ADMINISTRASI SARANA DAN PRASARANA HUSMAS

ADMINISTRASI SARANA DAN
PRASARANAPENDIDIKAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Administrasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan hal yang sangat menunjang atas
tercapainya suatu tujuan dari pendidikan, sebagai seorang personal pendidikan kita dituntut untuk
menguasi dan memahami administrasi sarana dan prasarana, untuk meningkatkan daya kerja yang efektif
dan efisien serta mampu menghargai etika kerja sesama personal pendidikan, sehingga akan tercipta
keserasian, kenyamanan yang dapat menimbulkan kebanggaan dan rasa memiliki baik dari warga sekolah
maupun warga masyarakat sekitarnya. Lingkungan pendidikan akan bersifat positif atau negatif itu
tergantung pada pemeliharaan administrasi sarana dan prasarana itu sendiri.
Terbatasnya pengetahuan dari personal tata usaha sekolah akan administrasi sarana dan prasarana
pendidikan, serta kurangnya minat dari mereka untuk mengetahui dan memahaminya dengan sungguh
sungguh, maka dari itu kami menyusun makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah macam-macam sarana dan prasarana?
1.2.2 Apa saja komponen sarana dan prasarana pendidikan?
1.2.3 Bagaimanakah hubungan antara sarana dan prasarana dengan program pengajaran?
1.2.4 Bagaimanakah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan?
1.2.5 Bagaimanakah fungsi administrasi sarana dan prasarana?
1.2.6 Apakah tujuan administrasi sarana dan prasarana?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui macam-macam sarana dan prasarana
1.3.2 Mengetahui komponen sarana dan prasarana pendidikan
1.3.3 Mengetahui hubungan antara sarana dan prasarana dengan program pengajaran
1.3.4 Mengetahui pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
1.3.5 Mengetahui fungsi administrasi sarana dan prasarana
1.3.6 Mengetahui tujuan administrasi sarana dan prasarana pendidikan

PEMBAHASAN
ADMINISTRASI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
Secara Etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untukmencapai tujuan dalam
pendidikan. misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah,lapangan olahraga, uang dsb. Sedangkan sarana
berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. misalnya; Ruang, Buku, Perpustakaan, Laboratorium
dsb.

Dengan demikian dapat di tarik suatau kesimpulan bahwa Administrasisarana dan prasarana
pendidikan itu adalah semua komponen yang sacaralangsung maupun tidak langsung menunjang jalannya
proses pendidikan untukmencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri. Menurut keputusan menteri P dan K
No 079/ 1975, sarana pendididkan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu :
a. Bangunan dan perabot sekolah

b. Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan , alat-alat peraga dan laboratorium.
c. Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat penampil dan
media yang tidak menggunaakan alat penampil.[1]
Secara micro (sempit) kepala sekolahlah yang bertanggung jawab atas pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan yang di perlukan di sebuah sekolah.
Sedangkan administrasi sarana dan prasarana itu sendiri mempunyai peranan yang sangat penting bagi
terlaksananya proses pembelajaran di sekolaah serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sebuah
sekolah baik tujuan secara khusus maupun tujuan secara umum.
Terdapat beberapa pemahaman mengenai administrasi sarana dan prasarana di antaranya adalah :
a. Berdasarkan konsepsi lama dan modern
Menurut konsepsi lama administrasi sarana dan prasarana itu di artikan sebagai sebuah system
yang mengatur ketertiban peralatan yang ada di sekolah . Menurut konsepsi modern administrasi sarana
dan prasarana itu adalah suatu proses seleksi dalam penggunaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
Guru menurut konsepsi lama bertugas untuk mengatur ketertiban penggunaan sarana sekolah, menurut
konsepsi modern guru bertugas sebagai administrator dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah.
b. Berdasarkan pandangan pendekatan operasional tertentu
1.
2.
3.
4.

5.
6.

Seperangkat kegiatan dalam mempertahankan ketertiban penggunaan sarana
dan prasarana di sekolah melalui penggunaan di siplin (pendekatan otoriter )
Seperangkat kegiatan untuk mempertahankan ketertiban sarana dan prasarana
sekolah dengan melalui pendekatan intimidasi
Seperangkat kegiatan untuk memaksimalkan penggunaan sarana dan prasarana
sekolah dalam proses pembelajaran (pendekatan permisif)
Seperangkat kegiatan untuk mengefektifkan penggunaan sarana dan prasarana
sekolah sesuai dengan program pembelajaran (pendekatan intruksional)
Seperangkat kegiatan untuk mengembangkan sarana dan prasarana sekolah
Seperangkat kegiatan untuk mempertahankan keutuhan dan keamanan dari
sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

Pengertian lain dari administrasi sarana dan prasarana adalah suatu usaha yang di arahkan untuk
mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk
belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan dan kelengkapan sarana yang ada.
Dengan demikian adminitrasi sarana dan prasarana itu merupakan usaha untuk mengupayakan sarana
dan alat peraga yang di butuhkan pada proses pembelajaran demi lancarnya dan tercapainya tujuan pendidikan

.[2]
2.1 MACAM – MACAM SARANA DAN PRASARANA
Adapun macam-macam sarana dan prasarana yang di perlukan di sekolah demi kelancaran dan
keberhasilan kegiatan proses pendidikan sekolah adalah :
1. Ruang kelas: tempat siswa dan guru melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar.

2. Ruang perpustakaan: tempat koleksi berbagai jenis bacaan bagi siswa dan dari sinilah siswa dapat
menambah pengetahuan.
3. Ruang laboratorium ( tempat praktek) : tempat siswa mengembangkan pengetahuan sikap dan
keterampilan serta tempat meneliti dengan menggunakan media yang ada untuk memecahkan suatu
masalah atau konsep pengetahuan .
4. Ruang keterampilan adalah tempat siswa melaksanakan latihan mengenai keterampilan tertentu.
5. Ruang kesenian: adalah tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan seni
6. Fasilitas olah raga: tempat berlangsungnya latihan-latihan olahraga.
Pemeliharaan sarana dan prasarana
Untuk menyempurnakan pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana para ahli menyarankan
beberapa pedoman pelaksanaan administrasinya, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Kepala sekolah tidak terlalu menyibukkan diri secara langsung dengan urusan pelaksanaan administrasi
sarana dan prasarana pengajaran.
b. Melakukan sistem pencatatan yang tepat sehingga mudah di kerjakan.

c. Senantiasa di tinjau dari segi pelayanan untuk turut memperlancar pelaksanaan program pengajaran.
Adapun masalah yang sering timbul dalam pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah adalah
pengrusakan yang di lakukan oleh siswa –siswa di sekolah itu sendiri. Namun ada beberapa upaya yang
bisa di lakukan dalam menangani masalah tersebut diantaranya adalah :
1. Membangkitkan rasa memiliki sekolah pada siswa –siswi
2. Sarana dan prasarana sekolah di siapkan yang prima sehingga tidak mudah di rusak
3. Membina siswa untuk disiplin dengan cara yang efektif dan di terima oleh semua siswa .
4. Memupuk rasa tanggung jawab kepada siswa untuk menjaga dan memelihara keutuhan dari sarana dan
prasarana sekolah yang ada.
Koordinasi dalam mengelola dan memelihara sarana dan prasarana sekolah agar tetap prima adalah
tugas utama dari administrator , oleh karena itu para petugas yang berhubungan dengan sarana dan
prasarana sekolah bertanggung jawab langsung kepada kepala sekolah Adapun kebijaksanaan yang di
perlukan dalam memelihara dan mengelola sarana dan prasarana sekolah adalah :
1. Membina hubungan kerja sama yang baik dengan petugas
2. Memimpin kerja sama dengan staf yang membantu petugas.
3. Memberikan pelatihan pada petugas untuk peningkatan kerjanya.
4. Mengawasi pembaharuan dan perbaikan sarana dan prasarana
5. Mengadakan inspeksi secara periodik dan teliti terhadap sarana dan prasarana.
Prinsip dan tata tertib.
Setiap sekolah memiliki prinsip-prinsip dan tata tertib mengenai penggunaan dan pemeliharaan

sarana dan prasarana sekolah, hal itu bertujuan untuk mempermudah administrator dalam mengawasi dan
mengatur sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut.[3]
2.2 KOMPONEN-KOMPONEN ADMINISTRASI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

2.2.1 LAHAN
Lahan yang di perlukan untuk mendirikan sekolah harus di sertai dengan tanda bukti
kepemilikan yang sah dan lengkap (sertifikat), adapun jenis lahan tersebut harus memenuhi beberapa
kriteria antara lain :
a. Lahan terbangun adalah lahan yang diatasnya berisi bangunan ,
b. Lahan terbuka adalah lahan yang belum ada bangunan diatasnya.
c. Lahan kegiatan praktek adalah lahan yang di gunakan untuk pelaksanaan kegiatan praktek
d. Lahan pengembangan adalah lahan yang di butuhkan untuk pengembangan bangunan dan
kegiatan praktek.
Lokasi sekolah harus berada di wilayah pemukiman yang sesuai dengan cakupan wilayah
sehingga mudah di jangkau dan aman dari gangguan bencana alam dan lingkungan yang kurang
baik.
2.2.2 RUANG
Secara umum jenis ruang di tinjau dari fungsinya dapat di kelompokkan dalam
a. Ruang pendidikan
Ruang pendidikan berfungsi untuk menampung proses kegiatan belajar mengajar teori dan praktek

antara lain :
a.
1.
2.
3.

Ruang teori sejumlah rombel 4. Ruang perpustakaaan
Ruang Laaboraatorium 5. Ruang kesenian
Ruang Olah raga 6. Ruang keteraampilan

b. Ruang administrasi
Ruang Administrasi berfungsi untuk melaksanakan berbagai kegiatan kantor. Ruang administrasi
terdiri dari :
a.
1.
2.

Ruang kepala sekolah 3. Ruang tata usaha
Ruang guru 4. Gudang


c. Ruang penunjang
Ruang penunjang berfungsi untuk menunjang kegiatan yang mendukung proses kegiatan belajar
mengajar antara lain :
a.
1.
2.
3.
4.

Ruang
Ruang
Ruang
Ruang

Ibadah 5. Ruang serbaguna
koperasi sekolah 6. Ruang UKS
OSIS 7. Ruang WC/ kamar mandi
BP

2.2.3 PERABOT

Secara umum perabot sekolah mendukung 3 fungsi yaitu : fungsi pendidikan, fungsi
administrasi, fungsi penunjang. Jenis perabot sekolah di kelompokkan menjadi 3 macam :

a. Perabot pendidikan
Perabot pendidikan adalah semua jenis mebel yang di gunakan untuk proses kegiatan belajar
mengajar. Adapun Jenis, bentuk dan ukurannya mengacu pada kegiatan itu sendiri.
b. Perabot administrasi
Perabot administrasi adalah perabot yang di gunakan untuk mendukung kegiatan kantor. jenis
perabot ini hanya tidak baku / terstandart secara internasional.
c. Perabot penunjang
Perabot penunjang adalah perabot yang di gunakan / di butuhkan dalam ruang penunjang.
seperti perabot perpustakaan, perabot UKS, perabot OSIS dsb.
2.2.4 ALAT DAN MEDIA PENDIDIKAN
Setiap mata pelajaran sekurang – kurangnya memiliki satu jenis alat peraga praktek yang
sesuai dengan keperluan pendidikan dan pembelajaran, sehingga dengan demikian proses
pembelajaran tersebut akan berjalan dengan optimal.
2.2.5 BUKU ATAU BAHAN AJAR
Bahan ajar adalah sekumpulan bahan pelajaran yang di gunakan dalam kegiatan proses
belajar mengajar. Bahan ajar ini terdiri dari
a. BUKU PEGANGAN

Buku pegangan di gunakan oleh guru dan peserta didik sebagai acuan dalam pembelajaran
yang bersifat Normatif, adaptif dan produktif.
b. BUKU PELENGKAP
Buku ini di gunakan oleh guru untuk memperluas dan memperdalam penguasaan materi
c. BUKU SUMBER
Buku ini dapat di gunakan oleh guru dan peserta didik untuk memperoleh kejelasan informasi
mengenai suatu bidang ilmu / keterampilan.
d. BUKU BACAAN
Buku ini dapat di gunakan oleh guru dan peserta didik sebagai bahan bacaan tambahan (non
fiksi) untuk memperluas pengetahuan dan wawasan serta sebagai bahan bacaan (fiksi ) yang
bersifat relatif.[4]
2.3 HUBUNGAN ANTARA SARANA DAN PRASARANA DENGAN PROGRAM PENGAJARAN
Jenis peralatan dan perlengkapan yang di sediakan di sekolah
cara pengadministrasiannya mempunyai pengaruh besar terhadap proses belajar mengajar.

dan

cara-

Persediaan yang kurang dan tidak memadai akan menghambat proses belajar mengajar ,

demikian pula administrasinya yang jelek akan mengurangi kegunaan alat-alat dan perlengkapan
tersebut, sekalipun peralatan dan perlengkapan pengajaran itu keadaannya istimewa. Namun yang lebih
penting dari itu semua adalah penyediaan sarana di sekolah di sesuaikan dengan kebutuhan anak
didik serta kegunaan hasilnya di masa mendatang.
2.4 PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang,
sehingga barang tersebut selalu dalam kondisi baik dan siap pakai.
Pemeliharaan dilakukan secara continue terhadap semua barang-barang inventaris kadangkadang dianggap sebagai suatu hal yang sepele, padahal pemeliharaan ini merupakan suatu tahap kerja
yang tidak kalah pentingnya engan tahap-tahap yang lain dalam administrasi sarana dan prasarana.
Sarana dan prasarana yang sudah dibeli dengan harga mahal apabila tidak dipelihara maka tidak dapat
dipergunakan.
Pemeliharaan dimulai dari pemakai barang, yaitu dengan berhati-hati dalam menggunakannya.
Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas professional yang mempunyai keahlian
sesuai dengan jenis barang yang dimaksud.
Pelaksanaan barang inventaris meliputi:
a. Perawatan
b. Pencegahan kerusakan
c. Penggantian ringan
Pemeliharaan berbeda dengan rehabilitasi, rehabilitasi adalah perbaikan berskala besar dan
dilakukan pada waktu tertentu saja.[5]
2.5 FUNGSI ADMINISTRASI SARANA DAN PRASARANA
Selain memberi makna penting bagi terciptanya dan terpeliharanya kondisi sekolah yang optimal
administrasi sarana dan prasarana sekolah berfungsi sebagai:
a. Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala kebutuhan yang di perlukan dalam proses belajar
mengajar.
b. Memelihara agar tugas-tugas murid yang di berikan oleh guru dapat terlaksana dengan lancar dan
optimal.
Fungsi administrasi yang di pandang perlu dilaksanakan secara khusus oleh kepala sekolah
adalah :
2.5.1 Perencanaan
Perencanaan dapat di pandang sebagai suatu proses penentuan dan penyusunan rencana dan programprogram kegiatan yang akan di lakukan pada masa yang akan datangsecara terpadu dan sistematis
berdasarkan landasan ,prinsip-prinsip dasardan data atau informasi yang terkait serta menggunakan
sumber-sumber daya lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya.
Rencana tersebut hendaknya memiliki sifat-sifat sbb
1. Harus jelas
Kejelasan ini harus terlihat pada tujuan dan sasaran yang hendak di capai, jenis dan bentuk,
tindakan (kegiatan) yang akan di laksanakan, siapa pelaksananya, prosedur, metode dan teknis
pelaksananya, bahan dan peralatan yang di perlukan serta waktu dan tempat pelaksanaan
2. Harus realistis
Hal ini mengandung arti bahwa ;
a. rumusan, tujuan serta target harus mengandung harapan yang memungkinkan dapat di capai
baik yang menyangkut aspek kuantitatif maupun kualitatifnya. Untuk itu harapan tersebut
harus di susun berdasarkan kondisi dan kemampuan yang di miliki oleh sumberdaya yang ada.

b. jenis dan bentuk kegiatan harus relevan dengan tujuan dan target yang hendak di capai.
c. prosedur, metode dan teknis pelaksanaan harus relevan dengan tujuan yangnhendak di capai
serta harus memungkinkan kegiatan yang telah di pilih dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien.
d. Sumberdaya manusia yang akan melaksanakan kegiatan tersebut harus memiliki kemampuan
dan motivasi serta aspek pribadi lainnya yang memungkinkan terlaksananya tugas dan kegiatan
yang menjadi tanggung jawabnya .
3. Rencana harus terpadu
a. rencana harus memperlihatkan unsur-unsurnya baik yang bersifat insani maupun non insani
sebagai komponen-komponen yang bergantung satu sama sama lain., berinteraksi dan bergerak
bersama secara sinkron kearah tercapainya tujuan dan target yang telah di tetapkan
sebelumnya.
b. rencana harus memiliki tata urut yang teratur dan di susun berdasarkan skala prioritas.
2.5.2 Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu proses yang menyangkut perumusan dan rincian pekerjaan dan
tugas serta kegiatan yang berdasarkan struktur organisasi formal kepada orang-orang yang memiliki
kesanggupan dan kemampuan melaksanakan nya sebagai prasyarat bagi terciptanya kerjasama yang
harmonis dan optimal ke arah tercapainya tujuan secara efektif dan efisien. Pengorganisasian ini
meliputi langkah-langkah antara lain :
a. Mengidentifikasi tujuan-tujuan dan sasaran yang telah di tetapkan sebelumnya.
b. Mengkaji kembali pekerjaan yang telah di rencanakan dan merincinya menjadi sejumlah tugasdan
menjabarkan menjadi sejumlah kegiatan.
c. Menentukan personil yang memiliki kesanggupan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas dan
kegiatan tersebut.
d. Memberikan informasi yang jelas kepada guru tentang tugas kegiatan yang harus di laksanakan,
mengenai waktu dan tempatnya, serta hubungan kerja dengan pihak yangn terkait.
2.5.3 Menggerakkan
Fungsi ini menyangkut upaya kepala sekolah untuk memberikan pengaruhpengaruh yang dapat
menyebabkan guru tergerak untuk melaksanakan tugas dan kegiatannya secara bersama-bersama
dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
2.5.4 Memberikan arahan
Fungsi ini menyangkut upaya kepala sekolah untuk memberikan informasi, petunjuk, serta
bimbingan kepada guru yang di pimpinnya agar terhindar dari penyimpangan, kesulitan atau
kegagalan dalam melaksanakan tugas. Fungsi ini berlaku sepanjang proses pelaksanaan kegiatan.
2.5.5 Pengkoordinasian
Fungsi ini menyangkut upaya kepala sekolah untuk menyelaraskan gerak langkah dan
memelihara prinsip taat asas (konsisten) pada setiap dan seluruh guru dalam melaksanakan seluruh
tugas dan kegiatannya agar dapat tujuan dan sasaran yang telah di rencanakan .Hal ini di lakukan oleh
kepala sekolah melalui pembinaan kerja sama antar guru, dan antar guru dengan pihak-pihak luar yang
terkait. Di samping itu penyelarasan dan ketaatan pada sas diupayakan agar fungsi yang satu gengan
yang lainnya dapat mercapai dan memenuhi target yang di tetapkan sebelumnya.
2.5.6 Pengendalian

Fungsi ini mencakup upaya kepala sekolah untuk:
a. Mengamati seluruh aspek dan unsur persiapan dan pelaksanaan program-program kegiatan yang
telah di rencanakan
b. Menilai seberapa jauh kegiatan-kegiatan yang ada dapat mencapai sasaran-sasaran dan tujuan.
c. Mengidentifikasi permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan beserta faktor-faktor
penyebabnya.
d. Mencari dan menyarankan atau menentukan cara-cara pemecahan masalah-masalah tersebut.
e. Mengujicobakan atau menerapkan cara pemecahan masalah yang telah dipilih guna menghilagkan
atau mengurangi kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Dengan demikian dalam melaksanakan fungsi ini kepala sekolah dapat menggunakan
sekurang-kurangnya 3 pendekatan yaitu :
a. Pengendalian yang bersifat pencegahan
b. Pengendalian langsung
c. Pengendalian yang bersifat perbaikan.
2.5.7 Inovasi
Fungsi ini menyangkut upaya kepala sekolah untuk menciptakan kondisikondisi yang
memungkinkan diri para guru untuk melakukan tindakantindakan atau usaha-usaha yang bersifat
kreatif inovatif.dengan demikian kepala sekolah dan guru-guru perlu mencari atau menciptakan caracara kerja atau hal-hal yang baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan. Sekurangkurangnya mereka di
harapkan mampu dan mau memodifikasi hal-hal atau cara-cara yang lebih baik atau lebih efektif dan
efisien, agar pembaharuan pendidikan dapat muncul dari warga sekolah ,hal ini juga akan
menumbuhkan sikap dan daya kreatif warga sekolah itu sendiri.
Dalam melakukan fungsi ini kepala sekolah perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Harus di sadari bahwa sesuatu yang baru belum tentu lebih baik dari yang lama.
b. Jika mampu menemukan atau menciptakan sesuatu hal atau cara baru, ia tidak perlu memandang
rendah yang lama
c. Perlu di konsultasikan kepada pihak-pihak yang berwenang.
2.6 TUJUAN ADMINISTRASI SARANA DAN PRASARANA
Adapun yang menjadi tujuan dari administrasi saran dan prasarana adalah tidak lain agar semua
kegiatan tersebut mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Administrasi sarana dan prasarana semakin
lama di rasakan semakin rumit karena pendidikan juga menyangkut masyarakat atau orang tua
murid, yang terlibat langsung dalam pendidkan tersebut. Oleh karena itu apabila administrasi sarana dan
prasarana berjalan dengan baik maka semakin yakin pula bahwa tujuan pendidikan akan tercapai dengan
baik.
Mengingat sekolah itu merupakan subsistem pendidikan nasional maka tujuan dari administrasi
sarana dan prasarana itu bersumber dari tujuan pendidikan nasional itu sendiri . sedangkan subsistem
administrasi sarana dan prasarana dalam sekolah bertujuan untuk menunjang tercapainya
tujuan pendidikan sekolah tersebut, baik tujuan khusus maupun tujuan secara umum.
Adapun tujuan dari administrasi sarana dan prasarana itu adalah :

1. mewujudkan situasi dan kondisi sekolah yang baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai
kelompok belajar ,yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi dalam
pembelajaran
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa
belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam proses pembelajaran
4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifatsifat individunya.

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
3.1.1 Administrasi sarana dan prasarana adalah suatu usaha yang di arahkan untuk mewujudkan suasana
belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar
dengan baik sesuai dengan kemampuan dan kelengkapan sarana yang ada.
3.1.2 Adapun masalah yang sering timbul dalam pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah adalah
pengrusakan yang di lakukan oleh siswa –siswa di sekolah itu sendiri.
3.1.3 Adapun yang menjadi tujuan dari administrasi saran dan prasarana adalah agar semua kegiatan
administrasi sarana dan prasarana mendukung tercapainya tujuan pendidikan
3.1.4 Tujuan dari administrasi sarana dan prasarana itu bersumber dari tujuan pendidikan nasional.
3.2 Saran
3.2.2 Sebagai seorang personal administrasi pendidikan berusahalah untuk belajar dan belajar lagi lebih
giat dalam memahami dan mendalami administrasi sarana dan prasarana demi terwujudnya tujuan
dari pendidikan nasional
3.2.3 Agar kita tidak ketinggalan maka kita harus aktif mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang
semakin lama semakin berkembang seiring dengan perkembangan zaman supaya tidak gaptek
( gagap teknologi ) .

DAFTAR PUSTAKA
Soetjipto, Prof. Profesi Keguruan. Rineka Cipta. Jakarta. 2004
Http://Media.Diknas.Go.Id
Oteng, Sutisna. Administrasi Pendidikan. Penerbit Angkasa. Bandung. !985
Burhanuddin, Yusak. Administrasi Pendidikan. Pustaka Setia. Bandung. 2005

[1] Yusak Burhanudin. Aministrasi Pendidikan. Bab III, Hlm 77.

[2] Http://Media.Diknas.Go.Id
[3] Sutisno, Oteng. Administrasi Pendidikan. Bab II. Hlm 33.
[4] Ibid…. Hlm 53.
[5] Prof. Soetjipto. Profesi Keguruan. Bab VII. Hlm 172.

HUBUNGAN SEKOLAH DANMASYARAKAT
BAB I
PENDAHULUAN

Dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan orang dengan berbagai
ragam kualitas diri yang tidak berpendidikan sampai dengan yang berpendidikan.
Sementara itu, dilihat dari lingkungan pendidikan, masyarakat disebut lingkungan
nonformal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh
anggotanya, tetapi tidak sistematis.

Mohammad Noor Syam, dalam bukunya Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat
Pendidikan Pancasila, mengemukakan bahwa hubungan masyarakat dengan
pendidikan sangat bersifat korelatif, bahkan seperti telur dengan ayam. Masyarakat
maju karena pendidikan dan pendidikan yang maju hanya akan ditemukan dalam
masyarakat yang maju. Sekolah juga berfungsi sebagai lembaga sosial yang melayani
anggota-anggota masyarakat dalam bidang pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas, maka makalah ini bertujuan untuk menjelaskan kepada
para pembaca mengenai manajemen hubungan sekolah dan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat
1. Pengertian
Hubungan antara sekolah dan masyarakat pada hakekatnya adalah suatu sarana yang
cukup mempunyai peranan yang menentukan dalam rangka usaha mengadakan
pembinaan pertumbuhan dan pengembangan murid-murid di sekolah. Secara umum
orang dapat mengatakan apabila terjadi kontak, pertemuan dan lain-lain antara
sekolah dengan orang di luar sekolah, adalah kegiatan hubungan sekolah dengan
masyarakat. Arthur B. Mochlan menyatakan school public relation adalah kegiatan
yang dilakukan sekolah atau sekolah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Ada suatu kebutuhan yang sama antara keduanya, baik dilihat dari segi edukatif,
maupun dilihat dari segi psikologi. Hubungan antar sekolah dan masyarakat lebih
dibutuhkan dan lebih terasa fungsinya, karena adanya kecenderungan perubahan
dalam pendidikan yang menekankan perkembangan pribadi dan sosial anak melalui
pengalaman-pengalaman anak dibawah bimbingan guru, baik diluar maupun di dalam
sekolah.
Ada tiga faktor yang menyebabkan sekolah harus berhubungan dengan masyarakat :
a.

Faktor perubahan sifat, tujuan dan metode mengajar di sekolah.

b.
Faktor masyarakat, yang menuntut adanya perubahan-perubahan dalam
pendidikan di sekolah dan perlunya bantuan masyarakat terhadap sekolah.
c.

Faktor perkembangan ide demokrasi bagi masyarakat terhadap pendidikan.

Pengertian di atas memberikan isyarat kepada kita bahwa hubungan sekolah dengan
masyarakat lebih banyak menekankan pada pemenuhan akan kebutuhan masyarakat
yang terkait dengan sekolah. Di sisi lain pengertian
tersebut di atas menggambarkan bahwa pelaksanaan hubungan masyarakat tidak
menunggu adanya permintaan masyarakat, tetapi sekolah berusaha secara aktif serta
mengambil inisiatif untuk melakukan berbagai aktivitas agar tercipta hubungan dan
kerjasama harmonis.

2. Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Elsbree menggariskan tujuan tentang hubungan antara sekolah dan masyarakat adalah
sebagai berikut:
a.

Untuk memajukan kualitas belajar dan pertumbuhan anak.

b.

Untuk memperkokoh tujuan dan memajukan kualitas penghidupan masyarakat.

c.
Untuk mendorong masyarakat dalam membantu progam bantuan sekolah dan
masyarakat di sekolah.
Di dalam masyarakat ada sumberdaya manusia dan sumber daya non manusia. Dari
kedua sumber daya itu, sekolah dapat memilih dan memanfaatkan untuk program
pendidikan sekolah. Jika sekolah itu berhasil memanfaatkan secara maksimal, maka
hasil belajar anak akan lebih baik. Dengan demikian potensi anak akan bertumbuh dan
berkembang secara maksimal. Pengaruh yang lebih jauh dari perkembangan anak
tersebut adalah tujuan pendidikan sekolah akan tercapai dengan meyakinkan. Hal ini
berarti bahwa tamatan (output) sekolah secara langsung akan ikut serta dalam
memajukan penghidupan dan kehidupan masyarakat.
Karena itu hubungan timbal balik antara sekolah dengan masyarakat perlu dipelihara
dan dikembangkan secara terus menerus.
3. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Apabila kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat ingin berhasil mencapai
sasaran, baik dalam arti sasaran masyarakat atau orang tua yang dapat diajak
kerjasama maupun sasaran hasil yang diinginkan, maka beberapa prinsip-prinsip
pelaksanaan di bawah ini harus menjadi pertimbangan dan perhatian. Beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam pelaksanaan hubungan sekolah
dengan masyarakat adalah sebagai berikut:
3.1. Integrity
Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan sekolah dengan
masyarakat harus terpadu, dalam arti apa yang dijelaskan, disampaikan dan
disuguhkan kepada masyarakat harus informasi yang terpadu antara informasi
kegiatan akademik maupun informasi kegiatan yang bersifat non akademik.
Biasanya sering terjadi sekolah tidak menginformasikan atau menutupi sesuatu yang
sebenarnya menjadi masalah sekolah dan perlu bantuan atau dukungan orang tua
murid. Oleh sebab itu sekolah harus sedini mungkin mengantisipasi kemungkinan
adanya salah persepsi, salah interpretasi tentang informasi yang disajikan dengan
melengkapi informasi yang akurat dan data yang lengkap, sehingga dapat diterima
secara rasional oleh masyarakat. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan penilaian
dan kepercayaan masyarakat atau orang tua murid terhadap sekolah, atau dengan
kata lain transparansi sekolah sangat diperlukan, lebih-lebih dalam era reformasi dan
abad informasi ini, masyarakat akan semakin kritis dan berani memberikan penilaian
secara langsung tentang sekolah.
3.2. Continuity
Prinsip ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat, harus
dilakukan secara terus menerus. Jadi pelaksanaan hubungan sekolah dengan

masyarakat tidak hanya dilakukan secara insedental atau sewaktu-waktu, misalnya
satu kali dalam satu tahun atau sekali dalam satu semester, hanya dilakukan oleh
sekolah pada saat akan meminta bantuan keuangan kepada orang tua atau
masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat selalu beranggapan apabila ada
panggilan sekolah untuk datang ke sekolah selalu dikaitkan dengan uang. Akibatnya
mereka cenderung untuk tidak menghadiri atau sekedar mewakilkan kepada orang lain
untuk menghadiri undangan sekolah. Apabila ini terkondisi, maka sekolah akan sulit
mendapat dukungan yang kuat dari semua orang tua murid dan masyarakat.
Perkembangan informasi, perkembangan kemajuan sekolah, permasalahanpermasalahan sekolah bahkan permasalahan belajar siswa selalu muncul dan
berkembang setiap saat, karena itu maka diperlukan penjelasan informasi yang terus
menerus dari sekolah untuk masyarakat atau orang tua murid, sehingga mereka sadar
akan pentingnya keikutsertaan mereka dalam meningkatkan mutu pendidikan putraputrinya.
3.3. Simplicity
Prinsip ini menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah dengan masyarakat
yang dilakukan baik komunikasi personal maupun komunikasi kelompok pihak
pemberi informasi (sekolah) dapat menyederhanakan berbagai informasi yang
disajikan kepada masyarakat. Informasi yang disajikan kepada masyarakat melalui
pertemuan langsung maupun melalui media hendaknya disajikan dalam bentuk
sederhana sesuai dengan kondisi dan karakteristik pendengar (masyarakat setempat).
Prinsip kesederhanaan ini juga mengandung makna bahwa: informasi yang disajikan
dinyatakan dengan kata-kata yang penuh persahabatan dan mudah dimengerti.
Banyak masyarakat yang tidak memahami istilah-istilah
yang sangat ilmiah, oleh sebab itu penggunaan istilah sedapat mungkin disesuaikan
dengan tingkat pemahaman masyarakat.
3.4. Coverage
Kegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan mencakup semua aspek,
faktor atau substansi yang perlu disampaikan dan diketahui oleh masyarakat, misalnya
program ekstra kurikuler, kegiatan kurikuler, remedial teaching dan lain-lain kegiatan.
Prinsip ini juga mengandung makna bahwa segala informasi hendaknya:
a.
Lengkap, artinya tidak satu informasipun yang harus ditutupi atau disimpan,
padahal masyarakat atau orang tua murid mempunyai hak untuk mengetahui
keberadaan dan kemajuan sekolah dimana anaknya belajar. Oleh sebab itu informasi
kemajuan sekolah, masalah yang dihadapi sekolah serta prestasi yang dapat dicapai
sekolah harus dinformasikan kepada masyarakat.
b.
Akurat, artinya informasi yang diberikan memang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, dalam kaitannya ini juga berarti bahwa informasi yang
diberikan jangan dibuat-buat atau informasi yang obyektif.
c.
Up to date, berarti informasi yang diberikan adalah informasi perkembangan,
kemajuan, masalah dan prestasi sekolah terakhir.
Dengan demikian masyarakat dapat memberikan penilaian sejauh mana sekolah dapat
mencapai misi dan visi yang disusunnya.

3.5. Constructiveness
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya konstruktif dalam arti
sekolah memberikan informasi yang konstruktif kepada masyarakat. Dengan demikian
masyarakat akan memberikan respon hal-hal positif tentang sekolah serta mengerti
dan memahami secara detail berbagai masalah yang dihadapi sekolah. Apabila hal
tersebut dapat mereka mengerti, akan merupakan salah satu faktor yang dapat
mendorong mereka untuk memberikan bantuan kepada sekolah sesuai dengan
permasalahan sekolah yang perlu mendapat perhatian dan pemecahan bersama. Hal
ini menuntut sekolah untuk membuat daftar masalah yang perlu dikomunikasikan
secara terus menerus kepada sasaran masyarakat tertentu.
Prinsip ini juga berarti dalam penyajian informasi hendaknya obyektif tanpa emosi dan
rekayasa tertentu, termasuk dalam hal ini memberitahukan kelemahan-kelemahan
sekolah dalam memacu peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Penjelasan yang konstruktif akan menarik bagi masyarakat dan akan diterima oleh
masyarakat tanpa prasangka tertentu, hal ini akan mengarahkan mereka untuk
berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan sekolah. Untuk itu informasi yang ramah,
obyektif berdasarkan data-data yang ada pada sekolah.

3.6. Adaptability
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya disesuaikan dengan
keadaan di dalam lingkungan masyarakat tersebut. Penyesuaian dalam hal ini
termasuk penyesuaian terhadap aktivitas, kebiasaan, budaya (culture) dan bahan
informasi yang ada dan berlaku di dalam kehidupan masyarakat. Bahkan pelaksanaan
kegiatan hubungan dengan masyarakat pun harus disesuaikan dengan kondisi
masyarakat. Misalnya saja masyarakat daerah pertanian yang setiap pagi bekerja di
sawah, tidak mungkin sekolah mengadakan kunjungan (home visit) pada pagi hari.
Pengertian-pengertian yang benar dan valid tentang opini serta faktor-faktor yang
mendukung akan dapat menumbuhkan kemauan bagi masyarakat untuk berpartisipasi
ke dalam pemecahan persoalan-persoalan yang dihadapi sekolah.
4. Peranan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
1. Sekolah sebagai partner masyarakat di dalam melaksanakan fungsi pendidikan.
Dalam konteks ini, berarti keduanya, yaitu sekolah dan masyarakat dilihat
sebagai pusat-pusat pendidikan yang potensial dan mempunyai hubungan yang
fungsional.
2. Sekolah sebagai prosedur yang melayani kesan pesan pendidikan dari
masyarakat lingkungannya. Berdasarkan hal ini, berarti antara masyarakat
dengan sekolah memiliki ikatan hubungan rasional berdasarkan kepentingan di
kedua belah pihak.
3. Masyarakat berperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah.
4. Masyarakat berperan dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap
membantu dan mendukung cita-cita dan kebutuhan masyarakat.
5. Masyarakat yang ikut menyediakan tempat pendidikan seperti gedung-gedung
museum, perpustakaan, panggung-panggung kesenian, dan sebagainya.
6. Masyarakat yang menyediakan berbagai sumber untuk sekolah.

7. Masyarakat sebagai sumber pelajaran atau laboratorium tempat belajar seperti
aspek alami, industri, perumahan, transportasi, perkebunan, pertambangan dan
sebagainya.
5. Tugas Pokok Hubungan Sekolah dan Masyarakat dalam Pendidikan
1.

Memberikan informasi dan menyampaikan ide atau gagasan kepada

masyarakat atau pihak-pihak lain yang membutuhkannya.
2.
Membantu pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung
memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukannya.
3.
Membantu pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan dan
informasi yang akan disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat
tertentu.
4.
Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam masyarakat
tentang masalah pendidikan.
5.
Membantu kepala sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh bantuan dan
kerja sama.
6.
Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan untuk kemajuan
pelaksanaan pendidikan.
6.

Jenis-Jenis Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Jenis hubungan sekolah dan masyarakat itu dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:
1.
Hubungan edukatif, ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik murid, antara
guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga. Adanya hubungan ini dimaksudkan
agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang dapat
mengakibatkan keragu-raguan pendirian dan sikap pada diri anak.
2.
Hubungan kultural, yaitu usaha kerja sama antara sekolah dan masyarakat yang
memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat
tempat sekolah itu berada. Untuk itu diperlukan hubungan kerja sama antara
kehidupan di sekolah dan kehidupan dalam masyarakat. Kegiatan kurikulum sekolah
disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan masyarakat. Demikian
pula tentang pemilihan bahan pengajaran dan metode-metode pengajarannya.
3.
Hubungan institusional, yaitu hubungan kerja sama antara sekolah dengan
lembaga-lembaga atau instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah, seperti
hubungan kerja sama antara sekolah satu dengan sekolah-sekolah lainnya, kepala
pemerintah setempat, ataupun perusahaan-perusahaan Negara, yang berkaitan
dengan perbaikan dan perkembangan pendidikan pada umumnya.
7. Faktor Pendukung Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat bisa berjalan baik apabila di dukung
oleh beberapa faktor yakni:
1.

Adanya program dan perencanaan yang sistematis.

2.

Tersedia basis dokumentasi yang lengkap.

3.

Tersedia tenaga ahli, terampil dan alat sarana serta dana yang memadai.

4. Kondisi organisasi sekolah yang memungkinkan untuk meningkatkan kegiatan
hubungan sekolah dengan masyarakat.
8. Teknik-Teknik Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (Orang Tua Murid)

Kenyataan membuktikan, hubungan sekolah dengan masyarakat tidak selalu berjalan
baik. Berbagai kendala yang sering ditemukan antara lain : komunikasi yang terhambat
dan tidak professional, tindak lanjut program yang tidak lancar dan pengawasan yang
tidak terstruktur. Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut beberapa hal bisa
menjadi alternatif, adanya laporan berkala mengenai berbagai kegiatan sekolah serta
keuangannya, diadakannya berbagai kegiatan yang mengakrabkan seperti open house
kunjungan timbal balik dan program kegiatan bersama seperti pentas seni, perpisahan.
Ada sejumlah teknik yang kiranya dapat diterapkan lembaga pendidikan, teknik-teknik
tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu teknik tertulis, teknik lisan, dan
teknik peragaan, teknik elektronik.
A.

Teknik Tertulis

Hubungan antara sekolah dan masyarakat dapat dilakukan secara tertulis, cara tertulis
yang dapat digunakan meliputi:
 Buku kecil pada permulaan tahun ajaran
Buku kecil pada permulaan tahun ajaran baru ini isinya dijelaskan tentang tata tertib,
syarat-syarat masuk, hari-hari libur, hari-hari efektif. Kemudian buku kecil ini
dibagikan kepada orang tua murid, hal ini biasanya dilaksanakan di taman kanakkanak (TK).
 Pamflet
Pamflet merupakan selebaran yang biasanya berisi tentang sejarah lembaga
pendidikan tersebut, staf pengajar, fasilitas yang tersedia, dan kegiatan belajar.
Pamflet ini selain di bagikan ke wali murid juga bias di sebarkan ke masyarakat umum,
selain untuk menumbuhkan pengertian masyarakat juga sekaligus untuk promosi
lembaga.
 Berita kegiatan murid
Berita ini dapat dibuat sederhana mungkin pada selebaran kertas yang berisi informasi
singkat tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah atu pesantren. Dengan

membacanya orang tua murid mengetahui apa yang terjadi di lembaga pendidikan
tersebut, khususnya kegiatan yang dilakukan murid.
 Catatan berita gembira
Teknik ini sebenarnya mirip dengan berita kegiatan murid, keduanya sama-sama ditulis
dan disebarkan ke orang tua. Hanya saja catatan berita gembira ini berisi tentang
keberhasilan seorang murid. Berita tersebut ditulis di selebaran kertas dan
disampaikan kepada wali murid atau bahkan disebarkan ke masyarakat.
 Buku kecil tentang cara membimbing anak
Dalam rangka menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang tua, kepala
sekolah atau guru dapat membuat sebuah buku kecil yang sederhana yang berisi
tentang cara membimbing anak yang efektif, kemudian buku tersebut diberikan
kepada orang tua murid.
B.

Teknik Lisan

Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat juga lisan, yaitu:
 Kunjungan rumah
Dalam rangka mengadakan hubungan dengan masyarakat, pihak sekolah dapat
mengadakan kunjungan ke rumah wali murid, warga atupun tokoh masyarakat. Melalui
kunjungan rumah ini guru akan mengetahui masalah anak dirumahnya. Apabila setiap
anak diketahui problemnya secara totalitas, maka program pendidikan akan lebih
mudah direncanakan untuk disesuaikan dengan minatnya.
 Panggilan orang tua
Selain mengadakan kunjungan ke rumah, pihak sekolah sesekali juga memanggil
orang tua murid datang ke sekolah. Setelah datang, mereka diberi penjelasan tentang
perkembangan pendidikan di lembaga tersebut. Mereka juga perlu diberi penjelasan
khusus tentang perkembangan pendidikan anaknya.
 Pertemuan
Dengan teknik ini berarti sekolah mengundang masyarakat dalam acara pertemuan
khusus untuk membicarakan masalah atau hambatan yang dihadapi sekolah.
Pertemuan ini sebaiknya diadakan pada waktu tertentu yang dapat dihadiri oleh semua
pihak yang diundang. Sebelum pertemuan dimulai acaranya disusun terlebih dahulu.
Oleh karena itu, setiap akan mengadakan pertemuan sebaiknya dibentuk panitia
penyelenggara.
C.

Teknik Peragaan

Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan cara mengundang
masyarakat melihat peragaan yang diselenggarakan sekolah. Peragaan yang
diselenggarakan biasanya berupa pameran keberhasilan murid. Misalkan di TK
menampilkan anak-anak bernyanyi, membaca puisi dan menari. Pada kesempatan itu
kepala sekolah atau guru TK tersebut dapat menyampaikan program-program
peningkatan mutu pendidikan dan juga masalah atau hambatan yang dihadapi dalam
merealisasikan program-program itu.
D.

Teknik Elektronik

Seiring dengan perkembangan teknologi elektronik maka dalam mengakrabkan
sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat pihak sekolah dapat menggunakan
sarana elektronik, misalkan dengan telpon, televisi, ataupun radio, sekaligus sebagai
sarana untuk promosi pendidikan.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sekolah dan masyarakat merupakan dua jenis lingkungan yang berbeda, namun
keduanya tidak dapat dipisahkan bahkan saling membutuhkan khususnya dalam upaya
mendidik generasi muda. Berbagai persoalan yang dihadapi sekolah juga merupakan
bagian dari persoalan masyarakat. Hal ini membutuhkan team work bidang
kehumasan.
Melalui manajemen berbasis sekolah, administrasi hubungan dengan masyarakat
memegang peran penting. Komunikasi yang berkualitas antara sekolah dengan
masyarakat menjadi kunci penentu keberhasilan manajemen Humas ini. Jika hubungan
sekolah dengan masyarakat berjalan harmonis, dan dinamis maka proses pendidikan
dan pengajaran di sekolah diharapkan mampu mencapai visi dan misi yang
dicanangkan. Dengan demikian output sekolah akan semakin berkualitas dan mampu
menjawab kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Untuk mendukung hal tersebut beberapa saran dapat diajukan seperti: kemampuan
manajerial hubungan dengan masyarakat harus ditingkatkan, diperlukan publikasi dan
promosi dalam rangka menarik simpati dan mempublikasikan kelebihan sekolah,
meningkatkan peran public relation untuk mengeratkan hubungan sekolah dengan
masyarakat serta meningkatkan akuntabilitas berupa laporan pertanggungjawaban
berbagai kegiatan kepada masyarakat.