PROPOSAL RENCANA PENGELOLAAN DAN PENGUSA

PROPOSAL
RENCANA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN
SARANG BURUNG WALET
I. PENDAHULUAN
Burung Walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka
meluncur. Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan ukuran tubuh sedang/kecil, dan
memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing, kakinya sangat kecil begitu juga
paruhnya dan jenis burung ini tidak pernah hinggap di pohon. Burung walet mempunyai
kebiasaan berdiam di gua-gua atau rumah-rumah yang cukup lembab, remang-remang sampai
gelap dan menggunakan langit-langit untuk menempelkan sarang sebagai tempat beristirahat
dan berbiak. Jika dilihat keuntungannya usaha ini cukup menjanjikan karena dengan modal
yang lumayan besar tetapi dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal. Untuk itulah kami
ingin mengembangkan budidaya sarang burung walet ini. Adapun latar belakang dalam
pendirian usaha pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet ini adalah :
a. Potensi sumber daya alam (SDA) di daerah Kota Banjarbaru
b. Khususnya sarang burung welet adalah merupakan potensi-potensi yang mempunyai
prospek peluang pasar dengan nilai ekonomi yang cukup tinggi.
c. Potensi sumber daya alam (SDA) dimaksud tidak semua dimiliki daerah lain, oleh karena
itu perlu dikelola secara efektif dan efisien untuk meningkatkan masyarakat dan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Banjarbaru.
d. Sesuai peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 2 Tahun 2013 tentang Izin Pengelolaan

dan Pengusahaan Sarang Burung Walet
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Dalam usaha ini kami juga mempunyai tujuan dan misi yang hendak kami capai sebagai
pertimbangan masa depan kami. Adapun Tujuan kami dalm budidaya sarang burung walet ini.
Hasil dari peternakan walet ini adalah sarangnya yang terbuat dari air liurnya (saliva). Sarang
walet ini selain mempunyai harga yang tinggi, juga dapat bermanfaat bagi dunia kesehatan.
Dan juga kegiatan usaha pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet ini bertujuan untuk
melestarikan keberadaan burung walet itu sendiri.
III.RENCANA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET
A. LOKASI
a. Jalan

: Jl. Asabri

b. RT/RW

: RT. 018 / RW 004

c. Desa/Kelurahan


: Sungai Lilin

d. Kecamatan

: Banjarbaru Utara

e. Kabupaten

: Banjarbaru

B. BANGUNAN
a. Konstruksi Bangunan :
b. Ukuran Bangunan

:

c. Tingkat Bangunan

:


Yang dipergunakan

:

C. UKURAN DAN BATASAN TANAH
a. Sebelah Barat

: 21.5

meter, berbatasan dengan

PARIT

b. Sebelah Timur

: 20

meter, berbatasan dengan

SUPADI


c. Sebelah Utara

: 11.6

meter, berbatasan dengan

JALAN LINGKUNGAN

d. Sebelah Selatan

: 19

meter, berbatasan dengan

KOKO ANDRIYANTO

e. Gambar Lokasi

:


PARIT
21.5 m
KOKO
ANDRIYANTO

19 m

11,6 m
20 m

D. TENAGA KERJA

:

E. PROSES PRODUKSI

:

SUPADI


1. Pembibitan
Umumnya para peternak burung walet melakukan dengan tidak sengaja.
Banyaknya burung walet yang mengitari bangunan rumah dimanfaatkan oleh para
peternak tersebut. Untuk memancing burung agar lebih banyak lagi, kami menyiapkan
tape recorder yang berisi rekaman suara burung Walet. Ada juga yang melakukan
penumpukan jerami yang menghasilkan serangga-serangga kecil sebagai bahan makanan
burung walet.
1) Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Sebagai induk walet dipilih burung sriti yang diusahakan agar mau bersarang
di dalam gedung baru. Cara untuk memancing burung sriti agar masuk dalam gedung
baru tersebut dengan menggunakan kaset rekaman dari wuara walet atau sriti.
Pemutaran ini dilakukan pada jam 16.00–18.00, yaitu waktu burung kembali mencari
makan.
2) Perawatan Bibit dan Calon Induk
Di dalam usaha budidaya walet, perlu disiapkan telur walet untuk ditetaskan
pada sarang burung sriti. Telur dapat diperoleh dari pemilik gedung walet yang sedang
melakukan “panen cara buang telur”. Panen ini dilaksanakan setelah burung walet
membuat sarang dan bertelur dua butir. Telur walet diambil dan dibuang kemudian
sarangnya diambil. Telur yang dibuang dalam panen ini dapat dimanfaatkan untuk

memperbanyak populasi burung walet dengan menetaskannya di dalam sarang sriti.
3) Penetasan Telur Walet
Suhu mesin penetas sekitar 400 C dengan kelembaban 70%. Untuk
memperoleh kelembaban tersebut dilakukan dengan menempatkan piring atau cawan
berisi air di bagian bawah rak telur. Diusahakan agar air didalam cawan tersebut tidak
habis. Telur-telur dimasukan ke dalam rak telur secara merata atau mendata dan jangan
tumpang tindih. Dua kali sehari posisi telur-telur dibalik dengan hati-hati untuk
menghindari kerusakan embrio. Di hari ketiga dilakukan peneropongan telur. Telur-telur
yang kosong dan yang embrionya mati dibuang. Embrio mati tandanya dapat terlihat
pada bagian tengah telur terdapat lingkaran darah yang gelap. Sedangkan telur yang
embrionya hidup akan terlihat seperti sarang laba-laba. Pembalikan telur dilakukan
sampai hari ke-12. Selama penetasan mesin tidak boleh dibuka kecuali untuk keperluan

pembalikan atau mengisi cawan pengatur kelembaban. Setelah 13–15 hari telur akan
menetas.
2. Pemeliharaan
1) Perawatan Ternak
Anak burung walet yang baru menetas tidak berbulu dan sangat lemah. Anak walet
yang belum mampu makan sendir perlu disuapi dengan telur semut (kroto segar) tiga
kali sehari. Selama 2–3 hari anak walet ini masih memerlukan pemanasan yang stabil

dan intensif sehingga tidak perlu dikeluarkan dari mesin tetas. Setelah itu, temperatur
boleh diturunkan 1–2 derajat/hari dengan cara membuka lubang udara mesin. Setelah
berumur ± 10 hari saat bulu-bulu sudah tumbuh anak walet dipindahkan ke dalam kotak
khusus. Kotak ini dilengkapi dengan alat pemanas yang diletakan ditengah atau pojok
kotak. Setelah berumur 43 hari, anak-anak walet yang sudah siap terbang dibawa ke
gedung pada malam hari, kemudian dletakan dalam rak untuk pelepasan. Tinggi rak
minimal 2 m dari lantai. Dengan ketinggian ini, anak waket akan dapat terbang pada
keesokan harinya dan mengikuti cara terbang walet dewasa.

2) Pemeliharaan Kandang
Apabila gedung sudah lama dihuni oleh walet, kotoran yang menumpuk di lantai harus
dibersihkan. Kotoran ini tidak dibuang tetapi dimasukan dalam karung dan disimpan di
gedung.

F. PEMASARAN

: ……………………………………………………

IV. PEMBIAYAAN / MODAL


a. Biaya Pembangunan Rumah Walet

: Rp.

b. Biaya Peralatan Perlengkapan

: Rp.

c. Biaya lain-lain

: Rp.
Jumlah : Rp

d. Sumber Dana

: Modal sendiri

V. PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Martapura,

YANG MEMBUAT PROPOSAL

Mr. x