DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP ODHA. pdf

1

Ryan Wahyu Oktawiguna
NIM
Program Studi
Mata Kuliah

: 130741615761
: Pendidikan IPS
: Patologi Sosial

DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP ODHA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan sosial kontemporer semakin hari semakin meningkat baik kualitas maupun
kuantitasnya. Salah satu permasalahan kontemporer yang menjadi masalah dunia dan memerlukan
penanganan serius adalah masalah HIV/AIDS. Selain HIV/AIDS, persoalan lain yang dihadapi
kalangan masyarakat adalah keterbatasan sumber daya pembiayaan bagi kegiatannya,
kemerosotan karakter, pergaulan bebas, narkoba, pemerkosaan, eksploitasi pekerja anak,
kerusuhan sosial, pembunuhan, menurunnya solidaritas sosial, dan masalah lainnya.1

Human Immunodeficiency virus (HIV) memasuki kesadaran kita sebagai suatu bencana
yang tidak dapat dipahami, sudah menelan benyak korban, menimbulkan banyak kesedihan dan
kepedihan yang sangat mendalam, menimbulkan ketidakpastian serta kekhwatiran dan ketakutan,
serta kehancuran ekonomi yang mengancam.
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yaitu suatu
kumpulan gejala yang ditimbulkan oleh virus kekebalan tubuh manusia. Virus tersebut dinamakan
HIV (Human Immunodeficiency virus). Sistem kekebalan tubuh biasanya melindungi tubuh
terhadap serangan dari penyakit-penyakit yang akan masuk, tetapi bila tubuh telah terinfeksi oleh
HIV secara otomatis kekebalan tubuh akan berkurang dan menurun sampai suatu saat tubuh tidak

1

Abu Hurairah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Model Strategi Pembangunan Berbasis
Kerakyatan, (Bandung: Humaniora, 2008), h. 10

2

lagi mempunyai daya tahan terhadap penyakit, bila itu terjadi, penyakit yang biasanya tidak
berbahayapun akan dapat membuat orang tersebut menderita atau bahkan meninggal.2
Salah satu cara untuk membantu pengelolaan masalah yang membuat perasaan

tertekan/stres agar tidak membawa pengaruh negatif terhadap kesehatan adalah adanya dukungan
sosial. Emery dan Oltmanns (2000) mengatakan bahwa dukungan sosial merupakan bantuan
secara emosional dan langsung yang diberikan kepada seseorang. Dukungan ini bisa berasal dari
pihak manapun yang merupakan significant others bagi orang yang menghadapi masalah atau
situasi stres, seperti orang tua, pasangan, sahabat, rekan kerja ataupun dokter dan komunitas
organisasi.
Berdasarkan uraian diatas dapat orang dengan HIV/AIDS (ODHA) bukanlah merupakan
individu yang menakutkan bagi lingkungannya. Mereka hanya sebagian individu yang terserang
virus dan kehilangan sebagian sistem kekebalan tubuhnya. ODHA bukan berarti mereka tidak
dapat berkembang dan tidak mampu hidup dalam lingkungan masyarakat. Untuk hidup mereka
sangat membutuhkan dukungan sosial dari keluarga, masyarakat maupun lingkungan sekitarnya
karena mereka merupakan sekelompok individu yang tidak seperti orang sehat pada umumnya.
Oleh karena itu, artikel ini menjelaskan apa pengertian dukungan sosial dan apa saja sumbersumber dukungan sosial terhadap ODHA. Selanjutnya apa saja bentuk-bentuk dukungan sosial
terhadap ODHA.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dukungan sosial dan apa saja sumber-sumber dukungan sosial terhadap
ODHA?
2. Apa saja bentuk-bentuk dukungan sosial terhadap ODHA?


C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dukungan sosial dan apa saja sumber-sumber dukungan
sosial terhadap ODHA.
2. Untuk mengetahui saja bentuk-bentuk dukungan sosial terhadap ODHA.

2

Edi Suharto. Analisis Kebijakan Publik (Bandung: Alfabeta, 2012). hlm. 201-202.

3

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Dukungan Sosial

Menurut Jacobson (dalam Orford, 1992), dukungan sosial adalah suatu bentuk tingkah laku
yang menumbuhkan perasaan nyaman dan membuat individu percaya bahwa individu dihormati,
dihargai, dicintai dan bahwa orang lain bersedia memberikan perhatian dan keamanan.
Sumber-sumber dukungan sosial dapat diperoleh seseorang dari berbagai sumber dalam

suatu jaringan sosial yang dimiliki oleh individu yang bersangkutan. Kaplan (1993) mengatakan
dukungan sosial dapat diperoleh melalui individu-individu yang diketahui dapat diandalkan,
menghargai, memperhatikan serta mencintai kita dalam suatu jaringan sosial.

Berdasarkan

pendapat-pendapat di muka dapat dikatakan bahwa dukungan sosial tidak hanya berasal dari
orang-orang terdekat yang selama ini telah dikenal oleh penderita seperti keluarga, teman, dan
kerabat lainnya. Tetapi dukungan sosial juga dapat berasal dari orang lain seperti pekerja sosial
yang berada di LSM, pendeta atau ulama, dan anggota komunitas tertentu yang selama ini tidak
pernah dikenal oleh penderita.

2. Bentuk-bentuk Dukungan Sosial Terhadap ODHA

a) Changing Treatment Context
Kemajuan dalam perawatan medis untuk HIV, pertama kali diumumkan pada Konferensi
AIDS Internasional di Vancouver pada tahun 1996, telah membawa perbaikan yang baik dalam
kesehatan, karena kebanyakan orang Amerika Utara yang hidup dengan HIV / AIDS. Menurut
Cain, R. & Todd, S. (2009) penerapan Highly active antiretroviral therapy (HAART) dianggap
meningkatkan waktu bertahan pasien yang lebih lama. Bagi beberapa pasien lainnya, yang

jumlahnya mungkin lebih dari lima puluh persen, perawatan HAART memberikan hasil jauh dari
optimal. Hal ini karena adanya efek samping/dampak pengobatan tidak bisa ditolerir, terapi
antiretrovirus sebelumnya yang tidak efektif, dan infeksi HIV tertentu yang resisten obat.
Resistensi obat adalah perlawanan yang terjadi ketika bakteri, virus dan parasit lainnya secara

4

bertahap kehilangan kepekaan terhadap obat yang sebelumnya membunuh mereka. Saat obat lebih
banyak digunakan, risiko resistensi obat meningkat karena kasus penggunaan antibiotik yang tidak
tepat atau putus obat meningkat.
Ketidakteraturan dalam menerapkan terapi antiretrovirus adalah alasan utama mengapa
kebanyakan individu gagal memperoleh manfaat dari penerapan HAART. Terdapat bermacammacam alasan atas sikap tidak taat dan tidak teratur untuk penerapan HAART tersebut. Isu-isu
psikososial yang utama ialah kurangnya akses atas fasilitas kesehatan, kurangnya dukungan sosial,
penyakit kejiwaan, serta penyalahgunaan obat. Perawatan HAART juga kompleks, karena adanya
beragam kombinasi jumlah pil, frekuensi dosis, pembatasan makan, dan lain-lain yang harus
dijalankan secara rutin

b) Emotional Support
Menurut Sarafino (2006), dukungan emosional melibatkan ekspresi empati, perhatian,
pemberian semangat, kehangatan pribadi, cinta, atau bantuan emosional. Dengan semua tingkah

laku yang mendorong perasaan nyaman dan mengarahkan individu untuk percaya bahwa ia dipuji,
dihormati, dan dicintai, dan bahwa orang lain bersedia untuk memberikan perhatian dan rasa aman.
Dukungan emosional ini merupakan bentuk dukungan yang paling penting terhadap kesejahteraan
maupun kesehatan individu. Hal ini sesuai dengan apa yang didapat oleh subjek, hampir setiap
saat subjek mendapatkan perhatian, pemberian semangat, atau bantuan emosional dari lingkungan
terdekat subjek. Subjek dapat leluasa menceritakan segala sesuatu kepada individu yang nyaman
menurut subjek. Sebelum menikah, ibunyalah yang selalu memberikan motivasi agar subjek tidak
memakai putaw lagi dan selalu memberi perhatian kepada subjek mengenai kondisi subjek setelah
terserang HIV. Misalnya, setelah subjek menikah, istrinyalah yang selalu memberikan perhatian
dan motivasi agar subjek selalu stay clean dari obat-obatan terlarang. Jika sedang mengalami
masalah, subjek merasa lebih nyaman untuk bercerita dengan istrinya, dikarenakan istri subjek
juga mempunyai pengalaman dan latar belakang yang sama dengan subjek.

5

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Permasalahan sosial kontemporer semakin hari semakin meningkat baik kualitas maupun

kuantitasnya. Salah satu permasalahan kontemporer yang menjadi masalah dunia dan memerlukan
penanganan serius adalah masalah HIV/AIDS. Salah satu cara untuk membantu pengelolaan
masalah yang membuat perasaan tertekan/stres agar tidak membawa pengaruh negatif terhadap
kesehatan adalah adanya dukungan sosial. Dukungan ini bisa berasal dari pihak manapun yang
merupakan significant others bagi orang yang menghadapi masalah atau situasi stres, seperti orang
tua, pasangan, sahabat, rekan kerja ataupun dokter dan komunitas organisasi.
Dukungan sosial dapat diperoleh melalui individu-individu yang diketahui dapat
diandalkan, menghargai, memperhatikan serta mencintai kita dalam suatu jaringan sosial.
Berdasarkan pendapat-pendapat di muka dapat dikatakan bahwa dukungan sosial tidak hanya
berasal dari orang-orang terdekat yang selama ini telah dikenal oleh penderita seperti keluarga,
teman, dan kerabat lainnya. Tetapi dukungan sosial juga dapat berasal dari orang lain seperti
pekerja sosial yang berada di LSM, pendeta atau ulama, dan anggota komunitas tertentu yang
selama ini tidak pernah dikenal oleh penderita.
Bentuk-bentuk dukungan sosial yaitu Changing Treatment Context yaitu penerapan Highly
active antiretroviral therapy (HAART). HAART dianggap meningkatkan waktu bertahan pasien
yang lebih lama. Bagi beberapa pasien lainnya, yang jumlahnya mungkin lebih dari lima puluh
persen, perawatan HAART memberikan hasil jauh dari optimal. Bentuk Dukungan Sosial lainnya
yaitu Emotional Support yaitu dukungan emosional melibatkan ekspresi empati, perhatian,
pemberian semangat, kehangatan pribadi, cinta, atau bantuan emosional. Dengan semua tingkah
laku yang mendorong perasaan nyaman dan mengarahkan individu untuk percaya bahwa ia dipuji,

dihormati, dan dicintai, dan bahwa orang lain bersedia untuk memberikan perhatian dan rasa aman.

6

DAFTAR PUSTAKA

Cain, R. & Todd, S. (2009). HIV/AIDS and the changing treatment context. Journal of
Qualitative Social Work
Emery, R.E., Oltmanns, T.F. (2000). Essentials of Abnormal Psychology. New Jersey: Prentice
Hall, Inc.
Orford, J. (1992). Community Psychology: Theory and practice I. New York: John Wiley and
Sons, Ltd
Kaplan, H.I., Sadock, B.I., Grebb, J.A. (1993). Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Prilaku
Psikiatri. Jilid dua: edisi ke tujuh. Jakarta: Binarupa Aksara.
Sarafino, E.P. (2006). Health Psychology: Biopsychosocial Interactions. 5th

https://wulandaridcc.wordpress.com/penanganan/
http://kamuskesehatan.com/arti/resistensi-obat/