PROPOSAL DAN LAPORAN INVESTIGASI BANGUNA

PERBAIKAN SELASAR GEDUNG KULIAH A DAN GEDUNG
MERAH POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

PROPOSAL PERBAIKAN BANGUNAN
DIV – TEKNIK PERAWATAN DAN PERBAIKAN GEDUNG

OLEH
KELOMPOK 5
DHINDA AYU AMELIA

(141144007)

IRENE CAHYA ANGGRAENY

(141144014)

MUHAMMAD FAUZI NOVRIZALDY

(141144022)

SALSABILA ANDINI PUTRI


(141144029)

JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2017

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................... i
A.

LATAR BELAKANG .................................................................................... 2

B.

TUJUAN......................................................................................................... 4

C.


LOKASI OBJEK ............................................................................................ 5

D.

GAMBAR AS BUILT .................................................................................... 6

E.

STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA ................................................. 7
E.1

Struktur Organisasi ..................................................................................... 7

F. PROGRAM RENCANA .................................................................................... 8
F.1

Schedule Pelaksanaan Program .................................................................. 8

F.2


Metoda Pengujian ....................................................................................... 9

G.

RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) ................................................. 21

H.

PROGRAM YANG TEREALISASI ........................................................... 23
H.1

Metoda Pengolahan Data Hasil Pengujian................................................ 23

I.

RENCANA ANGGARAN BIAYA REALISASI ........................................... 40

J.


METODA & RAB PERBAIKAN ................................................................... 41

K.

J.1

Analisis Metoda Perbaikan ....................................................................... 41

J.2

RAB Perbaikan ......................................................................................... 44
SIMPULAN .................................................................................................. 47

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

i

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)


A. LATAR BELAKANG
Selasar merupakan beranda atau serambi yang umumnya memiliki atap namun
ada juga yang tidak beratap. Fungsi dari selasar sendiri adalah sebagai ruang sirkulasi
bagi manusia untuk berpindah tempat/melakukan aktivitasnya. Pada Politeknik
Negeri Bandung, selasar merupakan bangunan prasarana yang difungsikan sebagai
ruang sirkulasi mahasiswa/-i atau warga kampus lainnya untuk berpindah dari satu
gedung ke gedung yang lainnya.
Selasar di Politeknik Negeri Bandung merupakan sebuah struktur beton
bertulang yang komponennya terdiri dari pelat (dak), balok dan kolom (Gambar 1).
Pelat (dak) pada selasar difungsikan sebagai atap untuk melindungi penggunannya
dari panas terik matahari dan air hujan sehingga pada lapisan/layer atas nya terdapat
lapisan waterproofing membran agar kedap air. Selasar tersebut merupakan bangunan
yang dibuat/dikonstruksi + 30 tahun yang lalu.

Gambar 1. Selasar Gedung Kuliah A dan Gedung Merah Polban.

Secara visual, kondisi selasar-selasar tersebut sekarang sudah kurang baik dan
banyak ditemukan kerusakan. Salah satu selasar yang secara visual mengalami
kerusakan adalah selasar yang menghubungkan Gedung Kuliah A dan Gedung Merah.
Kerusakan yang terjadi pada selasar tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:


KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

1.

Lapisan waterproofing pada pelat (dak) sudah rusak dan ada yang
terkelupas.

2.

Rembesan dan kebocoran pada pelat (dak) selasar.

3.

Beton pelat keropos dan tulangan bawah pelat (dak) terekspose sehingga
berkarat.


4.

Retakan pada struktur beton kolom, balok dan pelat selasar.

Gambar 2. Kerusakan pada Lapisan Waterproofing Pelat (Dak).

Gambar 3. Tulangan Bawah yang Terekspose pada Salah Satu Panel Pelat (Dak).

Gambar 4. Tulangan Bawah yang Terekspose pada Salah Satu Panel Pelat (Dak).

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

Melihat kondisi tersebut, maka perlu dilakukan sebuah tindakan pada
kerusakan-kerusakan tersebut. Beberapa pilihan tindakan yang bisa dilakukan adalah
perbaikan dan pembangunan ulang selasar tersebut. Pemilihan tindakan tersebut
didasarkan nilai ekonomis dari masing-masing tindakan. Sehingga, sebelum
menentukan tindakan tersebut maka perlu dilakukan investigasi lebih lanjut mengenai

kerusakan-kerusakan yang ada. Salah satu bentuk investigasi yang bisa dilakukan
adalah pengujian di lapangan dan menganalisis kategori terkait kerusakan yang
terjadi sehingga nantinya bisa direncanakan metoda perbaikan atau pembangunan
ulang.

B. TUJUAN
1.

Membuat DED (Detail Engineering Design) perbaikan selasar Gedung
Kuliah A – Gedung Merah.

2.

Merencanakan spesifikasi bahan dan pelaksanaan perbaikan selasar
Gedung Kuliah A – Gedung Merah.

3.

Merencanakan BOQ (Bill of Quantity) perbaikan selasar Gedung Kuliah A
– Gedung Merah.


KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

C. LOKASI OBJEK
Lokasi selasar berada di area Kampus Politeknik Negeri Bandung yang
beralamat di Jalan Kampus Polban, Desa Ciwaruga, Kabupaten Bandung Barat.

Gambar 5. Lokasi Selasar Gedung Kuliah A – Gedung Merah Polban.

Gambar 6. Sketsa Selasar Gedung Kuliah A – Gedung Merah Polban

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

D. GAMBAR AS BUILT


Gambar 7. As Built Drawing Denah Struktur Segmen Pelat Lantai Dak Kelompok 5.

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

6

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

Gambar 8. Potongan A-A pada Gambar 6.

E. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA
E.1 Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PT. HORMIGON INDONESIA PELAKSANA INVESTIGASI
SELASAR GEDUNG A-GEDUNG MERAH POLBAN.

Dhinda Ayu Amelia
Project Manager


Muhammad Fauzi

Irene Cahya Anggraeny

Engineering Manager

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

Site Manager

Salsabila Andini Putri
Quality Control

7

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

F. PROGRAM RENCANA
F.1

Schedule Pelaksanaan Program
Berikut ini merupakan schedule pengujian rencana pelaksanaan investigasi

struktur selasar:
No. Pengujian/Tanggal Pengujian
1
2
3
4
5
6
7

23

24

25

November
26 27 28

29

30

1

2

3

4

5

6

Desember
7 8 9

10

11

12

13

14

Crack Depth
Crack Width
Hammer
Pundit/UPV
Core Drill
Korosifitas
Profometer

Schedule pengujian rencana dilakukan selama 23 hari tertanggal 23 November
2017-15 Desember 2017. Berikut detail check list pengujian rencana pelaksanaan
investigasi struktur selasar:
1. Pekerjaan pemeriksaan retak beton


24 November 2017 :
 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack depth) pada 10 kolom
 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack width) pada 10 kolom



27 November 2017 :
 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack depth) pada 5 balok
 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack width) pada 5 balok



29 November 2017 :
 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack depth) pada 4 panel pelat
 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack width) pada 4 panel pelat

2. Pekerjaan pengujian mutu dan cacat beton keras


1 Desember 2017 :
 Perkiraan kuat tekan beton pada permukaan beton dengan hammer test
pada 10 kolom



4 Desember 2017 :
 Perkiraan kuat tekan beton pada permukaan beton dengan hammer test
pada 5 balok
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

8

15

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)



6 Desember 2017 :
 Perkiraan kuat tekan beton pada permukaan beton dengan hammer test
pada 4 panel pelat



8 Desember 2017 :
 Perkiraan kualitas dan kuat tekan beton aktual pada struktur tersebut
dengan pundit pada 4 panel pelat



11 Desember 2017 :
 Pengujian beton keras dengan cara mengambil sampel atau contoh silinder
beton dari daerah yang sangat kuat tekanannya dengan core drill hanya
dilakukan pada 1 panel pelat



12 Desember 2017 :
 Mengetahui korosi pada struktur dengan korosifitas hanya dilakukan pada
titik keropos pada pelat yang tulangannya terkeropos

3. Pengujian cover meter


12 Desember 2017 :
 Pengukuran selimut beton dengan profometer pada 1 titik kolom, balok dan
panel pelat
 Pengukuran diameter tulangan beton pada 1 titik kolom, balok dan panel
pelat
 Pengukuran jarak tulangan beton pada 1 titik kolom, balok dan panel pelat.

F.2

Metoda Pengujian
1.

Crack Width dan Crack Depth
Uji retak adalah suatu kegiatan pengujian dimana kegiatan pengujian

dilakukan pada material atau objek untuk mengetahui tingkat retakan yang
terdapat pada objek atau material yang dilakukan pengujian, metode
pengujian ini sudah banyak digunakan. Pengujian keretakan umumnya
dilakukan dengan menggunakan alat uji retak guna mengetahui tingkat

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

9

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

keretakan mulai dari kedalaman, ketinggian, sampai kelebaran retakan pada
suatu objek pengujiannya.
Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur serta
mengetahui tingkat retak yang terjadi pada suatu objek , lalu akan
menghasilkan sebuah nilai keluaran yang nantinya akan dijadikan bahan
analisa sebagai materi yang akan dipelajari untuk menemukan solusi dari
pada permasalahan retakan yang terjadi pada suatu objek.
A. Penyebab

crack depth dan crack width Yang Terjadi Saat

Pembuatan Beton.


Sifat dari beton itu sendiri
Pada sawal pembuatan beton dengan pencampuran bahan
penyusunnya seperti kerikil, pasir, air dan semen, dan dalam
proses pengerasannya beton akan mengalami pengurangan
volume dari volume awal. Ini disebabkan karena air yang
terkandung pada campuran beton akan mengalami penguapan
sehingga mengurangi volume beton. Apabila pada kondisi saat
beton mengalami penyusutan ada suatu tahanan maka retakan
pun tidak dapat dihindari.



Suhu
Suhu dapat menyebabkan crack depth dan crack width pada
beton, suhu yang dimaksud adalah suhu saat pembuatan beton.
Karena pada saat campuran beton mengalami perkerasaan suhu
yang timbul akibat reaksi dari air dengan semen akan terus
meningkat. Sehingga pada saat suhu campuran beton ini terlalu
tinggi, pada saat beton sudah keras sering timbul retak – retak
pada permukaan beton.



Korosi pada tulangan
Beton diberi tulangan pada bagian dalamnya yang terbuat dari
baja, sehingga diharapkan dengan adanya tulangan tersebut

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

10

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

retakan akibat dari sifat beton disebar pada keseluruhan beton
menjadi bagian – bagian yang sangat kecil sehingga retakan
tersebut dapat diabaikan. Tetapi apabila tulangan yang dipakai
pada saat pembuatan beton sudah meengalami korosi, tulangan
tersebut itu pun akan menyebabkan retakan pada saat beton
mengeras, dan untuk mengukur korosi pada tulangan beton ini
dapat menggunakan rebar corrosion detection.

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

11

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

B. Klasifikasi Retak
Berikut ini merupakan klasifikasi retak yang bersumber dari sebuah
buku berjudul “Types and Causes of Cracks and Cracking” yang dibuat
David Beal., BE., M.Eng., M.Sc(Lon)., DIC.,RPEQ., MIE(Aust).,
CP.Eng. sebagai dosen di Concrete Technology and Design, Queensland
University

of

Technology.

Pada

bukunya,David

Beal

mengklasifikasikan retak pada beton menjadi sebagai berikut:
Tabel 1. Klasifikasi Retak Berdasarkan Lebarnya (Referensi I).
sumber: (Beal, David)

Referensi I
Klasifikasi Retak (Berdasarkan Lebar Retak)
Type

Width (mm)

Fine

< 1 mm

Medium

1 – 2 mm

Wide

> 1 mm

• Retak dengan lebar < 0,3 mm dikategorikan dalam kondisi baik
dan masih diterima/dapat ditoleransi. Namun hal tersebut
bergantung pada beban/tekanan yang diterima oleh beton itu
sendiri.
• Toleransi tersebut berbeda untuk, misalnya bangunan air atau
bangunan dengan tekanan air tinggi < 0,1 mm; tekanan luar dan
internal yang normal dalam kondisi lembab < 0,2 mm; bagian
dalam dan terlindung < 0,3 mm.

Sementara itu, menurut modul mata kuliah Perawatan Bangunan-1.
Lebar retak bisa juga digunakan untuk menilai/memberi peringkat
kerusakan struktur beton. Peringkat tersebut dikategorikan sebagai
berikut:

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

12

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

Tabel 2. Peringkat Kerusakan Struktur Beton Berdasarkan Lebar Retak (Referensi II).
sumber: (Modul Perawatan Bangunan-1)

Referensi II
Peringkat Kerusakan Struktur Beton
Peringkat
I
II
III
IV

2.

Komponen yang Rusak
Lebar retak < 0,2 mm
●Terlihat retak pada permukaan beton
●Lebar retak 0,2 - 1,0 mm
Lebar retak > 1,0 mm
●Terlihat beton pecah, sehingga tulangan tampak
●Selimut beton terkelupas
●Tulangan membengkok
●Beton inti hancur
●Memungkinkan terjadinya deformasi vertikal dari kolom/dinding
●Settlement dari lantai

Hammer Test
Hammer test bertujuan untuk memeriksa mutu beton pada permukaan
struktur dan mengetahui mutu kekerasan suatu beton di lapangan, juga
untuk mengetahui perkiraan kekuatan dari suatu elemen yang berumur
lebih dari 14 hari dan terbuat dari beton, dengan cara tidak merusak
struktur tersebut (Non Destructive Test). Pengujian hammer test
memiliki keuntungan dan kerugian, yaitu:
Keuntungan:


Sangat mudah dan praktis dilakukan dilapangan.



Dapat dilakukan dengan cepat.



Alatnya ringan dan dapat dipakai berulang-ulang.

Kerugian:


Benda uji harus dalam keadaan kering.



Cara pemakaian harus sesuai aturan yang berlaku.



Hanya memberikan indikasi pada permukaan beton.



Titik yang akan dipukul harus rata dan tidak terkena butir agregat.

Sudut penekanan dalam menggunakan alat hammer:
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

13

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

Kalibrasi alat Hammer:
Sebelum digunakan, alat hammer test harus dikalibrasikan terlebih
dahulu,
yang berfungsi untuk mencari nilai angka koreksi dari suatu alat, agar
alat tersebut dalam kondisi standard.
Prosedur pengujian Hammer Test:
1.

Siapkan alat serta bahan yang akan digunakan.

2.

Lakukan kalibrasi terlebih dahulu pada alat Hammer Test
dengan cara:
a.

Masukan alat, lalu pukulkan torak (plunger) kedalam alat
kalibrasi.

3.

b.

Catat besar pukulan atau rebound (r).

c.

Lakukan minimal 10 kali.

Setelah pemukulan selesai dan didapat nilai rebound dari masingmasing pukulan, hitung nilai kalibrasinya.

4.

Setelah alat dikalibrasi, tentukan atau pilih beberapa titik (N) pada
permukaan beton yang akan diuji, dengan jarak antar tembakan satu
dengan yang lainnya ± 2,5-4cm, tergantung dari dimensi struktur
atau konstruksi.

5.

Untuk setiap titik uji diperoleh minimal 10 angka rebound (r) pada
pembacaan skala dari setiap pukulan Hammer Test.

6.

Dari angka-angka skala tersebut diambil nilai rata-rata (R).

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

14

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

7.

Dari hasil rata-rata (R) kemudian dikalikan dengan angka kalibrasi
alat (AK), lalu dikonfirmasi dengan kekuatan tekan (b), sesuai
dengan grafik kalibrasi alat dan sudut pukulan.

8.
9.

Hitung kuat tekan beton rata-rata. 𝜎𝑏𝑚 =

Hitung standard deviasinya 𝑆 = √

∑𝑁
1 (𝜎𝑏)
𝑁

∑𝑁
1 (𝜎𝑏𝑚 − 𝜎𝑏)2
𝑁−1

10. Hitung kuat tekan beton karakteristik 𝜎𝑏𝑘 = 𝜎𝑏𝑚 − (𝐾 × 𝑆)

11. Hitung: 80% × 𝜎𝑏𝑘

12. Dalam setiap pengujian hendaknya diusahakan:


Mendapatkan titik sebanyak mungkin.



Benda uji harus berumur tidak kurang dari 14 hari dan
sebaiknya diuji pada umur > 28 hari.

3.

Canin
Uji resistivity canin digunakan untuk uji korosi tulangan dalam beton.
Salah satu metode NDT adalah uji korosi tulangan dalam beton dengan
menggunakan prinsip half cell potential dengan alat keluaran proceq
yaitu CANIN+ (corrosion analysis).
Metode pengukuran canin untuk uji korosi tulangan dalam beton, yaitu:
Untuk mengukur voltase ini, perlu menghubungkan kabel ground ke
bagian yang terbuka dari tulangan baja di dalam beton. Pembacaan
dilakukan dengan menempelkan batang half-cell pada permukaan beton
yang sudah diberi tanda misalkan titik-titik dengan grid berjarak tertentu.
Hasil pembacaan akan ditampilkan pada unit display sebagai grafik beda
potensial.

4.

UPV (Ultrasonic Pulse Velocity) Test

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

15

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

UPV merupakan pengujian yang bersifat tidak merusak (Non
Destructive Test). Penggunaan UPV pada beton adalah untuk
memperkirakan kekuatan beton, mengetahui homogenitas beton dan
mendeteksi kerusakan beton, misal adanya rongga ataupun retak.
Tujuan Ultrasonic Pulse Velocity Test terhadap struktur beton adalah
untuk mengetahui beberapa data-data seperti:


Mendeteksi keretakan dan kedalamannya



Homoginitas pada beton



Kerusakan permukaan beton akibat kebakaran atau pengaruh
kimiawi



Kualitas/mutu beton



Honeycombing/void atau kerusakan lain pada beton



Modulus Elastisitas Beton

Alat yang dipergunakan adalah PUNDIT (Portable Ultrasonic NonDestructive Digital Indicating Tester). Pundit menghasilkan frekuensi
pulsa ultrasonic rendah yang diperlukan untuk mengukur waktu yang
dibutuhkan antara dua transducer yang masuk dari suatu media.
Dalam pelaksanaan penelitian Ultrasonic Pulse Velocity ini terdiri dari 3
metode pengujian, yaitu:
1.

Direct Transmission dimana pengukuran dilakukan dengan cara
receiver transducer dan transmitter transducer diletakkan saling
berhadapan.

2.

Indirect Transmission dimana receiver transducer dan transmitter
transducer diletakkan dalam satu bidang datar.

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

16

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

3.

Semidirect Transmission dimana receiver transducer dan transmitter
transducer diletakkan pada posisi axial, satu bidang tegak lurus dan
satu bidang mendatar.

Berikut merupakan prosedur pengujian Ultrasonic Pulse Velocity:
1.

Kalibrasi alat terlebih dahulu dengan cara menempelkan transducer
pada reference bar sambil memutar tombol set ref hingga
didapatkan angka 028,5 µS.

2.

Mengukur lintasan-lintasan yang akan diuji lalu putar switch ke
arah 1 µS.

3.

Mengolesi permukaan transducer dan permukaan yang kasar pada
benda uji dengan stempet.

4.

Menempelkan dengan keras transducer (transistor dan receptor)
pada permukaan benda uji.

5.
5.

Membaca transit time (t) yang tertera pada alat pundit.

Profometer
a. Definisi dan Fungsi
Alat ukur profometer merupakan perangkat yang canggih untuk
mencari lokasi tulangan dengan tanpa merusak serta untuk mengukur
selimut beton dan diameter batang tulangan. Di samping untuk
mendeteksi diameter tulangan secara akurat sampai tingkat milimeter
dengan hanya satu prosedur pengukuran, alat ukur profometer bisa
mengirimkan data yang terukur ke sebuah PC (Personal Computer).

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

17

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

Gambar 9. Proceq Profometer.

Prinsip kerja alat electromagnetic didasarkan pada pengukuran
perubahan medan magnet yang dise-babkan oleh tulangan yang tertanam
di dalam beton. Medan magnet ditimbulkan oleh sistem muatan listrik
dalam coil. Apabila terdapat tulangan dalam medan magnetik tersebut,
garis gaya medan magnet akan menyimpang. Penyimpangan ini
mengakibatkan perubahan tegangan yang dapat dibaca oleh alat pengukur.
b. Metoda Kerja
Cara kerja Rebar Locator sangat tergantung alat yang digunakan,
namun

secara

umum

dapat

di

digam-barkan

bahwa

prosedur

penggunaannya adalah sebagai berikut (Profometer 5+).
Untuk pembacaan selimut beton alat pengelompokan antara
pembesian yang dihubungkan dengan bind-draad dan dengan las. Prober
digerakkan searah dengan tulangan dan angka pada layar dibaca. Ke-cuali
pembacaan secara digital alat ini juga memberi respons audio, semakin
teliti pembacaan semakin keras bunyi yang dikeluarkan. Selimut beton
ditentukan pada pembacaan yang terkecil (Gambar 10) dengan sinyal
audio tertinggi

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

18

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

Gambar 10. Layar Pembacaan Profometer 5+.

Untuk penentuan diameter pengenal, maka Prober harus
digerakkan searah dengan tulangan yang akan dibaca. Gambar 11.a dan
Gambar 11.b menunjukkan arah gerakan prober untuk tulangan pelat
dengan dua lapis pembesian.

Gambar 11.a. Pembacaan Tulangan
lapis 1.

Gambar 11.b. Pembacaan
Tulangan lapis 2.

Untuk mendeteksi tulangan, unit sensor ditempelkan pada
permukaan beton lalu digeser perlahan sambil diamati bacaan di display.
Arah gerakan adalah tegak lurus pada sumbu tulangan yang akan
dideteksi. Khusus pada alat tipe Profometer ini, akan terdengar nada
sinyal bila sensor mendeteksi keberadaan tulangan, yang selanjutnya
posisi/titik ini ditandai. Posisi scanning bisa vertikal maupun horizontal.
Berikutya dilakukan scan serupa dari arah berlawanan, sehingga
didapatkan posisi/titik berikutnya. Jarak antara dua titik ini yang

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

19

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

merupakan perkiraan dari diameter tulangannya. Jika scanning dilakukan
dari tepi elemen, maka jarak dari tepi ke titik pertama terdengar sinyal
adalah tebal selimut betonnya.

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

20

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

G. RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
Berikut ini merupakan rencana anggaran biaya (RAB) untuk melaksanakan
investigasi pada selasar Gedung A-Gedung Merah Polban:

Tabel 3. Bill of Quantity Investigasi Struktur Selasar Gedung A-Gedung Merah Segmen-5.
NO.

URAIAN

SAT

Volume

Keterangan

A

B

C

D

E

unit/hari

3

unit/hari

3

I
1
2

PEKERJAAN PEMERIKSAAN RETAK BETON
Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack width)
Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack depth)

Pengujian direncanakan selama 3 hari dengan 1 unit
alat
Pengujian direncanakan selama 3 hari dengan 1 unit
alat

II PEKERJAAN PENGUJIAN MUTU & CACAT BETON KERAS
Jumlah sample pada segmen selasar adalah 10 buah
kolom, 5 balok dan 4 panel pelat
Pundit direncanakan dilakukan untuk semua panel
pelat
Pundit direncanakan dilakukan hanya pada 1 panel
pelat
Uji korosifitas direncanakan untuk titik keropos pada
pelat yang tulangannya terekspos

1

Hammer test

sample

19

2

Pundit

sample

4

3

Core Drill

titik

1

4

Korosifitas

sample

7

II PENGUJIAN COVER METER
1 Pengukuran selimut beton

titik

3

Direncanakan 1 titik untuk masing-masing struktur

2

Pengukuran diameter tulangan beton

titik

3

Direncanakan 1 titik untuk masing-masing struktur

3

Pengukuran jarak tulangan beton

titik

3

Direncanakan 1 titik untuk masing-masing struktur

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

21

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

Tabel 4. AHS Investigasi Struktur Selasar Gedung A-Gedung Merah Segmen-5.
NO.
URAIAN
SAT
HSP (Rp)
A
B
C
D
I PEKERJAAN PEMERIKSAAN RETAK BETON
1 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack width)
unit/hari Rp
25.000,00
2 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack depth)
unit/hari Rp
25.000,00
II PEKERJAAN PENGUJIAN MUTU & CACAT BETON KERAS
1 Hammer test
sample Rp
80.000,00
2 Pundit
sample Rp
100.000,00
3 Core Drill
titik
Rp
400.000,00
4 Korosifitas
sample Rp
80.000,00
II PENGUJIAN COVER METER
1 Pengukuran selimut beton
titik
Rp
190.000,00
2 Pengukuran diameter tulangan beton
titik
Rp
190.000,00
3 Pengukuran jarak tulangan beton
titik
Rp
190.000,00
sumber: Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2012 tentang Tarif dan Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
yang berlaku pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Tabel 5. Rekap RAB Investigasi Struktur Selasar Gedung A-Gedung Merah Segmen-5.
NO.
URAIAN
SAT
Volume
A
B
C
D
I PEKERJAAN PEMERIKSAAN RETAK BETON
1 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack width) unit/hari
3
2 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack depth) unit/hari
3
SUB TOTAL
II PEKERJAAN PENGUJIAN MUTU & CACAT BETON KERAS
1 Hammer test
sample
19
2 Pundit
sample
4
3 Core Drill
titik
1
4 Korosifitas
sample
7
SUB TOTAL
II PENGUJIAN COVER METER
1 Pengukuran selimut beton
titik
3
2 Pengukuran diameter tulangan beton
titik
3
3 Pengukuran jarak tulangan beton
titik
3
SUB TOTAL
GRAND TOTAL

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

HSP (Rp)
E
Rp
Rp

Jumlah (Rp)
F

25.000,00 Rp
25.000,00 Rp
Rp

75.000,00
75.000,00
150.000,00

Rp
Rp
Rp
Rp

80.000,00
100.000,00
400.000,00
80.000,00

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

1.520.000,00
400.000,00
400.000,00
560.000,00
2.880.000,00

Rp
Rp
Rp

190.000,00 Rp
190.000,00 Rp
190.000,00 Rp
Rp
Rp

570.000,00
570.000,00
570.000,00
1.710.000,00
4.740.000,00

22

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

H. PROGRAM YANG TEREALISASI
Pada pelaksanaannya, dari rencana 6 metoda pengujian hanya 3 metoda
pengujian yang berhasil direalisasikan. Pada bab ini akan diuraikan terkait
pengolahan data hasil pengujian dan RAB realisasi dari pengujian yang telah
dilaksanakan.
H.1 Schedule Pelaksanaan Program
Berikut ini merupakan schedule pengujian aktual pelaksanaan investigasi
struktur selasar:
No.

Pengujian/Tanggal
November
Pengujian
23 24 25 26 27 28 29 30 1

2

3

4

5

6

Desember
7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Crack Depth
2 Crack Width
3 Hammer
4 Profometer
5 Pundit/UPV
6 Canin

Schedule pengujian aktual dilakukan selama 23 hari tertanggal 23 November
2017-15 Desember 2017. Berikut detail check list pengujian aktual pelaksanaan
investigasi struktur selasar:
1. Pekerjaan pemeriksaan retak beton


23 November 2017 :
 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack depth) pada 10 kolom
 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack width) pada 10 kolom



29 November 2017 :
 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack depth) pada 5 balok dan 4
panel pelat
 Pemeriksaan retak dengan crack detection (crack width) pada 5 balok dan 4
panel pelat

2. Pekerjaan pengujian mutu dan cacat beton keras


6 Desember 2017 :

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

23

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

 Perkiraan kuat tekan beton pada permukaan beton dengan hammer test
pada 10 kolom, 5 balok dan 4 panel pelat.
H.2 Metoda Pengolahan Data Hasil Pengujian
1. Crack Width dan Crack Depth
Sebelum dilakukan pengujian dengan alat crack width dan depth maka
dilakukan pengamatan secara visual dahulu untuk menentukan titik yang
mengalami retak dan perlu dilakukan pengujian lebih lanjut dengan alat.
Dari pengamatan visual tersebut didapatkan struktur yang retak pada segmen
ke – 5 adalah kolom dan balok, sementara pada pelat berupa keropos selimut
beton dengan lebar yang cukup besar.
Pengujian dengan menggunakan crack width dan crack depth dilaksanakan
terhadap struktur kolom dan balok saja. Berikut ini merupakan metoda
pengujian dan hasil pengujian pada kedua struktur tersebut:

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

24

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

a.

Crack Width

Metoda Pengujian Crack Width

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Keterangan Gambar:
1.

Persiapan dan penyettingan alat pada sample yang akan di uji.

2.

Tempatkan head transducer pada bagian yang retak, atur posisi head
transducer sampai tampilan pada layar main unit sesuai dengan
retakkan yang ada.

3.

Jika retak yang ditampilkan layar main unit sudah sesuai, maka
tahan posisi head transducer lalu baca lebar retaknya.

Hasil Pengujian Crack Width
Tabel 6. Hasil Pengujian Crack Width pada Kolom.
Kolom
Titik 1
Titik 2
Titik 3
Titik 4
Titik 5
Jenis
(mm)
Kolom 1
0,139
0,305
0,355
0,836
0,156
Kolom 2
0,19
0,209
0,266
Kolom 3
Kolom 4
Kolom 5
0,6
0,771
0,6
Kolom 6
Kolom 7
Kolom 8
Kolom 9
Kolom 10a
0,677
Kolom 10b
0,77

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

25

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

Tabel 7. Klasifikasi Crack berdasarkan Lebar Retak pada Kolom.
Kolom
Jenis
Kolom 1
Kolom 2
Kolom 3
Kolom 4
Kolom 5
Kolom 6
Kolom 7
Kolom 8
Kolom 9
Kolom 10a
Kolom 10b

Klasifikasi

Width
(mm)
0,36
0,22

Ref I
Fine
Fine

Ref II
II
II

0,66

Fine

II

0,68
0,77

Fine
Fine

II
II

Tabel 8. Volume Crack pada Kolom.
Jenis

Dimensi Retak (mm)

Struktur

Lebar

Kedalaman

Panjang

Volume
(mm3)

Kolom 1
Kolom 2
Kolom 3
Kolom 4
Kolom 5
Kolom 6
Kolom 7
Kolom 8
Kolom 9

0,36
0,22

110

5,25
4,68

114,11

0,66

90

10,21

603,72

0,68
0,77

135
191

4,28
7,8

391,17
1147,15

Kolom 10

Tabel 9. Hasil Pengujian Crack Width pada Balok.

Jenis
Balok 1
Balok 2
Balok 3
Balok 4
Balok 5

Retak 1
0,943

Balok
Retak 2
Retak 3
(mm)
0,573
0,565

Retak 4

Retak 5

0,083

0,7

0,548

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

26

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

Tabel 10. Klasifikasi Crack berdasarkan Lebar Retak pada Balok.
Balok
Jenis
Balok 1
Balok 2
Balok 3
Balok 4
Balok 5

b.

Klasifikasi

Width
(mm)
0,57

Ref I
Fine

Ref II
II

0,55

Fine

II

Crack Depth

Metoda Pengujian Crack Depth

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Keterangan Gambar:
1.

Persiapan dan penyettingan alat pada sample yang akan di uji.
Tempatkan bagian tengah transducer pada retakkan yang akan diuji.

2.

Setting jarak lintasan antar kepala transducer: 100, 150 sampai 200
mm.

3.

Catat nilai cepat rambat pulsa ultrasonik (m/s) dan kedalaman retak
pada masing-masing lintasan.

4.

Lakukan langkah 1 – 3 untuk semua retakkan yang akan diuji.

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

27

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

Hasil Pengujian Crack Depth

Tabel 11. Hasil Pengujian Crack Depth dan Kualitas Homgenitas Kolom.

Distance
(mm)
100
150

Distance
100
150

Distance
100
150

Distance
100
150
200

Kolom 2
Vel
Depth
Time
(m/s)
(mm)
107
74,2
3250
114
85,7
110
Kolom 5
Time Depth (mm) Vel (m/s)
95
40,9
5390
85
43,4
90
Kolom 10 sisi A
Time Depth (mm) Vel (m/s)
124
54,9
4969
147
67,6
135
Kolom 10 sisi B
Time Depth (mm) Vel (m/s)
102
46,7
180
79,3
4969
202
91,8
191

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

Vel
(km/s)
3,25

5,39

4,97

4,97

28

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

2. Hammer Test
Pengujian ke-3 adalah uji NDT (non-destructive test) dengan alat hammer.
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan perkiraan kuat tekan pada
permukaan beton berdasarkan nilai rebound alat hammer test. Berikut ini
adalah tahapan dalam pengolahan datanya:
a.

Kalibrasi Hammer Test
Kalibrasi digunakan untuk menentukan nilai faktor koreksi alat
hammer test sehingga hasil/nilai rebound dari hammer test tetap
dalam keadaan standar. Alat kalibrasi yang digunakan adalah anvil
test dengan standar nilai rebound (R) adalah 80
Nilai angka koreksi dari hammer test dengan merk Proceq serie
IP0077 adalah sebagi berikut:
Type Jenis

:

PROCEQ

Nomor Seri
Data Kalibrasi
Alat

:
:

IP0077
76

76

74

73

72

75

74

75

76

77
Rata-rata

:

74,80

Standar

:

80

Angka Koreksi

:

1,070

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

29

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

b.

Hasil Pengujian Nilai Rebound
Pengujian dilakukan terhadap struktur kolom, balok dan pelat lantai
(dak) selasar. Pada segmen selasar yang dikerjakan, terdapat 10
kolom, 5 balok dan 4 panel pelat lantai. Berikut merupakan nilai
rebound (R) dari masing-masing struktur tersebut:


Balok (210/300), sudut inklinasi (α) = +900
Tabel 12. Hasil Pengujian Hammer pada Struktur Balok.
Nilai Rebound Balok (R)
Titik
B1
B2
B3
B4
B5
40
48
45
48
40
1
39
50
40
50
39
2
43
46
50
46
43
3
43
42
48
42
43
4
45
42
46
42
45
5
43
41
48
41
43
6
41
42
49
42
41
7
40
40
42
40
40
8
44
46
46
46
44
9
45
43
46
43
45
10
42,30
44,00
46,00
44,00
42,30
R Rata-rata
R Rata-rata
Terkoreksi Alat

45,26

47,08

49,22

47,08

45,26

Koreksi Non
Horizontal

-3,40

-3,33

-3,16

-3,33

-3,40

R Rata-rata
Terkoreksi

41,86

43,75

46,06

43,75

41,86

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

30

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)


Titik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
R Rata-rata
R Rata-rata
Terkoreksi Alat

Kolom (210/210), sudut inklinasi (α) = 00
Tabel 13. Hasil Pengujian Hammer pada Struktur Kolom.
Nilai Rebound Kolom (R)
K1
K2
K3
K4
K5
K6
K7
K8
39
42
45
46
36
32
44
39
44
50
49
46
42
34
44
46
43
42
46
44
40
35
48
35
48
49
45
44
37
35
45
38
47
42
49
44
35
35
47
40
42
50
48
47
40
36
39
43
45
47
44
45
36
41
42
44
45
50
53
49
40
41
49
40
45
46
54
44
40
38
41
42
45
47
49
44
39
40
38
43
44,30 46,50 48,20 45,30 38,50 36,70 43,70 41,00

K9
49
50
48
52
49
49
46
44
43
46
47,60

K10
53
47
50
50
52
48
51
45
51
50
49,70

47,38

49,73

51,55

48,45

41,18

39,25

46,74

43,85

50,91

53,16

47,38

49,73

51,55

48,45

41,18

39,25

46,74

43,85

50,91

53,16

Koreksi Non
Horizontal
R Rata-rata
Terkoreksi



Pelat Lantai atau dak (t = 100 mm), sudut inklinasi (α) = +900
Tabel 14. Hasil Pengujian Hammer pada Struktur Pelat.
Nilai Rebound Pelat Dak (R)
Titik
P1
P2
P3
P4
46
48
40
41
1
47
50
46
46
2
44
46
46
38
3
48
42
46
35
4
42
42
48
48
5
41
41
44
36
6
44
42
46
44
7
45
40
42
38
8
47
46
40
38
9
44
43
45
46
10
44,80
44,00
44,30
41,00
R Rata-rata
R Rata-rata
47,91
47,08
47,38
43,85
Terkoreksi Alat
Koreksi Non
-3,26
-3,33
-3,30
-3,59
Horizontal
R Rata-rata
44,65
43,75
44,08
40,26
Terkoreksi

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

31

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

Pada Tabel 12 s/d Tabel 14 terdapat nilai-nilai berikut yang
diperoleh dengan cara sebagai berikut:


R rata-rata = diperoleh dengan merata-ratakan nilai rebound



R rata-rata terkoreksi alat = diperoleh dengan mengalikan nilai
rata-rata rebound dengan faktor koreksi alat hasil kalibrasi.
Diketahui angka koreksi alat yang dipakai = 1,070



Koreksi non-horizontal = nilai tersebut diperoleh berdasarkan
sudut inklinasi hammer ketika pengujian berlangsung. Koreksi
tersebut terutama digunakan pada struktur horizontal seperti
balok dan pelat. Contohnya seperti pada balok berikut:
Diketahui:
 Nilai R rata-rata terkoreksi alat = 45,26
 Sudut inklinasi (α)

= + 900 (ke atas)

 Nilai koreksi

=

Dari tabel di atas, nilai R berada di antara 40 dan 50,
sehingga digunakan interpolasi sebagai berikut:
3,1 − 3,9
) 𝑥(45,26 − 40)) = 3,40
Nilai koreksi = 3,9 + ((
50 − 40

Karena arahnya ke atas, maka nilai koreksi tersebut bernilai
negatif. Sehingga nilai koreksinya adalah -3,40.
KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

32

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

 R rata-rata terkoreksi

= 45,26 + (-3,40)

= 44,65
c.

Nilai Kuat Tekan
Nilai kuat tekan beton hasil pengujian hammer diperoleh dari
konversi nilai rebound (R) rata-rata terkoreksi ke nilai kuat tekan
beton. Tabel konversi tersebut seperti pada Lampiran. Berikut ini
merupakan hasil konversi nilai rebound ke kuat tekan dari tabel
tersebut:
Tabel 15. Perkiraan Kuat Tekan Beton Hasil Konversi Nilai Rebound Kolom.
K1

K2

K3

Kuat Tekan Kolom (kg/cm2)
K4
K5
K6
K7

Perkiraan
Kuat Tekan
Beton

σb1

σb2

σb3

σb4

σb5

σb6

σb7

σb8

σb9

σb10

Maksimum,
(kg/cm2)

534,22

578,60

614,00

554,55

417,24

381,50

520,80

466,15

602,29

646,20

Minimum,
(kg/cm2)

458,22

502,87

537,45

478,55

349,98

312,00

446,04

392,15

525,29

568,04

Rata-Rata,
(kg/cm2)

496,22

540,74

575,73

516,55

383,61

346,75

483,42

429,15

563,79

607,12

K8

K9

K10

Tabel 16. Perkiraan Kuat Tekan Beton Hasil Konversi Nilai Rebound Balok.
B1

Kuat Tekan Balok (kg/cm2)
B2
B3
B4

B5

Perkiraan Kuat
Tekan Beton

σb1

σb2

σb3

σb4

σb5

Maksimum,
(kg/cm2)

447,12

482,87

526,80

502,63

571,65

Minimum,
(kg/cm2)

368,24

408,87

451,76

427,86

492,85

Rata-Rata,
(kg/cm2)

407,68

445,87

489,28

465,25

532,25

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

33

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

Tabel 17. Perkiraan Kuat Tekan Beton Hasil Konversi Nilai Rebound Pelat.
Kuat Tekan Pelat Dak (kg/cm2)
P1
P2
P3
P4
Perkiraan Kuat
Tekan Beton

σb1

σb2

σb3

σb4

Maksimum,
(kg/cm2)

504,15

639,40

489,52

417,94

Minimum,
(kg/cm2)

429,30

577,98

415,44

344,94

Rata-Rata,
(kg/cm2)

466,73

608,69

452,48

381,44

Dari data pada tabel-tabel tersebut, maka selanjutnya dilakukan
penganalisisan data untuk menentukan kuat tekan karateristiknya:


Nilai kuat tekan rata-rata (σbr) , diperoleh dengan rumus sebagai
berikut:
𝜎𝑏𝑟 =

Dimana:

∑𝑛𝑖 𝜎𝑏𝑖
𝑛

 σbr = nilai kuat tekan rata-rata (kg/cm2)
 σbi = nilai kuat tekan sample ke – i (kg/cm2)
 n = jumlah sample benda uji (bh)
Dari, rumus diatas didapat nilai fcr untuk masing-masing struktur
adalah sebagai berikut:



 Balok

= 468,10 kg/cm2

 Kolom

= 494,30 kg/cm2

 Pelat

= 477,30 kg/cm2

Langkah selanjutnya adalah menentukan standar deviasi
(penyimpangan),dengan rumus berikut:

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

34

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

𝑠𝑑 = √

Dimana:

∑𝑛𝑖(𝜎𝑏𝑟 − 𝜎𝑏𝑖 )2
𝑛−1

 sd = standar deviasi (kg/cm2)
 σbr = nilai kuat tekan rata-rata (kg/cm2)
 σbi = nilai kuat tekan sample ke – i (kg/cm2)
 n = jumlah sample benda uji (bh)
Dari, rumus diatas didapat nilai sd untuk masing-masing struktur
adalah sebagai berikut:



 Balok

= 46,70 kg/cm2

 Kolom

= 85,10 kg/cm2

 Pelat

= 95,20 kg/cm2

Langkah terakhir adalah menentukan kuat tekan karateristik
dengan rumus berikut:
𝜎𝑏𝑘 = 𝜎𝑏𝑟 − (𝑘 𝑥 𝑠𝑑)

Dimana:

 σbk = kuat tekan karateristik (kg/cm2)
 σbr = nilai kuat tekan rata-rata (kg/cm2)
 k = konstanta cacat statistik (5%) = 1,64
 sd = standar deviasi (kg/cm2)
Dari, rumus diatas didapat nilai σbk untuk masing-masing
struktur adalah sebagai berikut:
 Balok

= 392 kg/cm2

 Kolom

= 355 kg/cm2

 Pelat

= 321 kg/cm2

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

35

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

3. Visual
a.

Keropos pada Pelat Dak

Kondisi keropos pada pelat bagian bawah dak dengan panjang dan lebar
yang beragam. Semua keropos tersebut memperlihatkan tulangan bawah
pelat dak yang terekspose dalam kondisi karat.
Panel 4

Panel 3

Panel 2

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

36

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

Tabel 18. Dimensi dan Volume Keropos Pelat Dak.
Jenis
Panel

Panjang

Panel 4a
Panel 4b
Panel 4c
Panel 3a
Panel 3b
Panel 3c
Panel 2

17
15
4
5
6
6,5
8

Dimensi Keropos (cm)
Lebar
L1
L2
L3
5
7
5
3,8
5,5
5,5
1,5
2
2,5
4,5
2
3
4
3
2
6
2

Tebal

Volume
(cm3)

1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5

178,5
123,8
9,0
33,8
18,0
39,0
72,0

Total Volume Keropos: 474,10 cm3= 0,000474 m3
b. Kondisi Permukaan Atas Dak Selasar
Pada permukaan bagian atas pelat dak selasar terdapat lapisan
waterproofing jenis membran bakar. Waterproof membrane bakar adalah
material waterproof dalam bentuk lembaran yang terbuat dari modified
bitumen/aspal, lalu diperkuat dengan serat tulang non woven polyester dan
dipalikasikan dengan cara dibakar. Kondisi lapisan waterproofing tersebut
banyak yang sudah terbuka sehingga menyebabkan rembesan ke dalam
pelat dak. Berikut merupakan kondisi lapisan membran waterproofing pada
segmen kelompok 5:

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

37

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

Gambar 12. Kondisi Lapisan Waterproofing pada Permukaan Atas Dak.

Pada Gambar 12. terlihat kondisi waterproofing membran yang rusak
dan permukaan atas dak yang tergenang. Genangan air diduga karena
kemiringan permukaan dak yang kurang, sehingg air tidak dapat mengalir
ke saluran pipa pembuangan yang ada di samping dak. Genangan air
ditambah lapisan waterproofing yang rusak menyebabkan rembesan ke
permukaan bawah dak dan pada akhirnya menyebabkan kebocoran pada
selasar

Gedung

A-Gedung

Merah.

Volume

kerusakan

lapisan

waterproofing membran pada dak selasar segmen ke – 5 adalah 36 m2.

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

38

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

Gambar 13. Kondisi Lapisan Cat Pelat dan Balok Selasar Segme Ke-5.

Sementara itu, dari segi arsitektur kondisi cat dari balok dan pelat
sudah kurang baik. Sehingga perlu dilakukan pengecatan ulang dari cat
dasar. Volume kerusakan catnya adalah sebesar 72,67 m 2.

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

39

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

I. RENCANA ANGGARAN BIAYA REALISASI

Tabel 19. Bill of Quantity Realisasi Investigasi Struktur Selasar Gedung A-Gedung Merah
Segmen-5.

Tabel 20. RAB Realisasi Investigasi Struktur Selasar Gedung A-Gedung Merah Segmen-5.

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

40

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

J. METODA & RAB PERBAIKAN
J.1

Analisis Metoda Perbaikan
Berdasarkan hasil investigasi yang telah dilakukan maka macam-macam

kerusakan elemen struktur yang ada di selasar Gedung A – Gedung Merah dapat
dirumuskan metoda perbaikannya. Metoda perbaikan tersebut diuraikan sebagai
berikut:
1.

Perbaikan Keropos/Spalling Pelat

Berdasarkan hasil investigasi sebelumnya, kerusakan yang terjadi pada pelat
dak bagian bawah adalah spalling dengan tulangan terekspos dan
mempunyai ketebalan kurang dari selimut beton. Sehingga metoda perbaikan
yang dipilih adalah metoda patching dengan adukan. Untuk metoda nya
adalah sebagai berikut:


Sebelumnya dilakukan dahulu pengukuran dimensi keropos sehingga
dapat ditentuka volume adukan/mortar yang harus disiapkan



Bersihkan area yang keropos dan apabila perlu dilakukan chipping
terlebih dahulu agar bentuk lubang keropos lebih teratur.



Beri juga cairan anti karat pada tulangan yang terekspos



Lalu berikan bonding agent pada lapisan beton lama/keropos agar
ikatannya dengan beton/adukan tambalan lebih kuat.



Metode perbaikan ini adalah metode perbaikan manual, dengan
melakukan penempelan mortar secara manual.



Pada saat pelaksanaan yang harus diperhatikan adalah penekanan
pada saat mortar ditempelkan; sehingga benar-benar didapatkan hasil
yang padat.



Material yang digunakan harus memiliki sifat mudah dikerjakan,
tidak susut dan tidak jatuh setelah terpasang (lihat maksimum
ketebalan yang dapat dipasang tiap lapis), terutama untuk pekerjaan
perbaikan overhead.

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

41

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)



Umumnya yang dipakai adalah monomer mortar, polymer mortar dan
epoxy mortar.

2.

Pressure Grouting pada Pelat

Metode grouting, yaitu metode perbaikan dengan melakukan penyuntikan
memakai bahan non-shrink mortar. Injeksi grouting adalah untuk mengisi
rongga struktur beton yang kropos dan retak baik bocor mengeluarkan air
maupun hanya retak dan kropos tidak mengelurkan air. Type 1,Grade 1,class
B+C.
Langkah kerjanya adalah sebagai berikut:
a.

Lakukan pengeboran dan pemasangan selang suntikan sepanjang
retakan dengan jarak specing 200mm.

b.

Tambal retakan, terutama area –area sekeliling selang dengan Sikaset
Accelerator.

c.

Setelah 1 hari curing, dilakukan suntikan melalui selang yang
terpasang.

d.

Grouting menggunakan bahan SIKADUR-752 untuk daerah kering,
untuk daerah basah grouting menggunakan

e.

Sika Intraplast Z. Suntikan dilakukan dengan tekanan yang stabil.
Tekanan maksimum akan diberikan sekitar 1- 3

f.

bar dan ditahan selama 1 menit.

g.

Setelah selesai dilakukan suntikan, lepaskan selang injeksi, bersihkan
permukaan.

3.

Pada Balok dan Kolom

Metode perbaikan ini adalah metode perbaikan manual, dengan melakukan
penempelan mortar secara manual. Pada saat pelaksanaan yang harus
diperhatikan adalah penekanan pada saat mortar ditempelkan; sehingga
benar-benar didapatkan hasil yang padat. Untuk retak-retak ringan ( lebar

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

42

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

retak < 0.3 mm ) pada lantai beton diajukan perbaikan dengan penambalan
menggunakan Sikagrout 215.
Metode perbaikannya adalah sebagai berikut:
a.

Bersihkan debu dan kotoran-kotoran pada daerah retak dan siram
permukaan lantai dengan air.

b.

Tambal retak pada lantai dengan menggunakan Sikagrout 215.

c.

Bahan Grout dapat dicampur hingga dapat mengalir (volume air
sebanyak 4.25 lt untuk 1 sak @25 kg) atau cukup agar bias.

d.

digunakan trowel (volume air sebanyak 2,75 liter untuk 1 sak @25
kg)

e.

4.

Lakukan Curing dengan menggunakan Curing Coumpound.

Perbaikan Lapisan Waterproofing

Waterproofing membrane torch-on adalah waterproofing yang fleksibel,
berbahan dasar APP ( Atactic Poly – Propylene ) modifikasi bitumen, yang
di perkuat dengan bahan polyster non woven. Memiliki permukaan yang
dilapisi semacam pasir ( Sand broadcast ) dan bagian bawahnya di lapisi
polyethylene untuk mempermudah pemasangan.
Langkah kerjanya adalah sebagai berikut:
a.

Kebersihan lokasi harus bersih dan rata /halus

b.

Lokasi dibersihkan terlebih dahulu dari debu, pasir, bekas adukan
semen, tanah, oli dan kerikil

c.

Pemasangan plamir lokasi yang sudah dibersihkan

d.

Pengeringan plamir untuk lokasi terbuka 2-3 jam dan lokasi tertutup
3-5 jam

e.

Pemasangan waterproofing membrane dengan cara di bakar ( torch
on ) dan penyusunan overlapping denagan jarak 5 cm ( lajur perlajut )

f.

Waterproofing membrane torch - on harus di pasang sesuai instruksi
dari pabrik dan spesifikasi tertulis oleh aplikator yang telah

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

43

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

berpengalaman dalam bidangnya dan disetujui oleh perusahaan yang
sudah di tunjuk sebagai applicator

J.2

RAB Perbaikan
Berdasarkan analisis metoda perbaikan yang sudah dibuat sebelumnya,maka

dapat direncanakan RAB perbaikan berdasarkan volume yang diperoleh selama
investigasi. Berikut ini merupakan RAB perbaikan selasar segmen ke-5:

Tabel 21. RAB Perbaikan Lapisan Waterproofing Membran Bakar.
PEKERJAAN PERBAIKAN ATAP
No 1 m2 waterproofing membrance
Tenaga/Bahan
Bahan
Material Primer
Waterproofing membrance
Tenaga
1
Tukang batu
Kepala tukang batu
Pekerja
Mandor

Sat

kg
m2

Indeks Harsat bahan/upah

0,3
1,05

OH
OH
OH
OH

21000
95000

0,5
65000
0,05
97000
0,25
60000
0,0125
95000
Sub Total
Overhead (10%) & Profit
Total =A+B
Total Harga Pekerjaan waterpproofing membrane /m2
VOL. TOTAL (m2)
Total Harga Pekerjaan waterproofing membrane

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

Jumlah
Bahan
Upah
6300
99750

Jumlah
Rp
Rp

32500
4850
15000
1187,5

6.300
99.750

Rp15.000
Rp1.188
Rp122.238
Rp12.224
Rp134.461
Rp134.461
36
Rp4.840.605

44

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

Tabel 22. RAB Pekerjaan Injeksi Grouting.
PEKERJAAN INJEKSI GROUTING
1 M3 Grouting
No

Tenaga/Bahan

Sat Indeks Harsat bahan/upah

Jumlah
Bahan

Jumlah

Upah

Bahan
1

Sika Grout 215 25 kg

kg

76,28

130350

9943098

2

Peralatan

ls

1

15000

15000

110000

330000

Rp 9.943.098
Rp

15.000

Tenaga
1

Pekerja

OH

3

3

Tukang Grouting

138000

69000

Rp69.000

Mandor

OH
OH

0,5

4

0,01

194000

1940

Rp1.940

Sub Total

Rp10.029.038

Overhead (10%) & Profit

Rp1.002.904

Total =A+B
Total Harga Pekerjaan Injeksi Grouting /M3

Rp11.031.942
Rp11.031.942

VOL. TOTAL (M3)

0,0004741

Total Harga Pekerjaan Injeksi Grouting

Rp5.230

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

45

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

Tabel 23. RAB Pekerjaan Pengecetan Ulang.
PEKERJAAN PERBAIKAN PLAFOND
1 m2 pengikisan cat tembok

No
1

2

Tenaga/Bahan

Sat

Indeks

Harsat bahan/upah

Bahan
Amplas

lbr

0.05

1700

Tenaga
Pembantu Tukang
Mandor

OH
OH

Tenaga/Bahan

Sat

Jumlah
Bahan
Upah
85

0.15
60000
0.008
97000
Sub Total
Overhead (10%) & Profit
Total =A+B
1 m2 pelapisan plamir

Bahan
Plamir
Kg
Amplas
Lembar
Tenaga
Tukang
OH
Mandor
OH
Pembantu Tukang
OH
Kepala Tukang
OH

Indeks

Harsat bahan/upah

0.1
0.5

73966
1700

Tenaga/Bahan
Bahan
Cat Catylac
Roll
Tenaga
Pekerja
Mandor
Pembantu Tukang
Kepala Tukang

Sat

Indeks

Harsat bahan/upah

Kg
Bh

0.47
0.015

21000
12000

OH
OH
OH
OH

0.05
65000
0.003
97000
0.06
60000
0.005
95000
Sub Total
Overhead (10%) & Profit
Total =A+B
Total Harga Pekerjaan Pengecetan /m2
VOL. TOTAL (m2)
Total Harga Pekerjaan Pengecetan

KELOMPOK 5 (KELAS 4TPPG)
JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN 2017

Rp
9000
776

85

Rp9,000
Rp776
Rp9,861
Rp986
Rp10,847

Jumlah
Bahan
Upah

Jumlah

7396.6
850

Rp7,397
Rp850

0.03
65000
0.001
97000
0.02
60000
0.003
95000
Sub Total
Overhead (10%) & Profit
Total =A+B
1 m2 pengecatan dengan roll

3

Jumlah

1950
97
1200
285

Jumlah
Bahan
Upah
9870
180

Rp1,950
Rp97
Rp1,200
Rp285
Rp11,779
Rp1,178
Rp12,956

Jumlah
Rp9,870
Rp180

3250
291
3600
475

Rp3,250
Rp291
Rp3,600
Rp475
Rp17,666
Rp1,767
Rp19,433
Rp43,236
47.4723
Rp2,052,520

46

PROPOSAL PERBAIKAN SELASAR (KELOMPOK 5)

K. SIMPULAN
Simpulan yang dapat diambil dari hasil perencanaan dan pelaksanaan investigasi
kerusakan selasar Gedung A-Gedung Merah adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan awal investigasi selasar adalah dilakukan dengan 6 metoda
pengujian, yaitu: crack depth,crack width, hammer test, UPV, profometer dan
canin.
2. Metoda pengujian yang terealisasi hanya 3 metoda, yaitu: crack width,crack
dept dan hammer test.
3. Hasil pengujian hammer test adalah sebagai berikut:


Balok



Kolom = 355 kg/cm2



Pelat

= 392 kg/cm2

= 321 kg/cm2

4. Hasil pengujian hammer test tersebut merupakan perkiraan kuat tekan pada
bagian permukaan beton saja. Hasil yang lebih valid perlu dilakukan
perbandingan dengan hasil pengujian UPV/Pundit.
5. Pada pelat dak ditemukan keropos yang menyebabkan tulangan positif/bagian
bawah terkekspos dan terlihat berkarat. Lapisan karat tersebut diduga dapat
menurunkan kapasitas dari tulangan karena mengakibatk