PROGRAM STUDI REKAM MEDIS docx

MAKALAH
ELECTRONIC HEALTH RECORD

Oleh
Ni’matul Masruro(G41130738)

PROGRAM STUDI REKAM MEDIS
JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER

Kata Pengantar
Alhamdulillah kami panjatkan, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang
telah memberikan kesempatan bagi kami agar dapat menyelesaikan Makalah dengan judul
tema Rekam Medis Elektronik ini dengan sebaik-baiknya. Tak lupa pula sholawat kami
panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kami hingga dapat
mengemban ilmu dengan sempurna seperti saat ini.
Ucapan terimakasih kepada segenap pihak yang membantu penyusunan makalah ini.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Electronic Health Record.Kami
berharap Makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak terkait.
Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada
Makalah ini. Oleh karna itu kami berharap Dosen pengampu dan segenap pembaca untuk

memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan
ini.
Terima kasih, dan semoga Makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.

Jember, 30 September 2015

Penyusun

2

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................................2
1.3 Metode..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Regulasi........................................................................................................3

2.2 Penggunaan di Negara Maju........................................................................5
2.3 Penggunaan di Indonesia.............................................................................7
2.4 Komponen....................................................................................................9
2.5 Manfaat........................................................................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................11
3.2 Saran..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rekam Medis Elektronik (RME) adalah perubahan sistem pencatatan yang
dulunya berbasis kertas menjadi pencatatan berformat komputer atau
elekttronik. Konversi dari kertas berbasis sistem RME merupakan paradikma
pergeseran untuk pekerjaan dokter dan staf lainnya. Transisi ini
membutuhkkan kegiatan yang sistematis dan harus dikelola dari banyak aspek
klinis, administratif dan organisasional. Transisi penggunaan alat baru

berbentuk teknis dan pelatihan prosedural dilakukan secara berkala dan
memerlukan komitmen dan motivasi.1
Manfaat penggunaan rekam medis elektronik tidak hanya manfaat
administratif. Manfaat yang dirasakan dokter dan petugas kesehatan adalah
kemudahan dalam mengakses informasi pasien yang pada akhirnya membantu
dalam pengambilan keputusan klinis. Tujuan penelitian adalah menilai
manfaat penggunaan rekam medis elektronik dari aspek waktu dan
kelengkapan catatan medis pasien pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar.
Evaluasi kepuasan pengguna untuk mengetahui tanggapan pengguna terhadap
cara baru dokumentasi medis pasien. serta menilai aspek sosio-teknis yang
mendukung penerapan rekam medis elektronik.2
Rekam medis berbasis komputer (Computer based patient record) Salah
satu tantangan besar dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi di
rumah sakit. Pengertian rekam medis berbasis komputer bervariasi, akan
tetapi, secara prinsip adalah penggunaan database untuk mencatat semua data
medis, demografis serta setiap event dalam manajemen pasien di rumah sakit
maupun di klinik. Rekam medis berbasis komputer akan menghimpun
berbagai data klinis pasien baik yang berasal dari hasil pemeriksaan
perawat,dokter,dan tenaga kesehatan lain termasuk digitasi dari alat diagnosisi
(EKG, radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan laboratorium. 3


1

Pada dasarnya rekam medis elektronik adalah penggunaan metode
elektronik untuk pengumpulan, penyimpanan, pengolahan serta pengaksesan
rekam medis pasien di rumah sakit yang telah tersimpan dalam suatu sistem
manajemen basis data multimedia yang menghimpun berbagai sumber data
medis. Jenis data rekam medis dapat berupa teks (baik yang terstruktur
maupun naratif), gambar digital (jika sudah menerapkan radiologi digital),
suara (misalnya suara jantung), video maupun yang berupa biosignal seperti
rekaman EKG.4
1.2 Tujuan
1. Untuk mempelajari Regulasi atau peraturan perundangan pemerintah
terhadap Rekam Kesehatan Elektronik.
2. Mempelajari komponen-komponen Rekam Medis Elektronik.
3. Mengetahui manfaat-manfaat dari Rekam Medis Elektronik.
4. Mengetahui penggunaan Rekam Medis Elektronik di Negara maju dan di
Indonesia
1.3 Metode
Metode yang digunakan adalah Study Pustaka dengan mengumpulkan

informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Dengan
ketentuan minimal 10 refrensi.Sumber-sumber kepustakaan diperoleh dari:
Jurnal elektronik dan Media Internet.

2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Regulasi
Dalam menerapkan Rekam Medik Elektronik (RME) perlu juga
diperhatikan akan dasar hukum yang bisa digunakan sebagai petunjuk dalam
menerapkan RME.Berikut ini merupakan dasar hukum yang dapat digunakan
antara lain:
1. UU No.29/2004:Praktik Kedokteran
2. PerMenKes No.269/2008 : RM
3. UU No.11/2008 : Informasi dan Teknologi Elektronik 5

 UU No.29/2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 46 dan 47
1. Pasal 46
(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik

kedokteran wajib membuat rekam medis.
(2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera
dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan.
(3) Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda
tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan.
2. Pasal 47
(1) Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46
merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan,
sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien.
(2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan
dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan
sarana pelayanan kesehatan.
(3) Ketentuan mengenai rekam medis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.6
 PerMenKes No.269/2008 tentang Rekam Medik
Dalam Peraturan ini da beberapa pasal yang menyinggung tentang RME
sperti pada :

3


1) BAB II Tentang jenis dan isi Rekam Medis.
Pasal 2
2) Pada BAB V tentang kepemilikan , pemanfaatan dan tanggung
jawab .
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
 UU No.11/2008 tentang Informasi dan Teknologi Elektronik
1. Pasal 5
(1) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil
cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.
(2) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil
cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan
dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di
Indonesia. (3) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
dinyatakan sah apabila menggunakan Sistem Elektronik sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.
(4) Ketentuan mengenai Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk: a.
surat yang menurut Undang-Undang harus dibuat dalam bentuk

tertulis; dan b. surat beserta dokumennya yang menurut UndangUndang harus dibuat dalam bentuk akta notaril atau akta yang dibuat
oleh pejabat pembuat akta.
2. Pasal 6
Dalam hal terdapat ketentuan lain selain yang diatur dalam Pasal 5 ayat
(4) yang mensyaratkan bahwa suatu informasi harus berbentuk tertulis
atau asli, Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dianggap
sah sepanjang informasi yang tercantum di dalamnya dapat diakses,
ditampilkan, dijamin keutuhannya, dan dapat dipertanggungjawabkan
sehingga menerangkan suatu keadaan.
3. Pasal 11
(1) Tanda Tangan Elektronik memiliki kekuatan hukum dan akibat
hukum yang sah selama memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. data pembuatan Tanda Tangan Elektronik terkait hanya kepada
Penanda Tangan;

4

b. data pembuatan Tanda Tangan Elektronik pada saat proses
penandatanganan elektronik hanya berada dalam kuasa Penanda
Tangan;

c. segala perubahan terhadap Tanda Tangan Elektronik yang terjadi
setelah waktu penandatanganan dapat diketahui;
d. segala perubahan terhadap Informasi Elektronik yang terkait
dengan Tanda Tangan Elektronik tersebut setelah waktu
penandatanganan dapat diketahui;
e. terdapat cara tertentu yang dipakai untuk mengidentifikasi siapa
Penandatangannya; dan
f. terdapat cara tertentu untuk menunjukkan bahwa Penanda
Tangan telah memberikan persetujuan terhadap Informasi Elektronik
yang terkait.
(2) Ketentuan lebih lanjut tentang Tanda Tangan Elektronik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.7
2.2 Penggunaan di Negara Maju
Transisi dari pencatatan rekam medis berbasis kertas ke Rekam Medis
Elektronik (RME) telah banyak diterapkan di negara-negara maju seperti
negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat. Sedangkan penerapan RME di
negara-negara berkembang masih menemui beberapa kendala mulai dari
epidemi dan sipil. Seperti perang dan bencana alam, selain kendala-kendala
tersebut negara berkembang seperti Indonesia juga memiliki tantangan lain

yaitu tidak dimilikinya infrastuktur yang kuat berbasis informasi dan
komunikasi berbentuk teknologi (ICT) yang dapat menjamin kelangsungan
data medis dan non medis pasien.
Penggunaan RME memiliki potensi-potensi yang menunjang praktikpraktik pelayanan yang diberikan kepada pasien. Potensi sistem RME yaitu
berupa praktik perawatan medis yang telah diakui selama dekade terakhir,
termasuk perangkat tambahan pemberian layanan kesehatan dan fasilitas
proses pengambilan keputusan. Beberapa manfaat dari sistem RME, termasuk

5

daftar obat yang akurat, catatan resep dan grafik yang langsung
terbaca.Terlepas dari tantangan yang dihadapi negara-negara berkembang
seperti kurangnya keahlian manusia dan sumber daya keuangan, para peneliti
tetap melakukan studi mengenai manfaat RME dan kontribusinya terhadap
perkembangan kesehatan di negara-negara berkembang. Kebanyakan studi
yang dilakukan oleh para peneliti telah didukung oleh negara-negara maju
seperti negara-negara Eropa dan Amerika serikat untuk merancang dan
menerapkan sistem RME yang cocok dengan lingkungannya.1
Di negara maju perkembangan rekam kesehatan elektronik mengalami
peningkatan seperti di New York yang sudah mengembangkan rekam

perawatan maternitas elektronik (electronic maternity care records) (Childbirth
Connection, 2011). Sedangkan di Zambia, Sub-Saharan Afrika telah
melaksanakan perawatan prenatal dan melahirkan secara komprehensif dengan
model pencatatan yang disebut Zambia Electronic Perinatal Records System
(ZEPRS) dari tahun 2007- 2010 (Benjamin, et all., 2011). Pemanfaatan RME
di Australia yang diteliti oleh Homer, et.all, 2010 dengan pemanfaatan
Personal Digital Assistant (PDA) 4 sebagai alat interactive antenatal electronic
maternity record melalui sistem ObyMate. Akhir tahun 2010 Australia
mengembangkan lagi rekam kesehatan khusus di area maternitas yaitu Mater
Shared Electronic Record (Rekam Elektronik Kesehatan Maternitas Bersama)
untuk pasien maternitas dan bayi baru lahir sebagai pengembangan aplikasi
PCEHR (Personally Controlled Electronic Health Record) (Strachan, 2011).8
2.3 Penggunaan di Indonesia
Rekam medik adalah teknologi penyimpanan data pasien yang merupakan
gerbang awal untuk proses perbaikan perawatan maupun melakukan proses
penelitian-penelitian

lanjutan

untuk

mendapatkan

solusi

terhadap

suatu

permasalahan penyakit yang semakin lama semakin berkembang baik dari sisi
prosedur penatalaksanaannya maupun teknologi pendukung yang mutlak harus
digunakan pada saat melakukan treatment kepada pasien.

6

Seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, rekam medik
berbasis kertas mulai ditinggalkan di beberapa negara maju dan beralih kepada
rekam medik elektronik. Alasan utamanya adalah untuk mempercepat proses
pengambilan keputusan seorang dokter dalam melakukan diagnosis dan perawatan
terhadap seorang pasien. Tujuan lain dari implementasi rekam medik elektronik
adalah untuk meningkatkan kenyamanan pasien itu sendiri, sebagai contoh dengan
adanya rekam medik elektronik pasien tidak perlu ribet harus menyimpang kartu
registrasi berobatnya dan membawanya setiap kali akan berobat ke salah satu
sarana layana kesehatan, artinya hanya dengan menyebutkan nama maupun
identitas lainnya akan dengan cepat basis data pasien tersebut ditemukan, yang
pada akhirnya kenyamanan pasien benar-benar diperhatikan oleh pengelola sarana
layanan kesehatan yang menggunakan rekam medik elektronik.9
Penyelenggaraan Rekam Medis di rumah sakit Indonesia dimulai Tahun
1989 sejalan dengan adanya Peraturan Menteri Kesehatan Republik
IndonesiaNo.749a/Menkes/PER/XII/1989 tentang Rekam Medis, yang mana
pengaturannya masih mencakup rekam medis berbasis kertas (konvensional).
Rekam medis konvensional dianggap tidak tepat lagi untuk digunakan di abad 21
yang menggunakan informasi secara intensif dan lingkungan yang berorientasi
pada otomatisasi pelayanan kesehatan dan bukan terpusat pada unit kerja semata.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
yang melanda dunia telah berpengaruh besar bagi perubahan pada semua bidang,
termasuk bidang kesehatan. Hal ini sesuai dengan program yang dicanangkan oleh
pemerintah seperti tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJMN) 2004 – 2009 yang menjelaskan bahwa “Arah kebijakan Peningkatan
Kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi difokuskan pada enam bidang
prioritas, antara lain pengembangan teknologi dan informasi dan pengembangan
teknologi kesehatan dan obat-obatan.
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah berkembang begitu pesat
di berbagai sektor, termasuk di sektor kesehatan. Salah satu pengaplikasiannya
adalah rekam medis terkomputerisasi atau rekam kesehatan elektronik.

7

Kegiatannya mencakup komputerisasi isi rekam kesehatan dan proses yang
berhubungan dengannya.
Electronic Medical Record sudah banyak digunakan di berbagai rumah
sakit di dunia sebagai pengganti atau pelengkap rekam medik kesehatan berbentuk
kertas. Di Indonesia dikenal dengan Rekam Medik Elektronik (RME). Sejalan
dengan perkembangannya RME menjadi jantung informasi dalam sistem
informasi rumah sakit. Namun demikian para tenaga kesehatan dan pengelola
sarana pelayanan kesehatan masih ragu untuk menggunakannya karena belum ada
peraturan perundangan yang secara khusus mengatur penggunaannya. Sejak
dikeluarkannya Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)
Nomor 11 Tahun 2008 telah memberikan jawaban atas keraguan yang ada. UU
ITE telah memberikan peluang untuk implemetasi RME.
Salah satu penggunaan teknologi informasi (TI) di bidang kesehatan yang
menjadi trend dalam pelayanan kesehatan secara global adalah Rekam Medik
Elektronik. Selama ini rekam medik mengacu pada Pasal 46 dan Pasal 47 UU No.
29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan
Permenkes No.269/Menkes/PER/III/2008tentang Rekam Medik, sebagai
pengganti dari Peraturan Menteri Kesehatan No.749a/Menkes/PER/XII/1989.
Undang-undang No.29 Tahun 2004 sebenarnya telah diundangkan saat
RME sudah banyak digunakan di luar negeri, namun belum mengatur mengenai
RME. Begitu pula Peraturan Menteri
Kesehatan No.269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medik belum
sepenuhnya mengatur mengenai RME. Hanya pada Bab II pasal 2 ayat 1
dijelaskan bahwa “Rekam medik harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas
atau secara elektronik”. Secara tersirat pada ayat tersebut memberikan ijin kepada
sarana pelayanan kesehatan membuat rekam medik secara elektronik
(RME). Sehingga sesuai dengan dasar-dasar diatas maka membuat catatan rekam
medik pasien adalah kewajiban setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan
pemeriksaan kepada pasien baik dicatat secara manual maupun secara
elektronik.10

8

2.4 Komponen
Menurut Johan Harlan, komponen fungsional RME, meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.

Data pasien terintegrasi
Dukungan keputusan klinik
Pemasukan perintah klinikus
Akses terhadap sumber pengetahuan
Dukungan komunikasi terpadu11

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menunjang infrastruktur yang berkaitan
dengan
RME meliputi:
1. Sistem administrasi
2. Finansial/keuangan
3. Data klinis dari unit-unit
a) Pengintegrasian data
b) Repository (gudang data) yang memusatkan data dari berbagai
komponen lain atau cara lain untuk mengintegrasikan data.
c) Rules Engine, yang menyediakan program logis yang dapat
dipakai untuk menunjang keputusan seperti; kewaspadaan dan
pernyataan, daftar permintaan (order set) dan protokol klinis.
Pengambilan keputusan untuk menunjang pelayanan kesehatan. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara apapun termasuk memasukkan dan mengeluarkan
data melalui: terminal komputer, komputer pribadi, PC, Notebook, PDA, sistem
pengenalan suara, tanda tangan, dll.

2.5

Manfaat
1. Untuk mempercepat pemrosesan seluruh dokumen pasien pada Rumah
Sakit .
2. Mengatasi sering terjadinya redudansi data, sering terjadi kehilangan
kartu rekam medik pada sistem lama sehingga dapat mengurangi
kesalahan – kesalahan serta mempercepat dalam pengolahan data pasien.
Dengan cara menyimpan data pasien dan data kartu rekam medik secara

9

komputerisasi dalam satu database sehingga memberikan kemudahan
pada pihak rumah sakit dalam meningkatkan kualitas pelayanan rumah
sakit.12
3. Penelusuran dan pengiriman informasi mudah
4. Bisa dikaitkan dengan informasi diluar rumah sakit
5. Penyimpanan lebih ringkas, data dapat ditampilkan dengan epat sesuai
kebutuhan
6. Pelaporan lebih mudah dan secara otomatis
7. Kualitas data dan standar dapat dikendalikan
8.

Dapat diintegrasikan dengan perangkat lunak pendukung keputusan.11

10

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Rekam medis adalah satu bagian dari kegiatan dalam rumah sakit yang
merupakan suatu subsistem dari Sistem Informasi rumah sakit
2. Rekam medis elektronik merupakan salah satu bentuk kegiatan rekam
medis yang terbentuk karena perkembangan teknologi komputer untuk
tujuan efisiensi, efektif dan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan dan
penyelenggaraan kegiatan rumah sakit.
3. Aspek hukum rekam medis meliputi landasan hukum kegiatan rekam
medis elektronik, kerahasiaan rekam medis elektronik, pelaksanaan proses
kegiatan rekam medis dengan memperhatikan aspek hukum yang
terkait,serta rekam medis elektronik sebagai alat bukti.
3.2 Saran
1. Agar setiap rumah sakit menerapkan Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS) yang akurat dan andal, serta cukup memadai untuk meningkatkan
pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya.
2. Agar dalam membuat atau merancang suatu sistem informasi rumah
sakit khususnya subsistem rekam medis elektronik memperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut, seperti analisis sumber daya
manusia yang ada di rumah sakit, serta komponen lain yang ikut terlibat.
3. Agar dalam pelaksanaan kegiatan rekam medis elektronik
memperhatikan aspek hukum rekam medis elekronik seperti kerahasiaan
rekam medis elektronik, serta kegunaan rekam medis elektronik sebagai
alat bukti sehingga dilakukan usaha-usaha untuk memelihara dan menjaga
rekam medis elektronik, baik secara sistem maupun fisik
komputerisasinya.

11

DAFTAR PUSTAKA
1. Yanuarizka Noni Pratiwi . Review Journal Faustine Wiliams MS
( Researcher, Heaith Management of Informatics) Suzane Austin Boren
PhD MHA (Assistant Profesor Health management of Informatic) School
of Madicine University of Missouri, Columbia, USA . 2008 . Available
from:Yanuarizka Noni Pratiwi | MAHASISWA REKAM MEDIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
http://yanuarizka.web.ugm.ac.id/
2. Feby Erawantini, Eko Nugroho, Guardian Yoki Sanjaya, Sunandar
Hariyanto . Jurnal REKAM MEDIS ELEKTRONIK: TELAAH
MANFAAT DALAM KONTEKS PELAYANAN KESEHATAN DASAR .
2012 . available from:
dinus.ac.id/wbsc/assets/dokumen/prosiding/Jurnal_feby_fiki(1).pdf
http://dinus.ac.id/wbsc/assets/dokumen/prosiding/Jurnal_feby_fiki(1).pdf
3. Sunardi . SISTEM ELECTRONIK MEDICAL RECORD (EMR)
PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT . 2012 . available from:
http://pkko.fik.ui.ac.id/files/Tugas%20SIM%20EMR%20Sunardi.doc
4. Faiqatul Hikmah,SKM,M.Kes , Sustin Farlinda,S.Kom,MT . Electronic
Health Record untuk Rekam Medis . 2014 14-18
5. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN
2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN . Available from: UU 292004 praktik kedokteran.pdf file:///D:/UU%2029-2004%20praktik
%20kedokteran.pdf
6. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN
2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK .
Available from: www.kemenag.go.id/file/dokumen/UU1108.pdf
http://www.kemenag.go.id/file/dokumen/UU1108.pdf
7. Makalah Rekam Medik Elektronik . Available from: Makalah Rekam
Medik Elektronik – Documents file:///G:/Makalah%20Rekam%20Medik
%20Elektronik%20-%20Documents.htm
8. Elvia Metti . MATER SHARED ELECTRONIC RECORD REKAM
ELEKTRONIK KESEHATAN MATERNITAS BERSAMA . Universitas
Indonesia . 2011 . Available from: pkko.fik.ui.ac.id/files/TUGAS UTS
SIM ELVIA METTI.pdf http://pkko.fik.ui.ac.id/files/TUGAS%20UTS
%20SIM%20ELVIA%20METTI.pdf
9. Ilmantono.,S.Kom, Fatoni., M.M,.M.Kom ,Ria
Andryani,.S.Kom,.M.M.,M.Kom . ANALISIS MIGRASI DAN DESAIN
REKAM MEDIK RUMAH SAKIT UMUM PANGKALAN BALAI .
2012 (4-5)
10. Hilda Blog's | Damayantihilda@ WordPress.com
https://damayantihilda4.wordpress.com/
12

11. Dr.Yendi . REKAM MEDIS ELEKTRONIK DALAM SISTEM

INFORMASI RUMAH SAKIT . 2011 . Available from : Keep The Patient
Alive: REKAM MEDIS ELEKTRONIK http://yendianestesi.blogspot.co.id/2011/04/rekam-medis-elektronik.html
12. Endang Lestari , Ken Ditha Tania, Lailatur Rahmi . SISTEM INFORMASI
REKAM MEDIK PADA RUMAH SAKIT BERSALIN GRAHA RAP
TANJUNG BALAI KARIMUN . Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 3,
NO. 2, Oktober 2011, Halaman 388-397 ISSN Print : 2085-1588 ISSN
Online : 2355-4614 http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

13

Dokumen yang terkait

STUDI KANDUNGAN BORAKS DALAM BAKSO DAGING SAPI DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BANGIL – PASURUAN

15 183 17

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA PASIEN RAWAT INAP PATAH TULANG TERTUTUP (Closed Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

11 138 24

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

STUDI PENGGUNAAN ACE-INHIBITOR PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

15 136 28

STUDI PENGGUNAAN ANTITOKSOPLASMOSIS PADA PASIEN HIV/AIDS DENGAN TOKSOPLASMOSIS SEREBRAL (Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

13 158 25

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

AN ANALYSIS OF LANGUAGE CONTENT IN THE SYLLABUS FOR ESP COURSE USING ESP APPROACH THE SECRETARY AND MANAGEMENT PROGRAM BUSINESS TRAINING CENTER (BTC) JEMBER IN ACADEMIC YEAR OF 2000 2001

3 95 76

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Desa Tiris Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo)

21 177 22