
belut
dan
mengembangkannya
secara
Luaran
pengembangan
teknologi tepat guna, yakni:
terpal yang disusun secara
terpal bertingkat 2 (dua) dengan
bertingkat / bersusun di lahan
susunan
kering .
budidaya belut di lahan kering”.
Untuk mengetahui budidaya
Dengan susunan kolam sbb:
pembesaran belut yang efektif
Kolam tingkat 1 berada di dalam
dengan media berlapis pada
tanah dan kolam tingkat 2 berada di
kolam
terpalbersusun
atasnya / diatas permukaan tanah
(bertingkat) terutama di lahan
dengan ukuran yang sama. Baik pada
kering untuk masyarakat desa
kolam tingkat 1 dan kolam tingkat 2
(kelompok
berisi media yang sama (bahan,
tani)
yang
masih
susunan
prototype
media
dan
kolam
berlapis
ukuran
untuk
lapisan).
terbatas: ekonominya lemah,
Masing-masing
pendidikan, pengetahuan dan
3x1.5x1 m dengan susunan media
informasinya terbatas sehingga
sebagai berikut:
menjadikan kehidupannya agar
1.
Untuk
kolam
sikap
dan
cm dibuat terdiri dari:
- Lapisan
pasir setebal
UNISRI khususnya tim yang
cm.
lingkungan
FP
UNISRI Surakarta
yang berharga bagi pimpinan
mempertimbangkan
1/dasar
- Lapisan 2
:
5
:
lumpur setebal 10 cm.
Untuk memberikan masukan
daerah
dari
tinggi/tebal kolam 1 m = 100
dikalangan Civitas Akademika
di
yakni
dan
kemampuan yang profesional
berada
berukuran
Untuk media berlapis setiap
kolamnya,
menumbuhkan
mengembangkan
50
Luaran
“Terbentuknya
lebih baik dan sejahtera.
4.
pembangunan yang pro rakyat.
efektif, khususnya pada kolam
kemampuannya
3.
keputusan/kebijakan
masyarakat
(kelompok tani) tentang cara
2.
pengambilan
dalam
- Lapisan 3
:
jerami setebal 10 cm.
- Lapisan 4
:
gedebog setebal 10 cm.
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
- Lapisan 5
diekspor
:
luar
Pemasaran
cm.
negeri ( dijumpai sejak dari
di
dalam
pasar tradisional / pedesaan /
:
pelosok hingga pasar swalayan
lumpur setebal 15 cm.
- Lapisan 7
belut
negeri.
pupuk kandang setebal 15
- Lapisan 6
:
perkotaan)
air
diekspor
setebal 10 cm.
seperti
75
Jumlah
bahkan
ke
hingga
mancanegara
Hongkong,
cm
Jepang,
Sisa = 100 cm – 75 cm = 25 cm
USA, Eropa, Afrika Utara,
(dari permukaan) untuk mencegah
Korea,
lari / keluarnya belut dari kolam
sebagaianya.
dan
sebagai
space
untuk
2.
Australia,
dan
Nilai Tambah dari sisi IPTEKS
pertukaran dengan udara luar .
2.
ke
Denganpenerapan
Untuk rencana kolamnya dibuat 6
TTG
inipada hakekatnya merupakan
kolam bertingkat 2 (kolam tingkat
penerapan IPTEKS yang sudah
1 berada di bawah permkaan
digeluti/dipelajari
tanah, sedang kolam tingkat 2
berada di atasnya / di atas
ditingkatkan
permukaan tanah).
dikembangkan
dan
serta
terus
oleh
PT
(termasuk FP UNISRI) dari
IPTEKS sebelumnya, namun
Manfaat
1.
dapat juga untuk PT/lembaga
Potensi Sosial dan Ekonomi
lain maupun masyarakat dan
Komoditas belut mudah
(daerah
dapat meningkatkankualitas &
persawahan dan rawa) dan
kuantitas IPTEKS perbelutan
mudah
bagi
didapatkan
dibudidayakan
baik
penduduk
di
daerah,
oleh individu warga maupun
masyarakat Indonesia, bahkan
masyarakat umumnya (desa,
Internasional
kota)
perkembangan
walaupun
teknologi
dengan
sederhana
cepat
laku
dijual
(mudah
IPTEKS
lainnya
/
terjangkau dan lahan sempit,
dan
3.
Dampak Ikutan
Dengan penerapan TTG ini
pemasarannya) tidak hanya di
berdampak:
dalam negeri bahkan dapat
a.
dapat membuka peluang
penyerapan tenaga kerja
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
51
b.
menjadi
usaha
4.
sambilan/tambahan bagi
Nilai
ini telah memberikan nilai
menjadi
usaha
baru/usaha
tambah
tambahan
bagi
dalam
hal
FP
UNISRI,
penerapan
Tri
UMKM (usaha mikro,
Dharma
PT.Selain
kecil dan menengah).
penerapan
TTG
dapat
memberikan nilai tambah bagi
meningkatkan
ini
itu
telah
kebersihan,
kesehatan
pemerintah
dan
keindahan
Sukoharjo sekaligus Provinsi
akibat
Jateng mengenai: 1) kenaikan
lingkungan
c.
PT
Dengan penerapan TTG
kerja,
d.
Bagi
(UNISRI) dan Pemerintah.
penduduk setelah pulang
c
Tambah
Kabupaten
pemanfaatan
pendapatan ekonomi daerah; 2)
limbah/sampah (kotoran
dapat
ternak, jerami, penataan
pemerintah
ekosistem).
mengambil keputusan tentang
dapat
kebijakan
meningkatkan
kerjasama
dan
dijadikan
acuan
(pemda)
dalam
pembangunan
daerah.
komunikasi berbagai hal
(seperti
silaturahmi,
pendidikan,
bisnis
&
ipteks dan lain-lain).
f.
g
h.
dapat
menekan
TINJAUAN PUSTAKA
PRODUKTIVITAS
DI
pasar
baik
INDONESIA
Permintaan
laju
migrasi/urbanisasi
dalam dan luar negeri terhadap belut
penduduk.
sangat banyak dan terus semakin
meningkat,
justru
kesadaran, kepercayaan
kemampuan
Indonesia
diri
kemandirian
menyediakannya cenderung semakin
hidup bersama keluarga
menurun hal ini dapat dilihat pada
di daerah/desanya.
data berikut ini. Indonesia telah
dapat membuka peluang
mengekspor belut
adanya
belut rawa, belut laut dan sidat) sejak
.dapat
meningkatkan
dan
pariwisata.
kegiatan
tahun
1979
walaupun
52
BELUT
sebaliknya
(belut
untuk
sawah,
hingga
sekarang
jumlahnya
semakin
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
meningkat namun masih belum bisa
dalam negerinamun juga kebutuhan
mencukupi permintaan ekspor ke
ekspor.
negara-negara di Eropa, Australia,
Selandia Baru, Amerika Serikat dan
PROSPEK BISNIS BELUT
Asia (paling besar) antara lain: 1).
Sebenarnya,
bisnis
belut
Tahun 1979 - 1980 ekspor belut ke
sudah
Hongkong ± 316 ton/th. Tahun 2002
(Indonesia) sejak beberapa tahun
permintaan 300 ton; 4). Tahun 2005
silam. Saat itu, permintaan cukup
permintaan 10.440 ton / th baru
banyak
tersedia 1.080 ton / th (Sundoro,
terbatas, tidak sebanyak permintaan
2005); 5). Tahun 2006 permintaan
saat ini. Jadi, kebutuhan belut masih
21.600 ton/th baru tersedia 1.800 ton
dapat diperoleh dari alam. Namun,
/ th (Roy, 2006); 6). Bahkan
karena sering diburu, populasi belut
sebenarnya sejak tahun 2003 negara
di
Jepang khususnya (Sundoro, 2003)
sehingga sulit dijumpai. Bahkan
meminta pasokan belut ke seluruh
dengan maraknya kawasan-kawasan
dunia
industri
(paling
besar)
mencapai
digeluti
dan
alam
masyarakat
produktivias
pun
dan
menurun
maih
drastis,
pemukiman
yang
>416.000 ton / th, baru diberi 300
menguasai lahan bekas persawahan
ton / th (sudah termasuk dari
menjadikan populasi belut di alam
Indonesia).Di dalam negeri saat ini
makin sulit dijumpai (Priyono, 2009
bertebaran restoran, rumah makan,
& 2010)
kedai, warung kakilima, warung
pedesaan, toko / pusat jajanan oleh-
PELAKSANAAN PROGRAM
oleh yang menyediakan aneka menu
REALISASI
masakan, keripik, tepung / roti dari
PENYELESAIAN
MASALAH
belut. Disamping itu untuk konsumsi
Kegiatan
dilaksanakan
(lauk) yang bergizi tinggi, belut juga
selama 8 bulan (2 bulan persiapan
bisa
obat.
sarana dan prasarana, 6 bulan untuk
menunjukkan
penebaran benih, pembesaran hingga
digunakan
Fenomena
di
atas
untuk
bahwa peluang pasar belut sangat
panen belut) sbb :
besar dan prospektip, asalkan harus
1.
diimbangi
Indonesia
kerja
untuk
keras
bangsa
mencukupi
kebutuhan belut tidak hanya di
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
Pembinaan
Teknis
&
Pembekalan
(Binkaltek)
kpd
anggota kelompok tani tgl 15
Mei 2015 – 20 Mei 2015
53
2.
Pendampingan Lapangan.
sebelum ditebar
a.
Penyiapan alat & bahan
tubuh, panjang tubuh, berat
(pembelian bahan berupa
rata-rata bibit per ekor,
terpal,
pupuk
penimbangan 5 kg belut tiap
gedebog,
kolam sehingga seluruhnya
lumpur, pasir, jerami dll)
berjumlah 60 kg) tgl 15 Juni
tgl 22 Mei 2015 – 27
2015
bambu,
kandang,
4).
Mei 2015.
b.
bertingkat II & bibit
dalam
belut tgl 25 Mei 2015 –
bertingkat (pembesaran) tgl
15 Juni 2015.
16 Juni 2015
- Pemberian Pakan tambahan
Mei – 4 Juni 2015
Pengisian
setiap 2 minggu sekali dari
tgl 15 Juli 2015 – 15
&
Penyusunan
terpal
2015 – 14 Desember 2015
Terpal
bertingkat II tgl 25
-
kolam
- Pemeliharaan belut 17 Juni
Pembuatan/Pendirian
Kolam
Media
Nopember 2015.
berlapis tgl 4 – 7
- Pemberian / Penanaman &
Juni 2015.
Perbaikan
-Pemeraman/Inkubasi
tanaman
Pelindung / Naungan &
media berlapis 7 –
Perbaikan Pelindung Kolam
14 Juni 2015.
setiap 1.5 bulan sekali dari
Penyiapan bibit belut tgl 8 – 15
tgl 16 Juni 2015 hingga 30
Juni 2015
Nopember 2015
- Penebaran & Pemeliharaan
benih belut pada tempat
5.
Pengamatan sebelum Panen
- Malam:
Aktivitas
belut
sementarasebelum
setiap malam tgl 16 Juni
dimasukkan dalam kolam
2015 – 14 Desember 2015
pembesaran belut tgl 8 – 14
- Penangkapan,
Seleksi,
Penimbangan
&
Pengukuran
- Siang:
Bekas
/
jejak
aktivitas belut 16 Juni 2015
Juni 2015
54
Pembesaran Belut
- Penebaran bibit belut ke
Penyiapan kolam tempat
-
3.
(lingkar
bibit
– 14 Desember 2015
belut
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
6.
Panen Belut
KELOMPOK SASARAN
- Penangkapan belut tgl 15
Desember 2015
adalah
- Pengukuran tubuh belut tgl
masyarakat
tergabung
tani
dalam
yang
organisasi
Kelompok Tani Mulyo I Desa
lingkar
Mranggen, Kecamatan
tubuh,
panjang
Polokarto,
tubuh, berat rata-rata bibit
Kabupaten
per
penimbangan
kepemimpinan Bp.Sukodo sangat
tiap
antusias dan berhasrat benar untuk
ekor,
belut
sehingga
8.
sasaran kegiatan ini
15 Desember 2015 meliputi
berat
7.
Sebagai
kolam
seluruhnya
Sukoharjo
mengembangkan
dengan
pikiran
dan
berjumlah 12 kolam tgl 15
tenaganya demi pembangunan dan
Desember 2015.
pengembangan pertanian khususnya
Analisis Hasil 16 Desember
dalam pengembangan budidaya belut
2015 – 25 Januari 2016
pada kolam bertingkat dengan media
Monitoring Itwilprop Jateng
berlapis.
tgl 21 Januari 2016
9.
Kegiatan Kerja Lanjutan
a.
Seminar
Hasil
METODOLOGI
tgl
ceramah
Pebruari 2016
b.
c.
penyuluhan,
diskusi,
Laporan
dilanjutkan pembinaan, pembekalan
Akhir tgl 2 – 21 Pebruari
teknis, pendampingan serta kegiatan
2016
aksi perumusan design prototipe dan
Pembuatan
&
deskripsi teknis untuk pembuatan
Penuh
kolam terpal bertingkat 2 dengan
kepada Kelompok Tani
media berlapis, pemeliharaan belut
Mulyo 1 tgl 25 Pebruari
hingga
2016
pengamatan
Pengiriman/Penyampaian
aktivitas belut, parameternya adalah :
Laporan Final TTG kpd
1.
Penyerahan
Alat
Pengelolaan
d.
Pelaksanaan program meliputi
2
Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi
Jateng
28
Pebruari 2016.
pemanenan
serta
cara
pertumbuhan
dan
Masalah pokok Proyek
a.
Pengamatan
pertumbuhan : ukuran
tubuh(
lingkar
badan,
panjang tubuh)
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
55
b.
Pemungutan
hasil
panen
c.
/
(kegiatan
dengan
pada
masyarakat
setiap
acara
penimbangan bobot per
kegiatan proyek, upaya
kolamnya
pemeliharaan alat, upaya
maupun
keseluruhannya.
mengembangkan proyek
Kelayakan
secara mandiri,
ekonomi:
Penggunaan biaya untuk
upaya
pelestarian lingkungan).
pembelian bahan & alat
serta biaya pemeliharaan
maupun hasil penjualan
d.
Kelayakan
1.
Teknologi:
Tingkat
Perhitungan statistik terhadap
parameter
kemampuan
pertumbuhan
berikut pembuatan grafik trend
teknis dalam menyerap
pertumbuhan
TTG oleh masyarakat,
pembahasannya.
dan tingkat ketahanan
2.
PENGUJIAN HASIL
2.
berikut
Perhitungan statistik terhadap
alat atau umur ekonomis
parameter
alat.
dibandingkan dengan sebelum
hasil
Masalah ikutan
budidaya
a.
pembahasannya.
Pengamatan tingkah laku
belut
dengan
melihat
3.
berikut
Perhitungan B/C ratio maupun
lubang-lubang / jejak-
analisis
jejak belut, baik siang
pembahasannya.
maupun
malam
hari,
4.
panen
rugi/laba
berikut
Penentuan rekomendasi.
tingkat serapan terhadap
makanan,
serta
jenis
kelamin (warna tubuh,
HASIL
aktivitas/kereaktifan
PENDIRIAN PROTOTIPE DAN UJI
terhadap
COBA
respon
Pengamatan
Pengamatan
partisipasi
56
PERUMUSAN
Hasil
tingkat
kesehatan belut
c.
DAN PEMBAHASAN
bentuk kepala, tingkat
lingkungan).
b.
HASIL, PEMECAHAN MASALAH
kegiatan
yang
TTG
DESAIN
diperoleh
ini
dari
adalah
desainprototipe (bukan desain alat),
Upaya
masyarakat
yakni berupa kolamterpal bertingkat
2dengan
media
berlapis
untuk
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
budidaya belut di lahan kering
dengan sasaran Kelompok Tani
Mulyo di Ds. Mranggen, Kec.
Polokarto, Kab.Sukoharjo, Jateng.
Adapun
desain
prototipe
dan
penyiapan untuk kegiatan / teknisnya
telah disetting:
1.
Desain Prototipe
Desain prototipe dapat dibuat
lewat:
a. Pembuatan Gambar Desain Dasar / Kerangka Dasar Prototipe
Kolam tk.2
Pompa Air
(di atas permuka
an tanah)
a
c
Kolam tk.1
(di bawah permuka
an tanah)
Gbr 2.a Kerangka Dasar Prototipe / Pola
Keterangan:
Kolam Terpal Bertingkat II (kosong /
a = selang air
belum diisi media berlapis 7)
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
57
c = keliling ruang udara kolam tk 1
2.
Gambar
Desain
Prototipe
sekaligus
sebagai
batas
(Produk Pengembangan TTG):
pemisah
atau
sekat
”PENGEMBANGAN
penghubung antara kolam tk.1
BUDIDAYA
dan kolam tk.2.
EFEKTIF
Gambar
Desain
BELUT
PADA
TERPAL
Prototipe
YANG
KOLAM
BERTINGKAT
DENGAN MEDIA BERLAPIS”
Lengkap
Kolam Tk.2
Tinggi/tebal 25 cm dari permukaan tanah
(R. Udara)
Lapisan 7 (air) = 10 cm
Lapisan 6 (lumpur) = 15 cm
Lapisan 5 (pupuk kandang) = 15 cm
Lapisan 4 (gedebog) = 10 cm
Lapisan 3 (jerami) = 10 cm
Lapisan 2 (lumpur) = 10 cm
Lapisan 1 (pasir) = 5 cm = a
b
b
Kolam Tk.1
Tinggi/tebal 25 cm dari permukaan tanah
(R.Udara)
Lapisan 7 (air) = 10 cm
Lapisan 6 (lumpur) = 15 cm
Lapisan 5 (pupuk kandang) = 15 cm
Lapisan 4 (gedebog) = 10 cm
Lapisan 3 (jerami) = 10 cm
Lapisan 2 (lumpur) = 10 cm
Lapisan 1 (pasir) = 5 cm = c
Gbr 2b. Prototipe kolam terpal bertingkat II lengkap dengan isi media 7 lapis.
Lapisan 1 s/d 7 = lapisan
Keterangan:
1).
Posisi
Terpal
mengelilingi dinding dan
dasar
58
kolam
serta
media
2)
a = permukaan tanah
(menjadi
dasar
dari
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
kolam tingkat 2 = lap 1
3).
2.
Penyiapan
kolam
di
dari kolam tk 2).
lahan kering dan isinya:
b = keliling ruang udara
-
membuat 6 kolam
kolam tk 1 sekaligus
terpal (sama dengan
sebagai batas pemisah
12
atau sekat
penghubung
terpal)
masing-
kolam tk.1 dan
masing
kolam
antara
4).
a.
buah
kolam
kolam tk.2.
berukuran
c = dasar dari kolam tk.1
m(baik yang berada
= lap 1 dari kolam tk 1.
di bawah permukaan
Hasil Uji Coba
3x1,5x1
tanah; maupun yang
Penebaran
bibit
belut
berada di atas tanah)
(ukuran diameter 2.5-3.2 cm,
waktunya 5 hari.
panjang 19.7-23.5 cm, berat
-.. penebaran
benih
10-15 g/ekor), pemeliharaan /
belut
ukuran
pembesaran
(lingkaran
2.5-3.2
hingga
panen
waktunya ≥ 8 bulan.
cm, panjang 19.7-
Khusus kegiatan
teknik
meliputi
kolam,
kultur
23.5 cm, berat 10-15
pembuatan
g/ekor atau>37.200
pemilihan
benih,
g
atau
37.2
penebaran benih, pemberian
kg)sebanyak 60 kg
makan,
(3720 ekor) untuk
cara
pemberian
/
pengisian air kolam waktunya
12 kolam,
± 8 bulan. Tahapannya adalah
masing-masing
membuat
terpal
kolam diisi sebanyak
bertingkat 2 (sama dengan 12
5 kg (310 ekor) bibit
buah kolam terpal), masing-
belut.
6
kolam
yakni
masing kolam terpal berisi
-.. Makanan tambahan
media berlapis 7 dengan bahan
belut berupa sisa-
dan susunan yang sama.
sisa
Penerapan
lapangan
kegiatan
sejak
di
binatang yang sehat
pembuatan
kolam hingga panen adalah:
daging/tulang
dari dapur.
b.
Pengamatan
pertumbuhan
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
59
menyangkut
tubuh,
d.
ukuran
pertumbuhan
lubang-lubang
jejak
jejak-jejak belut
baik
siang
maupun
e.
kriteria dan cara panen,
f.
monitoring hasil praktek
Pemungutan hasil/panen
di lapangan,
.
d.
Pengamatan
meliputi
bobot,
hasil
g.
analisis usaha.
h.
pembuatan
penimbangan
lingkar
laporandisertai
badan,
rekomendasi
panjang tubuh belut.
yang
memungkinkan.
e.
Monitoring hasil.
f.
Analisis Usaha .
g.
Pembuatan
laporan
3681 ekor (mati/hilang± 10%
kegiatan
disertai
atau 39 ekor) ukuran (diameter
yang
10.1-12.0 cm, panjang 16.3
4.
Panen
Panen belut tinggal
rekomendasi
memungkinkan
3.
hasil
budidaya belut
malam hari .
c.
pengamatan
cm, berat 15.3 g/ekor x 3681
Kegiatan Persiapan/Pengantar
ekor=235,10 kg)sebanyak 60
(Pra kegiatan teknis lapangan).
kg untuk 12 kolam dengan
Pelaksanaan
penerapan
harga
IPTEKS
Rp
35.000/kg=
Rp.8.225.000,00
menyangkut penjelasan teori
dan
praktek
/
pelatihan,
diskusi,
penugasan,
pendampingan
kepada
peserta
di
lapangan
/
anggota
PEMECAHAN
MASALAH
DAN
PEMBAHASAN
Untuk
pembesaran
tubuh
meningkatkan
dan
jumlah
kelompok tani meliputi cara-
produksi belut dibuatlah prototipe
cara / tahapannya sbb:
kolam terpal bersusun/bertingkat 2 di
a.
penyiapan
bahan,
alat
lahan kering dengan sistem/susunan
dan tempat,
media berlapis 7 (dari dasar ke atas
b.
penebaran bibit,
lapisannya: pasir, lumpur, jerami,
c.
pemeliharaan,
gedebog, pupuk kandang, lumpur,
air). Jadi dengan prototipe kolam ini
dipandang
60
masih
relevan
dan
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
terjangkau dengan sumberdaya yang
umur panen/ pemungutan hasil juga
ada dengan sarana & prasarana
meningkatkan
sebagian besar dapat memanfaatkan
efisien
sumberdaya disekitarnya (sdm dan
meningkatkan sanitasi lingkungan
bahan dan peralatannya) sehingga
(ramah lingkungan).
diharapkan
dapat
produksi
secara
efektif
serta
dan
memudahkan
Pola/kerangka budidaya belut pada
kolam bertingkat/bersusun dengan
media berlapis.
budidaya dengan pertumbuhan /
pembesaran tubuh belut berlangsung
cepat, berarti dapat mempercepat
Penebaran bibit belut dari sawah pada kolam bertingkat dg media berlapis pada lahan
kering
Pemeliharaan/pembesaran belut selama 6 bulan dengan memberi makanan tambahan &
mengganti/menambah air setiap bulan serta mengamati tingkahlakunya pada
siang/malam
Panen belut dilakukan saat berumur 6 bulan
Pengukuran besar belut: lingkar badan, panjang tubuh, dan bobotnya
Gambar 3 : Diagram Alir Proses Budidaya Belut Pada Kolam Bertingkat 2 oleh Kel.Tani
Mulyo
Jadi dengan memelihara belut
menjanjikan atau prospektif, lebih-lebih
60 kg (12 kolam) selama 6 bulan akan
dengan
meningkatkan
penghematan
diperoleh 235,210 kg belut dewasa
biaya atau kerja optimal dan pemasaran
dengan tingkat kematian/hilang 10%
yang efektif.
dengan harga jual Rp.35.000,00/kg = Rp
8.225.000,00, dikurangi total biaya yang
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
dikeluarkan
KESIMPULAN
Rp
2.500.000,00=
Rp
5.725.000,00 (keuntungan). Atau jika 12
kolam dapat digunakan 3 th (6xpanen),
maka akan diperoleh keuntungan ±
6xRp 5.725.000,00 = Rp.35.000.000,00
dengan luas lahan cukup 54 m² atau per
kolam (4.5 m²) = Rp 35.000.000,00:12 =
2.916.666,666. Demikian pula berdasar
B/C ratio>1 berarti usaha ini masih
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
1.
Usaha ternak belut dengan
kolam terpal bertingkat (lahan
sempit ± 54 m² untuk 12 kolam
atau 4.5 m² / kolam) dapat
dilaksanakan
lapisan
oleh
semua
masyarakat
pada
semua lahan baik lahan kering,
61
lahan basah, di sekitar rumah,
mudah pemeliharaannya (tidak
perlu intensif).
2.
Keuntungan Rp 5.725.000,00
...........2009. Pemanfaatan Lahan Sempit
Di
Sekitar
Rumah
Untuk
Budidaya Belut Dan Ikan Lele
Yang
Prospektif
.Majalah
JogloUNISRI.
ISSN
02159546.Th 2009
setiap 6 bulan (12 kolam).
REKOMENDASI
1.
Perlu terus menerus diadakan
budidaya belut
yang tidak
mengenal musim dapat secara
besar-besaran
dan
serentak
..........2010..Upaya Pembesaran Belut
Yang Efektif Melalui Budidaya
Dengan Media BerlapisPada
Kolam Di Lahan Kering di
Dsn.Dagas,
Ds.Mranggen,
Polokarto, Sukoharjo. Laporan
Pengembangan
TTG
LPPM
UNIBA Ska.Th.2010.
mengingat mengandung nilai
gisi tinggi dan prospek secara
Roy, R.2006.Petunjuk Prkatis Beternak
Lele.Agromedia Pustaka.Jkt.
ekonomi/bisnis.
2.
Perlu dibuat pola PIR belut
yang diawali bentuk KUB.
DAFTAR PUSTAKA
Djarijah, A.S.1998. Membuat Pelet Pakan
Ikan.Kanisius.Ygy.
Priyono.2000.Reformasi
Pembangunan
Pertanian
Melalui
Agribisnis.Gema UNIBA.Ed.
Th.XIV/26.A/00.ISSN:02153092.LPPM UNIBA.Ska.
.............2007.Perencanaan
dan
Pengembangan Teknologi Tepat
Guna
(TTG)
Di
Wilayah
Karesidenan Surakarta. Majalah
Gema UNIBA. ISSN 0215-3092.
Th.2007
Sarwono, B.2005.Seri Agribisnis Budidaya
Belut & Sidat. Penebar Swadaya.
Jkt.
Sundoro,
RMS.2003.Belut
(Budidaya&Pemanfaatannya).Ag
romedia Pustaka.Jkt.
-----------------.2005.Ekspor Belut Hidup
Masih Prospektip (Wawancara
Solopos).Espos
13
Pebruari
2005.PT Aksara Solopos.Griya
Solopos. Solo
Yuanita & Soegeng Hadi. 2012. Untung
Besar Budidaya Belut di Kolam
Terpal & Kolam Tong. Pinang
Merah Publisher. Ygy.
...........2008.
Pengembangan
TTG
Budidaya Belut dan Lele Pada
Lahan Kering Di Ds.Mranggen,
Polokarto, Sukoharjo. Laporan
Pengembangan
TTG
LPPM
UNISRI Ska.Th. 2008.
62
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
PADA KOLAM TERPAL BERTINGKAT
DENGAN MEDIA BERLAPIS
Oleh:
Priyono, Kharis Triyono dan Martana
Fakultas Pertanian UNISRI Surakarta
ABSTRAK
Tujuannya untuk memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan bagi Kelompk Tani
Mulyo, Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo yang menyangkut
Teknologi Tepat Guna tentang Budidaya Pengembangan Belut yang efektif dengan media
berlapis pada kolam di lahan kering.
Metode yang dilakukan civil teknis selama 8 bulan (2 bulan persiapan, 6 bulan
pembesaran/pemeliharaan di kolam terpal) meliputi 1. Kegiatan persiapan, 2. Ketiagan
Teknis Teoritis (pembekalan), 3. Kegiatan operasional seperti : a pembuatan kolam sebanyak
12 buah kolam, b. Pengisian / penyusunan kolam dengan media berlapis 7 lapis urut dari
bawah ke atas, e. Penebaran 60 kg bibit belut untuk 12 kolam atau masing-masing kolam 5
kg pada tanggal 16 Juni 2014; .f). Panen dan Pengamatan Hasil dilakukan tanggal 15
Desember 2014 menyangkut pertumbuhan (panjang, lingkar, dan berat tubuh, serta
perkembangan hidup belut.
Hasil pengamatan perkembangan tubuh diperoleh : 1). Warna kulit ketika bibit
adalah kehitam-hitaman tidak mengkilat, sedangkan ketika dewasa berubah hitam
cerah/mengkilat atau kulit bagian atas coklat dan bagian bawah berwarna kuning. 2). Bentuk
kepala ketika bibit lancip atau lonjong meruncing, sedangkan ketika dewasa berubah menjadi
brbentuk lonjong membulat; 3). Tingkah laku ketika bibit tidak muncul ke permukaan baik
sinang / malam, sedangkan ketika dewasa terutama waktu malam yang keluar muncul di
permukaan adalah belut yang ukruan besar / dewasa.
Selanjutnya dari pemeliharaan belut 60 kg (12 kolam) selama 6 bulan akan diperoleh
235,210 kg belut dewasa dengan tingkat kematian/hilang 10% dengan harga jual
Rp.35.000,00/kg = Rp 8.225.000,00, dikurangi total biaya yang dikeluarkan Rp
2.500.000,00= Rp 5.725.000,00 (keuntungan). Atau jika 12 kolam dapat digunakan 3 th
(6xpanen), maka akan diperoleh keuntungan ± 6xRp 5.725.000,00 = Rp.35.000.000,00
dengan luas lahan cukup 54 m² atau per kolam (4.5 m²) = Rp 35.000.000,00:12 =
2.916.666,666. Demikian pula berdasar B/C ratio>1 berarti usaha ini masih menjanjikan atau
prospektif, lebih-lebih dengan meningkatkan penghematan biaya atau kerja optimal dan
pemasaran yang efektif.
Kata kunci: budidaya belut, kolam terpal bertingkat, media berlapis
PENDAHULUAN
Analisis Situasi
Kondisi Desa Mranggen
Desa
DESA
Polokarto
Sukoharjo
terbagi
kebayanan
Mranggen termasuk
SWASEMBADA,
Kecamatan
yaitu
Glondongan,
(
Kabupaten
menjadi
4
kebayanan:
Mranggen,
Padasan
dan Dagas) dengan 22 dusun/dukuh,
merupakan salah satu bagian wilayah
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
47
11 RW dan 41 RT, jumlah penduduk
sangat sedikit
6873 jiwa. Sebagian besar penduduk
tidak ada anggota (penduduk)
berpendidikan SLTP ke bawah (rata-
yang melakukan diversifikasi
rata pendidikan SD).
usaha,lebih-lebih
Jenis
tanahnya
adalah
atau hampir
untuk
beternak
belut
Gromusol, sifat dan cirinya : 1).
sebenarnya
(baku),
marfologi tanah yang meliputi: a).
beternak belut dipandang: a).
relief datar s/d berombak,. b). tingkat
hanya sebagai sambilan untuk
erosi agak kecil, namun berpotensi
sekedar mengisi tanah yang
kritis (tadah hujan, jenis erosi alur
masih kosong dan menambah
sudah banyak dan usaha pelestarian
kesibukan, b). hanya untuk
alam yang kurang), drainase lambat,
menambah
warna tanah kelabu s/d kelabu
makanan keluarga sendiri; c).
kehitaman, teksturnya lempungan
ternak
(clay) dengan mineral tipe 2:1
dipasarkan
sehingga bersifat lengket dan agak
menjanjikan),
berlumpur dipermukaan (dapat untuk
khalayak menganggap hewan
media belut) jika terkena hujan dan
yang
retak-retak
cacing/ular.
pada
waktu
musim
yang
karena
kebutuhan
belut
bukan
untuk
(dianggap
tidak
d).
Sebagian
menjijikkan
seperti
kemarau., struktur tanah remah s.d
Mengingat permasalahan
bergumpal, c). banjir hampir tidak
di atas dan adanya komitmen
ada,
tanaman
yang kuat dari kelompok tani
pekarangan dan tegalan (Ketela,
tersebut, maka kami (Tim FP
jagung, kacang-kacangan, pisang,
UNISRI) ingin mengadakan
tanaman pagar, jati, tebu, rumput-
sekaligus
rumputan), 2).iklim Tropika Basah
memperkenalkan/meningkatka
Tipe C (Schmidt & Ferguson) dan
n pengetahuan dan ketrampilan
Af (Koppen), Curah hujan 1476,75
(IPTEKS) kepada masyarakat
mm / th, suhu rata-rata 21-32ºC.
di suatu daerah, untuk saat ini
d).
vegetasi
berencana di salah satu desa di
Perumusan Masalah
1.
Identifikasi Masalah
Jika dilihat permasalahan
di daerah ini sebagian besar
48
wilayah Kabupaten Sukoharjo
dengan
judul
:
”PENGEMBANGAN
BUDIDAYA
BELUT
YANG
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
EFEKTIF
PADA
TERPAL
KOLAM
daerah seperti di kota besar
BERTINGKAT
dan luar jawa.
DENGAN MEDIA BERLAPIS ”
2).
Peluang inilah yang oleh
Fokus Masalah
Tim FP UNISRI Surakarta
Desa
Mranggen
tangkap,
bermaksud
ingin
termasuk Desa Swasembada
mengadakan
walaupun terbatas, daerahnya
TTG yaitubudidaya belut yang
terutama
efektif
tadah
potensial
hujan
kritis
dan
(upaya
pengembangan
pada
kolam
bertingkat/bersusun
2
(dua)
pelestarian alam minim sekali),
dengan media berlapis sebagai
sebagian
penduduk
pengembangan dari TTG yang
kering
pernah dilaksanakan (kolam
terutama tanaman pekarangan
belut bertingkat 1). Disamping
dan
tebu,
itu keuntungan menggunakan
disamping
kolam susun/tingkat 2 jauh
sebagian kecil bertanam padi
lebih banyak (1) hemat lahan;
di
(2)
besar
bertani
di
lahan
tegalan
jagung,
seperti
pisang,
sawah,
beternak
kambing dan sapi,
ayam,
tanahnya
hemat
pemakaian
tenaga;
bahan
(3)
makanan
banyak
mengandung
liat
dari
sehingga
jika
air
memperbanyak (usaha) jumlah
(mudah
belut yang dikelola. Dengan
berlumpur
demikian budidaya belut pada
(cocok sebagai habitat belut),
kolam bertingkat 2 dengan
tingkat pendidikan penduduk
media berlapis
memberikan
rata-rata tamatan SLTP ke
peluang
besar
bawah,
masyarakat (kelompok tani)
terkena
mudah menahannya
tergenang)
dan
tingkat
ekonominya
rata-rata
relatif
rendah,
sehingga
menjadikanmereka
banyak yang tidak berdaya
(Priyono,
alam
sekitar;
yang
(4)
bagi
dalam
peningkatan
menyangkut
ketrampilan,
ekonomi dan kesejahteraannya.
2008).Akibatnya
banyakpenduduk
(usia
TUJUAN, LUARAN DAN MANFAAT
produktif)
ingin
Tujuan
ekonominya
1.
memperbaiki
yang
dengan jalan bekerja ke luar
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
Untuk memberikan informasi /
pengetahuan
yang
jelas
49
(IPTEKS
/
ketrampilan)
ilmu
dan
terhadap
&
penting
budidaya
belut
dan
mengembangkannya
secara
Luaran
pengembangan
teknologi tepat guna, yakni:
terpal yang disusun secara
terpal bertingkat 2 (dua) dengan
bertingkat / bersusun di lahan
susunan
kering .
budidaya belut di lahan kering”.
Untuk mengetahui budidaya
Dengan susunan kolam sbb:
pembesaran belut yang efektif
Kolam tingkat 1 berada di dalam
dengan media berlapis pada
tanah dan kolam tingkat 2 berada di
kolam
terpalbersusun
atasnya / diatas permukaan tanah
(bertingkat) terutama di lahan
dengan ukuran yang sama. Baik pada
kering untuk masyarakat desa
kolam tingkat 1 dan kolam tingkat 2
(kelompok
berisi media yang sama (bahan,
tani)
yang
masih
susunan
prototype
media
dan
kolam
berlapis
ukuran
untuk
lapisan).
terbatas: ekonominya lemah,
Masing-masing
pendidikan, pengetahuan dan
3x1.5x1 m dengan susunan media
informasinya terbatas sehingga
sebagai berikut:
menjadikan kehidupannya agar
1.
Untuk
kolam
sikap
dan
cm dibuat terdiri dari:
- Lapisan
pasir setebal
UNISRI khususnya tim yang
cm.
lingkungan
FP
UNISRI Surakarta
yang berharga bagi pimpinan
mempertimbangkan
1/dasar
- Lapisan 2
:
5
:
lumpur setebal 10 cm.
Untuk memberikan masukan
daerah
dari
tinggi/tebal kolam 1 m = 100
dikalangan Civitas Akademika
di
yakni
dan
kemampuan yang profesional
berada
berukuran
Untuk media berlapis setiap
kolamnya,
menumbuhkan
mengembangkan
50
Luaran
“Terbentuknya
lebih baik dan sejahtera.
4.
pembangunan yang pro rakyat.
efektif, khususnya pada kolam
kemampuannya
3.
keputusan/kebijakan
masyarakat
(kelompok tani) tentang cara
2.
pengambilan
dalam
- Lapisan 3
:
jerami setebal 10 cm.
- Lapisan 4
:
gedebog setebal 10 cm.
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
- Lapisan 5
diekspor
:
luar
Pemasaran
cm.
negeri ( dijumpai sejak dari
di
dalam
pasar tradisional / pedesaan /
:
pelosok hingga pasar swalayan
lumpur setebal 15 cm.
- Lapisan 7
belut
negeri.
pupuk kandang setebal 15
- Lapisan 6
:
perkotaan)
air
diekspor
setebal 10 cm.
seperti
75
Jumlah
bahkan
ke
hingga
mancanegara
Hongkong,
cm
Jepang,
Sisa = 100 cm – 75 cm = 25 cm
USA, Eropa, Afrika Utara,
(dari permukaan) untuk mencegah
Korea,
lari / keluarnya belut dari kolam
sebagaianya.
dan
sebagai
space
untuk
2.
Australia,
dan
Nilai Tambah dari sisi IPTEKS
pertukaran dengan udara luar .
2.
ke
Denganpenerapan
Untuk rencana kolamnya dibuat 6
TTG
inipada hakekatnya merupakan
kolam bertingkat 2 (kolam tingkat
penerapan IPTEKS yang sudah
1 berada di bawah permkaan
digeluti/dipelajari
tanah, sedang kolam tingkat 2
berada di atasnya / di atas
ditingkatkan
permukaan tanah).
dikembangkan
dan
serta
terus
oleh
PT
(termasuk FP UNISRI) dari
IPTEKS sebelumnya, namun
Manfaat
1.
dapat juga untuk PT/lembaga
Potensi Sosial dan Ekonomi
lain maupun masyarakat dan
Komoditas belut mudah
(daerah
dapat meningkatkankualitas &
persawahan dan rawa) dan
kuantitas IPTEKS perbelutan
mudah
bagi
didapatkan
dibudidayakan
baik
penduduk
di
daerah,
oleh individu warga maupun
masyarakat Indonesia, bahkan
masyarakat umumnya (desa,
Internasional
kota)
perkembangan
walaupun
teknologi
dengan
sederhana
cepat
laku
dijual
(mudah
IPTEKS
lainnya
/
terjangkau dan lahan sempit,
dan
3.
Dampak Ikutan
Dengan penerapan TTG ini
pemasarannya) tidak hanya di
berdampak:
dalam negeri bahkan dapat
a.
dapat membuka peluang
penyerapan tenaga kerja
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
51
b.
menjadi
usaha
4.
sambilan/tambahan bagi
Nilai
ini telah memberikan nilai
menjadi
usaha
baru/usaha
tambah
tambahan
bagi
dalam
hal
FP
UNISRI,
penerapan
Tri
UMKM (usaha mikro,
Dharma
PT.Selain
kecil dan menengah).
penerapan
TTG
dapat
memberikan nilai tambah bagi
meningkatkan
ini
itu
telah
kebersihan,
kesehatan
pemerintah
dan
keindahan
Sukoharjo sekaligus Provinsi
akibat
Jateng mengenai: 1) kenaikan
lingkungan
c.
PT
Dengan penerapan TTG
kerja,
d.
Bagi
(UNISRI) dan Pemerintah.
penduduk setelah pulang
c
Tambah
Kabupaten
pemanfaatan
pendapatan ekonomi daerah; 2)
limbah/sampah (kotoran
dapat
ternak, jerami, penataan
pemerintah
ekosistem).
mengambil keputusan tentang
dapat
kebijakan
meningkatkan
kerjasama
dan
dijadikan
acuan
(pemda)
dalam
pembangunan
daerah.
komunikasi berbagai hal
(seperti
silaturahmi,
pendidikan,
bisnis
&
ipteks dan lain-lain).
f.
g
h.
dapat
menekan
TINJAUAN PUSTAKA
PRODUKTIVITAS
DI
pasar
baik
INDONESIA
Permintaan
laju
migrasi/urbanisasi
dalam dan luar negeri terhadap belut
penduduk.
sangat banyak dan terus semakin
meningkat,
justru
kesadaran, kepercayaan
kemampuan
Indonesia
diri
kemandirian
menyediakannya cenderung semakin
hidup bersama keluarga
menurun hal ini dapat dilihat pada
di daerah/desanya.
data berikut ini. Indonesia telah
dapat membuka peluang
mengekspor belut
adanya
belut rawa, belut laut dan sidat) sejak
.dapat
meningkatkan
dan
pariwisata.
kegiatan
tahun
1979
walaupun
52
BELUT
sebaliknya
(belut
untuk
sawah,
hingga
sekarang
jumlahnya
semakin
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
meningkat namun masih belum bisa
dalam negerinamun juga kebutuhan
mencukupi permintaan ekspor ke
ekspor.
negara-negara di Eropa, Australia,
Selandia Baru, Amerika Serikat dan
PROSPEK BISNIS BELUT
Asia (paling besar) antara lain: 1).
Sebenarnya,
bisnis
belut
Tahun 1979 - 1980 ekspor belut ke
sudah
Hongkong ± 316 ton/th. Tahun 2002
(Indonesia) sejak beberapa tahun
permintaan 300 ton; 4). Tahun 2005
silam. Saat itu, permintaan cukup
permintaan 10.440 ton / th baru
banyak
tersedia 1.080 ton / th (Sundoro,
terbatas, tidak sebanyak permintaan
2005); 5). Tahun 2006 permintaan
saat ini. Jadi, kebutuhan belut masih
21.600 ton/th baru tersedia 1.800 ton
dapat diperoleh dari alam. Namun,
/ th (Roy, 2006); 6). Bahkan
karena sering diburu, populasi belut
sebenarnya sejak tahun 2003 negara
di
Jepang khususnya (Sundoro, 2003)
sehingga sulit dijumpai. Bahkan
meminta pasokan belut ke seluruh
dengan maraknya kawasan-kawasan
dunia
industri
(paling
besar)
mencapai
digeluti
dan
alam
masyarakat
produktivias
pun
dan
menurun
maih
drastis,
pemukiman
yang
>416.000 ton / th, baru diberi 300
menguasai lahan bekas persawahan
ton / th (sudah termasuk dari
menjadikan populasi belut di alam
Indonesia).Di dalam negeri saat ini
makin sulit dijumpai (Priyono, 2009
bertebaran restoran, rumah makan,
& 2010)
kedai, warung kakilima, warung
pedesaan, toko / pusat jajanan oleh-
PELAKSANAAN PROGRAM
oleh yang menyediakan aneka menu
REALISASI
masakan, keripik, tepung / roti dari
PENYELESAIAN
MASALAH
belut. Disamping itu untuk konsumsi
Kegiatan
dilaksanakan
(lauk) yang bergizi tinggi, belut juga
selama 8 bulan (2 bulan persiapan
bisa
obat.
sarana dan prasarana, 6 bulan untuk
menunjukkan
penebaran benih, pembesaran hingga
digunakan
Fenomena
di
atas
untuk
bahwa peluang pasar belut sangat
panen belut) sbb :
besar dan prospektip, asalkan harus
1.
diimbangi
Indonesia
kerja
untuk
keras
bangsa
mencukupi
kebutuhan belut tidak hanya di
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
Pembinaan
Teknis
&
Pembekalan
(Binkaltek)
kpd
anggota kelompok tani tgl 15
Mei 2015 – 20 Mei 2015
53
2.
Pendampingan Lapangan.
sebelum ditebar
a.
Penyiapan alat & bahan
tubuh, panjang tubuh, berat
(pembelian bahan berupa
rata-rata bibit per ekor,
terpal,
pupuk
penimbangan 5 kg belut tiap
gedebog,
kolam sehingga seluruhnya
lumpur, pasir, jerami dll)
berjumlah 60 kg) tgl 15 Juni
tgl 22 Mei 2015 – 27
2015
bambu,
kandang,
4).
Mei 2015.
b.
bertingkat II & bibit
dalam
belut tgl 25 Mei 2015 –
bertingkat (pembesaran) tgl
15 Juni 2015.
16 Juni 2015
- Pemberian Pakan tambahan
Mei – 4 Juni 2015
Pengisian
setiap 2 minggu sekali dari
tgl 15 Juli 2015 – 15
&
Penyusunan
terpal
2015 – 14 Desember 2015
Terpal
bertingkat II tgl 25
-
kolam
- Pemeliharaan belut 17 Juni
Pembuatan/Pendirian
Kolam
Media
Nopember 2015.
berlapis tgl 4 – 7
- Pemberian / Penanaman &
Juni 2015.
Perbaikan
-Pemeraman/Inkubasi
tanaman
Pelindung / Naungan &
media berlapis 7 –
Perbaikan Pelindung Kolam
14 Juni 2015.
setiap 1.5 bulan sekali dari
Penyiapan bibit belut tgl 8 – 15
tgl 16 Juni 2015 hingga 30
Juni 2015
Nopember 2015
- Penebaran & Pemeliharaan
benih belut pada tempat
5.
Pengamatan sebelum Panen
- Malam:
Aktivitas
belut
sementarasebelum
setiap malam tgl 16 Juni
dimasukkan dalam kolam
2015 – 14 Desember 2015
pembesaran belut tgl 8 – 14
- Penangkapan,
Seleksi,
Penimbangan
&
Pengukuran
- Siang:
Bekas
/
jejak
aktivitas belut 16 Juni 2015
Juni 2015
54
Pembesaran Belut
- Penebaran bibit belut ke
Penyiapan kolam tempat
-
3.
(lingkar
bibit
– 14 Desember 2015
belut
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
6.
Panen Belut
KELOMPOK SASARAN
- Penangkapan belut tgl 15
Desember 2015
adalah
- Pengukuran tubuh belut tgl
masyarakat
tergabung
tani
dalam
yang
organisasi
Kelompok Tani Mulyo I Desa
lingkar
Mranggen, Kecamatan
tubuh,
panjang
Polokarto,
tubuh, berat rata-rata bibit
Kabupaten
per
penimbangan
kepemimpinan Bp.Sukodo sangat
tiap
antusias dan berhasrat benar untuk
ekor,
belut
sehingga
8.
sasaran kegiatan ini
15 Desember 2015 meliputi
berat
7.
Sebagai
kolam
seluruhnya
Sukoharjo
mengembangkan
dengan
pikiran
dan
berjumlah 12 kolam tgl 15
tenaganya demi pembangunan dan
Desember 2015.
pengembangan pertanian khususnya
Analisis Hasil 16 Desember
dalam pengembangan budidaya belut
2015 – 25 Januari 2016
pada kolam bertingkat dengan media
Monitoring Itwilprop Jateng
berlapis.
tgl 21 Januari 2016
9.
Kegiatan Kerja Lanjutan
a.
Seminar
Hasil
METODOLOGI
tgl
ceramah
Pebruari 2016
b.
c.
penyuluhan,
diskusi,
Laporan
dilanjutkan pembinaan, pembekalan
Akhir tgl 2 – 21 Pebruari
teknis, pendampingan serta kegiatan
2016
aksi perumusan design prototipe dan
Pembuatan
&
deskripsi teknis untuk pembuatan
Penuh
kolam terpal bertingkat 2 dengan
kepada Kelompok Tani
media berlapis, pemeliharaan belut
Mulyo 1 tgl 25 Pebruari
hingga
2016
pengamatan
Pengiriman/Penyampaian
aktivitas belut, parameternya adalah :
Laporan Final TTG kpd
1.
Penyerahan
Alat
Pengelolaan
d.
Pelaksanaan program meliputi
2
Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi
Jateng
28
Pebruari 2016.
pemanenan
serta
cara
pertumbuhan
dan
Masalah pokok Proyek
a.
Pengamatan
pertumbuhan : ukuran
tubuh(
lingkar
badan,
panjang tubuh)
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
55
b.
Pemungutan
hasil
panen
c.
/
(kegiatan
dengan
pada
masyarakat
setiap
acara
penimbangan bobot per
kegiatan proyek, upaya
kolamnya
pemeliharaan alat, upaya
maupun
keseluruhannya.
mengembangkan proyek
Kelayakan
secara mandiri,
ekonomi:
Penggunaan biaya untuk
upaya
pelestarian lingkungan).
pembelian bahan & alat
serta biaya pemeliharaan
maupun hasil penjualan
d.
Kelayakan
1.
Teknologi:
Tingkat
Perhitungan statistik terhadap
parameter
kemampuan
pertumbuhan
berikut pembuatan grafik trend
teknis dalam menyerap
pertumbuhan
TTG oleh masyarakat,
pembahasannya.
dan tingkat ketahanan
2.
PENGUJIAN HASIL
2.
berikut
Perhitungan statistik terhadap
alat atau umur ekonomis
parameter
alat.
dibandingkan dengan sebelum
hasil
Masalah ikutan
budidaya
a.
pembahasannya.
Pengamatan tingkah laku
belut
dengan
melihat
3.
berikut
Perhitungan B/C ratio maupun
lubang-lubang / jejak-
analisis
jejak belut, baik siang
pembahasannya.
maupun
malam
hari,
4.
panen
rugi/laba
berikut
Penentuan rekomendasi.
tingkat serapan terhadap
makanan,
serta
jenis
kelamin (warna tubuh,
HASIL
aktivitas/kereaktifan
PENDIRIAN PROTOTIPE DAN UJI
terhadap
COBA
respon
Pengamatan
Pengamatan
partisipasi
56
PERUMUSAN
Hasil
tingkat
kesehatan belut
c.
DAN PEMBAHASAN
bentuk kepala, tingkat
lingkungan).
b.
HASIL, PEMECAHAN MASALAH
kegiatan
yang
TTG
DESAIN
diperoleh
ini
dari
adalah
desainprototipe (bukan desain alat),
Upaya
masyarakat
yakni berupa kolamterpal bertingkat
2dengan
media
berlapis
untuk
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
budidaya belut di lahan kering
dengan sasaran Kelompok Tani
Mulyo di Ds. Mranggen, Kec.
Polokarto, Kab.Sukoharjo, Jateng.
Adapun
desain
prototipe
dan
penyiapan untuk kegiatan / teknisnya
telah disetting:
1.
Desain Prototipe
Desain prototipe dapat dibuat
lewat:
a. Pembuatan Gambar Desain Dasar / Kerangka Dasar Prototipe
Kolam tk.2
Pompa Air
(di atas permuka
an tanah)
a
c
Kolam tk.1
(di bawah permuka
an tanah)
Gbr 2.a Kerangka Dasar Prototipe / Pola
Keterangan:
Kolam Terpal Bertingkat II (kosong /
a = selang air
belum diisi media berlapis 7)
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
57
c = keliling ruang udara kolam tk 1
2.
Gambar
Desain
Prototipe
sekaligus
sebagai
batas
(Produk Pengembangan TTG):
pemisah
atau
sekat
”PENGEMBANGAN
penghubung antara kolam tk.1
BUDIDAYA
dan kolam tk.2.
EFEKTIF
Gambar
Desain
BELUT
PADA
TERPAL
Prototipe
YANG
KOLAM
BERTINGKAT
DENGAN MEDIA BERLAPIS”
Lengkap
Kolam Tk.2
Tinggi/tebal 25 cm dari permukaan tanah
(R. Udara)
Lapisan 7 (air) = 10 cm
Lapisan 6 (lumpur) = 15 cm
Lapisan 5 (pupuk kandang) = 15 cm
Lapisan 4 (gedebog) = 10 cm
Lapisan 3 (jerami) = 10 cm
Lapisan 2 (lumpur) = 10 cm
Lapisan 1 (pasir) = 5 cm = a
b
b
Kolam Tk.1
Tinggi/tebal 25 cm dari permukaan tanah
(R.Udara)
Lapisan 7 (air) = 10 cm
Lapisan 6 (lumpur) = 15 cm
Lapisan 5 (pupuk kandang) = 15 cm
Lapisan 4 (gedebog) = 10 cm
Lapisan 3 (jerami) = 10 cm
Lapisan 2 (lumpur) = 10 cm
Lapisan 1 (pasir) = 5 cm = c
Gbr 2b. Prototipe kolam terpal bertingkat II lengkap dengan isi media 7 lapis.
Lapisan 1 s/d 7 = lapisan
Keterangan:
1).
Posisi
Terpal
mengelilingi dinding dan
dasar
58
kolam
serta
media
2)
a = permukaan tanah
(menjadi
dasar
dari
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
kolam tingkat 2 = lap 1
3).
2.
Penyiapan
kolam
di
dari kolam tk 2).
lahan kering dan isinya:
b = keliling ruang udara
-
membuat 6 kolam
kolam tk 1 sekaligus
terpal (sama dengan
sebagai batas pemisah
12
atau sekat
penghubung
terpal)
masing-
kolam tk.1 dan
masing
kolam
antara
4).
a.
buah
kolam
kolam tk.2.
berukuran
c = dasar dari kolam tk.1
m(baik yang berada
= lap 1 dari kolam tk 1.
di bawah permukaan
Hasil Uji Coba
3x1,5x1
tanah; maupun yang
Penebaran
bibit
belut
berada di atas tanah)
(ukuran diameter 2.5-3.2 cm,
waktunya 5 hari.
panjang 19.7-23.5 cm, berat
-.. penebaran
benih
10-15 g/ekor), pemeliharaan /
belut
ukuran
pembesaran
(lingkaran
2.5-3.2
hingga
panen
waktunya ≥ 8 bulan.
cm, panjang 19.7-
Khusus kegiatan
teknik
meliputi
kolam,
kultur
23.5 cm, berat 10-15
pembuatan
g/ekor atau>37.200
pemilihan
benih,
g
atau
37.2
penebaran benih, pemberian
kg)sebanyak 60 kg
makan,
(3720 ekor) untuk
cara
pemberian
/
pengisian air kolam waktunya
12 kolam,
± 8 bulan. Tahapannya adalah
masing-masing
membuat
terpal
kolam diisi sebanyak
bertingkat 2 (sama dengan 12
5 kg (310 ekor) bibit
buah kolam terpal), masing-
belut.
6
kolam
yakni
masing kolam terpal berisi
-.. Makanan tambahan
media berlapis 7 dengan bahan
belut berupa sisa-
dan susunan yang sama.
sisa
Penerapan
lapangan
kegiatan
sejak
di
binatang yang sehat
pembuatan
kolam hingga panen adalah:
daging/tulang
dari dapur.
b.
Pengamatan
pertumbuhan
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
59
menyangkut
tubuh,
d.
ukuran
pertumbuhan
lubang-lubang
jejak
jejak-jejak belut
baik
siang
maupun
e.
kriteria dan cara panen,
f.
monitoring hasil praktek
Pemungutan hasil/panen
di lapangan,
.
d.
Pengamatan
meliputi
bobot,
hasil
g.
analisis usaha.
h.
pembuatan
penimbangan
lingkar
laporandisertai
badan,
rekomendasi
panjang tubuh belut.
yang
memungkinkan.
e.
Monitoring hasil.
f.
Analisis Usaha .
g.
Pembuatan
laporan
3681 ekor (mati/hilang± 10%
kegiatan
disertai
atau 39 ekor) ukuran (diameter
yang
10.1-12.0 cm, panjang 16.3
4.
Panen
Panen belut tinggal
rekomendasi
memungkinkan
3.
hasil
budidaya belut
malam hari .
c.
pengamatan
cm, berat 15.3 g/ekor x 3681
Kegiatan Persiapan/Pengantar
ekor=235,10 kg)sebanyak 60
(Pra kegiatan teknis lapangan).
kg untuk 12 kolam dengan
Pelaksanaan
penerapan
harga
IPTEKS
Rp
35.000/kg=
Rp.8.225.000,00
menyangkut penjelasan teori
dan
praktek
/
pelatihan,
diskusi,
penugasan,
pendampingan
kepada
peserta
di
lapangan
/
anggota
PEMECAHAN
MASALAH
DAN
PEMBAHASAN
Untuk
pembesaran
tubuh
meningkatkan
dan
jumlah
kelompok tani meliputi cara-
produksi belut dibuatlah prototipe
cara / tahapannya sbb:
kolam terpal bersusun/bertingkat 2 di
a.
penyiapan
bahan,
alat
lahan kering dengan sistem/susunan
dan tempat,
media berlapis 7 (dari dasar ke atas
b.
penebaran bibit,
lapisannya: pasir, lumpur, jerami,
c.
pemeliharaan,
gedebog, pupuk kandang, lumpur,
air). Jadi dengan prototipe kolam ini
dipandang
60
masih
relevan
dan
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
terjangkau dengan sumberdaya yang
umur panen/ pemungutan hasil juga
ada dengan sarana & prasarana
meningkatkan
sebagian besar dapat memanfaatkan
efisien
sumberdaya disekitarnya (sdm dan
meningkatkan sanitasi lingkungan
bahan dan peralatannya) sehingga
(ramah lingkungan).
diharapkan
dapat
produksi
secara
efektif
serta
dan
memudahkan
Pola/kerangka budidaya belut pada
kolam bertingkat/bersusun dengan
media berlapis.
budidaya dengan pertumbuhan /
pembesaran tubuh belut berlangsung
cepat, berarti dapat mempercepat
Penebaran bibit belut dari sawah pada kolam bertingkat dg media berlapis pada lahan
kering
Pemeliharaan/pembesaran belut selama 6 bulan dengan memberi makanan tambahan &
mengganti/menambah air setiap bulan serta mengamati tingkahlakunya pada
siang/malam
Panen belut dilakukan saat berumur 6 bulan
Pengukuran besar belut: lingkar badan, panjang tubuh, dan bobotnya
Gambar 3 : Diagram Alir Proses Budidaya Belut Pada Kolam Bertingkat 2 oleh Kel.Tani
Mulyo
Jadi dengan memelihara belut
menjanjikan atau prospektif, lebih-lebih
60 kg (12 kolam) selama 6 bulan akan
dengan
meningkatkan
penghematan
diperoleh 235,210 kg belut dewasa
biaya atau kerja optimal dan pemasaran
dengan tingkat kematian/hilang 10%
yang efektif.
dengan harga jual Rp.35.000,00/kg = Rp
8.225.000,00, dikurangi total biaya yang
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
dikeluarkan
KESIMPULAN
Rp
2.500.000,00=
Rp
5.725.000,00 (keuntungan). Atau jika 12
kolam dapat digunakan 3 th (6xpanen),
maka akan diperoleh keuntungan ±
6xRp 5.725.000,00 = Rp.35.000.000,00
dengan luas lahan cukup 54 m² atau per
kolam (4.5 m²) = Rp 35.000.000,00:12 =
2.916.666,666. Demikian pula berdasar
B/C ratio>1 berarti usaha ini masih
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017
1.
Usaha ternak belut dengan
kolam terpal bertingkat (lahan
sempit ± 54 m² untuk 12 kolam
atau 4.5 m² / kolam) dapat
dilaksanakan
lapisan
oleh
semua
masyarakat
pada
semua lahan baik lahan kering,
61
lahan basah, di sekitar rumah,
mudah pemeliharaannya (tidak
perlu intensif).
2.
Keuntungan Rp 5.725.000,00
...........2009. Pemanfaatan Lahan Sempit
Di
Sekitar
Rumah
Untuk
Budidaya Belut Dan Ikan Lele
Yang
Prospektif
.Majalah
JogloUNISRI.
ISSN
02159546.Th 2009
setiap 6 bulan (12 kolam).
REKOMENDASI
1.
Perlu terus menerus diadakan
budidaya belut
yang tidak
mengenal musim dapat secara
besar-besaran
dan
serentak
..........2010..Upaya Pembesaran Belut
Yang Efektif Melalui Budidaya
Dengan Media BerlapisPada
Kolam Di Lahan Kering di
Dsn.Dagas,
Ds.Mranggen,
Polokarto, Sukoharjo. Laporan
Pengembangan
TTG
LPPM
UNIBA Ska.Th.2010.
mengingat mengandung nilai
gisi tinggi dan prospek secara
Roy, R.2006.Petunjuk Prkatis Beternak
Lele.Agromedia Pustaka.Jkt.
ekonomi/bisnis.
2.
Perlu dibuat pola PIR belut
yang diawali bentuk KUB.
DAFTAR PUSTAKA
Djarijah, A.S.1998. Membuat Pelet Pakan
Ikan.Kanisius.Ygy.
Priyono.2000.Reformasi
Pembangunan
Pertanian
Melalui
Agribisnis.Gema UNIBA.Ed.
Th.XIV/26.A/00.ISSN:02153092.LPPM UNIBA.Ska.
.............2007.Perencanaan
dan
Pengembangan Teknologi Tepat
Guna
(TTG)
Di
Wilayah
Karesidenan Surakarta. Majalah
Gema UNIBA. ISSN 0215-3092.
Th.2007
Sarwono, B.2005.Seri Agribisnis Budidaya
Belut & Sidat. Penebar Swadaya.
Jkt.
Sundoro,
RMS.2003.Belut
(Budidaya&Pemanfaatannya).Ag
romedia Pustaka.Jkt.
-----------------.2005.Ekspor Belut Hidup
Masih Prospektip (Wawancara
Solopos).Espos
13
Pebruari
2005.PT Aksara Solopos.Griya
Solopos. Solo
Yuanita & Soegeng Hadi. 2012. Untung
Besar Budidaya Belut di Kolam
Terpal & Kolam Tong. Pinang
Merah Publisher. Ygy.
...........2008.
Pengembangan
TTG
Budidaya Belut dan Lele Pada
Lahan Kering Di Ds.Mranggen,
Polokarto, Sukoharjo. Laporan
Pengembangan
TTG
LPPM
UNISRI Ska.Th. 2008.
62
JOGLO Volume XXIX No. 1 - Februari 2017