PENGARUH PRASARANA TRANSPORTASI TERHADA id

i

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunia dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh
Prasarana Transportasi terhadap perkembangan kota Batam” dengan tepat waktu.
Makalah ini ditulis untuk mengidentifikasi bagaimana perkembangan kota Batam dari
awal pertumbuhan hingga sekarang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
aktif dalam penulisan makalah ini. Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing mata kuliah Morfologi Kota Ibu Winni Shafina, ST, MT.
Melalui makalah ini kami berharap dapat memberikan manfaat kepada penulis
sendiri serta kepada pembaca mengenai bagaimana proses perencanaan pada suatu
produk perencanaan di terapkan dan bagaimana pola ataupun tahapan-tahapan dari
proses perencanaannya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati, penulis membuka diri terhadap kritik dan saran
dari semua pihak demi terciptanya makalah yang lebih baik dimasa yang akan
datang.

Surabaya, December 2014


Penulis

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................ 1

1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 2
BAB II GAMBARAN UMUM ............................................................................................... 3
2.1 Letak Geografis Batam ................................................................................................................. 3
2.2 Sejarah Singkat Kota Batam ......................................................................................................... 4
2.3 Rangkuman ................................................................................................................................ 7


BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................................... 9
3.1 Pertumbuhan Kota ....................................................................................................................... 9
3.2 Faktor Transportasi Laut .............................................................................................................. 9
3.3 Faktor Transportasi Darat .......................................................................................................... 10
3.4 Faktor Transportasi Udara ......................................................................................................... 13
3.5 Pola Bentuk Kota Batam Irregular System ................................................................................. 15

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................ 17
4.1 Kesimpulan................................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 18

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Marbun (1992), Kota merupakan kawasan hunian dengan jumlah
penduduk relatif besar, tempat kerja penduduk yang intensitasnya tinggi serta
merupakan tempat pelayanan umum. Kegiatan manusia menjadi hal yang pentig

bagi pertumbuhan kota seringkali menjadi basis perkembangan sebuah kota.
Adanya berbagai kegiatan menjadi perkembangan kawasan tersebut pada masa
berikutnya.
Wilayah Nusantara yang luas dan berkedudukan sebagai negara kepulauan
jelas memiliki modal dasar yang kuat untuk pembangunan transportasi nasional
dalam hal laut, udara dan darat yang mana menjadi aspek terpenting dalam
bidang perhubungan secara lokal, regional, nasional maupun internasional.
Transportasi merupakan unsur vital dalam kehidupan bangsa dan dalam
memupuk

kesatuan

dan

persatuan

bangsa

yang


mempengaruhi

juga

pertumbuhan kota. Dengan tujuan untuk menwujudkan sistem distribusi nasional
yang baik dan mampu dan memberikan pelayanan dan manfaat yang sebesarbesarnya bagi kepentingan masyarakat, serta dapat menjamin peningkatan
kesejahteraan rakyat dan pemerataan hasil pembangunan ke seluruh wilayah
Nusantara.
Tranportasi merupakan sarana penunjang mobilitas, dimana masyarakat
dapat beraktivitas menggunakan fasilitas yang mendukung. Batam yang
merupakan daerah kepulauan, dimana wilayahnya yang sangat strategis untuk
menghubungkan dengan pulau lainnya. Peranan berbagai transportasi di wilayah
tersebut sangatlah dibutuhkan dengan berbagai potensi yang terdapat di kota
tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Singkat Kota Batam ?
2. Bagaimana pertumbuhan Kota Batam ?
3. Faktor Transportasi apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan Kota Batam ?

1


1.3Tujuan
1. Mengetahui sejarah singkat Kota Batam
2. Mengetahui pertumbuhan Kota Batam
3. Memahami Faktor transportasi yang mempengaruhi pertumbuhan Kota
Batam.

2

BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Letak Geografis Kota Batam
Kota Batam terletak di provinsi kepulauan Riau, Kota Batam mempunyai luas
3990,00 km2. Luas ini terdiri dari luas daratan dan lautan. Luas wilayah darat
sebesar 1040 km2 dan luas wilayah laut sebesar 2950 km2. Kota Batam mempunyai
lebih dari 400 pulau, 329 di antaranya telah bernama, termasuk di dalamnya pulaupulau terluar di wilayah perbatasan negara. Pulau besarnya adalah Pulau Batam,
pulau Rempang, pulau Galang, pulau Bulan dan Pulau Galang Baru
Secara administratif Kota Batam terdiri dari 12 kecamatan dan 64 kelurahan. 12
Kecamatan yaitu; Kecamatan Sekupang, Kecamatan Lubuk Baja, Kecamatan
Nongsa, Kecamatan Batam Kota, Kecamatan Sei Beduk, Kecamatan Sagulung,

Kecamatan Bengkong, Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Batu Aji, Kecamatan
Bulang, Kecamatan Galang dan Kecamatan Belakang Padang. Namun secara
geografis Kota Batam mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu di jalur
pelayaran dunia internasional.


Utara

: Selat Singapura



Timur

: kabupaten Bintan



Selatan


: Kecamatan Senayan



Barat

: Kabupaten Karimun

Sumber : Hasil analisis Agung Adji Santosa Suryahusada
( Gambar Kota Batam Seperti Kalajengking )

3

2.2 Sejarah Singkat Kota Batam
Batam merupakan salah satu pulau yang berada di antara perairan selat
Malaka dan Selat Singapura. Tidak ada literatur yang dapat menjadi rujukan dan
mana nama Batam itu diambil, yang jelas Kota Batam merupakan sebuah pulau
terbesar di provinsi kepulauan Riau dan beberapa pulau lainnya yang ada di wilayah
Kota Batam. Penduduk Kota Batam tersebut diperkirakan adalah orang Melayu yang
dikenal dengan sebutan Orang Selat atau orang Laut. Pada abad ke-14 pulau

tersebut dipenuhi penduduk yang beraktivitas diperairan atau penduduk yang
menyandarkan mata pencahariannya di laut.
Di abad ke-18, persaingan antara Inggris dan Belanda amatlah tajam dalam
upaya menguasai perdagangan di perairan selat Malaka. Dengan Bandar Singapura
yang maju dengan pesat menyebabkan Belanda berusaha dengan berbagai cara
untuk menguasai pedagang melayu dan pedangangan lainnya yang melakukan
aktivitas perdagangannya secara sembunyi ke Singapura. Pada abad tersebut
dikarenakan Belanda yang sudah terlanjur menguasai daerah tersebut pemerintah
Inggris melakukan barter dengan pemerintah Hindia Belanda sehingga Kota Batam
yang merupakan pulau kembar dengan Singapura diserahkan kepada pemerintah
Belanda. Dimana di abad 18 ini adalah mulanya perkembangan Kota Batam. Berikut
gambar Kota Batam sebelum periode pembangunan;
Secara garis besar pembangunan Batam dan sekitarnya ditetapkan dalam lima
periode :
1. (1963-1969)
Pengembangan Kota Batam dimulai dari pesisir pantai. Pulau ini pada
awal 1960-an, nyaris kosong tanpa pemusatan penduduk dan kegiatan
ekonomi lainnya. Demikian, terdapat kelompok penduduk yang telah ratusan
tahun mendiami pulau ini. Mereka adalah penduduk tempatan yang menetap
meyebar di sepanjang pesisir pantai. Sebagian besar, mereka berprofesi

sebagai nelayan. Di masa ini mereka tidak banyak terlibat dalam mengubah
fisik pulau ini waktu masih berupa hamparan hutan. Memasuki masa
konfrontas Indonesia-Malaysia di tahun 1963 , Batam yang sebelumnya tidak

4

mendapatkan perhatian, dengan timbulnya peristiwa yang oleh Presiden RI
pertama Ir Soekarno mulai melirik pulau-pulau lainnya di seluruh kepulauan
Riau menjadikan Pulau Batam sebagai Pangkalan Angkatan perang Republik
Indonesia ( APRI ).
Setelah Soeharto diangkat menjadi presiden RI menggantikan Soekarno,
menginginkan agar Pulau Batam yang menilai adalah Pulau Batam adalah
kembaran dari Singapura, namun hanya saja Pulau Batam dianggap tengah
tertidur oleh karena itu segera dinbangun dengan tujuan di masa mendatang
kota tersebut dapat mengangkat kewibawaan Indonesia dilihat juga dari
Batam yang berada di wilayah strategis, yaitu di jalur internasional. Batam
yang dikembangkan sejak awal 1970-an sebagai basis dan pangkalan logistik
dan operasional yang berhubungan dengan eksploitasi dan eksplorasi minyak
lepas pantai untuk jangka waktu panjang, belum ada pulau lain secara relatif
bisa berkembang seperti Kota Batam.


Sumber:http://jokimuchajar.blogspot.com/
(Foto kawasan pemukiman di kawasan pesisir Kota Batam tahun 1970)

2. Periode persiapan (1971-1976)
Adalah periode persiapan dan permulaan pengembangan, pada periode
ini pengembangan Batam lebih ditujukan untuk menunjang kegiatan
pertanian dan pencarian minyak lepas pantai dengan ketua Otorita Batam
Dr.Ibnu Sutowo, diantara periode tersebut telah keluar keputusan antara lain,
berdasarkan keppres No 41 tahun 1973. Pemerintah menunjuk beberapa
lokasi di sekupang, batu Ampar dan Kabil di Kota Batam sebagai Bonded

5

Ware House. Dan pada tahun itulah dibangun proyek Bandar udara dengan
nama Hang Nadim di Pulau Batam tepatnya Batu besar.

sumber : http://www.tribunnewsBatam.com
(Foto Bandara dan sekitarnya tempo doeloe)


3. Periode konsolidasi (1976-1978)
Adalah periode konsulidasi dimana dalam periode ini dititikberatkan untuk
konsuladasi dan pemeliharaan prasaran-prasaran dan aset-aset yang ada,
sehubungan dengan krisis yang timbul dalam pertamina dan menganalisa
landasar dasar pegembangan Batam. Dengan tim yang dibentuk Ketua
Otorita Prof.Dr. Soemarlin untuk menginvestasi seluruh proyek infrastruktur
yang dilakukan Pertamina di Batam. Bergerak cukup taktis, sejumlah proyek
strategis mulai dikembangkan kembali seperti pembenahan pelabuhan kabil
serta Batu Ampar.
Pada tahun 1975, karena adanya resesi dalam tubuh pertamina, maka
terjadilah pengalihan tanggung jawab pembangunan Daerah Industri Pulau
Batam dari Pertamina ketangan Pemerintah. Pada tanggal 24 November 1978
pemerintah menetapkan seluruh wilayah Pulau Batam menjadi wilayah
Bonded Ware House.
4. Periode pembangunan prasarana dan penanaman modal (19781998)
Yaitu periode pemantapan rencana dan lanjutan pembangunan prasaran
utama dengan ketua Otorita Batam prof Dr. Ing. BJ Habibie yang diangkat
berdasarkan Keppres No 194 tahun 1978. Periode ini rencana pemgembangan
disesuaikan dengan rencana strategi pengembangan dan pembangunan
nasional dan situasi ekonomi dunia yang sedang mengalami resesi.
Dalam rangka di periode ini dengan tujuan mengembangkan misi dan visi
Batam yang akan membangun infrastrusktur modern berstandar internasional
serta berbagai fasilitas lainnya sehingga mampu bersaing dengan kawasan

6

Asia Pasifik.Salah satu hasil pembangunan jaringan jalan pada periode ini
adalah jembatan Barelang.

Sumber:http://bobo.kidnesia.com/Bobo/B-Young-Journalist/Pengalamanku/JembatanBarelang-di-Batam-ku
Foto Jembatan Barelang

5. Periode

pemgembangan

pembangunan

prasarana

dan

modal

lanjutan (2000 an)
Di periode ini melanjuti dari misi sebelumnya yaitu menyepurnakan
pengembangan Kota Batam yang sedang berlangsung, maka periode untuk
pembangunan ini difokuskan untuk kesejahteraan masyarakat dengan
menjalankan program social development.

Sumber :http://www.skyscrapercity.com/showthread
Foto Perkembangan Kota Batam Tahun 2000-an
2.3 Rangkuman
Seiring pesatnya perkembangan Kota Batam sejak awal pembangunan
dari tahun 1963-1969 yang mana penduduk asli kota tersebut dihuni oleh
penduduk yang aslinya dari Melayu dan mulai bertempat tinggal di sekitar
pesisir dan sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Periode Persiapan
yang dipimpin oleh Dr.Ibnu Sutowo. Periode ketiga adalah Periode
Konsolidasi(1976-1978) dipimpin oleh prof.Dr.JB.Sumarlin, setelah itu adalah
Periode Pembangunan Sarana Prasarana dan Penanaman Modal yang
berlangsung selama 20 tahun. Yaitu tahun 1978-1998, yang diketuai

7

Prof.Dr.BJ. Habibie kepemimpinan berikutnya dipegang oleh J.E Habibie yaitu
bulan maret s/d juli 1998. Periode ini dikenal dengan nama Pembangunan
Prasarana dan Penanaman Modal Lanjutan. Kemudian sejak taun 1998
sampai sekarang, dibawah kepemimpinan Ismeth Abdullah dinamakan
Periode

dengan

tingkat

lanjut

dengan

perhatian

lebih

besar

pada

Kesejahteraan rakyat dan perbaikan iklim investasi.
Hingga saat ini, Kota Batam masih menjadi primadona bagi investor
khususnya di bidang industri. Setidaknya, industri perkapalan ini mendominasi
jumlah investor yang masuk ke Batam di tahun 2012. Otorita Batam ( Badan
Pengusahaan

Batam)

mengkonfirmasi

sebanyak

12

Penanam

Modal

Asing(PMA) menamamkan modalnya di Batam pada awal tahun 2012.
Kawasan serupa Asia Pasifik. Berbagai kemajuan pun telah banyak
dicapai, seperti tersediannya berbagai jenis lapangan usaha yang mampu
menampung angkatan kerja yang berasal hampir dari seluruh daerah di tanah
air. Begitu juga dengan jumlah penerimaan daerah maupun pusat dari waktu
kewaktu terus meningkat. Hal ini tidak lain karena disebabkan oleh maraknya
kegiatan industri, perdagangan, alih kapan dan pariwisataan didaerah. Namun
sebagai daerah yang berkembang pesat, Batam juga tidak luput dari
munculnya berbagai masalah sosial. Untuk itulah, maka dalam rangka
pembangunan sedang berlangsung ini difokuskan kepada kesejahteraan
masyarakat dengan menjalankan program social development.

8

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pertumbuhan Kota
Kota yang terletak di provinsi kepulauan Riau ini mempunyai posisi yang
strategis karena terletak di jalur perdangangan dunia.
Awal perkembangan kota dimulai pada tahun 1968 hingga saat ini, dimana
setiap tahunnya telah ditetapkan arah kebijakan pembangunannya. Namun ada
faktor lain yang telah mempengaruhi sejak awal pertumbuhan kota tersebut. Pulai
ini memang berkembang sejak simulainya pembangunannya berdasarkan Keppres
No 74 Tahun 1971. Munculnya sejumlah kawasan industri di pulau yang letaknya
hanya sekitar 20km dari Singapura, menjadikan Batam menjadi kota modern. Pada
tahun 1973 penduduk pulai itu hanya 6.000 jiwa, namun tahun ini Batam dipenuhi
oleh sekitar 550.000 jiwa. Batam yang awalnya pulau yang dipenuhi oleh rawa-rawa
namun dipengaruhi oleh adanya faktor transportasi yang sebagai pendukung
terbentuknya Kota Batam. Faktor-faktor yang dimaksud antara lain; jaringan
transportasi darat, transportasi laut maupun transportasi udara.

Sumber :http://aa-Batam.blogspot.com/2009/05/kawasan-industri-Batam.html
Foto perkembangan area pesisir kawasan industri Kabil, Batam
3.2 Faktor Transportasi Laut
Melihat dari sejarahnya, pengembangan Batam dimulai dengan pembangunan
kawasan industri, yang letaknya di pinggir pantai. Sejak abad ke 14 para
kolonialisme menguasai Kota Batam yang mulanya terbentuk di pesisir dikarenakan
adanya transportasi laut, yakni pelabuhan Batam sehingga menimbulkan kegiatan
perdagangan antar pulau baik secara nasional maupun internasional dengan wilayah
terdekat di Batam seperti Singapura dan Malaysia. Pelabuhan yang didirikan oleh
bangsawan Inggris tersebut menyebabkan Kota Batam berkembang begitu pesat
karena terbangunnya kawasan industri, pusat perdagangan dan perbelanjaan,hotel,

9

perumahan, jaringan jalan dan berbagai bangunan fasilitas umum yang melengkapi
daerah pesisir hingga mempengaruhi daerah pedalaman kota dikarenakan oleh
jaringan transportasi lainnya.
Di pulau yang luasnya sekitar 415 km2 itu terdapat beberapa pelabuhan
antara lain, Sekupang, Batu Ampar, Kabil dan Nongsa. Dari pelabuhan-pelabuhan ini
setiap hari puluhan kapal/feri bertolak ke berbagai tempat di pulau sumatra, pulau
jawa, Malaysia dan Singapura. Berikut gambar wilayah persebaran pelabuhan yang
mendukung aktivitas perekonomian dan pertumbuhan kota. Setiap Pelabuhannya
pun terbagi menjadi 2 fungsi; domestik rutenya ke Bintan dan pulau-pulau Riau dan
Internasional rute ke Singapura dan Malaysia.

Sumber :http://kutubuku100.blogspot.com/2009_04_01_archive.html
Foto perkembangan di sekitar pelabuhan 1963 – 2012 di Kabil

Sumber : http//surat-terbuka-kepada-bapak-bj-habibie-553764.html
(Foto persebaran pelabuhan di Batam dan Sekitarnya)
3.3 Faktor Transportasi Darat
Berkembangnya Batam yang dimulai dari daerah pesisir danmeluas sampai ke
wilayah tengah hingga bentuk kota yang sekarang ini tidak lepas dari tingginya
perhatian pemerintah pusat dilihat juga bahwa kawasan yang potensinya besar.
Bukti dari tingginya perhatian ini antara lain dasar hukum yang diterbitkan untuk

10

pembangunan Batam yang cukup banyak. Batam menjadi kota modern yang
dipengaruhi juga adanya jalur transportasi yang memadai sehingga banyaknya
pengunjung dari luar negeri maupun dalam negeri yang mengikut sertakan
membangun Kota Batam dalam berbagai aktivitas ekonomi, pariwisata dan social.

Sumber :http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=714254
Foto setelah terbangunnya sarana jaringan jalan menuju airport tahun 1973 - 2012
Adapun beberapa contoh terbanggunya jaringan transportasi yang menyebabkan
perkembangan kota;


Jembatan yang baru selesai dibangun pada tahun 1998 ataas prakarsa B.J.
Habibie ini memiliki arsitektur unik. Jembatan Barelang merupakan 6 buah
jembatan yang terpisah yang yang menghubungkan Kota Batam dengan
pulau-pulau di selatannya yakni Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Setoko,
Pulau Galang dan Pulau Galang Baru. Dengan keberadan Jembatan tersebut
wilayah sekitarnya jembatan tersebut mulai adanya kegiatan perdagangan
seperti restoran modern dan warung-warung kecil dan tempat wisata yang
mendukung perkembangan wilayah sekitarnya.

11

Sumber : http://www.mappery.com/Barelang-Bridge-Map
Foto Sekitar jembatan Barelang

Dari kondisi Eksisting yang telah ada, maka untuk mengembangkan Kota
Batam dibuatlah rencana railway tahun 2016-2040. Railwau ini nantinya akan
menjadi penghubung pulau-pulau di sekitar Kota Batam dengan Kota Batam itu
sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini;

Sumber : http//surat-terbuka-kepada-bapak-bj-habibie-553764.html
Foto rencana Rail Way 2016-2040

12

3.4

Faktor Transportasi Udara

Kota Batam juga mempunyai sarana transportasi udara yang dibangun
pada tahun 1989 yaitu Bandar Udara Internasional Hang Nadim untuk
mempermudah aksesibilitas di kota tersebut. Batam menjadi kota yang sangat
modern yang dapat ditempuh melalui jalur udara dan laut dimana rute
penerbangannya langsung dari banyak kota di Indonesia seperti Jakarta,
Surabaya, Medan, Pekanbaru, Padang dan Palembang hingga ke wilayah
internasional; Singapura dan Malaysia.
Adapun Perkembangan Bandar Udara InternasionalHang Nadim, sebagai
Berikut :


Bandara Udara (1 Januari 1984-31 Januari 1985)
Bandar Udara Hang Nadim mulai beroperasi pada tanggal 1 januari 1984
ditandai untuk pertama kalinya melakukan perbaikan yaitu pembuatan
landasan Pacu(runway) Sepanjang 4.024 meter.



Bandar Udara Nasional (1 Februari 1985 – 4 Januari 1990
Sebulan kemudian dibuka secara resmi pada tanggal 1 Februari 1985 dengan
melayani penerbangan domestik yang melayani rute penerbangan langsung
seperti : Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta (Jakarta), Bandar Udara
Internasional

Juanda

(Surabaya),

Bandar

Udara

Internasional

Husein

Sastranegara (Bandung), Bandar Udara Internasional Polonia (Medan),
PekanBaru, Bandar Udara Tabing (Padang) dan Bandar Udara Internasional
Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang).


Bandar Udara Internasional (5 Januari 1990 – 2 Januari 1995)
4-hari kemudian dibuka secara resmi pada tanggal 5 januari 1990 dengan
melayani penerbangan internasional yang melayani rute penerbangan
langsung seperti : Bandar Udara Internasional Senai yang diletak di johor
bahru (ibu kota negara bagian Johor) dari negara Malaysia dan Bandar Udara
Internasiona Changi yang diletak di Singapura.



Dibuka Umum (3 Januari 1995 hingga Sekarang)
2-hari 18 jam kemudian

yang diupacara peresmian secara dibuka untuk

umum oleh presiden Republik Indonesia adalah Bapak Jendral Soeharto sejak

13

pada tanggal 3 Januari 1995 mulai sejak malam hari sekitar pukul 19:00 WIB.
Untuk meresmikan bandara tersebut resmi melayani penerbangan bandar
udara internasional yang lahir “Bandar Udara Internasional Hang Nadim”
dengan melayani penerbangan internasional ditandai dengan mendaratnya 12 pesawat udara milik Malaysia Airlines dan 12 pesawat udara milik Singapore
Airlines

yang

diperusahaan

melandasan

yang

masih

darurat

berupa

tanah

yang

penerbangan

dari

Malaysia

dan

Singapura

serta

anak

perusahaannya Malaysia Airlines dan Singapore Airlines dibentuk. Membuka
jaringan penerbangan ke Batam secara berkala.
Hal

ini

menimbulkan

banyaknya investor asing yang

datang untuk

berinvestasi; membangun mall dan infrastruktur kota lainnya sesuai dengan
kebutuhan Kota Batam meluas dan menjadi kota yang berkembang dan
menjadi kota yang padat dan masih belum tertata.

Kondisi Airport Tahun 1974

Kondisi Tahun 1993

Kondisi airport tahun 2012

Sumber : http://www.skyscrapercity.com/showthread.php
Foto perkembangan airport

14

Berikut adapun tabel informasi yang menyertakan informasi bagaimana
perkembangan yang terjadi setelah adanya perbaikan fasilitas kondisi airport sekitar.

3.5

Pola Bentuk Kota Batam Tidak Teratur (Irregular System)
Kota Batam yang awalnya memulai dari bagian pesisir dan mengalami

perkembanga atau perubahan dari waktu ke waktu. Berbagai aktivitas sosial,
ekonomi bahkan politik yang telah berkembang di kota tersebut yang
mempengaruhi bentuk dan struktur Kota Batam. Kota yang dibangun sesuai
kebutuhan dan tanpa perencanaan yang baik maka penggunaan lahan tersebut
secara langsung akan mengakibatkan bentuk dan struktur Kota Batam yang
baru dan terlihat tidak beraturan.
Melihat dari kondisi Kota Batam itu sendiri terdapat ketidakteraturan
sistem jalan baik ditinjau dari arah, lebar jalan, maupun perletakan

15

bangunannya. Ketidakteraturan terlihat pada pola jalannya yang melingkarlingkar, lebarnya bervariasi, bercabang-cabang dan banyak terdapat culdesac.

Foto pola bentuk Kota Batam (Irregular System)

Sumber : Google Earth, Kota Batam

16

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Setiap kota di dunia mempunyai sejarah perkembangannya masing-masing.

Perkembangan kota bisa berpola menyebar dan memusat. Kota Batam yang dikenal
sekarang merupakan kota yang mula-mula berkembang dari pulau kecil di sebelah
barat laut Pulau Batam yaitu: Pulau Belakang Padang dan pesisir pantai Pulau Batam
bagian barat dan utara. Hal ini ditandai dengan adanya pemukiman kampung
nelayan yang merupakan hasil dari pemikiran-pemikiran pemimpin Badan Otorita
Batam. Dalam membangun suatu kota harus memperhatikan banyak aspek, hal ini
dikarenakan kepentingan Kota dan masyarakat Batam.
Transportasi merupakan sarana penunjang mobilitas yang mendukung
aktivitas masyarakat dan membantu perkembangan dalam suatu kota. Sejak adanya
perhatian khusus dari pemerintah pusat berdasarkan keppres No 74 Tahun 1971,
maka dimulainya pembangunan di sana yang sebagian besar kota ini adalah rawarawa kini berdiri kawasan industri , pusat perbelanjaan, hotel, perumahan, jaringan
jalan,

fasilitas

umum

dan

infrastruktur

lainnya

yang

menjadi

pendukung

perkembangan kota tersebut. Penduduk yang awalnya hanya sekitar 6.000 jiwa,
tahun ini sudah sekitar 550.000 jiwa. Hal ini juga disebabkan oleh berkembangnya
infrasstruktur di Kota Batam sangat pesat.

17

DAFTAR PUSTAKA
Angelina, C. (2012, September 3). Pengalamanku. Dipetik November 28, 2014, dari Bobo
Online:

http://bobo.kidnesia.com/Bobo/B-Young-

Journalist/Pengalamanku/Jembatan-Barelang-di-Batam-ku
Batam Dalam Angka 2013. (2013). Batam.
Batam, B. P. (2009). Berkujung ke Batam.
Gambaran Umum Daerah Batam. (2012). Batam.
Perantau, C. S. (2013, Juli 13). Perkembangan Kota Batam Berawal dari Pulau
Belakangpadang dan Pesisir Pulau Batam . hal. 1.
Riau, E. (2009, January 24). Berwisata di Batam. hal. 1.
SAntosa, A. A. (2013). Kota Batam.
SkyScraperCity. (2009, April). Batam City. The Indonesian Free Trade Zone.

18