PERAN GURU DALAM MEMBANGKITKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA OLEH : WAHYUDDIN R 072514023 SI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2010 KATA PENGANTAR - MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

  PERAN GURU DALAM MEMBANGKITKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA OLEH : WAHYUDDIN R 072514023 SI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

  2010

KATA PENGANTAR

  Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksut membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusianya. Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia.

  Manusia memiliki ciri-ciri khas yang secara prinsipil berbeda dengan hewan. Ciri khas manusia yang membedakan dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang disebut sifat dan hakikat manusia. Disebut sifat dan hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki olehmanusia dan tidak terdapat ada hewan.

  Pemahaman pendidik terhadap sifat hakikat manusia manusia akan membentuk peta tentang karektasistik manusia.peta ini akan menjadi landasan serta memberikan acuan baginya dalam bersikap, menyusun strategi , metode, dan teknik, serta memilih orentasi dalam merancang dan melaksanakan komunikasi trnsaksional di dalam interaksiedukatif. Gambaran tentang manusia itu perlu dimiliki oleh pendidik adalah pendidik karena adanya pengembangan sains dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini. Lebih-lebih pada masa mendatang. Memang banyak manfaat yang dapat diraih bagi kehidupan manusia darinya. Namun, disisi lain tidak dapat dielakkan akan adanya dampak negatif, yang terkandang tanpa disadari sangat merugikan bahkan mengancam keutuhan eksentasi manusia.

  Makassar, Juni 2010 Penulis

  DAFTAR ISI

Kata pengantar..........................................................................................i

Daftar Isi.....................................................................................................ii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang.....................................................................................iv B. Rumusan masalah..............................................................................v C. Tujuan.................................................................................................v BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian belajar dan pembelajaran.................................................1 B. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar............................1

  a) Perhatian dan Motivasi.....................................................................2

  b) Keaktifan ..........................................................................................3

  c) Keterlibatan Langsung / Berpengalaman.........................................3

  d) Pengulangan...................................................................................4

  e) Tantangan........................................................................................4

  f) Umpan Balik dan Penguatan............................................................5

  g) Perbedaan Individual........................................................................5

  C. Prinsip belajar dan pembelajaran.......................................................6

  a) Cita-cita atau aspirasi siswa.............................................................6

  b) Kemampuan Siswa...........................................................................7

  c) Kondisi Siswa...................................................................................7

  d) Kondisi Lingkungan Siswa...............................................................7

  e) Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran..................7

  f) Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa.......................................8

  D. Upaya meningkatkan motivasi belajar................................................8

  a) Tenaga Pengajar (Guru)..................................................................8

  b) Peserta Didik (Calon Guru)..............................................................14

  E. Jenis-jenis motivasi............................................................................ 17

  a) Motivasi intrinsik.............................................................................. 17

  b) Motivasi ekstrinsik........................................................................... 17

  F. Implikasi teori belajar dan pembelajaran dalam praksis pendidikan di sekolah..........................................................................19

  BAB III PENUTUP A. Kesimpulan..........................................................................................24 B. Saran...................................................................................................24

Daftar Pustaka.........................................................................................25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada berbagai rumusan yang dikemukakan orang dalam upaya menjawab

  pertanyaan dengan melihat pendidikan dari salah satu aspek kehidupan tertentu atau kacamata disiplin keilmuan tertentu. Misalnya pandangan sosiologik melihat pendidikan dari aspek sosial antara lain mengartikan bahwa “Pendidikan adalah sebagai usaha mentransformasikan pengetahuan

  

dari generasi ke generasi”.Pandangan lain di lihat dari aspek budaya

  menyebutkan bahwa pedidikan itu adalah sebagai usaha pemindahan pengetahuan dan nilai – nilai kepada generasi berikutnya. Sedangkan pandangan Psikologik melihat pendidikan dari aspek tingkah laku individu, antara lain mengartikan pendidikan sebagai perkembangan kapasitas individu secara optimal. Pandangan dari sudut ekonomi antara lain melihat bahwa pendidikan itu adalah sebagai usaha penanaman modal insan

  

(Human Investmen), dan yang terakhir dilihat dari sudut pandang politik

antara lain melihatnya sebagai pembinaan usaha kader bangsa.

  Dari uraian diatas kita dapat menarik benang merahnya bahwa pendidikan itu adalah suatu kebutuhan yang akan menjamin kelangsungan hidup bagi setiap manusia. Hal ini telah terbukti dengan adanya proses dari pendidikan itu sendiri dimana pada masa sekarang ini, seseorang yang berpendidikan akan memegang peranan penting dalam setiap aspek

  Nah, untuk mendukung hal tersebut tentunya diperlukan metode- metode ataupun cara-cara yang akan membuat peserta didik mampu menyerap dan memahami materi apa yang akan kita sampaikan yang nantinya kapasitas kita tentu saja akan menjadi seorang pendidik. Selain dengan metode atau cara-cara yang efektif kita juga harus mampu memahami peserta didik secara personal maupun secara kelompok.

  Dalam makalah yang akan kami paparkan kali ini yaitu menganai Belajar dan Pembelajaran yang nantinya akan membantu seorang pendidik untuk lebih memahami dan lebih mengenal peserta didiknya.

  B. Rumusan masalah Sesuai dengan apa yang kita sampaikan sebelumnya bahwa makalah ini akan membahas tentang Belajar dan Pembelajaran, maka yang akan menjadi rumusan masalahnya kali ini yaitu :

  1. Apa Pengertian Belajar dan Pembelajaran

  2. Apa saja yang menjadi Prinsip Belajar dan Pembelajaran yang akan memotivasi siswa dalam Proses Belajar di Kelas

  3. Unsur Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

  4. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

  5. Apa Implikasi Teori Belajar dan Pembelajaran Dalam Praksis Pendidikan di sekolah C. Tujuan

  Adapun tujuan yang ingin di capai dalam makalah ini adalah agar para pendidik mampu dan mengerti akan tugasnya sebagai seorang pendidik yang baik dalam Menyampaikan materi-materi ataupun bahan-bahan yang akan di transformasikan kepada siswanya dengan memperhatikan beberapa prinsip yang akan membantu dalam proses belajar mengajar dan bagaimana cara menciptakan suasana kelas yang sesungguhnya dan yang di inginkan oleh siswa agar dalam prosesnya dapat berjalan dengan lancar dan sesuai melakukan berbagai macam cara untuk memotivasi peserta didiknya masing- masing agar lebih giat mengikuti proses belajar mengajar

BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Belajar Merupakan Tindakan dan Perilaku siswa yang kompleks,

  sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi karena siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa adalah keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang akan dijadikan bahan belajar.

   Belajar adalah proses mencari, memahami, menganalisis suatu keadaan sehingga terjadi perubahan perilaku, dan perubahan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai hasil belajar jika disebabkan oleh karena pertumbuhan atau keadaan sementara. (Syaifuddin Iskandar : 2008 : 1)

  Sedangkan pembelajaran/ instruksional adalah usaha mengorganisasikan lingkungan belajar sehingga memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan berbagai media dan sumber belajar tertentu yang akan mendukung pembelajaran itu nantinya.

B. PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

  Ada banyak sekali teori dan prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan cara mengajarnya. Adapun prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran yaitu :

1. Perhatian dan Motivasi Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.

  Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.

  Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil .

  “Motivation is the concept we use when describe the force action on or

within organism to initiate and direct behavior””. Demikian menurut H.L Petri

  Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Guru berharap bahwa siswa tertarik dalam kegiatan intelektual dan estetik sampai kegiatan belajar berakhir. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai dan keterampian.

  Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri, dapat juga bersifat eksternal yakni datang dari orang lain, dari guru, orang tua, teman dan sebaginya. Motivasi juga dibedakan atas motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh, seorang siswa yang dengan sungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran di sekolah karena ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya. Sedangkan Motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi penyertanya, sebagai contoh, siswa belajar dengan sungguh- sungguh bukan disebabkan ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya tetapi didorong oleh keinginan naik kelas atau mendapatkan ijazah. Naik kelas dan mendapatkan ijazah adalah penyerta dari keberhasilan belajar.

   2. Keaktifan

  Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu untuk mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Dalam proses belajar mengajar anak mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.

  Thorndike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum

  

“Law of exercise”-nya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya

  latihan-latihan. Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam, mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai pada kegiatan psikis yang susah untuk kita amati. Kegiatan fisik dapat berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan- keterampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan maslaah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain.

  3. Keterlibatan Langsung / Berpengalaman

  Dalam Belajar yang menggunakan pengalaman langsung, siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia juga harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.

  Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh Jhon Dewey dengan “Learning by doing”. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok, dengan cara memecahkan masalah (problem solving). Guru kapasitasnya hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.

  Keterlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan sebagai keterlibatan emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.

   4. Pengulangan

  Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan barang kali yang paling tua adalah yang dikemukakan oleh teori Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya pengamat, menanggap, mengingat, menghayal, merasakan, berfikir dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang. Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya yang dilatih dengan mengadakan pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna.

  5. Tantangan

  Dari teori Medan yang dikemukakan oleh Kurt Lwewin, bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan tersebut dengan mempelajari bahan belajar tersebut.apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan yang baru pula, demikian seterusnya.

  Agar anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi oleh siswa dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung maslaah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-konsep dan generalisasi tersebut.Penggunaan metode eksperimen, inquiry, discovery juga memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih giat dan sungguh-sungguh. Penguatan positif maupun negatif juga akan menantang siswa dan menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran atau terhindar dari hukum yang tidak menyenangkan.

  6. Umpan Balik dan Penguatan

  Prinsip belajar yang berkaitan dengan umpan bailk dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar Operant Conditionong dari B.F. Skinner. Kalau pada teori Conditionong yang diberikan kondisi adalah stimulusnya, maka pada Operant Conditioning yang diperkuat adalah responsnya. Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil, apalagi hasil yang baik, akan merupakan umpan balik yang menyenangkan dan berpengaruh baik untuk usaha belajar selanjutnya. Namun dorongan belajar itu menurut B.F. Skinner tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif ataupun negatif dapat memperkuat belajar. Sebagai contoh siswa yang belajar dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan, maka nilai yang baik akan mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Sebaliknya, anak yang mendapatkan nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas. Karena takut tidak naik kelas, maka anak tersebut terdorong untuk belajar lebih giat lagi. Dalam hal ini nilai buruk dan rasa takut akan mendorong anak tersebut untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut dengan penguatan negatif dan di sini siswa mencoba untuk menghindar dari peristiwa yang tidak menyenangkan. Format sajian dapat berupa tagnya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan, dan sebagainya merupakan cara belajar terjadinya umpan balik dan penguatan.

  7. Perbedaan Individual

  Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat- sifatnya.Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran. Sistem pendidikan klasikal yang dilakukan di sekolah kita kurang memperhatikan masalah perbedaan individu. Umumnya proses pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan yang rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula dengan pengetahuannya.

  Pembelajaran yang klasikal yang mengabaikan perbedaan individu dapat diperbaiki dengan berbagai cara. Antara lain dengan penggunaan metode atau strategi belajar mengajar yang bervariasi sehingga perbedaan kemampuan siswa dapat terlayani. Juga penggunaan media instruksional akan membantu melayani perbedaan-perbedaan siswa dalam cara belajar. Usaha lain untuk memperbaiki pembelajaran klasikal adalah dengan memberikan tambahan pelajaran atau pengayaan pelajaran bagi siswa yang pandai, dan memberikan bimbingan belajar bagi anak-anak yang kurang. Disamping itu dalam memberikan tugas-tugas hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa, sehingga bagi siswa yang pandai, sedang, maupun kurang akan merasakan berhasil dalam di dalam pembelajaran.

C. UNSUR-UNSUR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR

  Motivasi belajar ada di dalam diri siswa. Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar ada dalam jaringan rekayasa pendagogis guru yaitu dengan tindakan pembuatan persiapan belajar, pelaksanaan belajar- mengajar, maka guru menguatkan motivasi belajar siswa. Dilihat dari segi emansipasi kemandirian siswa, motivasi belajar semakin meningkat pada tercapainya hasil belajar. Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Hal-hal yang mempengaruhi motivasi belajar pada siswa diantaranya :

1. Cita-cita atau aspirasi siswa

  Motivasi belajar tampak pada keinginan siswa. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan dikemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian. Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga hukuman akan dapat mengubah sebab itu, cita-cita akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar sehingga akan mewujudkan aktualisasi diri.

  2. Kemampuan Siswa

  Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas- tugas perkembangan.

  3. Kondisi Siswa

  Kondisi siswa yang meliputi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, seorang siswa yang sehat, kenyang, dan gembira akan mudah menguatkan perhatian. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar.

  4. Kondisi Lingkungan Siswa

  Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan.Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencan alam, tempat tinggal yang kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian antarsiswa, akan mengganggu kesungguhan belajar. Oleh sebab itu, kondisi lingkungan yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.

  5. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran

  Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar.Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan. LIngkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio, televise, dan film semakin menjangkau siswa. Kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajarOleh sebab itu, guru professional diharapkan mampu memanfaatkan semua itu agar tercipta kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran.

6. Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa

  Guru adalah pendidk yang berkembang. Sebagai pendidik, partisipasi dan teladan perilaku yang baik merupakan salah satu upaya membelajarkan siswa. Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal berikut : a. Menyelenggarakan tertib belajar di sekolah

  b. Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan

  c. Membina belajar tetib pergaulan d. Membina belajar tetib lingkungan sekolah.

  Disamping itu, upaya pembelajaran secara individual tiap guru menghadapi anak didiknya meliputi : Pemahaman tentang diri siswa dalam rangka kewajiban tertib belajar

  Pemanfaatan penguatan berupa hadiah, kritik, hukuman secara tepat guna Mendidik cinta belajar.

  Upaya pembelajaran guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah. Pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarga, lembaga agama, pramuka, dan pusat pendidikan pemuda lainnya. Guru professional dituntut menjalin kerja sama pendagogis dengan pusat-pusat pendidikan tersebut.

D. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

1. Tenaga Pengajar (Guru)

  Motivasi mempunyai nilai dalam pengajaran, adalah menjadi tanggung jawab guru agar pengajaran yang diberikannya berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung pada usaha guru untuk dapat tingkat berhasii atau kegagalan perbuatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi kiranya sulit untuk berhasil.Pengajar yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki oleh siswa.

  Pengajaran yang bermotivasi membentukaktivitasdan imaginitas pada gum untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang sesuai dan serasi guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru senantiasa berusaha agar siswa-siswa pada akhirnya memiliki self motivasi dan yang baik.

  Berhasil atau tidak berhasilnya dalam membangkitkan penggunaan motivasi dalam pengajaran sangat erat hubungan dengan aturan disiplin dalam kelas. Ketidakberhasilan dalam hai ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin dalam kelas.

  Azas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas-asas mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar bukan saja melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif. Demikian pengajaran asas motivasi adalah sangat penting dalam proses belajar dan mengajar.

  Dalam rangka mendorong motivasi siswa untuk belajar di sekolah yang menganut pandangan demokratis, dengan menciptakan belajar dikemukakan oleh Keneth M. Mover adalah: a. Pujian. Karena pujian mempunyai nilai besar bagi siswa untuk belajar.

  b. Manfaat minat yang telah dimiliki siswa yang bersifat ekonomis.

  c. Kegiatan-kegiatan yang merangsang minat siswa. Guru merangsang minat disesuaikan dengan kondisi siswa.

  d. Rasa cemas yang besar menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa.

  e. Tugas terlalu sukar dan bantuan tidak ada maka akan menjadikan siswa menjadi frustrasi.

  f. Tekanan kelompok siswa biasanya bersifat pasif dalam kelompok hal ini tidak baik dalam hubungan antara anggota kelompok.

  g. Kreativitas siswa yang besar erat kaitannya dengan motivasi belajar bagi siswa.

  Setiap pihak yang terlibat dalam aktivitas persekolahan harus berusaha memperhatikan dan mencari cara untuk menumbuhkan, menjaga, serta mengarahkan motivasi tersebut agar peserta didik dapat meraih prestasi optimal. Richard I Arends dalam bukunya Learning to Teach menyarankan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memotivasi para peserta didik, antara lain: 1) Sikap percaya guru pada kemampuan siswa

  Banyak hal yang mempengaruhi siswa yang dibawanya ke sekolah seperti kepribadiannya, pengalaman masa lalunya, kehidupan di rumah, dsb. Faktor-faktor ini memang dapat mempengaruhi seberapa keras mereka berupaya di sekolah. Namun demikian, faktor-faktor tersebut tidak banyak dapat diubah oleh para guru. Hal paling penting yang dapat dilakukan guru sepenuhnya adalah perilaku dan kepercayaan guru itu sendiri terhadap peserta didik. Meyakini bahwa setiap peserta didik dapat belajar dan karenanya memiliki potensi untuk berkembang secara maksimal dapat mempengaruhi pola pendekatan pembelajaran guru di sekolah menjadi lebih telaten dan promotif. Sehingga, menimbulkan kepercayaan diri siswa dan keyakinan bahwa mereka dapat mengatasi permasalahan-permasalahan pembelajaran yang mereka hadapi.

  2) Menciptakan situasi belajar yang positif. Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, aman, dan nyaman, penting untuk dapat memotivasi siswa. 3) Membangun perhatian dan nilai-nilai intrinsik siswa. Membangun perhatian dan motivasi intrinsic peserta didik merupakan hal yang penting. Beberapa hal yang dapat membangun minat dan keingin tahuan para siswa yaitu : a) Hubungkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa

  b) Gunakan nama siswa dalam memberi ilustrasi yang positif c) Sajikan materi pelajaran dalam bentuk cerita secara bersemangat.

  Misalnya :''Ketika kalian memesan milkshake (sebut merek terkenal tertentu) kesukaan kalian, maka dia tidak akan mencair meskipun kalian panaskan di dalam oven. Hal itu disebabkan oleh bahan pengemulsi d) Selain itu penggunaan permainan, simulasi, perjalanan edukatif, pembicara tamu dapat memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran di sekolah.

  4) Mengatur Tingkat Kesulitan Tugas Tugas-tugas yang terlalu mudah hanya menuntut sedikit upaya dan tidak menghasilkan keinginan untuk sukses sehingga otomatis tidak biasa memotivasi. Demikian pula tugas yang terlalu sulit dikerjakan seberapa besar pun upaya mereka juga tidak memotivasi bahkan mungkin menimbulkan frustasi. Oleh karena itu tingkat kesulitan tugas-tugas yang diberikan harus proporsional. 5) Memanfaatkan balikan (feedback)

  Feedback mengenai performa yang baik dapat menumbuhkan motivasi intrinsik. Sebaliknya, feedback terkait performa yang kurang baik dapat menjadi masukan yang berguna bagi peserta didik untuk dapat memperbaikinya asal memang benar-benar ditindak lanjuti. Oleh karena itu, soal-soal evaluasi yang telah diberikan sebaiknya dibahas kembali sehingga peserta didik mengetahui kegagalan mereka dalam menyelesaikan beberapa soal tersebut. 6) Memperhatikan kebutuhan siswa

  Secara umum kebutuhan siswa akan determinasi diri yaitu kemampuan untuk menentukan pilihan-pilihan akan terpenuhi ketika mereka merasa diberi hak untuk memberi pernyataan mengenai lingkungan kelas mereka dan tugas-tugas belajar mereka.

  7) Fasilitasi pembentukan kelompok dan kohesi kelompok.

  Membangun sebuah lingkungan kelas yang positif dapat memotivasi siswa untuk meraih prestasi. Hal ini menuntut perhatian terhadap kebutuhan sosial dan emosional siswa di samping kebutuhan akademik mereka. Bekerja pendorong semangat siswa dalam menunaikan tugas-tugas belajar mereka. Demikianlah beberapa hal yang dapat menumbuhkan dan menjaga motivasi siswa dalam belajar. Tentu di samping itu masih banyak hal yang dapat memotivasi para siswa. Yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana tindak laku dan titah tutur para guru, karyawan, dan pimpinan sekolah terhadap siswa bersifat positif dan membangun kepercayaan diri siswa bukan malah merendahkan kepercayaan diri mereka.

  Guru di sekolah menghadapi banyak siswa dengan bermacam-macam motivasi belajar. Peran guru disini cukup banyak untuk meningkatkan belajar. Upaya-upaya meningkatkan motivasi belajar siswa diantaranya sebagai berikut.

  1) Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar. Upaya pembelajaran terkait dengan beberapa prinsip belajar antar lain : Belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar. Oleh karena itu, guru perlu menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis. Belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan yang menantangnya. Oleh karena itu, peletakan urutan masalah yang menantang harus disusun guru dengan baik.

  Belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu. Oleh karena itu, disamping mengajarkan bahan secara terpisah-pisah, guru sebaiknya membuat pembelajaran dalam pengajaran unit atau proyek. Sesuai dengan perkembangan jiwa siswa, maka kebutuhan bahan- bahanbelajar siswa semakin bertambah. Oleh karena itu, guru perlu mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai menantang. Belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian dan faedah nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari. Oleh karena itu, guru perlu memberitahukan criteria keberhasilan atau kegagalan belajar. 2) Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran

  Guru dapat mengupayakan optimalisasi unsur-unsur dinamis yang ada di dalam diri siswa dan yang ada di lingkungan siswa dengan cara sebagai berikut. a) Pemberian kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan hambatan belajar yang dialaminya b) Memelihara minat, kemauan, dan semangat belajarnya sehingga terwujud tindak belajar, guru “tetap secara terus-menerus” mendorong c) Meminta kesempatan pada orang tua siswa atau wali, agar member kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar d) Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar, misalnya surat kabar, dan tayangan televise yang mengganggu pemusatan perhatian belajar agar dicegah

  e) Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada perilaku belajar f) Guru merangsang siswa dengan penguatan member rasa percaya diri bahwa ia dapat mengatasi segal hambatan dan “pasti berhasil”.

  3) Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman dan Kemampuan Siswa Guru adalah penggerak perjalanan belajar bagi siswa. Sebagai penggerak, maka guru perlu memahami dan mencatat kesukaran-kesukaran siswa. Guru wajib menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan siswa dalam mengelola siswa belajar. Upaya optimalisasi pemanfaatan pengalaman siswa tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :

  a) Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya

  b) Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa

  c) Guru memecahkan hal-hal yang snukar, dengan mencari “cara memecahkan”.

  d) Guru mengajarkan “cara memecahkan” dan mendidikan keberanian mengatasi kesukaran.

  e) Guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.

  f) Guru memberi kesempatan kepada siswa yang mampu memecahkan masalah untuk membantu rekan-rekannya yang mengalami kesukaran.

  g) Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesukaran belajarnya sendiri.

  h) Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara mandiri. 4) Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi Belajar

  Guru adalah pendidik anak bangsa. Ia berpeluang merekayasa dan mendidikkan cita-cita bangsa. Upaya mendidikkan dan mengembangkan cita- cita belajar dapt dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :

  a) Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan

  b) Guru mengikutsertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas belajar

  c) Guru mengajak serta siswa untuk membuat perlombaan untuk belajar

  d) Guru mengajak serta orang tua siswa untuk memperlengkap fasilitas belajar e) Guru memberanikan siswa keinginan-keinginannya dan mencatat keinginan yang tercapai dan tidak tercapai f) Guru bekerja sama dengan pendidikan lain seperti orang tua, ulama, dan yang lainnya untuk mendidikkan dan mengembangkan cita-cita belajar sepanjang hayat.

  g) Program lomba baca yang di selenggarakan untuk menyambut hari kemerdekaan h) Program lomba karya tulis ilmiah, seni rupa, kerajinan, unjuk kreatifitas seni, dan sebagainya i) Program belajar kebaktian sosial bagi siswa dan karang taruna.

  2. Peserta Didik (Calon Guru)

  Melihat pentingnya guru dalam pengajaran dan menumbuhkan motivasi, sehingga motivasi belajar pun perlu ditingkatkan untuk peserta didik, terutama para calon guru sebagai berikut.

  1) Segi Belajar

  a) Visualisasikan Carilah gambar atau image yang berhubungan dengan tujuan atau cita- cita kita, misalnya berupa barang, atau tempat wisata yang ingin dikunjungi. Letakkan ditempat yang sering terlihat, agar setiap kali melihatnya membuat kita termotivasi untuk berusaha lebih giat.

  b) Belajar apapun Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, c) Kembangkan Terus Tujuan Belajar Angan pernah terpaku pada satu tujuan yang sederhana. Tujuan belajar yang terlalu sederhana membuat anda tidak memiliki kekuatan lebih.

  Padahal untuk meraih sesuatu anda memerlukan tantangan yang lebih besar, untuk mengerahkan kekuatan anda yang sebenarnya.

  d) Kerjakan segera Pada saat kita merasa ingin melakukan sesuatu yang akan mempercepat proses pencapaian tujuan, lakukanlah segera. Jangan menundanya, seringkali kita menunda hal-hal yang seharusnya dilakukan. Entah itu dengan alasan karena merasa tidak mampu melakukannya atau karena alasan lain yang tidak seharusnya.

  e) Mulailah dengan Rasa Senang Jangan pernah merasa terbebani dengan tujuan belajar anda. Coba nikmati proses belajar dan jalan yang anda tempuh. Jika sejak awal anda sudah merasa ‘tidak suka’ rasanya motivasi hidup tidak akan pernah anda miliki.

  f) Buatlah Aturan Harus diakui terkadang kita juga merasa malas dan bosan, hingga melewatkan satu hari berlalu tanpa ada kemajuan. Tapi jangan biarkan ini terus terjadi, satu hari kita malas maka besoknyapun kita masih malas untuk melakukannya. Buatlah aturan untuk tidak melewatkannya lebih dari 1 hari, cukup satu hari yang tersia-sia.

  g) Berlatih Dengan Keras Tidak bisa tidak, anda harus berlatih terus bila ingin mendapatkan hasil terbaik. Pada dasarnya tidak ada yang tidak dapat anda raih jika anda terus berusaha keras. Semakin giat berlatih semakin mudah pula mengatasi setiap kesulitan.

  h) Cari Inspirasi Setiap Hari Inspirasi merupakan motivator terbaik, dan inspirasi bisa ditemukan dimana saja. Carilah inspirasi setiap hari, inspirasi bisa berasal dari : blogs, cerita suksess, forums, buku, majalah, koran, televisi, dan radio. i) Beri Dirimu Penghargaan

  Bukan hanya untuk tercapainya tujuan jangka panjng, seperti pada point 9 yaitu memecahnya menjadi beberapa jangka pendek. Untuk setiap tercapainya tujuan jangka pendek berilah dirimu penghargaan yang j) Catatan Harian Catatan harian bisa menjadi motivator yang sangat berharga. Catat bukan hanya keberhasilan atau apa yang telah dilakukan, tapi catat juga pemikiran, perasaan, dan kesalahan apa yang telah dilakukan. Ini akan meningkatkan motivasi. k) Membuat Grafik Perkembangan

  Dengan mencatat setiap perkembangan bukan hanya membuat kita akan mendapatkan informasi dari proses yang telah berjalan namun juga membantu kita untuk terus termotivasi mencapai tujuan. l) Bersabar

  Kata ini terlalu sering didengar, mudah mengatakannya namun sulit untuk melakukannya. Terlebih jika mempunyai tujuan dalam jangka panjang, namun bersabar adalah keharusan. Setiap sesuatu membutuhkan waktu, bila memang sudah waktunya nanti kita bisa merasakan nikmatnya kesuksessan. m) Berpikir Positif, Buang Yang Negatif

  Awasi pikiran, waspadalah terhadapnya. Sadar atau tidak kita selalu berbicara pada diri sendiri, namun kita tidak selalu siap menghadapi pikiran buruk kita sendiri. Buanglah jauh dan gantilah pikiran buruk dengan pikiran yang baik, pikiran baik bisa menjadi kekuatan yang dahsyat.

2) Segi Guru dan Teman

  a) Cari Guru atau Pembimbing Ini akan memberi kita motivasi, setidaknya untuk show atau menunjukan keberhasilan yang telah dicapai. Dan memberi motivasi untuk melakukan sesuatu yang telah diajarkan. Mungkin ini cara yang mahal untuk mencari motivasi, tapi cari ini terbukti bisa berhasil.

  b) Bergaullah dengan Orang-Orang yang Senang Belajar Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar.

  c) Ikut Komunitas Online atau Offline Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri. Kita dapat bertemu dan bertukar informasi membantu kita untuk termotivasi, mendengar cerita sukses atau belajar dari kegagalan dari orang lain

  d) Bergaulah dengan Orang-Orang yang Optimis dan Selalu Berpikiran Positif Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.

  e) Teman Berkompetisi Carilah yang bersahabat dan mau berkompetisi dengan sportif. Partner atau teman bisa juga menjadi pesaing dalam arti yang positif, pastikan untuk bersaing secara positif.

E. JENIS-JENIS MOTIVASI

  

1. Motivasi intrinsik, yang timbul dari dalam diri individu, misalnya keinginan

  untuk mendapat keterampilan tertentu, memperolah informasi dan pengertian, mengembangkan sikap untuk berhasil, menyenangi kehidupan, keinginan diterima oleh orang lain.

  

2. Motivasi ekstrinsik, yang timbul akibat adanya pengaruh dari luar

  individu. Sperti hadiah, pujian, ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian orang mau melakukan sesuatu. Lalu bagaimanakan cara untuk meningkatkan motivasi siswa agar mereka memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, khususnya bagi mereka yang memiliki motivasi rendah dalam berprestasi. Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut:

  

1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik. Pada permulaan belajar

  mengajar hendaknya seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang akan dicapai siswa. Tidak cukup sampai di situ saja, tapi guru juga bisa memberikan penjelasan tentang pentingnya ilmu yang akan sangat berguna bagi masa depan seseorang, baik dengan norma agama maupun sosial. Makin jelas tujuan, maka makin besar pula motivasi

  

2. Hadiah. Berikan hadian untuk siswa-siwa yang berprestasi. Hal ini akan

  sangat memacu siswa untuk lebih giat dalam berprestasi, dan bagi siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk mengejar atau bahkan mengungguli siswa yang telah berprestasi. Hadiah di sini tidak perlu harus yang besar dan mahal, tapi bisa menimbulkan rasa senag pada murid, sebab merasa dihargai karena prestasinya. Kecuali pada setiap akhir semester, guru bisa memberikan hadiah yang lebih istimewa (seperti buku bacaan) bagi siswa ranking 1-3.

  

3. Saingan/kompetisi. Guru berusaha mengadakan persaingan di antara

  siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

  

4. Pujian. Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan

  penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun. Bisa dimulai dari hal yang paling kecil seperti, “beri tepuk tangan bagi si Budi…”,

  “kerja yang bagus…”, “wah itu kamu bisa…”.

  

5. Hukuman. Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat

  proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Hukuman di sini hendaknya yang mendidik, seperti menghafal, mengerjakan soal, ataupun membuat rangkuaman. Hendaknya jangan yang bersifat fisik, seperti menyapu kelas, berdiri di depan kelas, atau lari memutari halaman sekolah. Karena ini jelas akan menganggu psikis siswa.

  

6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar.

  Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik, khususnya bagi mereka yang secara prestasi tertinggal oleh siswa lainnya. Di sini guru dituntut untuk bisa lebih jeli terhadap kondisi anak didiknya. Ingat ini bukan hanya tugas guru bimbingan konseling (BK) saja, tapi merupakan kewajiban setiap guru, sebagai orang yang telah dipercaya orang tua siswa untuk mendidik anak mereka.

  

7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik. Ajarkan kepada siswa cara

  belajar yang baik, entah itu ketika siswa belajar sendiri maupun secara mengulan-ulang pelajaran ataupun menambah pemahaman dengan buku- buku yang mendukung.

  

8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun

kelompok. Ini bisa dilakukan seperti pada nomor 6.

  

9. Menggunakan metode yang bervariasi. Guru hendaknya memilih