teori pertumbuhan ekonomi kontemporer rev 2 0

Teori Pertumbuhan
Ekonomi Kontemporer
Pengantar Ekonomi Pembangunan

Overview
Endogenous Growth
Coordination Failure
Multiple Equilibria
The Big Push
Kremer’s O’Ring Theory
Case study

Motivasi Munculnya Teori Pertumbuhan
Baru
Lahir dari ketidakpuasan dengan teori pertumbuhan

tradisional.

Teori pertumbuhan baru memberikan kerangka untuk

menganalisis pertumbuhan terus-menerus dalam

pendapatan nasional yang ditentukan dalam sistem bukan
oleh kekuatan eksternal.

Perubahan eksogen dalam teknologi masih berperan.

Tujuan Teori Pertumbuhan Baru
Menjelaskan perbedaan tingkat pertumbuhan antar

negara
Menjelakan lebih lanjut tentang pertumbuhan yang
diobservasi

Keterbelakanagan dan Kegagalan
Koordinasi
Melengkapi ketika tindakan yang dilakukan oleh salah satu

agen meningkatkan insentif bagi agen lainnya untuk
mengambil tindakan serupa. Keputusan saling
memperkuat.
Sebuah kegagalan koordinasi terjadi ketika


ketidakmampuan agen untuk mengkoordinasikan hasil
perilaku mereka dalam keseimbangan yang meninggalkan
semua agen lebih buruk daripada di ekuilibrium alternatif.

• Kegagalan koordinasi model menyoroti fakta bahwa dalam

rangka untuk mendapatkan keberlangsungan
pembangunan berkelanjutan, beberapa hal harus bekerja
cukup baik secara bersamaan.
• Agar investasi menjadi menguntungkan bagi agen individu,

sejumlah besar agen lain harus melakukan investasi.
• Ketidakmampuan untuk mengkoordinasikan upaya-upaya

investasi dapat meninggalkan ekonomi terjebak dalam
keseimbangan yang buruk.

Underdevelopment trap
Suatu daerah tetap terjebak pada tingkat subsisten karena kegagalan koordinasi.


Role of Government
Jelas ada peran pemerintah dalam mengkoordinasikan investasi bersama.
Intervensi pemerintah yang mendalam diperlukan untuk menggerakkan
perekonomian ke ekuilibrium disukai. Di sisi lain, kebijakan pemerintah yang
buruk dapat mengakibatkan perekonomian bergerak ke equlibrium buruk.

Underinvestment in New Technologies
Manfaat untuk mengadopsi teknologi baru untuk sebuah perusahaan individu
tergantung pada penerapan teknologi ini oleh perusahaan lain.

Keynes
Dalam bukunya Economic Possibilities for Our
Grand Children”, Keynes mengemukakan syarat
pokok kemajuan ekonomi, yaitu:
Kemampuan kita mengendalikan penduduk;
Kebulatan tekad menghindari perang dan
perselisihan sipil;
Kemauan untuk mempercayai ilmu
pengetahuan, mempedomani hal-hal yang

benar-benar sesuai dengan ilmu pengetahuan;
dan
Tingkat akumulasi yang ditentukan oleh
margin antara produksi dan konsumsi

Keynes menganggap kapitalisme sebagai

suatu mekanisme yang mempunyai
kekenyalan dan daya adaptasi yang besar
dalam membentuk dirinya sendiri menurut
keadaan.
Keynes membangun teori kebangkrutan
kapitalisnya (stagnasi jangka panjang)
berdasarkan over-produksi umum, konsumsi
rendah yang kronis dan merosotnya efisiensi
marginal modal di masa depan.
Sebagai penyelesaiannya Keynes
mengusulkan ”tindakan pemerintah yang
terencana”.


O-Ring Theory (Kremer)
Teori ini menjelaskan tidak hanya eksistensi

jebakan kemiskinan, namun juga alasan
mengapa negara terjerat dalam jebakan.
Teori ini membuat model produksi dengan
komplementaris antar input yang kuat.

Implikasi Teori O-Ring
Perusahaan akan cenderung mempekerjakan karyawan yang

mempunyai ketrampilan serupa
karyawan yang mempunyai ketrampilan lbh tinggi akan
mendapatkan upah yang lebih tinggi
Karena kenaikan upah berdasarkan q (kualitas pekerja), maka upah
akan semakin tinggi di negara-negara maju
Pekerja dapat meningkatkan keterampilannya dengan investasi SDM
dengan melihat perilaku pekerja lain.
Pekerja dapat terjebak pada produktivitas yang rendah, karena efek
O-Ring antar perusahaan dan didalam perusahaan.

Efek O-Ring akan berdampak terhadap kemandegan (bottleneck)
yang mempunyai dampak ganda terhadap produksi yang lain
Kemandegan akan berpengaruh terhadap insentif pekerja untuk
meningkatkan keterampilannya.

Big Push Theory
(Paul Rosenstein-Rodan)
Kegagalan pasar dapat menimbulkan kebutuhan

akan perekonomian yang terencana dan juga
kebutuhan akan berbagai upaya yang dicetuskan
oleh kebijakan publik, agar proses pembangunan
ekonomi yang panjang dapat berjalan atau
dipercepat.
Sebuah model yang menunjukan bagaimana kegagalan pasar
dapat menimbulkan kebutuhan akan perekonomian yang
terencana dan juga kebutuhan akan berbagai macam upaya
yang dicetuskan oleh kebijakan publik, agar proses
pembangunan ekonomi yang panjang dapat berjalan atau di
percepat.


Copyright © 2006 Pearson Addison-Wesley. All rights reserved.

4-14

Asumsi The Big Push
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Faktor produksi
Pembayaran faktor produksi
Teknologi
Permintaan domestik
Penawaran dan permintaan internasional
Struktur pasar.


Kasus yang Memerlukan The Big Push
1.
2.
3.
4.

Efek internasional
Efek urbanisasi
Efek infrastruktur
Efek pelatihan

Schumpeter
Inovation  entrepeneur
Invention

Mengapa masalah kegagalan koordinasi
tidak dapat diselesaikan oleh superenterprenuer?
1.
2.
3.

4.

Kemungkinan kegagalan pasar modal
Biaya kelembagaan
Kegagalan komunikasi
Pengetahuan ada batasnya

4-18

Multiple Equilibria: A Diagrammatic
Approach
Umumnya, model ini dapat digambarkan dengan grafik

fungsi S-berbentuk dan garis 45 º

Equilibria adalah:
 Stabil saat fungsi melintasi garis º 45 dari atas
 Tidak stabil ketika fungsi melintasi garis º 45 dari bawah

Figure 4.1


Kritik Terhadap Multiple Equilibria
Tidak efisien keuntungan dari jabatan
Perilaku dan norma hubungan
Ketimpangan, keseimbangan ganda dan pertumbuhan

4-21

Growth Diagnostics Framework (The
Hausmann-Rodrik-Velasco)






Fokus pada hambatan terbesar dari suatu
negara dalam pertumbuhan ekonomi
Istilah “one size fits all” dalam kebijakan
ekonomi tidak berlaku

Dibutuhkan riset yang hati-hati dan
komprehensif untuk menentukan hambatan
terbesar dalam pertumbuhan ekonomi.

Hausmann-Rodrik-Velasco
Growth Diagnostics Decision Tree

The Hausmann-Rodrik-Velasco Growth
Diagnostics Framework

The Hausmann-Rodrik-Velasco Growth
Diagnostics Framework


Growth diagnostic:

Konsepsi Teori








Masyarakat tetap melakukan sesuatu yang tidak efisien karena hal
tersebut meruakan suatu hal yang rasional untuk dilakukan
Maksud dari teori pemabangunan ekonomi adalah untuk untuk
menemukan kebijakan yang efektif untuk dilaksanakan
Peran pemerintah yang potensial da hambatan terhadap
efektifitas peran tersebut
“Pemerintah gagal, meskipun dalam iklim demokrasi, seperti
kegagalan pasar. Tapi perkembangan yang positif dalam beberapa
tahun belakangan ini adalah mencoba untuk membatasi intervensi
untuk mengendalikan spillovers diantara pelaku ekonomi (agents),
dan mencoba untuk menyusun reformasi kebijakan dalam rangka
mencapai good equilibria” (Karla Hoff)

Studi Kasus: China




Sejak tahun 1978-2004, perekonomian Cina
tumbuh rata-rata 9% per tahun.
Pendapatan per kapita Cina pada tahun
2004 adalah lima kali pendapatan per
kapitanya pada tahun 1978.

Kesuksesan Cina




Cina juga telah berhasil mengurangi tingkat
kemiskinan (260 juta tahun 1978 menjadi 42 juta
tahun 1998).
World Bank memperkirakan jumlah penduduk
miskin di Cina telah menurun dari 303 juta tahun
1987 menjadi 213 juta tahun 1998.

Ekspor produk manufaktur merupakan kunci bagi

pertumbuhan yang dialami oleh Cina.
Cina telah mengadopsi kebijakan yang telah mendorong
ekspor produk-produk yang membutuhkan keterampilan
dan teknologi.
Sebagian besar pertumbuhan Cina berasal dari
pembangunan kota-kota pinggiran dan perusahaanperusahaan yang berlokasi di pedesaan (1980-an & 1990an).

Privatisasi perusahaan milik negara jarang terjadi

dibandingkan dengan negara berkembang lainnya.
Ketika di negara berkembang lain mengalami
transisi, perusahaan milik negara (BUMN) dijual
cepat kepada investor swasta, maka di Cina
perusahaan negara tetap dipertahankan.

Pada akhir 1980an, pusat pertumbuhan regional beralih ke

Cina, para investor mulai melakukan investasinya ke Cina
dalam jumlah yang sangat besar karena tertarik dengan
pasar yang memiliki konsumen lebih dari 1 miliar.
Cina menawarkan tenaga kerja murah berketerampilan
tinggi dan memiliki etos kerja yang luar biasa dengan
tingkat upah yang rendah (flying geese).

Kesimpulan








Keajaiban Asia Timur bukan merupakan sebuah
keberuntungan akibat faktor-faktor lokal.
Terdapat hal yang membatasi kemampuan negara
berkembang lainnya untuk menyaingi kesuksesan yang
dialami Cina.
Negara berkembang lainnya itu tidak hanya berbeda secara
geografis, demografi, institusi, dan daya tarik bagi investor
asing.
Tetapi juga investasi yang banyak lari ke Cina sehingga tetap
tidak mampu bersaing dengan Cina karena Cina telah berhasil
mengombinasikan upah yang rendah dan keahlian serta
keterampilan yang tinggi.