DAMPAK PERLAMBATAN EKONOMI CHINA DAN DEVALUASI YUAN TERHADAP KINERJA PERDAGANGAN PERTANIAN INDONESIA Jamilah

DAMPAK PERLAMBATAN EKONOMI CHINA DAN DEVALUASI YUAN TERHADAP KINERJA PERDAGANGAN PERTANIAN INDONESIA

Jamilah

[email protected]

Bonar M. Sinaga Mangara Tambunan Dedi Budiman Hakim Institut Pertanian Bogor - Bogor

ABSTRACT

This study aims to analyze the impact of slowing economic growth in China and devaluation of the yuan on the performance of agricultural trade Indonesia. The research used a simultaneous equations model and estimated using the 2-SLS method. The results showed that the trade cooperation Indonesia - China has a positive impact on increasing production, price, investment, consumption, exports, imports, and Indonesia's national income post-CAFTA takes effect over the previous period. China's economic growth led to increased China's exports to Indonesia, but the increase Indonesia's exports to China relatively constant. At the time of CAFTA takes effect, slowing economic growth in China and devaluation of the yuan is expected negatively impact to the performance of the agricultural sector and trade Indonesia, because of the decline in demand for Chinese imports from Indonesia and it caused Indonesian export to China decreased, except for exports of food products, indicating that China's need for food and raw materials for industry. Indonesia's export performance drop will cause the trade of Indonesia deficit higher and destabilizing the economy of Indonesia.

Key words: economic, devaluation, yuan, trade, agriculture

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kebijakan tarif impor dan pertumbuhan ekonomi China terhadap kinerja perdagangan pertanian Indonesia. Penelitian menggunakan model persamaan simultan dan diestimasi dengan metode 2-SLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerjasama perdagangan Indonesia – China berimplikasi positif terhadap peningkatan produksi, harga, investasi, konsumsi, ekspor, impor, dan pendapatan nasional Indonesia pasca CAFTA berlaku efektif dibanding periode sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi China menyebabkan ekspor China ke Indonesia meningkat, namun peningkatan ekspor Indonesia ke China relatif konstan. Pada saat CAFTA efektif diberlakukan, perlambatan pertumbuhan ekonomi China dan devaluasi Yuan diprediksi akan berdampak negatif terhadap kinerja sektor pertanian dan perdagangan Indonesia, karena adanya penurunan permintaan impor China dari Indonesia dan menyebabkan ekspor Indonesia ke China menurun, kecuali ekspor produk pangan, menunjukkan bahwa China membutuhkan bahan pangan dan bahan baku bagi industrinya. Penurunan kinerja ekspor Indonesia akan menyebabkan defisit neraca perdagangan Indonesia semakin tinggi dan menganggu stabilitas perekonomian Indonesia.

Kata kunci : ekonomi, devaluasi, Yuan, perdagangan, pertanian.

PENDAHULUAN

sama ini berlaku efektif sejak tanggal 1 Kerjasama perdagangan Indonesia-

Januari 2010 setelah penandatanganan China dimulai sejak tahun 1953 dan saat ini

kerangka awalnya pada tanggal 4 Novem- berkembang dalam bentuk kerjasama China

ber 2004 dan diratifikasi oleh Pemerintah dan negara-negara ASEAN yaitu CAFTA

melalui KEPPRES No. 48 pada 15 Juni 2004 (China ASEAN Free Trade Area). Kerja-

(Direktorat Perdagangan, Investasi dan

326 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 20, Nomor 3, September 2016 : 325 – 345 Kerjasama Ekonomi Internasional, 2011).

mendorong kenaikan berlipat ganda dalam CAFTA merupakan kesepakatan antara

permintaan komoditas. Selama periode negara-negara anggota ASEAN dengan

2010-2014, kinerja ekspor Indonesia men- China untuk mewujudkan kawasan per-

capai puncaknya pada tahun 2011 yaitu US$ dagangan bebas dengan menghilangkan

203,5 milyar. Ekspor Indonesia ke China atau mengurangi hambatan-hambatan per-

turun sebesar 23,5 persen dari tahun 2011 dagangan barang baik tarif ataupun non

hingga tahun 2014 karena adanya krisis tarif, peningkatan akses pasar jasa, per-

ekonomi global, perlambatan ekonomi aturan dan ketentuan investasi, sekaligus

China, penurunan harga komoditi utama peningkatan aspek kerjasama ekonomi

ekspor Indonesia, dan adanya larangan untuk mendorong kinerja perekonomian

ekspor bahan mineral mentah (World Bank, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

2015). Impor non migas tertinggi Indonesia masyarakat ASEAN dan China.

dari China sebesar US$ 19,1 milyar (2010) Nilai perdagangan Indonesia dengan

meningkat menjadi US$ 29,5 milyar (2013), beberapa negara dalam perdagangan bila-

dengan pertumbuhan sebesar 54,78 persen. teral seperti Jepang, India, dan Philipina

Permintaan impor non migas Indonesia dari selalu mengalami surplus, kecuali China,

China, terutama didominasi oleh impor Korea, Thailand, Malaysia dan Singapura.

tekstil dan produk tekstil (TPT), hasil per- Meskipun China merupakan negara tujuan

tanian, dan barang elektronik. Tingginya ekspor non migas terbesar bagi produk

permintaan impor dari China dibanding Indonesia yang didominasi oleh produk

ekspor Indonesia ke China menyebabkan primer tidak sebanding dengan tingginya

neraca perdagangan Indonesia dengan impor produk olahan China ke Indonesia.

China defisit (Bank Indonesia, 2016). Nilai perdagangan Indonesia dengan China

Pada awalnya, perdagangan bilateral berkisar antara US$ 48 milyar hingga US$

Indonesia dengan China, neraca perdagang-

52 milyar, namun neraca perdagangan an Indonesia mengalami surplus (Gambar Indonesia dengan China mengalami defisit

1). Pada tahun 1996 neraca perdagangan hingga US$ 13.018,3 juta dibandingkan

Indonesia–China surplus sebesar US$ neraca perdagangan Indonesia dengan Ko-

519,2 juta, pada tahun 1998 surplus se- rea, Thailand, Malaysia dan Singapura.

besar US$ 699,1 juta, dan pada tahun 1999 Sepanjang tahun 2011-2014, Nilai ekspor

surplus sebesar US$ 958,1 juta. Seiring tertinggi Indonesia ke beberapa negara

dengan tingginya penetrasi produk China ASEAN plus berturut-turut adalah ke

ke Indonesia, sedangkan ekspor Indonesia Jepang (US$ 114 milyar), China (US$ 84,8

terutama kelompok barang mentah meng- milyar), Singapura (US$ 68,9 milyar),

alami penurunan akibat krisis ekonomi Korea (US$ 53,5 milyar), dan India (US$ 51,1

global maka neraca perdagangan Indonesia- milyar), sedangkan impor tertinggi Indo-

China defisit sebesar US$ 711,7 juta (2000) nesia dari beberapa negara ASEAN plus

dan defisit terus meningkat menjadi 6.980,7 berturut-turut adalah China (US$ 116,1

juta (2013) (UNCTAD, 2014). Ekspor Indo- milyar), Singapura (US$ 102,8 milyar),

nesia ke China hanya berupa bahan mentah Jepang (US$ 78,5 milyar), Korea (US$ 48,5

serta energi (batubara, minyak dan gas milyar), dan Malaysia (US$ 46,8 milyar)

bumi) serta bahan makanan seperti minyak (Kementerian Perdagangan Republik Indo-

goreng dan hasil laut (Lindawati dan nesia, 2016).

Widyaiswara, 2013). Ekspor Indonesia ke Pertumbuhan ekonomi China maju

China pada tahun 1996 senilai US$ 1.887,5 pesat di kawasan Asia, selama lebih dari 30

juta meningkat menjadi US$ 9.420,2 juta tahun terakhir. GDP dan produksi industri

(2013). Impor Indonesia dari China pada Cina meningkat lebih cepat dengan laju

tahun 1996 senilai US$ 1.368,3 juta me- rata-rata sebesar 10,6 dan 14,7 persen, yang

ningkat menjadi US$ 16.400,9 juta (2013).

Dampak Perlambatan Ekonomi China Dan ...– Jamilah, Sinaga, Tambunan, Hakim

Pada tahun 2013, nilai ekpor pangan (US$ pangan (US$ 1.488,2 juta), pertanian non 3.398,1 juta), pertanian non pangan (US$

pangan (US$ 3.670,0 juta), dan non 2.522,0 juta), dan non pertanian (US$

pertanian (US$ 27.162,8 juta) (UNCTAD, 15.681,4 juta), sedangkan nilai impor

Sumber: UNCTAD, 2014

Gambar 1 Neraca perdagangan Indonesia - China, tahun 1996-2013

Total nilai ekspor produk pertanian ke market dan mendominasi permintaan impor China selama periode Januari–Desember

di pasar internasional untuk memenuhi 2014 senilai Rp.3.373.894.000. Ekspor per-

bahan baku bagi industrinya Pelemahan tanian didominasi oleh komoditas unggulan

perekonomian China sejak terjadi penurun- Indonesia pada sektor perkebunan senilai

an indeks harga saham gabungan (IHSG) Rp.3.294.403.000 dengan kontribusi terting-

menyebabkan China melakukan revaluasi gi pada ekspor kelapa sawit senilai Rp.

nilat tukar Yuan terhadap US$. Selama 2.197.108.000 atau 66,69% dari nilai ekspor

Agustus 2015, China telah mendevaluasi sub sektor perkebunan dan 65,12% dari total

nilai tukar Yuan hingga 3,0 persen. Hal ini nilai ekspor produk pertanian Indonesia ke

dilakukan China untuk meningkatkan per- China. Selanjutnya diikuti oleh karet senilai

tumbuhan ekspor, meningkatkan compe- Rp.681.497.000 dan kelapa senilai Rp.192.

titiveness produk domestiknya dan inter- 967.000.

nasionalisasi yuan.

Ekspor tanaman pangan didominasi Perlambatan ekonomi China dan de- oleh ubi kayu senilai US$ 18. 633.000,

valuasi Yuan diperkirakan akan berdampak tanaman hortikultura didominasi oleh eks-

terhadap penurunan permintaan impor por pisang senilai US$ 11.045.000, dan

China dan menyebabkan penurunan ekspor peternakan didominasi oleh kulit dan jangat

di sejumlah negara berkembang termasuk dengan nilai ekspor sebesar 21.282. 000

Indonesia dan berdampak pada penurunan (BPS, 2015 dalam Kementerian Pertanian,

beberapa harga komoditas ekspor utama 2015). China merupakan negara emerging

Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk

328 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 20, Nomor 3, September 2016 : 325 – 345 menganalisis dampak perlambatan ekonomi

China dan devaluasi Yuan terhadap kinerja perdagangan pertanian Indonesia.

TINJAUAN TEORETIS Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi pada Perdagangan

Todaro dan Smith (2006) mendefinisi- kan pertumbuhan ekonomi sebagai suatu proses peningkatan kapasitas produksi da- lam suatu perekonomian secara terus me- nerus atau berkesinambungan sepanjang waktu sehingga menghasilkan tingkat pen- dapatan dan output yang semakin lama semakin besar. Teori perdagangan inter- nasional menunjukkan bahwa tiap negara memiliki perbedaan sumberdaya dalam memproduksi suatu barang sehingga men- ciptakan keunggulan komparatif dan spe- sialisasi pada tiap negara yang berimplikasi pada perbedaan harga untuk komoditi yang sama (Krugman, 2000). Peningkatan per- dagangan internasional yang digambarkan sebagai peningkatan ekspor dan impor komoditas internasional yang diperdagang kan negara-negara di dunia akan meningkat kan kesejahteraan masyarakatnya. Dari per- spektif penawaran, perluasan ekspor dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi me- lalui kenaikan dalam total factor produktivity (TFP), karena perluasan ekspor dapat me- ningkatkan spesialisasi sektor-sektor yang memiliki keunggulan komparatif, dan me- nyebabkan realokasi sumberdaya dari sek- tor tertentu ke sektor ekspor yang lebih produktif dan menjadi efisien. Pertumbuh an ekspor secara tidak langsung dapat mem- pengaruhi jumlah devisa yang tersedia, yang dapat dipergunakan untuk peningkat- an impor barang-barang kapital yang akan mendorong pertumbuhan output dan eks- por melalui peningkatan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi, pengetahuan dan teknologi telah terkandung (embodied) da- lam alat-alat dan mesin (Riezman, 1996).

Kebijakan Nilai Tukar

Sistem nilai tukar (kurs) mata uang pada dasarnya dapat dibagi dalam dua

sistem, yaitu nilai tukar tetap dan nilai tukar fleksibel. Dalam sistem nilai tukar tetap, pemerintah menetapkan nilai mata uangnya secara tetap terhadap suatu mata uang asing, sedangkan pada system nilai tukar fleksibel pemerintah menyerahkan nilai mata uangnya pada mekanisme pasar. China menganut sistem nilai tukar tetap. Devaluasi Yuan dilakukan untuk me- ningkatkan pertumbuhan ekspor China. Perubahan nilai tukar berpengaruh ter- hadap harga produk ekspor (Houck, 1992).

Pada sistem nilai tukar fleksibel, meski- pun nilai mata uang diserahkan pada meka- nisme pasar, tetapi dalam pelaksanaannya negara melakukan intervensi dengan meng- gunakan cadangan devisa yang dimiliki untuk menjaga agar nilai mata uangnya tidak naik (apresiasi) terlalu tinggi atau turun (depresiasi) terlalu jauh. Apresiasi yang terlalu tinggi akan mengakibatkan harga produk ekspor terlalu mahal bagi luar negeri, yang dapat berakibat turunnya volume ekspor dan produksi, yang dapat mendorong terjadinya pengangguran. Se- baliknya, depresiasi yang terlalu besar akan menyebabkan harga barang-barang impor menjadi lebih tinggi/mahal, yang dapat berakibat terjadinya defisit neraca pem- bayaran. Apabila suatu pemerintah turut campur dalam mempengaruhi permintaan dan penawaran mata uangnya di pasar uang, berarti pemerintah itu menerapkan system kurs mengambang terkendali (mana- ged float system ). Sistem ini banyak diguna- kan negara di dunia, termasuk Indonesia.

Penelitian Terdahulu

Kontribusi perdagangan dunia dari sektor pertanian sebesar 85 persen berasal dari perdagangan bilateral 70 negara (Vollrath et al., 2009). Free Trade Area ber- peran dalam meningkatkan perdagangan internasional di negara-negara OECD dari pada di negara-negara non-OECD (Kuri- hara, 2011). Khan et al (2013) menunjukkan bahwa potensi perdagangan Pakistan de- ngan Jepang, Turki, Malaysia, India dan Iran belum sepenuhnya direalisasikan. Pro-

Dampak Perlambatan Ekonomi China Dan ...– Jamilah, Sinaga, Tambunan, Hakim

duk Domestik Bruto dan Produk Domestik dengan ASEAN, akan meningkatkan pelu- Bruto per kapita positif mempengaruhi

ang untuk terjadinya trade creation. Liberali volume perdagangan sedangkan jarak dan

sasi perdagangan pertanian dan subsidi variabel dummy budaya menunjukkan

pemerintah berdampak positif terhadap hubungan negatif terhadap volume per-

output (PDB) dan konsumsi real (Abi- dagangan. Liberalisasi perdagangan per-

manyu, 2000). Prediksi Chia (2004), Feri- tanian di ASEAN meningkatkan output

dhanusetiawan dan Pangestu (2003) dan negara-negara anggota ASEAN, namun,

qualitative assesment Park (2006) menunjuk- ketika tarif nol persen diterapkan terhadap

kan besarnya keuntungan ekonomi (gains of pertanian, Indonesia mengalami hampir nol

economic ) dari pemberlakuan CAFTA. Khan persen perubahan dalam pendapatan riil

et al. (2013) menunjukkan bahwa potensi (Oktaviani et al., 2008). Faktor penyebabnya

perdagangan Pakistan dengan Jepang, adalah sumber daya yang dimiliki negara-

Turki, Malaysia, India dan Iran belum se- negara ASEAN relatif sama, komoditi yang

penuhnya direalisasikan. Produk Domestik diperdagangkan adalah komoditi sejenis,

Bruto dan Produk Domestik Bruto per sehingga perdagangan di ASEAN lebih cen-

kapita positif mempengaruhi volume per- derung pada intra industry trade dibanding-

dagangan sedangkan jarak dan variabel kan inter industry trade (Ridwan, 2009).

dummy budaya menunjukkan hubungan Dampak CAFTA bagi perekonomian dan

negatif terhadap volume perdagangan. sektor pertanian Indonesia tidak seperti

Dalam kaitannya dengan sektor per- yang diharapkan dan diperkirakan sebelum-

tanian, Deininger dan Olinto (2000) me- nya (Ferrianta, 2012). Lau dan Lee (2008)

nemukan bahwa program perdagangan be- menemukan pola hubungan kausalitas di-

bas Zambia di awal tahun 1990 meng- antara negara-negara anggota CAFTA, yaitu

akibatkan stagnasi di sektor Pertanian, ter- hanya tiga negara (Malaysia, Singapura dan

utama disebabkan oleh kekakuan struktural Thailand) yang memperlihatkan adanya bi-

ekonomi. Sementara Hossain dan Alauddin directional causality dengan China. Secara

(2005) lebih menekankan pada perdagangan ekonomi, itu berarti bahwa Malaysia, Singa-

barang-barang manufaktur dan dampaknya pura, Thailand dan China saling melengka-

terhadap sektor pertanian, menyatakan bah- pi satu sama lain dan berpeluang besar

wa liberalisasi perdagangan di Bangladesh untuk menguatkan eksistensi ekonomi me-

pada tahun 1980 berdampak terhadap reka. Sementara Indonesia dan Philipina

produksi dan pertumbuhan ekspor barang- terpisah dari kelompok tersebut. Salah satu

barang manufaktur, sehingga menurunkan kemungkinan sebabnya adalah instability

produksi pertanian.

ekonomi dan politik di kedua negara Dampak implementasi EHP terhadap tersebut.

kinerja ekonomi Indonesia dijelaskan oleh Dalam hal ini, Gingrich dan Garber

Pambudi dan Chandra (2006) dengan meng- (2010) menemukan bahwa pemberlakuan

gunakan model CGE, diketahui bahwa kebijakan perdagangan bebas berdampak

pertama, pertumbuhan impor Indonesia positif bagi perdagangan Kosta Rika yaitu

meningkat tajam dibanding pertumbuhan laju pertumbuhan ekspor lebih tinggi di-

ekspor untuk komoditas-komoditas yang bandingkan dengan laju pertumbuhan im-

masuk di dalam daftar EHP (yakni sayur- por, yang berimplikasi pada surplus neraca

sayuran, buah-buahan, dan ikan), dan mem- perdagangan Kosta Rika. Lebih lanjut,

buat defisit neraca perdagangan Indonesia Achsani (2008) menjelaskan bahwa CAFTA

untuk komoditas-komoditas tersebut. Ke- adalah potensi pasar yang sangat besar.

dua, biaya produksi domestik akan me- Selain itu substitutability of products dalam

ningkat, yang berarti akan mengurangi arti sejenis tetapi tidak sama antara China

daya saing pertanian Indonesia. Ketiga,

330 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 20, Nomor 3, September 2016 : 325 – 345 produk domestik bruto (PDB) riil Indonesia

akan menurun baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, namun penelitian ini hanya menfokuskan penghapusan tarif impor produk Indonesia ke China dan tidak sebaliknya, sehingga dampak tarif impor China terhadap kinerja ekonomi Indonesia tidak diketahui. Selanjutnya Hutabarat at al (2007) melakukan penelitian yang sama namun tidak hanya fokus pada EHP tetapi juga AFTA secara keseluruhan. Penelitian menggunakan dua model analisis, yaitu analisis bilateral/regional menggunakan indeks Grubel-Lloyd dan sebuah modal CGE GTAP multi negara dan multi komo- ditas. Berbeda dengan hasil penelitian se- belumnya yang dilakukan oleh Pambudi dan Chandra, penelitian ini menjelaskan bahwa, dalam kasus EHP, kesepakatan tersebut memberikan surplus perdagangan Indonesia hanya untuk komoditas-komo- ditas tertentu saja, seperti karet dan minyak kelapa sawit, karena Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam produksi kedua komoditas tersebut, tetapi, Indonesia mengalami kerugian-kerugian dalam per- dagangan dengan China untuk komoditas- komoditas lainnya terutama padi/beras, sayur-sayuran, minyak tumbuh-tumbuhan. Impor Indonesia meningkat dari negara- negara anggota ASEAN lainnya, dan diver- sifikasi pasar ekspor Indonesia ke negara- negara ASEAN lainnya cenderung ber- kurang, yang artinya pasar ekspor Indo- nesia di dalam blok ekonomi regional tersebut semakin terfokus.

Kerangka Konseptual

Perlambatan pertumbuhan ekonomi global berdampak pada penurunan per- ekonomian nasional pada hampir seluruh negara termasuk Indonesia. Perlambatan perekonomian China yang berdampak pada devaluasi nilai tukar Yuan pada bulan Agustus 2015 menyebabkan penurunan ter- hadap permintaan impor China. Sebagai- mana diketahui bahwa China merupakan negara importir terbesar selain Amerika Serikat, untuk memenuhi kebutuhan bahan

baku bagi industrinya. Penurunan perminta- an impor China juga berimplikasi pada penurunan harga komoditas ekspor di pasar Internasional. Hal ini berdampak pada penurunan ekspor di beberapa negara ber- kembang termasuk Indonesia yang ber- dampak terhadap penurunan perekonomi- an negara tersebut. China juga merupakan pasar potensial bagi produk ekspor Ame- rika Serikat. Devaluasi Yuan dikawatirkan akan berdampaknya terjadinya “currency war”.

Bagi Indonesia, kondisi ini menyebab- kan nilai tukar rupiah mengalami depre- siasi. Secara teori, turunnya nilai rupiah ini bisa meningkatkan nilai ekspor, namun krisis keuangan menyebabkan turunnya permintaan komoditas dari luar negeri. Turunnya ekspor mengurangi pendapatan negara sehingga jika tidak diimbangi de- ngan turunnya pengeluaran dollar melalui penurunan tingkat impor akan menyebab- kan defisit perdagangan. Defisit perdaga- ngan mempersulit modal masuk. Industri dalam negeri yang bergantung pada produk impor akan mengalami kesulitan untuk memenuhi bahan baku yang berdampak pada penurunan produksi dalam negeri dan berakibat pengurangan pekerja atau pe- ningkatan pengangguran. Selain itu, ke- naikan impor di saat pasar ekspor stagnan akan menekan kenaikan cadangan devisa dan berarti akan memunculkan ekspektasi gejolak depresiasi rupiah.

Kerjasama perdagangan Indonesia– China merupakan peluang bagi kedua negara tersebut dalam upaya meningkatkan perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dan merupakan tantangan untuk men- ciptakan produk yang berkualitas dan ber- daya saing. Dalam hal ini kebijakan pe- merintah juga sangat menentukan, ter- utama berkaitan dengan regulasi di tingkat industri, kebijakan perdagangan, kebijakan makro ekonomi dan peningkatan investasi.

Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat dan tingginya jumlah penduduk negara China menyebabkan peningkatan permintaan baik dalam bentuk bahan baku

Dampak Perlambatan Ekonomi China Dan ...– Jamilah, Sinaga, Tambunan, Hakim

Gangguan keuangan

Krisis

Depresiasi

Terhadap Global

Rupiah

terhadap US$

Ekonomi Nasional

Perlambatan pertumbuhan

Neraca Ekonomi

Penurunan harga

komoditas di pasar

Perdagangan Indonesia Defisit

China

internasional

Kinerja Produksi permintaan

Penurunan

Ekspor

dalam negeri impor

Tantangan daya

Kerjasama Penurunan

Perdagangan Produksi Dalam Indonesia - China

saing produk

Negeri

Impor > Ekspor

Kerjasama Penurunan CAFTA

Pertumbuhan

Permintaan

Investasi Indonesia

tenaga kerja

relatif stagnan

Gambar 2 Rerangka Konseptual

industri maupun produk pangan olahan. primer, sehingga nilai ekspor rendah. Saat ini China juga aktif mencari peluang

Sementara impor China ke Indonesia relatif investasi dibidang pertanian untuk me-

tinggi khususnya untuk barang elektronik menuhi konsumsi pangan bagi penduduk-

dan produk industri lainnya. Hal ini me- nya.

nyebabkan neraca perdagangan Indonesia Di samping itu, ketentuan liberalisasi

ke China menjadi defisit. Kondisi ini juga perdagangan yang menetapkan perdaga

menunjukkan rendahnya penetrasi produk ngan terhadap produk yang berkualitas

Indonesia ke China dan tingginya penetrasi ekspor merupakan tantangan bagi Indo-

produk China ke Indonesia. nesia untuk meningkatkan daya saing pro-

Berbagai kemudahan diberikan oleh duk. Dalam hal ini, kesiapan Indonesia

pemerintah China untuk mendorong peng- dalam kerjasama perdagangan perlu men-

usaha menciptakan produk yang berkua- dapat perhatian khusus terutama dari

litas dan harga produk yang relatif rendah, pemerintah. Saat ini, ekspor Indonesia ke-

diantaranya penetapan suku bunga pinjam- China didominasi oleh produk pertanian

an yang rendah, rendahnya pajak bagi

332 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 20, Nomor 3, September 2016 : 325 – 345 investor asing yang menginvestasikan

modalnya di China, penetapan nilai tukar mata Yuan yang rendah terhadap US$, pembangunan infrastruktur yang me- mudahkan investasi, mendorong kemajuan industri kecil dan menengah, merangsang pertumbuhan ekspor, serta memperluas pangsa ekspor. Sebaliknya, berbagai ke- mudahan ini tidak ditemukan di Indonesia, sehingga harga produk Indonesia relatif lebih tinggi dan kurang berdaya saing.

Kerjasama CAFTA (China ASEAN Free Trade Area ) bertujuan untuk memperkecil dan menghilangkan hambatan perdagangan untuk meningkatkan perdagangan dan di- harapkan mampu meningkatkan efisiensi dalam produksi dan konsumsi negara- negara anggota. Masalah tarif bea masuk menjadi isu penting, mengingat neraca perdagangan Indonesia telah defisit se- belum tarif bea masuk ditiadakan. Harga produk China yang lebih rendah dibanding- kan harga produk domestik, dikhawatirkan akan merebut pasar domestik. Atas dasar perjanjian kerjasama ASEAN (Indonesia) dengan China telah membawa kerugian yang sangat besar terhadap perekonomian nasional dan usaha rakyat. Diperkirakan sebanyak 1.650 industri bangkrut dalam tahun 2006 dan 2007, dan sebanyak 145.000 tenaga kerja kehilangan pekerjaan. Belum termasuk kerugian yang diterima petani dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang produknya tidak mampu bersaing dengan produk China yang relatif lebih rendah (Bagus dan Rooma, 2010 dalam Toloh, 2012).

Kinerja perdagangan Indonesia–China yang defisit dan perlambatan pertumbuhan ekonomi China serta trend penurunan harga ekspor di pasar internasional yang berdampak terhadap penurunan ekspor Indonesia perlu ditelaah secara mendalam, karena diprediksi akan menganggu sta- bilitas perekonomian Indonesia. Untuk itu, akan dilakukan kajian dampak pertumbuh- an ekonomi China dan devaluasi Yuan terhadap kinerja perdagangan pertanian di Indonesia.

METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dengan rentang waktu (time series) dari tahun 1996 sampai tahun 2013 dan merupakan data agregasi secara nasional. Sumber data da- lam penelitian ini diperoleh dari publikasi FAOSTAT-Foods and Agriculture Organi- sation FAO, World Development Indicator (WDI)-World Bank, United Nations Confered for Trade and Development (UNCTAD), Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia (BI), Kementerian Perdaga- ngan dan Perindustrian, LABORSTA-Inter- national labour Organisation ILO, World Governance Indicator (WGI)-World Bank, Ke- menterian Pertanian (Kementan), dan jurnal ilmiah.

Model Perdagangan Pertanian Indonesia dalam Kerangka Kerjasama Perdagangan Indonesia - China

Model kinerja perdagangan pertanian Indonesia dalam kerangka kerjasama per- dagangan Indonesia–China dibangun dari sistem persamaan simultan yang meng- integrasikan proses produksi, harga, inves- tasi, perdagangan dan pendapatan nasional di Indonesia dan China. Model dibangun atas 3 blok yaitu: (1) Blok Produksi, (2) Blok harga, dan (3) Blok perdagangan, yang terdiri dari 21 persamaan struktural dan 15 persamaan identitas. Produk yang dianalisis dibagi atas kelompok pangan, non pangan dan non pertanian. Pengelompokkan ter- sebut mengacu pada data UNCTAD.

Blok Kinerja Produksi Indeks Kuantitas Produksi Pangan Indo- nesia

QFI t =a 10 +a 11 PFI t-1 +a 12 KAI t-1 +a 13 LAI t +a 14 QFI t-1 +ε 1t

(1) Tanda parameter estimasi yang diharapkan:

a 11 ,a 12 ,a 13 > 0, dan 1 < a 14 < 0.

Indeks Kuantitas Produksi Pertanian Non Pangan Indonesia

QNFI t =a 20 +a 21 PNFI t- +a 22 PAI t-1 +

Dampak Perlambatan Ekonomi China Dan ...– Jamilah, Sinaga, Tambunan, Hakim

Tanda parameter estimasi yang diharapkan: +ε 2t

a 23 KAI t-1 +a 24 LAI t-1 +a 25 QNFI t-1

c 11, c 13 > 0, c 12 < 0, dan 1 < c 14 < 0. Tanda parameter estimasi yang diharapkan:

a 21 ,a 22 ,a 23, a 24 > 0, dan 1 < a 25 <0.

Nilai Ekspor Produk Pertanian Non Pangan Indonesia ke China

Pendapatan Nasional dari sektor pertanian

XNFIC t =c 20 +c 21 QNFI t +c 22 PNFIC t-1

Indonesia

+c 23 SGI t +c 24 XNFIC t-1

YAI t = a 30 + a 31 SPAI t +a 32 LAI t + a 33 SIAI t +

+ε 9t

Tanda parameter estimasi yang diharapkan: Tanda parameter estimasi yang diharapkan

a 34 GEII t +a 35 YAI t-1 +ε 3t

c 21, c 23 > 0, c 22 < 0, dan 1 < c 24 < 0.

:a 31 ,a 32 ,a 33 ,a 34 > 0,dan 1< a 34 < 0.

Nilai Ekspor Produk Pertanian Indonesia Investasi Sektor Pertanian Indonesia

ke China

IAI t =a 40 +a 41 RI t +a 42 SYI t +a 43 SKAI t +

XAIC t = XFIC t + XNFIC t (10)

a 44 FDII t +a 45 LIAI t-1 +ε 4t

Tanda parameter estimasi yang diharapkan:

Nilai Ekspor Produk Non Pertanian Indo-

a 41 < 0, a 42 ,a 43 ,a 44 > 0, dan 1 < a 45 <0

nesia ke China

XOIC t =c 30 +c 31 SPNFI t +c 32 SGI t +c 33 ERIC t +

Blok Harga

c 34 XOIC t-1 +ε 10t

Indeks Harga Konsumen Makanan Indo-

Tanda parameter estimasi yang diharapkan:

nesia

c 31 < 0, c 32 ,c 33 > 0, dan 1 < c 34 < 0.

PFI t =b 10 +b 11 CFI t-1 +b 12 XFIC t-1 +b 13 XFIR t

+b 14 MFIW t-1 +b 15 SPNFI t +b 16 PFI t-1

Total Penawaran Ekspor Indonesia ke

China

Tanda parameter estimasi yang diharapkan:

XIC t = XAIC t +XOIC t

b 11 ,b 12 ,b 13 ,b 15 > 0, b 14 < 0, dan 1 < b 16 < 0.

Total Penawaran Ekspor Indonesia Indeks Harga Konsumen Non Makanan

PNFI t =b 20 +b 21 SQNFI t +b 22 CNFI t +

Nilai Ekspor Pangan China ke Indonesia

b 23 XNFIC t

b 24 XNFIR t

XFCI t =c 40 +c 41 SPFC t +c 42 PFI t +c 43 SQFC t +

b 25 MNFIC t + b 26 MNFIR t

c 44 GC t-1 +c 45 ERCI t +c 46 XFCI t-1 +

(14) Tanda parameter estimasi yang diharapkan:

b 27 PNFI t-1 +ε 6 (6)

ε 11t

Tanda parameter estimasi yang diharapkan:

Nilai Ekspor Produk Pertanian Non Indeks Harga Produsen Pertanian Indo-

Pangan China ke Indonesia nesia

XNFCI t = c 50 +c 51 SPNFC t +c 52 SPNFI t +

PAI t = b 30 + +b 31 SQFI t +b 32 QNFI t-1 +

c 53 QNFC t +c 54 ERCI t +c 55 XFNCI t-

(15) +ε 7t

b 33 CFI t-1 +b 34 CNFI t +b 35 PAI t-1

1 +ε 12t

Tanda parameter estimasi yang diharapkan: Tanda parameter estimasi yang diharapkan:

Blok Perdagangan (Ekspor) Nilai Ekspor Produk Pertanian China ke Nilai Ekspor Pangan Indonesia ke China

Indonesia

XACI t = XFCI t + XNFCI t (16) +c 14 XFIC t-1 + ε 8t

XFIC t =c 10 +c 11 QFI t +c 12 PFIC t +c 13 GI t

334 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 20, Nomor 3, September 2016 : 325 – 345

Nilai Ekspor Produk Non Pertanian China Total Permintaan Impor Indonesia ke Indonesia

MI t = MIC t + MNC t

XOCI t =c 60 +c 61 PNFCI t +c 62 GC t +

c 63 ERCI t +c 64 XOCI t-1

Nilai Impor Produk pangan China dari

Tanda parameter estimasi yang diharapkan: MFCI t = d 40 +d 41 TMFCI t +d 42 PFIC t +

c 61 <0 , d 62 ,d 63 > 0, dan 1< d 64 <0

d 43 ERC t +d 44 MFCI t-1 + ε 17t (26) Tanda parameter estimasi yang diharapkan:

Total Penawaran Ekspor China ke Indo-

e 41 ,e 42 ,e 43 < 0, dan 1 < e 44 <0

nesia

XCI t = XACI t + XOCI t

Nilai Impor Produk Pertanian Non Pangan Total Penawaran Ekspor China

China dari Indonesia

XC t = XCI t + XCNI t

MNFCI t =d 50 +d 51 TMNFCI t +d 52 SPNFI t +

d 53 YC t-1 +d 54 MNFCI t-1

Blok Perdagangan (Impor)

+ ε 18t

Nilai Impor Produk Pangan Indonesia dari

Tanda parameter estimasi yang diharapkan:

China

e 51, e 52 < 0, e 53 > 0 dan 1 < e 54 < 0.

MFIC t =d 10 +d 11 TMFIC t +d 12 QFI t +

d 13 SCFI t +d 14 PFIC t +d 15 YI t-1

Nilai Impor Produk Pertanian China dari

+d 16 ERIC t +d 17 MFIC t-1

Indonesia

MACI t = MFCI t + MNFCI t (28) Tanda parameter estimasi yang diharap-

Nilai Impor Produk Non Pertanian China

d 15 > 0, dan 1 < d 17 <0

dari Indonesia

MOCI t =d 60 +d 61 TMOCI t +d 62 TMOCR t +

Nilai Impor Produk Pertanian Non Pangan

d 63 SPNFI t +d 64 SPNFC t +d 65 ERC t

Indonesia dari China

+d 66 MOCI t-1 +ε 19t (29)

MNFIC t =d 20 +d 21 TMNFIC t +d 22 TMNFIR t

Tanda parameter estimasi yang diharap-

+d 23 QCNFI t +d 24 SPNFC t +

kan: d 61 ,d 63 ,d 65 < 0, d 62 ,d 64 > 0, dan 1 < d 66

d 25 ERIC t +d 26 YI t +d 27 MNFIC t-1

Tanda parameter estimasi yang diharapkan:

Total Nilai Impor China dari Indonesia

d 21 ,d 23, d 24 ,d 25 < 0,

MCI t = MACI t + MOCI t

d 22 ,d 24 > 0, dan 1 < d 27 <0

Total Nilai Impor China Nilai Impor Produk Pertanian Indonesia

MC t = MCI t + MNI t

dari China

MAIC t = MFIC t + MNFIC t

Neraca Perdagangan Indonesia

BOTIC t = XIC t – MIC t

Nilai Impor Produk Non Pertanian Indo-

BOTI t = XI t – MI t

nesia dari China

MOIC t =d 30 +d 31 TMOIC t +d 32 PNFIC t +

Pendapatan Nasional (Indonesia)

YI t = CI t + II t + GEI t + (XI t – MI t ) (34) Tanda parameter estimasi yang diharapkan:

d 33 ERI t +d 34 MOIC t-1 +ε 16t

d 31 ,d 33 < 0, d 32 > 0, dan 1< d 34 < 0.

Metode Pendugaan Model

Metode pendugaan (estimasi) yang di-

Total Permintaan Impor Indonesia dari

gunakan adalah metode 2 Stage Least

China

Squares , dengan pertimbangan bahwa pe- MIC t = MAIC t + MOIC t

nerapan 2 SLS menghasilkan taksiran yang

Dampak Perlambatan Ekonomi China Dan ...– Jamilah, Sinaga, Tambunan, Hakim

konsisten, lebih sederhana dan lebih mu- ngan pertumbuhan GDP riil pada tahun dah. Nilai predicted berfungsi sebagai

2007 sebesar 11,4 persen. Meskipun begitu, variabel instrumental, yaitu suatu variabel

China tetap banyak menghadapi tantangan yang menjelaskan variabel dependen se-

akibat meningkatnya kejahatan korupsi, demikian rupa, sehingga menyerupai varia-

ketergantungan pada ekspor dan per- bel dependen yang asli namun tidak ber-

tumbuhan investasi tetap, melebarnya dis- korelasi dengan error term (Gujarati, 2007).

paritas pendapatan, serta meningkatnya inflasi. Atas hal tersebut, pemerintah China

Simulasi Model

telah menyatakan akan berusaha mencipta- Skenario simulasi terdiri dari simulasi

kan masyarakat harmonis (harmonious socie- historis (periode 2006-2013) dan simulasi

ty ) dengan harapan akan menambah ke- peramalan (periode 2016–2023). Simulasi

seimbangan antara pertumbuhan ekonomi historis dibagi atas 2 periode waktu yaitu

dan isu-isu sosial. Pertumbuhan ekonomi periode 2006-2009 (CAFTA belum efektif)

China di dominasi oleh dua hal, yaitu per- dan periode 2010-2013 (CAFTA berlaku

dagangan dan investasi. Dari tahun 2004 efektif). Simulasi yang dilakukan adalah

sampai 2007, nilai total perdagangan ba- kebijakan penghapusan tarif impor, per-

rang-barang China meningkat hampir dua lambatan ekonomi China, dan devaluasi

kali lipat. Pada tahun 2007, untuk pertama Yuan (Yuan/US$).

kalinya nilai total ekspor China sebesar 1.218 miliar dolar melebihi nilai total ekspor

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Amerika Serikat sebesar 1.162 miliar dolar.

Pertumbuhan Ekonomi

China

dan

Lebih dari setengah perdagangan China

Dampaknya terhadap Kinerja Perdaga-

dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asing

ngan Pertanian Indonesia

yang berada di China. Peningkatan nilai Pertumbuhan ekonomi China merupa-

ekspor ini berimplikasi pada pertumbuhan kan yang tercepat di dunia. Dari tahun 1979

ekonomi China yang tertinggi selama peri- dan setelah China menjadi anggota WTO

ode 2000–2013 yaitu 14,2 persen. Rata-rata pada tahun 2001 sampai 2007, gross domes-

pertumbuhan ekonomi China pada periode tic product (GDP) China tumbuh dengan

tersebut adalah 9,9 persen (Gambar 3). rata-rata di atas 9 persen per tahun de-

Sumber: World Bank, 2014.

Gambar 3 Pertumbuhan Ekonomi China

336 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 20, Nomor 3, September 2016 : 325 – 345

Menurut Laporan Biro Administrasi dan Kepabeanan China, nilai ekspor dan impor China pada tahun 2012 melampaui Amerika Serikat dengan angka mencapai USD 3,87 triliun, dan menurut Departemen Perdagangan Amerika Serikat, total nilai perdagangan Amerika Serikat sebesar USD 3,82 triliun. Menilik neraca perdagangan ekspor dan impor China juga surplus sebesar USD 231,1 miliar, sementara Ame- rika Serikat mengalami defisit perdagangan USD 727,9 miliar. Jim O’Neill, Econom Gold- man Sachs Group inc , mengatakan muncul- nya China sebagai negara perdagangan ter- besar dunia memberi pengaruh pada per- dagangan global. Pertumbuhan ekonomi China rata-rata mencapai 9,9 persen per tahun sejak 1978 sampai 2012. Menurut Data Bank Dunia, walaupun pada tahun 2012 total perdagangan ekspor impor China lebih banyak, perekonomian Amerika Seri- kat mencapai dua kali lipat ukuran China. Jika pada tahun 2011 produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat 15 triliun dollar AS, produk domestik bruto (PDB) China hanya sebesar 7,3 triliun dollar Amerika Serikat.

Pertumbuhan ekonomi China yang membutuhkan bahan baku bagi industri- nya, akan meningkatkan permintaan ba- han baku dari negara lain termasuk Indo- nesia sehingga ekspor Indonesia meningkat. Sebaliknya perlambatan pertumbuhan eko- nomi China akibat krisis ekonomi me- nyebabkan menurunnya permintaan impor China baik dari Indonesia maupun negala lain. World Bank (2015) menyatakan bahwa dari tahun 2002 ke tahun 2012, GDP ekonomi pasar berkembang (emerging) dan produksi industri masing-masing tumbuh dengan laju rata-rata sebesar 6,3 dan 7,8 persen. GDP dan produksi industri Cina meningkat lebih cepat dengan laju rata-rata sebesar 10,6 dan 14,7 persen, yang men- dorong kenaikan berlipat ganda dalam permintaan komoditas. Sebagai contoh, pada tahun 2012, China mengkonsumsi hampir setengah dari 91 juta ton logam

yang diproduksi di seluruh dunia, naik dari hanya 15 persen pada tahun 2000.

Keberhasilan China meningkatkan eks- pornya secara signifikan ke pasar Indonesia terutama berkat strategi harga rendah, walau dalam kenyataannya di pasar banyak produknya yang diekspor memiliki standar kualitas yang rendah dan cepat rusak. Untuk meningkatkan penetrasinya di pasar Indonesia dan mengantisipasi keharusan mengikuti SNI di masa depan, Cina telah bergerak secara proaktif dan agresif mem- pelajari standar produk Indonesia. Tercatat per Maret 2011 Cina telah membeli dan menguasai 653 SNI dan rencananya akan membeli 6.779 SNI lagi. Sebagian besar SNI yang dibeli Cina tersebut merupakan 15 SNI barang elektrik (seperti SNI IEC 62115:2011 untuk standar keselamatan mainan anak- anak dan SNI 04-3633-1994 untuk kabel listrik), elektronik (seperti SNI 04-1685-1989 untuk peralatan elektronik dan listrik yang digunakan rumah tangga, SNI 04-6716.1- 2002 untuk resistor pada peralatan elek- tronik), mesin dan alat pertanian (seperti SNI 7589:2011 untuk traktor pertanian dan SNI 7710:2011 untuk peralatan irigasi) (BSN, 2012 dalam Setiawan, 2012).

Potensi pasar Indonesia di masa depan sejalan dengan pemenuhan standar domes- tik SNI sangat besar dan hal tersebut sudah diantisipasi oleh China melalui pembelian SNI tersebut. Sekitar 30% SNI telah di- gunakan oleh perusahaan Indonesia dan akan semakin besar lagi didorong oleh penerbitan Peraturan Presiden No 54 Tahun 2011 tentang pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah yang mewajibkan pem- belian barang yang sesuai dengan SNI (Setiawan, 2012). Liberalisasi CAFTA akan meningkatkan kinerja perdagangan kedua negara, namun karena China jauh lebih siap, maka pertumbuhan kinerja ekspor China akan jauh lebih tinggi dibandingkan negara ASEAN (Chirathivat, 2002). Lebih lanjut Park (2008), menyatakan bahwa daya saing industri China lebih kompetitif dibandingkan ASEAN.

Dampak Perlambatan Ekonomi China Dan ...– Jamilah, Sinaga, Tambunan, Hakim

Berdasarkan laporan IMF (WEO, Okto- satu faktor yang menyebabkan pemerintah ber 2015), pertumbuhan ekonomi global

China merevaluasi nilai tukar Yuan ter- tahun 2016 diprediksi lebih rendah dari

hadap US$ hingga 3 persen pada bulan proyeksi sebelumnya (WEO, July 2015) se-

Agustus 2015.

besar negatif 0,2%. Penurunan harga-harga China dikenal sebagai negara emerging komoditas, pelemahan mata uang di emer-

market di Asia. Pertumbuhan ekonomi ging market , dan peningkatan volatilitas di

China yang cukup pesat pada periode 1990- pasar keuangan, meningkatkan risiko per-

2013 menyebabkan permintaan bahan baku ekonomian di masa depan. Oleh karena itu,

yang cukup tinggi di beberapa negara di proyeksi pertumbuhan ekonomi global

dunia terutama Indonesia. Pelemahan per- masih rendah. Beberapa negara penopang

ekonomian China berimplikasi pada pe- pertumbuhan dunia, seperti Amerika Seri-

nurunan permintaan impor produk di kat (AS) juga diprediksi lebih rendah per-

dunia yang berdampak pada penurunan baikan ekonominya yang diproyeksikan

harga komoditas tertentu di pasar inter- hanya sebesar 2,6%. Pertumbuhan ekonomi

nasional. Hal ini menyebabkan nilai ekspor AS masih lemah dibandingkan prediksi,

pada beberapa negara berkembang me- walaupun pada kuartal kedua cukup kuat.

nurun yang berdampak pada penurunan Hal ini disebabkan cuaca buruk yang cukup

pertumbuhan ekonomi negara tersebut parah melanda Amerika Serikat yang meng-

termasuk Indonesia. Salah satu indikator akibatkan penutupan pelabuhan. Untuk

penting untuk menilai dampak suatu Free zona Asia, raksasa emerging market Tiongkok

Trade Area adalah pendapatan nasional. dan India, pertumbuhan investasi di Tiong-

Pendapatan nasional merupakan salah satu kok melambat dibandingkan dengan tahun

dari tiga indikator untuk menghitung dam- lalu dan impor terkontraksi, tetapi per-

pak dari suatu Free Trade Area terhadap tumbuhan konsumsi tetap stabil, dan net

suatu negara dari aktivitasnya dalam per- ekspor tetap positif.

dagangan internasional (Llyoid dan Mcla- Hasil penelitian menunjukkan bahwa

ren, 2004).

perlambatan pertumbuhan ekonomi China Laporan Financial Market Update tahun berdampak pada penurunan ekspor China

2016 menjelaskan bahwa penurunan per- ke Indonesia baik produk pangan, non

tumbuhan ekonomi di kelompok negara pangan maupun non pertanian, demikian

berkembang merupakan dampak dari pe- juga halnya ekspor Indonesia ke China pada

lemahan ekonomi China. Dalam hal ini, periode 2006-2009. Hal ini berlaku juga

China melakukan devaluasi pada mata untuk permintaan impor China dari Indo-

uang yuan terhadap dolar AS yang meng- nesia, kecuali permintaan impor pangan

indikasikan pelemahan yang terjadi pada yang meningkat sebesar 16,92 persen dan

perekonomian China. Mata uang Yuan di- permintaan impor Indonesia dari China

lemahkan terhadap dolar (devaluasi Yuan) meningkat sebesar 43,96 persen. Peningkat-

ditujukan untuk mendorong produksi da- an impor China didominasi pada bahan

lam negerinya dan mendorong ekspor. pangan dan bahan baku untuk memenuhi

Harga komoditas barang mentah menjadi kebutuhan industri domestiknya.

relatif lebih mahal, oleh karena itu, per- Pada periode 2010-2013, kerjasama per-

mintaan akan barang-barang impor me- dagangan dan perlambatan pertumbuhan

nurun yang menyebabkan permintaan ekonomi memberikan dampak yang signi-

komoditas tambang, mineral, menjadi lebih fikan terhadap penurunan ekspor produk

sedikit, yang selanjutnya diikuti oleh me- non pangan China ke Indonesia sebesar 2,63

nurunnya harga komoditas secara inter- persen dan ekspor produk non pertanian

nasional.

sebesar 15,29 persen. Hal ini menjadi salah

338 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 20, Nomor 3, September 2016 : 325 – 345

Dampak Perlambatan Ekonomi China dan

alami defisit hingga 17,31 persen akibat

Devaluasi Yuan Terhadap Kinerja Per-

adanya pertumbuhan permintaan impor

dagangan Pertanian Indonesia

produk pertanian Indonesia dari China, Pada periode 2006-2009, jika kebijakan

yaitu impor produk pertanian non pangan penghapusan tarif impor diberlakukan pada

sebesar 158,76 persen dan impor pangan kondisi perlambatan perekonomian China

sebesar 16,60 persen, sementara ekspor (7%) serta devaluasi Yuan akan menyebab-

Indonesia ke china mengalami penurunan kan neraca perdagangan Indonesia meng-

hingga 18,36 persen, terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Dampak kebijakan penghapusan tarif impor, pertumbuhan ekonomi China dan perubahan nilai tukar Yuan terhadap kinerja perdagangan pertanian di Indonesia, tahun 2006–2025

Indikator Kinerja

Variabel Unit

2006-2009 2010-2013 2016-2025

-0.06 -0.09 Produksi non pangan

Produksi pangan

-0.43 -0.52 Upah riil pertanian

0.00 -0.01 Penggunaan tk perta

WAI

US$/org/bln

0.00 0.01 Investasi Pertanian

LAI

Ribu Orang

0.14 -0.01 GDP Pertanian

IAI

US$ kt 2000

0.00 0.09 IHK makanan

YAI

US$ kt 2000

-0.47 -0.19 IHK non makanan

-2.00 -2.36 IHP pertanian

0.87 1.25 Konsumsi makanan

0.59 0.63 Konsusi non maknn

CFI

US$ kt 2000

2.86 1.87 Total konsumsi Indo

CNFI

US$ kt 2000

2.24 1.44 Ekspor pngn Id-Chn

CI US$ kt 2000

0.40 0.08 Ekspr nn pgn Id-Chn

XFIC

US$ kt 2000

0.00 Ekspr prd pert Id-Chn

XNFIC

US$ kt 2000

0.17 0.05 Ekspr nn pert Id-Chn

XAIC

US$ kt 2000

-2.06 -2.43 Total ekspr Idn – Chn

XOIC

US$ kt 2000

-1.34 -2.00 Total ekspor Idn

XIC

US$ kt 2000

-0.15 -0.42 Ekspr pngn Chn – Idn

XI US$ kt 2000

-38.85 -13.02 Ekspr nn pgn Chn-Ind

XFCI

US$ kt 2000

5.79 1.55 Ekspr prd pert Ch-Idn

XNFCI

US$ kt 2000

-31.57 -11.27 Ekspr nn pert Chn-Idn

XACI

US$ kt 2000

-0.95 -2.11 Totl ekspor Chn – Idn

XOCI

US$ kt 2000

-2.64 -2.64 Total ekspor Chn

XCI

US$ kt 2000

0.00 -0.08 Impor pngn Idn – Chn

XC US$ kt 2000

16.60 10.75 4.97 Impr nn pngn Idn-Chn MNFIC

MFIC

US$ kt 2000

54.37 171.87 Impr prd perta Id-Chn

US$ kt 2000

31.23 20.34 16.79 Impr nn perta Idn-Chn MOIC

MAIC

US$ kt 2000

3.49 3.22 Total impr Idn ke Chn

US$ kt 2000

4.85 3.88 Total impor Idn

MIC

US$ kt 2000

0.74 0.79 Impor pngn Chn – Idn

MI

US$ kt 2000

11.89 -4.33 Impr nn pngn Chn-Ind MNFCI

MFCI

US$ kt 2000

2.41 0.12 Impr prd perta Ch-Idn

US$ kt 2000

7.87 -2.44 Ekspr nn pert Chn-Idn

MACI

US$ kt 2000

MOCI

US$ kt 2000

-2.15 -4.24

Dampak Perlambatan Ekonomi China Dan ...– Jamilah, Sinaga, Tambunan, Hakim

Total impr Chn ke Idn

0.60 -3.65 Total impor Chn

MCI

US$ kt 2000

0.00 -0.06 Neraca perdag Idn-Chn BOTIC

MC

US$ kt 2000

13.27 29.02 Nerca perdag Idn

US$ kt 2000

4.76 4.29 GDP non pertan Idn

BOTI

US$ kt 2000

1.26 0.07 GDP Idn

YOI

US$ kt 2000

0.78 0.12 Ketika CAFTA berlaku efektif, kebijak-

YI

US$ kt 2000

menyebabkan harga domestik menurun an penghapusan tarif impor, devaluasi

baik harga makanan maupun harga non Yuan dan perlambatan ekonomi China

makanan, yang berimplikasi pada menurun- dapat meningkatkan neraca perdagangan

nya produksi domestik. GDP pertanian Indonesia–China pada kisaran 13,27 persen

relatif tidak berubah (0,09 persen) pada hingga 29,02 persen, mengindikasikan per-

periode 2016-2025, karena adanya penurun- tumbuhan ekspor Indonesia pada periode

an output, upah tenaga kerja dan investasi 2016-2023 lebih tinggi dibanding periode

pertanian. Kinerja produksi dan perdaga- 2010-2013. Hal ini diduga karena adanya

ngan Indonesia jika kebijakan penghapusan pertumbuhan impor pangan dari Indonesia.

tarif impor diberlakukan ketika terjadi Artinya, meskipun pemerintah China me-

perlambatan ekonomi China dan devaluasi lakukan devaluasi Yuan sebagai antisipasi

Yuan selama periode 2016-2025 dapat di- terhadap perlambatan ekonomi China, na-

lihat pada Gambar 4 hingga Gambar 7. mun pertumbuhan industri China yang

Keberhasilan China meningkatkan eks- membutuhkan bahan baku menyebabkan

pornya secara signifikan ke pasar Indonesia peningkatan permintaan impor pangan

terutama berkat strategi harga rendah, China dari Indonesia. Namun peningkatan

walau dalam kenyataannya di pasar banyak ekspor pangan sementara adanya penurun-

produknya yang diekspor memiliki standar an harga beberapa komoditas ekspor utama

kualitas yang rendah dan cepat rusak. di pasar internasional dan transmisi harga

Untuk meningkatkan penetrasinya di pasar

Gambar 4 Dampak pemberlakuan kebijakan penghapusan tarif impor ketika terjadi perlambatan ekonomi China dan devaluasi Yuan terhadap kinerja produksi dan harga di Indonesia

340 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 20, Nomor 3, September 2016 : 325 – 345

Gambar 5 Dampak pemberlakuan kebijakan penghapusan tarif impor ketika terjadi perlambatan

ekonomi China dan devaluasi Yuan terhadap kinerja ekspor Indonesia

Gambar 6 Dampak pemberlakuan kebijakan penghapusan tarif impor ketika terjadi perlambatan ekonomi China dan devaluasi Yuan terhadap kinerja perdagangan Indonesia dan China

Indonesia dan mengantisipasi keharusan listrik yang digunakan rumah tangga, SNI mengikuti SNI di masa depan, China telah

04-6716.1-2002 untuk resistor pada per- bergerak secara proaktif dan agresif mem-

alatan elektronik), mesin dan alat pertanian pelajari standar produk Indonesia. Tercatat

(seperti SNI 7589: 2011 untuk traktor per- per Maret 2011 China telah membeli dan

tanian dan SNI 7710: 2011 untuk peralatan menguasai 653 SNI dan rencananya akan

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26