HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN KELUARGA, DUKUNGAN KELUARGA DAN BUDAYA TERHADAP PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA TAHUN 2017 | Samsuri | Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarak
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 3/NO. 2 /April 2018; ISSN 2502-731X,
HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN KELUARGA, DUKUNGAN KELUARGA DAN BUDAYA TERHADAP
PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN
MUNA TAHUN 2017
Wa Ode Samsuri1 Yusuf Sabilu2 Lymbran Tina3
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo
[email protected] 2yusuf [email protected] [email protected]
123
1
ABSTRAK
World Health Oranization (WHO) memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita yang hamil akan
berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilan serta dapat mengancam jiwanya. Antenatal
care (ANC) adalah sebagai salah satu upaya pencegahan awal dari faktor resiko kehamilan. Tujuan utama dari
asuhan Antenatal Care (ANC) adalah untuk mempersiapkan ibu dan bayinya dalam keadaan sehat dengan cara
membangun hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi tanda bahaya yang mengancam jiwa,
mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kepada ibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara pendapatan keluarga, dukungan keluarga dan budaya terhadap pemeriksaan
antenatal care (ANC) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna
Tahun 2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 0-10 bulan, dari bulan Januari
sampai Oktober tahun 2017. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 62 orang dan teknik pengambilan
sampel menggunakan simple random sampling. Hasil analisis statistik dengan mengunakan uji Chi-Square pada
taraf kepercayaan 95% (0,05) menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan keluarga (p =
0,617), sedangkan dukungan keluarga (p= 0,002), budaya (p = 0,003) terdapat hubungan dengan pemeriksaan
antenatal care (ANC) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna
Tahun 2017. Di harapkan kepada Puskesmas Wapunto untuk lebih memperhatikan pelayanan kesehatan dengan
meningkatkan dan menambah volume pelaksanaan posyandu agar pemeriksaan ibu hamil lebih meningkat.
Kata Kunci : pendapatan keluarga, dukungan keluarga, budaya, pemeriksaan antenatal care (ANC)
ABSTRACT
World Health Oranization (WHO) estimates that about 15% of all pregnant women can develop into serious
complications and can be life-threatening. Antenatal care (ANC) is as one of the early prevention efforts of
pregnancy risk factors. The main goal of Antenatal Care (ANC) is to prepare the mother and baby in good health
by building a trusting relationship with mothers, detecting life-threatening alarms, preparing for births and
providing education to mothers. The purpose of this study was to determine the relationship between family
income, family support and culture on antenatal care (ANC) in pregnant women in the working area of Wapunto
Public Health Center Duruka District Muna Regency in 2017. The type of study used quantitative analytical study
with cross sectional study approach. The population in this study were mothers who had infants aged 0-10
months, from January to October 2017. The number of samples in this study as many as 62 people and the
technique of sampling used simple random sampling. The result of statistical analysis using Chi-Square test at 95%
confidence level (0,05) showed there was no significant relationship with family income (p = 0,617), and there was
a relationship among family support (p = 0,002) and culture (p = 0,003) with antenatal care (ANC) examination in
pregnant mother in working area of Wapunto Public Health Center Duruka District Muna Regency in 2017. It is
expected to Wapunto Health Center to pay more attention to health services by increasing and adding the volume
of Posyandu implementation in order to increase pregnant examination.
Keywords : family income, family support, culture, antenatal care (ANC)
1
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 3/NO. 2 /April 2018; ISSN 2502-731X,
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah
satu indikator untuk melihat derajat kesehatan
perempuan.. Berdasarkan Survey Demografi Dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) mengenai Angka Kematian
Ibu (AKI) tahun 2010, Angka Kematian Ibu (AKI) baik
yang ditolong oleh bidan maupun dukun di Indonesia
masih berada pada angka 228/100.000 kelahiran
hidup atau setiap 1 jam terdapat 1 orang ibu bersalin
yang meninggal dunia, dimana data terakhir di BPS
adalah sebesar 253/100.000 kelahiran hidup, ratarata ditolong oleh bidan berpendidikan dan dukun
beranak. Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
penurunan AKI di Indonesia sejak tahun 1991 sampai
2007 yaitu dengan 390 menjadi 228. Namun demikian
SDKI tahun 2012 menunjukan peningkatan AKI yang
signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup1.
Di Indonesia target cakupan ANC sebesar 84%
cakupan K1 dan cakupan K4. Menurut Profil Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016
memperlihatkan bahwa cakupan K1 dan K4 selama
periode 3 tahun terakhir pada tahun 2014 sampai
2016 yaitu cakupan K1 pada tahun 2014 sebesar
96,14%, tahun 2015 sebesar 92,9% dan tahun 2016
sebesar 88, 10%. Cakupan K4 adalah tahun 2014 yaitu
sebesar 81,41%, tahun 2015 yaitu sebesar 80,5% dan
tahun 2016 yaitu 73,9 2.
Penyebab kamatian ibu menurut WHO adalah
kematian selama kehamilan atau dalam periode 42
hari setelah berakhirnya kehamilan akibat semua yang
terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau
penanganannya tetapi bukan disebabkan oleh
kecelakaan/cedera. Penyebab kematian ibu selama
tahun 2010-2013 yaitu pendarahan sedangkan partus
lama merupakan penyumbang kematian ibu terendah.
Semetara penyebab lain-lain juga berperan cukup
besar dalam menyebabkan kematian ibu. Yang
dimaksud dengan penyebab lain-lain adalah penyebab
kematian ibu secara tidak langsung seperti kanker,
ginjal, hipertensi atau penyakit lain yang diderita oleh
ibu3.
Angka Kematian Ibu Di Kabupaten Muna Kurun
Waktu 2014-2016 memperlihatkan kecenderungan
data yang belum stabil atau konsisten. Tahun 2014,
angka kematian ibu sebanyak 230 per 1.000 kelahiran,
tahun 2015 AKI sebanyak 94 per 1.000 kelahiran dan
tahun 2016 kembali naik menjadi 97 per 1.000
kelahiran. Pada cakupan pemeriksaan ibu hamil K1
dan K4 Menurut Profil Dinkes Kesehatan Kabupaten
Muna pada tahun 2016 menunjukan bahwa cakupan
K1 tahun 2014 yaitu sebesar 100%, tahun 2015 yaitu
sebesar 77,6% dan tahun 2016 yaitu sebesar 98,6%.
Cakupan K4 tahun 2014 yaitu sebesar 74%, tahun
2015 yaitu sebesar 77% dan tahun 2016 yaitu sebesar
77,9%4.
Banyak faktor yang mempengaruhi kunjungan
antenatal, salah satunya pendapatan keluarga,
dukungan keluarga dan budaya . Dukungan keluarga
adalah suatu keadaan dimana seseorang tersebut
merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai orang lain.
Menurut penelitian lainnya di puskesmas buleleng
1didapatkan
hasil
bahwa
secara
signifikan
mempangaruhi cakupan antenatal care. Semakin
tinggi dukungan keluarga maka semakin tinggi pula
dukungan keluarga .Dukungan keluarga sangat
penting dalam masa kehamilan, tidak hanya
didampingi saat pemeriksaan kehamilan, dukungan
keluarga yang dapat dilakukan menurut Badan
koordinasi Keluarga Berencana Nasional antara lain: 1)
Mencari informasi terkait kehamilan, karena dapat
membuat suami lebih mengerti dan membuat sumi
lebih mengerti dan mendukung ibu yang sedang
hamil, informasi tersebut dapat diperoleh di buku,
internet maupun media lain. 2) Mendapingi ibu sejak
awal pemeriksaan kehamilan. 3) Berdiskusi tentang
tempat yang akan dipilih untuk melahirkan, nama
yang akan diberikan untuk bayinya atau hal yang
berkaitan dengan kehamilan. 4) Melakukan pijitanpijitan ringan. 5) Membantu ibu melakukan pekerjaan
rumah. 6) Apabila suami perokok, suami tidak
merokok didekat ibu 5.
Berdasarkan data puskesmas wapunto
menunjukan
bahwa
kunjungan
pemeriksaan
kehamilan K1 95% dan K4 85% pada tahun 2017.
Angka ini telah menunjukan bahwa kunjungan
kehamilan K1 telah mencapai standar yang telah
ditetapkan pemrintah yaitu 95% dan kunjungan
pemeriksaan K4 sedikit belum mencapai standar yang
ditetapkan pemerintah yaitu 90%. Data menunjukan
bahwa kunjungan kehamilan hampir mencapai
standar yang telah ditetapkan pemerintah, Namun
disisi lain kenyataan dilapangan menunjukan bahwa
diwilayah kerja Puskesmas Wapunto pada tahun 2017
tidak sedikit kejadian kematian ibu dan kematian Bayi,
hal ini karena ibu hamil berkunjung ke Bidan Desa
ketika kelahiran, sehingga tidak terdeteksi secara dini
kelianan kehamilan pada ibu, sehingga terjadi
kematian pada ibu6
Berdasarkan latar belakang diatas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
hubungan pendapatan keluarga, dukungan keluarga
dan budaya terhadap pemeriksaan antenatal care
2
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 3/NO. 2 /April 2018; ISSN 2502-731X,
(ANC) pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna tahun
2017
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik
kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
pendapatan keluarga, dukungan keluarga dan budaya
terhadap pemeriksaan antenatal care (ANC)
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan sampel acak sederhana (simple random
sampling). sampel pada penelitian ini adalah ibu yang
memiliki bayi usia 0-10 bulan artinya sudah melewati
masa kehamilan pada trimester pertama usia
kehamilan 0-12 minggu, pada trimester kedua usia
kehamilan 13-24, pada trimester ketiga dengan usia
kehamilan 24 sampai persalinan.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian
ini adalah Data primer adalah data yang langsung
diambil atau diperoleh dari responden dengan jalan
melakukan dengan kuesioner dan observasi.
HASIL
Karakteristik Rsponden
Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Kelompok
Umur Ibu Yang Melakukan Pemeriksaan
Antenatal Care
No.
Umur
Jumlah
n
(%)
1
18-22
18
29,1
2
23-27
19
30,8
3
28-32
11
17,7
4
33-37
8
12,8
5
38-41
6
9,6
Total
62
100
Sumber data sekunder, Februari 2018
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 62 reponden
(100%) berdasarkan umur lebih banyak responden
yang berada pada kelompok umur 23-27 tahun yaitu
sebanyak 21 orang (30,7%) sedangkan kelompok umur
yang terrendah terdapat pada kelompok umur 33-37
tahun sebanyak 8 orang (912,8%) serta kelompok
umur 38-41 tahun sebanyak 6 orang (9,6%).
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Tingkat
Pendidikan
Ibu
Yang
Melakukan
Pemeriksaan Antenatal Care (Anc)
No
Jumlah
Tingkat Pendidikan
n
(%)
1
Tidak sekolah
2
3,2
2
SD
12
19,4
3
SMP
19
30,6
4
SMA
24
38,7
5
Diploma/Sarjana
5
8,1
Total
62
100
Sumber data sekunder, Februari 2018
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 62 responden
(100%), berdasarkan tingkat pendidikan responden,
sebagian besar berpendidikan SMA yaitu sebanyak 24
responden (38,7%) dan sebaliknya yang berpendidikan
tidak sekolah yaitu sebanyak 2 responden (3,2%).
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Paritas atau
Jumlah Kelahiran Ibu Yang Melakukan
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC).
Jumlah
No
Paritas
n
(%)
1
1
18
29,0
2
2
14
22,6
3
3
10
16,1
4
4
12
19,4
5
5
6
9,7
6
6
1
1,6
7
8
1
1,6
Total
62
100
Sumber data sekunder, Februari 2018
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 62 responden
(100%) berdasarkan Paritas responden, sebagian besar
paritas/jumlah kelahiran ibu 1 orang yaitu sebanyak
18 responden (29,0%), dan sebaliknya yang memiliki
paritas/jumlah kelahiran ibu 8 yaitu sebanyak 1
responden 1,6%).
Tabel 4. Hubungan Pendapatan Keluarga Dengan
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada
ibu hamil di wilayah kerja puskesmas
wapunto kecamatan duruka kabupaten
muna tahun 2017
No
1
2
Pendapatan
keluarga
Kurang
mampu
Mampu
Total
Pemeriksaan ANC
Tidak
Lengkap
Lengkap
n
(%)
n
(%)
n
16
30
14
30
53,3
43,8
48,4
14
18
32
46,7
56,3
51,6
0,617
Total
32
62
(%)
100
100
100
Sumber data sekunder, Februari 2018
3
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 3/NO. 2 /April 2018; ISSN 2502-731X,
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 30
responden dengan status pendapatan kurang mampu
terdapat 16 responden (53,3%) dengan pemeriksaan
ANC tidak lengkap, sebaliknya dari 32 responden
dengan status pendapatan keluarga mampu terdapat
18 responden (56,3%) dengan pemeriksaan ANC
lengkap.
Hasil Uji Chi Square dengan tingkat
kepercayaan 95% menunjukkan nilai Value = 0,617 (
Value < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa H0 diterima yang berarti tidak ada hubungan
antara pendapatan keluarga dengan pemeriksaan ANC
di wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan
Duruka Kabupaten Muna Tahun 2017.
Tabel 5. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada ibu
hamil di wilayah kerja puskesmas wapunto
kecamatan duruka kabupaten muna tahun
2017.
No
1
2
Dukungan
keluarga
Kurang
mendukung
Mendukung
Total
Pemerikssan ANC
Tidak
Lengkap
lengkap
n
(%)
n
(%)
13
17
30
86,7
36,2
48,4
2
30
32
13,3
63,8
51,6
0,002
Total
n
(%)
15
100
47
62
100
100
Sumber data sekunder, Februari 2018
Tabel 5 menunjukan bahwa dari 15
responden dengan status dukungan keluarga kurang
mendukung terdapat 13 responden (86,7%) dengan
ANC kurang lengkap, sebaliknya dari 47 responden
dengan status dukungan keluarga yang mendukung
terdapat 30 responden (63,8%) dengan pemeriksaan
ANC lengkap.
Hasi Uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan
95% menunjukan nilai p value = 0,002 (p value < 0,05).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak
dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara
dukungan keluarga dengan pemeriksaan Antenatal
Care (ANC) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun
2017.
Tabel 6. Hubungan Budaya Dengan Pemeriksaan
Antenatal Care (ANC) Pada Ibu Hamil Di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna
No
1
2
Budaya
Kurang
baik
Baik
Total
Pemeriksaan ANC
Tidak
Lengkap
lengkap
n
(%)
n
(%)
n
(%)
29
49
100
1
30
59,2
7,7
48,4
20
12
32
40,8
92,3
51,6
0,003
Total
13
62
100
100
Sumber data sekunder, Februari 2018
Tabel 6 menunjukan bahwa dari 49
responden dengan status budaya kurang baik
terdapat
29
responden
(59,2%)
dengan
pemeriksaan ANC tidak lengkap, sebaliknya dari 13
responden dengan status budaya baik terdapat 12
responden (92,3%) dengan pemeriksaan ANC
lengkap.
Hasi Uji Chi Square dengan tingkat
kepercayaan 95% menunjukkan nilai p value = 0,003
(p value < 0,05). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang
berarti ada hubungan antara dukungan keluarga
dengan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2017 .
DISKUSI
1. Hubungan Pendapatan Keluarga Dengan
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) Pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2017
Pendapatan yaitu seluruh penerimaan baik berupa
uang maupun barang baik dari pihak lain maupun dari
pihak sendiri. Pendapatan perkapita adalah besarnya
pendapatan rata-rata keluarga dari suatu keluarga
yang diperoleh dari hasil pembagian pendapatan
seluruh anggota keluarga tersebut. Pendapatan yang
dimaksud adalah suatu tingkat .penghasilan yang
diperoleh dari pekerjaan pokok dan pekerjaan
sampingan orang tua dan anggota keluarga lainnya 6.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan antara pendapatan keluarga
dengan pemeriksaan antenatal care (ANC) pada ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Wapunto
Kecamatan duruka Kabupaten Muna tahun 2017. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti lainnya yang berjudul Faktor-faktor yang
berhubungan dengan keteraturan pemeriksaan
Antenatal care (ANC) ibu hamil trisemester III di
4
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 3/NO. 2 /April 2018; ISSN 2502-731X,
puskesmas Ranotana Weru Kota Manado bahwa tidak
ada
hubungan
yang
antara
pendapatan
keluarga/penghasilan 7.
Pendapatan keluarga responden memiliki
pandapatan keluarga yang terbilang mampu sehingga
responden
dengan
leluasa
memeriksakan
kehamilannya dipelayanan kesehatan tanpa harus
memikirkan biaya, serta responden menyisikan biaya
pemeriksaan
kehamilan
ditempat
pelayanan
kesehatan. pendapatan keluarga merupakan salah
satu faktor pendukung pelaksanaan kunjungan
antenatal care pada ibu hamil. Responden yang
memiliki pendapatan keluarga yang memadai akan
menunjang antenatal care yang baik dan akan
memudahkan responden untuk melakukan kunjungan
antenatal care.
Banyaknya Pendapatan keluarga yang kurang
mampu dengan pemeriksaan antenatal care (ANC)
yang tidak lengkap disebabkan oleh penghasilan
keluarga yaang tidak menentu dengan biaya
penghidupan yang tinggi, banyaknya keluarga
responden yang tinggal dalam rumah sehingga
mempengaruhi ibu hamil kurang malakukan
kunjungan antenatal care (ANC) dipelayanan
kesehatan, jarak ke pelayanan kesehatan, faktor
kurangnya informasi yang didapatkan oleh reponden
dapat berpengaruh tehadap pemeriksaan kehamilan
responden sehingga pemeriksaan antenatal care tidak
lengkap bahwa pemeriksaan kehamilan di posyandu
tidak dipungut biaya.
Banyaknya responden yang pendapatan
keluarga mampu dengan pemeriksaan antenatal care
(ANC) lengkap, hal ini disebabkan responden tidak
memikirkan biaya yang perlu dibayar untuk
memeriksakan kehamilannya di pelayanan kesehatan,
sebagian jika sudah disisihkan untuk biaya
pemeriksaan antenatal care (ANC) jika di perlukan
serta adanya pekerjaan tetap dari kepala keluarga
atau anggota keluarga lainnya sangat mendukung
responden untuk memeriksakan kehamilannya.
Dengan adanya pendapatan keluarga yang mampu
sehingga pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan
secara rutin atau dengan lengkap di setiap triwulan .
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa
Pendapatan keluarga berdasarkan penghasilan
keluarga dalam setiap bulannya berdasarkan kondisi
responden di lapangan bahwa sebagian besar memiliki
pendapatan keluarga yang mampu berdasarkan UMR
Kabupaten Muna yaitu 1.600.000 sementara
penghasilan keluarga responden melebihi UMR
kabupaten muna. Responden yang menyisihkan uang
untuk memeriksakan kehamilan di pelayanan
kesehatan sebagian besar dari keluarga yang mampu,
namun ada sebagian penghasilan keluarga responden
yang dikatakan kurang mampu namun tetap
menyisikan uang untuk memeriksakan kehamilannya
karena responden mengetahui dan memahami bahwa
pentingnya untuk memerikakan demi kesehatan ibu
dan bayi.
Pendapatan keluarga dalam memeriksakan
kehamilan sebagian di bantu oleh anggota keluarga
yang berusia produktif dan telah mempunyai
pekerjaan. Anggota keluarga yang telah memiliki
pekerjaan secara tidak langsung dapat membantu
keluarga atau responden dalam memnenuhi
kebutuhan sehari-hari dan bisa memberikan sebagian
penghasilannya kepada anggota keluarga yang belum
memiliki pekerjaan, sehingga responden mampu dan
memiliki peluang untuk memeriksakan kehamilan
tanpa memikirkan biaya yang harus di keluarkan
ketika memeriksaan kehamilan ditempat pelayanan
kesehatan.
Pengeluaran yang di keluarkan oleh responden
ketika memeriksakan kehamilan di pelayanan
kesehatan yaitu hanya ketika responden merasakan
keluahan sehingga harus makan obat dan obatnya
tidak gratis sehingga harus membayarnya. Selain itu
memeriksakan kehamilan dengan USG atau
laboratorium
membutuhkan
biaya
untuk
membayarnya.
Penghasilan keluarga yang tinggi maka semakin
tinggi angka pemeriksaan ibu kefasilitas pelayanan
kesehatanuntuk
memeriksakan
kehamilannya.
Penghasilan
keluarga
yang
rendah
lebih
memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pokok untuk
keluarganya sehingga hal lain menjadi terabaikan,
termasuk kesehatan kehamilannya. Sehingga semakin
rendah penghasilan keluarga maka semakin rendah
angka kunjungan ibu kefasilitas pelayanan kesehatan
untuk memeriksakan kehamilannya.
Berdasarkan teori
menurut para ahli lainnya,
penghasilan keluarga juga menemukan status sosial
ekonomi keluarga tersebut yang akan berpengaruh
terhadap seseorang untuk memanfaatkan pelayanan
kesehatan begitu juga menurut penelitian lainnya,
yang memberikan konsep bahwa keluarga dengan
ekonomi
yang
cukup
dapat
memeriksakan
kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan
ditenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya
dengan baik8.
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemeriksaan
Antenatal Care (ANC) Pada Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna Tahun 2017
5
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 3/NO. 2 /April 2018; ISSN 2502-731X,
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan,
penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Keluarga
merupakan orang terdekat yang memiliki waktu lebih
banyak untuk berinteraksi bersama ibu hamil.
Dukungan keluarga merupakan sumber eksternal yang
dapat membantu ibu untuk mengatasi masalah
apapun9.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada
hubungan antara dukungan keluarga dengan
pemeriksaan antenatal care (ANC) pada ibu hamil
diwilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan
duruka Kabupaten Muna tahun 2017. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa kurangnya dukungan dari
keluarga yang berupa saran dari anggota keluarga
kepada responden untuk memeriksakan kehamilan di
tempat pelayanan kesehatan secara rutin. Hal ini
mempegaruhi responden untuk memeriksakan
kehamilan karena keluarga tidak sering memberikan
saran kepada responden sehingga pemeriksaan
kehamilan responden tidak lengkap. Dukungan
informasi yang diberikan kepada responden sangat
berpengaruh terhadap pemeriksaan kehamilan.
Dukungan informasi keluarga terutama suami, orang
tua dan anggota keluarga lainnya yang berupa
informasi yang diberikan kepada responden untuk
memeriksakan kehamilan demi meminimalisir
kejadian komplikasi secara dini saat melahirkan.
Keluarga seharusnya memberikan kebebasan
kepada responden di mana responden memeriksakan
kehamilannya di tempat pelayanan kesehatan seperti
di bidan, puskesmas, atau rumah sakit. Hal ini sangat
berpengaruh kepada responden, jika responden tidak
diberikan kebebasan maka responden secara tidak
langsung tidak bebas untuk memeriksakan
kehamilannya. Kondisi di lapangan sebagian besar
masih banyak yang kurang mendapatkan dukungan
dari keluarga seperti saran, informasi, kebebasan,
serta sebagian besar kurang mengingatkan tentang
jadwal pemeriksaan kehamilan, serta jarang
mengantar
responden
untuk
memeriksakan
kehamilannya di tempat pelayanan kesehatan. Hal ini
disebabkan karena pekerjaan dari keluarga terutama
suami responden pekerjaannya sebagian besar
sebagai buruh bangunan sehingga yang sering bekerja
di luar kota sehingga suami reponden harus bekerja
beberapa hari ditempat kerja. Selain itu kurangnya
dari motivasi responden untuk memeriksakan
kehamilannya di tempat pelayanan kesehatan.
Dukungan dapat diartikan sebagai suatu
diantara fungsi pertalian atau ikatan sosial sebagai
fungsionalnya mencakup dukungan emosional,
mendorong adanya ungkapan perasaan, memberi
nasehat atau informasi, pemberian bantuan material.
Sebagai fakta sosial sebenarnya sebagai kognisi
individual atau dukungan yang dirasakan melawan
dukungan yang diterima. Dukungan keluarga terdiri
atas informasi atau nasehat verbal dan non verbal,
bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh
keakraban atau didapat karena kehadiran mereka dan
mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku
bagi pihak penerima10.
Dukungan keluarga yang dapat diberikan agar
kehamilan ibu dapat berjalan dengan lancar
memberikan dukungan kepada ibu untuk menerima
kehamilannya, memberikan dukungan kepada ibu
untuk mempersiapkan peran sebagai ibu, memberi
dukungan kepada ibu untuk menciptakan ikatan yang
kuat antara ibu dan anak yang dikandungnya melalui
perawatan kehamilan, menyiapkan keluarga lainnya
untuk menerima anggota keluarga baru. Keadaan
keluarga yang tidak mendukung ibu dalam
memeriksakan kehamilannya. Sebaliknya, Adanya
dukungan dari keluarga akan membuat ibu hamil
nyaman dalam melewati kehamiannya. Psikologi ibu
hamil sangat unik dan sensitif, oleh karena itu
dukungan yang diberikan harus serius dan maksimal 11
Hubungan Budaya Dengan Pemeriksaan
Antenatal Care (ANC) Pada Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna tahun 2017
Budaya merupakan cara hidup dari masyarakat
secara turun-temurun, dan masyarakat adalah
sekelompok orang yang berinteraksi di dalam daerah
yang terbatas dan yang diarahkan oleh budaya
mereka. Budaya adalah sesuatu yang telah diyakini
oleh seseorang terhadap suatu hal atau subjek
tertentu berdasarkan pertimbanganpertimbangan
seperti kejujuran, pengalaman, dan keterampilan.
Menurut para ahli lainnya budaya sering diperoleh
dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang
menerima (kepercayaan) budaya itu berdasarkan
keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih
dahulu12.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa
terdapat
hubungan
antara
budaya dengan
pemeriksaan antenatal care (ANC) pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna tahun 2017. penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian
lainya, dengan judul
faktor
faktor yang
berhubungan dengan pelayanan antenatal care di
wilayah kerja puskesmas soropia kabupaten konawe
tahun 2011 memyimpulkan bahwa faktor budaya
memiliki hubungan dengan pelayanan antenatal care
6
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 3/NO. 2 /April 2018; ISSN 2502-731X,
di wilayah kerja puskesmas soropia kabupaten konawe
dengan P Value=0,003 dan =0,0513.
Pemeriksaan yang membuat responden kurang
melakukan kunjungan antenatal care secara rutin atau
lengkap di pelayanan kesehatan karena kurangnya
pengetahuan
dan
kurangnya
mendapatkan
penyuluhan dari layanan kesehatan, serta kurangnya
kemauan dan keinginan dari resonden untuk
memeriksakan kehamilannya di pelayanan kesehatan
sehingga
responden
lebih
memilih
untuk
memeriksakan kehamilan di dukun beranak. Anggapan
responden terhadap budaya dalam hal ini
kepercayaan bahwa pemeriksaan di dukun beranak
juga penting karena di dukun sudah saling mengetahui
dan saling mengenal sehingga tidak perlu ragu dan
sungkan
untuk
memeriksakan
kehamilannya.
Pemeriksaan kehamilan yang di lakukan dukun
beranak yaitu di urut guna untuk memperbaiki posisi
bayi dalam kandungan, ada pantangan yang dilarang
oleh dukun kepada responden seperti dilarang makan
jantung pisang.
Kepercayaan mengenai budaya masih di anut
oleh responden seperti responden memeriksakan
kehamilannya di dukun beranak serta lebih percaya
dukun dari pada pelayanan kesehatan alasannya
karena selain sudah menjadi kebiasaan dan
kepercayaan secara turun temurun yang dilakukan
oleh responden untuk memeriksakan kehamilan di
dukun beranak sehingga yang menjadi penyebab
responden untuk kurang atau pemeriksaan antenatal
di pelayanan kesehtan menjadi tidak lengkap. Selain
itu juga melakukan pemeriksaan di dukun beranak
sudah saling mengenal dan biaya yang di
keluarkanpun sedikit. Hal ini responden kurang
mengetahui bahwa pemeriksaan kehamilan di
pelayanan kesehatan tidak di pungut biaya, terkecuali
ada keluhan tersendiri sehingga harus minum obat
sehingg harus
mengeluarkan biaya untuk
membayarnya.
Faktor penyebab responden dengan dukungan
budaya kurang baik status pemeriksaan antenatal care
(ANC) tidak lengkap dikarenakan responen masih
mempercayai budaya dimana kepercayaan yang
secara turun temurun masih dilakukan oleh
responden, memeriksakan kehamilan di dukun
beranak menjadi suatu kebiasaan, kebiasaan yang
dilakukan dengan mengikuti pantang yang di anjurkan
oleh dukun, masih adanya anggapan memeriksakan
kehamilan didukun sudah menjadi hal biasa sehingga
kebiasaan tersebut mempengaruhi pemeriksaan
antenatal care (ANC) di pelayanan kesehatan
Banyaknya responden dengan dukungan
budaya baik status pemeriksaan antenatal care
lengkap dikarenakan sebagian responden tidak
mempercayai budaya dan tidak melakukan kebiasaan
seperti kebiasaan yang dilakukan oleh orang tua
terdahulu, seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan reponden secara rutin memeriksakan
kehamilan di tempat pelayanan kesehatan, serta
responden memiliki pendidikan yang tergolong tinggi
sehingga pengetahuan responden akan banyak, selain
itu pendapatan keluarga yang memadai dan dukungan
dari keluarga yang mendukung responden semakin
besar keinginan untuk memeriksakan kehamilan.
Salah satu faktor yang menyebabkan dukungan
buday yang kurang baik dengan kunjungan antenatal
care (ANC) yang tidak lengkap dikarenakan adanya
batasan dan larangan dari budaya dan mempercayai
dimana budaya yang responden anut serta dukungan
informasi dari keluarga yang kurang mendukung,
pengetahuan yang kurang serta kurangnya kemauan
dari responden untuk melakukan pemeriksaan ditepat
pelayanan kesehatan, jarak dengan tempat pelayanan
kesehatan yang jauh
sehingga pemeriksaan
Kehamilannya tidak lengkap. Selain itu dikarenakan
adanya kesibukan ibu dirumah dan kurangnya
dorongan dari suami serta pihak keluarga lainya untuk
memberikan motivasi dan dorongan kepada
responden untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
kehamilan di tempat pelayanan kesehatan.
SIMPULAN
1. Tidak ada hubungan antara pendapatan keluarga
dengan pemeriksaan Antenatal care (ANC) pada
ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna.
2. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan
pemeriksaan Antenatal care (ANC) pada ibu hamil
diwilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan
Duruka Kabupaten Muna
3. Ada hubungan antara budaya dengan pemeriksaan
Antenatal care (ANC) pada ibu hamil diwilayah
kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna
SARAN
1. Kepada pemerintah, perlunya perlunya tambahan
saranan kesehatan di Puskesmas agar kualitas
pelayanan antenatal care (ANC) di puskesmas
Wapunto dapat ditingkatkan dan petugas lebih
meningkatkan kinerjanya sehingga ibu hamil juga
akan lebih terpanggil untuk melakukan kunjungan
ke Puskesmas.
7
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 3/NO. 2 /April 2018; ISSN 2502-731X,
2. Diharapkan kepada pihak Puskesmas Wapunto
Kabupaten Muna untuk lebih memperhatikan dan
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada ibu
hamil serta lebih meningkatkan dan menambah
volume pelaksaan Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Wapunto Kabupaten Muna agar
kunjungan ibu hamil di puskesmas lebih meningkat
lagi.
3. Diharapkan kepada keluarga Ibu hamil terutama
suami dan keluarga agar selalu memberikan
dukungan dan motivasi kepada ibu hamil untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan kehamilan
secarar rutin di tempat pelayanan kesehatan
(Puskesmas) agar ibu hamil selalu termotivasi dan
tidak mudah putus asa dalam melakukan
pemeriksaan kesehatan kehamilan dan agar dapat
mengetahui perkembangan kesehatan kehamilan
secara baik sehingga petugas kesehatan dapat
memberikan pelayanan yang optimal yaitu sesuai
standar.
4. Diharapkan kepada petugas kesehatan khususnya
petugas kesehatan di Puskesmas Wapunto agar
lebih meningkatkan pelayannan kepada ibu hamil
secara profesional dengan baik serta selalu
memberikan motivasi kepada ibu hamil yang
datang
memeriksakan
kesehatan
di
puskesmas/posyandu agar ibu hamil lebih rutin
memeriksakan kesehatan kehamilan.
8.
Ministi, R. 2017.
Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Keteraturan Pemeriksaan
Antenatal Care (ANC)Ibu Hamil Trisemester III Di
Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado.
Fakultas kedokteran universitas sam ratulangi.
Volume 5 nomor 1
9. Indriani, D., & Asmuji. 2014. Upaya Promotif Dan
Preventif Dalam Menurunkan Angka Kematian Ibu
Dan Bayi. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media
10. Indriyani. 2011. Model Integrated Maternity
Management Melalui Penguatan Promotif Dan
Preventif Sebagai Upaya Menurunkan Angka
Kematian Ibu Dan Bayi. Jurnal Kesehatan
Unifersitas Muhammadiyah Jember.
11. Nursalam,
2009.
Dukungan
Keluarga,
http://www.Dukungan Suami.com.
Di akses
tanggal 25 februari 2018.
12. Yeyeh. 2009. Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan
Tindakan Terhadap Satus Gizi Ibu Hamil
Dipuskesmas Rappokaling Kecamatan Tallo
Makassar tahun 2009. Skripsi Universitas
Hasanuddin. Makassar.
13. Dektri, 2011. Faktor
Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pelayanan Antenatal Care Di Wilayah
Kerja Puskesmas Soropia Kabupaten Konawe
Tahun 2011. Puskesmas Soropia Kabupaten
Konawe. Universitas Halu Oleo Kendari
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2014.
Jakarta:
Kementerian
Kesehatan
Republik
Indonesia
2. Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia
2016. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
3. Kemenkes. 2013. Laporan Akhir Riset Fasilitas
Kesehatan Tahun 2011. Jakarta Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
4. Dinkes Sultra. 2017. Profil Kesehatan Sulawesi
Tenggara tahun 2016. Kendari: Data dan Informasi
Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara
5. Dinkes Kabupaten Muna. 2016. Profil Kesehatan
Kabupaten Muna. Muna. Pusat Data dan Iformasi
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna.
6. BKKBN. 2014. Kebijakan dan Strategi Akselarasi
Program Kependudukan, KB dan Pembangaunan
Keluarga. Diakses Tanggal 15 Januari 2018.
7. Padila. 2013. Keperawatan penyakit dalam.
Jakarta: Rineka Cita
8
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 3/NO. 2 /April 2018; ISSN 2502-731X,
HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN KELUARGA, DUKUNGAN KELUARGA DAN BUDAYA TERHADAP
PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN
MUNA TAHUN 2017
Wa Ode Samsuri1 Yusuf Sabilu2 Lymbran Tina3
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo
[email protected] 2yusuf [email protected] [email protected]
123
1
ABSTRAK
World Health Oranization (WHO) memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita yang hamil akan
berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilan serta dapat mengancam jiwanya. Antenatal
care (ANC) adalah sebagai salah satu upaya pencegahan awal dari faktor resiko kehamilan. Tujuan utama dari
asuhan Antenatal Care (ANC) adalah untuk mempersiapkan ibu dan bayinya dalam keadaan sehat dengan cara
membangun hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi tanda bahaya yang mengancam jiwa,
mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kepada ibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara pendapatan keluarga, dukungan keluarga dan budaya terhadap pemeriksaan
antenatal care (ANC) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna
Tahun 2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 0-10 bulan, dari bulan Januari
sampai Oktober tahun 2017. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 62 orang dan teknik pengambilan
sampel menggunakan simple random sampling. Hasil analisis statistik dengan mengunakan uji Chi-Square pada
taraf kepercayaan 95% (0,05) menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan keluarga (p =
0,617), sedangkan dukungan keluarga (p= 0,002), budaya (p = 0,003) terdapat hubungan dengan pemeriksaan
antenatal care (ANC) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna
Tahun 2017. Di harapkan kepada Puskesmas Wapunto untuk lebih memperhatikan pelayanan kesehatan dengan
meningkatkan dan menambah volume pelaksanaan posyandu agar pemeriksaan ibu hamil lebih meningkat.
Kata Kunci : pendapatan keluarga, dukungan keluarga, budaya, pemeriksaan antenatal care (ANC)
ABSTRACT
World Health Oranization (WHO) estimates that about 15% of all pregnant women can develop into serious
complications and can be life-threatening. Antenatal care (ANC) is as one of the early prevention efforts of
pregnancy risk factors. The main goal of Antenatal Care (ANC) is to prepare the mother and baby in good health
by building a trusting relationship with mothers, detecting life-threatening alarms, preparing for births and
providing education to mothers. The purpose of this study was to determine the relationship between family
income, family support and culture on antenatal care (ANC) in pregnant women in the working area of Wapunto
Public Health Center Duruka District Muna Regency in 2017. The type of study used quantitative analytical study
with cross sectional study approach. The population in this study were mothers who had infants aged 0-10
months, from January to October 2017. The number of samples in this study as many as 62 people and the
technique of sampling used simple random sampling. The result of statistical analysis using Chi-Square test at 95%
confidence level (0,05) showed there was no significant relationship with family income (p = 0,617), and there was
a relationship among family support (p = 0,002) and culture (p = 0,003) with antenatal care (ANC) examination in
pregnant mother in working area of Wapunto Public Health Center Duruka District Muna Regency in 2017. It is
expected to Wapunto Health Center to pay more attention to health services by increasing and adding the volume
of Posyandu implementation in order to increase pregnant examination.
Keywords : family income, family support, culture, antenatal care (ANC)
1
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 3/NO. 2 /April 2018; ISSN 2502-731X,
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah
satu indikator untuk melihat derajat kesehatan
perempuan.. Berdasarkan Survey Demografi Dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) mengenai Angka Kematian
Ibu (AKI) tahun 2010, Angka Kematian Ibu (AKI) baik
yang ditolong oleh bidan maupun dukun di Indonesia
masih berada pada angka 228/100.000 kelahiran
hidup atau setiap 1 jam terdapat 1 orang ibu bersalin
yang meninggal dunia, dimana data terakhir di BPS
adalah sebesar 253/100.000 kelahiran hidup, ratarata ditolong oleh bidan berpendidikan dan dukun
beranak. Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
penurunan AKI di Indonesia sejak tahun 1991 sampai
2007 yaitu dengan 390 menjadi 228. Namun demikian
SDKI tahun 2012 menunjukan peningkatan AKI yang
signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup1.
Di Indonesia target cakupan ANC sebesar 84%
cakupan K1 dan cakupan K4. Menurut Profil Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016
memperlihatkan bahwa cakupan K1 dan K4 selama
periode 3 tahun terakhir pada tahun 2014 sampai
2016 yaitu cakupan K1 pada tahun 2014 sebesar
96,14%, tahun 2015 sebesar 92,9% dan tahun 2016
sebesar 88, 10%. Cakupan K4 adalah tahun 2014 yaitu
sebesar 81,41%, tahun 2015 yaitu sebesar 80,5% dan
tahun 2016 yaitu 73,9 2.
Penyebab kamatian ibu menurut WHO adalah
kematian selama kehamilan atau dalam periode 42
hari setelah berakhirnya kehamilan akibat semua yang
terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau
penanganannya tetapi bukan disebabkan oleh
kecelakaan/cedera. Penyebab kematian ibu selama
tahun 2010-2013 yaitu pendarahan sedangkan partus
lama merupakan penyumbang kematian ibu terendah.
Semetara penyebab lain-lain juga berperan cukup
besar dalam menyebabkan kematian ibu. Yang
dimaksud dengan penyebab lain-lain adalah penyebab
kematian ibu secara tidak langsung seperti kanker,
ginjal, hipertensi atau penyakit lain yang diderita oleh
ibu3.
Angka Kematian Ibu Di Kabupaten Muna Kurun
Waktu 2014-2016 memperlihatkan kecenderungan
data yang belum stabil atau konsisten. Tahun 2014,
angka kematian ibu sebanyak 230 per 1.000 kelahiran,
tahun 2015 AKI sebanyak 94 per 1.000 kelahiran dan
tahun 2016 kembali naik menjadi 97 per 1.000
kelahiran. Pada cakupan pemeriksaan ibu hamil K1
dan K4 Menurut Profil Dinkes Kesehatan Kabupaten
Muna pada tahun 2016 menunjukan bahwa cakupan
K1 tahun 2014 yaitu sebesar 100%, tahun 2015 yaitu
sebesar 77,6% dan tahun 2016 yaitu sebesar 98,6%.
Cakupan K4 tahun 2014 yaitu sebesar 74%, tahun
2015 yaitu sebesar 77% dan tahun 2016 yaitu sebesar
77,9%4.
Banyak faktor yang mempengaruhi kunjungan
antenatal, salah satunya pendapatan keluarga,
dukungan keluarga dan budaya . Dukungan keluarga
adalah suatu keadaan dimana seseorang tersebut
merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai orang lain.
Menurut penelitian lainnya di puskesmas buleleng
1didapatkan
hasil
bahwa
secara
signifikan
mempangaruhi cakupan antenatal care. Semakin
tinggi dukungan keluarga maka semakin tinggi pula
dukungan keluarga .Dukungan keluarga sangat
penting dalam masa kehamilan, tidak hanya
didampingi saat pemeriksaan kehamilan, dukungan
keluarga yang dapat dilakukan menurut Badan
koordinasi Keluarga Berencana Nasional antara lain: 1)
Mencari informasi terkait kehamilan, karena dapat
membuat suami lebih mengerti dan membuat sumi
lebih mengerti dan mendukung ibu yang sedang
hamil, informasi tersebut dapat diperoleh di buku,
internet maupun media lain. 2) Mendapingi ibu sejak
awal pemeriksaan kehamilan. 3) Berdiskusi tentang
tempat yang akan dipilih untuk melahirkan, nama
yang akan diberikan untuk bayinya atau hal yang
berkaitan dengan kehamilan. 4) Melakukan pijitanpijitan ringan. 5) Membantu ibu melakukan pekerjaan
rumah. 6) Apabila suami perokok, suami tidak
merokok didekat ibu 5.
Berdasarkan data puskesmas wapunto
menunjukan
bahwa
kunjungan
pemeriksaan
kehamilan K1 95% dan K4 85% pada tahun 2017.
Angka ini telah menunjukan bahwa kunjungan
kehamilan K1 telah mencapai standar yang telah
ditetapkan pemrintah yaitu 95% dan kunjungan
pemeriksaan K4 sedikit belum mencapai standar yang
ditetapkan pemerintah yaitu 90%. Data menunjukan
bahwa kunjungan kehamilan hampir mencapai
standar yang telah ditetapkan pemerintah, Namun
disisi lain kenyataan dilapangan menunjukan bahwa
diwilayah kerja Puskesmas Wapunto pada tahun 2017
tidak sedikit kejadian kematian ibu dan kematian Bayi,
hal ini karena ibu hamil berkunjung ke Bidan Desa
ketika kelahiran, sehingga tidak terdeteksi secara dini
kelianan kehamilan pada ibu, sehingga terjadi
kematian pada ibu6
Berdasarkan latar belakang diatas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
hubungan pendapatan keluarga, dukungan keluarga
dan budaya terhadap pemeriksaan antenatal care
2
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 3/NO. 2 /April 2018; ISSN 2502-731X,
(ANC) pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna tahun
2017
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik
kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
pendapatan keluarga, dukungan keluarga dan budaya
terhadap pemeriksaan antenatal care (ANC)
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan sampel acak sederhana (simple random
sampling). sampel pada penelitian ini adalah ibu yang
memiliki bayi usia 0-10 bulan artinya sudah melewati
masa kehamilan pada trimester pertama usia
kehamilan 0-12 minggu, pada trimester kedua usia
kehamilan 13-24, pada trimester ketiga dengan usia
kehamilan 24 sampai persalinan.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian
ini adalah Data primer adalah data yang langsung
diambil atau diperoleh dari responden dengan jalan
melakukan dengan kuesioner dan observasi.
HASIL
Karakteristik Rsponden
Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Kelompok
Umur Ibu Yang Melakukan Pemeriksaan
Antenatal Care
No.
Umur
Jumlah
n
(%)
1
18-22
18
29,1
2
23-27
19
30,8
3
28-32
11
17,7
4
33-37
8
12,8
5
38-41
6
9,6
Total
62
100
Sumber data sekunder, Februari 2018
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 62 reponden
(100%) berdasarkan umur lebih banyak responden
yang berada pada kelompok umur 23-27 tahun yaitu
sebanyak 21 orang (30,7%) sedangkan kelompok umur
yang terrendah terdapat pada kelompok umur 33-37
tahun sebanyak 8 orang (912,8%) serta kelompok
umur 38-41 tahun sebanyak 6 orang (9,6%).
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Tingkat
Pendidikan
Ibu
Yang
Melakukan
Pemeriksaan Antenatal Care (Anc)
No
Jumlah
Tingkat Pendidikan
n
(%)
1
Tidak sekolah
2
3,2
2
SD
12
19,4
3
SMP
19
30,6
4
SMA
24
38,7
5
Diploma/Sarjana
5
8,1
Total
62
100
Sumber data sekunder, Februari 2018
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 62 responden
(100%), berdasarkan tingkat pendidikan responden,
sebagian besar berpendidikan SMA yaitu sebanyak 24
responden (38,7%) dan sebaliknya yang berpendidikan
tidak sekolah yaitu sebanyak 2 responden (3,2%).
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Paritas atau
Jumlah Kelahiran Ibu Yang Melakukan
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC).
Jumlah
No
Paritas
n
(%)
1
1
18
29,0
2
2
14
22,6
3
3
10
16,1
4
4
12
19,4
5
5
6
9,7
6
6
1
1,6
7
8
1
1,6
Total
62
100
Sumber data sekunder, Februari 2018
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 62 responden
(100%) berdasarkan Paritas responden, sebagian besar
paritas/jumlah kelahiran ibu 1 orang yaitu sebanyak
18 responden (29,0%), dan sebaliknya yang memiliki
paritas/jumlah kelahiran ibu 8 yaitu sebanyak 1
responden 1,6%).
Tabel 4. Hubungan Pendapatan Keluarga Dengan
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada
ibu hamil di wilayah kerja puskesmas
wapunto kecamatan duruka kabupaten
muna tahun 2017
No
1
2
Pendapatan
keluarga
Kurang
mampu
Mampu
Total
Pemeriksaan ANC
Tidak
Lengkap
Lengkap
n
(%)
n
(%)
n
16
30
14
30
53,3
43,8
48,4
14
18
32
46,7
56,3
51,6
0,617
Total
32
62
(%)
100
100
100
Sumber data sekunder, Februari 2018
3
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 3/NO. 2 /April 2018; ISSN 2502-731X,
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 30
responden dengan status pendapatan kurang mampu
terdapat 16 responden (53,3%) dengan pemeriksaan
ANC tidak lengkap, sebaliknya dari 32 responden
dengan status pendapatan keluarga mampu terdapat
18 responden (56,3%) dengan pemeriksaan ANC
lengkap.
Hasil Uji Chi Square dengan tingkat
kepercayaan 95% menunjukkan nilai Value = 0,617 (
Value < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa H0 diterima yang berarti tidak ada hubungan
antara pendapatan keluarga dengan pemeriksaan ANC
di wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan
Duruka Kabupaten Muna Tahun 2017.
Tabel 5. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada ibu
hamil di wilayah kerja puskesmas wapunto
kecamatan duruka kabupaten muna tahun
2017.
No
1
2
Dukungan
keluarga
Kurang
mendukung
Mendukung
Total
Pemerikssan ANC
Tidak
Lengkap
lengkap
n
(%)
n
(%)
13
17
30
86,7
36,2
48,4
2
30
32
13,3
63,8
51,6
0,002
Total
n
(%)
15
100
47
62
100
100
Sumber data sekunder, Februari 2018
Tabel 5 menunjukan bahwa dari 15
responden dengan status dukungan keluarga kurang
mendukung terdapat 13 responden (86,7%) dengan
ANC kurang lengkap, sebaliknya dari 47 responden
dengan status dukungan keluarga yang mendukung
terdapat 30 responden (63,8%) dengan pemeriksaan
ANC lengkap.
Hasi Uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan
95% menunjukan nilai p value = 0,002 (p value < 0,05).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak
dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara
dukungan keluarga dengan pemeriksaan Antenatal
Care (ANC) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Wapunto Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun
2017.
Tabel 6. Hubungan Budaya Dengan Pemeriksaan
Antenatal Care (ANC) Pada Ibu Hamil Di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna
No
1
2
Budaya
Kurang
baik
Baik
Total
Pemeriksaan ANC
Tidak
Lengkap
lengkap
n
(%)
n
(%)
n
(%)
29
49
100
1
30
59,2
7,7
48,4
20
12
32
40,8
92,3
51,6
0,003
Total
13
62
100
100
Sumber data sekunder, Februari 2018
Tabel 6 menunjukan bahwa dari 49
responden dengan status budaya kurang baik
terdapat
29
responden
(59,2%)
dengan
pemeriksaan ANC tidak lengkap, sebaliknya dari 13
responden dengan status budaya baik terdapat 12
responden (92,3%) dengan pemeriksaan ANC
lengkap.
Hasi Uji Chi Square dengan tingkat
kepercayaan 95% menunjukkan nilai p value = 0,003
(p value < 0,05). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang
berarti ada hubungan antara dukungan keluarga
dengan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2017 .
DISKUSI
1. Hubungan Pendapatan Keluarga Dengan
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) Pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Tahun 2017
Pendapatan yaitu seluruh penerimaan baik berupa
uang maupun barang baik dari pihak lain maupun dari
pihak sendiri. Pendapatan perkapita adalah besarnya
pendapatan rata-rata keluarga dari suatu keluarga
yang diperoleh dari hasil pembagian pendapatan
seluruh anggota keluarga tersebut. Pendapatan yang
dimaksud adalah suatu tingkat .penghasilan yang
diperoleh dari pekerjaan pokok dan pekerjaan
sampingan orang tua dan anggota keluarga lainnya 6.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan antara pendapatan keluarga
dengan pemeriksaan antenatal care (ANC) pada ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Wapunto
Kecamatan duruka Kabupaten Muna tahun 2017. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti lainnya yang berjudul Faktor-faktor yang
berhubungan dengan keteraturan pemeriksaan
Antenatal care (ANC) ibu hamil trisemester III di
4
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 3/NO. 2 /April 2018; ISSN 2502-731X,
puskesmas Ranotana Weru Kota Manado bahwa tidak
ada
hubungan
yang
antara
pendapatan
keluarga/penghasilan 7.
Pendapatan keluarga responden memiliki
pandapatan keluarga yang terbilang mampu sehingga
responden
dengan
leluasa
memeriksakan
kehamilannya dipelayanan kesehatan tanpa harus
memikirkan biaya, serta responden menyisikan biaya
pemeriksaan
kehamilan
ditempat
pelayanan
kesehatan. pendapatan keluarga merupakan salah
satu faktor pendukung pelaksanaan kunjungan
antenatal care pada ibu hamil. Responden yang
memiliki pendapatan keluarga yang memadai akan
menunjang antenatal care yang baik dan akan
memudahkan responden untuk melakukan kunjungan
antenatal care.
Banyaknya Pendapatan keluarga yang kurang
mampu dengan pemeriksaan antenatal care (ANC)
yang tidak lengkap disebabkan oleh penghasilan
keluarga yaang tidak menentu dengan biaya
penghidupan yang tinggi, banyaknya keluarga
responden yang tinggal dalam rumah sehingga
mempengaruhi ibu hamil kurang malakukan
kunjungan antenatal care (ANC) dipelayanan
kesehatan, jarak ke pelayanan kesehatan, faktor
kurangnya informasi yang didapatkan oleh reponden
dapat berpengaruh tehadap pemeriksaan kehamilan
responden sehingga pemeriksaan antenatal care tidak
lengkap bahwa pemeriksaan kehamilan di posyandu
tidak dipungut biaya.
Banyaknya responden yang pendapatan
keluarga mampu dengan pemeriksaan antenatal care
(ANC) lengkap, hal ini disebabkan responden tidak
memikirkan biaya yang perlu dibayar untuk
memeriksakan kehamilannya di pelayanan kesehatan,
sebagian jika sudah disisihkan untuk biaya
pemeriksaan antenatal care (ANC) jika di perlukan
serta adanya pekerjaan tetap dari kepala keluarga
atau anggota keluarga lainnya sangat mendukung
responden untuk memeriksakan kehamilannya.
Dengan adanya pendapatan keluarga yang mampu
sehingga pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan
secara rutin atau dengan lengkap di setiap triwulan .
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa
Pendapatan keluarga berdasarkan penghasilan
keluarga dalam setiap bulannya berdasarkan kondisi
responden di lapangan bahwa sebagian besar memiliki
pendapatan keluarga yang mampu berdasarkan UMR
Kabupaten Muna yaitu 1.600.000 sementara
penghasilan keluarga responden melebihi UMR
kabupaten muna. Responden yang menyisihkan uang
untuk memeriksakan kehamilan di pelayanan
kesehatan sebagian besar dari keluarga yang mampu,
namun ada sebagian penghasilan keluarga responden
yang dikatakan kurang mampu namun tetap
menyisikan uang untuk memeriksakan kehamilannya
karena responden mengetahui dan memahami bahwa
pentingnya untuk memerikakan demi kesehatan ibu
dan bayi.
Pendapatan keluarga dalam memeriksakan
kehamilan sebagian di bantu oleh anggota keluarga
yang berusia produktif dan telah mempunyai
pekerjaan. Anggota keluarga yang telah memiliki
pekerjaan secara tidak langsung dapat membantu
keluarga atau responden dalam memnenuhi
kebutuhan sehari-hari dan bisa memberikan sebagian
penghasilannya kepada anggota keluarga yang belum
memiliki pekerjaan, sehingga responden mampu dan
memiliki peluang untuk memeriksakan kehamilan
tanpa memikirkan biaya yang harus di keluarkan
ketika memeriksaan kehamilan ditempat pelayanan
kesehatan.
Pengeluaran yang di keluarkan oleh responden
ketika memeriksakan kehamilan di pelayanan
kesehatan yaitu hanya ketika responden merasakan
keluahan sehingga harus makan obat dan obatnya
tidak gratis sehingga harus membayarnya. Selain itu
memeriksakan kehamilan dengan USG atau
laboratorium
membutuhkan
biaya
untuk
membayarnya.
Penghasilan keluarga yang tinggi maka semakin
tinggi angka pemeriksaan ibu kefasilitas pelayanan
kesehatanuntuk
memeriksakan
kehamilannya.
Penghasilan
keluarga
yang
rendah
lebih
memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pokok untuk
keluarganya sehingga hal lain menjadi terabaikan,
termasuk kesehatan kehamilannya. Sehingga semakin
rendah penghasilan keluarga maka semakin rendah
angka kunjungan ibu kefasilitas pelayanan kesehatan
untuk memeriksakan kehamilannya.
Berdasarkan teori
menurut para ahli lainnya,
penghasilan keluarga juga menemukan status sosial
ekonomi keluarga tersebut yang akan berpengaruh
terhadap seseorang untuk memanfaatkan pelayanan
kesehatan begitu juga menurut penelitian lainnya,
yang memberikan konsep bahwa keluarga dengan
ekonomi
yang
cukup
dapat
memeriksakan
kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan
ditenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya
dengan baik8.
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemeriksaan
Antenatal Care (ANC) Pada Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna Tahun 2017
5
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 3/NO. 2 /April 2018; ISSN 2502-731X,
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan,
penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Keluarga
merupakan orang terdekat yang memiliki waktu lebih
banyak untuk berinteraksi bersama ibu hamil.
Dukungan keluarga merupakan sumber eksternal yang
dapat membantu ibu untuk mengatasi masalah
apapun9.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada
hubungan antara dukungan keluarga dengan
pemeriksaan antenatal care (ANC) pada ibu hamil
diwilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan
duruka Kabupaten Muna tahun 2017. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa kurangnya dukungan dari
keluarga yang berupa saran dari anggota keluarga
kepada responden untuk memeriksakan kehamilan di
tempat pelayanan kesehatan secara rutin. Hal ini
mempegaruhi responden untuk memeriksakan
kehamilan karena keluarga tidak sering memberikan
saran kepada responden sehingga pemeriksaan
kehamilan responden tidak lengkap. Dukungan
informasi yang diberikan kepada responden sangat
berpengaruh terhadap pemeriksaan kehamilan.
Dukungan informasi keluarga terutama suami, orang
tua dan anggota keluarga lainnya yang berupa
informasi yang diberikan kepada responden untuk
memeriksakan kehamilan demi meminimalisir
kejadian komplikasi secara dini saat melahirkan.
Keluarga seharusnya memberikan kebebasan
kepada responden di mana responden memeriksakan
kehamilannya di tempat pelayanan kesehatan seperti
di bidan, puskesmas, atau rumah sakit. Hal ini sangat
berpengaruh kepada responden, jika responden tidak
diberikan kebebasan maka responden secara tidak
langsung tidak bebas untuk memeriksakan
kehamilannya. Kondisi di lapangan sebagian besar
masih banyak yang kurang mendapatkan dukungan
dari keluarga seperti saran, informasi, kebebasan,
serta sebagian besar kurang mengingatkan tentang
jadwal pemeriksaan kehamilan, serta jarang
mengantar
responden
untuk
memeriksakan
kehamilannya di tempat pelayanan kesehatan. Hal ini
disebabkan karena pekerjaan dari keluarga terutama
suami responden pekerjaannya sebagian besar
sebagai buruh bangunan sehingga yang sering bekerja
di luar kota sehingga suami reponden harus bekerja
beberapa hari ditempat kerja. Selain itu kurangnya
dari motivasi responden untuk memeriksakan
kehamilannya di tempat pelayanan kesehatan.
Dukungan dapat diartikan sebagai suatu
diantara fungsi pertalian atau ikatan sosial sebagai
fungsionalnya mencakup dukungan emosional,
mendorong adanya ungkapan perasaan, memberi
nasehat atau informasi, pemberian bantuan material.
Sebagai fakta sosial sebenarnya sebagai kognisi
individual atau dukungan yang dirasakan melawan
dukungan yang diterima. Dukungan keluarga terdiri
atas informasi atau nasehat verbal dan non verbal,
bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh
keakraban atau didapat karena kehadiran mereka dan
mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku
bagi pihak penerima10.
Dukungan keluarga yang dapat diberikan agar
kehamilan ibu dapat berjalan dengan lancar
memberikan dukungan kepada ibu untuk menerima
kehamilannya, memberikan dukungan kepada ibu
untuk mempersiapkan peran sebagai ibu, memberi
dukungan kepada ibu untuk menciptakan ikatan yang
kuat antara ibu dan anak yang dikandungnya melalui
perawatan kehamilan, menyiapkan keluarga lainnya
untuk menerima anggota keluarga baru. Keadaan
keluarga yang tidak mendukung ibu dalam
memeriksakan kehamilannya. Sebaliknya, Adanya
dukungan dari keluarga akan membuat ibu hamil
nyaman dalam melewati kehamiannya. Psikologi ibu
hamil sangat unik dan sensitif, oleh karena itu
dukungan yang diberikan harus serius dan maksimal 11
Hubungan Budaya Dengan Pemeriksaan
Antenatal Care (ANC) Pada Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna tahun 2017
Budaya merupakan cara hidup dari masyarakat
secara turun-temurun, dan masyarakat adalah
sekelompok orang yang berinteraksi di dalam daerah
yang terbatas dan yang diarahkan oleh budaya
mereka. Budaya adalah sesuatu yang telah diyakini
oleh seseorang terhadap suatu hal atau subjek
tertentu berdasarkan pertimbanganpertimbangan
seperti kejujuran, pengalaman, dan keterampilan.
Menurut para ahli lainnya budaya sering diperoleh
dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang
menerima (kepercayaan) budaya itu berdasarkan
keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih
dahulu12.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa
terdapat
hubungan
antara
budaya dengan
pemeriksaan antenatal care (ANC) pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna tahun 2017. penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian
lainya, dengan judul
faktor
faktor yang
berhubungan dengan pelayanan antenatal care di
wilayah kerja puskesmas soropia kabupaten konawe
tahun 2011 memyimpulkan bahwa faktor budaya
memiliki hubungan dengan pelayanan antenatal care
6
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 3/NO. 2 /April 2018; ISSN 2502-731X,
di wilayah kerja puskesmas soropia kabupaten konawe
dengan P Value=0,003 dan =0,0513.
Pemeriksaan yang membuat responden kurang
melakukan kunjungan antenatal care secara rutin atau
lengkap di pelayanan kesehatan karena kurangnya
pengetahuan
dan
kurangnya
mendapatkan
penyuluhan dari layanan kesehatan, serta kurangnya
kemauan dan keinginan dari resonden untuk
memeriksakan kehamilannya di pelayanan kesehatan
sehingga
responden
lebih
memilih
untuk
memeriksakan kehamilan di dukun beranak. Anggapan
responden terhadap budaya dalam hal ini
kepercayaan bahwa pemeriksaan di dukun beranak
juga penting karena di dukun sudah saling mengetahui
dan saling mengenal sehingga tidak perlu ragu dan
sungkan
untuk
memeriksakan
kehamilannya.
Pemeriksaan kehamilan yang di lakukan dukun
beranak yaitu di urut guna untuk memperbaiki posisi
bayi dalam kandungan, ada pantangan yang dilarang
oleh dukun kepada responden seperti dilarang makan
jantung pisang.
Kepercayaan mengenai budaya masih di anut
oleh responden seperti responden memeriksakan
kehamilannya di dukun beranak serta lebih percaya
dukun dari pada pelayanan kesehatan alasannya
karena selain sudah menjadi kebiasaan dan
kepercayaan secara turun temurun yang dilakukan
oleh responden untuk memeriksakan kehamilan di
dukun beranak sehingga yang menjadi penyebab
responden untuk kurang atau pemeriksaan antenatal
di pelayanan kesehtan menjadi tidak lengkap. Selain
itu juga melakukan pemeriksaan di dukun beranak
sudah saling mengenal dan biaya yang di
keluarkanpun sedikit. Hal ini responden kurang
mengetahui bahwa pemeriksaan kehamilan di
pelayanan kesehatan tidak di pungut biaya, terkecuali
ada keluhan tersendiri sehingga harus minum obat
sehingg harus
mengeluarkan biaya untuk
membayarnya.
Faktor penyebab responden dengan dukungan
budaya kurang baik status pemeriksaan antenatal care
(ANC) tidak lengkap dikarenakan responen masih
mempercayai budaya dimana kepercayaan yang
secara turun temurun masih dilakukan oleh
responden, memeriksakan kehamilan di dukun
beranak menjadi suatu kebiasaan, kebiasaan yang
dilakukan dengan mengikuti pantang yang di anjurkan
oleh dukun, masih adanya anggapan memeriksakan
kehamilan didukun sudah menjadi hal biasa sehingga
kebiasaan tersebut mempengaruhi pemeriksaan
antenatal care (ANC) di pelayanan kesehatan
Banyaknya responden dengan dukungan
budaya baik status pemeriksaan antenatal care
lengkap dikarenakan sebagian responden tidak
mempercayai budaya dan tidak melakukan kebiasaan
seperti kebiasaan yang dilakukan oleh orang tua
terdahulu, seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan reponden secara rutin memeriksakan
kehamilan di tempat pelayanan kesehatan, serta
responden memiliki pendidikan yang tergolong tinggi
sehingga pengetahuan responden akan banyak, selain
itu pendapatan keluarga yang memadai dan dukungan
dari keluarga yang mendukung responden semakin
besar keinginan untuk memeriksakan kehamilan.
Salah satu faktor yang menyebabkan dukungan
buday yang kurang baik dengan kunjungan antenatal
care (ANC) yang tidak lengkap dikarenakan adanya
batasan dan larangan dari budaya dan mempercayai
dimana budaya yang responden anut serta dukungan
informasi dari keluarga yang kurang mendukung,
pengetahuan yang kurang serta kurangnya kemauan
dari responden untuk melakukan pemeriksaan ditepat
pelayanan kesehatan, jarak dengan tempat pelayanan
kesehatan yang jauh
sehingga pemeriksaan
Kehamilannya tidak lengkap. Selain itu dikarenakan
adanya kesibukan ibu dirumah dan kurangnya
dorongan dari suami serta pihak keluarga lainya untuk
memberikan motivasi dan dorongan kepada
responden untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
kehamilan di tempat pelayanan kesehatan.
SIMPULAN
1. Tidak ada hubungan antara pendapatan keluarga
dengan pemeriksaan Antenatal care (ANC) pada
ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna.
2. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan
pemeriksaan Antenatal care (ANC) pada ibu hamil
diwilayah kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan
Duruka Kabupaten Muna
3. Ada hubungan antara budaya dengan pemeriksaan
Antenatal care (ANC) pada ibu hamil diwilayah
kerja Puskesmas Wapunto Kecamatan Duruka
Kabupaten Muna
SARAN
1. Kepada pemerintah, perlunya perlunya tambahan
saranan kesehatan di Puskesmas agar kualitas
pelayanan antenatal care (ANC) di puskesmas
Wapunto dapat ditingkatkan dan petugas lebih
meningkatkan kinerjanya sehingga ibu hamil juga
akan lebih terpanggil untuk melakukan kunjungan
ke Puskesmas.
7
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 3/NO. 2 /April 2018; ISSN 2502-731X,
2. Diharapkan kepada pihak Puskesmas Wapunto
Kabupaten Muna untuk lebih memperhatikan dan
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada ibu
hamil serta lebih meningkatkan dan menambah
volume pelaksaan Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Wapunto Kabupaten Muna agar
kunjungan ibu hamil di puskesmas lebih meningkat
lagi.
3. Diharapkan kepada keluarga Ibu hamil terutama
suami dan keluarga agar selalu memberikan
dukungan dan motivasi kepada ibu hamil untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan kehamilan
secarar rutin di tempat pelayanan kesehatan
(Puskesmas) agar ibu hamil selalu termotivasi dan
tidak mudah putus asa dalam melakukan
pemeriksaan kesehatan kehamilan dan agar dapat
mengetahui perkembangan kesehatan kehamilan
secara baik sehingga petugas kesehatan dapat
memberikan pelayanan yang optimal yaitu sesuai
standar.
4. Diharapkan kepada petugas kesehatan khususnya
petugas kesehatan di Puskesmas Wapunto agar
lebih meningkatkan pelayannan kepada ibu hamil
secara profesional dengan baik serta selalu
memberikan motivasi kepada ibu hamil yang
datang
memeriksakan
kesehatan
di
puskesmas/posyandu agar ibu hamil lebih rutin
memeriksakan kesehatan kehamilan.
8.
Ministi, R. 2017.
Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Keteraturan Pemeriksaan
Antenatal Care (ANC)Ibu Hamil Trisemester III Di
Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado.
Fakultas kedokteran universitas sam ratulangi.
Volume 5 nomor 1
9. Indriani, D., & Asmuji. 2014. Upaya Promotif Dan
Preventif Dalam Menurunkan Angka Kematian Ibu
Dan Bayi. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media
10. Indriyani. 2011. Model Integrated Maternity
Management Melalui Penguatan Promotif Dan
Preventif Sebagai Upaya Menurunkan Angka
Kematian Ibu Dan Bayi. Jurnal Kesehatan
Unifersitas Muhammadiyah Jember.
11. Nursalam,
2009.
Dukungan
Keluarga,
http://www.Dukungan Suami.com.
Di akses
tanggal 25 februari 2018.
12. Yeyeh. 2009. Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan
Tindakan Terhadap Satus Gizi Ibu Hamil
Dipuskesmas Rappokaling Kecamatan Tallo
Makassar tahun 2009. Skripsi Universitas
Hasanuddin. Makassar.
13. Dektri, 2011. Faktor
Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pelayanan Antenatal Care Di Wilayah
Kerja Puskesmas Soropia Kabupaten Konawe
Tahun 2011. Puskesmas Soropia Kabupaten
Konawe. Universitas Halu Oleo Kendari
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2014.
Jakarta:
Kementerian
Kesehatan
Republik
Indonesia
2. Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia
2016. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
3. Kemenkes. 2013. Laporan Akhir Riset Fasilitas
Kesehatan Tahun 2011. Jakarta Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
4. Dinkes Sultra. 2017. Profil Kesehatan Sulawesi
Tenggara tahun 2016. Kendari: Data dan Informasi
Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara
5. Dinkes Kabupaten Muna. 2016. Profil Kesehatan
Kabupaten Muna. Muna. Pusat Data dan Iformasi
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna.
6. BKKBN. 2014. Kebijakan dan Strategi Akselarasi
Program Kependudukan, KB dan Pembangaunan
Keluarga. Diakses Tanggal 15 Januari 2018.
7. Padila. 2013. Keperawatan penyakit dalam.
Jakarta: Rineka Cita
8