AIR MATA DAN air minum BAHAGIA

AIR MATA DAN BAHAGIA
Cerpen Karangan: S.J.D

Mencari kebahagiaan cinta? Ya itulah misiku. Entah sejak kapan misi itu selalu
terlintas di pikiranku? Entah karena apa pula kebahagiaan cinta menjadi misi
dalam hidupku? Entahlah. Air mata kadang menjadi simbol lemahnya seseorang,
namun air mata juga kadang menjadi simbol betapa tegarnya seseorang
menjalani hidup, menghadapi badai, dan menghidupkan semangat yang hampir
mati karena roda kehidupan yang begitu mengiris relung hati.
Namaku Tasya, seorang gadis kecil yang masih buta dan bisu akan cinta. Aku
sudah berusia 17 tahun. Kata orang 17 tahun adalah masa-masa yang paling
indah, namun sampai sekarang aku belum pernah merasakan apa itu jatuh cinta.
Menurutku being17 biasa-biasa saja. Tak ada yang istimewa. Cinta? satu kata
yang punya beribu makna. Apa kalian tahu beribu makna itu apa? Hmm, aku
juga tidak tahu. Tapi yang ku tahu cinta membawa kebahagiaan bukan air mata.
Tapi kenapa cinta kadang malah membuahkan air mata? Air mata dan bahagia.
Apakah keduanya lahir karena cinta? Tak bisakah cinta hanya melahirkan
kebahagiaan? Atau apakah cinta hanya melahirkan pedih dan air mata?
Entahlah.. Apa kalian tahu lagu dari syahrini yang berjudul “Semua karena
cinta,” ku berjanji untuk menjagamu sampai mati, walau berat jalannya aku
bahagia. Ku di sini berdiri karena cinta, bertahan untuk bahagia, hanya untuk

cinta. Aku di sini akan selalu menunggumu, akan selalu menjagamu, seumur
hidupku. Semua karena cinta. Apakah untuk mendapatkan kebahagiaan harus
membuang banyak air mata? Kalau begitu lebih baik aku tidak merasakan jatuh
cinta untuk selamanya. Toh, pada dasarnya cinta hanya menorehkan luka yang
begitu dalam.
Malam ini, 22 september 2015. Seperti hari kemarin, ku duduk di meja belajarku,
menatap bintang di atas sana. Bintang adalah teman setiaku, dia selalu siap
mendengar curhatanku. Meskipun kadang hujan membuat bintangku hilang.
Malam menjadi gelap tanpa mereka. Entah kenapa hujan dan air mata selalu
menuai kesedihan di jiwaku. Dering teleponku membuyarkan lamunanku, sebuah
nomor yang tak ku kenal. Siapa dia? Ada apa dia meneleponku? Entah kenapa
hatiku terasa ingin tahu siapa di balik telepon itu, padahal aku adalah sosok
orang yang cuek dengan nomor baru. Dengan perasaan yang gelisah ku angkat
telepon itu.
“Halo ini siapa?”
“Halo aku Lucas, kamu Tasya kan?”
“Iyaa benar, tapi maaf aku tidak tahu siapa kamu!”

“Kamu memang tidak tahu siapa aku, karena aku adalah seseorang yang selalu
berlindung dalam bayanganmu. Yang selalu memujamu dalam diam selama 3

tahun terakhir ini,”
“Serius!”
Percakapan kami begitu panjang sampai waktu harus mengakhiri pembicaraan
kami.
“Lucas udah dulu yaa, thanks untuk malam ini,”
“Sama-sama Sya, jangan lupa besok yah!”
“Siip bos, bye!”
“Bye,”
Keesokan harinya, aku lagi nungguin Lucas di sebuah taman dekat rumahku,
seperti janjiku padanya tadi malam, bertemu di sini tepat jam 3 sore. 2 menit
lagi jam 3, semakin ku lihat jam tanganku semakin kencang jantungku berdetak.
Entah perasaan apa ini, baru pertama kalinya ku merasakan perasaan seperti ini.
Tak lama kemudian terdengar suara lelaki dari belakangku.
“Hay cantik,”
“Kamu..,”
Jantungku seperti berhenti berdetak beberapa menit. Aku terdiam dan terpaku
karena wajah itu. Waktu seakan berhenti sejenak, bibirku kaku, ingatanku buyar,
benarkah ini dia? Dia ada di hadapanku Tuhan! Kenapa harus dia? Dia adalah
masa laluku, masa dimana hari-hariku penuh dengan air mata. 2 tahun silam aku
meninggalkan kota bandung dan memilih pindah sekolah ke jakarta hanya untuk

melupakan dia dan masa lalunya yang tinggal kenangan di bandung. Termasuk
dia, Rafa! Dia adalah lelaki yang membuat hatiku merasakan sakit dan takut
jatuh cinta lagi. Yang berdiri di hadapanku sekarang bukanlah Lucas, melainkan
Rafa. Apa arti dari semua ini Tuhan? Akankah dia datang untuk membuatku
menangis seperti dulu lagi?
“Tasya, kamu tidak apa-apa?” suara itu menyadarkanku kalau aku ternyata
masih berada di hadapannya.
“Kenapa kamu ke sini? Tidak cukupkah buatmu air mataku 3 tahun yang lalu
Rafa?”
“Aku bisa jelasin semuanya Sya!” jelaskan semuanya. Apa lagi yang perlu dia
jelaskan. Semuanya sudah jelas, bahkan sangat jelas buatku. Aku sudah tak
tahan lagi melihat wajahnya. Aku putuskan untuk pergi dari hadapannya. Akan
tetapi dia berhasil meraih tanganku dan menarikku ke dalam pelukannya.
“Ya Tuhan, pelukan ini adalah pelukan yang sangat aku inginkan 3 tahun yang
lalu,” kataku dalam hati sambil meneteskan air mata. Aku melepaskan pelukan
Rafa dan berkata. “Kenapa kamu bohongin aku tadi malam?”

“Maafin aku Sya, aku terpaksa mengaku sebagai Lucas karena aku tahu
keberadaanku tak pernah kau inginkan,”
“Lalu?”

“Ada sesuatu yang pengen aku omongin sama kamu Sya, ini tentang kita,”
“Ya udah, duduk dulu gih,”
“Tasya, aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu,”
“Cinta? Setelah semua yang kamu lakuin ke aku sekarang kamu malah bilang
cinta. Terlalu sakit buatku masa lalu itu Raf,”
“Dengerin aku dulu Tasya!”
“Laluu..,”
“3 tahun yang lalu, aku tahu kamu mencintaiku, aku tahu kamu selalu
memperhatikanku, aku tahu semua itu Tasya. Tapi mungkin kamu beranggapan
kalau aku tidak peka dengan perasaanmu. Aku peka Tasya, sangat peka.. Tapi
sayang, saat itu aku terlanjur telah memilih Diva. Diva mencintaiku jauh sebelum
kamu datang di hidupku, aku takut membuatnya kecewa dan sakit hati, karena
itulah aku tidak pernah menaruh simpati dengan perasaanmu waktu itu. Tapi
jujur Sya, aku sangat mencintaimu waktu itu. Tapi seiring berjalannya waktu Diva
ternyata mengkhianatiku, dia lebih memilih laki-laki pilihan orangtuanya. Karena
itulah aku mencarimu,”
“Kalau sekarang?”
“Aku tidak mau kehilangan kamu lagi, perasaanku masih seperti yang dulu, tak
berubah sedikit pun. Akankah kamu ingin mengganti air mata dengan bahagia
bersamaku?”

“Aku mau Rafa,”
Akhirnya di sweet seventeen-ku ini diisi dengan hadirnya cinta yang pernah mati.
Diisi dengan berubahnya air mata menjadi bahagia. Sekarang aku mengerti apa
itu cinta. Kesabaran, kesetiaan, dan pengorbanan. Itulah makna dari cinta. Air
mata bukanlah akhir dari kisahku, melainkan awal dari kebahagiaanku. Air mata
dan bahagia membuatku mengerti arti cinta yang sesungguhnya.

BIODATA

Nama Lengkap

: SHERLY JULIA DIVA

Nama Panggilan

: SHERLY

Tempat / Tgl. Lahir : Painan, 22 Juli 1999
Agama


: Islam

Sekolah

: SMA Negeri 1 Basa Ampek Balai Tapan

Kelas

: XI IPS 3

Cita-cita

: Polwan

Hobi

: Jalan-jalan

Alamat


: Pasar Bukit Tapan
Tugas :
Bahasa Indonesia
Guru Pembimbing :
GIRDA PUSPITA MILA SARI, S.Pd